Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Sebagai umat beragama dan warga dalam sebuah negara kita harus taat kepada
berbagai aturan yang mengatur cara kita untuk hidup di dalam masyarakat. Aturan - aturan
tersebut diciptakan agar tercipta kondisi yang aman, tertib dan damai. Berbagai aturan
tersebut tergabung dalam suatu "hukum". Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
hukum merupakan peraturan atau adat yg secara resmi dianggap mengikat, yg dikukuhkan
oleh penguasa atau pemerintah. Meskipun memiliki garis besar yang sama, hukum yang ada
pada berbagai negara sangat beragam.
Tidak taatnya seorang masyarakat atau seorang warga negara pada peraturan yang ada
merupakan suatu pelanggaran hukum. Pelanggaran hukum yang terjadi pada seorang
masyarakat atau warga negara akan mendapat tindakan dari negara yang berupa hukuman atau
sanksi. Sanksi yang ditetapkan sesuai hukum ada berbagai macam. dimana hal tersebut
bergantung dari pelanggaran hukum (tindak kriminal) yang dilakukan oleh orang tersebut.
Salah satu sanksi yang ada di seluruh dunia adalah sanksi kurungan penjara. Sanksi kurungan
penjara diberikan kepada seseorang yang melakukan pelanggaran hukum. Lama dari
kurungan penjara tersebut disesuaikan dengan seberapa beratnya pelanggaran yang dilakukan
oleh orang tersebut.
Hukuman penjara merupakan hukuman yang umum dilakukan di Indonesia. Hukuman
ini diberikan kepada orang yang masih berada dalam proses peradilan dan belum ditentukan
bersalah atau tidak oleh hakim atau disebut juga dengan tahanan, dan pelaku pelanggaran
hukum yang sudah ditentukan bersalah oleh hakim yang disebut juga dengan narapidana.
Narapidana serta tahanan tersebut dimasukan kedalam penjara yang disebut juga dengan
Lembaga Pemasyarakatan yang disingkat LP atau LAPAS. Lembaga pemasyarakatan
merupakan tempat untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana dan anak didik
pemasyarakatan di Indonesia. Konsep pemasyarakatan ini pertama kali digagas oleh Menteri
Kehakiman Sahardjo pada tahun 1962, dimana disebutkan bahwa tugas jawatan kepenjaraan
bukan hanya melaksanakan hukuman, namun tugas yang jauh lebih berat adalah
mengembalikan orang-orang yang dijatuhi pidana ke dalam masyarakat.
BAB II
Problematik, Tantangan dan Peluang
2.1
Problematik
Jumlah penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun menyebabkan meledaknya
populasi Penduduk Indonesia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2010
tercatat 237.641.326 yang merupakan jumlah penduduk Indonesia. Hal tersebut berbanding
lurus dengan jumlah tindak kriminal yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada
tahun 2010 menurut Sumber Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia tercatat
333 249 tindak pidana yang ada di Indonesia. Tingginya tindak kriminal tersebut
menyebabkan semakin banyaknya narapidana serta tahanan di Indonesia.
Dengan rentang waktu hukuman tindak pidana yaitu minimum 1 tahun dan maksimal
20 tahun menyebabkan semakin menumpuknya penghuni penjara atau LAPAS. Semakin
penuhnya Lembaga Pemasyarakatan tersebut tidak didukung dengan pembangunan Lembaga
Pemsyarakatan yang baru, sehingga keadaan penjara atau LAPAS semakin sesak. Kondisi
yang
memprihatinkan
ini
menyebabkan
hilangnya
fungsi
utama
dari
Lembaga
Kepolisian Daerah
Aceh
2007
2008
2009
6 297
26
597
11
848
2010
2011
Sumatera Utara
3 053
28
642
Sumatera Barat
9 499
1 517
26
185
10
776
9 244
33
227
10
819
10
129
9 114
Riau
9 767
8 024
8 968
Jambi
2 426
2 637
Sumatera Selatan
9 966
2 692
11
213
1 417
3 586
18
288
445
19
353
Bengkulu
1 945
2 001
1 827
2 717
3 498
Lampung
6 577
685
9 959
4 813
6 052
Bangka Belitung
2 284
2 021
2 506
2 642
2 732
Kepulauan Riau
3 233
2 998
3 494
4 141
3 643
63
661
61
409
23
862
53
324
29
296
15
205
6 326
28
392
3 761
11
695
8 323
2 216
19
806
2 008
57
041
27
352
19
801
Jawa Timur
4 316
43
822
5 183
40
598
6 988
37
337
60
989
16
869
15
479
17
622
16
948
Banten
1 771
1 255
2 481
3 832
3 205
759
7 401
795
549
6 855
7 024
8 535
5 593
10
908
9 585
6 575
6 772
6 421
3 583
5 298
10
532
11
265
10
886
8 599
10
296
Kalimantan Tengah
3 068
4 213
4 097
2 734
5 682
Kalimantan Selatan
408
5 404
4 069
499
8 309
6 714
718
191
10
007
9 439
10
275
10
189
12
515
871
11
286
6 272
16
387
6 012
16
354
716
16
971
1 303
15
784
7 001
22
509
594
6 176
6 129
6 196
6 254
Gorontalo
4 421
3 754
3 917
308
2 602
Maluku
1 726
2 348
257
4 004
151
714
708
1 111
1 916
887
4 682
5 754
6 128
5 091
7 049
Metro Jaya 1)
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Bali
Kalimantan Barat
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan 2)
Sulawesi Tenggara
Maluku Utara
Papua 2)
INDONESIA
330
354
326
752
344
942
333
249
347
605
Kepolisian Daerah
2003
2004
Aceh
2 724
Sumatera Utara
Sumatera Barat
2005
1 753
1 873
20
924
2 181
25
111
5 842
5 387
7 203
702
7 151
6 855
Jambi
1 793
1 984
2 202
Sumatera Selatan
7 534
7 328
8 579
Bengkulu
1 159
1 086
11
Lampung
3 697
4 624
4 253
Bangka Belitung
1 218
Kepulauan Riau
1 984
37
895
17
188
12
528
53
404
17
549
13
374
57
762
19
574
12
823
2 063
26
347
2 377
25
603
3 429
30
476
802
1 946
Bali
4 354
5 456
5 902
3 245
3 429
4 352
3 887
3 468
5 105
Kalimantan Barat
1 846
2 658
5 145
Kalimantan Tengah
223
2 304
3 026
Kalimantan Selatan
3 542
3 472
2 757
Kalimantan Timur
5 264
5 853
6 778
Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Sulawesi Utara
11
229
7 684
9 181
4 935
12
571
Sulawesi Tengah
3 881
Sulawesi Selatan
7 405
3 246
10
033
Sulawesi Tenggara
1 183
1 672
583
225
2 681
1 851
1 146
902
542
3 694
4 749
5 387
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
196
220
931
886
Sumber: Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia
INDONESIA
256
431
Banyak faktor yang disebabkan oleh penuhnya kapasitas penjara atau LAPAS
diantaranya adalah kerusuhan, kematian, sakit, tahanan yang kabur, dan lain - lain. Hal
tersebut disebabkan oleh kurangnya pengawasan (sipir) dan kurangnya ruang untuk
beraktivitas bagi narapidanan serta tahanan. Dengan adanya beberapa hal seperti yang
disebutkan diatas membuat fungsi sesungguhnya dari penjara menjadi terabaikan. Penjara
hanya menjadi tempat bagi pelanggar hukum untuk menjalani hukumannya dan tidak menjadi
tempat untuk mebina narapidana serta tahanan agar bisa diterima kembali ke masyarakat.
Sumber: fimela.com
03/04/13
Kurangnya pengawasan dari pihak yang berwenang serta tingginya tingkat penyuapan
di dalam penjara juga menyebabkan terjadinya penyelewengan seperti yang dapat di lihat
pada kasus di atas. Kasus tersebut dapat terhindar jika tidak adanya tindak penyuapan di
dalam penjara yang menyebabkan perbedaan kondisi yang dialami tahanan. Kondisi ini
menyebabkan keresahan diantara masyarakat. Penjara atau Lembaga Pemasyarakatan sudah
jauh melenceng dari fungsi utamanya untuk memasyarakatkan atau membina seseorang agar
bisa kembali diterima di tengah - tengah masyarakat.
10
Tantangan
Melihat dari fenomena problematik yang ada, bagaimana Lembaga Pemasyarakatan
bisa mengembalikan fungsi utamanya sebagai tempat untuk membina pelanggar hukum
(narapidana dan tahanan) agar dapat kembali ke jalan yang benar dan dapat diterima di tengah
- tengah masyarakat.
Kurangnya kepedulian dan pengawasan masyarakat dan instansi pemerintah akan
keadaan Lembaga pemasyarakatan membuat keadaannya semakin memprihatinkan.
Kurangnya transparansi akan keadaan di dalam Lembaga Pemasyarakatan juga menjadi
penyebab melencengnya fungsi utama dari Lembaga Pemasyarakatan.
Dilihat dari data serta fenomena yang ada, jumlah narapidana serta tahanan yang ada
akan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut bisa membuat kondisi sekarang
menjadi semakin parah. Dibutuhkan penyelesaian secara arsitektural yang dapat menjawab
tantangan yang ada. Penyelesaian ini juga diharapkan tidak melenceng dari konteks
Masyarakat Indonesia dan dapat mengembalikan nilai - nilai awal dari Lembaga
Pemasyarakatan.
11
2.3
Peluang
Menyikapi fenomena dan permasalahan yang sudah diuraikan di atas, maka perlu
diciptakan wadah bagi narapidana dan tahanan untuk yang jumlahnya semakin meningkat.
Wadah ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan dapat menampung narapidana serta tahanan
yang ada serta mewadahi kegiatan - kegiatan yang dibutuhkan untuk membina para tahanan
dan narapidana. Karena kondisi saat ini yang memprihatinkan, wadah ini diharapkan bisa
mengembalikan gambaran awal dari Lembaga Pemasyarakatan kepada masyarakat, agar
tujuan awal dari Lembaga Pemasyarakatan dapat tercapai.
Dengan wadah ini diharapkan dapat mengatasi persoalan - persoalan baru yang
tercipta akibat dari perkembangan jaman. Wadah ini jugadiharapkan dapat merubah
pandangan masyarakat luas khususnya DKI Jakarta terhadap penjara atau LAPAS yang
dipenuhi dengan tindakan kriminal. Dengan begitu maka tujuan awal dari lembaga
pemasyarakatan dapat tercapai yaitu membina pelanggar hukum atau narapidana untuk
kembali ke masyarakat.
12
BAB III
Penjabaran Proyek
3.1
Usulan Proyek
Dalam menjawab permasalahan atas fenomena yang telah dijabarkan, maka
ditawarkan sebuah wadah fasilitas narapidana dan tahanan, dimana wadah ini untuk
menampung kegiatan dari para narapidana dan tahanan di kota Jakarta.
Urban Prison ini dibuat sebagai wadah dan fasilitas bagi narapidana serta tahanan,
sebagai upaya untuk mengembalikan esensi awal dari Lembaga Pemasyarakatan, yaitu untuk
membina masyarakat pelanggar hukum.
Sebagai produk akhir, proyek ini di programkan dengan asumsi awal :
3.2
esensi awal dari Lembaga Pemasyarakatan untuk membina narapidana serta tahanan
Tujuan dari proyek ini sebagai berikut :
Menyediakan fasilitas yang memadai bagi narapidana serta tahanan agar dapat
terbina dengan baik.
13
3.3
Sasaran Proyek
Karena proyek ini berhubungan erat dengan tindak kriminalitas, maka sasaran proyek
ini diutamakan kepada pelanggar hukum dan pelaku tindak kriminalitas seperti narapidana
dan tahanan.
Sasaran dari proyek ini juga petugas dan orang - orang yang terkait dengan
pembinanaan narapidana serta tahanan di dalam Lembaga Pemasyarakatan.
3.4
Program Aktivitas
Fungsi dan aktivitas dari Urban Prison ini adalah :
Fungsi primer merupakan fungsi yang paling utama dari bangunan. Terdapat kegiatan
yang paling utama Prison (penjara) yaitu ruang penjara yang mudah mendapat pengawasan
serta memadai bagi narapidana dan tahanan, ruang pembinaan bagi narapidana dan tahanan.
Fungsi sekunder merupakan fungsi yang digunakan sebagai pendukung atau
penunjang kegiatan utama. Fungsi - fungsi ini antara lain adalah gym, ruang konseling, ruang
terbuka, ruang sipir, ruang pengunjung, ruang keamanan dan lain - lain.
Fungsi penunjang merupakan kegiatan yang mendukung terlaksananya semua
kegiatan baik primer maupun sekunder. Termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan servis yang
meliputi kegiatan maintenance dan perawatan bangunan, kegiatan keamanan bangunan dari
utilitas yang meliputi plumbing, mekanikal elektrikal,dan klinik kesehatan.
14
BAB IV
Kriteria Tapak
Berdasarkan sasaran yang dituju dalam proyek Lembaga Pemasyarakatan ini, maka
lokasi penempatannya memiliki kriteria kriteria yang nantinya akan turut menetukan
keberhasilannya. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut :
Dekat dengan kantor polisi atau instansi pemerintah yang berhubungan dengan hukum
Berikut ini adalah lokasi yang berpotensi memenuhi kriteria yang disebutkan diatas yaitu :
Kawasan Semanggi
Kawasan Kuningan
Kawasan Sudirman
15
Studi Kasus
Mas D'enric Penitentiary
16
Penjara Mas D'enric ini merupakan pelopor penjara sosial - inklusif yang berbeda jika
dibandingkan dengan penjara lain, penjara ini memperbaharui gambaran awal penjara sebagai
objek dari desain arsitektural. Penjara ini memiliki potensi perbaikan untuk menjadi pencetus
tentang debat bagaimana arsitektur berhubungan dengan perbaikan sosial.
Atap penjara ini dibuat mengikuti bentuk topografi sekitar dan diberi warna hijau dengan
nuansa yang berbeda.
17
Topografi yang miring juga terlihat pada halaman bagian dalam bangunan, dimana ruang
dibagi menurut ketinggian yang berbeda dan tidak dengan partisi berpagar. Arsitek bangunan
ini berharap agar penjara ini memberikan fleksibilitas ruang dan juga menciptakan lingkungan
yang tidak bersifat menindas.
Halaman yang ada menjadi pembatas tapak bangunan, yang memberikan tahanan
pemandangan ke arah hutan, ruangan penjara juga dibuat menghadap ke hutan.
18
Site plan
19
20
Denah lantai 1
21
Denah lantai 2
22
23
Gedung administrasi, perpustakaan, ruang ibadah, fasilitas olahraga, toko dan lapangan
tengah akan ditempatkan di jantung kompleks.
Akan ada lima blok penjara berbentuk bintang yang terpisah, terletak di pinggiran fasilitas,
salah satunya merupakan penjara keamanan tinggi, dimana sampai 250 tahanan akan
ditempatkan.
24
Site plan
25
26
Sistem penjara AS telah gagal untuk melihat kemajuan sepanjang abad yang lalu dan
sangat membutuhkan inovasi dan re-imajinasi. Sementara literatur terbaru mulai
mempertanyakan dampak sosiologis penjara, telah ada sedikit eksplorasi dari
aparat di mana tahanan disimpan. 499.SUMMIT adalah hasil dari pandangan kritis
ke lembaga-lembaga statis. Hal ini diusulkan sebagai tantangan semua praduga dari
kata "penjara", dan membayangkan lagi bangunan bertingkat tinggi sebagai penjara
perkotaan. Massa bangunan ini terdiri dari tiga menara dalam bentuk lengkungan.
Kualitas linear dan formal yang melekat pada 'lengkungan' memungkinkan konsep
peredaran secara keseluruhan: atas, bawah. Setiap lengkungan memiliki tiga fase
utama, Penahanan (up), Transformasi (atas), dan Integrasi (bawah). Lengkungan
mulai terisolasi selama fase penahanan dan bergabung bersama baik secara fisik
maupun pemrograman selama fase integrasi. Ketika tahanan lulus dari fasilitas ini,
mereka mendapat kenaikan derajat dalam hal interaksi sosial, agar mereka bisa
melakukan transisi kembali ke masyarakat semudah mungkin. Untuk katalisator
proses ini, program publik dan perumahan diperkenalkan dalam fase integrasi.
Diagram Arsitektur
27
28
Site Plan
29
Denah
30
DAFTAR PUSATAKA
http://www.archdaily.com/225905/499-summit-reimagines-u-s-prisons/
http://www.dezeen.com/2013/04/17/mas-denric-penitentiary-by-aib-and-estudi-psparquitectura/
http://www.dezeen.com/2011/01/07/danish-state-prison-by-c-f-m%C3%B8ller/
http://www.merdeka.com/jakarta/ini-data-jumlah-tahanan-overload-di-rutan-dan-lapas-dijakarta.html
http://jaringnews.com/politik-peristiwa/umum/44830/menkumham-hampir-semua-lp-diindonesia-kelebihan-kapasitas
http://bps.go.id/menutab.php?tabel=1&kat=1&id_subyek=12
http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/status/daily
http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/current/monthly/kanwil/db5c8f20-6bd1-1bd1-ae4c313134333039
http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_Pemasyarakatan
http://id.wikipedia.org/wiki/Penjara
http://id.wikipedia.org/wiki/Rutan
http://kbbi.web.id/penjara
http://en.wikipedia.org/wiki/Prison
31