DI SUSUN OLEH:
NAMA ANGGOTA
Kadek Panca Atma Negara
Komang Astri
Lili Susiati
Lisa Kristanti
Susi Dwi
Vera Farlina
Yulius Wahyu
Yosua Sitinjak
Enny Prayunita
2. Pengertian halusinasi
Halusinasi adalah gangguan penyerapan atau persepsi panca indera
tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sistem
penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh dan
baik. Maksudnya rangsangan tersebut terjadi pada saat klien dapat
menerima rangsangan dari luar dan dari dalam diri individu. Dengan kata
lain klien berespon terhadap rangsangan yang tidak nyata, yang hanya
dirasakan oleh klien dan tidak dapat dibuktikan (Nasution, 2003).
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan
panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang
dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren:
persepsi palsu (Maramis, 2005).
3. Penyebab Halusinasi
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:
a) Faktor Predisposisi
a) Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan
respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini
ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut
o Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak
yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada
daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku
psikotik.
o Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang
berlebihan dan masalah-masalah pada sistem reseptor dopamin
dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
o Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan
terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi
otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral
ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil
(cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung
oleh otopsi (post-mortem).
b) Psikologis
Faktor Prespitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah
adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna,
putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stresor dan masalah
koping dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006).
Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah:
a) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak
yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi
stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
b) Stres Lingkungan
Ambang toleransi terhadap stres yang berinteraksi terhadap stresor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c) Sumber Koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stresor.
D KLIEN
1. Karakteristik Klien :
Terapi aktivitas kelompok jenis ini digunakan pada klien dengan gangguan
persepsi sensori halusinasi pendengaran dengan criteria
:
a Klien yang kooperatif dan tidak menggangu berlangsungnya terapi
aktivitas kelompok
b Klien tenang
c Kondisi fisik dalam keadaan baik
d Mau mengikuti kegiatan terapi aktifitas.
2. Proses Seleksi Klien
a Mengidentifikasi klien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi
pendengaran
b Klien yang bersedia menjadi peserta
c Klien tidak cacat fisik
: Tuli, buta, ketergantungan berat dan lumpuh
d Klien yang memiliki riwayat gangguan persepsi sensori halusinasi
3. Jumlah Peserta TAK
Jumlah peserta TAK meliputi : Jumlah Klien 6 Orang dan jumlah perawat 9
orang.
E PENGORGANISASIAN
1. Uraian Struktur Kelompok
a Tempat Pertemuan
b
c
d
Enny Prayunita
Kadek Panca
Yosua Sitinjak
Susi Dwi
a) Membantu dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan klien sebagai
anggota kelompok
b) Membantu mempersiapkan klien dan sasaran yang menunjang ketika
kegiatan kelompok berlangsung
c) Memberikan motivasi kepada klien untuk tetap aktif dalammelaksanakan
d
3. Metode
Pendekatan personal, pendekatan interpersonal dan demonstrasi
4. Media
Pemutar music
Speaker
Papan nama F
Kamera
Tikar
5. Setting Tempat
CL
K
F
K
F
K
K
F
F
F PROSES PELAKSANAAN
Sesi I
a
Tujuan
Klien mampu mengidentifikasi halusinasi klien
3. Tata Tertib
Peserta bersedia mengikuti terapi aktivitas kelompok
aktivitas kelompok
Peserta harus hadir 5 menit sebelum acara berlangsung
Peserta tidak boleh meninggalkan ruangan selama terapi aktivitas kelompok
berlangsung.Namun jika ada peserta yang ingin BAK,harus minta izin kepada
perawat.
Jika ada pertanyaan peserta mengangkat tangan terlebih dahulu dan berbicara
Tahap Kerja
Perawat
menjelaskan
aturan
permainan
dan
sesame perawat/fasilitator.
Perawat memperagakan langkah kerja terapi kemudian fassilitator
memutar lagu kemudian pasien mengocok nama dalam gelas yang
sudah di persiapkan oleh perawat, lalu nama pasien yang keluar
harus menyebutkan atau bercerita mengenai isi halusinasi, frekuensi
halusinasi, waktu halusinasi, kondisi saat halusinasi dan respon
terhadap halusinasi.
Apabila pasien dapat menjawab pasien akan di beri reward dengan
giliran.
Beri pujian dan ajak klien bertepuk tangan setiap keberhasilan
anggota kelompok.
5. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
a) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti Terapi Aktivitas
Kelompok
b) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana Tindak Lanjut
membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya yaitu cara
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
c. Kontrak yang akan datang
Tujuan
Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
6. Tata Tertib
Peserta bersedia mengikuti terapi aktivitas kelompok
Peserta tidak diperbolehkan makan,minum,merokok selama mengikuti terapi
aktivitas kelompok
Peserta harus hadir 5 menit sebelum acara berlangsung
Peserta tidak boleh meninggalkan ruangan selama terapi aktivitas kelompok
berlangsung.Namun jika ada peserta yang ingin BAK,harus minta izin kepada
perawat.
Jika ada pertanyaan peserta mengangkat tangan terlebih dahulu dan berbicara
Tahap Kerja
Perawat
menjelaskan
aturan
permainan
dan
sesame perawat/fasilitator.
Perawat memperagakan langkah kerja terapi kemudian fassilitator
memutar lagu kemudian pasien mengocok nama dalam gelas yang
sudah di persiapkan oleh perawat, lalu nama pasien yang keluar
Pasien akan di beri reward dengan cara iyel iyel ( tepuk salut ).
Ulangi langkah diatas sampai semua anggota kelompok mendapat
giliran.
Beri pujian dan ajak klien bertepuk tangan setiap keberhasilan
anggota kelompok.
5. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
c) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti Terapi Aktivitas
Kelompok
d) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana Tindak Lanjut
Menganjurkan pada pasien untuk mengingat cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik haluinasi.
c. Kontrak yang akan datang
Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah halusinasi
pendengaran.
SESI I
Mengidentifikasi Halusinasi
No
Mengidentifikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Halusinasi
Halusinasi Audiotori
Halusinasi Visual
Isi
Frekuensi
Waktu
Kondisi
Respon
Ny. P
Nama Pasien
Ny. E Ny. L
Ny. P
Ny. S
Ny. S
SESI II
Kemampuan Menghardik Halusinasi
No.
Nama Pasien
1.
2.
3.
4.
5.
6.
YA
Ny P
Ny E
Ny L
Nn P
Ny S
Ny S
TIDAK
1. Petunjuk
Tulis nama panggilan klien yang mengikuti TAK
Untuk tiap klien beri penilaian tentang kemampuan mempraktikan dua cara
untuk mengontrol halusinasi. Beri tanda bila klien mampu, atau tanda x
jika klien tidak mampu.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dinilai klien saat terapi pada
catatan proses keperawatan.
EVALUASI TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI
SESI I DAN SESI II
TAK sesi I dan sesi II dilakukan pada hari Sabtu, 31 Januari 2015 pada pukul
10.00 WIB, Di ruang Nusa Indah dengan jumlah pasien yang hadir 6 orang dan
perawat berjumlah 9 orang. Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung,
khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek
yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
halusinasi ada sesi I di evaluasi kemampuan klien untuk mengidentifikasi halusinasi (
Jenis, Isi, Waktu, Frekuensi, Kondisi, Respon ). Dan Pada sesi II di evaluasi
kemampuan klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Penilaian
dilakukan secara verbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.
SESI I
Mengidentifikasi Halusinasi
No
Mengidentifikasi
Ny.
Halusinasi
Nama Pasien
Ny.
Ny.
E
Nn.
P
Ny.
S
Ny. S
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Halusinasi Audiotori
Halusinasi Visual
Isi
Frekuensi
Waktu
Kondisi
Respon
Ket:
Klien mampu menjawab semua pertanyaan dengan jumlah klien 6 orang.
SESI II
Kemampuan Menghardik Halusinasi
No.
Nama Pasien
YA
TIDAK
1.
Ny P
2.
Ny E
3.
Ny L
4.
Nn P
5.
Ny S
6.
Ny S
Ket :
Semua pasien mampu mempraktekkan cara menghardik.
DOKUMENTASI