Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Semakin maju suatu Negara semakin banyak orang yang terdidik, dan
banyak pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya
dunia wirausaha. Wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam
jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri. Kita sekarang menghadapi
kenyataan bahwa jumkah wirausaha Indonesia masih sedikit dan mutunya
masih rendah, sehingga pembangunan wirausaha merupakan persoalan yang
mendesak bagi suksesnya pembangunan.
Sekarang ini banyak anak muda mulai tertarik dan melirik profesi
bisnis yang cukup menjajnjikan untuk masa depan. Diawali para sarjana dan
diploma lulusan perguruan tinggi, sudah mulai terjun ke pekerjaan bidang
bisnis. Kaum remaja sekarang dengan latar belakang profesi orang tua yang
beraneka ragam mulai mengarahkan pandangannya ke bidang bisnis. Hal ini
didorong kondisi persaingan diantara para pencari kerja yang mulai ketat,
lowongan pekerjaan mulai terasa sempit. Posisi pegawai negeri dirasakan
mulai kurang menarik.
Keberhasilan pembangunan di Negara Jepang misalnya ternyata
disponsori pleh wirausahawan yang telah berjumlah 2 % tingkat sedang,
berwirausaha kecil 20 persen dari jumlah penduduknya. Inilah keberhasilan
pembangunan Negara Jepang (Heidjrachman Ranu P, 1982). Kita harus
menyediakan 4 juta wirausahawan besar dan sedang, maka kita harus
mencetak 40 juta wirausahawan kecil. Ini merupakan peluang besar yang
menantang generasi muda untuk berkreasi, mengadu keterampilan membina
wirausahawan dalam rangka turut berpartisipasi membangun Negara. Untuk
menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru diperlukan adanya peningkatan
kualitas

Di Era globalisasi di mana dunia semakin transparan, kita akan


menyaksikan bagaimana hebatnya persaingan bisnis perusahaan nasional,
perang ekonomi lewat perdagangan antar bangsa yang berebut menguasai
pasar dunia dalam bidang barang dan jasa, karena itu diperlukan keuletan yang
luar biasa dalam menghadapinya, serta tanggap dan jeli terhadap informasi
bisnis disekitarnya. Semakin banyak mengetahui seluk beluk bisnis, maka
semakin banyak peluang untuk berhasil dan menggali usaha keuntungan dari
pengalaman-pengalaman tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimanakah cara menumbuhkan jiwa wirausaha ?
2. Apa saja bisnis untuk membangun usaha baru ?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui bagaimana cara menumbuhkan jiwa wirausaha
2. Dapat mengetahui apa saja bisnis untuk membangun usaha baru

BAB II
ISI
2.1 DEFINISI WIRAUSAHA
Wirausaha dari segi etimologi berasal dari kata wira dan usaha. Wira,
berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani
dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, berbuat sesuatu. Sedangkan
Wirausahawan menurut Joseph Schumpeter (1934) adalah seorang inovator yang
mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasikombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk : (1)
memperkenalkan produk baru, (2) memperkenalkan metode produksi baru, (3)
membuka pasar yang baru (new market), (4) memperoleh sumber pasokan baru
dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu
industri. Dari arti wirausaha dan wirausahawan tersebut, maka pengertian
kewirausahaan dapat diartikan sebagai berikut :
-

Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang


dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses
dan hasil bisnis (Achmad Sanusi, 1994).

Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang


baru dan berbeda (ability to create the new and different). (Drucker, 1959).

Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi


dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan. (Zimmerer, 1996).

Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu


usaha (star-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth).
(Soeharto Prawiro, 1997).

Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan


seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada

upaya mencari, menciptakan, serta menerapkan cara kerja, teknologi dan


produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih
besar. (Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil
Nomor 961/KEP/M/XI/1995).
-

Kewirausahaan adalah suatu kemampuan (ability) dalam berfikir kreatif


dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga
penggerak tujuan, siasat kiat dan proses dalam menghadapi tantangan
hidup. (Soeparman Spemahamidjaja, 1977).

Kewirausahaan adalah suatu sifat keberanian, keutamaan dalam


keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan
sendiri. (S. Wijandi, 1988).

Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment).


(Richard Cantillon, 1973).
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jwa yang selalu aktif

dalam usaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya


meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu
kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar,
kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sedangkan
menurut Menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl dalam buku
Entrepreneurship (1999), kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang
membangun suatu value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati
oleh orang banyak.

MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA


Mungkin kita pernah mendengar bahwa keluarga yang kaya akan
memunculkan anak-anak yang kaya karena mereka terbiasa kaya. Begitu pula
ada yang menganggap bahwa seseorang menjadi pengusaha karena memang
bapakibunya, kakek-neneknya, dan sebagian besar keluarganya adlah
keturunan pengusaha.
Anggapan seperti ini menurut hemat penulis merupakan pemikiran
yang keliru. Tidak bisa dipungkiri memang, ada banyak pengusaha yang lahir
dari keluarga atau keturunan pengusaha. Tetapi bukan berarti diturunkan
secara genetis. Mungkin hal ini terjadi karena aspek lingkungan pengusaha
yang cukup kuat mempengaruhi jiwa orang tersebut untuk menjadi
pengusaha.
Menjadi wirausaha (entrepreneur) tentu saja merupakan hak azasi
semua kita. Jangan karena mentang-mentang kita tidak punya turunan
pengusaha sehingga menutup peluang untuk menjadi wirausaha.
Langkah awal yang kita lakukan apabila berminat terjun ke dunia
wirausaha adalah menumbuhkan jiwa kewirausahaan di diri kita. Banyak cara
yang dapat dilakukan misalnya:
1. Melalui pendidikan formal. Kini berbagai lembaga pendidikan baik menengah
maupun tinggi menyajikan berbagai program atau paling tidak mata kuliah
kewirausahaan
2. Melalui seminar-seminar kewirausahaan. Berbagai seminar kewirausahaan
seringkali diselenggarakan dengan mengundang pakar dan praktisi kewirausahaan
sehingga melalui media ini kita akan membangun jiwa kewirausahaan di diri kita
3. Melalui pelatihan. Berbagai simulasi usaha biasanya diberikan melalui
pelatihan baik yang dilakukan dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan
outdoor). Melalui pelatihan ini, keberanian dan ketanggapan kita terhadap

dinamika perubahan linghkungan akan diuji dan selalu diperbaiki dan


dikembabngkan
4. Otodidak. Melalui berbagai media kita bisa menumbuhkan semangat
berwirausaha. Misalnya melalui biografi pengusaha sukses (sucess story), media
televisi, radio majalah koran dan berbagai media yang dapat kita akses untuk
menumbuhkembangkan jiwa wirausaha yang ada di diri kita.
Melalui berbagai media tersebut ternyata setiap orang dapat mempelajari dan
menumbuhkan jiwa wirausaha. Pertanyaannya, aspek-aspek kejiwaan apa saja
yang mencirikan bahwa seseorang dikatakan memilki jiwa wirausaha ?
Untuk membahas lebih lanjut mengenai pertanyaan tersebut, penulis akan
mencoba membahas pendapat Suryana (2003) bahwa orang-orang yang memiliki
jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu :
a. Percaya diri (yakin, optimis dan penuh komitmen) Percaya diri dalam
menentukan sesuatu, percaya diri dalam menjalankan sesuatu, percaya diri bahwa
kita dapat mengatasi berbagai resiko yang dihadapi merupakan faktor yang
mendasar yang harus dimiliki oleh wirausaha. Seseorang yang memiliki jiwa
wirausaha merasa yakin bahwa apa-apa yang diperbuatnya akan berhasil
walaupun akan menghadapi berbagai rintangan. Tidak selalu dihantui rasa takut
akan kegagalan sehingga membuat dirinya optimis untuk terus maju.
b. Berinisiatif (energik dan percaya diri) Menunggu akan sesuatu yang tidak pasti
merupakan sesuatu yang paling dibenci oleh seseorang yang memiliki jiwa
wirausaha. Dalam menghadapi dinamisnya kehidupan yang penuh dengan
perubahan dan persoalan yang dihadapi, seorang wirausaha akan selalu berusaha
mencari jalan keluar. Mereka tidak ingin hidupnya digantungkan pada lingkungan,
sehingga akan terus berupaya mencari jalan keluarnya.
c. Memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan)
Berbagai target demi mencapai sukses dalam kehidupan biasanya selalu dirancang
oleh seorang wirausaha. Satu demi satu targetnya terus mereka raih. Bila

dihadapkan pada kondisi gagal, mereka akan terus berupaya kembali memperbaiki
kegagalan yang dialaminya. Keberhasilan demi keberhasilan yang diraih oleh
seseorang yang berjiwa entrepreneur menjadikannya pemicu untuk terus meraih
sukses dalam hidupnya. Bagi mereka masa depan adalah kesuksesan adalah
keindahan yang harus dicapai dalam hidupnya.
d. Memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda dan berani mengambil
resiko dengan penuh perhitungan) Leadership atau kepemimpinan merupakan
faktor kunci menjadi wirausahawan sukses. Berani tampil ke depan menghadapi
sesuatu yang baru walaupun penuh resiko. Keberanian ini tentunya dilandasi
perhitungan yang rasional. Seorang yang takut untuk tampil memimpin dan selalu
melemparkan tanggung jawab kepada orang lain, akan sulit meraih sukses dalam
berwirausaha. Sifat-sifat tidak percaya diri, minder, malu yang berlebihan, takut
salah dan merasa rendah diri adalah sifat-sifat yang harus ditinggalkan dan
dibuang jauh-jauh dari diri kita apabila ingin meraih sukses dalam berwirausaha.
e. Suka tantangan Kita mungkin sering membaca atau menyaksikan beberapa
kasus mundurnya seorang manajer atau eksekutif dari suatu perusahaan. Pa yang
menyebabkan mereka hengkang dari perusahaannya dan meninggalkan
kemapanan sebagai seorang manajer?
Sebagian dari mereka ternyata merasa jenuh terus menerus mengemban tugas
rutin yang entah kapan berakhirnya. Mereka membutuhkan kehidupan yang lebih
dinamis yang selama ini belim mereka dapatkan di perusahaan tempat mereka
bekerja. Akhirnya mereka menelusuri aktivitas seperti apakah yang dapat
memuaskan kebutuhan mereka akan tantangan ?
Berwirausaha ternyata menjadi pilihan sebagian besar manajer yang sengaja
keluar dari kemapanannya di perusahaan. Mengapa wirausah ? Ternyata begitu
banyak variasi pekerjaan dan perubahan yang sangat menantang dalam dunia
wirausaha.

KEPRIBADIAN WIRAUSAHA
Hasil studi seorang pakar kewirausahaan Indonesia Sukardi (1991) menyimpulkan
adanya sifat-sifat umum wirausaha:
1. Sifat instrumental, yaitu tanggap terhadap peluang dan kesempatan berusaha
maupun yang berkaitan dengan perbaikan kerja
2. Sifat prestatif, yaitu selalu berusaha memperbaiki prestasi, mempergunakan
umpan balik, menyenangi tantangan dan berupaya agar hasil kerjanya selalu lebih
baik dari sebelumnya
3. Sifat keluwesan bergaul, yaitu selalu aktif bergaul dengan siapa saja, membina
kenalan-kenalan baru dan berusaha menyesuaikan diri dalam berbagai situasi
4. Sifat kerja keras, yaitu berusaha selalu terlibat dalam situasi kerja, tidak mudah
menyerah sebelum pekerjaan selesai. Tidak pernah memberi dirinya kesempatan
untuk berpangku tangan, mencurahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan, dan
memiliki tenaga untuk terlibat terus menerus dalam kerja
5. Sifat keyakinan diri, yaitu dalam segala kegiatannya penuh optimisme bahwa
usahanya akan berhasil. Percaya diri dengan bergairah langsung terlibat dalam
kegiatan konkrit, jarang terlihat ragu-ragu.
6. Sifat pengambil resiko yang diperhitungkan, yaitu tidak khawatir akan
menghadapi situasi yang serba tidak pasti di mana usahanya belum tentu
membuahkan keberhasilan. Dia berani mengambil resiko kegagalan dan selalu
antisipatif terhadap kemungkinan-kemungkinan kegagalan. Segala tindakannya
diperhitungkan secara cermat.
7. Sifat swa-kendali, yaitu benar-benar menentukan apa yang harus dilakukan dan
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri
8. Sifat inovatif, yaitu selalu bekerja keras mencari cara-cara baru untuk
memperbaiki kinerjanya. Terbuka untuk gagasan, pandangan, penemuanpenemuan baru yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerjanya. Tidak

terpaku pada masa lampau, gagasangagasan lama, tetapi berpandangan ke depan


dan mencari ide-ide baru
9. Sifat mandiri, yaitu apa yang dilakukan merupakan tanggung jawab pribadi.
Keberhasilan dan kegagalan dikaitkan dengan tindakantindakan pribadinya. Dia
lebih menyenangi kebebasan dalam mengambil keputusan untuk bertindak dan
tidak mau bergantung pada orang lain.

SIFAT-SIFAT UNGGUL WIRAUSAHA


Dari berbagai studi ilmiah tentang kewirausahaan, ditemukan sedikitnya terdapat
19 sifat penting wirausaha. Dari 19 sifat tersebut dikelompokkan menjadi 6 sifat
unggul dari wirausaha:
1. Percaya diri, terdiri atas sifat yakin, mandiri, individualitas, optimisme,
kepemimpinan, dan dinamis
2. Originalitas, terdiri atas sifat inovatif, kreatif, mampu mengatasi masalah baru,
inisiatif, mampu mengerjakan banyak hal dengan baik, dan memiliki pengetahuan
3. Berorientasi manusia, terdiri atas sifat suka bergaul, fleksibel, responsif
terhadap saran/kritik
4. Berorientasi hasil verja, terdiri atas sifat ingin berprestasi, berorientasi
keuntungan, teguh, tekun, determinasi, verja keras, penuh semangat dan penuh
energi
5. Berorientasi masa depan, terdiri atas sifat pandangan ke depan, dan ketajaman
persepsi
6. Berani ambil resiko, terdiri atas sifat mampu ambil resiko, suka tantangan.

CIRI WIRAUSAHA BERHASIL


Ketika seorang telah memasuki dunia usa (praktik bisnis), factorfaktor
kepribadian juga tetap memegang peranan penting sebagai pendorong
keberhasilan wirausaha. Menurut studi yang dilakukan di AS terhadap para pelaku
usa kecil, ditemukan bahwa setidaknya ada 9 ciri wirausaha yang berhasil, yang
dibagi ke dalam tiga kategori :
1. Ciri proaktif, yaitu inisiatif yang tinggi dan asertif
2. Ciri orientasi prestasi, yaitu melihat desempatan/peluang dan bertindak
langsung, orientasi efisiensi, menekankan pekerjaan dengan koalitas tinggi,
perencanaan yang sistematis, dan melakukan monitoring
3. Ciri komitmen, yaitu komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan, dan menyadari
pentingnya hubungan bisnis yang mendasar.

TIPE KEPRIBADIAN WIRAUSAHA


Seorang ahli kepribadian, Miner (1996) mengajukan sebuah pandangan baru
tentang tipe kepribadian wirausaha dikaitkan dengan kemungkinan keberhasilan
dalam mengelola usaha.
1. Tipe personal achiever, mereka memiliki ciri-ciri wirausaha sebagai berikut :
a. memiliki kebutuhan berprestasi
b. memiliki kebutuhan akan umpan balik
c. memiliki kebutuhan perencanaan dan penetapan tujuan
d. memiliki inisiatif pribadi yang kuat
e. memiliki komitmen pribadi yang kuat untuk organisasi
f. percaya bahwa satu orang dapat memainkan peran penting

10

g. percaya bahwa pekerjaan seharusnya dituntun oleh tujuan pribadi bukan


oleh hal lain
2. Tipe supersalesperson, mereka memiliki ciri ciri-ciri wirausaha sebagai
berikut :
a. memiliki kemampuan memahami dan mengerti orang lain
b. memiliki keinginan untuk membantu orang lain
c. percaya bahwa proses-proses sosial sangat penting
d. kebutuhan memiliki hubungan positif yang kuat dengan orang lain
e. percaya bahwa bagian penjualan sangat penting untuk melaksanakan
strategi perusahaan
3. Tipe real managers, mereka memiliki ciri-ciri wirausaha sebagai berikut :
a. keinginan untuk menjadi pemimpin perusahaan
b. ketegasan
c. sikap positif terhadap pemimpin
d. keinginan untuk bersaing
e. keinginan berkuasa
f. keinginan untuk menonjol di antara orang lain
4. Tipe expert idea generador, mereka memiliki ciri-ciri wirausaha
sebagai berikut :
a. keinginan untuk melakukan inovasi
b. menyukai gagasan-gagasan

11

c. percata bahwa pengembangan produk baru Sangay penting untuk


menjalankan strategi organisasi
d. inteligensi yang tinggi
e. ingin menghindari resiko dalam arti sifat kehati-hatian
Dari ke empat tipe tersebut, menurut Miner (1996), tipe kepribadian akan
menentukan bidang usaha apa yang akan membawanya kepada keberhasilan.
1. Tipe personal achiever, akan sukses bila terus menerus menghadapi
rintangan dan menghadapi crisis, dan dalam menghadapi segala hal
berusaha sedapat mungkin bersikap positif.
2. Tipe supersalesperson, mereka akan berhasil kalau memanfaatkan
banyak waktunya untuk mensual dan minta orang lain mengelola
bisnisnya
3. Tipe real managers, mereka akan berhasil kalau ia memulai usaha baru
dan mengelola sendiri usaha tersebut
4. Tipe expert idea generador, mereka akan berhasil kalau terjun ke bisnis
dengan teknologi tinggi.

2.2 MEMBANGUN SEBUAH USAHA (BISNIS) BARU.


Pengertian lain dari bisnis menurut Hugnes dan Kapoor, adalah suatu
kegiatan usaha individu yang diorganisasi untuk menghasilkan atau menjual
barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dan memenuhi kebutuhan
masyarakat .Menurut hasil survey yang dilakukan oleh Peggy Lambing (2000:90),
43% responden (wirausaha) memulai usaha atau mendapatkan ide untuk berbisnis
dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di beberapa perusahaan, 11%
responden memulai usaha untuk memenuhi peluang pasar, sedangkan 46%
memulai usaha dikarenakan hobi.

12

B.Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam membangun sebuah usaha
(bisnis) baru.
Di antaranya adalah :

Jenis produk (barang) yang dibutuhkan dalam pasar,

konsumen terhadap produk (barang) yang diinginkan,

Daya beli konsumen dalam pasar tertentu, dan

usaha sejenis dalam pasar tersebut.


Dalam memasuki dunia bisnis, seseorang dituntut untuk tidak hanya

memiliki kemampuan tetapi juga ide dan kemauan. Ide dan kemauan itulah yang
akan diwujudkan dalam bentuk penciptaan/pembuatan barang dan jasa yang laku
di pasar.
Langkah-langkah dalam memulai usaha:
-

Mengenali Peluang Usaha Seseorang dalam menangkap peluang, antara


lain juga bisa dipengaruhi oleh pengetahuan atau informasi yang
dimilikinya. Menurut Shane dikemukakan bahwa akses terhadap informasi
dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan hubungan sosial.

Optimalisasi Potensi Diri Untuk memulai usaha perlu dilakukan self


evaluation atau self assesment, yaitu penilaian atas kemampuan diri
sendiri. Caranya ialah dengan menanyakan pada diri sendiri, misalnya:
Sesungguhya saya ini bisa apa ya?.

Dan untuk menunjang keberhasilan seorang wirausaha perlu


mengoptimalkan motivasi diri.

13

Fokus dalam Bidang Usaha

- Fokus berarti memusatkan perhatian pada suatu usaha tertentu


yang sudah ditekuninya, yaitu fokus pada produk dan fokus pada biaya
rendahnya (efisien dalam pebiayaan).
- Fokus, berarti pula ia menekuni bidang usahanya sampai ia
dikenal oleh pelanggan sebagai satu-satunya yang terbaik di bidang itu.
- Fokus, juga bisa dimaknai bahwa memulai berwirausaha berawal
dari hal-hal yang kecil dan terfokus berdasarkan sumberdaya yang
dimilikinya.
-

Berani Memulai

Untuk memulai berusaha harus ada:


a. Peluang
b. Potensi diri
c. Motivasi yang tinggi
d. Keberanian memulai

C. Proses memulai bisnis


Apapun jenis dan bentuk bisnis yang akan kita jalani, pastinya mempunyai proses.
Proses-proses tersebut adalah;
1.Ide
Penemuan tidak sengaja dan pencarian ide dengan dasar pertimbangan.
Banyak kalangan mencari ide baru dengan melakukan beberapa usaha. Usaha ini
dapat dilakukan dengan cara magang pada usaha lain atau dengan cara membaca
beberapa tabloid atau majalah untuk dapat mengembangkan pikiran secara serius
mengenai ide membuka sebuah usaha baru.

14

Majalah atau tabloid dapat dijadikan sebagai pendukung untuk mencari


sumber pertimbangan ide baru.
2.Modal
Dalam hal ini, modal yang dimaksud bukan saja modal berupa uang, tetapi
juga berupa barang, orang (tenaga kerja/skill), dan juga fasilitas. Modal berupa
uang atau sumber dana tersebut dapat diperoleh dari kekayaan sendiri, dari badanbadan keuangan (seperti; bank, pegadaian, koperasi), dan juga dari orang-orang
yang bersedia menjadi penyandang dana (investor/penanam modal).
3.Barang dan jasa
Menentukan barang dan jasa yang akan dijadikan sebagai objek bisnis
tentunya harus memiliki pasar (dibutuhkan konsumen dan laku di pasaran).
4.Pasar
Mengamati peluang pasar sebelum menciptakan barang dan jasa (barang
dan jasa apa yang sedang banyak diminati oleh konsumen).
5.Profit
Bila peluang pasar sudah tersedia, maka tinggal memproduksi barang dan
jasa yang telah ditentukan sebagai objek bisnis, memasarkannya dan segera
mendapatkan keuntungan dari penjualan barang dan jasa yang ditawarkan.
D.Hal-hal yang diperhatikan dalam merintis usaha baru
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru, adalah
1. Bidang dan Jenis Usaha Yang Akan Dimasuki
Adanya pengenalan jenis usaha, diharapkan dapat memperoleh gambaran
secra sederhana sehingga menjamin proses pencapaian tuuan dan sasaran usaha
yang telah direncanakan. Secara umum, bidang dan jenis usahanya adalah;

15

Bidang agraris, yaitu kegiatan usaha yang meliputi: pertanian, perikanan,


perkebunan. Bidang ekstraktif, yaitu kegiatan usaha yang bergerak dalam
bidang pengumpulan hasil alam, seperti pertambangan, penggalian bahan
baku dalam bumi dan pengambilan hasil alam.

Bidang industri, yaitu kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang


pengolahan bahan baku menjadi bahan setengah jadi dan barang jadi,
seperti industri makanan, industri kayu dan industri tekstil.

2. Bentuk Usaha dan kepemilikan yang akan di pilih perusahaan


perseorangan (PO)
Bentuk usaha ini paling sederhana dan mudah mengorganisasikannya
karena pemiliknya hanya satu orang dan langsung dikelola sendiri. Usaha
persekutuan didirikan minimal dua orang secara bersama membangun sebuah
usaha dengan menjadi pemilik bersama dari suatu perusahaan, dengan
mengumpulkan sejumlah kekayaan. Kekayaan yang dikumpulkan itu dapt berupa
dana, tenaga, keahlian dan sarana lain yang dapat menunjang jalannya usaha.
Keangotaan persekutuan terdiri dari dua kelompok, yaitu anggota pasif
persekutuan dan anggota aktif persekutuan. Anggota pasif persekutuan,
kedudukannya dalam usaha ini adalah sebagai peserta yang hanya menyetorkan
modal saja.
3. Tempat Usaha yang Akan Dipilih,
Para pengelola usaha sangat berkepentingan dalam mencari tempat usaha
yang strategis. Perusahaan yang akan didirikan sudah barang tentu di tempat yang
sangat potensial (strategis). Tempat usaha harus berdekatan dengan tempat
konsumen, agar dapat menjamin penyerahan
Barang yang mudah dan cepat .Tempat usaha yang strategis adalah tempat
atau letak perusahaan melakukan aktivitas berikut pemasarannya, serta penjualan
barang dagangan yang dapat memberikan keuntungan besar. Selain itu, tempat

16

usaha yang strategis juga memiliki berbagai fasilitas, seperti; tempat parkir yang
luas, transportasi yang mudah dijangkau dan lancar.
4. Organisasi Usaha yang Akan Dipilih,
Menurut George R. Terry, organisasi adalah mengalokasikan seluruh
pekerjaan yang harus dilaksanakan antara kelompok kerja dan menetapkan
wewenang serta tanggungjawab masing-masing individu yang bertanggungjawab
untuk setiap komponen

2.3 MANFAAT MEMBUKA USAHA


Ada beberapa keuntungan menarik yang bisa didapatkan dari membuka
usaha sendiri adalah sebagai berikut:
1. Pontensi penghasilan yang tak terbatas
Kalau bekerja sebagi karyawan, penghasilan adalah sebesar gaji
(mungkin ditambah dengan tunjungan-tunjangan bila ada), di mana gaji
dan tunjangan tersebut telah ditetapkan berdasarkan jabatan (masa
kerja) oleh pemilik perusahaan. Dalam hal ini seseorang hanya bisa
menerima keputusan yang dibuat oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya,
bila membuka usaha sendiri maka penghasilan yang didapatkan bisa
dalam jumlah yang lebih besar, bahkan tidak terbatas, tergantung dari
kinerja dan pengolahan usaha.
2. Memaksimalkan kemampuan
Kemampuan yang dimaksud bisa berupa ide ataupun kemampuan
yang lain seperti menjual, bernegosiasi, dan lain-lain. Dengan memiliki
usaha sendiri maka wirausahawan memiliki kebebasan seluas-luasnya
untuk bekreasi dengan ide-ide tersebut. Untuk bekerja dengan adanya
batasan-batasan yang mungkin akan sering ditemui jika memilih untuk
bekerja sebagai karyawan disuatu perusahaan. Sudah tentu dengan
adanya kebebasan bekerja dan berkreasi secara maksimal maka
semangat kerjapun tinggi.
3. Bebas mengatur waktu kerja

17

Jika bekerja sebagai karyawan maka ada keterbatasan untuk bisa


mengatur waktu, sebagian besar waktu dihabiskan di luar rumah. Akan
tetapi seseorang, dapat mengatur waktu kerjanya sendiri jika memulai
membuka usaha, bahkan jika usaha tersebut di rumah. Wirausahawan
adalah seperti orang bebas yang mempunyai tanggung jawab, semakin
sukses seorang wirausahawan semakin banyak waktu luangnya.
4. Sikap mental yang mandiri
Sebagai seorang manajer dalam usaha sendiri, maka bersikap
mandiri dalam menjalankan usahanya yang merupakan tuntutan yang
harus dilakukan. Sikap mental yang kuat dan mandiri sangat dibutuhkan
pada saat sedang menghadapi masalah yang berat sehingga menuntut
untuk dapat mengambil tindakan yang cepat dan tepat. Kemandirian dan
sikap mental yang kuat dalam berbisnis dan kehidupan pribadi si
pengusaha sangat berkorelasi dan saling mempengaruhi.

BAB III

18

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jwa yang selalu aktif
dalam usaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya
meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya.
Langkah awal yang kita lakukan apabila berminat terjun ke dunia
wirausaha adalah menumbuhkan jiwa kewirausahaan di diri kita. Banyak
cara yang dapat dilakukan misalnya: pendidikan formal, mengikuti
pelatihan atau seminar, otodidak.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam membangun sebuah
usaha (bisnis) baru. Di antaranya adalah : Jenis produk (barang) yang
dibutuhkan dalam pasar, konsumen terhadap produk (barang) yang
diinginkan, Daya beli konsumen dalam pasar tertentu, dan usaha sejenis
dalam pasar tersebut.

3.2 SARAN
-

DAFTAR PUSTAKA

19

Buchari Alma. 2006. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung,


Alfabeta.
Hendro.2011.Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Kasali Rhenald.2010. Modul Kewirausahaan. Jakarta Selatan : PT Mizan Publika.
Rambat Lupiyoadi dan Jero Wacik. 1998. Wawasan Kewirausahaan. Cara Mudah
menjadi Wirausaha. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

20

Anda mungkin juga menyukai