Anda di halaman 1dari 10

Struktur dan Mekanisme Pencernaan dari Mulut sampai

Oesophagus
Vanya Genevieve Orapau
102011142
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510
Email : anya0707@ymail.com

Pendahuluan
Sistem digestivus merupakan system yang terdiri dari berbagai organ yang terbagi
menjadi dua grup, yaitu traktus gastrointestinal (mulut, sebagian besar pharynx, oesophagus,
gaster, usus halus, dan usus besar ) dan organ digestive tambahan (gigi, lidah, glandula
salivarius, liver, lien, kantung empedu, dan pankreas).
Dinding sepanjang traktus gastrointestinal (dimulai dari bawah oesophagus) memiliki
dasar yang serupa, yaitu empat lapisan penyusun, (dari dalam hingga superficial) mukosa, submukosa, muskularis, dan serosa.
Pada dasarnya, terdapat empat proses pencernaan yaitu motilitas, sekresi, pencernaan,
dan penyerapan. Enzim yang bekerja pada metabolisme karbohidrat adalah amilase liur dan
amilase pankreas, pada lemak (lipid) adalah lipase pankreas, dan pada protein adalah pepsin dan
tripsin.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar dapat mengetahui strukur saluran
pencernaan dari mulu sampai oesophagus baik dalam makroskopis maupun mikroskopis dan
juga mekanisme pencernaan.

Struktur secara Makroskopis dan Mikroskopis


1. Mulut
Merupakan cavitas oral, terbentuk oleh pipi, palatum, dan lidah. 1 Pada cavitas oral
ini terdapat gigi, lidah, dan glandula salivarius. Cavitas oral terbagi dalam epitel
squamosa, keratin dan non keratin, berdasarkan bagiannya.2 Lamina propria pada bagian
yang berkeratin memiliki banyak papila dan terletak pada lapisan yang bertulang.

Squamosa non keratin menutupi bagian palatum durum (langit-langit keras) dan palatum
mole (langit-langit lunak), bibir, pipi, dan lantai dari mulut.

Gambar A.3. Cavitas Oral. Sumber: Anatomy and Physiology, From Science to Life, pg.785

Perdarahan : Aa. Labiales superiores et inferiores, cabag a. Facialis; a. Temporalis


superficialis, cabang-cabang a. Maxilaris (pada cavum oris) dan a. Palatina
major untuk perdarahan di hidung.
Pembuluh balik : V. Facialis anterior et posterior yang bergabung menjadi v. Facialis
communis dan bermuara ke v. Jugularis interna.
Persarafan : Kulit wajah oleh cabang-cabang n. Tigeminus (V) dan Otot-otot wajah oleh
cabang-cabang n. Facialis (VII).
a.

Gigi
Pada manusia dewasa umumnya terdapat 32 gigi permanen. terbagi di dua
tempat, yaitu os maxila dan os mandibula. Masing-masing tempat terdiri dari gigi
seri (incisors), gigi taring (canine), gigi premolar, dan gigi permanen molar.2
Mahkota pada gigi dilapisi oleh enamel yang keras dan dasar yang seperti lapisan

tulang disebut sementum (membentuk leher gigi).di dalam gigi disusun oleh
material berkalsium lain yang disebut dentin.

b.

Lidah
Tersusun dari muskulus skeletal yang terlapisi oleh membrane mukosa.1,2
Merupakan pembentuk lantai dari cavitas oral. Pada permukaan lidah terdapat
papilla yang memiliki taste bud sebagai saraf pengecap. Terdapat empat macam
papila, yaitu papila filiformis, papila fungiformis, papila foliata, dan papila
valata.2,3

Gambar A.4. Lidah dan Papila Lingual. Sumber: Junqueiras Basic Histology, pg. 253

Perdarahan : a. Lignualis (cabang a. Carotis eterna)


Pembuluh balik : Vv. Dorsalis linguae, Vv. Profunda linguae (vv. Raninae),
V. Sublingualis

Persarafan : Sensorik 2/3 bagian anterior sensibel oleh n. Lingualkis (N.V3),


pengecap oleh chorda tympani (N. VII) dan bagian 1/3 posterior
(termasuk papila valata) sensibel n. IX dan X. Termasuk vallecula
epiglottica, pengecap n. IX.

c. Glandula Salivarius
3

Merupakan tempat sekresi saliva untuk menjaga membran mukosa mulut dan
kelembaban pharynx serta membersihkan mulut dan gigi. Terdapat tiga glandula
utama

penghasil

saliva

pada

mulut,

yaitu

glandula

parotid,

glandula

submandibularis, dan glandula sublingualis.1-3 Dua tipe utama dari sel sekretor
adalah sel serosa. Umumnya berbentuk seperti piramida, dengan dasar yang
terletak pada lamina basalis dan dekat dekat permukaan apikal yang menghadap ke
lumen. Kemudain sel mukosa yang berbentuk lebih kuboid yang nukleusnya
seperti tertekan ke basis dari sel. Mensekresikan mokosa yang terdiri dari
hidrofilik glikoprotein musin.2
2. Pharynx
Merupakan saluran pertama yang dilewati makanan ketika tertelan. Berbentuk seperti
corong yang terdapat dari internal nares dan berkelanjutan sebagai oesophagus yang
terletak di posterior dan faring di anterior.2,3 Tersusun dari muskulus skeletal dan
terbagi menjadi tiga, yaitu nasopharynx, oropharynx, dan laringopharynx. 1,3 Fungsi
dari nasopharynx adalah sebagai saluran respirasi, sedangkan oropharynx dan
laryngopharynx berfungsi dalam system digestive. Ketika makanan (bolus) tertelan
dari mulut ke oropharynx dan laryngopharynx, maka otot-otot pada area tersebut akan
berkontraksi untuk membantu masuknya bolus ke dalam oesophagus.
Pharynx disusun oleh susunan epitel squamosa non keratin pada bagian yang
bersambungan dengan oesophagus dan sel berlapis kubis bersilia bersel goblet pada
bagian yang dekat dengan cavitas nasalis.2 Pharynx juga memiliki tonsila dan
mukosanya juga memiliki banyak glandula mukosa salivarius kecil pada lamina
proprianya.
3. Oesophagus
Terletak di belakang trakhea dan bermula dari akhir laryngopharynx. Berjalan
melewati mediastinum dan kemudian melewati diafragma (oesophagela hiatus) dan
berakhir di bagian superior dari gaster.1,3 Tersusun dari epitel kubis berlapis non
keratin. Secara umum, oesophagus memiliki lapisan utama yang sama seperti traktus
digestivus lainnya. Pada submukosa terdapat kelompok dari glandula pensekresi
4

mukus yang kecil (glandula oesophageal). Pada lamina propria dekat gaster terdapat
kelompok dari glandula kardia oesophagus yang juga mensekresi mukus. 1/3
proksimal dari oesophagus tersusun dari otot skeletal (yang seperti lidah), 1/3 tengah
merupakan kombinasi antara otot skeletal dan otot polos. Sedangkan 1/3 distal
tersusun dari otot polos.2
Perdarahan : dua cabang ventral yang tunggal dari aorta, pars cervicalis, pars
thoracalis, dan pars abdominalis.
Pembuluh balik : sesuai dengan nama arteri. Melalui sistem azygos, darah mengalir
ke dalam v. cava superior, sedangkan darah dari v. gastrica sinistra
masuk ke dalam v. porta.
Persarafan : simpatis oleh truncus symphaticus pars thoracalis atas, parasimpatis oleh
cabang n. vagus dan n. reccurens, serta nn. Vagi yang membentuk plexus
pada dinding oesophagus.

Sistem Pencernaan di Mulut dan Oesophagus


1. Mulut
Mulut merupakan pintu masuk saluran pencernaan. Mulut itu sendiri terdiri dari :
a. Bibir
Fungsi bibir : - Membantu memperoleh, mengarahkan dan menampung makanan di
mulut,
-

Untuk berbicara,

Sebagai respon sensorik.4

b. Gigi
Fungi gigi adalah untuk pemotongan, perobekan, penggilingan dan pencampuran
makanan. Gigi ini dilapisi oleh email/enamel.4
c. Langit-langit (Palatum)
5

Palatum terdiri dari dua yaitu palatum durum/langit-langit keras dan palatum
mole/langit-langit yang lunak dan juga ada uvula yang berfungsi menutup saluran
pernapasan waku menelan.4
d. Lidah
Fungsi lidah : - Memandu makanan waktu mengunyah dan menelan,
-

Untuk berbicara,

Tertanam papil-papil pengecap/taste buds.4

Mastikasi/Mengunyah
Tujuan : - Menggiling dan memecah makanan,
-

Mencampur makanan dengan saliva,

Merangsang papil pengecap

Dapat bersifat volunter/sesuai kehendak

Suatu refleks ritmik yang ditimbulkan oleh pengaktivan otot-otot rangka pada
rahang, bibir, pipi, lidah sebagai respon terhadap tekanan makanan ke jaringan
mulut.5

Gerakan mengunyah dapat dirangsang oleh :


a. Perangsangan formatio retikularis dekat pusat batang otakuntuk pengecapan,
b. Perangsangan area hipotalamus, amigdala, dan koreks serebri dekat area sensoris
untuk pengecapan dan penghidu.4
Refleks mengunyah :
Dengan adanya bolus makanan di mulut, maka akan ada penghambatan refleks
mengunyah pada otot sehingga rahang bawah akan turun ke bawah dan terjadi kontraksi
rebound sehingga mengangkat kembali rahang bawah ke atas, pengatupan gigi dan bolus
melawan dinding mulut dan menghambat otot rahang bawah gigi dan rahang bawah turun
lagi erjadi rebound lagi, dan seterusnya.5
Saliva
6

Saliva diproduksi oleh kelenjar ludah yakni kelenjar sublingual, kelenjar submandibula
dan kelenjar parotis. Saliva teriri dari 99,5% H2O dan 0,5% protein dan elktrolit
(amylase, lisozim, mukus).5
Fungsi saliva :
a. Memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui enzim amilase,
b. Mempermudah proses menelan dengan membasahi pertikel-partikel makanan,
c. Punya efek antibody ganda
-

Lisozim : melisiskan bakteri

Membilas bahan makanan yang digunakan bakteri sebagai sumber


makanan

d. Sebagai pelarut molekul-molekul yang merangsang papil pengecap,


e. Membantu berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah,
f. Untuk hygiene mulut dengan membantu menjaga kebersihan mulut dan gigi,
g. Bikarbonat menetralkan asam dengan membantu mencegah karies gigi.5
Sekresi saliva : - Rata-rata 1,2 liter/hari,
-

0,5 ml/menit maksimal 5 ml/menit,

Bersifat konstan dan kontinu karena stimulasi konstan tingkat rendah ujungujung saraf parasimpatis berakhir di kelenjar saliva.

Peningkatan sekresi saliva :


a. Refleks saliva sederhana (tidak terkondisi) dengan adanya bolus makanan di mulut,
b. Refleks saliva didapat (terkondisi) dengan melihat, mencium, mendengar,
c. Perangsangan saraf simpatis dan parasimpatis dapat meningkatkan sekresi saliva:

Rangsang simpatis : Pengeluaran volume saliva


sedikit, kental dan kaya mukus,
-

Rangsang parasimpatis : Pengeluaran volume


saliva banyak, encer dan kaya protein.

2. Faring dan Oesophagus


Faring merupakan rongga di belakang tenggorokan dan juga merupakan saluran
bersama untuk system pencernaan dan pernapasan. Terdapat tonsil yang merupakan organ
limfoid yakni bagian dari system pertahanan tubuh.4
Motilitasnya adalah menelan yakni proses pemindahan makanan dari mulut,
melalui oesophagus ke lambung. Pusat menelan adalah daerah di medulla oblongata dan
pons bagian bawah.4
Tahapan menelan :
a. Tahap orofaring
Tahap orofaring ini berlangsung selama 1 detik, dan terjadi perpindahan bolus
makanan dari mulut melalui faring dan masuk ke oesophagus. Pada proses ini, trakea
tertutup dan oesophagus terbuka, karena adanya gelombang peristaltik yakni gerakan
mengosongkan, mendorong bolus di depan kontraksi dengan cepat, yang berasal dari
faring mendorong bolus makanan ke dalam esophagus bagian atas. Gelombang
peristaltik sekitar 5-9 detik.5
b. Tahap esophagus
Selama makan, makanan dicegah masuk mulut dan hidung dengan cara :

Posisi lidah menekan langit-langit,

Uvula terangkat dan tersangkut di bagian belakang tenggorokan sehingga


saluran hidung tertutup,

Makanan dicegah masuk trakea oleh elevasi laring dan penutupan erat pita
suara melintasi lubang laring (glotis),

Laring dan trakea tertutup oleh otot-otot faring yang mendorong bolus ke
esophagus.5

Sekresi esophagus yakni mucus, yang berfungi untuk :

Mencegah rusaknya esophagus oleh bagian tajam makanan,

Melindungi dinding esophagus dari asam dan enzim getah lambung bila terjadi
refluks lambung.5

Waktu transit keseluruhan di faring dan esophagus adalah sekitar 6-10 detik dan tidak
terjadi pencernaan dan penyerapan.4

Kesimpulan
Terjadi induksi karena sariawan pada radix linguae sinistra dan pembesaran Nnll.
Cervicalis profunda pars jugulodigastricus (Hipotesis diterima).

Daftar Pustaka
1. Agur AMR. Grants atlas of anatomy. 9th ed. 1991. USA : Williams and Wilkins. Pg. 77143.
2. Mescher AL. Junqueiras basic histology, text and atlas. 12th ed. 2010. Singapore : Mc
Graw Hill. Pg. 249-72.
3. Jenkins GW, Kemnitz CP, Tortora GJ. Anatomy and physiology, from science to life. 2nd
ed. 2010. Asia : Wiley. Pg. 776-833.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 2. Jakarta : EGC. 2001. hal. 53789.
5. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta : EGC. 2003. hal. 450-92.

10

Anda mungkin juga menyukai