Anda di halaman 1dari 15

BAB I.

PENDAHULUAN
Dalam unit gawat darurat, 10%
cedera sistem urogenital. Salah
satu trauma urogenital adalah
trauma uretra. Laki-laki lebih
banyak dibanding wanita
Kebanyakan dari cedera
tersebut terabaikan dan
sulitt untuk mendiagnostik
dan memerlukan keahlian
diagnostik yang baik

Secara klinik, trauma uretra


anterior dan trauma
posterior

Perbedaan dalam hal etiologi trauma,


tanda klinis, pengelolaan dan prognosis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

TRAUMA URETRA
POSTERIOR :

ETIOLOGI
1. Trauma Tumpul
(kecelakaan
kendaraan bermotor
(68-84%), jatuh dari
ketinggian dan
tulang pelvis hancur
(6-25%)
2. Ruptur uretra pars
prostato
membranasea.
Terbanyak
disebabkan fraktur
tulang pelvis.
3. Robeknya ligamen
pubo - prostatikum

KLASIFIKASI DERAJAT
CEDERA URETRA
Colapinto Dan Mc Collum ( 1976 )
Melalui Gambaran Uretrogram :
1. Stretching (teregang). Tidak ada
ekstravasasi.
2. Uretra putus diatas prostato
membranasea. Diaphragma urogenital
utuh. Ekstravasasi terbatas pada
diaphragma urogenital.
3. Uretra posterior, diaph.Urogenital &
uretra pars bulbosa proksimal rusak.
Ekstravasasi sampai perineum

Gambaran khas :
Jika terdapat tanda patah tulang pelvis:
1.Pada daerah suprapubik dan abdomen bagian
bawah, dijumpai jejas hematom dan nyeri
tekan.
2.Bila disertai ruptur kandung kemih, bisa
dijumpai tanda rangsangan peritoneum. Pasien
mengeluh tidak bisa kencing dan sakit pada
daerah perut bagian bawah.
3.Teraba buli-buli yang cembung (distensi),
urin tidak bisa keluar dari buli-buli atau memar
pada perineum atau ekimosis perineal
merupakan tanda tambahan untuk gangguan
uretra.
Trias diagnostik gangguan uretra
prostatomembranosa
1.Fraktur pelvis
2.Darah pada meatus
3.Urin tidak bisa keluar dari kandung kemih

Tindakan
Emergency
Syok dan pendarahan harus diatasi, serta pemberian antibiotik
dan obat-obat analgesik. Pasien dengan kontusio atau laserasi
dan masih dapat kencing, tidak perlu menggunakan alat-alat
atau manipulasi tapi jika tidak bisa kencing dan tidak ada
ekstravasasi pada uretrosistogram, pemasangan kateter harus
dilakukan dengan lubrikan yang adekuat.
Bila ruptur uretra posterior tidak disertai cedera intraabdomen
dan organ lain, cukup dilakukan sistotomi. Reparasi uretra
dilakukan 2-3 hari kemudian dengan melakukan anastomosis
ujung ke ujung, dan pemasangan kateter silicon selama 3
minggu.

Pembedahan
Ekstravasasi
pada
uretrosistogram
pembedahan. Kateter uretra harus dihindari.
1. Immediate management
2. Delayed urethral reconstruction
3. Immediate urethral realignment

mengindikasikan

KOMPLIKASI :
Striktura uretra
Disfungsi ereksi
Inkontinentia urine.

TRAUMA URETRA ANTERIOR


1.Straddle Injury (Pukulan Pada
Daerah Perineum)
2.Cedera Tembus Uretra
3.Trauma Penis Yang Berat
4.Iatrogenik Dari Katerisasi
Klasifikasi rupture uretra anterior
dideskripsikan oleh McAninch dan
Armenakas berdasarkan atas
gambaran radiologi :
1.Kontusio
2.Incomplete disruption
3.Complete disruption

GAMBARAN KLINIS
KLINIS :
Memar atau hematom pada penis dan skrotum
Beberapa tetes darah segar dari meatus uretra
Tidak bisa BAK (distensi buli-buli) dan nyeri suprapubik
Cedera karena kateterisasi dapat menyebabkan obstruksi karena
udem atau bekuan darah
butterfly hematom jika facia buck robek

GAMBARAN RADIOLOGI

Ruptur uretra pars bulbosa akibatstraddle injury.

TINDAKAN
Kontusio uretra: observasi, jika
perdarahan menetap. Drainase uretra
dapat dilakukan.
Laserasi uretra : sistostomi suprapubic
Laserasi uretra dengan ekstravasasi
urin yang luas : rekontruksi

KOMPLIKASI
Komplikasi dini : infeksi hematoma, abses
periuretral, epididimitis.
KOMPLIKASI LANJUT :
Striktur uretra

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai