Anda di halaman 1dari 5

KANKER PARU

PENDAHULUAN
Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau
epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak
terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Proses keganasan pada epitel bronkus
didahului oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi pada masa prakanker disebut
metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia.
Prevalensi kanker paru di Negara maju sangat tinggi, di USA tahun 2002 dilaporkan
terdapat 169.400 kasus baru (merupakan 13% dari semua kanker baru yang terdiagnosis)
dengan 154.900 kematian (merupakan 28% dari seluruh kematian akibat kanker), di Inggris
prevalensi kejadiannya mencapai 40.000/tahun, sedangkan di Indonesia menduduki peringkat
4 kanker terbanyak. Angka kematian akibat kanker paru di seluruh dunia mencapai kurang
lebih satu juta penduduk tiap tahunnya. Di Negara berkembang lain dilaporkan insidennya
naik dengan cepat antara lain karena konsumsi rokok berlebihan. Sebagian besar kanker paru
mengenai pria (65%) life time risk 1:13 dan pada perempuan 1:20.
JENIS TUMOR PARU
Pembagian parktis untuk tujuan pengobatan:
a. Small cell lung cancer (SCLC),
b. Non small cell lung cancer/karsinoma skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel
besar (NSCLC).
Klasifikasi histologis WHO 1999 untuk tumor paru dan tumor pleura:
A. Epithelial tumors
Benign: papilloma, adenoma
Preinvasive lesions: Squamous dysplasia/carcinoma in situ, atypical adenomatous
hyperplasia, Diffuse idiopathic pulmonary neuroendocrine cell hyperplasia.
B. Malignant:
Squamous cell carcinoma: papillary, clear cell, basaloid,
Small cell carcinoma: combined small cell carcinoma,
Adenocarcinoma:
- Acinar
- Papillary
- Bronchoalveolar: nonmucinous, mucinous, mixed mucinous and nonmucinous or
indeterminate cell type,
- Adenocarcinoma with mixed subtypes,
- Variants
C. Large cell carcinoma: Large cell neuroendocrine carcinoma, basaloid carcinoma,
lymphoepithelioma-like carcinoma, clear cell carcinoma, large cell carcinoma with
rhabdoid phenotype.
D. Adenosquamous carcinoma
E. Carcinoma with pleomorphic sarcomatoid or sarcomatous elements
F. Carcinoid tumor: typical carcinoid, atypical carcinoid

G. Carcinomas of salicary gland type: mucoepi dermoid carcinoma, adenoid cystic


carcinoma
H. Others: soft tissue tumors
I. Mesothelial tumors: benign, malignant mesothelioma
J. Miscellaneous tumors
K. Lymphoproliferative diseases
L. Secondary tumors
M. Unclassified tumors
N. Tumor-like lessions
ETIOLOGI KANKER PARU
Seperti umumnya kanker yang lain penyebab yang pasti daripada kanker paru belum
diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu yang bersifat karsinogenik
merupakan faktor penyebab utama di samping adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh,
genetic, dll.
Dari beberapa kepustakaan telah dilaporkan bahwa etiologi kanker paru sangat
berhubungan dengan kebiasaan merokok. Lombard dan Doering (1928), telah melaporkan
tingginya insiden kanker paru pada perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok.
Etiologi lain dari kanker paru yang pernah dilaporkan adalah:
Yang berhubungan dengan paparan zat karsinogen seperti:
-

Asbestos, sering menimbulkan mesothelioma


Radiasi ion pada pekerja tambang uranium
Radon, arsen, kromium, nikel, polisiklik hidrokarbon, vinil klorida

Polusi udara. Pasien kanker paru lebih banyak di daerah urban yang banyak udaranya
dibandingkan yang tinggal di daerah rural.
Genetik. Terdapat perubahan/mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni:
Proto oncogene, tumor suppressor gene, gene encoding enzyme.
Teori onkogenesis. Terjadinya kanker paru didasari dari perubahan tampilnya gen supresor
tumor dalam genom (onkogen). Adanya inisiator mengubah gen supresor tumor dengan cara
menghilangkan (delesi/sel) atau penyisipan (insersi/inS) sebagian susunan pasangan basanya,
tampilnya gen erbB1 dan atau neu/erbB2 berperan dalam anti apoptosis (mekanisme sel
untuk mati secara alamiah/programmed cell death). Perubahan tampilan gen kasus ini
menyebabkan sel sasaran dalam hal ini sel paru berubah menjadi sel kanker dengan sifat
pertumbuhan yang otonom.
Diet. Beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya konsumsi terhadap betakarotene,
selenium dan vitamin A menyebabkan tingginya risiko terkena kanker paru.

GAMBARAN KLINIS KANKER PARU


Gejala-gejala dapat bersifat:

Lokal (tumor tumbuh setempat):


- Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis

- Hemoptisis
- Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran napas
- Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
- Atelectasis
Invasi lokal:
- Nyeri dada
- Dispnea karena efusi pleura
- Invasi ke pericardium terjadi tampoade atau aritmia
- Sindrom vena cava superior
- Sindrom Horner (facual anhidrosis, ptosis, miosis)
- Suara serak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent
- Sindrom Pancoast, karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis
servikalis.
Gejala Penyakit Metastasis:
- Pada otak, tulang, hati, adrenal
- Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai metastasis)
Sindrom Paraneoplastik: Terdapat pada 10% kanker paru, dengan gejala:
- Sistemik: penurunan berat badan, anoreksia, demam
- Hematologi: leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
- Hipertrofi osteoartropati
- Neurologic: dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer
- Neuromiopati
- Endokrin: sekresi berlebihan hormone paratiroid (hiperkalsemia)
- Dermatologik: eritema multiform, hyperkeratosis, jari tabuh
- Renal: Syndrome of inappropriate andiuretic hormone (SIADH)
Asimptomatik dengan kelainan radiologis
- Sering terdapat pada perokok dengan PPOK/CPOD yang terdeteksi secara
radiologis.
- Kelainan berupa nodul soliter.

DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Anamnesis yang lengkap serta pemeriksaan fisik merupakan kunci untuk diagnosis
tepat. Keluhan dan gejala klinis permulaan merupakan tanda awal penyakit kanker
paru. Batuk disertai dahak yang banyak dan kadang-kadang bercampur darah, sesak
nafas dengan suara pernafasan nyaring (wheezing), nyeri dada, lemah, berat badan
menurun, dan anoreksia merupakan keadaan yang mendukung. Beberapa faktor yang
perlu diperhatikan pada pasien tersangka kanker paru adalah faktor usia, jenis
kelamin, keniasaan merokok, dan terpapar zat karsinogen yang dapat menyebabkan
nodul soliter paru.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menemukan kelainan-kelainan berupa perubahan
bentuk dinding toraks dan trakea, pembesaran kelenjar getah bening dan tanda-tanda
obstruksi parsial, infiltrat dan pleuritis dengan cairan pleura.
3. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium ditujukan untuk :

4.

5.

6.

7.

8.

Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru. Kerusakan
pada paru dapat dinilai dengan pemeriksaan faal paru atau pemeriksaan analisis
gas.
Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada organorgan lainnya.
Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada jaringan
tubuh baik oleh karena tumor primernya maupun oleh karena metastasis.
Radiologi
Pemeriksaan radiologi adalah pemeriksaan yang paling utama dipergunakan untuk
mendiagnosa kanker paru. Kanker paru memiliki gambaran radiologi yang bervariasi.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keganasan tumor dengan melihat
ukuran tumor, kelenjar getah bening, dan metastasis ke organ lain. Pemeriksaan
radiologi dapat dilakukan dengan metode tomografi komputer. Pada pemeriksaan
tomografi komputer dapat dilihat hubungan kanker paru dengan dinding toraks,
bronkus, dan pembuluh darah secara jelas. Keuntungan tomografi komputer tidak
hanya memperlihatkan bronkus, tetapi juga struktur di sekitar lesi serta invasi tumor
ke dinding toraks. Tomografi komputer juga mempunyai resolusi yang lebih tinggi,
dapat mendeteksi lesi kecil dan tumor yang tersembunyi oleh struktur normal yang
berdekatan.
Sitologi
Sitologi merupakan metode pemeriksaan kanker paru yang mempunyai nilai
diagnostik yang tinggi dengan komplikasi yang rendah. Pemeriksaan dilakukan
dengan mempelajari sel pada jaringan. Pemeriksaan sitologi dapat menunjukkan
gambaran perubahan sel, baik pada stadium prakanker maupun kanker. Selain itu
dapat juga menunjukkan proses dan sebab peradangan.
Pemeriksaan sputum adalah salah satu teknik pemeriksaan yang dipakai untuk
mendapatkan bahan sitologik. Pemeriksaan sputum adalah pemeriksaan yang paling
sederhana dan murah untuk mendeteksi kanker paru stadium preinvasif maupun
invasif. Pemeriksaan ini akan memberi hasil yang baik terutama untuk kanker paru
yang letaknya sentral. Pemeriksaan ini juga sering digunakan untuk skrining terhadap
kanker paru pada golongan risiko tinggi.
Bronkoskopi
Setiap pasien yang dicurigai menderita tumor bronkus merupakan indikasi untuk
bronkoskopi. Dengan menggunakan bronkoskop fiber optik, perubahan mikroskopik
mukosa bronkus dapat dilihat berupa nodul atau gumpalan daging. Bronkoskopi akan
lebih mudah dilakukan pada tumor yang letaknya di sentral. Tumor yang letaknya di
perifer sulit dicapai oleh ujung bronkoskop.
Biopsi Transtorakal
Biopsi aspirasi jarum halus transtorakal banyak digunakan untuk mendiagnosis tumor
pada paru terutama yang terletak di perifer. Dalam hal ini diperlukan peranan
radiologi untuk menentukan ukuran dan letak, juga menuntun jarum mencapai massa
tumor. Penentuan letak tumor bertujuan untuk memilih titik insersi jarum di dinding
kulit toraks yang berdekatan dengan tumor.
Torakoskopi

Torakoskopi adalah cara lain untuk mendapatkan bahan guna pemeriksaan


histopatologik untuk kanker paru. Torakoskopi adalah pemeriksaan dengan alat
torakoskop yang ditusukkan dari kulit dada ke dalam rongga dada untuk melihat dan
mengambil sebahagian jaringan paru yang tampak. Pengambilan jaringan dapat juga
dilakukan secara langsung ke dalam paru dengan menusukkan jarum yang lebih
panjang dari jarum suntik biasa kemudian dilakukan pengisapan jaringan tumor yang
ada.

Anda mungkin juga menyukai