Anda di halaman 1dari 17

1.

TEORI MEDIS

Pengertian
Dermatitis kontak ( dermatitis venenata ) merupakan reaksi inflamasi kulit terhadap
unsure unsure fisik, kimia, atau biologi. Penyakit ini adalah kelainan inflamasi yang
sering bersifat ekzematosoa dan disebabkan oleh reaksi kulit terhadap sejumlah
bahan yang iritatif atau alergenik. Dermatitis kontak adalah peradangan oleh kontak
dengan suatu zat tertentu, ruamnya terbatas pada daerah tertentu dan seringkali
memiliki batas yang tegas.

Penyebab

Zat zat yang dapat menyebabkan dermatitis kontak melelui 2 cara yaitu :

1. Iritasi ( dermatitis iritan )


2. Reaksi alergi ( dermatitis kontak alergika )

Sabun detergen dan logam logam tertentu bisa mengiritasi kulit


setelah beberapa kali digunakan.

Penyebab dermatitis kontak alergika


Kosmetika : Cat kuku, penghapus cat kuku, deodorant, pelemban lotion
sehabis bercukur, parfum, tabir surya.

Senyawa kimia ( dalam perhiasan ) : nikel


Tanaman : Racun IVY ( tanaman merambat ) racun pohon ek, sejenis
rumput liar, primros.

Obat obat yang terkandung dalam kritim kulit : antibiotic ( penisilin,


sulfonagnid, neomisin ), autihistamin ( defenhidramin )

Zat kimia yang digunakan dalam pengelolaan pakaian.

Manifestasi klinik

Gejala dermatitis kontak mencakup keluhan :

o Gatal gatal
o Rasa terbakar
o Lesi kulit ( vesikel )
o Edema yang diikuti oleh pengeluaran secret
o Pembentukan krusta serta akhirnya mongering dan mengelupas kulit.
Reaksi yang berulang ulang dapat disertai penebalan kulit dan perubahan
pigmentasi. Invasi sekunder oleh bakteri dapat terjadi pada kulit yang mengalami
ekskoriasis karena digosok atau digaruk. Biasanya tidak terdapat gejala sistemik
kecuali jika erupsinya tersebar luas.

Patofisiologi
Dermatitis Kontak Iritan
Pada dermatitis kontak iritan kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang
disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik. Bahan iritan merusak
lapisan tanduk, dalam beberapa menit atau beberapa jam bahan-bahan iritan
tersebut akan berdifusi melalui membran untuk merusak lisosom, mitokondria dan
komponen-komponen inti sel. Dengan rusaknya membran lipid keratinosit maka
fosfolipase akan diaktifkan dan membebaskan asam arakidonik akan membebaskan
prostaglandin dan leukotrin yang akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan
transudasi dari faktor sirkulasi dari komplemen dan system kinin. Juga akan menarik
neutrofil dan limfosit serta mengaktifkan sel mast yang akan membebaskan histamin,
prostaglandin dan leukotrin. PAF akan mengaktivasi platelets yang akan menyebabkan
perubahan vaskuler. Diacil gliserida akan merangsang ekspresi gen dan sintesis
protein.
Pada dermatitis kontak iritan terjadi kerusakan keratisonit dan keluarnya mediatormediator. Sehingga perbedaan mekanismenya dengan dermatis kontak alergik sangat
tipis yaitu dermatitis kontak iritan tidak melalui fase sensitisasi.
Ada dua jenis bahan iritan yaitu :

1. Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada
hampir semua orang,

2. Iritan lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami kontak
berulang-ulang. Faktor kontribusi, misalnya kelembaban udara, tekanan,
gesekan dan oklusi, mempunyai andil pada terjadinya kerusakan tersebut.

Dermatitis Kontak Alergi


Pada dermatitis kontak alergi, ada dua fase terjadinya respon imun tipe IV yang
menyebabkan timbulnya lesi dermatitis ini yaitu :

1. Fase Sensitisasi
Fase sensitisasi disebut juga fase induksi atau fase aferen. Pada fase ini terjadi sensitisasi
terhadap individu yang semula belum peka, oleh bahan kontaktan yang disebut alergen kontak atau
pemeka. Terjadi bila hapten menempel pada kulit selama 18-24 jam kemudian hapten diproses dengan
jalan pinositosis atau endositosis oleh sel LE (Langerhans Epidermal), untuk mengadakan ikatan
kovalen dengan protein karier yang berada di epidermis, menjadi komplek hapten protein.
Protein ini terletak pada membran sel Langerhans dan berhubungan dengan produk gen HLA-DR
(Human Leukocyte Antigen-DR). Pada sel penyaji antigen (antigen presenting cell).
Kemudian sel LE menuju duktus Limfatikus dan ke parakorteks Limfonodus regional
dan terjadilah proses penyajian antigen kepada molekul CD4+ (Cluster of
Diferantiation 4+) dan molekul CD3. CD4+berfungsi sebagai pengenal komplek HLADR
dari sel Langerhans, sedangkan molekul CD3 yang berkaitan dengan protein
heterodimerik Ti (CD3-Ti), merupakan pengenal antigen yang lebih spesifik, misalnya
untuk ion nikel saja atau ion kromium saja. Kedua reseptor antigen tersebut terdapat
pada permukaan sel T. Pada saat ini telah terjadi pengenalan antigen (antigen
recognition).
Selanjutnya sel Langerhans dirangsang untuk mengeluarkan IL-1 (interleukin-1) yang
akan merangsang sel T untuk mengeluarkan IL-2. Kemudian IL-2 akan mengakibatkan
proliferasi sel T sehingga terbentuk primed me mory T cells, yang akan bersirkulasi
ke seluruh tubuh meninggalkan limfonodi dan akan memasuki fase elisitasi bila kontak
berikut dengan alergen yang sama. Proses ini pada manusia berlangsung selama 14-21
hari, dan belum terdapat ruam pada kulit. Pada saat ini individu tersebut telah
tersensitisasi yang berarti mempunyai resiko untuk mengalami dermatitis kontak
alergik.

1. Fase elisitasi
Fase elisitasi atau fase eferen terjadi apabila timbul pajanan kedua dari antigen yang sama dan sel
yang telah tersensitisasi telah tersedia di dalam kompartemen dermis. Sel Langerhans akan
mensekresi IL-1 yang akan merangsang sel T untuk mensekresi Il-2. Selanjutnya IL-2 akan
merangsang INF (interferon) gamma. IL-1 dan INF gamma akan merangsang keratinosit
memproduksi ICAM-1 (intercellular adhesion molecule-1) yang langsung beraksi dengan limfosit T

dan lekosit, serta sekresi eikosanoid. Eikosanoid akan mengaktifkan sel mast dan makrofag untuk
melepaskan histamin sehingga terjadi vasodilatasi dan permeabilitas yang meningkat. Akibatnya
timbul berbagai macam kelainan kulit seperti eritema, edema dan vesikula yang akan tampak sebagai
dermatitis.
Proses peredaan atau penyusutan peradangan terjadi melalui beberapa mekanisme
yaitu proses skuamasi, degradasi antigen oleh enzim dan sel, kerusakan sel
Langerhans dan sel keratinosit serta pelepasan Prostaglandin E-1dan 2 (PGE-1,2) oleh
sel makrofag akibat stimulasi INF gamma. PGE-1,2 berfungsi menekan produksi IL2R sel T serta mencegah kontak sel T dengan keratisonit. Selain itu sel mast dan
basofil juga ikut berperan dengan memperlambat puncak degranulasi setelah 48 jam
paparan antigen, diduga histamin berefek merangsang molekul CD8 (+) yang bersifat
sitotoksik. Dengan beberapa mekanisme lain, seperti sel B dan sel T terhadap antigen
spesifik, dan akhirnya menekan atau meredakan peradangan.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis gangguan integument
yaitu :

o Biopsi kulit
Biopsi kulit adalah pemeriksaan dengan cara mengambil cintih jaringan dari
kulit yang terdapat lesi.
Biopsi kulit digunakan untuk menentukan apakah ada keganasan atau infeksi
yang disebabkan oleh bakteri dan jamur.

o Uji kultur dan sensitivitas


Uji ini perlu dilakukan untuk mengetahui adanya virus, bakteri, dan jamur
pada kulit.
Kegunaan lain adalah untuk mengetahui apakah mikroorganisme tersebut
resisten pada obat obat tertentu.
Cara pengambilan bahan untuk uji kultur adalah dengan mengambil eksudat
pada lesi kulit.

o Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus


Pemeriksaan kulit perlu mempersiapkam pencahayaan khusus sesuai kasus.
Factor pencahayaan memegang peranan penting.

o Uji tempel
Uji ini dilakukan pada klien yang diduga menderita alergi.
Untuk mengetahui apakah lesi tersebut ada kaitannya dengan factor
imunologis.
Untuk mengidentifikasi respon alergi
Uji ini menggunakan bahan kimia yang ditempelkan pada kulit, selanjutnya
dilihat bagaimana reaksi local yang ditimbulkan.
Apabila ditemukan kelainan pada kulit, maka hasil nya positif.

Pencegahan
Pencegahan dermatitis kontak berarti menghindari berkontak dengan bahan yang
telah disebutkan di atas. Strategi pencegahan meliputi:

o Bersihkan kulit yang terkena bahan iritan dengan air dan sabun. Bila dilakukan
secepatnya, dapat menghilangkan banyak iritan dan alergen dari kulit.

o Gunakan sarung tangan saat mengerjakan pekerjaan rumah tangga untuk


menghindari kontak dengan bahan pembersih.

o Bila sedang bekerja, gunakan pakaian pelindung atau sarung tangan untuk
menghindari kontak dengan bahan alergen atau iritan.

Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mengistirahatkan kulit yang sakit dan


melindunginya terhadap kerusakan lebih lanjut. Riwayat sakit yang rinci harus
dianamnesia. Kemudian iritan yang menyebabkan didentifikasi dan dihilangkan, iritasi
local harus dihindari, dan pemakaian sabun umumnya tidak dilakukan sebelum terjadi
kesembuhan banyak preparat dianjurkan penggunaannya untuk meredakan dermatitis.
Umumya lotion yang netral dan tidak mengandung obat dapat dioleskan pada bercak
bercak eritema ( inflamasi kulit ) yang kecil. Kompres yang sejuk dan basah juga

dapat dilakukan pada daerah dermatitis vesikuler yang kecil. Remukan halus es yang
ditambahkan pada air kompres kerapkali memberikan efek antipruritus. Kompres
basah biasanya membantu membersihkan lesi eozema yang mengeluarkan secret.
Kemudian preparat krim atau salep yang mengandungsalah satu jenis kostikoateroid
dioleskan tipis tipis. Mandi dengan larutan yang mengandung obat dapat diresepkan,
untuk dermatitis dengan daerah daerah lesi yang lebih luas. Pada dermatitis yang
menyebar luas, pemberian kortokosteroid jangka pendek dapat diprogramkan.

1. TEORI KEPERAWATAN

Pengkajian

1. Aktivitas / Istirahat
Tanda : Penurunan kekuatan, tahanan, Perubahan tonus

2. Sirkulasi
Tanda : pembentukan edema jaringan

3. Integritas Ego
Gejala : Pekerjaan, masalah tentang keluarga
Tanda : ansietas, menarik diri

4. Eliminasi
Tanda : Diuresis ( setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam
sirkulasi )

5. Makanan / Cairan
Tanda : edema jaringan umum

6. Neurosensori
Tanda : perubahan orientasi, perilaku

7. Nyeri / kenyamanan

Gejala : nyeri pada kulit

8. Pernapasan
Gejala : terkurung dalam ruang tertutup, terpajan lama

9. Keamanan
Tanda : adanya destruksi jaringan.

Diagnosa keperawatan

1. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit
Sasaran

: pemeliharaan integritas kulit

Hasil yang diharapkan :

Mempertahankan integritas kulit

Tidak ada laserasi

Tidak ada tanda tanda cedera termal

Tidak ada infeksi

Memberikan obat topical yang diprogramkan

Menggunakan obat yang diresepkan sesuai jadwal.

INTERVENSI

RASIONAL

Mandiri:

1. pantau keadaan kulit pasien


2. Jaga

dengan cermat terhadap resiko


terjadinya cedera termal akibat penggunaan
kompres hangat dengan suhu yang terlalu

Mengetahui kondisi kulit untuk


dilakukan pilihan intervensi yang
tepat

Penderita
dermatosis
dapat
mengalami penurunan sensitivitas
terhadap panas.

Banyak masalah kosmetika pada


hakekatnya
semua
kelainan
malignitas kulit dapat dikaitkan
dengan kerusakan kulit kronik.

Penggunaan anti histamine dapat


mengurangi respon gatal serta
mempercepat proses pemulihan

tinggi dan akibat cidera panas yang tidak


terasa ( bantalan pemanasan, radiator )
HE:

1. Anjurkan pasien untuk menggunakan kosmetik


dan preparat tabir surya.

kolaborasi

1. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian


obat anti histamine dan salep kulit

1. Nyeri dan yang berhubungan dengan lesi kulit


Sasaran : peredaan ketidaknyamanan
Hasil yang diharapkan :

Mencapai peredaan gangguan rasa

Mengutarakan dengan kata kata bahwa gatal telah reda

Memperlihatkan tidak adanya gejala ekskoriasi kulit karena garukan

Mematuhi terapi yang diprogramkan

Pertahankan keadekuatan hidrasi dan lubrikasi kulit.

Menunjukkan kulit utuh ; kulit menunjukkan, kemajuan dalam penampilan yang


sehat.

INTERVENSI

RASIONAL

Mandiri:

1. Pemahaman tentang luas dan karakteristik kulit

1. Periksa daerah yang terlibat

meliputi bantuan
intervensi.

dalam

menyusun

rencana

2. Membantu mengidentifikasi tindakan yang tepat


1. Upaya

untuk
menemukan
penyebab gangguan rasa nyaman

untuk memberikan kenyamanan.

1. Deskripsi yang akurat tentang erupsi kulit


2. Mencatat hasil hasil observasi

secara rinci dengan memakai


terminology deskriptif.

diperlukan untuk diagnosisi dan pengobatan.


Banyak kondisi kulit tampak serupa tetapi
mempunyai etiologi yang berbeda. Respons
inflamasi kutan mungkin mati pada pasien lansia.

2. Ruam menyeluruh terutama dengan aeitan yang


mendadak dapat
terhadap obat.

1. Mengantisipasi

reaksi alergi
yang
mungkin
terjadi
;
mendapatkan riwayat pemakaian
obat.

mennjukkan

reaksi

alergi

1. Rasa gatal diperburuk oleh panas, kimia, dan


fisik.

2. Dengan kelembaban yang rendah, kulit akan


kehilangan air.

1. Kendalikan factor factor iritan


1. Kesejukan mengurangi gatal
2. Pertahankan kelembaban kira
kira 60 %
pelembab.

gunakan

alat

2. Upaya ini mencakup tidak adanya larutan


detegen, zat pewarna atau bahan pengeras.

1. Pertahankan lingkungan dingin

1. Meningkatkan lingkungan yang sejuk

1. Gunakan sabun ringan ( Dove )

1. Sabun yang keras dapat menimbulkan iritasi

2. Lepaskan kelebihan pakaian atau

2. Setiap substansi yang mneghilangkan air, lipid

atau sabun yang dibuat untuk


kulit sensitive ( Neutrogena,
Avveno ).

peralatan di tempat tidur.

kulit.

atau protein dari epidermis akan mengubah


fungsi barier kulit.

3. Cuci linen tempat tidur dan


pakaian dengan sabun ringan

3. Kulit merupakan barier yang penting yang harus


1. Hentikan pemajanan berulang

dipertahankan
keutuhannya
berfungsi dengan benar.

agar

dapat

terhadap detergen, pembersih,


dan pelarut.

1. Penghisapan air yang bertahap dari kasa


1. Gunakan

tindakan perawatan
kulit untuk mempertahankan
integritas
kulit
dan
meningkatkan
kenyamanan
pasien.

kompres
penyejuk
dengan air suam suam kuku
ataukompres
dingin
guna
meredakan rasa gatal.

kompres akan menyejukkan kulit dan meredakan


pruritus.

2. Kulit yang kering dapat menimbulkan daerah


dermatitis
dengan
kemerahan,
gatal,
deskuamasi dan pada bentuk yang lebih berat,
pembengkakan, pembentukan lepuh, keretakan
dan eksudat.

1. lakukan

3. Hidrasi yang efektif pada stratum korneum


mencegah gangguan lapisan barier pada kulit.

1. Atasi kekeringan ( serosis )


sebagaimana dipreskripsikan.

1. Tindakan ini membantu meredakan gejala

Kolaborasi:

1. Oleskan lotion dan krim kulit


segera setelah mandi

1. Gunakan terapi topical seperti


yang dipreskripsikan.

1. Anjurkan

pasien
untuk
menghindari pemakaian salep
ayau lotion yang dibeli tanpa
resep dokter.

2. Jaga

agar
terpangkas.

kuku

1. Masalah pasien dapat disebabkan oleh iritasi


atau sensitisasi karena pengobatan sendiri.

1. Pemotongan kuku akan mengurangi kerusakan


kulit karena garukan.

selalu

1. perubahan pola tidur yang berhubungan dengan pruritus


Sasaran : Pencapaian tidur yang nyenyak.
Hasil yang diharapkan :

Mencapai tidur yang nyenyak

Melaporkan peredaan rasa gatal

Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat

Menghindari konsumsi kafein pada sore gari dan menjelang tidur pada malam
hari.

Mengenali tindakan untuk mneingkatkan tidur.

Mengalami pola tidur / istirahat yang memuaskan.

INTERVENSI

RASIONAL

Mandiri :

1. Bantu

pasien melakukan
badan secara teratur

gerak

1. Gerak

badan memberikan efek yang


menguntungkan untuk tidur jika dilaksanakan
pada sore hari.

2. Udara yang kering membuat kulit terasa


1. jaga

kamar tidur agar tetap


memiliki ventilasi dan kelembaban
yang baik.

Kolaborasi:

gatal. Lingkungan yang nyaman meningkatkan


relaksasi.

1. Pruritus noeturnal mengganggu tidur yang


normal.

1. Cegah dan obati kulit yang kering


1. Tindakan ini mencegah kehilangan air. Kulit

yang kering dan gatal biasanya tidak dapat


disembuhkan tetapi bisa dikendalikan.

HE:

1. Anjurkan kepada klien menjaga


kulit selalu lembab

1. Kafein memiliki efek puncak 2 4 jam


sesudah dikonsumsi.

1. Anjurkan

klien
Menghindari
minuman yang mengandung kafein
menjelang tidur di malam hari.

1. Tindakan ini memudahkan peralihan dari

2. Anjurkan klien Mengerjakan hal


hal yang ritual dan rutin menjelang
tidur.

keadaan terjaga menjadi keadaan tertidur.

1. Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik.
Sasaran : Pengembangan peningkatan penerimaan diri.
Hasil yang diharapkan :

INTERVENSI

Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri.

Mengikuti dan turut berpatisipasi dalam tindakan perawatan mandiri.

Melaporkan perasaan dalam penegndalian situasi.

Menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri.

Mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang lebih sehat.

Tampak
tidak
begitu
memperhatikan
kondisi.menggunakan
teknik
menyembunyikan kekurangan dan menekankan teknik untuk meningkatkan
penampilan.

RASIONAL

Mandiri:

1. Gangguan citra diri akan menyertai setiap


1. Kaji adanya gangguan pada citra diri
pasien ( menghindari kontak mata,
ucapan yang merendahkan diri
sendiri, ekpresi keadaan muak
terhadap kondisi kulitnya ).

penyakit atau keadaan yang tampak nyata


bagi pasien. Kesan sesorang terhadap
dirinya sendiri akan berpengaruh pada
konsep diri.

2. Terhadap
2. Identifikasi

stadium
tahap perkembangan.

psikososial

hubungan
antara
stadium
perkembangan, citra diri dan reaksi serta
pemahaman
pasien
terhadap
kondisi
kulitnya.

3. Pasien membutuhkan pengalaman yang


harus didengarkan dan dipahami.

1. Berikan

kesempatan
untuk
pengungkapan. Dengarkan ( dengan
cara
yang
terbuka,
tidak
menghakimi ) untuk mengekspresikan
berduka
/
ansietas
tentang
perubahan citra tubuh.

2. Nilai

rasa
keprihatinan
dan
ketakutan pasien. Bantu pasien yang
cemas
dalam
mengembangkan
kemampuan untuk menilai diri dan
mengenali serta mengatasi masalah.

1. dorong sosialisasi dengan orang lain

1. Tindakan ini memberikan kesempatan pada

petugas kesehatan untuk menetralkan


kecemasan yang tidak perlu terjadi dan
memulihkan realitas situasi. Ketakutan
merupakan unsure yang merusak adaptasi
pasien.

2. Meningkatkan

penerimaan

diri

dan

sosialisasi.

1. Kurang pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara cara menangani kelainan kulit.
Sasaran : Pemahaman terhadap perawatan kulit
Hasil yang diharapkan :

Memiliki pemahaman terhadap perawatan diri

Mengikuti terapi seperti yang diprogramkan dan dapat mengungkapkan


rasional tindakan yang dilakukan.

Menjalankan mandi, pencucian, dan balutan basah sesuai yang diprogramkan.

Gunakan obat topical dengan tepat

Memahami pentingnya nutrisi unutk kesehatan kulit.

INTERVENSI

1. Tentukan

apakah
pasien
mnegetahui ( memahami dan salah
mengerti ) tentang kondisi dirinya.

2. Jaga agar pasien mendapatkan

informasi
yang
benar
;
memperbaiki kesalahan konsepsi /
informasi

3. Peragakan penerapan terapi yang


diprogramkan ( kompres basah ;
obat topical )

4. Berikan nasihat kepada pasien


untuk menjaga agar kulit tetap
lembab dan fleksibel dengan
tindakan hidrasi dan pengolesan
krim serta lotion kulit.

RASIONAL

1. Memberikan

data
dasar
mengembangkan rencana penyuluhan.

untuk

1. Pasien harus memiliki perasaan bahwa ada


sesuatu yang dapat mereka perbuat.
Kebanyakan pasien merasakan manfaatnya.

2. Memungkinkan

pasien
memperoleh
kesempatan untuk menunjukkan cara yang
tepat unutk melakukan terapi.

3. Stratum

korneum memerlukan air agar


fleksibilitas kulit tetap terjaga. Pengolesan
krim atau lotion untuk melembabkan kulit akan
memcegah agar kulit tidak menjadi kering,
kasar, retak, dan bersisik.

4. Penampakan kulit mencerminkan kesehatan


umum seseorang. Perubahan pada kulit dapat
menandakan status nutrisi yang abnormal.

1. Dorong pasien untuk mendapatkan


status nutrisi yang sehat.

1. Resiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak bercak merah pada kulit
Sasran : tidak adanya komplikasi

Hasil yang diharapkan :

Tetap bebas dari infeksi

Mengungkapakn tindakan perawatan kulit yang mneingktakan kebersihan dan


mencegah kerusakan.

Mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi untuk dilaporkan

Mengidentifikasi efek merugikan dari obat yang harus dilaporkan ke petugas


perawatan kesehatan

Berpartisipasi dalam tindakan perawatan kulit ( mis : penggantian balutan,


mandi )

INTERVENSI

1. Miliki indeksi kecurigaan yang


tinggi terhadap suatu infeksi
pada
pasien
yang
system
kekebalannya teganggu.

RASIONAL

1. Setiap keadaan yang mneggangu status imun

akan memperbesar resiko terjadinya infeksi


kulit.

2. Berikan petunjuk yagn jelas dan


rinci kepada pasien mengenai
program terapi

1. Pendidikan pasien yang efektif bergantung pada

ketrampilan

ketrampilan
interpersonal
professional kesehatan dan pada pemberian
instruksi yang jelas yang diperkuat dengan
instruksi tertulis.

2. Kompres basah akan menghasilkan pendinginan


1. Laksanakan pemakaian kompres

basah
seperti
yang
diprogramkan untuk mengurangi
intensitas inflamasi

lewat
pengisatan
yang
menimbulkan
vasokontriksi pembuluh drah kulit dan dengan
demikian mengurangi eritema serta produksi
serum.

Anda mungkin juga menyukai