Anda di halaman 1dari 25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sehat


Menurut WHO rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat
berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani
serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu.
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia.
Perumahan sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai faktor yang
dapat meningkatkan standar kesehatan penghuninya. Konsep tersebut
melibatkan pendekatan sosiologis dan teknis pengelolaan faktor risiko dan
berorientasi pada lokasi, bangunan, kualifikasi, adaptasi, manajemen,
penggunaan dan pemeliharaan rumah di lingkungan sekitarnya.
Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk
penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya.
Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan
tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga
yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga
seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh karena itu
keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur sangat diperlukan
agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik.
Jadi sanitasi perumahan adalah menciptakan keadaan lingkungan
perumahan yang baik atau bersih untuk kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA


FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016

Page 6

2.1.1 Syarat Rumah Sehat


Persyaratan

kesehatan

perumahan

adalah

ketentuan

teknis

kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan


masyarakat yang bermukim di perumahan dan masyarakat sekitar dari
bahaya atau gangguan kesehatan. Persyaratan kesehatan perumahan yang
meliputi persyaratan lingkungan perumahan dan pemukiman serta
persyaratan rumah itu sendiri, sangat diperlukan karena pembangunan
perumahan berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan derajat
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut :
1. Memenuhi

kebutuhan

fisiologis

antara

lain

pencahayaan,

penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan


yang mengganggu.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar
penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan
limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan
hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi,
terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping
pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang
timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain
persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah
roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat
penghuninya jatuh tergelincir.
Rumah yang sehat harus dapat mencegah dan mengurangi resiko
kecelakaan seperti terjatuh, keracunan dan kebakaran (APHA). Beberapa
aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan dengan hal tersebut antara
lain:
1. Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat
2. Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA


FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016

Page 7

3. Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya


racun dan gas
4. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan
kecelakaan mekanis dapat terhindari
2.1.2 Parameter Penilaian Rumah Sehat
Lingkup penilaian rumah sehat dilakukan terhadap kelompok
komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni, sebagai berikut:
1. Kelompok komponen rumah, meliputi :
a. Langit-langit
b. Dinding
c. Lantai
d. Jendela kamar tidur
e. Jendela ruang keluarga dan ruang tamu
f. Ventilasi
g. Sarana pembuangan asap dapur
h. Pencahayaan
i. Kepadatan hunian
2. Kelompok sarana sanitasi, meliputi :
a. Sarana Air Bersih
b. Sarana Pembuangan Kotoran
c. Sarana Pembuangan Air Limbah
d. Sarana Pembuangan Sampah
2.1.3 Komponen Rumah Sehat
Komponen rumah sehat meliputi :
1. Langit-langit
Di bawah kerangka atap atau kuda-kuda biasanya dipasang
penutup yang disebut langit-langit yang tujuannya antara lain :
a. Untuk menutup seluruh konstruksi atap dan kuda-kuda
penyangga, agar tidak terlihat dari bawah, sehingga ruangan
terlihat rapi dan bersih.
b. Untuk menahan debu yang jatuh dan kotoran yang lain juga
menahan tetesan air hujan yang menembus melalui celah-celah
atap.
c. Untuk membuat ruangan antara yang berguna sebagai penyekat
sehingga panas atas tidak mudah menjalar kedalam ruangan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016

Page 8

dibawahnya.
Adapun persyaratan untuk langit-langit yang baik adalah :
a. Langit-langit harus dapat menahan debu dan kotoran lain yang
jatuh dari atap
b. Langit-langit harus menutup rata kerangka atap kuda-kuda
penyangga dengan konstruksi bebas tikus
c. Tinggi langit-langit sekurang-kurangnya 2,40 dari permukaan
lantai, kecuali dalam hal langit-langit/kasau-kasaunya miring
sekurang-kurangnya mempunyai tinggi rumah 2,40 m dan
tinggi ruang selebihnya pada titik terendah titik kurang dari
1,75 m, serta ruang cuci dan ruang kamar mandi diperbolehkan
sekurang-kurangnya sampai 2,40 m
2. Dinding
Adapun syarat-syarat untuk dinding antara lain:
a. Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat sendiri,
beban tekanan angin dan bila sebagai dinding pemikul harus
pula dapat memikul beban diatasnya
b. Dinding harus terpisah dari pondasi oleh suatu lapisan air rapat
air sekurang-kurangnya 15 cm dibawah permukaan tanah
sampai 20 cm di atas lantai bangunan, agar air tanah tidak
dapat meresap naik keatas, sehingga dinding tembok terhindar
dari basah dan lembab dan tampak bersih tidak berlumut
c. Lubang jendela dan pintu pada dinding, bila lebarnya kurang
dari 1 m dapat diberi susunan batu tersusun tegak di atas batu,
batu tersusun tegak di atas lubang harus di pasang balok lantai
dari beton bertulang atau kayu awet.
d. Untuk memperkuat berdirinya tembok bata digunakan
rangka pengkaku yang terdiri dari plester-plester atau balok
beton bertulang setiap luas 12 meter.
3. Lantai
Lantai harus cukup kuat untuk menahan beban diatasnya.
Bahan untuk lantai biasanya digunakan ubin, kayu plesteran, atau
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016

Page 9

bambu dengan syarat-syarat tidak licin, stabil tidak lentur waktu


diinjak, tidak mudah aus, permukaan lantai harus rata dan mudah
dibersihkan. Macam-macam lantai:
a. Lantai tanah stabilitas
Lantai tanah stabilitas terdiri dari tanah, pasir, semen, dan
kapur. Contoh : tanah tercampur kapur dan semen. Untuk
mencegah masuknya air kedalam rumah sebaiknya lantai
dinaikkan 20 cm dari permukaan tanah.
b. Lantai papan
Pada umumnya lantai papan dipakai di daerah basah/rawa.
Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan lantai adalah:
-

Sekurang-kurangnya 60 cm di atas tanah dan ruang bawah

tanah harus ada aliran tanah yang baik


Lantai harus disusun dengan rapid an rapat satu sama lain,
sehingga tidak ada lubang-lubang ataupun lekukan dimana
debu bisa bertepuk. Lebih baik jika lantai seperti ini
dilapisi dengan perlak atau kampal plastik ini juga
berfungsi sebagai penahan kelembaban yang naik dari di

kolong rumah
Untuk kayu-kayu yang tertanam dalam air harus yang
tahan air dan rayap serta untuk konstruksi di atasnya agar

lantai kayu yang telah dikeringkan dan diawetkan


c. Lantai ubin
Lantai ubin adalah lantai yang terbanyak digunakan pada
bangunan perumahan karena lantai ubin murah/tahan lama,
dapat mudah dibersihkan dan tidak dapat mudah dirusak rayap.
4. Jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu
Jendela dibuka pada siang hari agar cahaya matahari dapat masuk
dan udara dapat berputar sehingga akan memperkecil resiko penularan
penyakit infeksi. Untuk memperoleh jumlah cahaya matahari pada
pagi hari secara optimal sebaiknya jendela kamar tidur menghadap ke
timur. Luas jendela yang baik paling sedikit mempunyai luas 10-20%
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016 Page 10

dari luas lantai. Apabila luas jendela melebihi 20% dapat


menimbulkan kesilauan dan panas, sedangkan sebaliknya kalau terlalu
kecil dapat menimbulkan suasana gelap dan pengap.
Dalam ruang kediaman, sekurang-kurangnya terdapat satu atau
lebih banyak jendela/lubang yang langsung berhubungan dengan
udara dan bebas dari rintangan-rintangan, jumlah luas bersih
jendela/lubang itu harus sekurang-kurangya sama 1/10 dari luas lantai
ruangan, dan setengah dari jumlah luas jendela/lubang itu harus dapat
dibuka. Jendela/lubang angin itu harus meluas kearah atas sampai
setinggi minimal 1,95 di atas permukaan lantai. Diberi lubang hawa
atau saluran angin pada ban atau dekat permukaan langit-langit
(ceiling) yang luas bersihnya sekurang-kurangnya 5% dari luas lantai
yang bersangkutan. Pemberian lubang hawa/saluran angin dekat
dengan langit-langit beguna sekali untuk mengeluarkan udara panas
dibagian atas dalam ruangan.
Ketentuan luas jendela/lubang angin tersebut hanya sebagai
pedoman yang umum dan untuk daerah tertentu hanya sebagai
pedoman yang umum dan untuk daerah tertentu, harus disesuaikan
dengan keadaan iklim daerah tersebut. Untuk daerah pegunungan
yang berhawa dingin dan banyak angin, maka luas jendela/lubang
angin dapat dikurangi sampai dengan 1/20 dari luas ruangan.
Sedangkan untuk daerah pantai laut dan daerah rendah yang berhawa
panas dan basah, maka jumlah luas bersih jendela, lubang angin harus
diperbesar dan dapat mencapai 1/5 dari luas lantai ruangan.
5. Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar kedalam suatu
ruangan dan pengeluaran udara kotoran suatu ruangan tertutup baik
alamiah maupun secara buatan. Ventilasi harus lancar diperlukan
untuk menghindari pengaruh buruk yang dapat merugikan kesehatan
manusia pada suatu ruangan kediaman yang tertutup atau kurang
ventilasi.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016 Page 11

Pengaruh-pengaruh buruk itu adalah :


a. Berkurangnya kadar oksigen diudara dalam ruangan kediaman
b. Bertambahnya kadar asam karbon ( CO2 ) dari pernafasan
manusia
c. Bau pengap yang dikeluarkan oleh kulit, pakaian dan mulut
manusia
d. Suhu udara dalam ruang ketajaman naik karena panas yang
dikeluarkan oleh badan manusia
e. Kelembaban udara dalam ruang kediaman bertambah karena
penguapan air dan kulit pernafasan manusia
Dengan adanya ventilasi silang (cross ventilation) akan terjamin
adanya gerak udara yang lancar dalam ruang kediaman. Caranya ialah
dengan memasukkan kedalam ruangan udara yang bersih dan segar
melalui jendela atau lubang angin di dinding, sedangkan udara kotor
dikeluarkan melalui jendela/lubang angin di dinding yang berhadapan.
Tetapi gerak udara ini harus dijaga jangan sampai terlalu besar dan
keras karena gerak angina atau udara angin yang berlebihan meniup
badan seseorang, akan mengakibatkan penurunan suhu badan secara
mendadak dan menyebabkan jaringan selaput lendir kan berkurang
sehingga mengurangi daya tahan pada jaringan dan memberikan
kesempatan kepada bakteri-bakteri penyakit berkembang biak, dan
selanjutnya menyebabkan gangguan kesehatan, yang antara lain :
masuk angin, pilek atau kompilasi radang saluran pernafasan. Gejala
ini terutama terjadi pada orang yang peka terhadap udara dingin.
Untuk menghindari akibat buruk ini, maka jendela atau lubang
ventilasi jangan terlalu besar/banyak, tetapi jangan pula terlalu sedikit.
Jika ventilasi alamiah untuk pertukaran udara dalam ruangan
kurang memenuhi syarat, sehingga udara dalam ruangankyrang
memenuhi syarat, sehingga udara dalam ruangan akan berbau pengap,
maka diperlukan suatu sistem pembaharuan mekanis. Untuk
memperbaiki keadaan ruang dalam ruangan, system mekanis ini harus
bekerja terus menerus selama ruangan yang dimaksud digunakan. Alat
mekanis yang biasa digunakan/dipakai untuk sistem pembaharuan
udara mekanis adalah kipas angin (ventilating, fan atau exhauster),
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016 Page 12

atau air conditioning.


6. Sarana pembuangan asap dapur
Harus memiliki tempat pembuangan asap dapur seperti cerobong
asap atau terdapat ventilasi yang sesuai untuk penyaluran asap pada
saat memasak di dapur.
7. Pencahayaan
Sanropie ( 1989 ) menyatakan bahwa cahaya yang cukup kuat
untuk penerangan di dalam rumah merupakan kebutuhan manusia.
Penerangan ini dapat diperoleh dengan pengaturan cahaya buatan dan
cahaya alam.
1. Pencahayaan alamiah
Pencahayaan alamiah diperoleh dengan masuknya sinar
matahari ke dalam ruanagn melalui jendela celah-celah atau
bagian ruangan yang terbuka. Sinar sebaiknya tidak terhalang
oleh bangunan, pohon-pohon maupun tembok pagar yang
tinggi. Kebutuhan standar cahaya lami yang memenuhi syarat
kesehatan untuk kamar keluarga dan kamar tidur menurut
WHO 60-120 Lux. Suatu cara untuk menilai baik tau tidaknya
penerangan alam yang terdapat dalam rumah, adalah sebagai
berikut :
-

Baik, bila jelas membaca koran dengan huruf kecil


Cukup, bila samar-samar bila membaca huruf kecil
Kurang, bila hanya huruf besar yang terbaca
Buruk, bila sukar membaca huruf besar
Pemenuhan kebutuhan cahaya untuk penerangan alamiah

sangat ditentukan oleh letak dan lebar jendela.


2. Pencahayaan buatan
Untuk penerangan pada rumah tinggal dapat diatur dengan
memilih sistem penerangan dengan suatu pertimbangan
hendaknya penerangan tersebut dapat menumbuhkan suasana
rumah yang lebih menyenangkan. Lampu Flouresen (neon)
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016 Page 13

sebagai sumber cahaya dapat memenuhi kebutuhan penerangan


karena pada kuat penerangan yang relative rendah mampu
menghasilkan

cahaya

yang

bila

dibandingkan

dengan

penggunaan lampu pijar. Bila ingin menggunakan lampu pijar


sebaiknya dipilih yang warna putih dengan dikombinasikan
beberapa lampu neon. Untuk penerangan malam hari dala
ruangan terutama untuk ruang baca dan ruang kerja,
penerangan minimum adalah 150 Lux sama dengan 10 watt
lampu TL, atau 40 watt dengan lampu pijar.
8. Kepadatan Hunian
Perbandingan antara luas ruangan yang tersedia dengan penghuni
atau anggota keluarga yang berada dalam rumah tersebut. Diukur pada
tempat dimana penghuni menghabiskan sebagian waktunya dirumah.
2.1.4 Sarana Sanitasi Rumah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala
yang menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani
fasilitas air bersih dan sanitasi dasar. Di antaranya adalah cakupan
pembangunan yang sangat besar, sebaran penduduk yang tak merata dan
beragamnya wilayah Indonesia, keterbatasan sumber pendanaan.
Pemerintah selama ini belum menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi
sebagai prioritas dalam pembangunan. Faktor lain yang juga menjadi
kendala adalah kualitas dan kuantitas sumber air baku sendiri terus
menurun akibat perubahan tata guna lahan (termasuk hutan) yang
mengganggu sistem siklus air. Selain itu, meningkatnya kepadatan dan
jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi.
1. Sarana Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016 Page 14

diminum.
Syarat-syarat kualitas air bersih diantaranya adalah sebagai
berikut :
a. Syarat fisik : tidak berbau, tidak berasa, dan tidak
berwarna
b. Syarat kimia : kadar besi maksimum yang diperbolehkan
0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l)
c. Syarat mikrobiologis : koliform tinja/total koliform
(maks 0 per 100 ml air)
2. Jamban dan Pembuangan Tinja
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi.
Salah satu penyebab tingginya angka kejadian diare adalah
rendahnya cakupan penduduk yang memanfaatkan sarana air bersih
dan jamban serta PHBS yang belum memadai. Menurut data dari
200.000 anak balita yang meninggal karena diare setiap tahun di
Asia, separuh di antaranya adalah di Indonesia.
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban
dengan syarat antara lain sebagai berikut :
a.
b.

Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi


Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang
mungkin memasuki mata air atau sumur, jarak jamban > 10
m dari sumur dan bila membuat lubang jamban jangan

c.
d.

sampai dalam lubang tersebut mencapai sumber air


Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain.

e.

Kotoran manusia yang dibuang harus tertutup rapat


Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila
memang benar benar diperlukan, harus dibatasi seminimal

f.

mungkin
Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap

g.

dipandang
Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan
tidak mahal
Ada 4 cara pembuangan tinja yaitu :

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA


FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016 Page 15

Pembuangan tinja di atas tanah, pada cara ini tinja


dibuang begitu saja di atas permuakaan tanah,
halaman rumah, di kebun, di tepi sungai dan
sebagainya. Cara demikian tentu sama sekali tidak

dianjurkan, karena dapat mengganggu kesehatan.


Kakus lubang gali (pit pravy), cara ini merupakan
salah satu yang paling mendekati persyaratan yang
harus dipenuhi. Tinja dikumpulkan di dalam tanah
dan lubang di bawah tanah, umumnya langsung
terletak di bawah 90 cm = kedalaman sekitar 2,5
m. Dinidngnya diperkuat dengan batu, dapat
ditembok ataupun tidak, macam kakus ini hanya
baik digunakan di tempat di mana air tanah letaknya

dalam.
Kakus air (aqua privy), cara ini hampir mirip dengan
kakus lubang gali, hanya lubang kakus dibuat dari
tangki yang kedap air yang berisi air, terletak
langsung di bawah tempat jongkok. Cara kerjanya
merupakan peralihan antara lubang kakus dengan
septic tank. Fungsi dari tank adalah untuk menerima,
menyimpan, mencernakan tinja serta melindunginya
dari lalat dan serangga lainnya. Bentuk bulat, bujur
sangkar atau empat persegi panjang diletakkan

vertikal dengan diameter antara 90 120 cm.


Septic tank merupakan cara yang paling memuaskan
dan dianjurkan diantara pembuangan tinja dan dari
buangan

rumah

tangga.

Terdiri

dari

tangki

sedimentasi yang kedap air dimana tinja dan air


ruangan masuk dan mengalami proses dekomposisi.
Di dalam tangki, tinja akan berada selama 1-3
minggu tergantung kapasitas tangki.
Pembuangan tinja yang buruk sekali berhubungan
dengan kurangnya penyediaan air bersih dan fasilitas
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016 Page 16

kesehatan lainnya. Kondisi-kondisi demikian ini


akan

berakibat

terhadap

serta

mempersukar

penilaian peranan masing-masing komponen dalam


transmisi penyakit namun sudah diketahui bahwa
terhadap hubungan antara tinja dengan status
kesehatan. Hubungan keduanya dapat bersifat
langsung ataupun tak langsung. Efek langsung
misalnya dapat mengurangi insiden penyakit tertentu
yang dapat ditularkan karena kontaminasi dengan
tinja, misalnya thypus abdominalis, kolera dan lainlain, sedanngkan hubungan tak langsung dari
pembuangan tinja ini bermacam-macam, tetapi
umumnya berkaitan dengan komponen-komponen
lain dalam sanitasi lingkungan.
3. Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya
persentase penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan
limbah (sewerag system). Pegolahan air limbah dimaksudkan untuk
melindungi lingkungan hidup terhadap pencemaran air limbah
tersebut. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya
dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena
pencemaraan air limbah tersebut. Namun demikian, alam tersebut
mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya,
sehingga air limbah perlu dibuang.
Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain
sebagai berikut :
1. Pengenceran
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi
yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan
air. Tetapi, dengan makin bertambahnya penduduk, yang
berarti makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah
air limbah yang harus dibuang terlalu banyak, dan diperluka
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016 Page 17

air pengenceran terlalu banyak pula, maka cara ini tidak


dapat

dipertahankan

menimbulkan

lagi.

kerugian

Disamping

lain,

itu,

diantaranya

cara
:

ini

bahaya

kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada,


pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan
terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau,
dan sebagainya. Selanjutnnya dapat menimbulkan banjir.
2. Kolam Oksidasi
Pada prinsipnya

cara pengolahan ini adalah

pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan


oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah
dialirkan kedalam kolam berbentuk segi empat dengan
kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak
perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari
daerah pemukiman, dan didaerah yang terbuka, sehingga
memungkinkan memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.
3. Irigasi
Air limbah dialirkan ke parit-parit terbuka yang
digali, dan air akan merembes masuk kedalam tanah melalui
dasar dan dindindg parit tersebut. Dalam keadaan tertentu
air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang
pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk
pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air
limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah
potong hewan, dan lain-lainya dimana kandungan zat-zat
organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh
tanam-tanaman.
4. Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia,
yang keberadaannya banyak menimbulkan masalah apabila
tidak dikelola dengan baik. Apabila dibuang dengan cara
ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas yang
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016 Page 18

berbahaya bagi kesehatan manusia. Apabila dibakar akan


menimbulkanpengotoran

udara.

Kebiasaan

membuang

sampah disungai dapat mengakibatkan pendangkalan


sehingga menimbulkan banjir. Dengan demikian sampah
yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah, badan air dan udara.
Berdasarkan asalnya, sampah digolongkan dalam dua
bagian yakni sampah organik (sampah basah) dan sampah
anorganik (sampah kering). Pada tingkat rumah tangga
dapat dihasilkan sampah domestik yang pada umumnya
terdiri dari sisa makanan, bahan dan peralatan yang sudah
tidak dipakai lagi, bahan pembungkus, kertas, plastik, dan
sebagainya.
Teknik pengelolaan sampah yang baik diantaranya
harus memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
a. Penimbunan sampah
b. Penyimpanan sampah
c. Pengumpulan,

pengolahan

dan

pemanfaatan

kembali
d. Pengangkutan
e. Pembuangan
Agar sampah tidak membahayakan kesehatan
manusia, maka perlu pengaturan pembuangannya, seperti
penyimpanan sampah yaitu tempat penyimpanan sementara
sebelum sampah tersebut dikumpulkan untuk diangkut serta
dibuang (dimusnahkan). Untuk tempat sampah tiap-tiap
rumah isinya cukup 1 m3. Tempat sampah janganlah
ditempatkan di dalam rumah atau pojok dapur, karena akan
menjadi gudang makanan bagi tikus-tikus sehingga rumah
banyak tikusnya.
Adapun syarat tempat sampah adalah sebagai
berikut :
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016 Page 19

a.

Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan,

b.

kuat sehingga tidak mudah bocor, kedap air


Tempat sampah harus mempunyai tutup, tetapi
tutup ini dibuat sedemikian rupa sehingga
mudah dibuka, dikosongkan isinya serta mudah
dibersihkan. Sangat dianjurkan agar tutup
sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa

c.

mengotori tangan
Ukuran tempat sampah

sedemikian

rupa

sehingga mudah diangkat oleh satu orang atau


d.

ditutup
Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik
serangga atau binatang-binatang lainnya seperti
tikus, ayam, kucing dan sebagainya

2.2 Tuberkulosis
2.2.1 Definisi
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan
oleh bakteri yang berkembang biak tidak hanya di paru-paru saja tetapi
juga bisa menyebar ke organ lainnya, misalnya tulang, limfe, dll.
Pengertian dari TB paru sebagai suatu penyakit menular langsung yang
menyerang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosa.
2.2.2 Epidemiologi
Data WHO dalam Global Tuberculosis Control tahun 2010,
terdapat 9,4 juta insiden TB paru dan lebih dari 90% penderita TB paru
terjadi di Negara berkembang seperti ASEAN (35%). Kematian tertinggi
terjadi di Asia Tenggara sebesar 480.000 kematian dan merupaka
kematian tertinggi dibandingkan dengan kawasan lain di dunia. Di
Indonesia, prevalensi angka kematian pada tahun 2010 sebesar 27 per
100.000 penduduk. Insiden TB paru semakin hari semakin meningkat
dengan meningkatnya angka pengangguran, kemiskinan, penyalahgunaan
obat terlarang dan meningkatnya penderita HIV dan AIDS.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016 Page 20

2.1.3 Etiologi
Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan
terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai
Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari
langsung, tetapi dapat hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan
lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama
selama beberapa hari.
2.1.4 Gejala Klinis
Gejala yang timbul adalah batuk produktif yang terjadi selama tiga
minggu atau lebih. Gejala batuk dapat diikuti dengan gejala yang lain
yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, berkeringat pada
malam hari, nafsu makan menurun, malaise, dan demam.
2.1.5 Cara Penularan
Penderita TB paru dapat menularkan penyakit TB melalui beberapa
cara yaitu:
1.

Sumber penularan adalahapenderita TB Paru dengan Basil

2.

Tahan Asam (BTA) positif.


Pada waktu bersin atau batuk, penderita dapat menyebarkan
kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak yang
dikeluarkan

3.

(droplet

infection).

Sekali

batuk

dapat

menghasilkan 3000 percikan dahak.


Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dengan paparan
dahak yang berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat
mengurangi jumlah percikan dahak, sinar matahari dapat
membunuh kuman, percikan dapat bertahan beberapa jam

4.

dalam kondisi tertutup dan lembab.


Daya penularan pasien ke orang lain ditentukan banyaknya
kuman yang dikeluarkan dari parunya, makin banyak tingkat
kepositifannya maka semakin berbahaya dalam menularkan ke

5.

orang lain.
Faktor yang mempengaruhi seseorang tertular TB paru

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA


FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016 Page 21

ditentukan oleh konsentrasi percikan ke udara dan lamanya


menghirup udara tersebut.
2.1.6 Penegakan Diagnosis TB Paru
TB Paru dapat ditegakkan dengan beberapa tahapan diagnosis yaitu
:
1.

Semua suspek TB diperiksa tiga spesimen dahak dalam waktu

2.

dua hari yaitu Sewaktu Pagi Sewaktu (SPS).


Diagnosis TB paru pada orang dewasa ditegakkan dengan
ditemukannya kuman TB (BTA). Pada program Nasional
penemuan BTA melalui pemeiksaan dahak mikroskopis
merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan penunjang lainnya
seperti foto thorak, biakan, uji kepekaan dapat digunakan

3.

sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasi.


Tidak dibenarkan hanya menegakkan diagnosis dengan foto
thotak saja karena tidak selalu memberikan gambaran yang
khas pada TB sehingga dapat menyebabkan over diagnosis.

Bila ketiga spesimen dahak hasilnya negatif, diberikan antibiotik


spektrum luas (misalnya kotrimoksasol atau Amoksisilin) selama 1 2
minggu. Bila tidak ada perubahan, namun gejala klinis tetap
mencurigakan TB Paru, ulangi pemeriksaan dahak SPS.
1. Kalau hasil SPS positif, didiagnosis sebagai penderita TB
Paru BTA positif.
2. Kalau hasil SPS tetap negatif, lakukan pemeriksaan foto
rontgen dada, untuk mendukung diagnosis TB Paru.
a. Bila hasil rontgen mendukungTB Paru, didiagnosis sebagai
penderita TB Paru BTA negatif Rontgen positif.
b. Bila hasil rontgen tidak mendukung TB Paru, penderita
tersebut bukan TB Paru.
Unit Pelayanan Kesehatan yang tidak memiliki fasilitas rontgen,
penderita dapat dirujuk untuk foto rontgen dada.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA


FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016 Page 22

Gambar 1. Bagan Alur Diagnosis Tuberkulosis Paru Pada Orang


Dewasa

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA


FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016 Page 23

2.1.7 Klasifikasi TB Paru


a. TB Paru BTA Positif
Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA
positif. Satu spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen
dada menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif.
b. TB Paru BTA Negatif
Pemeriksaan tiga spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif dan
foto rontgen dada menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif. TB Paru
BTA negatif Rontgen Positif dibagi berdasarkantingkat keparahaan TB
Paru BTA Negatif Rontgen Positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan
penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila gambaran
foto rontgen dada memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas
(misalnya proses far advanced atau milier; dan atau keadaan umum
penderita buruk.
2.1.8 Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian TB Paru
Teori John Gordon mengemukakan bahwa timbulnya suatu
penyakit sangat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu bibit penyakit (agent),
pejamu (host), dan lingkungan (environment).
1. Penyakit (Agent)
Agent adalah penyebab yang esensial yang harus ada, apabila
penyakit

timbul

atau

manifest,

tetapi

agent

sendiri

tidak

sufficient/memenuhi/mencukupi syarat untuk menimbulkan penyakit.


Agent memerlukan dukungan faktor penentu agar penyakit dapat
bermanifestasi.
Agent yang mempengaruhi penularan penyakit tuberkulosis adalah
kuman Mycobacterium tuberculosis. Agent ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya pathogenitas, infektifitas dan virulensi.
Pathogenitas

adalah

daya

suatu

mikroorganisme

untuk

menimbulkan penyakit pada host. Pathogenitas kuman tuberkulosis paru


termasuk pada tingkat rendah.
Infektifitas adalah kemampuan mikroba untuk masuk ke dalam
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016 Page 24

tubuh host dan berkembangbiak di dalmnya. Berdasarkan sumber yang


sama infektifitas kuman tuberkulosis paru termasuk pada tingkat
menengah. Virulensi adalah keganasan suatu mikroba bagi host.
Berdasarkan sumber yang sama virulensi kuman tuberkulosis termasuk
tingkat tinggi.
2. Pejamu (Host)
Host adalah manusia atau hewan hidup, termasuk burung dan
arthropoda yang dapat memberikan tempat tinggal dalam kondisi alam
(lawan dari percobaan).
Host untuk kuman tuberkulosis paru adalah manusia dan hewan,
tetapi host yang dimaksud dalam penelitian ini adalah manusia. Beberapa
faktor host yang mempengaruhi penularan penyakit tuberkulosis paru
adalah :
a. Jenis kelamin
Dari catatan statistik meski tidak selamanya konsisten,
mayoritas penderita tuberkulosis paru adalah wanita. Hal ini masih
memerlukan penyelidikan dan penelitian lebih lanjut, baik pada
tingkat behavioural, tingkat kejiwaan, sistem pertahanan tubuh,
maupun tingkat molekuler. Untuk sementara, diduga jenis kelamin
wanita merupakan faktor risiko yang masih memerlukan evidence
pada masing-masing wilayah, sebagai dasar pengendalian atau
dasar manajemen.
b. Umur
Variabel

umur

berperan

dalam

kejadian

penyakit

tuberkulosis paru. Risiko untuk mendapatkan tuberkulosis paru


dapat dikatakan seperti halnya kurva normal terbalik, yakni tinggi
ketika awalnya, mwnurun karena diatas 2 tahun hingga dewasa
memliki daya tahan terhadap tuberkulosis paru dengan baik.
Puncaknya tentu dewasa muda danmenurun kembali ketika
seseorang atau kelompok menjelang usia tua.
c. Kondisi sosial ekonomi
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016 Page 25

WHO (2003) menyebutkan 90% penderita tuberkulosis


paru di dunia menyerang kelompok dengan sosial ekonomi lemah
atau miskin.
d. Kekebalan
Kekebalan dibagi menjadi dua macam, yaitu : kekebalan
alamiah dan buatan. Kekebalan alamiah didapatkan apabila
seseorang pernah menderita tuberkulosis paru dan secara alamiah
tubuh membentuk antibodi, sedangkan kekebalan buatan diperoleh
sewaktu seseorang diberi vaksin BCG (Bacillis Calmette Guerin).
Tetapi bila kekebalan tubuh lemah maka kuman tuberkulosis paru
akan mudah menyebabkan penyakit tuberkulosis paru.
e. Status Gizi
Apabila kualitas dan kuantitas gizi yang masuk dalam
tubuh cukup akan berpengaruh pada daya tahan tubuh sehingga
tubuh akan tahan terhadap infeksi kuman tuberkulosis paru. Namun
apabila keadaan gizi buruk maka akan mengurangi daya tahan
tubuh terhadap penyakit ini, karena kekurangan kalori dan protein
serta kekurangan zat besi, dapat meningkatkan risiko tuberkulosis
paru.
f. Penyakit Infeksi HIV
Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sitem daya
tahan tubuh seluler (cellular immunity) sehingga jika terjadi infeksi
oportunistik seperti tuberkulosis, maka yang bersangkutan akan
menjadi sakit parah bahkan mengakibatkan kematian. Bila jumlah
orang

terinfeksi

HIV

meningkat,

maka

jumlah

penderita

tuberkulosis paru akan meningkat, dengan demikian penularan


tuberkulosis paru di masyarakat akan meningkat pula.
3. Lingkungan (Environment)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host
(pejamu) baik benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti
suasana yang terbentuk akibat interaksi semua elemen-elemen
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016 Page 26

termasuk host yang lain. Faktor lingkungan memegang peranan


penting dalam penularan, terutama lingkungan rumah yang tidak
memenuhi syarat. Lingkungan rumah merupakan salah satu faktor
yang memberikan pengaruh besar terhadap status kesehatan
penghuninya. Adapun syarat-syarat yang dipenuhi oleh rumah sehat
secara fisiologis yang berpengaruh terhadap kejadian tuberkulosis
paru antara lain :
a. Kepadatan Penghuni Rumah
Ukuran luas ruangan suatu rumah erat kaitannya dengan
kejadian tuberkulosis paru. Disamping itu Asosiasi Pencegahan
Tuberkulosis Paru Bradbury mendapat kesimpulan secara
statistik bahwa kejadian tuberkulosis paru paling besar
diakibatkan oleh keadaan rumah yang tidak memenuhi syarat
pada luas ruangannya.
Semakin padat penghuni rumah akan semakin cepat pula
udara di dalam rumah tersebut mengalami pencemaran. Karena
jumlah penghuni yang semakin banyak akan berpengaruh
terhadap kadar oksigen dalam ruangan tersebut, begitu juga
kadar uap air dan suhu udaranya. Dengan meningkatnya kadar
CO2 di udara dalam rumah, maka akan memberi kesempatan
tumbuh

dan

berkembang

biak

lebih

bagi

Mycobacteriumtuberculosis. Dengan demikian akan semakin


banyak kuman yangterhisap oleh penghuni rumah melalui
saluran pernafasan.
Menurut

Departemen

Kesehatan

Republik

Indonesia

kepadatan penghuni diketahui dengan membandingkan luas


lantai rumah dengan jumlah penghuni, dengan ketentuan untuk
daerah perkotaan 6 m per orang daerah pedesaan 10 m per
orang.
b. Kelembaban Rumah
Kelembaban udara dalam rumah minimal 40 % 70 %
dan suhu ruangan yang ideal antara 180C 300C. Bila kondisi
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016 Page 27

suhu ruangan tidak optimal, misalnya terlalu panas akan


berdampak pada cepat lelahnya saat bekerja dan tidak cocoknya
untuk istirahat. Sebaliknya, bila kondisinya terlalu dingin akan
tidak menyenangkan dan pada orang-orang tertentu dapat
menimbulkan alergi. Hal ini perlu diperhatikan karena
kelembaban

dalam

berkembangbiaknya

rumah

akan

mikroorganisme

antara

mempermudah
lain

bakteri

spiroket, ricketsia dan virus. Mikroorganisme tersebut dapat


masuk ke dalam tubuh melalui udara ,selain itu kelembaban
yang tinggi dapat menyebabkan membran mukosa hidung
menjadi kering seingga kurang efektif dalam menghadang
mikroorganisme. Kelembaban udara yang meningkat merupakan
media yang baik untuk bakteri-bakteri termasuk bakteri
tuberculosis. Kelembaban di dalam rumah menurut Depatemen
Pekerjaan Umum (1986) dapat disebabkan oleh tiga faktor,
yaitu:
-

Kelembaban yang naik dari tanah ( rising damp )


Merembes melalui dinding ( percolating damp )
Bocor melalui atap ( roof leaks )
Untuk mengatasi kelembaban, maka perhatikan kondisi

drainase atau saluran air di sekeliling rumah, lantai harus kedap


air, sambungan pondasi dengan dinding harus kedap air, atap
tidak bocor dan tersedia ventilasi yang cukup.
c. Ventilasi
Jendela dan lubang ventilasi selain sebagai tempat keluar
masuknya udara juga sebagai lubang pencahayaan dari luar,
menjaga aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar.
Menurut indikator pengawasan rumah , luas ventilasi yang
memenuhi syarat kesehatan adalah 10% luas lantai rumah
dan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan
adalah < 10%luas lantai rumah. Luas ventilasi rumah yang <
10% dari luas lantai (tidak memenuhi syarat kesehatan) akan
mengakibatkan

berkurangnya

konsentrasi

oksien

dan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA


FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016 Page 28

bertambahnya konsentrasi karbondioksida yang bersifat racun


bagi penghuninya. Di samping itu tidak cukupnya ventilasi
akan menyebabkan peningkatan kelembaban ruangan karena
terjadinya proses penguapan cairan dai kulit dan penyerapan.
Kelembaban ruangan yan tinggi akam menjadi media yang
baik untuk tumbuh dan berkembangbiaknya bakteri-bakteri
patogen termasuk kuman tuberkulosis.
Tidak adanya ventilasi yang baik pada suatu ruangan makin
membahayakan kesehatan atau kehidupan, jika dalam ruangan
tersebut terjadi pencemaran oleh bakteri seperti oleh penderita
tuberkulosis atau berbagai zat kimia organik atau anorganik.
Ventilasi berfungsi juga untuk membebaskan uadar ruangan
dari

bakteri-bakteri,

terutama

bakteri

patogen

seperti

tuberkulosis, karena di situ selalu terjadi aliran udara yang


terus menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu
mengalir. Selain itu, luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat
kesehatan akan mengakibatkan terhalangnya proses pertukaran
udara dan sinar matahari yang masuk ke dalam rumah,
akibatnya kuman tuberkulosis yang ada di dalam rumah tidak
dapat keluar dan ikut terhisap bersama udara pernafasan.
d. Pencahayaan Sinar Matahari
Cahaya matahari selain berguna untuk menerangi ruang
juga mempunyai daya untuk membunuh bakteri. Hal ini telah
dibuktikan oleh Robert Koch (1843-1910).
Sinar matahari dapat dimanfaatkan untuk pencegahan
penyakit tuberkulosis paru, dengan mengusahakan masuknya
sinar matahari pagi ke dalam rumah. Cahaya matahari masuk
ke dalam rumah melalui jendela atau genteng kaca.
Diutamakan sinar matahari pagi mengandung sinar ultraviolet
yang dapat mematikan kuman.
Kuman tuberkulosis dapat bertahan hidup bertahun-tahun
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016 Page 29

lamanya, dan mati bila terkena sinar matahari , sabun, lisol,


karbol dan panas api. Rumah yang tidak masuk sinar
matahari mempunyai resiko menderita tuberkulosis 3-7 kali
dibandingkan dengan rumah yang dimasuki sinar matahari.
e. Lantai rumah
Komponen yang harus dipenuhi rumah sehat memiliki
lantai kedap air dan tidak lembab. Jenis lantai tanah memiliki
peran terhadap proses kejadian Tuberkulosis paru, melalui
kelembaban

dalam

ruangan.

Lantai

tanah

cenderung

menimbulkan kelembaban, pada musim panas lantai menjadi


kering sehingga dapat menimbulkan debu yang berbahaya
bagi penghuninya.
f. Dinding
Dinding berfungsi sebagai pelindung, baik dari gangguan
hujan maupun angin serta melindungi dari pengaruh panas
dan debu dari luar serta menjaga kerahasiaan (privacy)
penghuninya. Beberapa bahan pembuat dinding adalah dari
kayu, bambu, pasangan batu bata atau batu dan sebagainya.
Tetapi dari beberapa bahan tersebut yang paling baik adalah
pasangan batu bata atau tembok (permanen) yang tidak
mudah terbakar dan kedap air sehingga mudah dibersihkan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UPT-PTC INDRAPURA


FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH PADANG 2016 Page 30

Anda mungkin juga menyukai