Anda di halaman 1dari 18

KEJANG PADA

ANAK
RIZKI NURVITA PRIYANDINI
10700153

Laporan Kasus
MRS hari / tanggal

: hari Selasa / 05 01 -2016

Identitas Pasien
Nama pasien

: An. E , 9kg.

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Alamat

: Kampung Barat Leke RW/RT 01/06 Kamal

Umur/tanggal lahir

: 3 tahun 6 bulan / 06 Juni 2012

Tanggal masuk RS

: 05 Januari 2016 pukul 07.03 WIB

No. RM: 11-36-50

Keluhan Utama : Kejang


Kejang 1 hari. Kejang 3 kali.Kejang terjadi di rumah sebanyak 2 kali dan di UGD
Puskesmas 1kali. Kejang berlangsung kurang dari 3 menit dan kejang yang dialami
seluruh badan dengan kedua tungkai atas dan bawah kelojotan secara simetris, mata
pasien terbuka dan melirik ke atas saat kejang. Setelah kejang anak sadar kembali.
Saat dibawa kerumah sakit pasien sudah tidak kejang. Panas 2 hari. Panas naik
turun. Sudah di beri obat tetap panas.Keluhan batuk, pilek, nyeri tenggorok, muntah,
gusi berdarah, mimisan, dan keluar cairan dari telinga disangkal.

RPD

: riwayat kejang setelah panas tinggi sejak umur 1 tahun. Terakhir kejang 1 tahun yang

lalu.
RPK

: ibu memiliki riwayat kejang , tetapi sudah tidak pernah kejang lagi

RPO

: sudah berobat ke puskesmas tetapi tetap tidak turun panasnya, tetapi di RS tidak

pernah kejang.
Riwayat Imunisasi : menurut ibu imunisasi tetapi tidak lengkap (campak), di suntik di lengan
kanan atas, paha kanan serta kiri dan tetes di Bidan.
Riwayat Nutrisi

: ASI sampai umur 2 bulan kemudian di lanjutkan minum susu formula sampai

umur 1 tahun. Mulai makan pendamping ASI umur 6 bulan. Dan sekarang sudah makan nasi
dalam porsi yg cukup banyak.

Riwayat TumBang

: Tengkurap: 4 bulan (normal: 3-4 bulan), Duduk: 9

bulan (normal: 6-9 bulan), Berdiri: 10 bulan (normal: 9-12 bulan, Berjalan: 12
bulan (normal: 13 bulan), Bicara : 24 bulan (normal: 9-12 bulan).
Riwayat kehamilan dan kelahiran

: Lahir di bantu Bidan, 9 bulan, langsung

menangis. Ibu rutin kontrol di Bidan saat hamil maupun setelah kelahiran.

Pemeriksaan Fisik
Tanda vital
Suhu

: 37,6C, Nadi: 130x/menit, regular, isi cukup, RR: 26x/menit.

Kesadaran : composmentis.
Kulit

: sawo matang, tidak tampak sianotik, tidak tampak ikterik,

Kepala : ubun-ubun besar sudah menutup.


Rambut
Mata

: hitam, lurus, distribusi merata, tidak mudah dicabut.

: oedem palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil kanan dan kiri

bulat isokor 2 mm, refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+), mata
cowong (-/-).
Telinga : serumen (-/-), sekret (-/-), membran timpani intak (+/+), nyeri tekan dan tarik (-/-).

Hidung: nafas cuping hidung (-/-), tidak terdapat deviasi septum, sekret (-/-).
Bibir

: mukosa basah, sianosis (-).

Mulut : uvula letak di tengah, tonsil T1-T1, bercak koplik (-).


Tenggorokan: faring hiperemis (-).
Leher : trakea lurus di tengah, pembesaran KGB (-).
Thoraks:
Paru-paru
Inspeksi

: simetris, retraksi (-).

Palpasi : vocal fremitus kanan dan kiri sama.


Perkusi: sonor pada kedua hemithoraks.
Auskultasi: suara nafas vesikular (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-).
Jantung
Inspeksi

: ictus cordis tidak tampak.

Palpasi : ictus cordis teraba.


Perkusi: sulit ditentukan.
Auskultasi: bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-).

Abdomen:
Inspeksi

: datar.

Auskultasi : bising usus (+).


Perkusi: timpani di semua kuadran abdomen.
Palpasi : supel, hepar/lien tidak teraba besar, nyeri tekan (-), turgor baik.
Ekstremitas:
Atas

: simetris, sianosis (-/-), akral hangat (+/+), gerak sendi aktif, CRT < 2

Bawah : simetris, sianosis (-/-), akral hangat (+/+), gerak sendi aktif, CRT < 2
Neurologi : kaku kuduk (-), Brudzinki I (-), Brudzinski II (-).
Refleks fisiologis : BPR/TPR -/- . KPR /APR -/Refleks patologis : hoffman (-), tromner (-), babinsky (-), Chadok(-).

Diagnosa
Usulan Laboratorium : Darah lengkap
Diagnosa Kerja

: Kejang Demam

Diagnosa Banding

: meningitis , enchepalitis , epilepsi.

Usulan terapi

Infus Kaen 3B 20 tpm

Cefotaxime 2 x 350 mg (IV)

Valium 4 mg (IV)

Norages 0,5cc (k/p)

Pemeriksaan
Penunjang

Darah lengkap

Definisi
Kejang adalah suatu kondisi dimana otot tubuh berkontraksi dan berelaksasi
secara cepat dan berulang, oleh karena abnormalitas sementara dari aktivitas
elektrik di otak, dapat karena kelainan intrakrnial, ektrakranial atau metabolik yang
berlangsung dalam beberapa detik sampai menit.

Patofisiologi
Kejang

Etiologi
Kejang

Definisi
Kejang demam berdasarkan definisi dari The International League Againts Epilepsy
(Commision on Epidemiology and Prognosis, 1993) adalah kejang yang disebabkan kenaikan
suhu tubuh lebih dari 38,4oC tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit
akut pada anak berusia di atas 1 bulan tanpa riwayat kejang sebelumnya (IDAI, 2009).

Patofisiologi
Kejang
Demam

Penatalaksan
aan Kejang
Demam

Edukasi
Ibu harus mempunyai alat pengukur suhu dan persediaan obat penurun panas di rumah,
ketika anak mulai demam segera di ukur dan beri obat penurun panas.
Ketika sudah terjadi kejang, yang harus di lakukan ibu :
memperhatikan jenis kejang anak apakah seluruh tubuh atau hanya sebagian,
memperhatikan lamanya terjadi kejang,
memperhatikan berapa kali kejang berulang,
tidak di perbolehkan untuk memegang dan menahan gerakan kejang pada anak,
tidak di perbolehkan untuk memberi minum/makanan atau segala jenis zat apapun ke dalam
mulut anak.
segera bawa anak ke pelayanan medis terdekat.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai