Anda di halaman 1dari 31

KARTASURA

kota perlintasan berbasis perdagangan

STUDIO 2

BASEMAP
KARTASURA

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
GAMBARAN UMUM
KONSTELASI KOTA KARTASURA

1
4
8

Kota Kartasura Terhadap Kabupaten Sukoharjo


Kota Kartasura Terhadap Wilayah Sekitarnya
Kota Kartasura Terhadap Kecamatan Kartasura

Sarana dan Prasarana

PROFIL KOTA
KOMPILASI & ANALISIS DATA

14

Fisik Dasar dan Keruangan

20

18

Kesesuaian Lahan
Topograi
Curah Hujan dan Jenis Tanah
Kesesuaian Lahan
Daya Tampung
Daya Dukung
Struktur Ruang
Pemanfaatan Ruang
Intesitas Pemanfaatan Ruang
Hidrologi
Arah Perkermbangan Kota

Kependudukan

Sex Ratio
Depency Ratio
Kepadatan Penduduk
Proyeksi Penduduk
Struktur dan Komposisi Penduduk
Dinamika Penduduk
Sarana Pendidikan
Sarana Kesehatan
Sarana Peribadatan
Sarana Perdagangan dan Jasa
Sarana Persampahan
Sarana Pelayanan Umum
Sarana Ruang Terbuka, Pemakaman, dan Ruang Terbuka
Prasarana Jaringan Jalan

Ekonomi

31

41

Distribusi Pendapatan
Pertumbuhan Ekonomi Kota (PDRB)
Sektor Basis

POTENSI DAN MASALAH

45

Analisis Potensi
Analisis Masalah
27

Amalia Nurul Ifa (42437); Azhura Dellamitha (41572); Budi Pandji Prasetyo (42604); Fandi Pradana (42405)

Inez Darmalia (42393); Meila Rofilah (41921); Vivin Setyo (41918)

Jalan yang menghubungkan Jogja - Solo


- Semarang mengingatkan kami kepada Route 66 di negara bagian Nevada.
Kartasura bagai kota kecil yang menghidupkan jalan tersebut.
-Inez Darmalia

Pendahuluan mencakup latar belakang


penulisan laporan, tujuan, ruang lingkup,
metode penulisan, dan sistematika penulisan.

Kesan yang diberikan oleh Kartasura


adalah kesan khas kota perlintasan.
Ramai, tapi bukan karena penduduk
asli, namun lebih ke pelancong yang
lewat.
-Azhura Dellamitha

Sistematika Penulisan

Latar Belakang
Kota merupakan salah satu wadah kehidupan
manusia yang dapat dikatakan kompleks, karena perkembangannya dipengaruhi oleh aktivitas pengguna perkotaan yang dinamis; menyesuaikan dengan perkembangan
zaman dan tuntutan hidup. Kota, sebagai suatu proses yang dapat dilihat perkembangannya lebih menonjol
dibandingkan dengan kawasan luar kota. Hal ini tidak lepas
dari kenyataan bahwa perkotaan merupakan lokasi yang
paling eisien dan efektif untuk kegiatan- kegiatan produktif sehubungan dengan tersedianya sarana dan prasarana,
tersedianya modal, dan sebagainya. Jumlah penduduk di
perkotaan terus meningkat dengan laju yang semakin tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk di
pedesaan pada kurun waktu yang sama.
Kota Kartasura merupakan kota fungsional yang
terletak di Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah.
Kota Kartasura pada saat ini sedang tumbuh dan berkembang dengan pesat ke arah perkembangan kegiatan sosial, ekonomi, maupun isik perkotaan. Perkembangan
Kota Kartasura tersebut menjadi hal yang menarik untuk
dikaji masalah dan potensinya dilihat dari keterkaitan antar aspek isik dasar, kependudukan, ekonomi, dan sarana
prasarana. Analisis dari keempat aspek tersebut menjadi
basis dalam menelaah masalah dan potensi kota. Diperlukan suatu laporan analisis yang dapat memetakan proil,
potensi, dan Substansi yang dianalisis meliputi isik dasar,
keruangan, kependudukan, ekonomi, dan sarana prasarana kota.
masalah Kota Kartasura sebagai bekal perencanaan yang
akan dilakukan di masa mendatang.

Tujuan
Tujuan dilakukannya kajian terhadap Kota Kartasura dalam Studio Analisis Kota ini adalah untuk merumuskan proil, masalah, dan potensi yang dimiliki Kota
Kartasura berdasar data yang telah di dapat sebelumnya.

Metodologi
Analisis Kota Kartasura dilakukan dengan mengolah
data yang telah diperoleh selama survey lapangan yang
berbentuk data primer maupun data sekunder. Teknik
analisis yag digunakan diantaranya sebagai berikut:
Deskriptif, yaitu menganalisis keadaan wilayah dengan uraian-uraian, penjelasan serta pengertian yang
cenderung bersifat kualitatif.
Keruangan (spasial), berguna untuk menganalisis
gejala-gejala yang sifatnya tentang keruangan (lokasi),
perkembangan tata ruang, penyebaran serta interaksinya.
Eksploratif, yaitu menganalisis keadaan pada saat ini
dan pada masa yangakan datang dengan cara melakukan proyeksi guna melihat perkembangan dan kecenderungan komponen-komponen analisis yang sifatnya lebih terukur.

Normatif, digunakan terhadap analisis yang menyangkut keadaan yang seharusnya dan mengikuti
kaidah-kaidah serta peraturan-peraturan tertentu.

Bab 1 Pendahuluan
Pendahuluan mencakup latar belakang penulisan laporan,
tujuan, ruang lingkup, metode penulisan, dan sistematika
penulisan.
Bab 2 Gambaran Umum
Gambaran umum memberikan gambaran mengenai
keadaan Kota Kartasura dan letaknya secara umum.
Bab 3 Konstelasi Kota Kartasura
Konstelasi Kota Kartasura menjabarkan tentang keterkaitan, posisi, dan hubungan antara Kota Kartasura dengan
Kabupaten Sukoharjo, Kecamatan Kartasura, dan wilayah
sekitarnya.
Bab 4 Proil Kota Kartasura
Proil Kota Kartasura menjabarkan mengenai karakter
Kota Kartasura yang membedakan Kota Kartasura degngan kota-kota lain.
Bab 5 Kompilasi Data dan Analisis Kota Kartasura
Kompilasi data dan analisis mencakup kumpulan data dan
interpretasi dari berbagai aspek, diantaranya aspek isik
dasar, kependudukan, ekoomi, dan sarana prasarana. Selain itu, dalam bab ini juga di jabarkan mengenai keterkaitan data Kota Kartasura dengan standar yang ada, serta
proyeksi terhadap masa depan yang menjadi salah satu
acuan perumusan potensi dan masalah yang terdapat di
kota tersebut.
Bab 6 Potensi dan Masalah Kota Kartasura
Potensi dan Masalah Kota Kartasura merupakan hasil
akhir dari kompilasi data dan analisis yang dilakukan.

Asumtif, untuk memberikan gambaran dan anggapan


serta kondisi yang berlaku serta memperkirakan kejadian di masa sekarang dan masa yang akan datang.

Ruang Lingkup

Kota Kartasura merupakan kota fungsional yang


secara administrative terletak di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia. Batas-batas
wilayah Kota Kartasura adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Karaganyar

Sebelah Timur : Kota Kartasura

Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali

Sebelah Selatan : Kota Klaten

Walaupun wilayah Kartasura cukup


besar, namun hampir setengah dari
luasnya merupakan sawah. Dinamika kotanya pun cukup terasa, namun
pada malam hari biasanya jadi sangat
sepi.
-Amalia Nur Iffa

Tempat makan favorit adalah soto di


perempatan dekat kantor polisi. Murah
dan mengenyangkan.
-Budi Panji Prasetyo

GAMBARAN 64%

Kota Kartasura merupakan kota fungsional yang secara administratif terletak di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sragen, Provinsi
Jawa Tengah. Kota fungsional Kartasura memiliki luas 1.122,41 Ha atau sekitar 64 % dari
luas Kecamatan Kartasura, yang terdiri dari
2 kelurahan dan 9 desa. Selain itu, kota fungsional Kartasura secara administratif berbatasan
dengan:
sebelah Utara: Kabupaten Karaganyar
sebelah Timur: Kota Surakarta
sebelah Barat : Kabupaten Boyolali
sebelah Selatan: Kota Klaten
Kota yang menampung penduduk sebanyak 62.554 jiwa ini memiliki letak geografis yang strategis, di lewati jalan yang menghubungkan kota-kota besar, diantaranya adalah
kota Yogyakarta, Semarang, dan yang terdekat
adalah Kota Surakarta. Banyak wisatawan yang
mengunjungi Kota Surakarta, menyempatkan diri untuk mampir ke Kota Kartasura untuk sekedar berwisata kuliner. Wisata kuliner

yang mengakomodasi kebutuhan penduduk setempat dan para pengguna jalan.

yang ada di kota ini beragam, mulai dari bebek


goreng hingga nasi liwet, berjajar di sepanjang
jalan-jalan utama.
Selain kuliner, perdagangan di Kota
Kartasura juga memiliki corak khas. Di kota
ini banyak dijumpai perdagagan berupa toko
dan jasa otomotif, serta indomart dan alfamart,

U M U M KOTA
FUNGSIONAL
1.122,41 Ha
6

KOnSTELASI
Kartasura

Hubungan kegiatan antara Kecamatan Kartasura dengan Kecamtan Sukoharjo yang berperan sebagai
ibukota Kabupaten, lebih bersifat administrasi pemerintahan, misalnya:
Urusan kepegawaian
Urusan retribusi dan perpajakan
Urusan administrasi kependudukan
Urusan pengendalian pembangunan
wilayah, dll
Sedangkan hubungan sosial ekonomi antara Kecamatan Kartasura dengan Kabupaten Sukoharjo relatif
kecil dibandingkan dengan hubungan Kecamatan Kartasura dengan wilayah sekitarnya.
Berdasarkan RTRW Kabupaten Sukoharjo,
susunan strukturan pelayanan adalah sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang memang pada realitanya hubungan ekonomi sosial berjalan secara alami sesuai dengan
karakter dan daya dukungnya.

KARTASURA-WILAYAH SEKITAR
Selain memiliki konstelasi terhadap internal
wilayah Kabupaten Sukoharjo, kecamatan Kartasura juga
memiliki peran terhadap wilayah disekitarnya, seperti:
a.Kota Surakarta berada di sebelah timur wilayah Kecamatan Kartasura
b.Kecamatan Colomadu yang berada di sebelah utara
wilayah Kecamatan Kartasura
c.Kecamatan Bayudono dan KecamatanBoyolali yang berada di sebelah barat Kecamatan Kartasura
d.Bandara Adi Sumarmo yang berada di sebelah utara
Kecamatan Kartasura
e.Kecamatan Delanggu dan Kota Klaten yang berada di
sebelah barat daya dari Kecamatan Kartasura
Wilayah di sekitar Kartasura ini memiliki berbagai
sumber daya yang akhirnya mempengaruhi perkembangan wilayah Kartasura menjadi wilayah yang sangat strategis secara geograis dan berpotensi untuk berkembang.

KARTASURA-SUKOHARJO
Kecamatan Kartasura merupakan salah satu kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Kecamatan Kartasura berada di sebelah utara Kabupaten
Sukoharjo dengan jarak 23 km, yang dihubungkan
dengan jaringan arteri primer (kartasura-Solo), kolektor
primer (Solo-Sukoharjo) dan juga dihubungkan dengan
jalan lokal primer (sebagai jalur alternatif).
Melihat kedudukan geograis Kecamatan Kartasura di dalam Wilayah Kabupaten Sukoharjo, Kecamatan kartasura merupakan pintu gerbang bagi Kabupaten Sukoharjo dari arah barat (Boyolali, Semarang).

10

11

KOTA SURAKARTA

Dilihat dari aspek sejarah memang sejak dulu


Kecamatan Kartasura dan Kota Surakarta memiliki keterkaitan yang cukup kuat. Hal ini karena wilayah Kecamatan Kartasura merupakan bagian dari wilayah Keraton
Kartosuro dan setelah kerajaan dipindahkan ke Keraton
Surokarto, wilayah Kecamatan Katasura menjadi salah
satu sistem pertahan kerajaan. Dari sinilah yang membuat Kecamatan Kartasura menjadi berkembang secara
pesat. Baik itu dari segi permukiman, perdagangan, dan
kegiatan sosial ekonomi lainnya.
Jarak antara Kecamatan Kartasura dengan Kota
Surakarta relatif dekat yaitu sekitar 10 km. Kota Surakarta memang saat ini memiliki perkembangan yang sangat
pesat namun area pengembangannya terbatas, sehingga
perkembangan kegiatan ekonomi cenderung bergerak
ke arah wilayah Kecamatan Kartasura.

KECAMATAN COLOMANDU

Kecamatan Colomadu merupakan salah satu bagian wilayah Kabupaten Karanganyar, terletak di sebelah
utara dari Kecamatan Kartasura. Kegiatan utama Kecamatan Colomadu bermula dengan adanya pabrik gula
dan membentuk pusat pertumbuhan permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas sosial lainnya.
Jarak antara pusat pertumbuhan Colomadu dengan pusat pertumbuhan Kartasura sekitar 2 km dan dihubungkan oleh jalan kolektor sekunder.
Sebagian dari bekas pabrik gula, sekarang dimanfaatkan untuk pengembangan kegiatan pariwisata yang
memperkuat adanya daya tarik kegiatan ekonomi lainnya. Selain kegiatan tersebut, di Colomadu juga terdapat
komplek AURI Panasan yang juga memiliki permukiman
internal serta beberapa fasilitas lingkungannya.

BANDARA ADI SUMARMO

Bandara Adi Sumarmo merupakan Bandara internasional dan merupakan bagian dari fungsi PKN Kota
Surakarta, meskipun secara administrasi wilayah tersebut
berada di wilayah Kabupaten Boyolali.

PASAR

Bandara Adi Sumarmo memiliki pengaruh


yang cukup kuat terhadap perkembangan Kecamatan
Kartasura, karena Jalan Adi Sumarmo merupakan
salah satu akses menuju bandara. Selain menimbulkan
kepadatan lalu lintas , di sekitar Jalan Adi Sumarmo
juga berkembang kegiatan sosial ekonomi yang cukup
pesat, seperti pertokoan, swalayan, rumah, dan lainnya. Sehingga sepanjang Jalan Adi Sumarmo berkembang cukup masif.

KARTASURA

KECAMATAN BANYUDONO DAN BOYOLALI


Kecamatan Banyudono dan Kecamatan
Boyolali berada di sebelah barat Kartasura, dimana
Kecamatan Banyudono berbatasan langsung, sedangkan dengan Boyolali berjarak sekitar 23 km yang dihubungkan dengan jalan arteri primer (Semarang-Solo).
Di Kecamatan Banyudono berkembang kegiatan industri besar dan menengah di sepanjang jalan
raya, hal ini berpengaruh terhadap perkembangan industri di Kartasura, yaitu Desa Kertonatan dan sebagian di Desa Wirogunan.
Kegiatan lainnya di Boyolali dan Banyudono
kurang berpengaruh terhadap perkembangan Kecamatan Kartasura, namun lebih dipengaruhi oleh
adanya jalan arteri primer Semarang-Solo yang menghubungkan Boyolali-Kartasura.

Penjual buah yang membuka tempat di


dekat parkiran motor

Pasar Kartasura yang terletak beberapa ratus meter ke arah timur tugu merupakan pasar yang
menjadi pusat perekonomian kota Kartasura dan desa
serta kelurahan di sekitarnya. Pasar ini menjadi tempat
para petani menjual hasil tanamnya serta barang-barang non pertanian. Selain itu, terdapat juga komoditas unggas yang umumnya disuplai ke daerah sekitar
Kartasura serta luar kota.
Tempat ini mengalami renovasi pada tahun
1990an sehingga sekarang memiliki dua lantai. Namun, semenjak dipindahnya terminal bus Kartasura
yang pada awalnya berada di dekat pasar, penjualan di
tempat ini menjadi berkurang. Selain itu, sekarang juga
semakin menjamur pedagang kaki lima yang membuka tempat di gang-gang pasar, sehingga toko-toko
yang berada di lantai dua pun banyak yang tutup karena pembeli semakin sedikit yang naik hingga ke lantai
dua.

Secara geograis, Kecamatan Delanggu dan Kota


Klaten berada di sebelah barat daya dari Kecamatan Kartasura yang dihubungkan dengan jalan arteri primer Yogyakarta-Solo. Jarak antara pusat pertumbuhan Kartasura
dengan pusat pertumbuhan Delanggu sekitar 10 km dan
dengan Kota Klaten sekitar 25 km, sedangkan dengan
DIY sekitar 50 km.
Jalan arteri Solo-Yogyakarta tersebut merupakan
lajur pergerakan manusia dan barang yang sangat padat,
sehingga di sepanjang jalan tersebut berkembang sangat
pesat dan berpengaruh penting terhadap perkembangan
Kecamatan Kartasura, dimana dalam konteks perhubungan Solo-Yogyakarta.

KECAMATAN DELANGGU DAN KOTA KLATEN

Kota Kartasura merupakan kota fungsional yang


berada di Kecamatan Kartasura. Disebut dengan kota
fungsional karena tidak adanya batas administrasi yang
jelas. Kota Kartasura ini sendiri terdiri dari 9 Desa dan 2
Kelurahan. luas Kecamatan kartasura sendiri adalah 1.753
Ha sedangkan Luas Kota Kartasura adalah 1.122,41 Ha
atau sekitar 64 % dari luas Kecamatan Kartasura.
Kota Karatsura dapat dikatakan sebagai pusat dari
Kecamatan Kartasura. Hal ini terlihat dari kemampuannya
dalam menyediakan pelayanan terhadap wilayah di sekitar
Kecamatan kartasura. Kota Kartasura juga selalu mengalami pertumbuhan dari berbagai aspek tiap tahunnya, seperti ekonomi, penduduk, isik, dan kegiatan di dalamnya
yang juga mempengaruhi perkembangan bagi sekitarnya.
Peran Kota Kartasura sebagai pusat pelayanan ter-

KECAMATAN KARTASURA

Lantai dua pasar yang semakin


sepi pembeli

12

13

bukti dari sarana dan prasarana yang cukup memadai.


Salah satunya yaitu dengan terdapatnya Pasar kartasura
yang menjadi salah satu pusat kegiatan ekonomi baik itu
bagi Kecamatan Kartasura maupun wilayah hinterland
Kartasura. Selain menjadi pusat kegiatan ekonomi Pasar
kartasura juga menjadi pusat distribusi barang dari luar
Kota Kartasura. Mayoritas pedagang di Kecamatan Kartasura juga memasok barang jualannya dari Pasar kartasura.
Selain menyediakan pelayanan di bidang
ekonomi, Kota Kartasura juga menfasilitasi di bidang
jasa khusunya di komoditas otomotif seperti bengkel.
Terdapat kurang lebih 49 bengkel di sepanjang Jalan Ahmad Yani dan Jalan Slamet Riyadi. Dimana sektor jasa
juga menjadi penyumbang ke 2 terbesar di PDRB Kecamatan Kartasura.
Melihat sangat kuatnya keterkaitan antara Kota
Kartasura dengan Kecamatan karatsura, maka dapat disimpulkan bahwa memang benar jika Kota Karatasura
ini menjadi pusat ekonomi, jasa, dan sosial dari Kecamatan Kartasura . Maka ketersediaan dan kualitas dari
sarana dan prasarana dari Kota Kartasura ini harapannya
selalu membaik karena mengingat ketergantungan Kecamatan Kartasura terhadap Kota Kartasura.

PROFIL
KARTASURA

Selain menjadi kota perlintasan Kota Kartasura juga


menjadi kota perdagangan khususya di komoditas
otomotif dan kuliner. Kedua komoditas tadi juga
berkembang dikarenakan efek dari adanya kebutuhan akan fasilitas penunjang dari peran nya sebagai
kota perlintasan. Terdapat kurang lebih 53 bengkel
di Kartasura dan sebanyak 25 bengkel berada di
sepanjang jalan arteri primer dan begitu pula dengan tempat makannya. Kuliner khas Kartasura yang
paing menarik dan unik adalah kuliner bebek nya
yang menjamur di sepanjang Jalan Slamet Riyadi.
Sudah tidak heran apabila pengendara yang melewati Kota Kartasura sengaja berhenti untuk sekedar
makan di salah satu rumah makan bebek disana.
Sehinggah kuliner menjadi salah satu penambah
nilai ekonomi dari Kota Kartasura.
Maju nya kartasura di bidang perdagangan
juga tercermin dari fungsi bangunannya yang di
dominansi oleh fungsi komersil dan jasa. Walaupun
mayoritas fungsi bangunan adalah permukiman,
ternyata mengindikasikan bahwa penduduk Kota
Kartasura juga meningkat. Hal ini juga berdampak
pada pertumbuhan ekonomi di Kota Kartasura
khususnya terkait kebutuhan primer dan sekunder.
Terlihat dari adanya Pasar Kartasura dan beberapa
tempat perbelanjaan lainnya seperti Carrefour, Luwes, Assalam Hypermart, dan beberapa minimarket lainnya.

Seperti apakah Kartasura itu?


Apa yang membuatnya berbeda
dari kota lainnya?
Dilihat dari posisi Kota Kartasura yang berada di antara kota-kota besar seperti Semarang,
Yogyakarta, dan juga Solo menjadikan kota ini sangat sesuai dikatakan sebagai kota perlintasan atau
Hub City. Menurut Zachary P. Neal dalam bukunya The Connected City, salah satu pengertian
Hub-City yaitu betweeness centrality, merupakan
kota dengan pusat-pusat pelayanan tertentu sesuai
dengan perannya sebagai penghubung antarkota. Salah Satu SPBU yang berada di Jalan Ahmad Yani, Kota Kartasura
Dimana kota tersebut didukung dengan infrastruk- Sumber: Dokumentasi kelompok
tur jalan kabupaten atau jalan nasional.
Selain didukung dengan lokasinya yang
strategis, Kota Kartasura juga memiliki sarana akomodasi yang memadai dalam memfasilitasi pengendara yang melintasi kota ini. Terdapat beberapa sarana akomodasi seperti rest area, SPBU,
sarana peribadatan, dan ATM . Ada 2 rest area di
Kota Kartasura ini. Rest area yang pertama terletak
di komplek Kopasus dan yang kedua adalah rest
area Assalam. Dilihat dari ukuran kedua rest area
ini cukup besar unutuk dijadikan tempat beristirahat sejenak bagi pengendara yang melalui Kota
Kartasura. Sedangkan untuk SPBU ada sekitar 5
SPBU disana. SPBU tersebar di beberapa jalan
yang sering dilalui seperti Jalan Ahmad Yani, Jalan
Adi Sumarmo, dan Jalan Slamet Riyadi. Sarana
peribadatan dan ATM yang ada juga mayoritas
terkonsentrasi di jalan-jalan arteri primer dan jalan
kolektor sekunder.
Beberapa Tempat Perbelanjaan di Kota Kartasura
Sumber: Sukoharjokab.co.id dan citrasarois.blogspot.com

HUB CITY?

Location Theory, Skema dari Hub City


Sumber: Buku The Connected City oleh Zachary P.

The Connected City


adalah sebuah buku yang dikarang oleh Zachary P. Neal, seorang asisten profesor Sosiologi
dan Global Urban Studies d i
Universitas Michigan.
Dalam buku ini, ia mengungkapkan bahwa dengan
berusaha untuk mengerti tentang jaringan, kita dapat mengerti tentang bagai mana kota-kota modern: wujud, kinerja,

16

dan arah perkembangannya.


Buku ini berfokus pada
tiga tingkatan jaringan kota:
mikro, meso, makro.
Level mikiro meliputi
hingga level neighborhood dan
hubungan sosial masyarakat,
sedangkan level makro dapat
meliputi hingga hubungan antar kota.
Persebaran Rest Area di Kota Kartasura
Sumber: Survey Lapangan Tahun 2015 dan Google Earth 2015

17

Fungsi Bangunan Didominasi oleh Fungsi Permukiman, Perdagangan


dan Jasa
Sumber: Survey Lapangan Tahun 2015 dan Google earth 2015

FISIK DASAR & KERUANGAN

KESESUAIAN LAHAN
Menurut PERATURAN MENTERI PEKERJAAN
UMUM NO.41/PRT/M/2007 mengenai kesesuaian lahan yang ditunjukkan oleh tabel berikut.

Oleh karena itu, Kota Kartasura


cocok sebagai tempat tumbuhnya
kegiatan perdagangan, industri,
persawahan, dan permukiman.

harkat 60, ditambah curah hujan rendah yakni 18,67


mm/hari hujan dengan bobot 20, serta kelerengan
yang landai, kisaran 8-15% dengan bobot 20.
Oleh karena itu, Kota Kartasura cocok sebagai tempat tumbuhnya kegiatan perdagangan, industri, persawahan, dan permukiman.
Hasil overlay antara data jenis tanah, curah hujan dan
topograi di Kota Kartasura, menyatakan bahwa Kota
Kartasura merupakan mempunyai guna lahan sebagai
kawasan tanaman semusim dan permukiman dengan
total skor 100. Terdiri atas jenis tanahnya gromosol
yang peka terhadap erosi dengan harkat 60, ditambah curah hujan rendah yakni 18,67 mm/hari hujan
dengan bobot 20, serta kelerengan yang landai, kisaran 8-15% dengan bobot 20.
Oleh karena itu, Kota Kartasura cocok sebagai tempat tumbuhnya kegiatan perdagangan, industri, persawahan, dan permukiman.

KLIMATOLOGI & TOPOGRAFI


A. KLIMATOLOGI

Kota Kartsura memiliki rata rata curah hujan


1750 mm/tahun dan memiliki iklim tropis yang
sama dengan kebanyakkan iklim di Indonesia. Curah
hujan yang ada di Kota Kartasura tergolong rendah
menurut SK Menteri Pertanian No 837/KPTS/
UM/11/1980 karena berada pada di angka 1500
mm/tahun atau 4,16 mm/hari.
B. TOPOGRAFI
Kota Kartasura memiliki kelerengan yang
cenderung datar yaitu sekitar 8 15 % dan terletak
di daratan tinggi yaitu 121 mdpl dengan luas wilayah
1.923 Ha. Dengan ini maka Kota Kartasura dapat
mendukung kegiatan yang ada didalamnya terutama
permukiman sesuai dengan fungsi sebuah kota pada
umumnya.
Hasil overlay antara data jenis tanah, curah
hujan dan topograi di Kota Kartasura, menyatakan
bahwa Kota Kartasura merupakan mempunyai guna
lahan sebagai kawasan tanaman semusim dan permukiman dengan total skor 100. Terdiri atas jenis
tanahnya gromosol yang peka terhadap erosi dengan

20

C. JENIS TANAH
Kota Kartasura memiliki jenis tanah Grumosol, yaitu tanah yang cocok untuk pertanian seperti
padi, jagung, kapas, dan kedelai. Tanah Grumosol
memiliki kandungan hara yang cukup banyak sehingga dalam mengelola pertanian sangat baik.

D. HIDROLOGI
Kota Kartasura dilewati oleh 2 sungai yang
berfungsi sebagai drainase utama kota. Kota Kartasura
juga dilalui gorong gorong sisa sejarah belanda yang
sekarang dijadikan sebagai drainase kota. Kebutuhan air
warga Kota Kartasura dipenuhi oleh PDAM Kartasura
sendiri namun masih belum mecukupi sehingga warga
kartasura dalam memebuhi kebutuhan airnya menggunakan sumur bor / sumur galian.

DAYA DUKUNG
Menurut UU NO. 23 Tahun 1997, Daya Dukung adalah kemampuan Lingkungan Hidup untuk mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. daya
dukung ini meliputi 3 indikator yaitu, Air, Luas Lahan, dan
Listrik. Akan terlihat apakah lingkungan hidup di perkotaan mampu menampung kebutuhan penduduk.
A. DAYA DUKUNG AIR
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok sehari-hari yang sangat penting untuk masyarakat, dengan
air masyarakat dapat mencuci, minum, mandi dan lainnya. Dalam sebuah kota, air harus tersedia secara merata untuk masyarakatnya. Oleh karena itu, kota harus
menyediakan pasokan air bersih yang cukup. PDAM di
Kartasura memanfaatkan sumber air baku yang berasal
dari air permukaan, mata air, dan sumur dalam. Di Kota
Kartasura belum semua wilayah yang terpasang pipa
PDAM. Kapasitas produksi air di kota kartasura adalah
37,96 l/dt yang memenuhi kebutuhan masyarakat karatsura sebesar 62554 jiwa. sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2006 tentang Pedoman
Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum, kebutuhan air tiap indidu adalah 60 liter/hari
Produksi air tiap bulan : 37,96 l/dt x 3600 x 24 x 30:
98.392.320 liter/bulan
Kebutuhan air tiap bulan : 62554 jiwa x 60 x 30
: 112.597.200 liter/bulan
Dari produksi air tiap bulan PDAM belum mencukupi kebutuhan air tiap bulan masyarakat kartasura,
namun masyarakat karatsura sudah banyak mengatasinya dengan memiliki sumber air sendiri seperti sumur galian, atau sumur bor. Dan juga pemerintah memberikan
penyuluhan tentang cara mengelolah dan perawatan air.
Sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri.
B. Daya Dukung Lahan
Manusia memiliki aktivitas yang beragam, sehingga lahan yang tersedia untuk manusia harus seimbang
dengan jumlah dari penduduknya. Perhitungan daya
dukung lahan yang ada dengan standar kenyamanan

22

ruang manusia adalah 9 m2. Luas lahan kota Kartasura


lebih kurang 1123 Ha untuk menampung 62554 jiwa
penduduk, dengan luas lahan non pertanian 87.6 Ha.
Disini lahan pertanian tidak termasuk hitungan karena
lahan pertanian tetap menjaga ketersediaan RTH dan
pangan masyarakat, sehingan daya dukung lahan dengan
mengoptimalisasi lahan non pertanian di kota kartasura.
Lalu luas lahan non pertanian harus dikurangi kebutuhan
ruang terbuka hijau sebesar 30%.
Kebutuhan RTH
: 30% x 1035.4
Ha (luas lahan luas non pertanian)
: 310.62 Ha
Kebutuhan Lahan
: 62554 jiwa x
9m2
: 562986 m2
(=) 56.2986 Ha
Kertesediaan Lahan
: 1035.4 Ha
310.62 Ha
: 724.78 Ha
Daya dukung Lahan
:
(724.78
Ha/56.2986 Ha) x 62554 jiwa
: 805311 jiwa
Ketersediaan lahan di Kota karatsura masih bisa
memenuhi kebutuhan lahan, dan masih dapat menampung masyarakat yang datang ke kota ini.
C. Daya Dukung Listrik
Listrik sangat dibutuhkan oleh setiap manusia
untuk beraktiitas, listrik juga sangat penting untuk menghidupi energy disebuah kota, hampir seluruh aktivitas di
perkotaan saat ini menggunakan energy listrik. Di kota
Kartasura jumlah watt listrik yang tersambung sebesar
459.594.700 watt. Standar kebutuhan listrik per KK
adalah 450 watt. Jumlah KK yang tinggal di kota kartasura adalah 15.640 KK.
Perhitungan:
(459.594.700 watt) / (450 watt/KK) = 1.021.321
KK
Dilihat dari hasil perhitungan bahwa listrik yang
menghidupi kota kartasura sangat banyak dan berlebih
untuk setiap KK. listrik tersebut juga digunakan untuk
perdagangan jasa, industri, rumah sakit, pendidikan dan
lainnya.

STRUKTUR RUANG

Struktur ruang menunjukkan hubungan fungsional secara hierarkis antara pusat-pusat pelayanan
permukiman dan sistem jaringan sarana prasarana yang
mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat.
Kota Kartasura dilalui jalan arteri primer yang
menghubungkan Kota Kartasura dengan kota besar lainnya seperti Jogja,Semarang dan Solo. jalan arteri ini menghubungkan pusat-pusat pelayanan yang ada. Sayangnya
pusat-pusat pelayanan Kota Kartasura kurang merata
karena sebagian besar terdapat di sepanjang jalan arteri.
Secara hierarki, struktur ruang Kota Kartasura
terdiri dari pusat-pusat pelayanan skala regional dan skala
lokal. Pusat pelayanan dengan skala regional diantaranya
rumah sakit, perguruan tinggi, hotel, pasar dan sebagainya, sedangkan pusat pelayanan lokal diantarannya Sekolah Dasar, warung makan, Sekolah Menengah Pertama,
dan sebagainya.
Dalam peta struktur ruang kota nampak masih
ada beberapa pusat pelayanan yang tidak sesuai dengan
kelas jalan yang melaluinya. Diantaranya sebagai berikut.
a. Adanya Sekolah Dasar yang terletak di Jalan Ahmad
Yani ( Jalan arteri ), Sekolah Dasar yang terletak di jalan
arteri tentu akan membahayakan warga sekolah. Karena
jalur arteri sendiri merupakan jalur yang seharusnya bebas hambatan dan banyak kendaraan dengan kecepatan
tinggi melalui jalan tersebut. Seharusnya Sekolah Dasar
ditempatkan pada kelas jalan lokal maupun lingkungan
agar lebih memberikan kenyamanan dan menjamin keselamatan warga sekolah.
b. Adapun Sekolah Menengah Pertama yang terletak di
Jalan Ahmad Yani ( Jalan arteri ), Sekolah Menengah Pertama yang terletak di jalan arteri tentu akan membahay-

akan warga sekolah. Karena jalur arteri sendiri merupakan jalur yang seharusnya bebas hambatan dan banyak
kendaraan dengan kecepatan tinggi melalui jalan tersebut. Seharusnya Sekolah Menengah Pertama ditempatkan pada kelas jalan lokal maupun lingkungan agar lebih
memberikan kenyamanan dan menjamin keselamatan
warga sekolah.
Namun ada juga letak pusat pelayanan yang sudah sesuai dengan kelas jalannnya. Kesesuaian ini menciptakan
struktur ruang yang baik. Diantaranya sebagai berikut.
a. Adanya Rumah Sakit yang terletak di jalan arteri dan
jalan kolektor, dengan letak tersebut tentunya mempermudah akses menuju rumah sakit.
b. Adapun letak hotel yang terletak di jalan kolektor, dengan letak tersebut akan mempermudah akses menuju
hotel tersebut.

but sebagai jalur yang menghubungkan antar kota-kota rupa petilasan yang dulunya adalah keraton juga terdapat
besar. Komersil dan jasa yang berkembang pun terdiri disini. Terdapat juga Kawasan Kopasus yang cukup luas
dari formal dan informal. Komersil dan jasa fomal yaitu namun kawasannya tertutup.
seperti rumah makan, dealer, supermarket, rest area dan
lain lain. Sedangkan yang informal seperti fotocopy,
warung kelontong, bengkel, laundry, dan lain lain.
Terdapat juga sektor industri yang cukup luas yaitu industri tekstil dan skalanya sudah makro. Selain itu terdapat
beberapa perguruan tinggi dan rumah sakit di Kota Kartasura yang skalanya regional. Kawasan cagar budaya be-

PEMANFAATAN RUANG

Pola Pemanfaatan ruang menunjukkan bagaimana suatu lahan difungsikan menjadi fungsi tertentu seperti misalnya permukiman, komersil, ataupun jasa. Kota
Kartasura sendiri memiliki pola pemanfaatan ruang yang
didominasi permukiman, komersil dan jasa. Dalam konteks kota yang tengah berkembang, besarnya sektor
permukiman, komersil dan jasa ini merupakan hal yang
wajar karena itulah fungsi kota secara umum yaitu sebagai pusat permukiman dan pelayanan baik skala lokal
maupun regional.
Sektor komersil dan jasa yang menjadi sektor
kedua yang mendominasi Kota Kartasura ini persebarannya terdapat di sepanjang jalan utama Kota Kartasura
yaitu Jalan Ahmad Yani, Jalan Adi Sumarmo, dan Jalan
Slamet Riyadi. Hal tersebut dikarenakan jalan-jalan terse-

INTENSITAS PEMANFAATAN LAHAN

Menurut UU no. 28 Tahun 2008 tentang Bangunan gedung Intensitas pemanfaatan lahan adalah tingkat
alokasi dan distribusi luas lantai maksimum bangunan terhadap lahan / tapak peruntukannya. Untuk mengukur intensitas pemanfaatan lahan, kita dapat mengidentiikasinya dari Koeisien Dasar Bangunan dan Koeisien Lantai
bangunan
Dalam resapan air di suatu lahan dipengaruhi oleh luas
tanah resapannya, semakin luas lahan resapannya maka
air yang akan diserap semakin mudah. Koeisien dasar bangunan adalah perbandingan luas lahan terbangun dengan

persil lahannya. Dilihat dari peta diatas bahwa yang paling mendominasi lahan yang terbangunnya berada pada
level 76 100% dengan lokasi paling padat di Kelurahan Kartasura. Keadaan tersebut disebabkan karena pusat
kegaiatan pasar berada di kelurahan Kartasura sehingga
sekitar area pasar berkembang dengan pesat, kebutuhan
masyarakat kartasura sendiri lah yang menyebabkan KDB
meningkat. Sedangkan KDB terendah berada di level 0
25% dengan lokasi di Desa Makamhaji, karena terdapat lahan pemakaman yang digunakan oleh masyarakat
Kartasura. Jika kita perhatikan lagi peta KDB diatas dapat
diketahui bahwa lahan
terbangun di Kota Kartasura sudah mencapai
pada level yang tinggi
terutama di daerah perumahan. Dalam pembangunan kota lebih baik jika menyisahkan
tempat tempat resapan air sehingga
kualitas ekologi tetap terjaga dengan
baik.

23

24

PETA KLB KOTA KARTASURA

INSET

LEGENDA
Bangunan

0-1

Batas

1,1 - 2

Jalan Arteri

>2

SKALA

SUMBER
Google Earth 2015
Survey lapangan 2015

Dalam mewujudkan pemanfaatan ruang yang


efektif, optimal dan sustainable perlu adanya Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan. Koeisien Lantai Bangunan merupakan salah satu variabel perumusannya.
Koeisien Lantai Bangunan menunjukkan daya akomodasi suatu lahan atas kegiatan bangunan di atasnya. KLB
dihasilkan dari perkalian antara KDB dengan Jumlah lantai
bangunan. Lahan di Kota Kartasaura memiliki KLB paling
banyak pada level 0 - 1 karena mayoritas bangunan di
Kota Kartasura hanya berlantai 1 dengan KDB sebesar
76 100%. Kemungkinan dalam mengoptimalisasikan
pembangunan cukup minim karena bangunan yang ada
di Kota Kartasura cukup padat.
KELOMPOK 5

Jalan Kolektor
Jalan Lokal
Sungai

Rel Kereta Api

ARAH PERKEMBANGAN KOTA

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota


Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan
Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
2015

Menurut sejarah, Kartasura menjadi salah satu


lokasi yang memiliki peran penting dalam berdirinya 2
kerajaan Dinasti Mataram, yaitu Surakarta dan Yogyakarta, karena berdiri Kraton Kartasura Hadiningrat di Kota
Kartasura pada tahun 1680. Namun, pada tahun 1742
terjadi pemberontakan yang membuat Kraton Kartasura
rusak dan harus dipindahkan ke Desa Sala (Kota Solo).
Kartasura juga memiliki jalur kereta api gembongan
menuju Colomadu yang digunakan untuk kebutuhan
antara Pabrik Gula Gembongan dan Pabrik Gula Colomadu. Jika dilihat dari di bawah peta arah perkembangan kotanya lebih mengarah ke utara karena mengikuti
jalur kereta api. Namun, sekarang jalur kereta api kartasura telah digantikan oleh jalan karena pada tahun 1981
Pabrik Gula Gembongan mengalami kebangkturan dan
disusul Pabrik Gula Colomadu pada tahun 1997 dengan

alasan yang sama. Karena Kebangkrutan dalam produksi gula Pabrik tersebut menarik rel kereta tersebut dan
tidak dipergunakan lagi dan sekarang sudah dialih fungsi
kan menjadi jalan.
Dilihat dari perkembangan kotanya, Kartasura mengalami Perkembangan yang cukup signiikan dari yang
awalnya hanya satu kawasan yaitu Kraton Kartasura
Hardiningrat dan sekarang menjadi sebuah kota perlintasan dan perdagangan. Dapat dilihat di peta kartasura
tahun 1997, perkembangan di sekitar Kraton mengalami perkembangan yang cukup pesat hampir keseluruhannya telah terbangun, namun di sisi bagian utara belum terbangun tetapi memiliki potensi terbangun karena
memiliki jalur kereta Gembong Colomadu. Tetapi,
pada tahun selanjutnya jalur kereta api tersebut ditarik
kembali oleh pemiliknya yaitu Pabrik Gula Gembongan
karena mengalami penurunan produksi (bangkrut) dan
sekarang jalur kereta api tersebut dialih fungsikan menjadi jalan. Pada tahun 2015, dapat kita lihat di Peta Kartasura 2015 perkembangan kotanya dipengaruhi oleh
perdagangan dan jasa yang diinterverensi oleh 3 kota
besar yaitu Yogyakarta, Semarang, dan Surakarta.
Arah Perkembangan dari Kota Kartasura sendiri untuk
sekarang mengikuti Perkembangan Perdagangan & Jasa
(Linier) di Sepanjang Jalan Jalan utama Kartasura yakni
kearah timur.

26
25

KEPENDUDUKAN

KEPADATAN PENDUDUK
BRUTTO & NETTO
Kepadatan penduduk brutto adalah kepadatan rata-rata penduduk (kotor) jumlah penduduk di dalam suatu daerah dibagi luas daerah
berdasarkan batasan administrasi yang ada, tanpa pertimbangan peruntukan lahan pada daerah
tersebut
Di lihat dari table dan graik dibawah
dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk tiap
kelurahan di kota Kartasura ini rata rata mengalami peningkatan setiap tahunnya, dengan luas
wilayah yang setiap tahunnya tetap, tidak berubah. Kepadatan penduduk Brutto tertinggi pada
tahun 2011-2014 berada di kelurahan Kartasura, disusul oleh Makamhaji dan Ngadirejo. Hal ini
disebabkan oleh penduduk yang mayoritas bermukim di pusat kegiatannya padat yang berada
di keluarahan kartasura dan Ngadirejo, lalu letak

Makamhaji yang terletak di dekat kota Solo.


Kepadatan penduduk netto merupakan
suatu angka yang menunjukkan rata-rata penduduk yang menempati tiap kilometer persegi
atau hektar wilayah terbangun
Dilihat dari table dan graik diatas, dapat
diketahui bahwa kepadatan penduduk tiap satu
hektar kawasan yang terbangun di kota Kartasura
ini terkonsentrasi pada kelurahan kartasura, lalu
makam haji dan Ngadirejo. Hal ini dikarenakan
padatnya lahan yang terbangun di wilayah tersebut.

SEX RATIO
Sex ratio merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah
penduduk perempuan di suatu tempat baik itu
dalam skala kawasan, kota, ataupun wilayah. Perbandingan ini digunakan untuk melihat kencendrungan komposisi penduduk berdasarkan jenis
kelaminnya.
Dari tabel sex ratio Kota Kartasura dari
tahun 2009-2010 menunjukan bahwa jumlah
penduduk perempuan lebih banyak di bandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki, dengan Jumlah penduduk Kota Kartasura tahun 2009-2013 berdasarkan jenis kelamin
sex ratio rata-rata nya adalah 936 laki-laki dari Sumber: Kecamatan Kartasura dalam angka tahun 2011-2014 dan RDTR Kecamatan kartasura
1000 perempuan. Meningkatnya penduduk perempuan tiap tahunnya ini dikhawatirkan akan
menyebabkan terjadinya pertambahan penduduk tiap tahun yang cukup pesat.

34.5

27

28

DEPENDENCY RATIO

KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT


MATA PENCAHARIAN
AGAMA

Dependency Ratio adalah angka yang menyatakan jumlah penduduk belum produktif (usia 0-14 tahun) dan
penduduk tidak produktif (usia 65 tahun keatas) yang
ditanggung oleh 100 penduduk produktif (usia 15-64
tahun).
Angka Dependency Ratio di Kota Kartasura setiap tahun sama yaitu 41, angka ini dapat diartikan bahwa setiap 100 penduduk produktif di Kartasura menanggung
41 penduduk nonproduktif. Hal ini dapat menunjukkan
bahwa tingkat ketergantungan di Kota Kartasura cukup
rendah.

DINAMIKA PENDUDUK
A. Kelahiran
Berdasar data kependudukan Kota Kartasura tahu 2009-2014, graik kelahiran di Kota Kartasura
dari tahun 2009 hingga 2014 cenderung mengalami
penurunan. Penurunan paling tajam terjadi pada tahun
2014, yakni turun dari 1172 jiwa ke 641 jiwa.

Berdasarkan graik diatas dapat dilihat bahwa mata pencaharian penduduk Kota Kartasura
sangat bervariasi dan apabila dikelompokkan menjadi 9 kelompok dari jenis pekerjaan. Jenis pekerjaan yang paling banyak dilakoni oleh penduduk
Kota Kartasura adalah dibidang perdagangan dan
akomodasi dengan total 5.110 jiwa, kemudian disusul bidang Industri pengolahan dengan total 3.804
jiwa. Sedangkan jenis pekerjaan yang paling sedikit pekerjanya warga Kota Kartasura yaitu di bidang
medis dengan total hanya 319 jiwa.

B. Kematian
Seiring dengan graik kelahiran yang
menurun di Kota Kartasura, fenomena yang sama
juga terjadi pada graik jumlah kematian. Pada tahun 2009 sampai dengan 2011, angka kematian
sempat mengalami peningkatan, namun kemudian menurun hingga tahun 2014. Penurunan paling
tajam terjadi pada tahun 2014, yakni dari jumlah
664 jiwa menjadi 328 jiwa.

Dapat dilihat dari graik di atas bahwa agama yang dianut


penduduk Kota Kartasura ini sangat beragam. Namun
mayoritasnya menganut agama Islam denga n persentase
86 % dari total keseluruhan penduduk Kota Kartasura.
Total penduduk beragama Islam yaitu sekitar 53.523
jiwa, kemudian yang beragama Kristen Protestan adalah
5.747, selanjutnya yang menganut agama Kristen Katolik ada 3.104 jiwa, Hindu 111 jiwa dan yang paling sedikit adalah agama Budha dengan total 69 jiwa. Dapat
disimpulkan bahwa dengan banyaknya penduduk yang
menganut agama Islam, maka perlu nya sarana peribadatan yang layak dan memadai seperti musholla ataupun
masjid.

PROYEKSI PENDUDUK
Proyeksi penduduk yang digunakan dalam laporan ini
proyeksi dengan menggunakan agregat eksponensial. Dalam perhitungannya, agregat eksponensial tidak melihat
faktor lain yang mempengaruhi seperti natalitas mortalitas
atau migrasi, melainkan lebih melihat sebagai angka yang
menggunakan logaritma. Berikut adalah graik prediksi
jumlah penduduk untuk dua puluh tahun ke depan.

C. Migrasi
Migrasi merupakan perpindahan penduduk dari
suatu wilayah ke wilayah lain dengan tujuan menetap.
Terdapat dua jenis migrasi, migrasi masuk dan migrasi
keluar.
Jumlah penduduk datang secara umum
mengalami penurunan, dengan penurunan paling
tajam terjadi pada tahun 2013 ke tahun 2014, dimana penduduk datang menurun dari 1874 jiwa menjadi 996 jiwa. Penurunan juga terjadi pada graik
penduduk pergi, seiring dengan graik penduduk
datang. penurunan paling tajam juga terjadi pada
tahun 2013 ke tahun 2014, dimana penduduk pergi menurun sebanyak 674 jiwa. Namun, dapat disimpulkan dari graik tersebut jumlah migrasi masuk
masih lebih besar dibandigkan migrasi keluar.

29

Jumlah penduduk Kartasura dua


puluh tahun ke depan akan
mencapai diatas angka

75.000
jiwa

Dari graik tersebut, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk


Kartasura dua puluh tahun ke depan akan mencapai diatas
angka tujuh puluh lima ribu jiwa. Oleh karena itu, harus
ada tindakan-tindakan tertentu untuk dapat menampung
dan memenuhi kebutuhan penduduk Kartasura nantinya.

30

SARANA & PRASARANA

FASILITAS SOSIAL
Sebagai segala bentuk jasa pelayanan, jasa
publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung
jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah
di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah,
dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan
Umum di kota Kartasura ini dibagi menjadi 4 fasilitas, yaitu Pemadam kebakaran, Kantor Polisi, Kelurahan dan Kantor pos.
untuk mengetahui ketersediaan fasilitas
pelayanan umum adapun cara perhitungannya sebagai berikut:

1.000 m dengan jumlah penduduk pendukung sebanyak


2.500 jiwa. Ditinjau dari jumlah penduduk, Kota Katasura membutuhkan 62.554/2.500 = 25 unit masjid warga.
Jumlah masjid warga di Kartasura sendiri adalah 26 unit
yang berarti sudah memenuhi standar. Jika dilihat dari
persebarannya masjid warga di Kota Kartasura cakupannya sudah cukup baik dan tersebar dibeberapa titik di
kelurahan dan desa. Namun di bagian barat masih kurang terdapat masjid warga karena di kawasan tersebut
banyak terdapat gedung-gedung besar seperti rumah
sakit dan perguruan tinggi yang sudah memiliki masjid
atau musholla sendiri didalamnya.
Jumlah masjid warga yang masih belum dapat
memenuhi kebutuhan Kota Kartasura hingga tahun 2034
dengan jumlah penduduk sebanyak 76.413 jiwa, yakni
30 unit.

lahnya masih dapat memenuhi kebutuhan Kota Kartasura hingga tahun 2034 dengan jumlah penduduk sebanyak 76.413 jiwa, yakni 3 unit.
Gereja
Berdasarkan SNI, jumlah gereja yang ada di
ingkungan perumahan tergantung sistem kekerabatan
atau hirarki lembaga. Di Kota Kartasura sendiri terdapat
penduduk beragama protestan & katolik sebanyak
8.851 jiwa. Jumlah gereja di Kota Kartasura sendiri adalah sebanyak 7 unit. Menurut cangkupannya, letak gereja yang menyebar sudah dapat menampung kegiatan
peribadatan umat protestan & katolik di Kota Kartasura.
Pura
Jumlah Pura yang ada juga tergantung sistem
kekerabatan atau hirarki lembaga. Jumlah Pura di Kota
Kartasura hanya ada 1 unit, hal ini dikarenakan jumlah
penduduk Kota Kartasura yang beragama hindu hanya
bejumlah 111 jiwa.

KESEHATAN

SARANA PERIBADATAN

Berdasarkan SNI 03-1733-2004 mengenai


Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di
perkotaan, jenis sarana peribadatan sangat tergantung pada kondisi setempat dengan memperhatikan struktur penduduk menurut agama yang dianut, dan tata cara atau pola masyarakat setempat
dalam menjalankan ibadah agamanya.
Masjid Warga
Berdasarkan SNI tersebut, jangkauan atau
radius pencapaian masjid warga adalah sejauh

Masjid Lingkungan (Kelurahan)


Berdasarkan SNI, jumlah penduduk pendukung
untuk masjid lingkungan adalah 30.000 jiwa. Dari segi
lokasi, masjid lingkungan harus dapat dijangkau dengan
kendaraan umum. Dari jumlah penduduk, Kota Kartasura membutuhkan 62.554/30.000 = 3 unit masjid
lingkungan. Jumlah masjid lingkungan di Kota Kartasura
sendiri berjumlah 10 unit sehingga sudah mencukupi
standar. Ditinjau dari cangkupannya, masjid lingkungan
di Kota Kartasura hampir seluruhnya terletak di jalanjalan besar sepanjang Kota Kartasura sehingga aksesnya
mudah.
Jumlah masjid lingkungan yang ada saat ini jum-

31

Balai pengobatan warga


Berdasarkan SNI 03-1733-2004 mengenai Tata
cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan, radius pelayanan balai pengobatan warga adalah 1000 m2,
dengan jumlah penduduk pendukungnya 2.500 jiwa.
Ditinjau dari jumlah penduduk, Kota Kartasura membutuhkan balai pengobatan sebanyak 62.554/2.500 = 25
unit, padahal jumlah yang tersedia di Kota Kartasura hanya
sebanyak 6 unit. Sehingga, dari segi kuantitas jumlah balai
pengobatan warga di Kota Kartasura belum mencukupi
kebutuhan satu kota.
Untuk memenuhi kebutuhan sarana kesehatan
balai pengobatan warga bagi penduduk Kota Kartasura
tahun 2034 yang diproyeksikan akan berjumlah 76.413
jiwa, maka diperlukan sarana
sebanyak 31 unit, jika dibandingkan dengan ketersediaan
balai pengobatan saat ini maka

diperlukan tambahan balai


pengobatan sebanyak 25 unit.
Berdasarkan SNI 03-1733-2004 mengenai
Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan, apotek berfungsi untuk melayani penduduk dalam pengadaan obat-obatan, baik untuk penyembuhan
maupun pencegahan. Apotek memiliki radius pencapaian 1500 m2 dengan jumlah penduduk pendukungnya
30.000 jiwa.
Ditinjau dari jumlah penduduknya pada tahun
2014, Kota Kartasura memerlukan apotek sebanyak
62.554/30.000 = 3 unit, jika dibandingkan dengan
kondisi eksisting yang ada dimana terdapat 9 unit apotek. Jumlah ini sudah melebihi jumlah yang dibutuhkan
kota Kartasura.
Jumlah apotek yang ada juga sudah dapat memenuhi kebutuhan Kota Kartasura hingga tahun 2034
dengan jumlah penduduk sebanyak 76.413 jiwa, yakni
3 unit apotek.
Apotek

Puskesmas
Berdasar SNI 03-1733-2004 mengenai Tata cara
perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan, puskesmas memiliki fungsi sebagai unit pelayanan kesehatan
sederhana yang memberikan pelayanan kesehatan terbatas dan membantu pelaksanaan kegiatan puskesmas dalam
lingkup wilayah yang lebih kecil. Puskesmas memiliki radius capaian 1500 m2 dengan jumlah minimum penduduk
pendukungnya 30.000 jiwa.
Ditinjau dari jumlah penduduk, Kota Kartasura memerlukan puskesmas sebanyak 62.554/30.000 =
3 unit. Jumlah tersebut jika dibandingkan dengan jumlah
puskesmas di Kota Kartasura sudah memenuhi kebutuhan
Kota Kartasura. Jika ditinjau dari cakupannya, pelayanan
puskesmas sudah baik, dimana puskesmas tersebar di ba-

32

Kartasura masih membutuhkan 24 unit tambahan. Sementara ditinjau dari jangkauannya, persebaran hampir
merata namun pada bagian timur ada sebagian kawasan
yang tidak di berada dalam jangkauan pelayanan.
Untuk memenuhi kebutuhan sarana SD bagai penduduk
Kota Kartasura pada tahun 2024 yang diproyeksikan
berjumlah 69137 maka diperlukan total 43 unit.

gian timur, tengah, dan barat kota.


Jumlah puskesmas yang ada juga sudah dapat
memenuhi kebutuhan Kota Kartasura hingga tahun
2034 dengan jumlah penduduk sebanyak 76.413 jiwa,
yakni 3 unit puskesmas.

Sekolah Menengah Pertama


Berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang tata
cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan,
kebutuhan SMP di Kota Kartasura pada tahun 2015 sesuai jumlah minimum penduduk pendukungnya adalah
62554/4.800 = 13 unit. Sedangkan pelayanan sarana
pendidikan SMP memiliki radius 1000 m2.
Berdasarkan hasil survey lapangan dan data
sekunder pada tahun 2015, Kota Kartasura memiliki 7
unit. Ditinjau dari jumlah ketersediaannya, Kota Kartasura masih membutuhkan 6 unit tambahan. Sementara
ditinjau dari jangkauannya, persebaran kurang merata
terutama pada bagian timur ada sebagian kawasan yang
tidak di berada dalam jangkauan pelayanan.
Untuk memenuhi kebutuhan sarana SMP bagai
penduduk Kota Kartasura pada tahun 2024 yang
diproyeksikan berjumlah 69137 maka diperlukan total
14 unit.
Sekolah Menengah Atas
Berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang tata
cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan,
kebutuhan SMA di Kota Kartasura pada tahun 2015 sesuai jumlah minimum penduduk pendukungnya adalah
62554/4.800 = 13 unit. Sedangkan pelayanan sarana
pendidikan SMA memiliki radius 3000 m2.
Berdasarkan hasil survey lapangan dan data
sekunder pada tahun 2015, Kota Kartasura memiliki 4
unit. Ditinjau dari jumlah ketersediaannya, Kota Kartasura masih membutuhkan 9 unit tambahan. Sementara ditinjau dari jangkauannya, persebaran SMA di Kota
Kartasura sudah menjangkau seluruh Kota Kartasura
bahkan sampai ke daerah hinterland.
Untuk memenuhi kebutuhan sarana SMA
bagai penduduk Kota Kartasura pada tahun 2024 yang
diproyeksikan berjumlah 69137 maka diperlukan 14
unit.
Perguruan Tinggi
Kota Kartasura mempunyai 6 perguruan tinggi
negeri dan swasta yaitu Universitas Muhammadiiyah
Surakarta (UMS), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Triandra (STIE), Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS),
Institut Agama Islam Negeri Surakarta (IAIN).

Rumah sakit
Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan tingkat
regional. Di Kota Kartasura terdapat 4 unit rumah sakit,
yaitu RS Karima Utama, PKU Muhammadiyah, RS Orthopedi, dan RS Islam Surakarta . Berdasarkan SNI 031733-2004 mengenai Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan, satu unit rumah sakit
dapat melayani 120.000 jiwa. Hal tersebut jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Kartasura maka
jumlah rumah sakit yang ada masih sangat mencukupi.
Untuk memenuhi kebutuhan sarana kesehatan berupa
rumah sakit hingga tahun 2034, jumlah ini masih dapat
mencukupi.

PENDIDIKAN
Taman Kanak-kanak
Berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang tata
cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan, kebutuhan TK atau PAUD di Kota Kartasura pada
tahun 2015 sesuai jumlah minimum penduduk pendukungnya adalah 62554/500 = 125 unit. Sedangkan
pelayanan sarana pendidikan TK atau PAUD memiliki
radius 500 m2.
Berdasarkan hasil survey lapangan dan data
sekunder pada tahun 2015, Kota Kartasura memiliki 93
unit. Ditinjau dari jumlah ketersediaannya, Kota Kartasura masih membutuhkan 32 unit tambahan.
Untuk memenuhi kebutuhan sarana TK atau PAUD
bagi penduduk Kota Kartasura pada tahun 2024 yang
diproyeksikan berjumlah 69137 maka diperlukan total
138 unit.
Sekolah Dasar
Berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang tata
cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan,
kebutuhan SD di Kota Kartasura pada tahun 2015 sesuai jumlah minimum penduduk pendukungnya adalah
62554/1.600 = 39 unit. Sedangkan pelayanan sarana
pendidikan SD memiliki radius 1000 m2.
Berdasarkan hasil survey lapangan dan data
sekunder pada tahun 2015, Kota Kartasura memiliki 15 unit. Ditinjau dari jumlah ketersediaannya, Kota

33

34

SARANA RUANG TERBUKA,


PEMAKAMAN & OLAHRAGA

Kota Kartasura menjadi salah satu kota yang berkembang khususnya dalam sektor perdagangan dan jasa
dikarenakan pengaruh besar dari adanya akses jalan
yang cukup baik. Sedangkan untuk hierarki jalan di
Kota Kartasura terdiri dari tiga, yaitu:

jalan arteri primer : Jalan Ahmad Yani yang


merupakan jalan arteri primer malah menjadi salah
satu titik rawan macet di Kota Kartasura. Hal ini diindikasi karena adanya Pasar Kartasura dan pertokoan
di sepanjang jalan tersebut dan juga disebabkan terlalu banyaknya akses masuk ke jalan tersebut. Padahal
seharusnya menurut Pasal 8 UU No.38 Tahun 2004
tentang jalan, disebutkan bahwa jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
utam dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk (akses) dibatasi.

Ruang terbuka hijau adalah area ruang perkotaan yang memiliki peranan penting dalam struktur ruang kota. Dalam suatu peraturan tata ruang kota harus
dapat menyediakan RTH sebanyak 30% dengan komposisi 20% sebagai RTH Publik dan 10% sebagai RTH
Privat. Ruang terbuka meliputi ruang terbuka hijau,
lapangan olahraga, kebun, sawah, makam, dan taman.
Analisis sarana terbuka, Pemakaman dan olahraga di Kota Kartasura ditinjau dari peta sebaran dan
jangkauan pelayanan sarana ruang terbuka, pemakaman dan olahraga. Kemudian disesuaikan dengan Standar Nasional Indonesia 03-1733/2004

Analisis

Sarana ruang terbuka, pemakaman dan olahraga di Kota Kartasura telah memenuhi standar dengan
penyediaan ruang terbuka publik sebesar 20%. Berdasarkan data eksisting yang ada di Kota Kartasura telah
dapat memenuhi kebutuhan sarana RTH masyarakatnya. Namun, masih terdapat kekurangan yaitu tidak
terdapatnya taman kota sehingga menurunkan tingkat
sosial dan ekologi Kota Kartasura.

Peta Persebaran Pemakaman

Berdasarkan tabel perbandingan diatas maka


dapat dikatakan bahwa pemenuhan saran ruang terbuka di Kota Kartasura rata rata telah memenuhi SNI.
Sarana ruang terbuka berupa taman mengalami deisit
1 unit dikarenakan sarana taman di Kota Kartasura tidak ada sama sekali. Hal ini disebabkan karena lahan di
Kota Kartasura telah padat digunakan dan masyarakatnya yang belum peka terhadap vegetasi perkotaan.

Peta Persebaran Lapangan

PERSAMPAHAN
Dengan adanya Standar kebutuhan
sarana ruang terbuka hijau, pemakaman, dan
olahraga kita dapat mengetahui seberapa banyak kebutuhan RTH dalam suatu kota. Dari
tabel SNI di atas dapat diketahui pula jumlah
dan keterjangkauan sarana pemerintahan dan
pelayanan umum yang dibutuhkan dalam kota
Kartasura.

35

Kartasura memiliki 8 lokasi pembuangan


sampah yang tersebar di kota Kartasura. Setiap
TPS memiliki radius sekitar 500m dan diharapkan
dapat menampung masalah persampahan yang
ada di Kartasura dari masalah sampah domestik
maupun non-domestik Kartasura memiliki jumlah
penduduk sekitar 62.554 Jiwa yang setiap harinya
menghasilkan sampah. Dalam kasus persampahan dapat diasumsikan 2,5 Liter/hari sampah dihasilkan.

jalan kolektor sekunder : Sedangkan jalan


yang termasuk jalan kolektor sekunder di Kota Kartasura adalah Jalan Adi Sumarmo dan jalan Slamet Riyadi. Dimana kedua jalan ini masih belum sesuai secara
kondisi eksistingnya, karena masih banyak mobil dari
luar kota atau bahkan bus kota yang terkadang melalui
jalan tersebut. Padahal Jalan kolektor sekunder ini juga
dapat disebut sebagai jalan kota, hal ini dapat dilihat
dari perannya yaitu untuk mendistribusikan barang
dan jasa kepada masyarakat Kota Kartasura. Seharusnya kendaraan yang menggunakan jalan ini adalah
kendaraan yang berorientasi ke dalam kota.

Dari Perhitungan diatas dapat simpulkan


bahwa kota kartasura belum dapat menampung
sampah yang ada, karena sampah yang tertangani
hanya 166,393 lt/hari sedangkan setiap harinya sampah yang dihasilkan 207,992 lt/hari. Dan
dapat kita lihat juga pada peta diatas jangkauan
dari TPS yang ada belum dapat mencakupi keseluruhan kota Kartasura. Jadi, kesimpulannya Kartasura belum dapat memfasilitasi warganya dalam
mengatasi persampahan karena kurangnya Tempat Pembuangan Sampah, pertimbangan akan kurangnya TPS adalah fungsinya dalam menampung
sampah belum dapat menjangkau keseluruhan
masyarakat sebab radius tiap TPS belum mencakupi keseluruhan dari Kota Kartasura.

jalan lokal : Untuk jalan lokal ini secara umum


sudah berfungsi sesuai dengan seharusnya. Berdasarkan Pasal 8 UU No.38 Ttahun 2004 tentang jalan,
desebutkan bahwa jalan lokal merupakan jalan umum
yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan
ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah,
dan jumlah jalan masuk tidak di batasi. Salah satu jalan
jalan lokal di Kota kartasura adalah Jl. Bhayangkara,
Jl.PKK, Jl. Kontesa, Jl. Wirakarta, Jl. Purboyo, dan lainlain.

JARINGAN JALAN
Ketika menyinggung mengenai jaringan
jalan otomatis juga akan terkait mengenai konektivitas atau keterhubungan. Keterhubungan juga
berarti keterjangkauan, ini menjadi wajib diperhatikan pada suatu kota karena perannya dalam banyak hal. Berdasarkan UU No. 13 Tahun
1980 tentang jalan, jaringan jalan di dalam lingkup
sistem kegiatan kota mempunyai peranan untuk
mengikat dan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam
pengaruh pelayanannya di dalam suatu hubungan
hirarki (UU No. 13 Tahun 1980, pasal 2, ayat 3).

36

Adi Sumarmo

PENAMPANG JALAN

Hierarki Jalan merupakan bagian dari struktur ruang suatu kota. Dalam pembentukan struktur ruang bukan
hanya melihat kesesuaian kelas jalan dengan fungsi di sekitarnya, tetapi juga kesesuaian kelengkapan infrastruktur
jalan dengan kelas jalan tersebut. Kesesuaian infrastruktur
jalan dengan kelas jalan akan mendukung fungsinya supaya
berjalan dengan optimal.
Jalan Ahmad Yani merupakan jalan dengan kelas
arteri (highways) yang berarti jalan ini menghubungkan
Kota Kartasura dengan Kota Solo serta terdapat pusat-pusat kegiatan di sepanjang jalan ini. Namun sayangnya infrastruktur Jalan Ahmad Yani masih belum mendukung,

37

karena sebagai highway yang terdapat pusat kegiatan


di sepanjang jalan tersebut, seharusnya Jalan Ahmad
Yani memiliki jalur lambat yang dipisahkan oleh median jalan, untuk menghindari kemacetan dari kendaraan yang keluar masuk dari dan ke pusat-pusat kegiatan tersebut.
Jalan Slamet Riyadi merupakan jalan kolektor,
dimana menghubungkan Kota Kartasura dengan Kota
Solo serta. Pada jalan tersebut berkembang kegiatan komersil dan jasa. Namun dilihat dari lebar jalan
yang ada, Jalan Slamet Riyadi belum memenuhi lebar
jalan minimum yaitu 9 m menurut UU No. 38 Ta-

hun 2004. Ketika lebar jalan sudah memenuhi standar


minimum maka arus kendaraan yang lewat akan lebih
lancar dan tidak menimbulkan gangguan antara kegiatan komersil dan lalu lintas yang ada.
Pada Jalan Adi Sumarmo, sering terjadi kemacetan pada simpul pertemuan Jalan Adi Sumarmo
dengan Jalan Ahmad Yani. Ini dikarenakan banyaknya
kendaraan muatan barang dengan ukuran besar seperti truk, dan container menuju ke arah Kota Jogja.
Dimana ini tidak sesuai dengan kelas Jalan Adi Sumarmo sebagai jalan kolektor, serta lebar jalan yang ada
juga tidak memenuhi standar minimum, hannya selebar 6 m.

38

EKONOMI

DISTRIBUSI PENDAPATAN

Distribusi pendapatan digunakan untuk mengetahui pengaruh perkembangan ekonomi kota terhadap distribusi pendapatan dan melihat adanya kesenjangan antar
penduduk dan antar bagian kelurahan atau desa, distribusi
pendapatan diukur dari tingkat kemiskinan. Ukuran tingkat
kemiskinn ini dilihat dari data jumlah keluarga prasejahtera,
dan sejahtera tahap 1.
Dari table dan graik dapat dilihat bahwa kelurahan
dan desa kota Kartasura ini mengalami peningkatan keluarga miskin dari tahun 2013 ke 2014 bahwa kelurahan yang
mengalami peningkatan keluarga miskin terbanyak adalah
kelurahan Pucangan pada tahun 2013 sebanyak 730 KK
dan 2014 sebanyak 1138 KK dan yang paling rendah peningkatannya adalah Kertonatan dengan perbandingan 66
KK.

Kartasura memiliki
persentase angka kemiskinan
sebesar

14,53

Kartasura memiliki persentase angka kemiskinan


sebesar 14,53 persen, persentase ini merupakan titik standar untuk penentuan wilayah yang distribusi pendapatan
nya tinggi atau rendah, dimana persentase ini didapatkan
dari perbandingan keluarga miskin 2013-2014 terhadap
jumlah KK per kelurahan atau desa.

Keterangan:
Table berwarna abu-abu, terletak di bawah standar
persentase, sehingga tingkat kemiskinan di wilayah ini
rendah. sedangkan table berwarna ungu terletak di atas
angka standar persentase kemiskinan sehingga tingkat kemiskinan di wilayah ini tinggi.

41

PRODUK DOMESTIK REGIONAL


BRUTO
1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Nilai PDRB dikategorikan menjadi dua, yaitu
PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku adalah PDRB
yang nilainya masih dipengaruhi oleh faktor inlasi sehingga
tidaklah konstan.

Pada PDRB atas dasar harga konstan ini sektor yang


paling berpengaruh masih oleh Industri Pengolahan
dan Perdagangan, Hotel & Jasa. Namun pada PDRB
atas dasar berlaku, selisih antara nilai PDRB Industri
Pengolahan dan Perdagangan, Hotel, & Jasa cukup besar sedangkan pada PDRB atas dasar konstan sellisih
antara kedua sektor unggul tersebut tidak cukup jauh
karena faktor inlasinya yang telah dihilangkan.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sektor yang berpengaruh besar pada pemasukan PDRB ini
adalah Industri Pengolahan dan Perdagangan, Hotel &
Restoran. Hal ini karena di Kartasura ini terdapat sebuah
pabrik tekstil yang besar dan Kartasura dilewati jalur yang
menghubungkan kota-kota besar.
Dapat disimpulkan dari graik bahwa pertumbuhan PDRB Kartasura atas dasar harga berlaku ini dari tahun
2012 sampai 2014 selalu naik.

Dari graik dapat disimpulkan nilai PDRB atas


dasar harga konstan selalu naik dari tahun 2012 sampai
2014 dan kenaikannya tinggi.

3. Pertumbuhan PDRB
Pertumbuhan PDRB dapat dilihat dari nilai
PDRB atas dasar harga konstan tahun tertentu yang
kemudian dibandingkan dengan nilai PDRB atas dasar
harga konstan pada tahun sebelumya. Pertumbuhan
yang bernilai positif menunjukkan terjadi kenaikan
ekonomi pada sektor tersebut, sedangkan pertumbuhan yang bernilai negatif menunjukkan terjadi
2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan
penurunan ekonomi pada sektor tersebut.
PDRB atas dasar harga konstan adalah PDRB yang
Perkembangan ekonomi dapat juga dilihat
sudah tidak dipengaruhi faktor inlasi sehingga nilainya di- dengan rumus Pertumbuhan Ekonomi Kota (Sukirno,
tentukan dengan menggunakan harga konstan dimana kita 2007) :
harus menentukan dahulu tahun dasar dari perhitungan,
yaitu tahun dimana perekonomian dalam keadaan stabil.
PDRB atas dasar harga konstan ini lebih tepat digunakan Keterangan:
untuk melihat perkembangan PDRB karena nilainya yang G : Pertumbuhan Ekonomi
PDRB1 : PDRB atas dasar harga konstan tahun 1
konstan dan tidak dipengaruhi inlasi.
PDRB0 : PDRB atas dasar harga konstan tahun 0
Dengan menggunakan rumus tersebut kemudian
didapat pertumbuhan PDRB setiap sektor.

42

Berikut tabel pertumbuhan PDRB setiap sektor pada


tahun 2012-2013 dan 2013-2014:

37

Dari tabel dan graik pertumbuhan PDRB diatas dapat


dilihat bahwa pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di
Kartasura ini tidak stabil. Banyak sektor yang mengalami
penurunan pesat seperti sektor Tanaman Perkebunan yang
menurun 78,5% dari tahun 2012-2013. Kemudian ada
juga sektor yang selalu menurun pertahunnya yaitu sektor
Pertanian. Ada juga sektor yang mengalami kenaikan yang
stabil seperti sektor Perdagangan, Hotel & Restoran dan
sektor Listri, Gas, & Air Bersih. Dapat disimpulkan juga kenaikan PDRB Kartasura dari tahun 2013-2014 lebih besar
dari tahun 2012-2013.

SEKTOR BASIS
Analisis Local Quetient memperlihatkan sektor perdangangan, hotel & restoran memiliki angka yang lebih besar dari 1, sehingga dapat menjadi sektor basis untuk Kota
Kartasura. Walaupun sektor listrik, gas & air bersih dan
juga industri pengolahan memiliki angka LQ yang lebih besar, namun sektor perdagangan, hotel & restoran apabila
dilihat tidak hanya dari nilai LQ lebih mendominasi daripada sektor lainnya.

43

44

Jalan Ahmad Yani & Slamet Riyadi


Sebagai Pusat Perdagangan

Jalan Ahmad Yani tergolong sebagai Jalan Arteri Primer

Dilihat dari fungsinya kedua


jalan tersebut mempengaruhi arah
perkembangan Kota Kartasura

dan Jalan Slamet Riyadi tergolong sebagai Jalan kolektor


primer. Dilihat dari fungsinya kedua jalan tersebut mempengaruhi arah perkembangan Kota Kartasura, karena
kedua jalan tersebut sering dilalui oleh masyarakat yang
menghubungkan Jogja Solo, Boyolali Solo, Kab. Karanganyar Solo.
Hampir di sepanjang Jalan Slamet Riyadi terdapat kuliner dengan skala regional, didominasi oleh
tempat makan bebek goreng, yang mana sebagian
besar pengunjung merupakan orang-orang dari luar
kota, sedangkan di Jalan Ahmad Yani terdapat berbagai
komersil dan jasa diantaranya Hotel Pramesthi dengan
letak yang strategis, sehingga mempermudah akses
bagi pengunjung.
Pada preferensi lahan perdagangan terlihat area
perdagangan yang potensial berada linier dengan jalan
Ahmad Yani dan Jalan Slamet Riyadi ditunjukkan dengan warna merah tua. Jadi nampak adanya pengaruh
besar adanya kedua jalan terhadap pertumbuhan lahan

komersil dan jasa.


Fungsi Kota Kartasura sebagai kota perdagangan juga mempertimbangkan infrastruktur jalan sebagai
faktor pendukung. Adanya kedua jalan ini di sepanjang Kota Kartasura akan memperluas preferensi area
komersil dan jasa. Luasnya area preferensi komersil dan
jasa di sepanjang kedua jalan ini akan membuat sektor
perdagangan mendominasi. Perdagangan yang tumbuh
akan meningkatkan pertumbuhan PDRB Kecamatan
sehingga pembangunan kota juga akan berkembang
baik.

47

48

KURANGNYA RUANG PUBLIK DAN


KESADARAN LINGKUNGAN

Kota Kartasura memiliki 2 masalah yaitu kurangnya ruang publik dan rendahnya kesadaran terhadap
lingkungan. Kurangnya ruang publik yang hanya berupa lapangan lapangan yang kurang terawat, hal ini
mengakibatkan kurangnya pusat pusat kegiatan sosial
antar masyarakatnya seharusnya dibangun alun alun,
gedung olahraga, atau masjid agung, dimana masyarakatnya dapat berinteraksi sosial dengan mudah.
Dengan adanya pusat pusat kegiatan sosial diharapkan
menumbuhkan sektor perdagangan. Namun, karena
pusat kegiatannya yang kurang maka perdagangan yang
ada hanya tumbuh linier di jalan jalan utama Kota Kartasura seperti Jalan Ahmad Yani, Jalan Slamet Riadi, dan
berpusat pada pasar kartsasura saja.
Permasalahan rendahnya kesadaran terhadap lingkungan, diakibatkan karena kesadaran penduduk dan pemerintahnya yang kurang peka terhadap lingkungan
sehingga menjadi akar permasalahan dari sampah yang
tidak tertangani dengan baik. Keadaan sampah yang tidak tertangani dapat di lihat di pasarkartasura dan sungai
mbaben.

49

Dengan adanya pusat pusat


kegiatan sosial diharapkan
menumbuhkan sektor
perdagangan

50

Daftar
Pustaka
Kecamatan Kartasura dalam Angka 2011 2015
Kabupaten Sukoharjo dalam Angka 2014 2015
RDTR Kecamatan Kartasura 2010-2015
Data Sensus Penduduk Kecmatan Kartasura 2010
SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan
http://www.kartasura.sukoharjokab.go.id/

Anda mungkin juga menyukai