Kd. 1
1. Indonesia menyambut baik kerja sama internasional dalam upaya menegakkan HAM di
seluruh dunia atau di setiap negara dan Indonesia sangat merespons pada pelanggaran HAM
internasional hal ini dapat dibuktikan dengan kecaman Presiden atas beberapa agresi militer di
beberapa daerah akhir-akhir ini contoh; Irak, Afghanistan, dan baru-baru ini Indonesia juga
memaksa PBB untuk bertindak tegas kepada Israel yang telah menginvasi Palestina dan
menimbulkan banyak korban sipil, wanita dan anak-anak.
2. Komitmen Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan penegakan HAM, antara lain telah
ditunjukkan dalam prioritas pembangunan Nasional tahun 2000-2004 (Propenas) dengan
pembentukan kelembagaan yang berkaitan dengan HAM. Dalam hal kelembagaan telah
dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dengan kepres nomor 50 tahun 1993, serta
pembentukan Komisi Anti Kekerasan pada perempuan
3. Pengeluaran Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 mengenai hak asasi manusia , Undang-
undang nomor 26 tahun 2000 mengenai pengadilan HAM, serta masih banyak UU yang lain
yang belum itukan menyangkut penegakan hak asasi manusia.
Kd. 2
5.Pengadilan Tinggi
Pengadilan Tinggi merupakan lembaga kekuasaan kehakiman yang berkedudukan di ibu kota
provinsi. Wilayah kerja Pengadilan Tinggi meliputi wilayah provinsi itu. Susunan Pengadilan
Tinggi terdiri atas pimpinan, hakim anggota, panitera, dan sekretaris. Kewenangan yang dimiliki
oleh Pengadilan Tinggi sebagai berikut:
Kd3
4. Tugas Presiden sebagai Kepala Negara tercantum dalam peraturan Undang-Undang Dasar
1945 sebagai berikut
1. UUD 1945 Pasal 10: Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat,
Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
3. UUD 1945 Pasal 13 ayat 3: Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.
4. UUD 1945 Pasal 29 Ayat 2: Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya
itu
6. UUD 1945 Pasal 32 Ayat 1: Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya.
7. UUD 1945 Pasal 32 Ayat 2: Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai
kekayaan budaya nasional.
8. UUD 1945 Pasal 34 Ayat 1: Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
9. UUD 1945 Pasal 34 Ayat 2: Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh
rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan
10. UUD 1945 Pasal 34 Ayat 3: Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak
Kd.4
1. Hubungan internasional
membentuk satu negara Republik Indonesia yang berbentuk negara kesatuan dan negara
kebangsaan yang demokratis;
membentuk satu masyarakat yang adil dan makmur secara material ataupun spiritual dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
membentuk satu persahabatan yang baik antara Republik Indonesia dan semua negara di
dunia, terutama sekali dengan negara-negara Afrika dan Asia atas dasar kerja sama membentuk
satu dunia baru yang bersih dari imperialisme dan kolonialisme menuju perdamaian dunia yang
sempurna;
mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.
memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar untuk memperbesar kemakmuran
rakyat, apabila barang-barang itu tidak atau belum dihasilkan sendiri;
meningkatkan perdamaian internasional karena hanya dalam keadaan damai, Indonesia dapat
membangun dan memperoleh syarat-syarat yang diperlukan untuk memperbesar kemakmuran
rakyat;
meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksanaan cita-cita yang tersimpul
dalam Pancasila, dasar dan filsafat negara kita.
b) Egality Rights
= Pihak yang mengadakan hubungan mempunyai kedudukan yang sama.
d) Courtesy
=Asas saling menghormati dan saling menjaga kohormatan negara.
e) Rebus Sic Stantibus
= Asas yang dapat digunakan terhadap perubahan yang mendasar dalam keadaan yang sesuai
dengan perjanjian itu.
Perundingan (negotiation), merupakan perjanjian tahap pertama antara pihak/negara tentang objek
tertentu. Dalam melaksanakan negosiasi, suatu negara dapat diwakili oleh pejabat yang dapat
menunjukkan surat kuasa penuh (full powers). Hal tersebut juga dapat dilakukan oleh kepala
negara, kepala pemerintahan, menteri luar negeri, atau duta besar. Perundingan yang diadakan
dalam rangka peijanjian bilateral, disebut talk. Sedangkan dalam rangka multilateral
disebut diplomatic conference atau konferensi. Selain secara resmi ada juga perundingan yang
tidak resmi. Perundingan sedemikian disebut corridor talk"'
a. Duta Besar memimpin Kedutaan Besar, yang ditempatkan di negara yang dinilai panting oleh,
atau mempunyai hubungan yang erat dengan, atau yang menempatkan duta besar pula di negara
pengirim. Duta mempunyai kuasa penuh dan luar biasa sehingga ia dapat berhubungan dengan
Kepala Negara tempat ia ditugaskan.
b. Duta, memimpin Kedutaan di negara yang nilai penting dan derajat keeratan hubungan antara
negara pengirim dan negara penerima lebih rendah dibandingkan dengan negara yang saling
mengirimkan duta besar. Walaupun demikian, sama seperti Duta Besar, seorang Duta juga dapat
berhubungan dengan Kepala Negara tempat ia ditugaskan.
c. Kuasa Usaha dikirimkan oleh negara pengirim kepada Menteri Luar Negeri negara penerima.
Karena itu, Kuasa Usaha berhubungan dengan Kepala Negara penerima hanya melalui Menteri
Luar Negeri tersebut.
Setiap kedutaan pasti dilengkapi tenaga-tenaga ahli yang disebut Atase, seperti Atase
Perekonomian, Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Atase Militer, dan Iain sebagainya. Setiap
kedutaan dilengkapi pula dengan staf diplomatik yang terdiri atas staf administrasi dan staf
teknik serta staf pelayan, dan gedung perwakilan diplomatik tennasuk kediaman kepala
perwakilan diplomatik.
Perwakilan Konsuler
Perwakilan konsuler adalah perwakilan dalam arti non politik dan biasanya meliputi dalam hal
ekonomi perdagangan, mempunyai wilayah kerja tertentu dalam wilayah negara penerima.
Prinsip dalam pembukaan hubungan diplomatikjuga berarti persetujuan pembukaan konsuler,
sepanjang tidak ditentukan Iain. Namuin pemutusan hubungan diplomatik bukanlah secara
otomatis berarti sebagai pemutusan hubungan konsuler.
Dalam pengangkatan konsul harus melalui beberapa prosedur. Prosedur-prosedur tersebut adalah
sebagai berikut.
Pembukaan hubungan konsuler terjadi dengan persetujuan tmbal balik, baik secara sendiri
maupun tercakup dalam persetujuan pembukaan hubungan diplomatik. Walaupun demikian,
pemutusan hubungan diplomatik tidak otomatis berakibat pada putusnya hubungan konsuler.
Kantor-kantor konsulat tempat bekerjanya korps perwakilan konsuler dapat berupa berikut ini.
a. Konsul Jenderal
Konsul Jenderal mengepalai Kantor Konsulat Jenderal yang dapat membawahi beberapa
konsuler.
b. Konsul
Konsul mengepalai kantor Konsulat yang membawahi satu daerah kekonsulan. Dapat saja
seorang konsul diperbantukan kepada Konsulat Jenderal.
c. Konsul Muda
Konsul Muda mengepalai kantor Wakil Konsulat yang ada di dalam satu daerah kekonsulan
Dapat saja seorang konsul muda diperbantukan kepada Konsul Jenderal atau Konsul.
d. Agen Konsul
Agen Konsul diangkat oleh Konsul Jenderal atau oleh Konsul dan ditugaskan menangani
beberapa hal tertentu yang berhubungan dengan kekonsulan, biasanya ditempatkan di kota-kota
yang termasuk kekonsulan,
Seorang perwakilan diplomatik dibebani dua tugas umum dan tugas pokok
1) Tugas umum seorang perwakilan diplomatik mencakup hal-hal berikut :
Menyelenggarakan hubungan dengan Negara lain atau hubungan kepala Negara dengan
pemerintah asing (membawa suara resmi negaranya).
Mengadakan perundingan masalah-masalah yang dihadapkan kedua Negara itu dan
berusaha untuk menyelesaikan.
Mengurus kepentingan Negara serta warga negaranya di Negara lain.
Apabila dianggap perlu, dapat bertindak sebagai tempat pencatatan sipil, pemberian
paspor, dan sebagainya.