Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI

DI SUSUN OLEH:
NAMA ANGGOTA
Kadek Panca Atma Negara

Komang Astri

Lili Susiati

Lisa Kristanti

Susi Dwi

Vera Farlina

Yulius Wahyu

Yosua Sitinjak

Enny Prayunita

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERDHAKI CHARITAS


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
PALEMBANG
2015

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


A TOPIK
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : Halusinasi
B TUJUAN
1 Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi
dalam kelompok secara bertahap.
2 Tujuan Khusus
a. Klien mampu mengidentifikasi halusinasi
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
C LANDASAN TEORI
Stimulasi Persepsi Sensori : Halusinasi
1. Latar Belakang
Halusinasi adalah pengalaman panca indera tanpa adanya rangsangan
(stimulus) misalnya penderita mendengar suara-suara, bisikan di telinganya
padahal tidak ada sumber dari suara bisikan itu (Hawari, 2001).
Terapi Aktivitas Kelompok adalah merupakan salah satu terapi
modalitas yang dilakikan perawat kepada kelompok klien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama.Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan. Didalam kelompok terjadi
dinamika interaksi yang saling tergantung, saling membutuhkan, dan menjadi
laboratorium tempat klien berlatih prilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki prilaku lama yang maladaptif.
Setiap peserta membutuhkan terepi aktivitas kelompok,dimana
aktivitas ini memungkinkan peserta agar berorientasi dengan orang lain dan
mengenal lingkungan di sekitarmereka. Dimana pengertian kelompok itu
sendiri adalah kumpulan individu yang lain, saling tergantung dan memiliki
norma yang sama .(stuart dan Laraia.2001.}.

2. Pengertian halusinasi
Halusinasi adalah gangguan penyerapan atau persepsi panca indera
tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sistem

penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh dan
baik. Maksudnya rangsangan tersebut terjadi pada saat klien dapat
menerima rangsangan dari luar dan dari dalam diri individu. Dengan kata
lain klien berespon terhadap rangsangan yang tidak nyata, yang hanya
dirasakan oleh klien dan tidak dapat dibuktikan (Nasution, 2003).
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan
panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang
dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren:
persepsi palsu (Maramis, 2005).
3. Penyebab Halusinasi
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:
a) Faktor Predisposisi
a) Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan
respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini
ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut
o Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak
yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada
daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku
psikotik.
o Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang
berlebihan dan masalah-masalah pada sistem reseptor dopamin
dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
o Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan
terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi
otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral
ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil
(cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung
oleh otopsi (post-mortem).
b) Psikologis

Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi


respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang
dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau
tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.
c) Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita
seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana
alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stres.
b

Faktor Prespitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah
adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna,
putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stresor dan masalah
koping dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006).
Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah:
a) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak
yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi
stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
b) Stres Lingkungan
Ambang toleransi terhadap stres yang berinteraksi terhadap stresor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c) Sumber Koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stresor.

4. Tanda dan Gejala


Bicara, senyum dan tertawa sendiri.
Mengatakan mendengar suara.
Merusak diri sendiri / orang lain / lingkungan.
Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan hal yang tidak nyata.
Tidak dapat mremusatkan konsentrasi / perhatian.
Pembicaraan kacau kadang tidak masuk akal.
Sikap curiga dan bermusuhan.

Tidak mampu melaksanakan asuhan mandiri : mandi, berpakaian.

D KLIEN
1. Karakteristik Klien :
Terapi aktivitas kelompok jenis ini digunakan pada klien dengan gangguan
persepsi sensori halusinasi pendengaran dengan criteria
:
a Klien yang kooperatif dan tidak menggangu berlangsungnya terapi
aktivitas kelompok
b Klien tenang
c Kondisi fisik dalam keadaan baik
d Mau mengikuti kegiatan terapi aktifitas.
2. Proses Seleksi Klien
a Mengidentifikasi klien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi
pendengaran
b Klien yang bersedia menjadi peserta
c Klien tidak cacat fisik
: Tuli, buta, ketergantungan berat dan lumpuh
d Klien yang memiliki riwayat gangguan persepsi sensori halusinasi
3. Jumlah Peserta TAK
Jumlah peserta TAK meliputi : Jumlah Klien 6 Orang dan jumlah perawat 9
orang.
E PENGORGANISASIAN
1. Uraian Struktur Kelompok
a Tempat Pertemuan
b
c
d

: Ruang TAK di Nusa Indah RS. Dr.

Ernaldi Bahar Palembang


Waktu
: Sabtu, 31 Januari 2015
Lama
: 60 Menit
Hasil Yang Diharapkan
:
Klien mampu mengidentifikasi halusinasi
Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, dan

mengobrol dengan teman


2. Tim Terapis
a Leader
: Lisa Kristanti
Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok
Merencanakan, mengatur, mengontrol, dan mengembangkan jalannya

terapi aktivitas kelompok


Membuka Acara terapi aktivitas kelompok
Memimpin diskusi kelompok
Memberikan informasi
Menutup acara
Co Leader
: Lili Susiati
Mendampingi leader
Mengambil posisi leader jika pasif
Mengarahkan kembali posisi pemimpin kepada leader
Menjadi motivator
Fasilitator
:
Komang Astri
Vera farlina

Enny Prayunita
Kadek Panca
Yosua Sitinjak
Susi Dwi
a) Membantu dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan klien sebagai
anggota kelompok
b) Membantu mempersiapkan klien dan sasaran yang menunjang ketika
kegiatan kelompok berlangsung
c) Memberikan motivasi kepada klien untuk tetap aktif dalammelaksanakan
d

terapi aktivitas kelompok


Observer
: Yulius Wahyu P
a) Mengobsevasi persiapan pelaksanaan terapi aktivitas kelompok
b) Mengobservasi setiap respon klien
c) Mencatat semua aktivitas terapi aktivitas kelompok
d) Mengevaluasi hasil kegiatan aktivitas kelompok

3. Metode
Pendekatan personal, pendekatan interpersonal dan demonstrasi
4. Media
Pemutar music
Speaker
Papan nama F
Kamera
Tikar
5. Setting Tempat

CL

K
F

K
F

K
K

F
F

F PROSES PELAKSANAAN
Sesi I
a

Tujuan
Klien mampu mengidentifikasi halusinasi klien

Langkah- Langkah Kegiatan


1. Persiapan
a) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu pasien dengan gangguan
persepsi sensori
b) Membuat kontrak dengan klien
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Memberi salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
Perkenalkan nama dan panggilan terapis
Menanyakan nama dan panggilan semua klien
b) Evaluasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Kontrak
Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu cara mengontrol halusinasi
Menjelaskan aturan main berikut :
Lama Kegiatan 60 menit
Setiap klien mengikuti jadwal dari awal sampai selesai
Jika ada peserta yang minggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada perawat

3. Tata Tertib
Peserta bersedia mengikuti terapi aktivitas kelompok

Peserta tidak diperbolehkan makan,minum,merokok selama mengikuti terapi

aktivitas kelompok
Peserta harus hadir 5 menit sebelum acara berlangsung
Peserta tidak boleh meninggalkan ruangan selama terapi aktivitas kelompok
berlangsung.Namun jika ada peserta yang ingin BAK,harus minta izin kepada

perawat.
Jika ada pertanyaan peserta mengangkat tangan terlebih dahulu dan berbicara

setelah dipersilahkan oleh leader.


Anggota harus berperan aktif dalam terapi aktivitas kelompok.
Anggota harus bersikap terbuka.
Menyepakati waktu:pukul
Menyepakati tempat:Ruang TAK Nusa Indah.
4.

Tahap Kerja
Perawat

menjelaskan

aturan

permainan

dan

memperagakan/memberi contoh terlebih dahulu cara bermain antar

sesame perawat/fasilitator.
Perawat memperagakan langkah kerja terapi kemudian fassilitator
memutar lagu kemudian pasien mengocok nama dalam gelas yang
sudah di persiapkan oleh perawat, lalu nama pasien yang keluar
harus menyebutkan atau bercerita mengenai isi halusinasi, frekuensi
halusinasi, waktu halusinasi, kondisi saat halusinasi dan respon

terhadap halusinasi.
Apabila pasien dapat menjawab pasien akan di beri reward dengan

cara iyel iyel ( tepuk salut ).


Ulangi langkah diatas sampai semua anggota kelompok mendapat

giliran.
Beri pujian dan ajak klien bertepuk tangan setiap keberhasilan

anggota kelompok.
5. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
a) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti Terapi Aktivitas
Kelompok
b) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana Tindak Lanjut
membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya yaitu cara
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
c. Kontrak yang akan datang

Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah halusinasi


pendengaran.
Sesi II
c

Tujuan
Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

Langkah- Langkah Kegiatan


4. Persiapan
d) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu pasien dengan gangguan
persepsi sensori
e) Membuat kontrak dengan klien
f) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
5. Orientasi
d) Memberi salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
Perkenalkan nama dan panggilan terapis
Menanyakan nama dan panggilan semua klien
e) Evaluasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
Menanyakan masalah yang dirasakan
f) Kontrak
Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu cara mengontrol halusinasi
Menjelaskan aturan main berikut :
Lama Kegiatan 60 menit
Setiap klien mengikuti jadwal dari awal sampai selesai
Jika ada peserta yang minggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada perawat

6. Tata Tertib
Peserta bersedia mengikuti terapi aktivitas kelompok
Peserta tidak diperbolehkan makan,minum,merokok selama mengikuti terapi

aktivitas kelompok
Peserta harus hadir 5 menit sebelum acara berlangsung
Peserta tidak boleh meninggalkan ruangan selama terapi aktivitas kelompok
berlangsung.Namun jika ada peserta yang ingin BAK,harus minta izin kepada

perawat.
Jika ada pertanyaan peserta mengangkat tangan terlebih dahulu dan berbicara

setelah dipersilahkan oleh leader.


Anggota harus berperan aktif dalam terapi aktivitas kelompok.
Anggota harus bersikap terbuka.
Menyepakati waktu:pukul
Menyepakati tempat:Ruang TAK Nusa Indah.
4.

Tahap Kerja

Perawat

menjelaskan

aturan

permainan

dan

memperagakan/memberi contoh terlebih dahulu cara bermain antar

sesame perawat/fasilitator.
Perawat memperagakan langkah kerja terapi kemudian fassilitator
memutar lagu kemudian pasien mengocok nama dalam gelas yang
sudah di persiapkan oleh perawat, lalu nama pasien yang keluar

harus mempraktikkan cara menghardik halusinasi


Apabila pasien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.

Pasien akan di beri reward dengan cara iyel iyel ( tepuk salut ).
Ulangi langkah diatas sampai semua anggota kelompok mendapat

giliran.
Beri pujian dan ajak klien bertepuk tangan setiap keberhasilan
anggota kelompok.

5. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
c) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti Terapi Aktivitas
Kelompok
d) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana Tindak Lanjut
Menganjurkan pada pasien untuk mengingat cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik haluinasi.
c. Kontrak yang akan datang
Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah halusinasi
pendengaran.
SESI I
Mengidentifikasi Halusinasi

No
Mengidentifikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Halusinasi
Halusinasi Audiotori
Halusinasi Visual
Isi
Frekuensi
Waktu
Kondisi
Respon

Ny. P

Nama Pasien
Ny. E Ny. L

Ny. P

Ny. S

Ny. S

SESI II
Kemampuan Menghardik Halusinasi
No.

Nama Pasien

Mempraktikkan Cara Menghardik


Halusinasi

1.
2.
3.
4.
5.
6.

YA

Ny P
Ny E
Ny L
Nn P
Ny S
Ny S

TIDAK

1. Petunjuk
Tulis nama panggilan klien yang mengikuti TAK
Untuk tiap klien beri penilaian tentang kemampuan mempraktikan dua cara
untuk mengontrol halusinasi. Beri tanda bila klien mampu, atau tanda x
jika klien tidak mampu.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dinilai klien saat terapi pada
catatan proses keperawatan.
EVALUASI TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI
SESI I DAN SESI II
TAK sesi I dan sesi II dilakukan pada hari Sabtu, 31 Januari 2015 pada pukul
10.00 WIB, Di ruang Nusa Indah dengan jumlah pasien yang hadir 6 orang dan
perawat berjumlah 9 orang. Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung,
khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek
yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
halusinasi ada sesi I di evaluasi kemampuan klien untuk mengidentifikasi halusinasi (
Jenis, Isi, Waktu, Frekuensi, Kondisi, Respon ). Dan Pada sesi II di evaluasi
kemampuan klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Penilaian
dilakukan secara verbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.
SESI I
Mengidentifikasi Halusinasi

No
Mengidentifikasi

Ny.

Halusinasi

Nama Pasien
Ny.
Ny.
E

Nn.
P

Ny.
S

Ny. S

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Halusinasi Audiotori
Halusinasi Visual
Isi
Frekuensi
Waktu
Kondisi
Respon

Ket:
Klien mampu menjawab semua pertanyaan dengan jumlah klien 6 orang.

SESI II
Kemampuan Menghardik Halusinasi

No.

Nama Pasien

Mempraktikkan Cara Menghardik


Halusinasi

YA
TIDAK
1.
Ny P

2.
Ny E

3.
Ny L

4.
Nn P

5.
Ny S

6.
Ny S

Ket :
Semua pasien mampu mempraktekkan cara menghardik.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai