Anda di halaman 1dari 6

BAB 3

LAPORAN AKUNTAN

Pada akhir pemeriksaan, dalam suatu pemeriksaan umum ( general audit), KAP akan
memberikan suatu laporan akuntan yang terdiri dari :
a. Lembaran opini, yang merupakan tanggung jawab akuntan publik, dimana akuntan publik
memberikan pendapatnya terhadap kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh
manajemen dan merupakan tanggung jawab manajemen.
b. Laporan keuangan yang terdiri dari :
o Neraca
o Laporan laba rugi
o Laporan perubahan laba ( rugi) ditahan, Yang bisa juga digabung dengan laporan
rugi laba.
o Laporan arus kas
o Catatan atas laporan keuangan yang antara lain berisi : bagian umum
( menjelaskan latar belakang perusahaan ), kebijakan akuntansi dan penjelasan
atas pos-pos neraca dan rugi laba.
o Informasi tambahan berupa lampiran mengenai perincian pos-pos yang penting
seperti perincian piutang,aktiva tetap, hutang,biaya umum,dan administrasi serta
biaya penjualan.
Tanggal laporan akuntan harus sama dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan dan tanggal
surat pernyataan langganan, karena menunjukkan sampai tanggal berapa akuntan bertanggung
jawab untuk menjelaskan hal-hal penting yang terjadi. Jika sesudah tanggal selesainya pekerjaan
lapangan ( audit field work), terjadi peristiwa penting yang jumlahnya meterial dan mempunyai
pengaruh terhadap laporan keuangan yang diperiksa, dan saat itu laporan audit belum
dikeluarkan, auditor harus menjelaskan kejadian penting tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan dan lembaran opini.
Dalam hal ini tanggal laporan akuntan mempunyai dua tanggal (disebut dual dating), yang
pertama tanggal selesainya pemeriksaan lapangan, yang kedua tanggal terjadinya peristiwa
penting tersebut.
3.1. Jenis-Jenis Pendapat Akuntan
Menurut standar profesional akuntan public (PSA 29), ada lima jenis pendapat akuntan,yaitu :
1. Pendapat wajar tanpa pengecualiaan ( Unqualified opinion)
2. Pendapat wajar tanpa pengecualiaan dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan
dalam laporan audit standar ( Unqualified opinion with explanatory language)
3. pendapat wajar dengan pengecualiaan ( Qualified opinion)

4. Pendapat tidak wajar ( Adverse opinion )


5. Pernyataan tidak memberikan pendapat ( Disclaimer of opinion )
3.1.1 Pendapat Wajar Tanpa Pengecualiaan
Jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh
Ikatan Akuntansi Indonesia, yaitu standar profesional akuntan publik, dan telah
mengumpulkan bahan-bahan pembuktian serta tidak menemukan adanya kesalahan
material atau penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum, maka auditor
dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualiaan.
3.1.2 Pendapat wajar tanpa pengecualiaan dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan
dalam laporan audit bentuk baku
Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor
menambahkan paragraf penjelasan ( atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit,
meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh
auditor. Keadaan tersebut meliputi :
a. Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor Independen lain
b. Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena keadaankeadaan yang luar biasa,
c. Jika terdapat kondisi dalam peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin
tentang adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas namun setelah
mempertimbangkan rencana manajemen auditor berkesimpulan bahwa rencana
manajemen tersebut dapat efektif dilaksanakan dan pengungkapan mengenai hal
itu telah memadai;
d. Diantara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam
penggunaan prinsip akuntan atau dalam metode penerapannya.
e. Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas laporan keuangan
komparatif.
f. Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Badan Pengawas Pasar
Modal (Bapepam) namun tidak disajikan atau tidak direview.
g. Informasi tambahan yang diharuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia-Dewan
standar akuntansi keuangan telah dihilangkan, yang penyajiannya menyimpang
jauh dari pedoman yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut, dan auditor tidak dapat
melengkapi prosedur audit yang berkaitan dengan informasi tersebut.
h. Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan auditan secara
material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

3.1.3. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian

Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan


secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali untuk dampak hal yang
berkaitan dengan yang dikecualikan. Pendapat ini dinyatakan bagaimana:
a. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap
lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat
menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan tidak
menyatakan tidak memberikan pendapat.
b. Auditor yakin atas dasar auditnya bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan
dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material dan ia
berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.
c. Jika auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian, ia harus
menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam satu atau lebih paragraf
terpisah yang dicantumkan sebelum paragraf pendapat. ia harus juga
mencantumkan bahasa pengecualian yang sesuai dan menunjuk ke paragraf
penjelasan di dalam paragraf pendapat.
3.1.4. Pendapat Tidak Wajar
Suatu pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara
wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Pendapat ini dinyatakan bila , menurut perkembangan auditor, laporan
keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
Bila auditor menyatakan pendapat tidak wajar, ia harus menjelaskan dalam paragraf
terpisah sebelum paragraf pedapat dalam laporan nya (a) semua alasan yang mendukung
pendapat tidak wajar, dan (b) dampak utama dalam hal yang menyebabkan pemberian
pendapat mungkinkan. Jika dampak tersebut tidak dapat ditentukan secara beralasan,
laporan audit harus menyatakan hal itu.
3.1.5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat
Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan atau
tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia. Jika auditor menyatakan tidak
memberikan pendapat, laporan auditor harus memberikan semua alasan substantif yang
mendukung pernyataan tersebut.
3.2.1. LAPORAN AUDITOR BENTUK BAKU

Unsur pokok laporan auditor bentuk baku adalah sebagai berikut :


a. Suatu judul yang memuat kata Independen
b. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan yang disebutkan dalam laporan auditor
telah diaudit oleh auditor.
c. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen
perusahaan dan tanggung jawab auditor terletak pada pernyataan pendapat atas
laporan keuangan berdasarkan atas auditnya.
d. Suatu pernyataan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia.
e. Suatu pernyataan bahwa standar auditing tersebut mengharuskan auditor untuk
merencanakan dan melaksanakan auditnya agar memperoleh keyakinan yang
memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang material.
f. Suatu pernyataan bahwa audit meliputii :
1) Pemeriksaan (examination) atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
2) Penentuan kelayakan standar akuntansi yang digunakan dan estimasiestimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen.
3) Penilaian penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
g. Suatu pernyataan bahwa auditor yakin bahwa audit yang dilaksanakan memberikan
dasar yang memadai untuk memberikan pendapat.
h. Suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan menyajikan wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan pada tanggal neraca dan
hasil usaha dan arus kas untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
i. Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan public, nomor izin usaha kantor
akuntan publik.
j. Tanggal laporan audit
3.2.3. Laporan Auditor Independen Tentang Dampak Memburuknya Kondisi Ekonomi
Indonesia Terhadap Kelangsungan Hidup Entitas
Dalam hal ini auditor perlu mempertimbangkan tiga hal :
1. Kewajiban berikan saran untuk memberikan saran bagi kliennya dalam
mengungkapkan dampak kondisi ekonomi tersebut ((jika ada) terhadap kemampuan
entitas didalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
2. Pengungkapan peristiwa kemudian yang mungkin timbul sebagai akibat dari
kondisi ekonomi tersebut.
3. Modifikasi laporan audit bentuk baku jika memburuknya kondisi ekonomi tersebut
berdampak terhadap kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
Informasi yang perlu diungkapkan oleh manajemen terdiri dari empat komponen berikut ini :

1. Gambaran umum memburuknya kondisi berikan ekonomi Indonesia dan wilayah regional
Asia Pacifik pada umumnya.
2. Uraian tentang tindakan manajemen memberikan respon atas memburuknya kondisi
ekonomi tersebut.
3. Uraian tentang rencana manajemen yang belum diimpelementasikan.
4. Penyataan manajemen bahwa penyelesaian memburuknya kondisi ekonomi tersebut
tergantung atas kebijakan ekonomi dan moneter yang akan diambil oleh pemerintahan
Indonesia yang berada di luar kendali perusahaan.
Berikut ini diberikan mengenai penjelasan atas dampak memburuknya kondisi ekonomi
Indonesia terhadap kelangsungan hidup perusahaan, baik dicatatan atas laporan keuangan
maupun di lembar opini.
3.3

o
o

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM


MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA
Dalam PSA No.30(IAPI,2011:341.1-342.7 antara lain dinyatakan
Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu
kurang dari satu tahun.
Auditor harus mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas dengan cara
Sbb :
a. Mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang dilaksanakan dalam perencanaan,
pengumpulan bukti audit untuk berbagai tujuan audit, dapat mengidentifikasi tentang
adanya kesangsian besar mengenai entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan.
b. Auditor yakin terdapat kesangsian besar mengenai entitas dalam mempertahankan
kelangsungan hidup perusahan dan ia harus :
i. Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen untuk mengurangi
dampak dan kondisi peristiwa tersebut.
ii.
Menentukan apakah rencana tersebut dapat efektif dilaksanakan.
c. Setelah mengevaluasi rencana manajemen, auditor mengambil kesimpulan apakah ia
masih memiliki kesangsian besar mengenai entitas dalam mempertahankan kelangsungan
hidup perusahan.
Auditor tidak bertanggung jawab untuk memprediksi kondisi dan peristiwa yang akan datang
Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal untuk mengidentifikasi
jika menunjukkan kesangsian besar mengenai entitas dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya.

Berikut ini adalah contoh prosedur yang dapat mengidentifikasi kondisi atau peristiwa
tersebut :
(a) Prosedur analitik

(b) Review terhadap peristiwa kemudian.


(c) Review terhadap kepatuhan tentang syarat-syarat utang dan dalam perjanjian penarikan
utang
(d) Pembacaan notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan komite, atau panitia
penting yang dibentuk
(e) Permintaan keterangan kepada penasehat hukum entitas tentang perkara pengadilan,
tuntutan, dan pendapatnya mengenai hasil suatu perkara pengadilan yang melibatkan entitas
tersebut.
(f) Konfirmasi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dan pihak ke-3
mengenai rincian perjanjian penyedian atau pemberi bantuan keuangan.
o Jika, setelah mempertimbangkan kondisi atau peristiwa yang di identifikasi secara
keseluruhan, auditor masih merasa terdapat kesangsian besar mengenai entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya, auditor harus mempertimbangkan rencana
manajemen. Pertimbangan auditor yang berhubungan dengan manajemen dapat meliputi :
1) Rencana untuk menjual asset
2) Rencana penarikan utang atau restruksisasi utang
3) Rencana untuk mengurangi atau penundaan pengeluaran
4) Rencana untuk menaikkan modal pemilik
Jika informasi keuangan prospektif sangat signifikan bagi rencana manajemen, auditor harus
meminta kepada manajemen tentang informasi tersebut dan harus mempertimbangkan cukup
atau tidak dukungan terhadap asumsi signifikan yang melandasi informasi itu. Auditor harus
menaruh perhatian khusus atas asumsi yang :
1.
Material bagi informasi keuangan prospektif
2.
Rentan atau mudah sekali berubah
3.
Tidak konsisten dengan trend masa lalu.
o Apabila auditor tidak menemukan kesangsian terhadap laporan yang ia audit, maka auditor
memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian.
o Apabila auditor menyangsikan usaha suatu entitas tertentu dalam mempertahan kelangsungan
hidunya dan mengevaluasi rencana manajemen. Jika rencana manajemen tidak dapat
mengurangi kondisi negatif yang akan terjadi maka auditor menyatakan tidak memberikan
pendapat.

Anda mungkin juga menyukai