Anda di halaman 1dari 8

Tugas remidi

Kd. 1

4. Partisipasi masyarakat dalam upaya penegakan HAM,adalah:


Bisa berupa perorangan, kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat, atau lembaga kemasyarakatan yang lain. Wujud partisipasi masyarakat dalam upaya
mewujudkan penegakan HAM dapat berwujudkan:
1. Menyampaikan laporan atas terjadinya pelanggaran HAM kepada Komnas HAM atau
lembaga
lain yang berwenang.
2. Mengajukan usulan mengenai perumusan dan kebijakan yang berkaitan dengan hak asasi
manusia kepada Komnas HAM atau lembaga lainnya.
3. Secara sendiri-sendiri atau bekerja sama dengan Komnas HAM dapat melakukan
penelitian, pendidikan, dan penyebarluasan informasi mengenai hak asasi manusia.

5. upaya pemerintah sebagai berikut;

1. Indonesia menyambut baik kerja sama internasional dalam upaya menegakkan HAM di
seluruh dunia atau di setiap negara dan Indonesia sangat merespons pada pelanggaran HAM
internasional hal ini dapat dibuktikan dengan kecaman Presiden atas beberapa agresi militer di
beberapa daerah akhir-akhir ini contoh; Irak, Afghanistan, dan baru-baru ini Indonesia juga
memaksa PBB untuk bertindak tegas kepada Israel yang telah menginvasi Palestina dan
menimbulkan banyak korban sipil, wanita dan anak-anak.
2. Komitmen Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan penegakan HAM, antara lain telah
ditunjukkan dalam prioritas pembangunan Nasional tahun 2000-2004 (Propenas) dengan
pembentukan kelembagaan yang berkaitan dengan HAM. Dalam hal kelembagaan telah
dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dengan kepres nomor 50 tahun 1993, serta
pembentukan Komisi Anti Kekerasan pada perempuan
3. Pengeluaran Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 mengenai hak asasi manusia , Undang-
undang nomor 26 tahun 2000 mengenai pengadilan HAM, serta masih banyak UU yang lain
yang belum itukan menyangkut penegakan hak asasi manusia.

Kd. 2

4. Tugas dan Wewenang MK

Berikut tugas dan wewenang dari Mahkamah Konstitusi.


Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang keputusannya bersifat final
untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa
kewewenangan lembaga Negara yang kewewenangannya diberikan oleh UUD1945, memutus
pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum.
Wajib memberi keputusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan
pelanggaran oleh Presiden atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.
Menguji undang-undang terhadap UUD 19451.
Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
UUD 1945.
Memutus pembubaran partai politik.
Memutus perselisihan tentang hasil pemilu.

5.Pengadilan Tinggi

Pengadilan Tinggi merupakan lembaga kekuasaan kehakiman yang berkedudukan di ibu kota
provinsi. Wilayah kerja Pengadilan Tinggi meliputi wilayah provinsi itu. Susunan Pengadilan
Tinggi terdiri atas pimpinan, hakim anggota, panitera, dan sekretaris. Kewenangan yang dimiliki
oleh Pengadilan Tinggi sebagai berikut:

a) Mengadili perkara pidana dan perdata pada tingkat banding.


b) Mengadili di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili antara Pengadilan
Negeri di wilayah hukumnya.
c) Memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat hukum pada instansi pemerintah di
daerahnya apabila diminta.
d) Ketua Pengadilan Tinggi berkewajiban melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di
tingkat Pengadilan Negeri dan menjaga supaya peradilan dilaksanakan dengan saksama dan
sewajarnya.

Kd3

4. Tugas Presiden sebagai Kepala Negara tercantum dalam peraturan Undang-Undang Dasar
1945 sebagai berikut

1. UUD 1945 Pasal 10: Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat,
Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

2. UUD 1945 Pasal 13 ayat 1: Presiden mengangkat duta dan konsul.

3. UUD 1945 Pasal 13 ayat 3: Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.
4. UUD 1945 Pasal 29 Ayat 2: Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya
itu

5. UUD 1945 Pasal 31 Ayat 4: Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-


kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional

6. UUD 1945 Pasal 32 Ayat 1: Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya.

7. UUD 1945 Pasal 32 Ayat 2: Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai
kekayaan budaya nasional.

8. UUD 1945 Pasal 34 Ayat 1: Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

9. UUD 1945 Pasal 34 Ayat 2: Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh
rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan

10. UUD 1945 Pasal 34 Ayat 3: Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak

5. Tugas dan Wewenang

Terkait dengan fungsi legislasi, DPR memiliki tugas dan wewenang:

Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas)


Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU)
Menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait otonomi daerah; hubungan pusat dan
daerah; pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah; pengelolaan SDA dan SDE
lainnya; serta perimbangan keuangan pusat dan daerah)
Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden ataupun DPD
Menetapkan UU bersama dengan Presiden
Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti UU (yang diajukan
Presiden) untuk ditetapkan menjadi UU

Terkait dengan fungsi anggaran, DPR memiliki tugas dan wewenang:

Memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN (yang diajukan Presiden)


Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan RUU terkait pajak,
pendidikan dan agama
Menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara yang disampaikan oleh BPK
Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara maupun terhadap
perjanjian yang berdampak luas bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban
keuangan negara

Terkait dengan fungsi pengawasan, DPR memiliki tugas dan wewenang:

Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan pemerintah


Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh DPD (terkait
pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan
daerah, pengelolaan SDA dan SDE lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan
agama)

Tugas dan wewenang DPR lainnya, antara lain:

Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi rakyat


Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk: (1) menyatakan perang ataupun
membuat perdamaian dengan Negara lain; (2) mengangkat dan memberhentikan anggota
Komisi Yudisial.
Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal: (1) pemberian amnesti dan
abolisi; (2) mengangkat duta besar dan menerima penempatan duta besar lain
Memilih Anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD
Memberikan persetujuan kepada Komisi Yudisial terkait calon hakim agung yang akan
ditetapkan menjadi hakim agung oleh Presiden
Memilih 3 (tiga) orang hakim konstitusi untuk selanjutnya diajukan ke Presiden

Kd.4

1. Hubungan internasional
membentuk satu negara Republik Indonesia yang berbentuk negara kesatuan dan negara
kebangsaan yang demokratis;

membentuk satu masyarakat yang adil dan makmur secara material ataupun spiritual dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

membentuk satu persahabatan yang baik antara Republik Indonesia dan semua negara di
dunia, terutama sekali dengan negara-negara Afrika dan Asia atas dasar kerja sama membentuk
satu dunia baru yang bersih dari imperialisme dan kolonialisme menuju perdamaian dunia yang
sempurna;
mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.
memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar untuk memperbesar kemakmuran
rakyat, apabila barang-barang itu tidak atau belum dihasilkan sendiri;
meningkatkan perdamaian internasional karena hanya dalam keadaan damai, Indonesia dapat
membangun dan memperoleh syarat-syarat yang diperlukan untuk memperbesar kemakmuran
rakyat;
meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksanaan cita-cita yang tersimpul
dalam Pancasila, dasar dan filsafat negara kita.

2. Asas asas internasional

a) Pacta Sunt Servanda


= Setiap perjanjian yang telah dibuat oleh pihak- pihak yang mengadakan harus ditaati.

b) Egality Rights
= Pihak yang mengadakan hubungan mempunyai kedudukan yang sama.

c) Reciprocity/ Timbal balik


= Tindakan suatu negara terhadap negara lain dapat dibalas setimpal (baik positif maupun
negatif).

d) Courtesy
=Asas saling menghormati dan saling menjaga kohormatan negara.
e) Rebus Sic Stantibus
= Asas yang dapat digunakan terhadap perubahan yang mendasar dalam keadaan yang sesuai
dengan perjanjian itu.

3. Tahap perjanjian internasional

Perundingan (negotiation), merupakan perjanjian tahap pertama antara pihak/negara tentang objek
tertentu. Dalam melaksanakan negosiasi, suatu negara dapat diwakili oleh pejabat yang dapat
menunjukkan surat kuasa penuh (full powers). Hal tersebut juga dapat dilakukan oleh kepala
negara, kepala pemerintahan, menteri luar negeri, atau duta besar. Perundingan yang diadakan
dalam rangka peijanjian bilateral, disebut talk. Sedangkan dalam rangka multilateral
disebut diplomatic conference atau konferensi. Selain secara resmi ada juga perundingan yang
tidak resmi. Perundingan sedemikian disebut corridor talk"'

b. Penandatanganan (signature), yaitu penandatanganan hasil perundingan yang dituangkan dalam


naskah perundingan yang dilakukan wakil-wakil negara peserta yang hadir. Dalam perjanjian
bilateral, penandatanganan dilakukan oleh kedua wakil negara yang telah melakukan
perundingan sehingga penerimaan hasil perundingan secara bulat dan penuh, mutlak sangat
diperlukan oleh kedua belah pihak. Sebaliknya, dalam perjanjian multilateral penandatanganan
naskah hasil perundingan dapat dilakukan jika disetujui 2/3 dan semua peserta yang hadir dalam
perundingan, kecuali jika ditentukan lain. Namun demikian, perjanjian belum dapat diberlakukan
oleh masing-masing negara, sebelum diratifikasi oleh masing-masing negaranya.
c. Pengesahan (ratification), di mana suatu negara mengikatkan din pada suatu perjanjian dengan
syarat apabila telah clisahkan oleh badan yang berwenang di negaranya. Penandatanganan atas
perjanjian hanya bersifat sementara dan masih hams dikuatkan dengan pengesahan atau
penguatan yang disebut ratifikasi.

4. Macam macam perwakilan diplomatic

a. Duta Besar memimpin Kedutaan Besar, yang ditempatkan di negara yang dinilai panting oleh,
atau mempunyai hubungan yang erat dengan, atau yang menempatkan duta besar pula di negara
pengirim. Duta mempunyai kuasa penuh dan luar biasa sehingga ia dapat berhubungan dengan
Kepala Negara tempat ia ditugaskan.

b. Duta, memimpin Kedutaan di negara yang nilai penting dan derajat keeratan hubungan antara
negara pengirim dan negara penerima lebih rendah dibandingkan dengan negara yang saling
mengirimkan duta besar. Walaupun demikian, sama seperti Duta Besar, seorang Duta juga dapat
berhubungan dengan Kepala Negara tempat ia ditugaskan.

c. Kuasa Usaha dikirimkan oleh negara pengirim kepada Menteri Luar Negeri negara penerima.
Karena itu, Kuasa Usaha berhubungan dengan Kepala Negara penerima hanya melalui Menteri
Luar Negeri tersebut.
Setiap kedutaan pasti dilengkapi tenaga-tenaga ahli yang disebut Atase, seperti Atase
Perekonomian, Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Atase Militer, dan Iain sebagainya. Setiap
kedutaan dilengkapi pula dengan staf diplomatik yang terdiri atas staf administrasi dan staf
teknik serta staf pelayan, dan gedung perwakilan diplomatik tennasuk kediaman kepala
perwakilan diplomatik.

Perwakilan Konsuler

Perwakilan konsuler adalah perwakilan dalam arti non politik dan biasanya meliputi dalam hal
ekonomi perdagangan, mempunyai wilayah kerja tertentu dalam wilayah negara penerima.
Prinsip dalam pembukaan hubungan diplomatikjuga berarti persetujuan pembukaan konsuler,
sepanjang tidak ditentukan Iain. Namuin pemutusan hubungan diplomatik bukanlah secara
otomatis berarti sebagai pemutusan hubungan konsuler.

Dalam pengangkatan konsul harus melalui beberapa prosedur. Prosedur-prosedur tersebut adalah
sebagai berikut.

a. Pemerintah negara pengirim menunjuk seseorang untuk diangkat menjadi konsul.


b. Penunjukan tersebut diberitahukan kepada negara penerima (dengan mengirimkan komisi
konsuler melalui saluran diplomatik) dan disertai permintaan untuk mengeluarkan eksekuatur.
c. Jika negara penerima menyetujui penunjukan tersebut, maka negara tersebut mengeluar-kan
eksekuatur konsuler sebagai permulaan tugas konsul. Apabila selanjutnya tindakan konsul tidak
memuaskan maka negara penerima dapat memberitahu pada negara pengirim bahwa konsul
tersebut tidak bisa diterima Iagi. Negara pengirim harus memanggil pulang, apabila tidak maka
negara penerima akan mencabut eksekuatur konsulemya atau tidak lagi mengakui sebagai
konsul.

Pembukaan hubungan konsuler terjadi dengan persetujuan tmbal balik, baik secara sendiri
maupun tercakup dalam persetujuan pembukaan hubungan diplomatik. Walaupun demikian,
pemutusan hubungan diplomatik tidak otomatis berakibat pada putusnya hubungan konsuler.
Kantor-kantor konsulat tempat bekerjanya korps perwakilan konsuler dapat berupa berikut ini.

a. Konsul Jenderal
Konsul Jenderal mengepalai Kantor Konsulat Jenderal yang dapat membawahi beberapa
konsuler.

b. Konsul
Konsul mengepalai kantor Konsulat yang membawahi satu daerah kekonsulan. Dapat saja
seorang konsul diperbantukan kepada Konsulat Jenderal.

c. Konsul Muda
Konsul Muda mengepalai kantor Wakil Konsulat yang ada di dalam satu daerah kekonsulan
Dapat saja seorang konsul muda diperbantukan kepada Konsul Jenderal atau Konsul.
d. Agen Konsul
Agen Konsul diangkat oleh Konsul Jenderal atau oleh Konsul dan ditugaskan menangani
beberapa hal tertentu yang berhubungan dengan kekonsulan, biasanya ditempatkan di kota-kota
yang termasuk kekonsulan,

5. Tugas perwakilan diplomatic

Seorang perwakilan diplomatik dibebani dua tugas umum dan tugas pokok
1) Tugas umum seorang perwakilan diplomatik mencakup hal-hal berikut :

Representasi, yaitu selain untuk mewakili pemerintah negaranya, ia juga dapat


melakukan protes, mengadakan penyelidikan pertanyaan dengan pemerintah Negara
penerima, ia mewakili, kebijaksanaan politik pemerintah negaranya.
Negosiasi, yaitu untuk mengadakan perundingan/pembicaraan baik dengan Negara di
mana ia diakreditasi maupun di Negara lain.
Obsevasi, yaitu untuk menelaah dengan teliti setiap kejadian atau peristiwa di Negara
penerima yang mungkin dapat mempengaruhi kepentingan negaranya.
Proteksi, yaitu untuk melindungi pribadi, harta benda, dan kepentingan-kepentingan
warganegaranya yang berada di luar negeri.
Persahabatan, yaitu untuk meningkatkan hubungan persahabatan antara Negara pengirim
dan Negara penerima, baik di bidang ekonomi, kebudayaan maupun ilmu pengetahun
dan teknologi.

2) Tugas pokok perwakilan diplomatik Indonesia adalah :

Menyelenggarakan hubungan dengan Negara lain atau hubungan kepala Negara dengan
pemerintah asing (membawa suara resmi negaranya).
Mengadakan perundingan masalah-masalah yang dihadapkan kedua Negara itu dan
berusaha untuk menyelesaikan.
Mengurus kepentingan Negara serta warga negaranya di Negara lain.
Apabila dianggap perlu, dapat bertindak sebagai tempat pencatatan sipil, pemberian
paspor, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai