Anda di halaman 1dari 8

KEROKAN

Bagi masyarakat Indonesia pasti sudah mengerti betul istilah Kerokan yang sering dilakukan
saat sedang masuk angin. Kerokan itu sendiri sudah dikenal di Indonesia sejak ratusan bahkan
ribuan tahun yang lalu. Pengobatan tradisional Jawa ini menggunakan semacam benda tumpul
seperti koin, batu giok, gundu, potongan jahe, potongan bawang, atau benda tumpul lainnya yang
digunakan untuk menggosok bagian punggung. Selain benda tumpul tadi, pengobatan kerokan
ini juga menggunakan cairan licin seperti minyak telon, minyak olive, minyak kelapa, atau
lotion. Cairan licin ini digunakan agar tidak terjadi iritasi atau lecet pada kulit yang dikerok.
Cara untuk mengatasi gejala masuk angin ini Kerokan tidak hanya populer di Indonesia, tetapi
juga banyak disukai oleh orang-orang di negara-negara asia lainnya, seperti di Vietnam
menyebut kerokan sebagai cao giodi, sedangkan di Kamboja menyebutnya goh kyol, bahkan di
China yang terkenal dengan akupunturnya menyebut kerokan dengan gua sua, cuma bedanya
orang China memakai batu giok sebagai alat pengerok, bukan kepingan uang logam seperti yang
umumnya dipakai di Indonesia.
Kerokan pun dinilai ampun untuk mengusir angin yang masuk ke dalam tubuh. Angin yang
masuk ke badan biasanya akan membuat badan terasa pegal dan nyeri dan akan terjadi bersin.
Oleh karena khasiatnya yang cukup manjur itu, metode pengobatan ini sangat terkenal hingga
keluar wilayah Jawa bahkan keluar negeri. Kerokan ini pun dipercaya sebagai bukti nyata dalam
perwujutan ilmu Einstein (E=MC2) yang menerangkan bahwa energi muncul karena pergesekan
dua benda. Jika permukaan tubuh kita digosok-gosokan dengan tangan atau benda tumpul
dengan cepat, maka suhu panas dalan tubuh akan meningkat. Karena meningkatnya panas dalam
tubuh, maka akan terjadilah perlebaran pembuluh darah sehingga oksigenasi menjadi lebih baik
karena peredaran darah kembali lancar dan rasa sakit ditubuhpun mereda.
Saat kita mengerok punggung kita, akan terjadi Inflamasi. Inflamasi bertujuan untuk
menetralisir penyebab sakit dan menghilangkan jaringan yang telah mati sehingga proses
penyembuhan menjadi lebih cepat. Inflamasi memiliki ciri seperti kemerahan pada kulit yang
dikerok yang menandakan karena adanya jaringan yang meradang yang mengandung banyak
darah akibat pembuluh kapiler yang tadinya kosong karena menyempit telah melebar dan diisi
oleh darah. Itulah mengapa saat punggung kita dikerok akan timbul warna kemerahan atau merah
kebiruan pada kulit.
Walaupun kerokan termasuk ampuh dalam mengusir gejala masuk angin, namun terdapat bahaya
yang tidak kita sadari yang bisa membuat badan menjadi lebih sakit. Bahaya ini memang tidak
langsung berdampak pada tubuh kita melainkan akan kita rasakan dikemudian hari. Bahaya yang
bisa di akibatkan oleh pengobatan Kerokan adalah sebagai berikut :
1. Mengakibatkan Kontraksi Dini
Seperti yang kita tahu bahwa saat dikerok atau dikerik, maka akan terjadi Infamasi. Nah yang
menjadi masalah adalah reaksi penolakan terhadap Inflamasi tubuh. Saat terjadi Inflamasi, maka
mediator anti Inflamasi akan mengeluarkan suatu zat yang disebut Cytokines yang merupakan
sel yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh. Zat ini akan memicu pelepasan Prostaglandin yang
bisa menyebabkan kontraksi pada rahim. Oleh sebab itu, bagi ibu-ibu yang sedang hamil sangat
dilarang penyembuhan dengan cara dikerok karena bisa mengakibatkan timbulnya kontraksi dini
akibat munculnya zat Prostaglandin.
2. Masuknya Bakteri dan Virus
Saat kita mengerok atau mengerik tubuh kita, pori-pori kulit akan terbuka lebar oleh karena efek
gesekan kulit dengan benda tumpul maupun karena panas tubuh yang meningkat. Saat pori-pori
kita membesar maka akan memudahkan angin masuk kembali ketubuh dengan membawa bakteri
dan virus dari udah kedalam tubuh. Memang efeknya tidak akan langsung terasa oleh tubuh kita
tapi akan muncul efek dikemudian hari. Sebagian besar orang akan merasa ketagihan saat
dikerok dan pasti akan melakukannya lagi saat dia terserang masuk angin. Nah semakin sering
kita dikerok dan semakin sering pula pori-pori kita melebar, maka akan semakin banyak juga
virus dan bakteri yang masuk kedalam tubuh kita.
Anda sih boleh memilih ingin melakukan pengobatan kerokan atau dengan pengobatan lain.
Kerokan memang terbilang sangat murah, bahkan tidak mengeluarkan biaya sedikitpun. Akan
tetapi kita juga perlu mempertimbangkan resiko terburuk untuk kesehatan kita. Jangan sampai
karena biayanya murah, Anda jadi ketagihan dan tidak memikirkan efek sampingnya.
JAMU
Tradisi minum jamu memang sekarang sudah tak sepopuler generasai jaman dulu.
Walaupun masih banya masnyarakat yang lebih percaya minum jamu untuk mengobati sakit dari
pada minum obat dengan resep dokter. Bagi mereka minum jamu lebih aman dan tidak ada
bahan kimia karena terbuat dari bahan-bahan alami.
Jamu merupakan obattradisionalyang terbuat dari bahan-nahan alami. Biasanaterbuatdari
bagian-bagian tumbuhan, seperti akar dan daun. Tetapi ada juga jamu yang terbuat dari tubuh
hewan, seperti empedu kambing dan tengkur buaya.
Jamu banyak berkahasaiat untuk menyembuhkan beberapa penyakit misalnya jamu untuk
sakit pusing, jamu pegel linu untuk sakit pegal-pegal sampaiuntuk penyakit yang berat seperti
jantung dan ginjal. Walaupun beberapa jamu rasanya tidak enak seperti rasa pahit, pedas
tapidengan beberapa tambahan madu atau air perasan jeruk nipis rasanya akan labih enak.
Beberapa macam jamu yang memang dibuat untuk menyembuhkan, tetapi banyak juga
yang diracik untuk konsumsi setiap hari. Tradisi minum jamu berarti juga melestarikan budaya
Indonesia. Banyak jamu yang dibuat untuk kebutuhan tubuh kita. Jam bukan hanya dikonsumsi
bagi orang tua dan ibu hamil saja, tetapi buat kita remaja jamu juga sangat berkhasiat untuk
pertumbuhan, menjaga kelangsingan tubuh, menghilangkan bau tak sedap, membuat kuliat
halusdan kencang.
Ada beberapa jenis jamu yang sering kita temui yaitu sebagai berikut
1. Beras kencur
Jamu ini terbuat dari bahan utama beras dan kencur serta bahan-bahan lainnya. Jamu ini
berkhasiat untuk menyuburkan badan, bahan utama kencur yang juga bisa menambah nafsu
makan. Selain itu jamu beras kencur ini juga dipercaya menghilangkan pegal-pegal dan linu
karena totalitas dalam bekerja.
2. Kunir asam
Jamu kuniar asam terbuat dari campuran rempah-rempah yaitu kunyit dan asam. Berkhasiat
melancarkan haid tanpa rasa sakit bagi wanita yang sedang menstruasi. Dengan minum jamu ini
badan juga bisa langsing dan singset karena efek asamnya dan bebas daru bau badan. Selain itu
juga membuat badan terasa dingin dan bisa menghilangkan panas dalam dan sariawan.
3. Pahitan
Jamu pahitan ini biasanya terbuat dari daun papaya, brotowali dll yang dicampur dengan
empon-empon. Berkhasiat membuat kulit halus, menghilangkan jerawat dan semua yang
berhubungan dengan kulit. Jamu pahitan juga menambah nafsu makan, menghilangkan bau
badan, menurunkan kolesterol dan perut kembung, pegal serta pusing.
4. Uyup-uyup/Gepyokan
Jamu yang satu ini terbuata dari anaeka empon-empon yang terdiri dari kencur,jahe,laos
kunir,temulawak dll. Manfaatnya untuk meningkatkan produksi air susu ibu pad aibu yang
sedang menyusui, menghilangkan bau badan yang kurang sedap, baik ibu maupun anak serta
dapat mendinginkan perut.
5. Cabe Puyang
Jamu cabe puyang terbuat dari beberapa bahan seperti cabe jamu dan rimpang lempuyang
serta tambahan bahan lainnya. Beberapa khasiat dari meminum jamu ini adalah menghilangkan
pegel linu ditubuh terutama pegal-pegal dipinggang. Ada juga yang mengatakan untuk
menghilangkan kesemutan, demam. Jamu cabe puyang banyak mengandung butiran darah merah
sehingga cocok bagi orang yang kurang darah atau anemia.
6. Kunci suruh
Bahan baku jamu ini adalah rimpang kunci dan daun sirih serta ditambahkan bauah asam
yang masak dll. Bermanfaat untuk mengobati keluhan keputihan pada wanita, merapatkan bagian
intim wanita (vagina), menghilangkan bau badan, mengecilkan rahim perut serta dapat
menguatkan gigi.
7. Kudu laos
Bahan utama jamu ini yaitu laos dan bahan lainya seperti gula sebagai pemanis. Khasiat jamu
ini adalah untuk menurunkan tekanan darah, melancarkan peredaran darah, menghangatkan
badan, membuat perut terasa nyaman, menambah nafsu makan, melancarkan haid bagi wanita,
dan menyegarkan badan.

Khasiat Jamu
Minum jamu tentu saja baik. Namun, kekeliruan pandangan orang terhadap jamu sering salah
kaprah. Bahwa sejatinya jamu bukanlah obat. Jamu membantu memelihara kesehatan. Bahan-
bahan berkhasiat dalam jamu bersifat ramuan yang masih kasar (raw material), yang belum
disaripatikan zat berkhasiatnya sebagaimana halnya obat.

Bahwa dalam bawang putih terkandung beberapa zat berkhasiat, sudah ada bukti ilmiahnya.
Demikian pula dengan buah pace, pare, dan buah merah. Namun, selama yang dikonsumsi dari
bahan alam itu bukan saripati zat berkhasiatnya, mereka belumlah tergolong obat.
Untuk mengubah sesuatu bahan alam yang mengaku berkhasiat menjadi obat, perlu proses
pengujian yang panjang. Tak ubahnya dengan proses membuat suatu temuan obat baru. Ongkos
untuk itu juga setinggi ongkos membuat sebuah obat baru. Oleh karena itu, pengakuan bahwa
jamu, obat tradisional, ramuan, atau apa pun yang bukan tergolong obat, mampu menyembuhkan
penyakit, jangan mudah menerimanya. Apa pun bahan berkhasiatnya, belum memenuhi
persyaratan sebagai obat.
Sesuatu zat berkhasiat dalam obat sudah teruji khasiatnya. Artinya, untuk diagnosis penyakit
yang sama, jika diberikan suatu obat dengan dosis yang sama, semua penyakitnya akan sembuh.
Bukan hanya itu, efek sampingnya sudah dikenali pula dan keamanannya pun sudah terbukti.
Tidak demikian halnya bila diberikan bahan berkhasiat.

Berbeda dengan obat, bahan berkhasiat yang umumnya belum teranalisis zat apa persisnya yang
memberikan khasiat karena masih berupa bahan kasar (raw material), belum dapat berperan
sebagai obat. Kesembuhan oleh bahan berkhasiat, belum bisa diterima secara bermakna
(signifikan) sebagai obat.

Dari seratus pasien dengan penyakit yang sama jika diberikan suatu bahan berkhasiat, tidak
semuanya berhasil disembuhkan. Sesuatu zat berkhasiat baru dinyatakan sebagai obat jika telah
teruji berhasil menyembuhkan seluruh pasien dengan penyakit yang sama.
Serang Hati
Kita tahu, dalam bahan berkhasiat yang masih kasar terkandung pula zat-zat lain, yang mungkin
tidak bermanfaat dan bisa jadi merugikan tubuh. Tidak setiap yang berasal dari alam, tentu selalu
boleh bebas dikonsumsi. Kita tahu ada singkong beracun, ada jamur beracun, dan ada pula ikan
laut beracun. Taruhlah suatu bahan alam memang berkhasiat. Namun, itu saja belum cukup
untuk diputuskan bisa bebas dikonsumsi jika belum teruji keamanannya. Untuk ke situ perlu
proses uji toksikologi (uji racun).

Tidak semua bahan berkhasiat yang dijual bebas di pasar sudah teruji toksikologinya. Termasuk
jamu warisan nenek moyang yang mungkin betul berkhasiat, tetapi masih menyandang efek
samping yang bisa jadi merugikan tubuh dan belum teruji aman untuk dikonsumsi.
Kita tahu, organ hati yang memikul beban racun bawaan bahan berkhasiat yang kita konsumsi.
Hanya sekali-dua kali mengonsumsinya mungkin belum berefek buruk. Jika beban hati memikul
racun itu dipikul bertahun-tahun, hati akan rusak juga. Riset Depkes di tahun 1970-an
mengungkapkan tingginya angka kerusakan hati mereka yang mengonsumsi bahan berkhasiat
alam (studi dilakukan di Palembang).
Kerusakan hati bisa juga terjadi oleh cemaran kapang (jamur) pada bahan berkhasiat alam,
seperti umbi, akar, kacang-kacangan bila tidak disimpan secara baik. Kapang pada bahan alam
ini yang berpotensi memproduksi racun aflatoksin. Hati akan rusak bila sampai tercemar
aflatoksin. Kedelai dan kacang tanah asal Indonesia pernah ditolak Jepang lantaran tercemar
kapang yang memproduksi aflatoksin tersebut.
Disinyalir, sebagian jamu yang dipasarkan tergolong jamu yang nakal. Selain mengandung
bahan alami, sengaja dicampur obat juga. Bukan pula sembarang obat. Dari uji yang dilakukan
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM), ternyata tergolong jenis obat Daftar G, yang
harus ditebus dengan resep dokter.
Ganggu Lambung
Dua obat yang sering dicampurkan dalam jamu nakal, yakni golongan obat encok golongan
NSAID (non-steroid-anti-inflammatory drug), dan obat golongan kortikosteroid. Keduanya bikin
badan jadi enteng dan hilang pegal-linunya. Dalam dunia medis, pemakaian gabungan kedua
jenis obat ini tidak lazim mengingat masing-masing efek samping yang disandangnya.
Obat encok golongan itu punya efek samping, terlebih bagi mereka yang sudah usia lanjut,
mengganggu lambung dan saluran cerna. Kasus usia lanjut mengalami perdarahan usus sehabis
mengonsumsi obat encok, bukan kejadian yang jarang.
Demikian pula obat encok impor nakal pun, termasuk sebagian jamu pereda pegal-linu,
mencampurkan jenis obat ini. Tidak jarang mencampurnya dengan obat golongan kortikosteroid.
Obat jenis ini tergolong "obat dewa" karena membuat yang mengonsumsi merasa lebih segar. Ini
jenis hormon (produksi kelenjar anak ginjal suprarenalis), yang dibutuhkan tubuh dalam kondisi
siap-siaga-waspada.
Obat ini juga berkhasiat antiperadangan, umum dipakai untuk kasus alergi, pereda penyakit
autoimun, dan tentu siap memikul efek sampingnya, yakni pengeroposan tulang (osteoporosis),
memperburuk darah tinggi dan diabetes, selain menjadikan kulit jadi kasar berbulu.
Pemakaian golongan obat jenis ini dibatasi tak lebih dari seminggu. Kalau perlu lebih lama, tak
boleh berhenti mendadak (tapering off) agar tak berefek buruk terhadap tubuh. Dalam dunia
medis, pemakaian obat apa pun selalu mempertimbangkan risiko-maslahatnya. Apalagi jenis
obat yang buruk efek sampingnya.

TRADISI IBU MELAHIRKAN


1. Tradisi Masyarakat Jawa
Babaran/mbabar dapat diartikansebagai sudah selesai atau sudah menghasilkan dalam
wujud yang sempurna. Babaran juga menggambarkan selesaianya proses karya batik tradisional.
Istilah babaran juga dipakai untuk seorang ibu yang melahirkan anaknya. ubarampe yang
dibutuhkan untuk selamatan kelahiran yaitu Brokohan. Ada macam macam ubarampe Brokohan.
Pada jaman ini Brokohan terdiri dari beras, telur, mie instan kering, gula, teh dan sebagainya.
Namun jika dikembalikan kepada makna yang terkandung dalam selamatan bayi lahir, Brokohan
cukup dengan empat macam ubarampe saja yaitu :
1. kelapa, dapat utuh atau cuwilan
2. gula merah atau gula Jawa
3. dawet
4. telor bebek
Makna dari keempat macam ubarampe tersebut adalah:
Kelapa : daging kelapa yang berwarna putih adalah manifestasi dari sukra (bahasa Jawa kuna)
yaitu sperma, benihnya laki-laki, bapak.
Gula Jawa : berwarna merah adalah manifestasi dari swanita (bahasa Jawa kuna) yaitu sel
telur, benihnya wanita, ibu.
Dawet : dawet terdiri dari tiga bahan yaitu:
1. Santan kelapa, berwarna putih wujud dari sperma, benihnya Bapak.
2. Juruh dari gula Jawa yang berwarna merah wujud dari sel telur, benihnya Ibu.
3. Cendol dari tepung beras manifestasi dari jentik-jentik kehidupan.
Telor bebek : Ada dua alasan mengapa memakai telor bebek, tidak memakai telor ayam.
o Alasan yang pertama : telor bebek kulitnya berwarna biru, untuk menggambarkan langit biru,
alam awang-uwung, kuasa dari atas.
o Alasan kedua : biasanya telur bebek dihasilkan dari pembuahan bebek jantan tidak dari endog
lemu atau bertelur karena faktor makanan. Dengan demikian telor bebek kalau diengrami dapat
menetas, artinya bahwa ada roh kehidupan di dalam telor bebek.
Melalui keempat macam ubarampe untuk selamatan bayi lahir tersebut, para leluhur
dahulu ingin menyatakan perasaannya yang dipenuhi rasa sukur karena telah mbabar seorang
bayi dalam proses babaran.
Keempat ubarampe yang dikemas dalam selamatan Brokohan tersebut mampu
menjelaskan bahwa Tuhan telah berkenan mengajak kerjasama kepada Bapak dan Ibu untuk
melahirkan ciptaan baru, mbabar putra.
Melalui proses bersatunya benih bapak (kelapa) dan benihnya Ibu (gula Jawa) yang
kemudian membentuk jentik-jentik kehidupan (dawet), Tuhan telah meniupkan roh kehidupan
(telor bebek) dan terjadilah kelahiran ciptaan baru (brokohan).
Jika pun dalam perkembangannya selamatan Brokohan untuk mengiring kelahiran bayi
menjadi banyak macamnya, terutama bahan-bahan mentah, hal tersebut dapat dipahami sebagai
ungkapan rasa syukur yang ingin dibagikan dari keluarga kepada para kerabat dan tetangga.
Namun keempat ubarampe yang terdiri dari kelapa, gula Jawa, dawet dan telor bebek, masih
perlu untuk disertakan dan direnungkan, agar kelahiran manjadi lebih bermakna.
Dalam budaya Jawa, kelahiran seorang anak manusia ke dunia, selain merupakan
anugerah yang sangat besar, juga mempunyai makna tertentu. Oleh karena itu, pada masa
mengandung bayi hingga bayi lahir, masyarakat Jawa mempunyai beberapa upacara adat untuk
menyambut kelahiran bayi tersebut. Upacara-upacara tersebut antara lain adalah mitoni, upacara
mendhem ari-ari, Brokohan, upacara puputan, sepasaran dan selapanan.
Selapanan dilakukan 35 hari setelah kelahiran bayi. Pada hari ke 35 ini, hari lahir si bayi
akan terulang lagi. Misalnya bayi yang lahir hari Rabu Pon (hari weton-nya), maka selapanannya
akan jatuh di Hari Rabu Pon lagi. Pada penanggalan Jawa, yang berjumlah 5 (Wage, Pahing,
Pon, Kliwon, Legi) akan bertemu pada hari 35 dengan hari di penanggalan masehi yang
berjumlah 7 hari. Logikanya, hari ke 35, maka akan bertemu angka dari kelipatan 5 dan 7. Di
luar logika itu, selapanan mempunyai makna yang sangat kuat bagi kehidupan si bayi.
Berulangnya hari weton bayi, pantas untuk dirayakan seperti ulang tahun. Namun selapanan
utamanya dilakukan sebagai wujud syukur atas kelahiran dan kesehatan bayi.
Yang pertama dilakukan dalam rangkaian selapanan adalah potong rambut atau parasan.
Pemotongan rambut pertama-tama dilakukan oleh ayah dan ibu bayi, kemudian dilanjutkan oleh
sesepuh bayi. Di bagian ini aturannya, rambut bayi dipotong habis. Potong rambut ini dilakukan
untuk mendapatkan rambut bayi yang benar-benar bersih, diyakini rambut bayi asli adalah
bawaan dari lahir, yang masih terkena air ketuban. Alasan lainnya adalah supaya rambut bayi
bisa tumbuh bagus, oleh karena itu rambut bayi paling tidak digunduli sebanyak 3 kali. Namun
pada tradisi potong rambut ini, beberapa orang ada yang takut untuk menggunduli bayinya, maka
pemotongan rambut hanya dilakukan seperlunya, tidak digundul, hanya untuk simbolisasi.
Setelah potong rambut, dilakukan pemotongan kuku bayi. Dalam rangkaian ini, dilakukan
pembacaan doa-doa untuk keselamatan dan kebaikan bayi dan keluarganya. Upacara
pemotongan rambut bayi ini dilakukan setelah waktu shalat Maghrib, dan dihadiri oleh keluarga,
kerabat, tetangga terdekat serta pemimpin doa.
Acara selapanan dilakukan dalam suasana yang sesederhana mungkin. Sore harinya,
sebelum pemotongan rambut, masyarakat yang merayakan selapanan biasanya membuat bancaan
yang dibagikan ke kerabat dan anak-anak kecil di seputaran tempat tinggalnya. Bancaan
mengandung makna agar si bayi bisa membagi kebahagiaan bagi orang di sekitarnya.
Adapun makanan wajib yang ada dalam paket bancaan, yaitu nasi putih dan gudangan,
yang dibagikan di pincuk dari daun pisang. Gudangan juga dilengkapi dengan potongan telur
rebus atau telur pindang, telur ini melambangkan asal mulanya kehidupan. Selain itu juga
beberapa sayuran dianggap mengandung suatu makna tertentu, seperti kacang panjang agar bayi
panjang umur, serta bayem supaya bayi hidupanya bisa tentram.

2. Tradisi Masyarakat Kalimantan Ibu melahirkan


Menjelang persalinan membutuhkan beberapa perlengkapan khusus, demikian pula bagi
suku Dayak ada beberapa perlengkapan suku Dayak menjelang persalinan atau proses
melahirkan yang harus dipersiapkan sedemikian rupa untuk menggelar beberapa ritual atau
upacara adat suku Dayak dalam menjelang dan menyambut kelahiran seorang bayi.
Kultur budaya suku Dayak di Kalimantan Tengah menempatkan kaum wanita pada
derajat yang tinggi. Tak heran, kedudukan wanita dalam masyarakat dayak memang special.
Kaum wanita selalu mendapatkan perhatian penuh, terlebih saat proses menjelang persalinan.
Fase Melahirkan dalam budaya Suku Dayak mengisyaratkan perlunya sejumlah persiapan
termasuk persiapan perlengkapan suku dayak menjelang persalinan. Pada proses jelang
melahirkan bayi atau Awau, sang calon ibu dibaringkan pada sebuah dipan kecil dengan posisi
miring terbuat dari kayu yang disebut Sangguhan dengan motif ukiran Dayak di masing-masing
sisi.
Kemudian saat melahirkan, disiapkan pula Botol Mau sebagai tempat untuk menungku
perut ibu agar darah kotor cepat keluar. Selain sebagai perlengkapan suku Dayak menjelang
persalinan Botol Mau ini juga digunakan untuk menyimpan air panas.
Selanjutnya, keluarga yang melahirkan juga perlu menyiapkan kain Bahalai (Jarik dalam
bahasa Jawa) dengan lapisan yang berbeda. Tujuh lapis kain bahalai saat menyambut bayi laki-
laki dan lima lapis kain bahalai untuk bayi dengan jenis kelamin perempuan. Walaupun sebagai
peralatan penunjang, keberadaannya dalam persiapan prosesi persalinan menurut budaya suku
Dayak mutlak diperlukan.
Pada fase ketika bayi telah lahir, maka tali pusar atau ari-ari bayi dipotong menggunakan
sebuah sembilu. Untuk tahap pertama dan pemotongan terakhir ari-ari dengan uang ringgit.
Kedua perlengkapan suku Dayak menjelang persalinan tersebut disiapkan sejak awal dalam
sebuah piring atau Paraten. Sedangkan ari-ari yang terpotong tadi disimpan di dalam Kusak
Tabuni.
Bayi (awau) yang baru lahir dimandikan dalam kandarah, dan popok bayi yang
digunakan disimpan dalam saok. Bagi sang ibu setelah melahirkan biasa menggunakan stagen
(babat kuningan) untuk mengikat perut agar mengembalikan perut ibu ke kondisi semula dengan
cepat. Tentunya untuk menjaga tubuh ibu setelah melahirkan dan juga berfungsi untuk berjaga-
jaga dalam kondisi yang tidak terduga seperti sulitnya bayi keluar. Kalau itu terjadi, maka
masyarakat Dayak memiliki cara yang khas dan bernuansa magis, yakni menggunakan buah
kelapa yang bertunas untuk kemudian disentuhkan ke arah selaput bayi.
Tujuan perlengkapan suku dayak menjelang persalinan tersebut adalah agar dapat
membuka ruang sehingga bayi dapat keluar dengan mudah.
3. Tradisi Masyarakat NTT Ibu melahirkan
Proses melahirkandengan di urut oleh seseorang yang dianggap ahli, setelah ada kelahiran
bayi diadakan upacara atau ritual selamatan.
Perlakuan masyarakat Nusa Tenggara Timur terhadap ari-ari :
1.Tali pusar dipotong menggunakan kulit bambu.
2. Ditaruh sekitar 3 bulan di atas perapian sampai kering.
3. Selanjutnya di tanam di sertai doa dan alat tulis.

Anda mungkin juga menyukai