a) Penyusunan Daftar isian Pelaksanaan Anggaran Setelah APBN ditetapkan, rincian anggaran belanja Pemerintah Pusat ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Sebelum ditetapkannya rincian anggaran belanja Pemerintah Pusat dimaksud, Menteri Keuangan dapat memberitahukan kepada seluruh Menteri/Pimpinan Lembaga untuk menyusun DIPA masing-masing Kementerian Negara/ Lembaga. Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun DIPA untuk Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya berdasarkan rincian anggaran belanja Pemerintah Pusat. Menteri/Pimpinan Lembaga menyampaikan DIPA kepada Menteri Keuangan selaku BUN paling lambat pada minggu pertama bulan Desember, guna memperoleh pengesahan. Penyampaian DIPA oleh Kementerian Negara/Lembaga yang memiliki Badan Layanan Umum dilampiri rencana kerja dan anggaran Badan Layanan Umum. DIPA disusun berdasarkan anggaran berbasis kinerja. DIPA dimaksud dirinci menurut klasifikasi fungsi, organisasi, dan jenis belanja. DIPA paling sedikit memuat: sasaran yang hendak dicapai. pagu anggaran yang dialokasikan. fungsi, program, Kegiatan, dan jenis belanja. lokasi Kegiatan. Kantor bayar. rencana penarikan dana (rencana kegiatan, periode penarikan, dan jumlah nominal penarikan). rencana penerimaan dana (jenis, periode penyetoran, dan jumlah nominal penerimaan). b) Pengesahan Daftar isian Pelaksanaan Angaran Menteri Keuangan selaku BUN mengesahkan DIPA yang diterima dari Kementerian Negara/Lembaga. Kewenangan Menteri Keuangan dimaksud dapat didelegasikan kepada pejabat yang ditunjuk. Pengesahan DIPA dilakukan setelah adanya kesesuaian isi DIPA. Kesesuaian paling sedikit meliputi: kesesuaian unsur dengan rincian belanja Pemerintah yang ditetapkan dalam Keputusan Presiden. kesesuaian rencana penarikan dana rencana Kegiatan yang akan dilaksanakan. kesesuaian rencana penerimaan dana dengan target Pendapatan Negara dan penerimaan pembiayaan pada APBN.
Pengesahan DIPA oleh Menteri Keuangan selaku BUN merupakan
pernyataan kesiapan BUN untuk menyediakan uang dalam melaksanakan anggaran sesuai dengan rencana penarikan dana yang tercantum dalam DIPA. Menteri Keuangan selaku BUN menyampaikan DIPA yang telah disahkan kepada PA/KPA, Kuasa BUN, dan Badan Pemeriksa Keuangan. DIPA digunakan oleh PA/KPA sebagai dasar pelaksanaan pembayaran. DIPA digunakan oleh Kuasa BUN sebagai dasar dalam pencairan dana. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengesahan DIPA diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.
c) Revisi Daftar isian Pelaksanaan Angaran
DIPA dapat direvisi karena: alasan administratif. perubahan kantor bayar. perubahan jenis belanja sebagai akibat kesalahan penggunaan akun, sepanjang dalam peruntukan dan sasaran yang sama. perubahan lainnya akibat kekeliruan pencantuman dalam DIPA. alasan alokatif. penambahan /pengurangan alokasi pagu anggaran. perubahan atau pergeseran rincian pagu anggaran. Revisi karena alasan alokatif tidak dapat mengurangi pagu anggaran yang dialokasikan untuk belanja pegawai. Revisi pengurangan pagu anggaran belanja pegawai dapat dilakukan dalam hal untuk pergeseran pagu anggaran belanja pegawai antar DIPA dalam lingkup Kementerian Negara/Lembaga yang sama. perubahan rencana penarikan dana. dalam rangka menyesuaikan dengan realisasi belanja dan perubahan rencana Kegiatan. perubahan rencana penerimaan dana. dalam rangka menyesuaikan dengan realisasi Penerimaan Negara dan perubahan target Penerimaan Negara. Dokumen Pelaksanaan Anggaran APBD Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPASKPD) adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran/pengguna barang. DPA-SKPD yang dijadikan sebagai dokumen pelaksanaan anggaran oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah harus terlebih dahulu disahkan oleh PPKD setelah mendapat persetujuan Sekretaris Daerah.
Dokumen pelaksanaan yang terkait dengan pendapatan memuat
informasi informasi tentang kelompok, jenis, objek dan rincian objek pendapatan daerah yang dipungut/dikelola/diterima oleh SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Dokumen pelaksanaan yang terkait dengan belanja memuat informasi tentang kelompok belanja tidak langsung dan belanja langsung yang masing-masing diuraikan menurut jenis, objek dan rincian objek belanja. Sedangkan Dokumen pelaksanaan yang terkait dengan pembiayaan memuat informasi tentang kelompok penerimaan pembiayaan yang dapat digunakan untuk menutup defisit APBD dan pengeluaran pembiayaan yang digunakan untuk memanfaatkan surplus APBD yang masing-masing diuraikan menurut menurut jenis, objek dan rincian objek pembiayaan. a) Prinsip penyusunan Untuk menyusun DPA-SKPD diperlukan informasi yang secara akurat dan sinkron yang terkait belanja berdasarkan urusan pemerintahan, organisasi, standar standar biaya, prestasi kerja yang dicapai dari program dan kegiatan. Urusan pemerintahan daerah memuat bidang urusan pemerintah daerah yang dikelola sesuai dengan tugas pokok dan fungsi organisasi. Oganisasi memuat nama organisasi atau nama SKPD pengguna anggaran/pengguna barang. Prestasi kerja yang hendak dicapai terdiri terdiri dari indikator, tolok ukur kinerja dan target kinerja. Program memuat nama program yang akan dilaksanakan SKPD dalam tahun anggaran berkenaan sebagaimana yang telah disepakati dalam KUA dan PPA. Sedangkan kegiatan memuat nama kegiatan yang akan dilaksanakan SKPD dalam tahun anggaran berkenaan sebagaimana yang telah disepakati dalam KUA dan PPA. Indikator-indikator dalam DPA-SKPD meliputi masukan, keluaran dan hasil. Tolak ukur kinerja yang merupakan ukuran prestasi kerja yang akan dicapai dari keadaan semula dengan mempetimbangkan faktor kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan dari program dan kegiatan. Target kinerja merupakan hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan
b) Mekanisme penyusunan
PPKD paling lambat 3 (Tiga) hari kerja setelah Peraturan Daerah
tentang APBD ditetapkan, memberitahukan kepada semua Kepala SKPD agar menyusun Rancangan DPA-SKPD. ( Pasal 123 Ayat 1) Kepala SKPD menyerahkan rancangan DPA-SKPD kepada PPKD paling lama 6 (enam) hari kerja terhitung sejak tanggal pemberitahuan disampaikan oleh PPKD. TAPD melakukan verfikasi terhadap rancangan DPA-SKPD bersamasama dengan Kepala SKPD paling lama 15 hari kerja sejak ditetapkannya Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD. ( Pasal 124 Ayat 1) Berdasarkan hasil verifikasi tersebut, PPKD mengesahkan Rancangan DPA SKPD dengan persetujuan Sekretaris Daerah. DPA-SKPD yang telah disahkan disampaikan kepada Kepala SKPD, Satuan Kerja Pengawasan Daerah dan BPK paling lama 7 hari kerja sejak tanggal disahkan DPA-SKPD digunakan sebagai dasar pelaksanaan Anggaran oleh kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang