GASTROENTERITIS AKUT
PEMBIMBING
dr. Hamid Nawawi, Sp.A
dr. Indah Sulistyani, Sp.A
dr. Shandy Kurnia
OLEH
Magustino Tri Hanugrah
KATA PENGANTAR
Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya, Tugas
Lapsus Gastroenteritis Akut ini dapat terselesaikan. Adapun maksud dan tujuan penulis
menyusun Tugas Lapsus ini ialah untuk menambah pengetahuan dan sebagai syarat dapat
mengikuti ujian SMF Ilmu Penyakit Anak. Pada kesempatan ini , penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada dr.Hamid Nawawi Sp.A, dr.Indah S Sp.A dan dr. Shandy Kurnia selaku
pembimbing dan pengajar di SMF Ilmu Penyakit Anak RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu
dan semua pihak yang membantu .
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas
laporan kasus ini, serta penulis berharap semoga tugas ini bermanfaat bagi pihak yang terkait.
Penulis
BAB I
LAPORAN KASUS
1.2 ANAMNESA
Alloanamnesis dari ibu pasien
Keluhan Utama :
Mencret
Keluhan Tambahan
Batuk dan panas
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mencret sudah 3 hari,hari pertama mencret 6 x, hari kedua mencret 5 x,
dan mencret hari ketigar 4 X, cair, ada ampas sedikit,lendir ( - ), darah ( - ),
warna kuning dan kadang-kadang hijau.
Pasien panas sudah 3 hari,menggigil ( - ),kadang naik kadang turun,kejang
( - ),gusi berdarah ( - ), mimisan ( - ).
Pasien batuk 1 minggu, dahak ( + ), pilek ( - ), muntah ( + ) 1 X kemarin seperti
warna susu, sesak ( - )
Nafsu makan dan minum menurun.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pernah mencret saat umur 7 bulan selama 4 hari
Riwayat Kelahiran :
Pasien dilahirkan secara cesar karena panggul sempit di rumah sakit bersalin
dan ditolong oleh dokter, langsung menangis saat lahir, tidak ada cacat
maupun trauma. Berat saat lahir 3.1 kg dan panjang badan 50 cm.
Riwayat Nutrisi :
ASI diberikan sampai umur 2 bulan dan setelah 2 bulan diberikan PASI karena
ASI keluar sedikit-sedikit. Susu formula dari umur 2 bulan sampai umur
sekarang, awal SGM dan diganti Lactogen. Bubur dan pisang diberi saat umur
6 bulan.
Riwayat Imunisasi :
Ibu mengatakan kurang Campak
Tanda-tanda vital
Nadi
: 112 x/menit
RR
Suhu
: 26 x/menit
: 37,5
Status Generalis :
Kepala
Rambut
Paru
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Inspeksi
: Simetris saat statis dan dinamis
: Vokal fremitus kanan sama dengan kiri.
: Sonor pada kedua lapang paru.
: Vesikuler, Rhonki ( +/+ ), Wheezing ( -/- )
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
midklavikula kiri
:: Bunyi jantung I II tunggal, Mur mur ( - ), gallop ( - )
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Ektremitas
Anus
1.4 Usulan Laboratorium
ada deformitas.
Genitalia
: tidak dilakukan
DL :
WBC
LYM
MID
GRA
LYM %
MID%
GRA%
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
RDW
PLT
MPV
11.6
6.8
1.6
3.2
58.4
13.7
27.9
4.19
10.1
34.0
81.1
24.1
29.7
15.3
345
6.9
H
SH
s
s
sH
s
SL
L
L
L
L
L
L
H
Serum Elektrolit
Natrium
3.7
Kalium
135
Klorida
110
1.5 Diagnosa Kerja
GEA dengan Dehidrasi Sedang
1.6 Usulan Terapi
Terapi IGD :
Inf. RL Resusitasi 150 cc
Inf. KAEN 4B 14 tpm
Inj. Mikasin 2 x 50 mg
Inj. Novalsin 0.3
Inj. Lapixime 2 x 200 mg
P/O L-Bio 2 x 1 Sachet
TANGGAL
22 JUNI 15
Hari kedua Panas ( + )
di RS
mencret ( + ) 3 x
ampas sedikit
warna kuning
darah ( - )
batuk ( + )
tpm
Inj.
Mikasin
2x50mg
Inj. Novalsin 0.3
Inj.
Lapix
2x200mg
L-Bio 2x1
Zinc 1 x 1
23 JUNI 15 Panas ( - )
Hari ketiga Mencret ( + ) 2 x
Ampas sedikit
di RS
Darah ( - )
Batuk ( - )
Nafsu minum baik
detik
KAEN 4B 14
tpm
Inj.Mikasin
2x50mg
Inj. Novalsin 0.3
Inj.Lapix
2x200mg
L-Bio 2x1
Zinc 1 x 1
24 JUNI 15
Hari
Panas ( - )
Mencret ( - )
Batuk ( - )
keempat di
Nafsu
makan
RS
minum baik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gastroenteritis akut
DEFINISI
Gastroenteritis akut/ Diare akut adalah buang air besar pada bayi dan anak lebih dari 3
kali per hari,disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dengan
atau tanpa darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.Pada bayi yang minum ASI
sering frekuensi buang air besar lebih dari 3-4 kali per hari,keadaaan ini tidak dapat disebut
diare,tetapi masih bersifat fisiologis atau normal.Selama berat badan bayi meningkat
normal,hal tersebut tidak tergolong diare,tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara
akibat belum sempurnanya perkembangan saluran cerna.untuk bayi yang minum asi secara
eksklusif definisi diare yang praktis adalah meningkatnya frekuensi buang air besar atau
konsistensinya menjadi cair yang menurut ibunya abnormal atau tidak seperti
biasanya.Kadang-kadang pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,tetapi
konsistensinya cair,keadaaan ini disebut diare.
EPIDEMIOLOGI
Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk
di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada anak
terutama usia dibwah 5 tahun .Di dunia , sebanyak 6 juta anak meninggal tiap tahunnya
karena diare dan sebagian besar kejadian tersebu terjadi di negara berkembang.Sebagai
gambaran 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare sedangkan di Indonesia hasil
Riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi yang
terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, untuk golongan 1-4 tahun penyebab
kematian karena diare 25,2% dibanding pneumonia 15,5%.
CARA PENULARAN DAN FAKTOR RESIKO
Cara penularan diare pada umumnya melalui cara fekal-oral yaitu melalui makanan
atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen ,atau kontak langusng tangan dengan
penderita atau barang-barang yang telah tercemar tinja penderita atau tidak melalu lalat.
(melalui 4 F= finger,flies, fluid, field).
Faktor resiko yang dapat meningkatkan penularan enteropatogen antara lain: tidak
memberikan asi secara penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan bayi, tidak memadainya
penyediaan air bersih, pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana kebersihan(MCK),
kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan penyimpanan makanan yang
tidak higienis dan cara penyapihan yang tidak baik. Selain hal tersebut ,beberapa faktor pada
penderita dapat meningkatkan kecenderungan untuk dijangkiti diare antara lain : gizi buruk,
imunodefisiensi, berkurangnya keasaman lambung,menurunnya motilitas usus, menderita
campak dalam 4 minggu terakhir dan faktor genetik.
1. Fakor umur
Sebagian besar episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden
tertinggi terjadi pada kelompok umur 6-11 bulan pada saat diberikan makanan
pendamping ASI. Pola ini menggambarkan kombinasi efek penurunan kadar antibodi
ibu, kurangnya kekebalan aktif bayi, pengenalan makanan yang mungkin
terkontaminasi bakteri tinja dan kontak langsung dengan tinja manusia atau binatang
pada saat bayi mulai merangkak. Kebanyakan enteropatogen merangsang paling tidak
sebagian kekebalan melawan infeksi atau penyakit yang berulang, yang membantu
menjelaskan menurunnya insiden penyakit pada anak yag lebih besar dan pada orang
dewasa.
2. Infeksi asimtomatik
Sebagian besar infeksi usus bersifat asimtomatik dan proporsi asimtomatik ini
meningkat setelah umur 2 tahun dikarenakan pembentukan imunitas aktif. Pada
infeksi asimtomatik yang mungkin berlangsung beberapa hari atau minggu, tinja
penderita mengandung virus, bakteri atau kista protozoa yang infeksius. Orang
dengan
infeksi
asimtomatik
berperan
penting
dalam
penyebaran
banyak
enteropatogen bila mereka tidak menyadari adanya infeksi, tidak menjaga kebersihan
dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain.
3. Faktor musim
Variasi pola musiman diare dapat terjadi menurut letak geografis.Didaerah
subtrofik, diare karena bakteri lebih sering terjadi musim panas, sedangkan diare
karena virus terutama rotavirus puncaknya terjadi pada musim dingin. Di daerah
tropik(termasuk Indonesia), diare yang disebabkan oleh rotavirus dapat terjadi
sepanjang thun dengan peningkatan sepanjang musim kemarau ,sedangkan diare
karena bakteri cenderung meingkat pada musim hujan.
4. Epidemi dan pandemi
Vibrio Cholera 0,1 dan Shigella dysentriae 1 dapat menyebabkan epidemi dan
pandemi yang mengakibatkan tingginya angka kesakitan dan kematian pada semua
golongan usia.Sejak taun 1961, kolera yang disebabkan oleh V. Cholera 0,1 biotipe
Eltor telah menyebar ke negara-negara di Afrika, Amerika latin, Asia , Timur Tengah
dan di beberapa daerah di Amerika Utara dan Eropa. Dalam kurun waktu yang sama
Shigella dysentriae tipe 1 menjadi penyebab wabah yang besar di Amerika tengah dan
terakhir di Afrika Tengah dan Asia Selatan. Pada akhir tahun 1992, dikenal strain baru
Vibrio Cholera 0139 yang menyebabkan epidemi di Asia dan lebih dari 11 negara
mengalami wabah.
ETIOLOGI
Beberapa Penyebab diare akut yang dapat menyebabkan diare pada manusia adalah
sebagai berikut:
Bakteri :
1.Aeromonas
2.Bacillus cereus
3.Campylobacter jejuni
4.E Coli
5.Salmonela
6.Shigella
7.Staphylococcus aureus
8.Vibrio cholerae
Virus :
1.Rotavirus
2.Cytomegalo virus
3.Astrovirus
4.Enteric adenovirus
6.Coronavirus
7.Calcivirus
8.Norwalk virus
Parasit :
1.E histolitica
2.Giardia Lamblia
3.Trichuris trichiuria
4.Strongyloides Ster
5.Blastocystic homonis
6.Balantidium coli
Negara berkembang :
1.Rotavirus
2.E Coli
3.Shigella
4.Campylobacter jejuni
5.Cholera
Disamping itu penyebab diare non infeksi yang dapat menimbulkan diare pada anak antara
lain :
1.Kesulitan makan
2.Defek Anatomis: malrotasi dan penyakit Hirchsprung
MEKANISME DIARE
Secara umum diare disebabkan 2 hal yaitu gangguan pada proses absorbsi atau
sekresi.Terdapat beberapa pembagian diare :
1. Pembagian Diare menurut etiologi
2. Pembagian diare menurut mekanismenya yaitu gangguan
a. Absorbsi
b. Gangguan sekresi
3. Pembagian diare menurut lamanya diare
a. Diare akut yang berlangsung kurang dari 14 hari
b. Diare konik yag berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non infeksi
c. Diare persisten yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi infeksi
Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa mekanisme yang saling tumpang
tindih.Menurut mekanisme diare maka dikenal :
Diare akibat gangguan absorpsi yaitu volume cairan yang berada di kolon lebih besar
daripada kapasitas absorpsi.Disini diare dapat terjadi akibat kelainan di usus halus
mengakibatkan absorpsi menurun atau skeresi yang bertambah. Apabila fungsi usus halus
normal, diare dapat terjadi akibat absorpsi di kolon menurun atau sekresi di kolon
meningkat,Diare dapat juga dikaitkan dengan gangguan motilitas, inflamasi, dan imunologi.
1. Gangguan absorpsi atau diare osmotik
Secara umum terjadi penuruna fungsi absorpsi oleh berbagai sebab seperti celiac
sprue atau karena :
a. Mengkonsumsi magnesium hidroksida
b. Defisiensi sukrase-isomaltase adanya laktase defisien pada anak yang lebih besar
c. Adanya bahan yang tidak diserap, menyebabkan bahan intraluminal pada usus
halus
bagian
proksimal
tersebut
bersifat
hipertonis
dan
menyebabkan
maka pada segmen usus jejunum yang bersifat permeabel, air akan mengalir ke
arah lumen jejunum sehingga air akan banyak terkumpul air dalam lumen usus.
Na akan mengikuti masuk ke dalam lumen,dengan demikian akan terkumpul
cairan intraluminal yang besar dalam kadar Na yang normal. Sebagian kecil cairan
ini akan diabsorpsi kembali, akan tetapi lainnya akan tetap tinggal di lumen oleh
karena ada bahan yang tidak dapat diserap seperti Mg, glukose, sukrose, laktose,
maltose di segmen ileum dan melebihi kemampuan absorpsi kolon,sehingga
terjadi diare. Bahan- bahan seperti karbohidrat dari jus buah, atau bahan yang
mengandng sorbitol dalam jumlah berlebihan, akan memberikan dampak yang
sama.
2. Malabsorpsi umum
Keadaaan seperti short bowel syndrom, celiac, protein, peptida, tepung, asam amino
dan monosakarida mempunyai peran pada gerakan osmotik pada lumen usus.
Kerusakan sel(yang secara normal akan menyerap Na dan air) dapat disebabkan virus
atau kuman seperti Salmonela, Shigella atau Campylobacter. Sel tersebut juga dapat
rusak karena inflammatory bowel disease idiopatik, akibat toksin atau obat-obat
tertentu. Gambaran karakteristik penyakit yang menyebabkan malabsorbsi usus halus
adalah atrofi villi. Lebih lanjut, mikroorganisme tertentu(bakteri tumbuh lampau,
giardiasis, dan enteroadheren E.coli) menyebabkan malabsorbsi nutrien dengan
merubah faal membran brush border tanpa merusak anatomi mukosa. Maldigesti
protein lengkap, karbohidrat, dan trigliserid diakibatkan insuficienci eksokrin
pankreas menyebabkan malabsorbsi yang signifikan dan mengakibatkan diare
osmotik.
Gangguan atau kegagalan ekskresi pakreas menyebabkan kegagalan pemecahan
kompleks protein, karbohidrat, trigliserid, selanjutnya menyebabkan maldigesti,
malabsorbsi dan akhirnya menyebabkan diare osmotik. Steatorrhe berbeda dengan
malabsorpsi protein dan karbohidrat dengan asam lemak rantai panjang intraluminal,
tidak hanya mengakibatkan diare osmotik, tetapi juga menyebabkan pacuan sekresi
Cl- sehingga diare tersebut dapat disebabkan malabsorbsi karbohidrat oleh karena
kerusakan difus mukosa usus, defisiensi sukrosa, isomaltosa dan defisensi kongenital
laktase, pemberian obat pencahar; laktulose, pemberian Mg hydroxide( misalnya susu
Mg), malabsorpsi karbhidrat yang berlebihan pada hipermotilitas pada kolon irirtabel.
Mendapat cairan hipertonis dalam jumlah besar dan cepat, menyebabkan kekambuhan
diare. Pemberian makan/minum yang tinggi KH, setelah mengalami diare,
menyebabkan kekambuhan diare. Infeksi virusyang menyebabkan kerusakan mukosa
mengkaktifkan kaskade inflamasi. Efek infeksi bakterial pada tight junction akan
mempengaruhi susunan anatomis dan fungsi absorpsi yaitu cytoskeleton dan
perubahan susunan protein. Penelitian oleh Berkes J dkk. 2003 menunjukkan bahwa
peranan bakteri enteral patogen pada diare terletak pada perubahan barier tight
junction oleh toksin atau produk kuman yaitu perubahan pada cellular cytoskeleton
dan spesifik tight junction. Pengaruh itu bisa pada kedua komponen tersebuh atau
salah satu komponen saja sehingga akan menyebabkan hipersekresi chlorida yang
akan diikuti natrium dan air. Sebagai contoh C.diffcile akan menginduksi kerusakan
cytoskeleton maupun protein, Bacteroides fragilis menyebabkan degradasi proteolitik
protein tight junction, V cholera mempengaruhi distribusi protein tught junction,
sedangkan EPEC menyebabkan akumulasi protein cytoskeleton.
Tabel Mekanisme Diare
Mekanisme
primer
Sekretorik
Defek
Pemeriksaan
Contoh
Keterangan
Terjadi
Tinja
Cair,osmolita
Kolera,
penurunan
absorpsi,pe
osmole=
d,vip,neuroblastom
ningkatan
2x(Na+ + K +)
a,diare
E.
normal; toksigenik,karsinoi
berlangsung
selama
puasa
malabsorpsi
garam
sekresi,tran
kongenital,Clostri-
meningkatkan sekresi
sport
dium
elektrolit
difficile,Crptospori
dios(pada
Osmotik
Coli Tetap
pasien tinja.
Maldigesti,
Cair,Asam,+
AIDS)
Defisensi
gangguan
reducing
Malabsorpsi
transport,ko
substance;
nsumsi
peningkatan
laktulosa,
laktase, Berhenti
puasa,
dengan
peningkatan
malabsorpsi
yang berlebihan
ditemukan
leukosit
diserap
x( Na+ + K+)
Motilitas
*pe-
Penurunan
ningkatan
waktu
bentuk
syndrome,
mengakibatkan
motilitas
transit
normal
tirotoksikosis,
peningkatan motilitas
sampai
sindroma
dalam tinja
bowel Infeksi
dapat
lembek
postvagotomy
terstimulasi
dumping
dengan
refleks
*penurunan
Gangguan
gastrokolik
Bentuk tinja Pseudo-obstruksi,
motilitas
sistem
terjadinya
neuromusk
sampai tidak
tumbuh lampau
ular,terjadi
berbentuk
nya
Kemungkinan
bakteri
stasis (lembek)
dan bakteri
tumbuh
Invasi
lampau
Inflamasi,
Terdapat
Mukosa
Penurunan
darah
luas
peningkatan
permukaan
leukosit
Penyakit
Celiac, Disentri(darah,lendir,
yersiniosis, Infeksi
atau
Campyobcater,
reabsorbsi
Rotavirus enteritis
oleh kolon,
peningkatan
motilitas
usus
Sumber : Nelson Textbook of pediatics.
MANIFESTASI KLINIS
Infeksi usus menimbulkan tanda dan gejala gasrointestinal serta gejala lainnya bila
terjadi komplikasi ekstra intestinal termasuk manifestasi neurologik. Gejala gastrointestinal
bisa berupa diare, kram perut dan muntah. Sedangkan manifestasi sitemik bervariasi
tergantung pada penyebabnya.
Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah ion
natrium, klorida, dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit ini bertambah bila ada muntah
dan kehilangan air juga meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan dehidarasi,
asidosis metabolik dan hipokalemia. Dehidrasi merupakan keadaaan yang paling berbahaya
karena dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskular dan kematian bila tidak
diobati dengan tepat. Dehidrasi yang terjadi menurut tonisitas plasma dapat berupa dehidrasi
isotonik, dehidrasi hipertonik(hipernatremik) atau dehidrasi hipotonik.Menurut derajat
dehidrasinya bisa tanpa dehidrasi ringan , dehidrasi sedang, atau dehidrasi berat.
Bila terdapat panas dimungkinkan karena proses peradangan atau akibat dehidrasi.
Panas badan umum terjadi pada penderita dengan inflammatory diare. Nyeri perut yang lebih
hebat dan tenesmus yang terjadi pada perut bagian bawah serta rektum menunjukkan
terkenanya usus besar.Mual dan muntah adalah simptom yang non spesifik akan tetapi
muntah mungkin disebabkan oleh karena organisme yang menginfeksi saluran cerna bagian
atas seperti: enterik virus, bakteri yang memproduksi enterotoksin, Giardia dan
Cryptosporidium.Muntah juga sering terjadi pada non inflammatory diare. Biasanya
penderita tidak panas atau hanya subfebris, nyeri periumbilikal tidak berat, watery diare,
menunjukkan bahwa saluran cerna bagian atas yang terkena. Oleh karena pasien
imunokompromais memerlukan perhatian khusus, informasi tentang adana imunodefisiensi
atau penyakit kronis sangat penting.
Gejala Khas diare akut oleh berbagai penyebab
Gejala
Rotavirus
Shigella
Salmonell
ETEC
EIEC
Kolera
Klinik
Masa tunas
17-72 jam
24-48 jam
a
6-72 jam
6-72 jam
6-72 jam
48-72
++
Jarang
++
Sering
++
-
jam
Sering
muntah
Nyeri perut Tenesmus
Tenesmus
Tenesmus
Tenesmus
Kramp
Nyeri
Kramp
+
Kolik
+
Kramp
-
Kepala
Lamanya
5-7 hari
7 hari
3-7 hari
2-3 hari
Variasi
3 hari
Sakit
Sifat Tinja
Volume
Frekuensi
Sedang
5-10x/hari
Sedikit
>10x/hari
Sedikit
Sering
Banyak
Sering
Sedikit
Sering
Banyak
Terus
Konsistens
Cair
Lembek
Lembek
Cair
Lembek
menerus
Cair
Panas
Mual
+
Sering
i
Darah
Bau
Warna
Leukosit
Lain2
Langu
Kuning
Sering
Merah
hijau
hijau
Anorexia
+
Kejang
Jarang
Busuk
Kehijauan
+
Sepsis
+
Tak
+
Tidak
Merah
Amis
Seperti
berwarna
hijau
air cucian
Meteorismu
Infeksi
beras
sitemik
DIAGNOSIS
1. Anamnesa
Pada anamensis perlu ditanyakan hal- hal sebagai berikut : Lama diare, frekuensi,
volume, konsistensi tinja, warna, bau, ada/ tidak lendir dan darah. Bila disertai
muntah: volume dan frekuensinya Kencing : biasa, berkurang , jarang atau tidak
kencing dalam 6- 8 jam terakhir. Makanan dan minuman yang diberikan selama diare.
Adakah panas atau penyakit lain yang menyertai seperti batuk,pilek , otitis media,
campak
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa :berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut
jantung dan pernapasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tanda-tanda
utama dehidrasi : kesadaran, rasa haus dan turgor kulit abdomen dan tanda-tanda
tambahan lainnya, ubun-ubun besar cekung atau tidak , mata : cowong atau tidak ada
atau tidak adanya air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah .
Pernapasan yang cepat dan dalam ada indikasi adanya asidosis metabolik. Bising usus
yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemia. Pemeriksaan ekstremitas perlu
karena perfusi dan capilarry refill dapat menentukan derajat dehidarasi yang
terjadi.Penilaian beratnya atau derajat dehidrasi dapat ditentukan dengan cara obyektif
yaitu dengan membandingkan berat badan sebelum dan selama diare. Subyektf
dengan menggunakan kriteria WHO dan kriteria MMWR.
Penentuan derajat dehidrasi menurut MMWR 2003
Simptom
Minimal
tanpa
atau Dehidrasi
dehidrasi Sedang,
Ringan- Dehidrasi
Berat
3%
Baik
Normal,lelah,gelisah,
Apatis,letargi,tidak
Denyut jantung
Normal
irritable
Normal, meningkat
sadar
Takikardia,bradikardia
Normal-melemah
Normal-cepat
Sedikit cowong
Berkurang
Kering
Kembali < 2 detik
Memanjang
Dingin
Berkurang
Kualitas Nadi
Pernapasan
Mata
Air mata
Mulut dan lidah
Cubitan Kulit
Capillary refill
Extremitas
Kencing
Normal
Normal
Normal
Ada
Basah
Segera kembali
Normal
Hangat
Normal
Baik, sadar
*Gelisah,rewel
*Lesu,lunglai,
Cekung
tidak sadar
Sangat cekung dan
atau
Mata
Normal
Air mata
Mulut dan lidah
Rasa haus
kering
Ada
Tidak ada
Sangat kering
Basah
Kering
Sangat kering
Minum biasa tidak *Haus, ingin minum *Malas minum atau
haus
Kembali cepat
Hasil Pemeriksaan
Tanpa dehidrasi
banyak
*Kembali lambat
Dehidrasi
lambat
Dehidrasi Berat
ringan/sedang
3. Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium lengkap pada diare umumnya tidak diperlukan, hanya
pada keadaan tertentu mungkin diperlukan misalnya penyebab dasarnya tidak
diketahui atau ada sebab- sebab lain selain diare akut atau pada penderita dengan
dehidrasi berat. Contoh : Pemeriksaan darah lengkap, kultur urine dan tinja pada
sepsis atau infeksi saluran kemih
4. Tinja
Pemeriksaan Makroskopik:
Pemeriksaan makroskopik tinja perlu dilakukan pada semua penderita dengan diare
meskipun pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan. Tinja yang watery dan tanpa
mukus atau darah biasanya disebabkan oleh enterotoksin virus, protozoa atau
disebabkan oleh infeksi diluar saluran gastrointestinal
Tinja yang mengandung darah atau mukus bisa disebabkan infeksi bakteri yang
menghasilkan sitotoksin, bakteri enteroinvasif yang menyebabkan peradangan
mukosa atau parasit usus seperti : E. Histolytica, B. Coli dan T. Trichiura.Apabila
terdapat darah biasanya bercampur dalam tinja kecuali pada infeksi dengan
E.Histolytica darah sering terdapat pada permukaan tinja dan pada infeksi EHEC
terdapat garis-garis darah pada tinja. Tinja yang berbau busuk didapatkan pada infeksi
dengan Salmonella, Giardia, Cryptosporidium dan Strongylodies
TERAPI
Departemen Kesehatan mulai melakukan sosialisasi Panduan Tata Laksana Pengobatan
diare pada balita yang baru didukung oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia, dengan
merujuk pada panduan WHO. Tata laksana ini sudah mulai diterapkan di rumah
sakit- rumah sakit. Rehidrasi bukan satu-satunya strategi dalam penatalaksanaan diare.
Memperbaiki
mengobati
kondisi usus
penatalaksanaan diare bagi semua kasus diare yang diderita anak balita baik yang dirawat
di rumah maupun sedang dirawat di rumah sakit, yaitu:
1. Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
3. ASI dan makanan tetap diteruskan
4. Antibiotik selektif
5. Nasihat kepada orang tua
Rehidrasi dengan oralit baru, dapat mengurangi rasa mual dan muntah
Berikan segera bila anak diare, untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi. Oralit
formula lama dikembangkan dari kejadian luar biasa diare di Asia Selatan yang terutama
disebabkan karena disentri, yang menyebabkan berkurangnya lebih banyak elektrolit
tubuh, terutama natrium. Sedangkan diare yang lebih banyak
terjadi akhir-akhir ini dengan tingkat sanitasi yang lebih banyak terjadi akhir-akhir
ini dengan tingkat sanitasi yang lebih baik adalah disebakan oleh karena virus.
Diare karena virus tersebut tidak menyebakan kekurangan elektrolit seberat pada disentri.
Karena itu, para ahli diare mengembangkan formula baru oralit dengan tingkat osmolaritas
yang lebih rendah. Osmolaritas larutan baru lebih mendekati osmolaritas plasma,sehingga
kurang menyebabkan risiko terjadinya hipernatremia.
Oralit
Oralit baru ini adalah oralit dengan osmolaritas yang rendah. Keamanan oralit ini
sama dengan oralit yang selama ini digunakan, namun efektivitasnya lebih baik
daripada oralit formula lama. Oralit baru dengan low osmolaritas ini juga
menurunkan kebutuhan suplementasi intravena dan mampu mengurangi
pengeluaran tinja hingga 20% serta mengurangi kejadian muntah hingga 30%.
Selain itu, oralit baru ini juga telah direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF untuk
diare akut non-kolera pada anak.
Untuk anak berumur < 2 tahun: berikan 50-100 ml tiap kali BAB
Untuk anak 2 tahun atau lebih: berikan 100-200ml tiap BAB
d) Jika dalam waktu 24 jam persediaan larutan oralit masih tersisa, maka sisa larutan
harus dibuang.
seperti
air
tajin,larutan
gula
garam,
kuah
sayur-sayuran
dan
1200m dan dewasa adalah 2400ml. Rentang niali volume cairan ini adalah perkiraan ,
volume yang sesungguhnya diberikan ditentukan dengan menilai rasa haus penderita dan
memantau tanda-tanda dehidrasi.
Apabila oleh karena sesuatu hal pemberian oralit tidak dapat diberikan secara per oral,oralit
dapat diberikan melalui asogstrik dengan volume yang sama dengan kcepatan 20
ml/kgbb/jam. Setelah 3 jam keadaan penderita dievaluasi, apakah membaik, tetap atau
memburuk. Bila keadaan penderita membaik dan dehidrasi teratasi pengobatan dapat
dilanjutkan dirumah dengan memberikan oralit dan makanan dengan cara seperti pada
pengobatan diare tanpa dehidrasi. Bila memburuk dan penderita jatuh dalam keadaan
dehidrasi berat, penderita tetap dirawat disarana kesehatan dan pengobatan yang terbaik
adalah dengan parenteral.
Pengobatan diare dehidrasi berat
TRP(Terapi Rehidrasi Parenteral)
Penderita diare har dirawat dipsukesmas atau rumah sakit. Pasien yang masih dapat
meskipun hanya sedikit harus diberi oralit sampai cairan infus terpasang. Dsampingitu,
semua anak harus diberi oralit selama pemberian cairan intravena( 5ml/kgbb/jam), apabila
anak dapat minum baik biasanya dalam 3-4 jam( untuk bayi) ata 1-2 jam ( untuk anak yang
lebih besar). Pemberian tersebut dilakukan untuk memberi tambahan basa dan kalium yang
tidak mungkin didapat atau disuplai dengan cukup dalam pemberian intravena. Untuk
rehidrasi parentral digunakan cairan Ringer Laktat dengan dosis 100ml/kgbb. Cara
Pemberiannya untuk < 1 tahun 1 jam pertama 30 cc/kgbb dilanjutkan 5 jam berikutnya 70
cc/kgbb.Diatas 1 tahun 0,5 jam pertama 30cc/kgbb dilanjutkan 2,5 jam berikutnya
70cc/kgbb.
Lakukan evaluasi tiap jam.Bila hidrasi tidak membaik,tetesan IV dapat dipercepat. Setelah
6 jam pada bayi atau 3 jam pada anak lebih besar, lakukan evaluasi, pilih pengobatan
selanjutnya yang sesuai yaitu pengobatan dehidrasi ringan sedang atau pengobatan diare
tanpa dehidrasi.
Zinc diberikan selama 10 hari berturur-turut
Zinc mengurangi lama dan beratnya diare. Zinc juga dapat mengembalikan nafsu makan
anak. Penggunaan zinc ini memang popular beberapa tahun terakhir karena
memilik evidence based yang bagus. Beberapa penelitian telah membuktikannya.Pemberian
zinc yang dilakukan di awal masa diare selam 10 hari ke depan secara signifikan
menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien. Lebih lanjut, ditemukan bahwa pemberian
zinc pada pasien anak penderita kolera dapat menurunkan durasi dan jumlah tinja/cairan
yang dikeluarkan. Zinc termasuk mikronutrien yang mutlak dibutuhkan untuk memelihara
kehidupan yang optimal. Meski dalam jumlah yang sangat kecil, dari segi fisiologis, zinc
berperan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel, anti oksidan, perkembangan seksual,
kekebalan seluler, adaptasi gelap, pengecapan, serta nafsu makan. Zinc juga berperan
dalam
system
terhadap infeksi. Dasar pemikiran penggunaan zinc dalam pengobatan diare akut didasarkan
pada efeknya terhadap fungsi imun atau terhadap struktur dan fungsi saluran cerna dan
terhadap proses perbaikan epitel saluran cerna selama diare. Pemberian zinc pada diare
dapat meningkatkan absorpsi air dan elektrolit oleh usus halus,meningkatkan kecepatan
regenerasi epitel usus, meningkatkan jumlah brush border apical, dan meningkatkan
respon imun yang mempercepat pembersihan pathogen dari usus. Pengobatan dengan
zinc cocok diterapkan di negara-negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki
banyak masalah terjadinya kekurangan zinc di dalam tubuh karena tingkat kesejahteraan
yang rendah dan daya imunitas yang kurang memadai. Pemberian zinc dapat menurunkan
frekuensi dan volume buang air besar sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya
dehidrasi pada anak.
Dosis zinc untuk anak-anak
Anak di bawah umur 6 bulan : 10mg ( tablet) per hari
Anak di atas umur 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per hari
Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut meskipun anak telah sembuh
dari diare. Untuk bayi, tablet zinc dapat dilarutkan dengan air matang,ASI,
atau oralit, Untuk anak-anak yang lebih besar, zinc dapat dikunyah atau dilarutkan dalam air
matang atau oralit.
ASI dan makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang sama
pada waktu anak sehat untuk mencegah kehilangan berat badan serta pengganti nutrisis
yang hilang. Pada diare berdarah nafsu makan akan berkurang. Adanya perbaikan nafsu
makan menandakan fase kesembuhan.
Antibiotik jangan diberikan kecuali ada indikasi misalnya diare berdarah atau kolera.
tidak rasional
akan mempercepat
resistensi
menambah biaya pengobatan yang tidak perlu. Pada penelitian multiple ditemukan bahwa
telah terjadi peningkatan resistensi terhadap antibiotic
yang
sering
dipakai
seperti
Nasihat pada ibu atau pengasuh: kembali segera jika demam, tinja berdarah, berulang,
makan atau minum sedikit, sangat halus, diare makin sering, atau belum membaik dalam 3
hari.
DAFTAR PUSTAKA
1. Subagyo B. Nurtjahjo NB. Diare Akut, Dalam: Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H, Arief
S, Rosalina I, Mulyani NS, penyunting. Buku ajar Gastroentero-hepatologi:jilid 1.
Jakarta : UKK Gastroenterohepatologi IDAI 2011; 87-120
2. Sunoto. Penyakit radang usus: infeksi. Dalam : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Balai
penerbit FKUI. 1991; 448-66
3. Wyllie R : Major symptoms and signs of digestive tract disorders. In Kliegman RM,
Behman RE, Jenson HB, Stanton BF(eds) ; Nelson Textbook of Pediatrics, 18th ed.
Philadelfia, WB Saunders. 2007, table 303-7,p 152
4. Bishop WP: Gastrointenstinal tract. In Marcdante KJ,Kliegman RM, Jenson HB, Behrman
RE; Nelson Essential Pediatrics, 6th ed. Philadelfia, Saunders Elsevier.2011;451-500
5. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1. UKK-IDAI. 2011