Pendahuluan
A. Latar belakang
Dalam negara berkembang, kehamilan tidak selalu berjalan dengan
lancar dan baik, salah satunya terjadi abortus. Sehubungan dengan ini kita
sebaiknya mengetahui sedini mungkin tanda-tanda terjadi abortus. Menurut
matluntt Slager dan Eistman saat ini Abortus terjadi sekitar 10% dari
kehamilan, dan abortus terjadi pada bulan ke 2-3 mencapai 80%.
Di Indonesia, bedasarkan undang-undang melakukan abortus buatan
dianggap suatu kejahatan, merupakan tindak pidana yang terlaksana. Akan
tetapi abortus buatan sebagai tindakan pengobatan apabila itu salah satunya
kalau untuk menolong jiwa dan kesehatan ibu serta sungguh sungguh dapat
dipmggungjawabkan, dapat dibenarkan dan biasanya tidak di tuntut.
Indikasi medis akan berubah-ubah menurut perkembangan ilmu
kedokteran untuk melaku kan abortus, ada pula indikasi yang bersifat sosial,
medis, hermenier, dan igenetis bukan semata-mata untuk menolong ibu, tetapi
juga dengan pertirnbangan keseiamatan anak, jasmani, dan rohani.
Menurut beberapa penelitian, abortus abortus buatan paling banyak
dilakukan orang golongan wanita yang bersuami, disebabkan karena banyak
anak. tekanan ekonomi, dan sebagainya.
Keputusan untuk melakukan abortus buatan harus diambil oleh
sekurang-kurangnya dua orang dokter dengan persetujuan tertulis dan wanita
hamil atau suaminya atau keluarganya yang dekat dan dilakukan di suatu
rumah sakit yang mempunyai cukup fasilitas untuk menger jakannya.
B. Tujuan
Diharapkan dengan mempelajari makalah tentang abortus ini
mahasiswa mempunyai wawasan yang lebih dalam mengenai abortus itu
sendiri dan juga lebih memahami bagaimana pandangan islam tentang abortus.
C. Sejarah Abortus
Abortus merupakan suatu masalah kontroversi yang sudah ada sejak
lama. Kontroversi karena di satu pihak abortus ada di masyarakat. Hal ini
dapat dibuktikan dengan adanya jamu dan obat-obat peluntur serta dukun pijat
untuk mereka yang terlambat bulan. Di pihak lain abortus tidak dibenarkan
oleh agama. Bahkan dicaci, dimaki dan dikutuk sebagai perbuatan tidak
bermoral. Pembicaraan tentang abortus dianggap tabu. Sulit ditemukan
seorang wanita yang secara sukarela mengaku bahwa ia pernah diabortus,
karena malu.
Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil
kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sampai saat ini janin
yang terkecil, yang dilaporkan dapat hidup di luar kandungan, mempunyai
berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi karena jarangnya janin yang
dilahirkan dengan berat badan di bawah 500 gram dapat hidup terus, maka
abortus dianggap sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai
berat 500 gram atau usia kehamilan kurang dari 20 minggu. Abortus dapat
berlangsung spontan secara alamiah atau buatan. Abortus buatan ialah
pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu dengan obat-obatan atau dengan
tindakan medik.
Frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan banyak tidak
dilaporkan, kecuali apabila terjadi komplikasi. Abortus spontan kadangkadang hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga pertolongan medik
tidak diperlukan dan kejadian ini dianggap sebagai terlambat haid.
Diperkirakan frekuensi abortus spontan berkisar 10-15%. Frekuensi ini dapat
mencapai angka 50% bila diperhitungkan mereka yang hamil sangat dini,
terlambat haid beberapa hari, sehingga wanita itu sendiri tidak mengetahui
bahwa ia sudah hamil. Di Indonesia, diperkirakan ada 5 juta kehamilan pertahun. Dengan demikian setiap tahun 500.000-750.000 abortus spontan.
Sulit untuk mendapatkan data tentang abortus buatan (selanjutnya akan
ditulis : abortus) di Indonesia. Paling sedikit ada dua sebabnya. Yang pertama,
abortus dilakukan secara sembunyi. Yang kedua, bila timbul komplikasi hanya
dilaporkan komplikasinya saja, tidak abortusnya.
BAB II
ISI
A. Pengertian
Aborsi secara umum adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibatakibat tertentu) sebelum buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup di luar
kandungan. (JNPK-KR, 1999). Secara lebih spesifik, Ensiklopedia Indonesia
memberikan pengertian aborsi sebagai berikut : Pengakhiran kehamilan
sebelum masa gestasi 28 minggu atau sebelum janin mencapai berat 1.000
gram. Definisi lain menyatakan, aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi
pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram. Aborsi merupakan suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum
diberi kesempatan untuk bertumbuh (Kapita Seleksi Kedokteran, Edisi 3,
halaman 260).
calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas
pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.
(terutama mereka yang hamil di luar nikah), aib keluarga, atau sudah memiliki
banyak anak. Ada orang yang menggugurkan kandungan karena tidak
mengerti apa yang mereka lakukan. Mereka tidak tahu akan keajaibankeajaiban yang dirasakan seorang calon ibu, saat merasakan gerakan dan
geliatan anak dalam kandungannya.
Alasan-alasan seperti ini juga diberikan oleh para wanita di Indonesia
yang mencoba meyakinkan dirinya bahwa membunuh janin yang ada di dalam
kandungannya adalah boleh dan benar. Semua alasan-alasan ini tidak berdasar.
Dengan
demikian,
penganiayaan
terhadapnya
adalah
suatu
pertemuan sel telur dan sel sperma dengan alasan sudah adanya kehidupan,
akan bertentangan dengan hadits-hadits yang membolehkan azl.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Aborsi bukan sekedar masalah medis atau kesehatan masyarakat, namun
juga problem sosial yang muncul karena manusia mengekor pada peradaban
Barat.
Maka
pemecahannya
haruslah
dilakukan
secara
komprehensif-