Disusun Oleh :
Nama Kelompok :
1.
Christopel Simatupang
: (E1G013110)
2.
Lara puspitasari
: (E1G013088)
3.
4.
5.
Rudi Setiawan
: (E1G013100)
6.
Tika Dahlia
: (E1G013099)
BAB 1
PENDAHULUAN
merupakan
salah
satu
komoditas
hortikultura
yang
banyak
dibudidayakan oleh petani di Indonesia, karena memiliki harga jual yang tinggi
dan memiliki beberapa manfaat kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pasca panen pada tanaman cabai merupakan kelanjutan dari proses panen
terhadap tanaman budidaya atau hasil dari penambangan alam yang fungsinya
antara lain untuk membuat bahan hasil panen tanaman cabai tidak mudah rusak
dan memiliki kualitas yang baik serta mudah disimpan untuk diproses selanjutnya.
Penanganan pascapanen yang dibahas dalam tulisan ini meliputi pengolahan
primer, yaitu perlakuan mulai panen sampai komoditas dapat dikonsumsi segar
atau siap diolah, serta pengolahan sekunder, yaitu tindakan yang mengubah hasil
tanaman (dalam hal ini cabai) menjadi bentuk lain agar lebih awet (Mutiarawati
2009).
Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.) adalah tumbuh-tumbuhan perdu
yang berkayu, dan buahnya berasa pedas yang disebabkan oleh kandungan
kapsaisin. Saat ini cabai menjadi salah satu komoditas sayuran yang banyak di
butuhkan masyarakat, baik masyarakat lokal maupun internasional. Setiap harinya
permintaan akan cabai, semakin bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk di berbagai negara. Budidaya ini menjadi peluang usaha yang masih
sangat menjanjikan, bukan hanya untuk pasar lokal saja namun juga berpeluang
untuk memenuhi pasar ekspor (Duriat,1995.).
Cabai yang telah dipanen dapat disimpan di lapangan atau di ruang
tertutup, yaitu bangunan berventilasi, ruang berpendingin atau ruang tertutup yang
konsentrasi gasnya berbeda dengan atmosfer. Penyimpanan yang baik dapat
memperpanjang umur dan kesegaran cabai tanpa menimbulkan perubahan fisik
atau kimia. Cara yang biasa digunakan adalah menyimpan cabai segar pada suhu
dingin, sekitar 4OC. Menurut Asgar (2009), pendinginan bertujuan menekan
tingkat perkembangan mikroorganisme dan perubahan biokimia. Penyimpanan
pada suhu rendah merupakan cara terbaik untuk mempertahankan kesegaran
cabai. Suhu optimal pendingin bergantung pada varietas cabai dan tingkat
kematangannya. Pendinginan dengan menggunakan refrigerator umumnya lebih
mudah dibandingkan dengan cara lainnya. Namun, cara ini sulit diterapkan di
jumlah
cabai
yang
dipasarkan
sedikit,
biasanya
petani/pedagang
Sortasi terhadap warna menjadi hal yang sangat penting bagi konsumen.
Karenanya harus ada upaya untuk menstabilkan warna cabe sebelum dikeringkan.
Petani di Indonesia akan menghamparkan buah cabai yang sudah dipetik di tempat
teduh, dengan tujuan untuk mencegah pembusukan sebelum dijual ke pasar.
Tindakan seperti ini disebut curing yaitu mengondisikan buah cabe untuk dapat
menyesuaikan dengan keinginan dari pasar. (Soetiarso,1992)
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Gambar : pembibitan
gambar : pergudangan
4.2 Pembahasan
Proses penanaman cabe dilakukan penyemaian terlebih dahulu, cabe yang
siap ditanam kira kira berumur sekitar 3 minggu,dalam masa tanam cabe tersebut
perlu perawatan yang ekstra agar tidak di serang oleh hama seperti keong,
jangkrik. Perlu juga dilakukan pemupukan agar tanaman tetap subur dan cepat
berkembang, penyemprotan juga perlu dilakukan agar hama tidak di serang hama.
Dan untuk masalah Cara pemanenan tanaman cabai di curup masih
dilakukan secara manual dengan cara pemetikan yang dilakukan oleh manusia,
cara panen yang dipilih ditentukan oleh ketersediaan tenaga kerja dan luasan areal
pertanaman. Yang perlu diperhatikan saat panen sedapat mungkin menghindarkan
komoditas tanaman cabai dari kerusakan fisik ( seperti memar, luka dan lecet).
Adanya kerusakan fisik pada komoditas tanaman cabai dapat memacu
pembusukan dan memacu transpirasi dan respirasi (cepat layu dan menurun
kualitasnya), menginduksi serangan hama dan penyakit pasca panen.
Terkait dengan itu pada saat ingin melakukan pemanenan pada tanaman
cabai yang terpenting adalah ketetapan waktu panen karena ketetapan saat panen
sangat menentukan kualitas produk tanaman cabai, dan apabila produksi tanaman
cabai yang dipanen tidak tepat waktu maka kualitas dan kuantitas cabai menurun.
Pemanenan terlalu muda/awal pada tanaman cabai akan menurunkan kuantitas
hasil dan menyebabkan proses pematangan tidak sempurna. Dan pemanenan
terlalu tua/lewat panen maka kualitas menurun dengan cepat saat disimpan, rentan
terhadap pembusukkan.
Pada tahap ini sebaiknya buah cabai yang telah dipanen harus segera
disortasi untuk mencegah kerusakan.karena Penundaan sortasi akan mempercepat
pembusukan. Sebaiknya sortasi pada tanaman cabai hendaknya di bagi
berdasarkan kualitasnya. Pada wadah pertama buah cabai digolongkan dengan
kriteria buah masak sepenuhnya, yaitu buah cabe yang mengalami kerusakan pada
saat pemanenan. Dan untuk buah cabai yang berpenyakit seperti busuk kering dan
busuk basah juga harus dibuang, karena apabila dicampur akan mepercepat
pembusukan pada cabe yang masih segar. Untuk buah cabai yang mengalami
kerusakan fisik (seperti memar, luka dan lecet) harus di pisahkan dalam wadah
yang lain.
buah cabai telah dimasukkan kedalam karung maka langkah selanjutnya
adalah pengangkutan dengan menggunakan kendaraan motor, yaitu pengangkutan
di ambil dari lahan sang pemilik. Pengangkutan dengan motor cabai relatif lebih
aman karena lebih simple dan cocok untuk daerah pegunungan. Setelah sampai
digudang cabai akan langsung di susun dengan susunan berdiri tegak, selanjutnya
cabai akan langsung dipasarkan. Sementara itu, untuk pasar tradisional, buah
cabai lebih sering diangkut dengan mobil bak terbuka. Untuk memperpanjang
kesegaran, biasanya petani/pedagang memerlukan alat angkut yang cocok untuk
memperlancar pemasaran. Jika jumlah cabai yang dipasarkan sedikit, biasanya
petani/pedagang menggunakan motor untuk mengantarkan ke pedagang terdekat.
Selama pengangkutan, cabai dapat mengalami kerusakan mekanis karena kontak
dengan wadah atau dengan cabai yang lain akibat goncangan. Kerusakan
fisiologis juga bisa terjadi akibat cara penumpukan yang tidak pas dalam bak
mobil.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penanganan yang baik dalam pasca panen cabe adalah dilakukan
pemanenan yang baik, memisahkan antara yang busuk basah dan busuk
kering, serta cabe yang di masukkan kedalam wadah jangan terlalu ditekan
karena akan merusak cabe di bagian bawah.
Dengan adanya penanganan yang benar mahasiwa dan para petani lebih
berhati hati dalam melakukan penangan komoditas buah dan sayuran.
Dari hasil yang di peroleh untuk komoditas cabe ini tidak kalah saing
dengan komoditas yang lain, karena komoditas cabe tidak sulit dalam
melakukan penanamannya. Namun yang membedakan adalah proses
penanganan harus lebih ekstra agar tidak terjadi cacat fisik pada cabe.
5.2 Saran
Dari segi pengemasan agar jangan terlalu di tekan, lebih baik di biarkan
apa adanya supaya cabe yang telah di kemas tadi tidak mudah mengalami
cacat fisik akibat mengemas yayng terlalu di tekan.
DAFTAR PUSTAKA