Anda di halaman 1dari 3

Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan
upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat.
Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan (Siregar dan Amalia, 2004).
Rumah sakit mempunyai peranan yang penting untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Di Indonesia rumah sakit merupakan rujukan pelayanan kesehatan untuk
puskesmas terutama upaya penyembuhan dan pemulihan. Mutu pelayanan di rumah sakit
sangat dipengaruhui oleh kualitas dan jumlah tenaga kesehatan yang dimiliki rumah sakit
tersebut.
Sering mendengar obat-obatan kosong walaupun obat ini adalah obat yang dasar atau
penyakit umum terjadi seperti malaria, ini menyebabkan kerugian pada pasien dan juga
rumah sakit yang menyebabkan pemasukan berkurang.
Berbicara tentang instalasi farmasi tidak bisa lepas dari apoteker sebagai kepala
instalasi farmasi. Peran seorang apoteker dalam mendukung pelayanan kesehatan di rumah
sakit dibagi menjadi dua, yaitu manajerial dan fungsional.

Peran manajerial apoteker meliputi perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi,

dan produksi.
Peran fungsional apoteker meliputi pelayanan informasi obat, konseling, edukasi, dan
pharmaceutical care termasuk di dalamnya farmasi klinik.
Pelayanan kefarmasian akan berjalan baik bila didukung SDM yang berkualitas dan

potensial. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1197/Menkes/SK/XI2004 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit menyatakan bahwa
pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan
kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi pada pelayanan pasien, penyediaan obat
yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat.

Farmasi rumah sakit adalah seluruh aspek kefarmasian yang diperlukan di suatu
rumah sakit. Jadi, Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu bagian/unit I divisi atau
fasilitas di rumah sakit, tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang
ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri.
Seperti diketahui, pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan, termasuk pengendalian
mutu sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat,
bahan obat, dan obat tradisional.
Adapun tugas pokok pelayanan farmasi menurut keputusan menteri kesehatan adalah:
1. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal.
2. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional berdasarkan prosedur
kefarmasian dan kode etik profesi.
3. Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).
4. Memberi pelayanan bermutu melalui analisa dan evaluasi untuk meningkatkan mutu
5.
6.
7.
8.

pelayanan farmasi.
Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi.
Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.
Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium
rumah sakit.

Sedangkan fungsi sebagai berikut:


1. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
- Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit.
- Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal.
- Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat
-

sesuai ketentuan yang berlaku.


Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan

kesehatan di rumah sakit.


Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang

berlaku.
Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan

kefarmasian.
- Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit.
2. Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan
- Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien.
- Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alat
-

kesehatan.
Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan.

Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan.


Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga.
Memberi konseling kepada pasien/keluarga.
Melakukan pencatatan setiap kegiatan.
Melaporkan setiap kegiatan.

Untuk memulai pelayanan farmasi rumah sakit dibutuhkan sumber daya manusia yang
memadai baik secara kualitas maupun kuantitas. Pelatihan untuk merubah pradigma
pelayanan farmasi merupakan suatu keharusan. Apoteker merupakan ahli di bidang
kefarmasian dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan efektifitas pelayanan
pengobatan yang rasional, oleh karena itu seorang apoteker harus mempunyai wawasan,
pengetahuan, keterampilan yang luas dan mampu mengikuti perkembangan di bidang
kefarmasian di rumah sakit.
Untuk meningkatkan peran apoteker dalam pelayanan kesehatan, diperlukan
kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama dengan dokter, perawat, tenaga kesehatan
lainnya maupun dengan pasien. Untuk itu farmasis diharapkan selalu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan, sehingga mampu mengelola instalasi farmasi di rumah sakit
secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai