PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Nutrisi sangat penting dalam tumbuh kembang anak selain kebutuhan sandang,
papan, dan kesehatan, baik makronutrien (karbohidrat, lemak dan protein) maupun
mikronutrien (vitamin dan mineral). Dalam menciptakan sumber daya manusia yang
bermutu, perlu ditata sejak dini yaitu dengan memperhatikan kesehatan anak anak,
khususnya anak pra sekolah. Salah satu unsur penting dari kesehatan adalah masalah gizi,
kekurangan gizi pada anak pra sekolah dapat menimbulkan efek negatife seperti otak
mengecil, berat badan dan tinggi badan tidak sesuai dengan umur dan rawan terhadap
penyakit. Berdasarkan susenas tahun 2006 prevalensi status gizi kurang pada balita 20,1%
pada tahun 1999, 19,08% pada tahun 2000, namun terjadi peningkatan menjadi 21,1% pada
tahun 2002, 20,59% pada tahun 2003 dan 21,5% pada tahun 2005 (Depkes RI. 2005).
Kekurangan gizi pada anak akan mengakibatkan Lost Generation atau generasi yang hilang
yaitu generasi dengan IQ yang relatife lebih rendah. Hal itu dikarenakan bahwa anak pra
sekolah yang bergizi buruk berisiko tinggi kehilangan sebagian potensinya untuk menjadi
Sumber Daya Manusia kelas satu karena menurunnya kemampuan intelektual anak
(Soekirman, 2000, h : 19) .
Masalah gizi kurang (under nutrition) dan gizi lebih (over nutrition) saat ini di
Indonesia merupakan masalah yang sama sama berbahaya. Apabila status gizi ditinjau dari
tinggi badan, sebanyak 25,8 persen anak balita Indonesia pendek (SKRT 2004). Ukuran
tubuh yang pendek ini merupakan tanda kurang gizi yang berkepanjangan. Untuk masalah
kelebihan gizi banyak terjadi di perkotaan yang tingkat ekonominya tinggi, penyakit yang
timbul adalah degeneratif karena pola konsumsi makanannya kurang serat tetapi tinggi
protein dan lemak (Supariasa, 2001, h : 1).
Kecukupan nutrisi dan zat gizi, dibutuhkan untuk mendukung proses pertumbuhan
anak, anak harus mempunyai tubuh yang sehat untuk melawan beragam radikal bebas yang
menyerang anak dengan antioksidan, dengan memberikan asupan nutrisi yang seimbang.
Anak harus mendapatkan unsur-unsur gizi seimbang, yang dapat menutupi kekurangan
asupan gizi, yang tidak didapat karena kesulitan anak untuk makan, serta pola makan yang
tidak sehat (Gizi.net, 2008). Dengan mendapat gizi seimbang, masalah akibat kekurangan
gizi maupun kelebihan gizi pada anak akan dapat ditekan.
Berdasarkan pemahaman tersebut, maka penulis akan membahas tentang kebutuhan
gizi pada anak yang memaparkan tentang kebutuhan gizi untuk anak pra sekolah.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu
membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu,
setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang
cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya
makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan
sehat.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan
yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan
tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna
makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur.
Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis
makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan
yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,
kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga
dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacangkacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam,
daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan.
Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan
bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
1.
Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,
yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur prosesproses kehidupan.
Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
dan fungsi normal dri organ-organ, serta menghasilkan energi.
Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur/
ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan
ke dalam tubuh.
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat
gizi.
B.
1.
2.
3.
C.
1.
Anak:
0 - 6 bl, 550
7 - 12 bl, 650
1 - 3 th, 1000
4 - 6 th, 1550
7 - 9 th, 1800
2.
Laki-laki:
10 - 12 th, 2050
13 - 15 th, 2400
16 - 18 th, 2600
19 - 29 th, 2550
30 - 49 th, 2350
50 - 64 th, 2250
60+
3.
th, 2050
Wanita:
10 - 12 th, 2050
13 - 15 th, 2350
16 - 18 th, 2200
19 - 29 th, 1900
30 - 49 th, 1800
50 - 64 th, 1750
60+ th, 1600
4.
Ibu Hamil:
Trimester 1, +180
Trimester 2, +300
Trimester 3, +300
5.
Menyusui:
6 bl 1, +500
6 bl 2, +550
Untuk kondisi normal, kebutuhan Vitamin C angkanya hanya 90mg, kebutuhan
tertinggi saat menyusui (+45 mg). Mengkonsumsi vitamin C secara berlebihan tidak ada
gunanya bagi tubuh kita, kelebihan ini akan dibuang lewat air seni.
D.
1.
IMT 23-24,9
= Overweight
= Gemuk/Obese I
Wanita
Keterangan :
BEE
= Basal energi expenditur
TEE
= Total energi expenditur
= berat badan actual (kg) ; TB (cm) ;
Umur(tahun)
BEE Andi
= 66 + (13,7 x 76) + (5 x 183) 6,8 x 20
BB
Dari perhitungan diketahui kebutuhan energi Andi selama sehari yaitu sebanyak
2829,3 kkal. Andi tidak mengalami stres sehingga faktor stres tidak digunakan, salah satu
tanda adanya stress yaitu bila seseorang mengalami demam, infeksi, sepsis, penyembuhan
luka serta menderita penyakit tertentu (kencing manis, kanker dkk).
3.
KH
Keterangan:
Kebutuhan protein normal yaitu 1 gram/kg BB atau 10-15% total kebutuhan energi,
Kebutuhan lemak 20-25 %, sedangkan Karbohidrat 60% atau sisa dari total kebutuhan
energi dikurangi kebutuhan protein dan lemak.
4.
Golongan
Penukar
Energi
KH
Protein
lemak
Karbohidrat
1400
320
32
Lauk Hewani
285
30
18
Lauk Nabati
320
32
12
12
Sayur
150
30
Minyak
180
20
Susu
260
18
14
14
Buah
240
60
Jumlah
2835
460
97
64
Kebutuhan
2829,3
607,7
80
78,6
Rumus Broca
Berat Badan Normal
= Tinggi Badan (TB) - 100
Berat Badan Ideal
= TB 100 - 10% (TB - 100)
Contoh: seseorang dengan TB 155 cm.
BB (Berat Badan) ideal orang tersebut
= 155 100 10%(55)
= 55 5,5
= 49, 5 kg
Rumus IMT = BB :
BB dalam kilogram ; TB dalam meter.
Jika
BAB III
A.
Kesimpulan
PENUTUP
Gizi Seimbang adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan
zat pengatur yang dikonsumsi dalam satu hari sesuai dengan kecukupan tubuhnya. Keadaan
ini tercermin dalam derajat kesehatan, tumbuh kembang serta produktivitasnya yang
optimal. Gizi seimbang adalah keseimbangan antara zat-zat penting yang terkandung di
dalam makanan maupun minuman yang dikonsumsi oleh seseorang dalam kehidupan seharihari. Setiap orang harus makan makanan dan minum minuman yang mengandung tiga zat
gizi utama yang cukup jumlahnya, baik zat tenaga, zat pembangun maupun zat pengatur.
Tidak seimbang ataupun kurang asupan gizi akan dapat mempengaruhi tubuh seseorang.
Penyelenggaraan
makanan
memiliki
peranan
penting
dalam
peningkatan
kesejahteraan dan gizi masyarakat, terutama anak usia 1-6 tahun. Penyelenggaraan
makanan
dapat
mendorong
tumbuhnya
kebiasaan
makan
yang
baik
dan
sehat.
Penyelenggaraan makanan menurut Tarwojo (1983:2) adalah suatu kegiatan yang meliputi
perencanaan, pembelanjaan, penyimpanan, pengolahan, dan menghidangkan makanan.
Pengertian makanan sehat seimbang menurut Nasoetion dan Hadi (1995:114) adalah
hidangan atau masakan yang mengandung energi dan zat gizi secara seimbang, baik jenis
maupun jumlahnya. Penyelenggaraan makanan sehat seimbang yang dimaksud adalah
pelaksanaan pengelolaan makanan yang meliputi penyusunan menu, pemilihan bahan
makanan, pengolahan bahan makanan, dan penyajian makanan yang mengandung energi
dan memenuhi kecukupan zat gizi, baik jenis maupun jumlahnya.
Kecukupan zat gizi menurut Ngadimin (1992:23) adalah banyaknya zat gizi yang
harus dipenuhi agar dapat menjamin hidup sehat dari semua orang.
1.
Sumber Tenaga
Zat sumber pembangkit tenaga dalam tubuh bisa kita dapatkan dari padi-padian, tepungtepungan, umbi-umbian, dan lain sebagainya. Berfungsi sebagai pemberi energi / tenaga
untuk kegiatan hidup manusia.
2.
Zat Pengatur
Zat pengatur dalam tubuh bisa kita dapatkan dari sayur-mayur dan buah-buahan. Fungsi
utama dari zat pembangun adalah untuk memberi tubuh perlindungan maksimal terhadap
serangan penyakit.
3.
Zat Pembangun
Zat pembangun di dalam tubuh bisa kita dapatkan dari protein hewani dan nabati seperti
kacang-kacangan, susu, keju, yoghurt, dan lain-lain. Zat pembangun sangat berguna untuk
meregenerasi sel-sel yang mati agar bisa berganti dengan yang baru.
Menu adalah rangkaian dari beberapa macam hidangan atau masakan yang disajikan
atau dihidangkan untuk seseorang atau sekelompok orang untuk setiap kali makan, yaitu
dapat berupa susunan hidangan pagi, hidangan siang ataupun hidangan malam. Menu
seimbang menurut Ngadimin (1992:31) adalah susunan menu yang menggunakan beberapa
golongan bahan makanan dan penggantinya dengan memperhatikan keseimbangan zat
gizinya, baik jumlah maupun macamnya. Jadi menyusun menu adalah menyusun macam-
macam hidangan untuk setiap kali makan atau lebih dengan memperhatikan keseimbangan
zat gizinya.
Manfaat yang diperoleh dari menyusun menu seimbang adalah kebutuhan zat gizi
dapat terpenuhi, dapat memilih bahan makanan yang baik, dan sesuai dengan keadaan
social, ekonomi dan budaya, mengurangi kehilangan zat gizi selama penyiapan makan serta
mengurangi kebosanan akan menu makanan. Dalam merencanakan menu seimbang perlu
memperhatikan berbagai faktor, yaitu kecukupan gizi, pemilihan bahan makanan yang baik
dan sesuai, serta penyelenggaraan makanan. Proses yang harus dilakukan dalam menyusun
menu adalah menentukan kecukupan gizi , menentukan hidangan, penentuan pemilihan
bahan makanan, serta pengolahan bahan makanan.