Anda di halaman 1dari 28

PENDAHULUAN

Proposisi Sustainable
Defenisi Sustainability
Menurut Dexter Dunphy (2000), terdapat dua jenis Sustainability
yakni Ecological Sustainability dan Human Sustainability.
Ecological Sustainability mencakup desain organisasi

yang

dapat

memberikan kontribusi kepada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan,


perlindungan terhadap lingkungan hidup, dan pembaharuan biosfir.
Human Sustainability adalah meningkatkan kemampuan dan keahlian
manusia untuk kinerja perusahaan yang tinggi dan berkelanjutan serta untuk
kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat.
Defenisi Sustainable Development
Sustainable Development adalah pembangunan yang dapat memenuhi
kebutuhan saat ini tanpa harus mengorbankan kemampuan generasi masa depan
dalam memenuhi kebutuhannya menurut Bruntland Report (1987).

Pembangunan

berkelanjutan

tidak

saja

berkonsentrasi

pada

isu-isu

lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga


Gambar 1. Skema Sustainable Development

lingkup kebijakan, antara lain seperti pembangunan ekonomi, pembangunan


sosial dan perlindungan lingkungan. Dokumen-dokumen PBB, terutama dokumen
hasil World Summit 2005 menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan
merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan.
Sustainable Perkotaan
Dampak Perkembangan Perkotaan

`1

Perkotaan yang baik adalah perkotaan yang terus tumbuh berkembang dari
segala bidang, seperti ekonomi, sosial, dan lingkungan. Yang paling jelas terlihat
adalah dalam bidang perekonomian. Semakin banyak investor-investor dari dalam
negeri maupun investor-investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia,
terutama di Jakarta. Jakarta menjadi tambang emas bagi para developer dalam
mengembangkan usaha mereka. Salah satunya adalah jumlah industri yang terus
meningkat, baik industri besar, menengah, maupun industri kecil.
Walaupun perkembangan industri memiliki dampak positif terhadap
perekonomian perkotaan, ada dampak negatif yang dihasilkan, seperti limbah
industri yang mengancam pertumbuhan lingkungan, dan kemacetan yang
disebabkan tingginya jumlah kendaraan bermuatan besar yang melintasi suatu
kawasan kota. Dampak negatif tersebut dikarenakan perkembangan perkotaan
yang tidak seimbang. Tingginya jumlah industri, tidak diimbangi dengan
infrastruktur yang disediakan pemerintah maupun swasta.

Gambar 2. Salah satu contoh limbah cair yang dihasilkan pabrik

Sustainable dan Arsitektur


Untuk mengurangi dampak negatif yang terjadi akibat peningkatan jumlah
industri yang terjadi khususnya di Jakarta, perlu diberikan infrastruktur
pendukung yang dapat menopang dampak negatif yang dihasilkan dari suatu
`2

industri. Sesuai dengan prinsip Sustainable Development, dimana suatu


pengembangan harus seimbang dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan. Sebuah
karya arsitektur yang memiliki konsep Sustainable dapat mengurangi dampak
negatif dari perkembangan perkotaan salah satunya dalam bidang industri.

BAB I
LATAR BELAKANG
1.1. Kerangka Berpikir
Wilayah perkotaan di Indonesia khususnya yang berada di DKI Jakarta
sangat berkembang pesat. Namun perkembangan tersebut tidak merata dari
segala aspek. Salah satunya adalah perkembangan perekonomian dalam
bidang industri. Banyak investor-investor dari dalam negeri maupun
investor-investor asing yang menanamkan modalnya di DKI Jakarta,
terutama di Jakarta. Jakarta menjadi tambang emas bagi para developer
dalam mengembangkan usaha mereka.

Selain dampak positif yang dihasilkan dari perkembangan dunia


Gambar 1.1. Jakarta sebagai kota metropolitan

industri, ada dampak negatif yang dihasilkan, seperti pencemaran


lingkungan. Sisa hasil pengolahan yang berupa limbah maupun polusi
dibuang begitu saja tanpa adanya proses filterisasi, akibatnya lingkunganpun
tercemar. Pemerintahpun ikut turut bertanggung jawab atas semua itu.
Minimnya pengolahan limbah yang disediakan pemerintah DKI Jakarta

`3

menyebabkan limbah yang berada di Jakarta semakin menumpuk dan


memiliki kandungan yang berbahaya dan dapat menimbulkan penyakit bagi
mereka yang tinggal di bantaran kali, padahal masih banyak masyarakat
yang tinggal disana, dan menggunakan air sungai untuk kebutuhan seharihari.

Wilayah Jakarta Barat terutama di kecamatan Kalideres merupakan


Gambar 1.2. Masih banyak warga yang menjadikan sungai sebagai sumber air

daerah dengan kawasan industri terbesar di DKI Jakarta. Industri yang


terdapat di kecamatan Kalideres terdiri dari industri kecil hingga industri
besar. Salah-satu yang terkenal adalah wilayah Semanan. Di Semanan
terdapat komplek pengolahan tahu-tempe yang merupakan pengolahan tahutempe terbesar di Jakarta. Seperti yang kita ketahui, pengolaha industri tahutempe merupakan industri rumah tangga, yang proses pengolahannya dapat
dilakukan di rumah masing-masing. Namun walaupun industri ini
merupakan indusri rumah tangga, zat yang dihasilkan dari limbah indrustri
tersebut sangat membahayakan, dan dapat menimbulkan berbagai macam
penyakit. Pada kawasan ini sebenarnya sudah disediakan oleh pihak swasta
pengolahan limbah tahu-tempe, namun permasalahannya adalah mereka
tidak mampu menghidupkan mesin tersebut karena membutuhkan listrik

`4

yang cukup besar. Penghasilan yang mereka peroleh dari pembuatan tahutempe hanya mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari.

Dari permasalahan tersebut, maka dibutuhkan suatu karya arsitektur


Gambar 1.3. Limbah cair industri tahu-tempe mencemari air sungai

yang dapat mereduksi permasalahan yang terjadi, yaitu dengan membangun


pengolahan limbah tahu-tempe. Dengan prinsip sustainable, bangunan ini
tidak hanya sebagai pengolahan limbah, melainkan diberi beberapa fungsi
tambahan agar lingkungan sekitar bangunan ini (Semanan), ikut merasakan
dampak dari keberadaan bangunan ini. Bukan hanya itu, dampak dari
konsep sustainable adalah menjadikan bangunan ini dapat beroperasi
dengan maksimal dengan biaya maintenance yang seminimal mungkin.
1.2. Permasalahan yang terjadi di lingkungan Semanan
1.2.1.
Sosial Ekonomi
Penghasilan yang dihasilkan para pengrajin kedelai hanya dapat
memenuhi kebutuhan sehari hari, membuat mereka sulit untuk
meningkatkan taraf hidup. Minimnya pendidikan yang pernah
dirasakan oleh para pengrajin merupakan salah satu faktor mengapa
usaha mereka kurang berkembang.
1.2.2.

Ekonomi Lingkungan
Pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari limbah industri

dapat menimbulkan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Para

`5

pengrajin kurang peduli terhadap limbah tersebut karena mereka


sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, sehingga mereka
mengesampingkan masalah limbah.
1.2.3.

Lingkungan Sosial
Komplek Tahu-Tempe Semanan sebenarnya memiliki interaksi

sosial yang tinggi antar sesama penghuni. Namun mereka tidak


memiliki suatu wadah yang dapat membuat mereka berkumpul,
sehingga dapat menimbulkan interaksi antar sesama warga.
1.3. Usulan, Sasaran dan, Tujuan Proyek
Sesuai dengan prinsip sustainable yaitu sosial, ekonomi dan
lingkungan, yang tidak hanya berpaku pada pengembangan lingkungan,
yang dalam proyek ini dideskripsikan sebagai pengolahan limbah, ke-3
faktor tersebut harus saling berkaitan satu sama lain. Maka bangunan ini
diberi nama Jakarta Soybean Information Center karena bangunan ini
tidak terpaku pada pengolahan limbahnya saja melainkan memiliki fungsi
lain seperti fungsi sosial yaitu memberikan seluruh informasi mengenai
kedelai kepada masyarakat terutama bagi pengrajin kedelai baik itu
mamfaat, hasil pengolahan, maupun cara pengolahan kedelai. Pengunjung
tidak hanya diberikan teori teori saja mengenai kedelai, merekapun dapat
terjun langsung dalam proses pengolahan kedelai. Bagi para pengrajin yang
ingin memulai bisnis industri berbahan dasar kedelai ini, dapat mengikuti
pelatihan ditempat ini.

`6

Dalam segi ekonomi, Soybean Information Center juga menyediakan


Gambar 1.4. Proses pembungkusan tempe dengan metode yang modern

tempat penjualan hasil produksi kepada masyarakat, sehingga dapat


mempermudah para pengrajin untuk menjual produk hasil industrinya
masing masing. Dan terakhir dari sudut pandang lingkungan, agar para
penghuni lingkungan Semanan dapat saling berinteraksi antar sesama warga
lingkungan, maka perlu dibuat suatu wadah tempat mereka berinteraksi,
sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.

1.4. Rumusan Masalah


Gambar 1.5. Pasarlimbah
tahu tempe
(gambar kiri),
dan salah satuyang
contoh membahayakan.
public space (gambar kanan)
Pencemaran
industri
tahu-tempe
Pengolahan tahu-tempe dengan metode dan peralatan yang masih

tradisional.
Kualitas hidup yang standar/ pas-pasan, sehingga para pengrajin tidak

dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.


Kawasan Semanan tidak memiliki sesuatu yang dapat dijadikan daya
tarik, sehingga wisatawan memiliki keinginan untuk berkunjung ke

kawasan ini.
1.5. Ruang Lingkup Proyek
Ruang lingkup proyek ini dibatasi pada industri kecil yang kurang
diperhatikan mengenai masalah limbahnya, padahal memiliki kandungan
yang cukup berbahaya yang dapat menjadi sumber penyakit. Wilayah
proyek dibatasi pada kawasan Kalideres, yang merupakan kawasan industri
terbesar di Jakarta. Seperti yang telah dijelaskan pada subbab kerangka

`7

berpikir, lokasi proyek pun jatuh pada kawasan Semanan. Karena pada
proyek ini memiliki proposisi mengenai sustainable, maka fungsi dan
kegiatan proyek ini beracuan pada prinsip-prinsip sustainable, seperti
hubungan Sosial Ekonomi, Ekonomi Lingkungan dan, Lingkungan
Sosial.
1.6. Metode Pembahasan
Menentukan proposisi yang telah diberikan.
Mencari permasalahan yang terkandung dalam proposisi tersebut

dalam kehidupan sehari hari.


Mencari data-data maupun kajian teori yang mendukung

permasalahan tersebut.
Membuat program aktivitas yang dapat menguraikan permasalahan

tersebut.
Melakukan survey literature maupun lapangan untuk membuat
program aktivitas, sehingga tercipta ruang yang sesuai dengan

fungsinya.
1.7. Sistematika Pembahasan
BAB I LATAR BELAKANG
Berisi ringkasan isi laporan yang menguraikan tentang proposisi
(secara singkat), pengujian kawasan kota, usulan proyek, metode
pembahasan, san sistematika pembahasan.

BAB II KAJIAN TEORITIKAL


Menguraikan tentang proposisi (permasalahan) bedasarkan bahan
bacaan (referensi cetak) secara umum dan khusus yang
berhubungan dengan proyek yang akan disusulkan.

Menguraikan tentang pengujian kawasan kota yang mengantarkan


keberadaan proyek nantinya terkait dengan proposisi yang dipilih.

`8

Memberikan pengertian tentang usulan proyek yang dibuat (apa


proyek yang akan dirancang).

BAB III ANALISA


Menguraikan tentang usulan proyek sebagai permasalahan yang
diangkat dengan pertimbangan-pertimbangan mengapa proyek
direncanakan dan dirancang.

Menjelaskan tentang upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan


dalam menyelesaikan proyek nantinya (model/ teori yang
digunakan sebagai pendekatan perencanaan dan perancangan).

BAB IV DESKRIPSI DESAIN


Berisi ide gagasan/ konsep dan gambar kerja proyek, sistem
struktur yang digunakan dan sistem utilitas yang diaplikasikan dalam
bangunan.

BAB V KESIMPULAN
Menguraikan kesimpulan dari hasil analisa hingga proses
perancangan proyek.

BAB II
KAJIAN TEORITIKAL

`9

2.1. Proposisi
2.1.1.
Defenisi
John Elkington (1994)
Sustainability (keberlanjutan) adalah keseimbangan antara peopleplanet-profit, yang dikenal dengan konsep Triple Bottom Line (TBL).
Sustainability terletak pada pertemuan antara tiga aspek, people-sosial;
planet-environment; dan profit-economic. Maka menurut Elkington,
perusahaan harus bertanggung-jawab atas dampak positif maupun negatif
yang ditimbulkan terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan-hidup.
Dexter Dunphy (2000)
Menurut Dexter Dunphy,

terdapat

dua

jenis

Sustainability,

yakni Ecological Sustainability dan Human Sustainability.


Ecological Sustainability mencakup desain organisasi yang dapat
memberikan

kontribusi

kepada sustainable

economic

development,

perlindungan terhadap lingkungan hidup, dan pembaharuan biosphere.


Human Sustainability adalah meningkatkan kemampuan dan keahlian
manusia untuk kinerja perusahaan yang tinggi dan berkelanjutan serta
untuk kesejahteraan sosial (well-being) dan ekonomi masyarakat. Sebuah
organisasi yang berkelanjutan berarti organisasi yang menjalankan
kegiatan dengan memahami kebutuhan dan kepentingan pihak lain, serta
meningkatkan jaringan kerja sama yang mempersatukan mereka semua.
Dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa aspek yang
harus tercapai dalam keberlanjutan adalah kesejahteraan ekonomi, sosial,
dan pelestarian serta peremajaan lingkungan hidup. Dengan tercapainya

`10

Sustainability berarti generasi mendatang minimal akan mendapat


kesempatan yang sama untuk memanfaatkan sumber daya yang ada seperti
kita saat ini. Akan lebih baik lagi jika bisa mempunyai kesempatan yang
lebih besar dibandingkan kita sekarang. Hal ini akan tercapai jika sumber
daya alam masih cukup tersedia atau idealnya bertambah. Sedang sumber
daya manusia menjadi makin berkualitas oleh karena pengembangan
SDM,

dan

pada

akhirnya

generasi

mendatang

dapat

mencapai

kesejahteraan seperti kita saat ini.


Adapun aspek penting yang ditambahkan oleh Dunphy, yaitu
peningkatan well-being dari
pembangunan

manusia

manusia

kedalam

seutuhnya-lah

yang

Sustainability.

Maka

diharapkan

dalam

sustainability.
2.1.2.

Sustainable Development
Sustainable Development adalah pembangunan yang dapat memenuhi

kebutuhan saat ini tanpa harus mengorbankan kemampuan generasi masa


depan dalam memenuhi kebutuhannya menurut Bruntland Report (1987).
Sustainable Development tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu
lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan
mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan
sosial dan perlindungan lingkungan. Dokumen-dokumen PBB, terutama
dokumen hasil World Summit 2005 menyebut ketiga hal dimensi tersebut
saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan
berkelanjutan.

`11

Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan


bekelanjutan,

Gambar 2.1. Triple Bottom Line

dimana

pembangunan

Hijau

lebih

mengutamakan

keberlanjutan lingkungan di atas pertimbangan ekonomi dan budaya.


Pendukung Pembangunan Berkelanjutan berargumen bahwa konsep ini
menyediakan konteks bagi keberlanjutan menyeluruh dimana pemikiran
mutakhir dari Pembangunan Hijau sulit diwujudkan. Sebagai contoh,
pembangunan pabrik dengan teknologi pengolahan limbah mutakhir yang
membutuhkan biaya perawatan tinggi sulit untuk dapat berkelanjutan di
wilayah dengan sumber daya keuangan yang terbatas.
Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di suatu negara,
diperlukan komponen penduduk yang berkualitas. Karena dari penduduk
berkualitas itulah memungkinkan untuk bisa mengolah dan mengelola
potensi sumber daya alam dengan baik, tepat, efisien, dan maksimal,
dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Sehingga harapannya terjadi
keseimbangan dan keserasian antara jumlah penduduk dengan kapasitas
dari daya dukung alam dan daya tampung lingkungan.
2.2. Pengujian Kawasan Kota
Bedasarkan posisi geografisnya, Kota Administrasi Jakarta Barat
memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: di sebelah Utara berbatasan
dengan wilayah Jakarta Utara, sebelah Timur berbatasan dengan Jakarta
Pusat, sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Banten, dan sebelah
Barat berbatasan dengan Kota Tangerang.
`12

Jakarta Barat terdiri dari 8 kecamatan yaitu, Kecamatan Cengkareng,


Grogol Petamburan, Kalideres, Kebon Jeruk, Kembangan, Palmerah, Taman
Sari, dan Kecamatan Tambora.
2.2.1.
Penggunaan Lahan

2.2.2.

Kependudukan
Tabel 1.1. Tabel persentase penggunaan lahan di Jakarta Barat

Tabel 1.2. Tabel persentase pengpertumbuhan penduduk di Jakarta Barat

`13

Gambar 2.2. Piramida penduduk Jakarta Barat 2012

2.2.3.

Kesejahteraan

Tabel 1.3. Tabel kesejahteraan pertumbuhan penduduk di Jakarta Barat

`14

2.2.4.

Industri Besar/ Sedang

Gambar 2.3. Diagram persentase jumlah industri di Jakarta Barat

2.3. Pengertian Proyek


Tabel 1.4. Tabel Jumlah tenaga kerja di Jakarta Barat

Kedelai
Kedelai merupakan jenis tanaman polong-polongan yang memiliki
sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Penghasil kedelai
utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru
dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910. Pada tahun 2013,
Indonesia harus memenuhi kebutuhan konsumsi kedelai sebesar 2,5 juta ton
per tahun, jumlah yang tidak sedikit bagi bahan baku makanan yang berupa
biji-bijian.
Hasil Pengolahan
Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama,
meskipun Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini
terjadi karena kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai
`15

putih bukan asli tanaman tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah
daripada di Jepang dan Cina. Pemuliaan serta domestikasi belum berhasil
sepenuhnya mengubah sifat fotosensitif kedelai putih. Di sisi lain, kedelai
hitam yang tidak fotosensitif kurang mendapat perhatian dalam pemuliaan
meskipun dari segi adaptasi lebih cocok bagi Indonesia.
Kedelai merupakan tumbuhan serbaguna. Karena akarnya memiliki
bintil pengikat nitrogen bebas, kedelai merupakan tanaman dengan kadar
protein

tinggi

sehingga

tanamannya

digunakan

sebagai pupuk

dari

Biji

kedelai

bahan gizi penting

lain,

hijau dan pakan ternak.


Pemanfaatan

utama

kaya protein dan lemak serta

kedelai

adalah

beberapa

biji.

misalnya vitamin (asam fitat) dan lesitin. Olahan biji dapat dibuat menjadi:

Tahu
Tempe
Susu Kedelai
Makanan Ringan
Tepung Kedelai
Bermacam-macam Saus Penyedap (seperti kecap dan tauco)
Minyak (dari sini dapat dibuat sabun, plastik, kosmetik, resin,
tinta, krayon, pelarut, dan biodiesel.

Industri Pengolahan Kedelai


Faktor yang tidak kalah penting dari keberadaan suatu industri adalah
ketersediaan sumber energi. Sumber energi dominan yang digunakan
dalam industri tahu dan tempe ini adalah air, listrik, dan bahan bakar. Air
yang digunakan dalam proses produksi adalah air sumur milik pribadi
sehingga tidak membutuhkan modal tambahan untuk suplai air selama

`16

produksi berlangsung. Listrik tidak begitu berperan penting karena proses


produksi berlangsung dari pagi hingga sore hari, listrik hanya berperan
untuk menstabilkan suhu ruangan peragian ketika cuaca dingin. Bahan
bakar yang digunakan selama produksi tahu dan tempe adalah kayu bakar,
serbuk gergaji dan solar. Kayu bakar digunakan dalam proses perebusan
kedelai yang akan diproduksi menjadi tempe, serbuk gergaji digunakan
dalam proses perebusan kedelai yang telah digiling, sedangkan solar
digunakan untuk bahan bakar mesin penggiling kedelai yang akan dibuat
tahu. Dari sumber energi yang digunakan menunjukkan bahwa industri
tahu tempe merupakan industri yang proses produksinya masih tradisional.
Proses pengolahan tahu

Kedelai direndam selama kurang lebih enam jam atau sampai

kedelai terpisah dengan kulitnya


Setelah melalui proses perendaman, kedelai selanjutnya digiling
menggunakan

mesin

dan

diberi

air

untuk

memudahkan

penggilingan.
Setelah digiling, kemudian kedelai dimasak atau direbus di tungku

yang berbahan bakar serbuk gergaji sampai mendidih.


Setelah melalui tahap perebusan, kedelai disaring dengan

menggunakan kain, untuk memisahkan ampas dan airnya.


Setelah disaring, dibiarkan terlebih dahulu agar sisa-sisa airnya

menetes, dan sari tahu yang terdapat dalam air mengendap


Setelah didiamkan beberapa saat, kedelai yang telah digiling diberi
sedikit cuka untuk memisahkan air dan sari kedelainya

`17

Selain menggunakan cuka, untuk memisahan air dan sari kedelai


juga dapat menggunakan air jantu dan dilakukan proses

pengadukan secara manual.


Setelah air dan sari kedelainya dipisahkan, airnya dibuang dan sari
kedelainya dicetak pada cetakan yang sudah disediakan, atau

dibentuk sesuai dengan keinginan


Ampas tahu, dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tempe gembus

atau sebagai campuran makanan ternak.


Air jantu, selain dimanfaatkan dalam proses pembuatan tahu

selanjutnya, dapat juga digunakan dalam pembuatan biogas.


Tahu yang sudah jadi dan siap dipasarkan.

LIMBAH

Gambar 2.4. Neraca massa pengolahan tahu

Dampak negatif yang dapat terjadi akibat pengolahan tahu


1. Tercemarnya air tanah sehingga dapat menyebabkan:
Berkurangnya kesuburan tanah
Bau pada sumur/sumber air
Menurunnya kualitas sumber air
Menurunnya kuantitas sumber air
2. Beban polutan air limbah industri tahu berdasarkan parameter BOD5,
COD dan TSS berturut-turut adalah 50, 110, dan 9 gram per kg kedele
yang diolah

`18

3. Timbulnya berbagai penyakit terutama yang disebabkan oleh polusi


udara dan air sebagai adanya akibat dari proses produksi
4. Timbulnya kecelakaan kerja
5. Keresahan masyarakat yang menyebabkan terjadi konflik sosial dalam
masyarakat
BIODIGESTER
Tujuan dari penggunaan reaktor biogas ini adalah agar air limbah tahu dapat
dimanfaatan dengan baik sehingga tidak merusak lingkungan sekitar.

Proses pengolahan tempe

Bak perendaman
kedelai, untuk

Gambar 2.5. Salah satu contoh biodigester

merendam kedelai hasil rebusan pertama selama satu hari satu

malam. Setelah itu, kedelai direbus untuk yang kedua kali.


Ragi tempe yang digunakan untuk peragian kedelai setelah
perebusan yang kedua kali
Kedelai yang telah diberi ragi, siap untuk dibungkus
Proses pembungkusan kedelai pasca diberi ragi.
tempe ditata pada rak penyimpanan untuk proses fermentasi Tempe
PERAGIAN
dalam rak di ruangan peragian.
tempe yang sudah di fermentasi atau telah mengalami peragian siap
untuk dipasarkan

`19

2.4. Information Center


Sebuah pusat informasi adalah sebuah wadah yang dirancang khusus
Gambar 2.6. Neraca massa pengolahan tempe

untuk menyimpan, mengolah, dan mengambil informasi untuk diseminasi


secara berkala, pada permintaan atau secara selektif, sesuai untuk
mengekspresikan kebutuhan pengguna.
2.5. Pengolahan Limbah
Pengolahan limbah, atau pengolahan air limbah domestik, adalah proses
penghilangan kontaminan dari air

limbah dan

limbah

rumah

tangga,

baik limpasan (efluen) maupun domestik. Hal ini meliputi proses fisika,
kimia, dan biologi untuk menghilangkan kontaminan fisik, kimia dan
biologis.

Tujuannya

adalah

untuk

menghasilkan

aliran

limbah

(atau efluen yang telah diolah) dan limbah padat atau lumpur yang cocok
untuk pembuangan atau penggunaan kembali terhadap lingkungan. Bahan
ini sering secara tidak sengaja terkontaminasi dengan banyak racun senyawa
organik dan anorganik.
Teknologi pengolahan limbah tahu-tempe dengan sistem kombinasi
biofilter anaerob-aerob
Air limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan tahu-tempe
kumpulkan melalui saluran air limbah, kemudian dilairkan ke bak kontrol
untuk memisahkan kotoran padat. Selanjutnya, sambil di bubuhi dengan
larutan kapur atau larutan NaOH air limbah dialirkan ke bak pengurai
anaerob. Di dalam bak pengurai anaerob tersebut polutan organik yang ada
di dalam air limbah akan diuraikan oleh mikroorganisme secara anaerob,

`20

menghasilkan gas methan yang dapat digunakan sebagai bahan bakar.


Dengan proses tahap pertama konsentrasi COD dalam air limbah dapat
diturukkan sampai kira-kira 600 ppm (efisiensi pengolahan 90 %). Air
olahan tahap awal ini selanjutnya diolah dengan proses pengolahan lanjut
dengan sistem biofilter aerob.

Keunggulan proses anaerobik dibandingkan proses aerobik adalah


Gambar 2.7. Skema pengolahan limbah secara anaerob - aerob

sebagai berikut (Lettingan et al, 1980; Sahm, 1984; Sterritt dan Lester,
1988; Switzenbaum, 1983) :
1. Proses anaerobik dapat segera menggunakan CO2 yang ada sebagai
penerima elektron. Proses tersebut tidak membutuhkan oksigen dan
pemakaian oksigen dalam proses penguraian limbah akan menambah
biaya pengoperasian.
2. Penguraian anaerobik menghasilkan lebih sedikit lumpur (3-20 kali
lebih sedikit dari pada proses aerobik), energi yang dihasilkan bakteri
anaerobik relatif rendah. Sebagian besar energi didapat dari pemecahan
substrat yang ditemukan dalam hasil akhir, yaitu CH4. Dibawah kondisi
aerobik 50% dari karbon organik dirubah menjadi biomassa, sedangkan
dalam proses anaerobik hanya 5% dari karbon organik yang dirubah
`21

menjadi biomassa. Dengan proses anaerobik satu metrik ton COD


tinggal 20 - 150 kg biomassa, sedangkan proses aerobik masih tersisa
400 - 600 kg biomassa (Speece, 1983; Switzenbaum, 1983).
3. Proses anaerobik menghasilkan gas yang bermanfaat, metan. Gas metan
mengandung sekitar 90% energi dengan nilai kalori 9.000 kkal/m3, dan
dapat dibakar ditempat proses penguraian atau untuk menghasilkan
listrik. Sedikit energi terbuang menjadi panas (3-5%). Pruduksi metan
menurunkan BOD dalam Penguraian lumpur limbah.
4. Energi untuk penguraian limbah kecil.
5. Penguraian anaerobik cocok untuk limbah industri dengan konsentrasi
polutan organik yang tinggi.
6. Memungkinkan untuk diterapkan pada proses Penguraian limbah dalam
jumlah besar.
7. Sistem anaerobik dapat membiodegradasi senyawa xenobiotik (seperti
chlorinated aliphatic hydrocarbons seperti trichlorethylene, trihalomethanes) dan senyawa alami recalcitrant seperti liGnin.
Beberapa kelemahan Penguraian anaerobik:
1.
2.
3.
4.

Lebih Lambat dari proses aerobik


Sensitif oleh senyawa toksik
Start up membutuhkan waktu lama
Konsentrasi substrat primer tinggi

`22

BAB III
ANALISA
3.1. Studi Kasus (terlampir)
3.2. Analisis Tapak
3.2.1.
Deskripsi Tapak
Tapak berada di jalan Mohamad Asinie, Komplek KOPTI Semanan,
Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat

TAPAK

Gambar 3.1. Tapak eksisting (gambar kiri), dan LRK tapak Semanan (gambar kanan)

Luas tanah 3407 m2, memiliki peruntukan karya kantor, dengan bentuk
masa lebih dari 1, dan memiliki tinggi maksimum 4 lantai. Memiliki Garis
Sepadan Bangunan sebesar 3 m, KDB maksimum : 40% luas tanah : 1363
m2, dan KLB maksimum : 1,6 x luas tanah : 5451 m2

3.2.2.

Kondisi Lingkungan Tapak

`23

3.3.
Gambar 3.7. Foto survey kawasan Semanan

Analisa Kegiatan
Permasalahan Sosial Ekonomi
Penghasilan

yang

dihasilkan para pengrajin kedelai hanya dapat memenuhi kebutuhan sehari


hari, membuat mereka sulit untuk meningkatkan taraf hidup. Minimnya
pendidikan yang pernah dirasakan oleh para pengrajin merupakan salah satu
faktor mengapa usaha mereka kurang berkembang. Maka itu perlu diberikan
penyuluhan mengenai cara mengolah kedelai dengan efektif dan higienis,
sehingga produk yang dihasilkan lebih berkualitas dan berkuantitas.
Dengan membangun rumah pengolahan kedelai yang berteknologi
modern, selain dapat menguntungkan dari segi ekonomi, dapat juga
membantu para pengrajin untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
Permasalahan Ekonomi Lingkungan
`24

Pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari limbah industri dapat


menimbulkan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Para pengrajin
kurang peduli terhadap limbah tersebut karena mereka sibuk dengan
pekerjaannya masing masing, sehingga mereka mengesampingkan masalah
limbah, padahal limbah limbah tersebut jika dikelola dengan baik dapat
menghasilkan sesuatu yang dapat digunakan kembali dalam proses
produksi, dan tidak menutup kemungkinan untuk dijual ke pasaran.
Pengolahan limbah yang dapat menghasilkan gas dan pembangkit
listrik merupakan salah satu solusi yang tepat untuk mengatasi pencemaran
lingkungan. dengan adanya sesuatu yang menghasilhan diharapkan dapat
memicu para pengrajin lebih peduli terhadap lingkungan terutama
lingkungan tempat mereka tinggal
Permasalahan Lingkungan Sosial
Komplek Tahu-Tempe Semanan sebenarnya memiliki interaksi sosial
yang tinggi antar sesama penghuni. Namun mereka tidak memiliki suatu
wadah yang

dapat

membuat

mereka

berkumpul,

sehingga

dapat

menimbulkan interaksi antar sesama warga. Dengan membuat mereka dapat


berkumpul dan berinteraksi satu sama lain, diharapkan dapat menjaga
hubungan baik antar warga.
3.4. Perhitungan Kapasitas Proyek (terlampir)

`25

BAB IV
DESKRIPSI DESAIN

4.1. Ide Gagasan


Site terletak di permukiman kampung tempe Semanan, maka perlu
mempertimbangkan

lokalitas

antara

lingkungan

dengan

bangunan

(kontekstual), desain bangunan harus memiliki kesan welcoming terhadap


warga sekitar, bentuk massa bangunan dibuat sederhana sehingga tidak
membuat bangunan ini terkesan seperti alien karena ditujukan untuk
warga sekitar, maka perlu disediakan public space/ ruang komunal untuk
menarik warga setempat untuk datang ketempat ini. Pembangunan dibangun
vertikal menurun agar tidak terlalu tinggi terhadap lingkungan sekitar.
4.2. Pembentukan Massa

Gambar 4.1. Pembangunan dibuat menurun kebawah

4.3. Pembentukan Struktur Bangunan

Gambar 4.3. Struktur bangunan

`26

Setelah mendapatkan bentuk massa yang diinginkan, maka langkah


selanjutnya adalah menentukan struktur bangunan. Pada bangunan ini
strukturnya terbuat dari beton bertulang, dengan kolom berbentuk tabung,
dan balok yang melengkung mengikuti bentuk massa

BAB V
KESIMPULAN
Perkembangan kota Jakarta dalam bidang industri terjadi sangat cepat,
disamping itu perkembangan dunia industri ini menimbulkan efek negatif, seperti
limbah industri yang dapat mencemarkan lingkungan dan menimbulkan berbagai
macam penyaki. Maka itu diperlukan sebuah wadah untuk mengolah limbah
tersebut.
Sustainable development merupakan sebuah sistem pengembangan perkotaan
yang perkembangannya tidak hanya berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan,
namun

harus

mencakup

tiga

kebijakan,

yaitu

pembangunan

ekonomi,

pembangunan sosial, dan perlindungan lingkungan.

`27

Bedasarkan prinsip-prinsip sustainable development, proyek ini tidak hanya


berpusat pada pengolahan limbah yang terjadi di kawasan Semanan, namun
diharapkan dapat menyelesaian permasalahan-permasalahan yang terjadi di
bidang pengolahan tahu-tempe, dan permasalahan di lingkungan ini. Kualitas
hidup penghuni pada kawasan ini diharapkan dapat meningkat, dan dapat
menjadikan kawasan ini menjadi salah satu objek wisata, sehingga perekonomian
penduduk sekitar lingkunganpun ikut meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
Savitz Andrew W., dan Weber Karl. (2006). The Triple Bottom Line: How
Todays Best-Run Companies are achieving economic, social, and environmental
success and how you can too: Josey-Bass
Dexter Dunphy, Jody Benveniste, Andrew Griffiths, dan Philip Sutton.
(2000). Sustainability: The Corporate Challenge of the 21st Century: Allen &
Unwin
Dina Mirayanti Hutauruk (2013). Kenapa Harga Kedelai Melambung?.
From http://economy.okezone.com/read/2013/09/11/320/864282/large, 24 Januari
2014

`28

Anda mungkin juga menyukai