Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rizka Rismayani Setiawan

NIM : 141424027
Kelas : IA TKPB

Preliminary Studi
1. Jelaskan perbedaan pembuatan FeSO4 dengan pembuatan garam mohr?
Pada pembuatan garam mohr setelah terbentuk larutan FeSO4 kemudian
dicampurkan dengan larutan (NH4)2SO4 kemudian diendapkan sehingga terbentuk Kristal
garam mohr (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O. Garam mohr merupakan garam rangkap antara besi
sulfat dengan ammonium sulfat. Lain halnya dengan pembuatan FeSO 4 setelah terbentuk
larutan FeSO4 kemudian diendapkan hingga terbentuk kristal FeSO.7H 2O4. Jadi proses
pembuatan FeSO4 merupakan bagian dari proses pembuatan garam mohr. Apabila
dibandingkan dengan garam besi (II) sulfida kristal garam mohr lebih stabil di udara.
2. Perbedaan ferro sulfat dan ferri sulfat?
Garam besi (II) atau ferro diturunkan dari besi (II) oksida, FeO. Dalam larutan,
garam-garam ini mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau. Ion besi (II) mudah
dioksidasi menjadi besi (III), maka besi (II) merupakan zat perduksi yang kuat. Larutan
semakin kurang asam, maka semakin nyatalah efek ini. Di lingkunngan larutan bernuansa
netral atau basa, oksigen akan mengoksidasi ion besi (II) menjadi besi (III). Sehingga,
larutan besi (II) harus sedikit asam bila disimpan dalam waktu yang lama.
Garam besi (III) atau ferri diturunkan dari besi (III) oksida, Fe 2O3. Garam besi
(III) lebih stabil daripada garam besi (II). Dalam larutannya, terdapat kation-kation Fe 3+
yang berwarna kuning muda. Zat-zat pereduksi (reduktor) mengubah ion besi (III)
menjadi besi (II).
3. Kondisi apa saja yang membuat menjadi ferro sulfat?
Pada pembuatan ferro sulfat kondisi larutan harus sedikit asam. Hal ini bertjuan agar ion
besi (II) tidak teroksidasi menjadi ion besi (III).
4. Mengapa asam sulfat tidak boleh dipegang secara langsung ataupun dikonsumsi?
Pada MSDS asam sulfat tertera sifat dari asam sulfat. Sifat dari asam sulfat
tersebut dapat membahayakan tubuh jika dikonsumsi. Asam sulfat merupakan salah satu
jenis asam kuat yang berbahaya bagi manusia karena sifatnya yang korosif. Asam sulfat
berbahaya bila terkena pada jaringan seperti kulit, efek yang ditimbulkan akibat sifat
asam sulfat sebagai senyawa korosif dan penarik air yang kuat dapat menyebabkan kulit
seperti terkena luka bakar. Luka bakar akibat asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada
luka bakar akibat asam kuat lainnya, hal ini dikarenakan adanya tambahan kerusakan
jaringan dikarenakan senyawa H dan O dari jaringan ditarik sebagai H2O (dehidrasi) dan
juga akan terjadi kerusakan termal sekunder akibat pelepasan panas oleh reaksi asam

sulfat dengan air. Hal ini menyebabkan asam sulfat tidak boleh dipegang secara langsung
ataupun dikonsumsi.
5. Mengapa ferro sulfat tidak boleh dikonsumsi?
Pada MSDS ferro sulfat tertera sifat dari ferro sulfat. Sifat dari ferro sulfat
tersebut dapat membahayakan tubuh jika dikonsumsi. Ferro sulfat tidak boleh dikonsumsi
karena mengandung besi dan asam sulfat yang dapat membahayakan tubuh bila
dikonsumsi.besi merupak salah satu logam yang tidak boleh dikonsumsi karena dapat
membahayakan bagi tubuh. Selain itu, asam sulfat yang bersifat korosif pun dapat
membahayakan tubuh bila dikonsumsi.
6. Mengapa pada pembuatan FeSO4 perlu adanya proses pemanasan?
Pemanasan diperlukan pada pembuatan FeSO4 untuk pelarutan Fe dalam asam
sulfat pun akan semakin cepat sehingga akan mempercepat reaksi yang terjadi antara Fe
dan asam sulfat. Pemanasan merupakan katalis agar semua besi beraksi dengan asam
sulfat (besi larut sempurna).
7. Pengaruh panas terhadap energy aktivasi?
Panas atau suhu tinggi dapat meningkatkan energy aktivasi. Hal ini karena
temperatur yang tinggi yang diberikan pada saat saat reaksi akan mempengaruhi gerakangerakan partikel saat terjadinya reaksi. Gerakan partikel yang semakin cepat akan
mempercepat terjadinya tumbukan yang intensif sehingga reaksi dapat berjalan lebih
cepat. Besarnya laju reaksi menyebabkan besarnya energy aktivasi.

Anda mungkin juga menyukai