Anda di halaman 1dari 14

HIPEREMESIS

GRAVIDARUM

Yovina Firdarehan
131.0211.116

DEFINISI
Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual
dan muntah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau
setiap saat,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan seharihari (Arief.B, 2009).
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan)
adalah nausea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang
sedemikian luas sehinggamenjadi efek sistemik, dehidrasi dan
penurunan berat badan (Ben-Zion, MD).

ETIOLOGI
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti.
Beberapa faktor yang telah ditemukan yaitu :
Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primi gravida, mola
hidatidosa dan kehamilan ganda.
Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat
hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, ini
merupakan faktor organik.
Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan. Serta,
takut terhadap tanggug jawab sebagai ibu.

GEJALA
Tingkat I
Mual terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan
tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium, nadi meningkat sekitar
100/menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung

Tingkat II
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lemah, lidah mengering dan nampak kotor, nadi
kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris, berat badan turun dan mata
menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton tercium dalam hawa
pernafasan karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.

Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi
kecil dan cepat, suhu meningkat tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf yang
dikenal sebagai ensefalopati werniele, dengan gejala : nistagmus, diplopia danperubahan mental,
keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan,termasuk vitamin B kompleks, timbulnya
ikterus menunjukkan adanya payah hati.

PENATALAKSANAAN
Obat-obatan
Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang dianjurkan
adalah vitamin B1 dan B6. Anti histamin juga dianjurkan seperti dramamin,
ovamin (dimenhydrinate). Pada keadaan lebih kuat diberikan antimetik seperti
disiklominhidrokhloride atau khlorpromasin

Terapi Psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilang
kanrasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan
masalahdan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini

Isolasi

Cairan Parenteral
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
denganglukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter
sehari. Bila perludapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin
B kompleks dan vitamin Cdan bila ada kekurangan protein, dapat
diberikan pula asam amino secara intravena.

Penghentian Kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik,
manifestasi komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan, takikardi,
ikterus, anuria danperdarahan dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya
Gg. Kejiwaan
Gg. Penglihatan
Gg. Fisiologis
Delirium, Apatis,
Somnolen smp Koma

Gangguan Retina

Tjd Enselopati
Wernicke (defisiensi
B1)

Kemunduran
Penglihatan

Ikterik (Hati)
Anuria (Ginjal)
N TD

DIET
Tujuan
Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti persediaan glikogen
tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makananberenergi dan
zat gizi yang cukup

Syarat
Karbohidrat tinggi
Lemak rendah
Protein sedang
Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan dengan
keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan sering
dalam porsi kecil
Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan malam
dan selingan malam
Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan gizi pasien

Diet hiperemesis I
diberikan kepada pasien dengan hiperemesis gravidarumberat. Makanan
hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubibakar atau
rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi
1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung
didalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.

Diet hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet
diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan
makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan
dengan makanan. Pemilihanbahan makanan yang tepat pada tahap ini
dapat memenuhi kebutuhan gizi

Diet Hiperemesis III


Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum
ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh
diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan
energi dan semua zat gizi

DOS AND DONTS


HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Dos
Roti panggang, biskuit, crackers
Buah segar dan sari buah
Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer

Donts
Makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam
Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat
tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap)

KARAKTERISTIK PASIEN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Gravida
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kejadian hyperemesis
gravidarum lebih sering dialami oleh primigravida daripada multigravida, hal
iniberhubungan dengan tingkat kestresan dan usia si ibu saat mengalami
kehamilanpertama (Nining, 2009)
Hiperemesis gravidarum terjadi 60-80% pada primigravida dan 40-60% pada
multigravida (Arief.B, 2009)

Pendidikan
Kejadian hiperemesis pada ibu hamil lebih sering terjadi pada ibu hamil
yangberpendidikan rendah (Prawihardjo, 2005)

Riwayat Kehamilan
Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah pada mola
hidatiodosadan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola
hidatidosa dan kehamilanganda memimbulkan dugaan bahwa faktor
hormon memegang peranan, karena padakedua keadaan tersebut hormon
Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan (Prawihardjo, 2005)

Riwayat Penyakit Ibu


Penyebab hiperemesis gravidarum lainnya adalah faktor endokrin seperti
hipertiroid, diabetes dan lain-lain (Prawihardjo, 2005)

MAACIW

Anda mungkin juga menyukai