STUDIO 2
BASEMAP
KARTASURA
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
GAMBARAN UMUM
KONSTELASI KOTA KARTASURA
1
4
8
PROFIL KOTA
KOMPILASI & ANALISIS DATA
14
20
18
Kesesuaian Lahan
Topograi
Curah Hujan dan Jenis Tanah
Kesesuaian Lahan
Daya Tampung
Daya Dukung
Struktur Ruang
Pemanfaatan Ruang
Intesitas Pemanfaatan Ruang
Hidrologi
Arah Perkermbangan Kota
Kependudukan
Sex Ratio
Depency Ratio
Kepadatan Penduduk
Proyeksi Penduduk
Struktur dan Komposisi Penduduk
Dinamika Penduduk
Sarana Pendidikan
Sarana Kesehatan
Sarana Peribadatan
Sarana Perdagangan dan Jasa
Sarana Persampahan
Sarana Pelayanan Umum
Sarana Ruang Terbuka, Pemakaman, dan Ruang Terbuka
Prasarana Jaringan Jalan
Ekonomi
31
41
Distribusi Pendapatan
Pertumbuhan Ekonomi Kota (PDRB)
Sektor Basis
45
Analisis Potensi
Analisis Masalah
27
Amalia Nurul Ifa (42437); Azhura Dellamitha (41572); Budi Pandji Prasetyo (42604); Fandi Pradana (42405)
Sistematika Penulisan
Latar Belakang
Kota merupakan salah satu wadah kehidupan
manusia yang dapat dikatakan kompleks, karena perkembangannya dipengaruhi oleh aktivitas pengguna perkotaan yang dinamis; menyesuaikan dengan perkembangan
zaman dan tuntutan hidup. Kota, sebagai suatu proses yang dapat dilihat perkembangannya lebih menonjol
dibandingkan dengan kawasan luar kota. Hal ini tidak lepas
dari kenyataan bahwa perkotaan merupakan lokasi yang
paling eisien dan efektif untuk kegiatan- kegiatan produktif sehubungan dengan tersedianya sarana dan prasarana,
tersedianya modal, dan sebagainya. Jumlah penduduk di
perkotaan terus meningkat dengan laju yang semakin tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk di
pedesaan pada kurun waktu yang sama.
Kota Kartasura merupakan kota fungsional yang
terletak di Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah.
Kota Kartasura pada saat ini sedang tumbuh dan berkembang dengan pesat ke arah perkembangan kegiatan sosial, ekonomi, maupun isik perkotaan. Perkembangan
Kota Kartasura tersebut menjadi hal yang menarik untuk
dikaji masalah dan potensinya dilihat dari keterkaitan antar aspek isik dasar, kependudukan, ekonomi, dan sarana
prasarana. Analisis dari keempat aspek tersebut menjadi
basis dalam menelaah masalah dan potensi kota. Diperlukan suatu laporan analisis yang dapat memetakan proil,
potensi, dan Substansi yang dianalisis meliputi isik dasar,
keruangan, kependudukan, ekonomi, dan sarana prasarana kota.
masalah Kota Kartasura sebagai bekal perencanaan yang
akan dilakukan di masa mendatang.
Tujuan
Tujuan dilakukannya kajian terhadap Kota Kartasura dalam Studio Analisis Kota ini adalah untuk merumuskan proil, masalah, dan potensi yang dimiliki Kota
Kartasura berdasar data yang telah di dapat sebelumnya.
Metodologi
Analisis Kota Kartasura dilakukan dengan mengolah
data yang telah diperoleh selama survey lapangan yang
berbentuk data primer maupun data sekunder. Teknik
analisis yag digunakan diantaranya sebagai berikut:
Deskriptif, yaitu menganalisis keadaan wilayah dengan uraian-uraian, penjelasan serta pengertian yang
cenderung bersifat kualitatif.
Keruangan (spasial), berguna untuk menganalisis
gejala-gejala yang sifatnya tentang keruangan (lokasi),
perkembangan tata ruang, penyebaran serta interaksinya.
Eksploratif, yaitu menganalisis keadaan pada saat ini
dan pada masa yangakan datang dengan cara melakukan proyeksi guna melihat perkembangan dan kecenderungan komponen-komponen analisis yang sifatnya lebih terukur.
Normatif, digunakan terhadap analisis yang menyangkut keadaan yang seharusnya dan mengikuti
kaidah-kaidah serta peraturan-peraturan tertentu.
Bab 1 Pendahuluan
Pendahuluan mencakup latar belakang penulisan laporan,
tujuan, ruang lingkup, metode penulisan, dan sistematika
penulisan.
Bab 2 Gambaran Umum
Gambaran umum memberikan gambaran mengenai
keadaan Kota Kartasura dan letaknya secara umum.
Bab 3 Konstelasi Kota Kartasura
Konstelasi Kota Kartasura menjabarkan tentang keterkaitan, posisi, dan hubungan antara Kota Kartasura dengan
Kabupaten Sukoharjo, Kecamatan Kartasura, dan wilayah
sekitarnya.
Bab 4 Proil Kota Kartasura
Proil Kota Kartasura menjabarkan mengenai karakter
Kota Kartasura yang membedakan Kota Kartasura degngan kota-kota lain.
Bab 5 Kompilasi Data dan Analisis Kota Kartasura
Kompilasi data dan analisis mencakup kumpulan data dan
interpretasi dari berbagai aspek, diantaranya aspek isik
dasar, kependudukan, ekoomi, dan sarana prasarana. Selain itu, dalam bab ini juga di jabarkan mengenai keterkaitan data Kota Kartasura dengan standar yang ada, serta
proyeksi terhadap masa depan yang menjadi salah satu
acuan perumusan potensi dan masalah yang terdapat di
kota tersebut.
Bab 6 Potensi dan Masalah Kota Kartasura
Potensi dan Masalah Kota Kartasura merupakan hasil
akhir dari kompilasi data dan analisis yang dilakukan.
Ruang Lingkup
GAMBARAN 64%
Kota Kartasura merupakan kota fungsional yang secara administratif terletak di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sragen, Provinsi
Jawa Tengah. Kota fungsional Kartasura memiliki luas 1.122,41 Ha atau sekitar 64 % dari
luas Kecamatan Kartasura, yang terdiri dari
2 kelurahan dan 9 desa. Selain itu, kota fungsional Kartasura secara administratif berbatasan
dengan:
sebelah Utara: Kabupaten Karaganyar
sebelah Timur: Kota Surakarta
sebelah Barat : Kabupaten Boyolali
sebelah Selatan: Kota Klaten
Kota yang menampung penduduk sebanyak 62.554 jiwa ini memiliki letak geografis yang strategis, di lewati jalan yang menghubungkan kota-kota besar, diantaranya adalah
kota Yogyakarta, Semarang, dan yang terdekat
adalah Kota Surakarta. Banyak wisatawan yang
mengunjungi Kota Surakarta, menyempatkan diri untuk mampir ke Kota Kartasura untuk sekedar berwisata kuliner. Wisata kuliner
U M U M KOTA
FUNGSIONAL
1.122,41 Ha
6
KOnSTELASI
Kartasura
Hubungan kegiatan antara Kecamatan Kartasura dengan Kecamtan Sukoharjo yang berperan sebagai
ibukota Kabupaten, lebih bersifat administrasi pemerintahan, misalnya:
Urusan kepegawaian
Urusan retribusi dan perpajakan
Urusan administrasi kependudukan
Urusan pengendalian pembangunan
wilayah, dll
Sedangkan hubungan sosial ekonomi antara Kecamatan Kartasura dengan Kabupaten Sukoharjo relatif
kecil dibandingkan dengan hubungan Kecamatan Kartasura dengan wilayah sekitarnya.
Berdasarkan RTRW Kabupaten Sukoharjo,
susunan strukturan pelayanan adalah sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang memang pada realitanya hubungan ekonomi sosial berjalan secara alami sesuai dengan
karakter dan daya dukungnya.
KARTASURA-WILAYAH SEKITAR
Selain memiliki konstelasi terhadap internal
wilayah Kabupaten Sukoharjo, kecamatan Kartasura juga
memiliki peran terhadap wilayah disekitarnya, seperti:
a.Kota Surakarta berada di sebelah timur wilayah Kecamatan Kartasura
b.Kecamatan Colomadu yang berada di sebelah utara
wilayah Kecamatan Kartasura
c.Kecamatan Bayudono dan KecamatanBoyolali yang berada di sebelah barat Kecamatan Kartasura
d.Bandara Adi Sumarmo yang berada di sebelah utara
Kecamatan Kartasura
e.Kecamatan Delanggu dan Kota Klaten yang berada di
sebelah barat daya dari Kecamatan Kartasura
Wilayah di sekitar Kartasura ini memiliki berbagai
sumber daya yang akhirnya mempengaruhi perkembangan wilayah Kartasura menjadi wilayah yang sangat strategis secara geograis dan berpotensi untuk berkembang.
KARTASURA-SUKOHARJO
Kecamatan Kartasura merupakan salah satu kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Kecamatan Kartasura berada di sebelah utara Kabupaten
Sukoharjo dengan jarak 23 km, yang dihubungkan
dengan jaringan arteri primer (kartasura-Solo), kolektor
primer (Solo-Sukoharjo) dan juga dihubungkan dengan
jalan lokal primer (sebagai jalur alternatif).
Melihat kedudukan geograis Kecamatan Kartasura di dalam Wilayah Kabupaten Sukoharjo, Kecamatan kartasura merupakan pintu gerbang bagi Kabupaten Sukoharjo dari arah barat (Boyolali, Semarang).
10
11
KOTA SURAKARTA
KECAMATAN COLOMANDU
Kecamatan Colomadu merupakan salah satu bagian wilayah Kabupaten Karanganyar, terletak di sebelah
utara dari Kecamatan Kartasura. Kegiatan utama Kecamatan Colomadu bermula dengan adanya pabrik gula
dan membentuk pusat pertumbuhan permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas sosial lainnya.
Jarak antara pusat pertumbuhan Colomadu dengan pusat pertumbuhan Kartasura sekitar 2 km dan dihubungkan oleh jalan kolektor sekunder.
Sebagian dari bekas pabrik gula, sekarang dimanfaatkan untuk pengembangan kegiatan pariwisata yang
memperkuat adanya daya tarik kegiatan ekonomi lainnya. Selain kegiatan tersebut, di Colomadu juga terdapat
komplek AURI Panasan yang juga memiliki permukiman
internal serta beberapa fasilitas lingkungannya.
Bandara Adi Sumarmo merupakan Bandara internasional dan merupakan bagian dari fungsi PKN Kota
Surakarta, meskipun secara administrasi wilayah tersebut
berada di wilayah Kabupaten Boyolali.
PASAR
KARTASURA
Pasar Kartasura yang terletak beberapa ratus meter ke arah timur tugu merupakan pasar yang
menjadi pusat perekonomian kota Kartasura dan desa
serta kelurahan di sekitarnya. Pasar ini menjadi tempat
para petani menjual hasil tanamnya serta barang-barang non pertanian. Selain itu, terdapat juga komoditas unggas yang umumnya disuplai ke daerah sekitar
Kartasura serta luar kota.
Tempat ini mengalami renovasi pada tahun
1990an sehingga sekarang memiliki dua lantai. Namun, semenjak dipindahnya terminal bus Kartasura
yang pada awalnya berada di dekat pasar, penjualan di
tempat ini menjadi berkurang. Selain itu, sekarang juga
semakin menjamur pedagang kaki lima yang membuka tempat di gang-gang pasar, sehingga toko-toko
yang berada di lantai dua pun banyak yang tutup karena pembeli semakin sedikit yang naik hingga ke lantai
dua.
KECAMATAN KARTASURA
12
13
PROFIL
KARTASURA
HUB CITY?
16
17
KESESUAIAN LAHAN
Menurut PERATURAN MENTERI PEKERJAAN
UMUM NO.41/PRT/M/2007 mengenai kesesuaian lahan yang ditunjukkan oleh tabel berikut.
20
C. JENIS TANAH
Kota Kartasura memiliki jenis tanah Grumosol, yaitu tanah yang cocok untuk pertanian seperti
padi, jagung, kapas, dan kedelai. Tanah Grumosol
memiliki kandungan hara yang cukup banyak sehingga dalam mengelola pertanian sangat baik.
D. HIDROLOGI
Kota Kartasura dilewati oleh 2 sungai yang
berfungsi sebagai drainase utama kota. Kota Kartasura
juga dilalui gorong gorong sisa sejarah belanda yang
sekarang dijadikan sebagai drainase kota. Kebutuhan air
warga Kota Kartasura dipenuhi oleh PDAM Kartasura
sendiri namun masih belum mecukupi sehingga warga
kartasura dalam memebuhi kebutuhan airnya menggunakan sumur bor / sumur galian.
DAYA DUKUNG
Menurut UU NO. 23 Tahun 1997, Daya Dukung adalah kemampuan Lingkungan Hidup untuk mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. daya
dukung ini meliputi 3 indikator yaitu, Air, Luas Lahan, dan
Listrik. Akan terlihat apakah lingkungan hidup di perkotaan mampu menampung kebutuhan penduduk.
A. DAYA DUKUNG AIR
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok sehari-hari yang sangat penting untuk masyarakat, dengan
air masyarakat dapat mencuci, minum, mandi dan lainnya. Dalam sebuah kota, air harus tersedia secara merata untuk masyarakatnya. Oleh karena itu, kota harus
menyediakan pasokan air bersih yang cukup. PDAM di
Kartasura memanfaatkan sumber air baku yang berasal
dari air permukaan, mata air, dan sumur dalam. Di Kota
Kartasura belum semua wilayah yang terpasang pipa
PDAM. Kapasitas produksi air di kota kartasura adalah
37,96 l/dt yang memenuhi kebutuhan masyarakat karatsura sebesar 62554 jiwa. sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2006 tentang Pedoman
Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum, kebutuhan air tiap indidu adalah 60 liter/hari
Produksi air tiap bulan : 37,96 l/dt x 3600 x 24 x 30:
98.392.320 liter/bulan
Kebutuhan air tiap bulan : 62554 jiwa x 60 x 30
: 112.597.200 liter/bulan
Dari produksi air tiap bulan PDAM belum mencukupi kebutuhan air tiap bulan masyarakat kartasura,
namun masyarakat karatsura sudah banyak mengatasinya dengan memiliki sumber air sendiri seperti sumur galian, atau sumur bor. Dan juga pemerintah memberikan
penyuluhan tentang cara mengelolah dan perawatan air.
Sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri.
B. Daya Dukung Lahan
Manusia memiliki aktivitas yang beragam, sehingga lahan yang tersedia untuk manusia harus seimbang
dengan jumlah dari penduduknya. Perhitungan daya
dukung lahan yang ada dengan standar kenyamanan
22
STRUKTUR RUANG
Struktur ruang menunjukkan hubungan fungsional secara hierarkis antara pusat-pusat pelayanan
permukiman dan sistem jaringan sarana prasarana yang
mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat.
Kota Kartasura dilalui jalan arteri primer yang
menghubungkan Kota Kartasura dengan kota besar lainnya seperti Jogja,Semarang dan Solo. jalan arteri ini menghubungkan pusat-pusat pelayanan yang ada. Sayangnya
pusat-pusat pelayanan Kota Kartasura kurang merata
karena sebagian besar terdapat di sepanjang jalan arteri.
Secara hierarki, struktur ruang Kota Kartasura
terdiri dari pusat-pusat pelayanan skala regional dan skala
lokal. Pusat pelayanan dengan skala regional diantaranya
rumah sakit, perguruan tinggi, hotel, pasar dan sebagainya, sedangkan pusat pelayanan lokal diantarannya Sekolah Dasar, warung makan, Sekolah Menengah Pertama,
dan sebagainya.
Dalam peta struktur ruang kota nampak masih
ada beberapa pusat pelayanan yang tidak sesuai dengan
kelas jalan yang melaluinya. Diantaranya sebagai berikut.
a. Adanya Sekolah Dasar yang terletak di Jalan Ahmad
Yani ( Jalan arteri ), Sekolah Dasar yang terletak di jalan
arteri tentu akan membahayakan warga sekolah. Karena
jalur arteri sendiri merupakan jalur yang seharusnya bebas hambatan dan banyak kendaraan dengan kecepatan
tinggi melalui jalan tersebut. Seharusnya Sekolah Dasar
ditempatkan pada kelas jalan lokal maupun lingkungan
agar lebih memberikan kenyamanan dan menjamin keselamatan warga sekolah.
b. Adapun Sekolah Menengah Pertama yang terletak di
Jalan Ahmad Yani ( Jalan arteri ), Sekolah Menengah Pertama yang terletak di jalan arteri tentu akan membahay-
akan warga sekolah. Karena jalur arteri sendiri merupakan jalur yang seharusnya bebas hambatan dan banyak
kendaraan dengan kecepatan tinggi melalui jalan tersebut. Seharusnya Sekolah Menengah Pertama ditempatkan pada kelas jalan lokal maupun lingkungan agar lebih
memberikan kenyamanan dan menjamin keselamatan
warga sekolah.
Namun ada juga letak pusat pelayanan yang sudah sesuai dengan kelas jalannnya. Kesesuaian ini menciptakan
struktur ruang yang baik. Diantaranya sebagai berikut.
a. Adanya Rumah Sakit yang terletak di jalan arteri dan
jalan kolektor, dengan letak tersebut tentunya mempermudah akses menuju rumah sakit.
b. Adapun letak hotel yang terletak di jalan kolektor, dengan letak tersebut akan mempermudah akses menuju
hotel tersebut.
but sebagai jalur yang menghubungkan antar kota-kota rupa petilasan yang dulunya adalah keraton juga terdapat
besar. Komersil dan jasa yang berkembang pun terdiri disini. Terdapat juga Kawasan Kopasus yang cukup luas
dari formal dan informal. Komersil dan jasa fomal yaitu namun kawasannya tertutup.
seperti rumah makan, dealer, supermarket, rest area dan
lain lain. Sedangkan yang informal seperti fotocopy,
warung kelontong, bengkel, laundry, dan lain lain.
Terdapat juga sektor industri yang cukup luas yaitu industri tekstil dan skalanya sudah makro. Selain itu terdapat
beberapa perguruan tinggi dan rumah sakit di Kota Kartasura yang skalanya regional. Kawasan cagar budaya be-
PEMANFAATAN RUANG
Pola Pemanfaatan ruang menunjukkan bagaimana suatu lahan difungsikan menjadi fungsi tertentu seperti misalnya permukiman, komersil, ataupun jasa. Kota
Kartasura sendiri memiliki pola pemanfaatan ruang yang
didominasi permukiman, komersil dan jasa. Dalam konteks kota yang tengah berkembang, besarnya sektor
permukiman, komersil dan jasa ini merupakan hal yang
wajar karena itulah fungsi kota secara umum yaitu sebagai pusat permukiman dan pelayanan baik skala lokal
maupun regional.
Sektor komersil dan jasa yang menjadi sektor
kedua yang mendominasi Kota Kartasura ini persebarannya terdapat di sepanjang jalan utama Kota Kartasura
yaitu Jalan Ahmad Yani, Jalan Adi Sumarmo, dan Jalan
Slamet Riyadi. Hal tersebut dikarenakan jalan-jalan terse-
Menurut UU no. 28 Tahun 2008 tentang Bangunan gedung Intensitas pemanfaatan lahan adalah tingkat
alokasi dan distribusi luas lantai maksimum bangunan terhadap lahan / tapak peruntukannya. Untuk mengukur intensitas pemanfaatan lahan, kita dapat mengidentiikasinya dari Koeisien Dasar Bangunan dan Koeisien Lantai
bangunan
Dalam resapan air di suatu lahan dipengaruhi oleh luas
tanah resapannya, semakin luas lahan resapannya maka
air yang akan diserap semakin mudah. Koeisien dasar bangunan adalah perbandingan luas lahan terbangun dengan
persil lahannya. Dilihat dari peta diatas bahwa yang paling mendominasi lahan yang terbangunnya berada pada
level 76 100% dengan lokasi paling padat di Kelurahan Kartasura. Keadaan tersebut disebabkan karena pusat
kegaiatan pasar berada di kelurahan Kartasura sehingga
sekitar area pasar berkembang dengan pesat, kebutuhan
masyarakat kartasura sendiri lah yang menyebabkan KDB
meningkat. Sedangkan KDB terendah berada di level 0
25% dengan lokasi di Desa Makamhaji, karena terdapat lahan pemakaman yang digunakan oleh masyarakat
Kartasura. Jika kita perhatikan lagi peta KDB diatas dapat
diketahui bahwa lahan
terbangun di Kota Kartasura sudah mencapai
pada level yang tinggi
terutama di daerah perumahan. Dalam pembangunan kota lebih baik jika menyisahkan
tempat tempat resapan air sehingga
kualitas ekologi tetap terjaga dengan
baik.
23
24
INSET
LEGENDA
Bangunan
0-1
Batas
1,1 - 2
Jalan Arteri
>2
SKALA
SUMBER
Google Earth 2015
Survey lapangan 2015
Jalan Kolektor
Jalan Lokal
Sungai
alasan yang sama. Karena Kebangkrutan dalam produksi gula Pabrik tersebut menarik rel kereta tersebut dan
tidak dipergunakan lagi dan sekarang sudah dialih fungsi
kan menjadi jalan.
Dilihat dari perkembangan kotanya, Kartasura mengalami Perkembangan yang cukup signiikan dari yang
awalnya hanya satu kawasan yaitu Kraton Kartasura
Hardiningrat dan sekarang menjadi sebuah kota perlintasan dan perdagangan. Dapat dilihat di peta kartasura
tahun 1997, perkembangan di sekitar Kraton mengalami perkembangan yang cukup pesat hampir keseluruhannya telah terbangun, namun di sisi bagian utara belum terbangun tetapi memiliki potensi terbangun karena
memiliki jalur kereta Gembong Colomadu. Tetapi,
pada tahun selanjutnya jalur kereta api tersebut ditarik
kembali oleh pemiliknya yaitu Pabrik Gula Gembongan
karena mengalami penurunan produksi (bangkrut) dan
sekarang jalur kereta api tersebut dialih fungsikan menjadi jalan. Pada tahun 2015, dapat kita lihat di Peta Kartasura 2015 perkembangan kotanya dipengaruhi oleh
perdagangan dan jasa yang diinterverensi oleh 3 kota
besar yaitu Yogyakarta, Semarang, dan Surakarta.
Arah Perkembangan dari Kota Kartasura sendiri untuk
sekarang mengikuti Perkembangan Perdagangan & Jasa
(Linier) di Sepanjang Jalan Jalan utama Kartasura yakni
kearah timur.
26
25
KEPENDUDUKAN
KEPADATAN PENDUDUK
BRUTTO & NETTO
Kepadatan penduduk brutto adalah kepadatan rata-rata penduduk (kotor) jumlah penduduk di dalam suatu daerah dibagi luas daerah
berdasarkan batasan administrasi yang ada, tanpa pertimbangan peruntukan lahan pada daerah
tersebut
Di lihat dari table dan graik dibawah
dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk tiap
kelurahan di kota Kartasura ini rata rata mengalami peningkatan setiap tahunnya, dengan luas
wilayah yang setiap tahunnya tetap, tidak berubah. Kepadatan penduduk Brutto tertinggi pada
tahun 2011-2014 berada di kelurahan Kartasura, disusul oleh Makamhaji dan Ngadirejo. Hal ini
disebabkan oleh penduduk yang mayoritas bermukim di pusat kegiatannya padat yang berada
di keluarahan kartasura dan Ngadirejo, lalu letak
SEX RATIO
Sex ratio merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah
penduduk perempuan di suatu tempat baik itu
dalam skala kawasan, kota, ataupun wilayah. Perbandingan ini digunakan untuk melihat kencendrungan komposisi penduduk berdasarkan jenis
kelaminnya.
Dari tabel sex ratio Kota Kartasura dari
tahun 2009-2010 menunjukan bahwa jumlah
penduduk perempuan lebih banyak di bandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki, dengan Jumlah penduduk Kota Kartasura tahun 2009-2013 berdasarkan jenis kelamin
sex ratio rata-rata nya adalah 936 laki-laki dari Sumber: Kecamatan Kartasura dalam angka tahun 2011-2014 dan RDTR Kecamatan kartasura
1000 perempuan. Meningkatnya penduduk perempuan tiap tahunnya ini dikhawatirkan akan
menyebabkan terjadinya pertambahan penduduk tiap tahun yang cukup pesat.
34.5
27
28
DEPENDENCY RATIO
Dependency Ratio adalah angka yang menyatakan jumlah penduduk belum produktif (usia 0-14 tahun) dan
penduduk tidak produktif (usia 65 tahun keatas) yang
ditanggung oleh 100 penduduk produktif (usia 15-64
tahun).
Angka Dependency Ratio di Kota Kartasura setiap tahun sama yaitu 41, angka ini dapat diartikan bahwa setiap 100 penduduk produktif di Kartasura menanggung
41 penduduk nonproduktif. Hal ini dapat menunjukkan
bahwa tingkat ketergantungan di Kota Kartasura cukup
rendah.
DINAMIKA PENDUDUK
A. Kelahiran
Berdasar data kependudukan Kota Kartasura tahu 2009-2014, graik kelahiran di Kota Kartasura
dari tahun 2009 hingga 2014 cenderung mengalami
penurunan. Penurunan paling tajam terjadi pada tahun
2014, yakni turun dari 1172 jiwa ke 641 jiwa.
Berdasarkan graik diatas dapat dilihat bahwa mata pencaharian penduduk Kota Kartasura
sangat bervariasi dan apabila dikelompokkan menjadi 9 kelompok dari jenis pekerjaan. Jenis pekerjaan yang paling banyak dilakoni oleh penduduk
Kota Kartasura adalah dibidang perdagangan dan
akomodasi dengan total 5.110 jiwa, kemudian disusul bidang Industri pengolahan dengan total 3.804
jiwa. Sedangkan jenis pekerjaan yang paling sedikit pekerjanya warga Kota Kartasura yaitu di bidang
medis dengan total hanya 319 jiwa.
B. Kematian
Seiring dengan graik kelahiran yang
menurun di Kota Kartasura, fenomena yang sama
juga terjadi pada graik jumlah kematian. Pada tahun 2009 sampai dengan 2011, angka kematian
sempat mengalami peningkatan, namun kemudian menurun hingga tahun 2014. Penurunan paling
tajam terjadi pada tahun 2014, yakni dari jumlah
664 jiwa menjadi 328 jiwa.
PROYEKSI PENDUDUK
Proyeksi penduduk yang digunakan dalam laporan ini
proyeksi dengan menggunakan agregat eksponensial. Dalam perhitungannya, agregat eksponensial tidak melihat
faktor lain yang mempengaruhi seperti natalitas mortalitas
atau migrasi, melainkan lebih melihat sebagai angka yang
menggunakan logaritma. Berikut adalah graik prediksi
jumlah penduduk untuk dua puluh tahun ke depan.
C. Migrasi
Migrasi merupakan perpindahan penduduk dari
suatu wilayah ke wilayah lain dengan tujuan menetap.
Terdapat dua jenis migrasi, migrasi masuk dan migrasi
keluar.
Jumlah penduduk datang secara umum
mengalami penurunan, dengan penurunan paling
tajam terjadi pada tahun 2013 ke tahun 2014, dimana penduduk datang menurun dari 1874 jiwa menjadi 996 jiwa. Penurunan juga terjadi pada graik
penduduk pergi, seiring dengan graik penduduk
datang. penurunan paling tajam juga terjadi pada
tahun 2013 ke tahun 2014, dimana penduduk pergi menurun sebanyak 674 jiwa. Namun, dapat disimpulkan dari graik tersebut jumlah migrasi masuk
masih lebih besar dibandigkan migrasi keluar.
29
75.000
jiwa
30
FASILITAS SOSIAL
Sebagai segala bentuk jasa pelayanan, jasa
publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung
jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah
di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah,
dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan
Umum di kota Kartasura ini dibagi menjadi 4 fasilitas, yaitu Pemadam kebakaran, Kantor Polisi, Kelurahan dan Kantor pos.
untuk mengetahui ketersediaan fasilitas
pelayanan umum adapun cara perhitungannya sebagai berikut:
lahnya masih dapat memenuhi kebutuhan Kota Kartasura hingga tahun 2034 dengan jumlah penduduk sebanyak 76.413 jiwa, yakni 3 unit.
Gereja
Berdasarkan SNI, jumlah gereja yang ada di
ingkungan perumahan tergantung sistem kekerabatan
atau hirarki lembaga. Di Kota Kartasura sendiri terdapat
penduduk beragama protestan & katolik sebanyak
8.851 jiwa. Jumlah gereja di Kota Kartasura sendiri adalah sebanyak 7 unit. Menurut cangkupannya, letak gereja yang menyebar sudah dapat menampung kegiatan
peribadatan umat protestan & katolik di Kota Kartasura.
Pura
Jumlah Pura yang ada juga tergantung sistem
kekerabatan atau hirarki lembaga. Jumlah Pura di Kota
Kartasura hanya ada 1 unit, hal ini dikarenakan jumlah
penduduk Kota Kartasura yang beragama hindu hanya
bejumlah 111 jiwa.
KESEHATAN
SARANA PERIBADATAN
31
Puskesmas
Berdasar SNI 03-1733-2004 mengenai Tata cara
perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan, puskesmas memiliki fungsi sebagai unit pelayanan kesehatan
sederhana yang memberikan pelayanan kesehatan terbatas dan membantu pelaksanaan kegiatan puskesmas dalam
lingkup wilayah yang lebih kecil. Puskesmas memiliki radius capaian 1500 m2 dengan jumlah minimum penduduk
pendukungnya 30.000 jiwa.
Ditinjau dari jumlah penduduk, Kota Kartasura memerlukan puskesmas sebanyak 62.554/30.000 =
3 unit. Jumlah tersebut jika dibandingkan dengan jumlah
puskesmas di Kota Kartasura sudah memenuhi kebutuhan
Kota Kartasura. Jika ditinjau dari cakupannya, pelayanan
puskesmas sudah baik, dimana puskesmas tersebar di ba-
32
Kartasura masih membutuhkan 24 unit tambahan. Sementara ditinjau dari jangkauannya, persebaran hampir
merata namun pada bagian timur ada sebagian kawasan
yang tidak di berada dalam jangkauan pelayanan.
Untuk memenuhi kebutuhan sarana SD bagai penduduk
Kota Kartasura pada tahun 2024 yang diproyeksikan
berjumlah 69137 maka diperlukan total 43 unit.
Rumah sakit
Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan tingkat
regional. Di Kota Kartasura terdapat 4 unit rumah sakit,
yaitu RS Karima Utama, PKU Muhammadiyah, RS Orthopedi, dan RS Islam Surakarta . Berdasarkan SNI 031733-2004 mengenai Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan, satu unit rumah sakit
dapat melayani 120.000 jiwa. Hal tersebut jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Kartasura maka
jumlah rumah sakit yang ada masih sangat mencukupi.
Untuk memenuhi kebutuhan sarana kesehatan berupa
rumah sakit hingga tahun 2034, jumlah ini masih dapat
mencukupi.
PENDIDIKAN
Taman Kanak-kanak
Berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang tata
cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan, kebutuhan TK atau PAUD di Kota Kartasura pada
tahun 2015 sesuai jumlah minimum penduduk pendukungnya adalah 62554/500 = 125 unit. Sedangkan
pelayanan sarana pendidikan TK atau PAUD memiliki
radius 500 m2.
Berdasarkan hasil survey lapangan dan data
sekunder pada tahun 2015, Kota Kartasura memiliki 93
unit. Ditinjau dari jumlah ketersediaannya, Kota Kartasura masih membutuhkan 32 unit tambahan.
Untuk memenuhi kebutuhan sarana TK atau PAUD
bagi penduduk Kota Kartasura pada tahun 2024 yang
diproyeksikan berjumlah 69137 maka diperlukan total
138 unit.
Sekolah Dasar
Berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang tata
cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan,
kebutuhan SD di Kota Kartasura pada tahun 2015 sesuai jumlah minimum penduduk pendukungnya adalah
62554/1.600 = 39 unit. Sedangkan pelayanan sarana
pendidikan SD memiliki radius 1000 m2.
Berdasarkan hasil survey lapangan dan data
sekunder pada tahun 2015, Kota Kartasura memiliki 15 unit. Ditinjau dari jumlah ketersediaannya, Kota
33
34
Kota Kartasura menjadi salah satu kota yang berkembang khususnya dalam sektor perdagangan dan jasa
dikarenakan pengaruh besar dari adanya akses jalan
yang cukup baik. Sedangkan untuk hierarki jalan di
Kota Kartasura terdiri dari tiga, yaitu:
Ruang terbuka hijau adalah area ruang perkotaan yang memiliki peranan penting dalam struktur ruang kota. Dalam suatu peraturan tata ruang kota harus
dapat menyediakan RTH sebanyak 30% dengan komposisi 20% sebagai RTH Publik dan 10% sebagai RTH
Privat. Ruang terbuka meliputi ruang terbuka hijau,
lapangan olahraga, kebun, sawah, makam, dan taman.
Analisis sarana terbuka, Pemakaman dan olahraga di Kota Kartasura ditinjau dari peta sebaran dan
jangkauan pelayanan sarana ruang terbuka, pemakaman dan olahraga. Kemudian disesuaikan dengan Standar Nasional Indonesia 03-1733/2004
Analisis
Sarana ruang terbuka, pemakaman dan olahraga di Kota Kartasura telah memenuhi standar dengan
penyediaan ruang terbuka publik sebesar 20%. Berdasarkan data eksisting yang ada di Kota Kartasura telah
dapat memenuhi kebutuhan sarana RTH masyarakatnya. Namun, masih terdapat kekurangan yaitu tidak
terdapatnya taman kota sehingga menurunkan tingkat
sosial dan ekologi Kota Kartasura.
PERSAMPAHAN
Dengan adanya Standar kebutuhan
sarana ruang terbuka hijau, pemakaman, dan
olahraga kita dapat mengetahui seberapa banyak kebutuhan RTH dalam suatu kota. Dari
tabel SNI di atas dapat diketahui pula jumlah
dan keterjangkauan sarana pemerintahan dan
pelayanan umum yang dibutuhkan dalam kota
Kartasura.
35
JARINGAN JALAN
Ketika menyinggung mengenai jaringan
jalan otomatis juga akan terkait mengenai konektivitas atau keterhubungan. Keterhubungan juga
berarti keterjangkauan, ini menjadi wajib diperhatikan pada suatu kota karena perannya dalam banyak hal. Berdasarkan UU No. 13 Tahun
1980 tentang jalan, jaringan jalan di dalam lingkup
sistem kegiatan kota mempunyai peranan untuk
mengikat dan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam
pengaruh pelayanannya di dalam suatu hubungan
hirarki (UU No. 13 Tahun 1980, pasal 2, ayat 3).
36
Adi Sumarmo
PENAMPANG JALAN
Hierarki Jalan merupakan bagian dari struktur ruang suatu kota. Dalam pembentukan struktur ruang bukan
hanya melihat kesesuaian kelas jalan dengan fungsi di sekitarnya, tetapi juga kesesuaian kelengkapan infrastruktur
jalan dengan kelas jalan tersebut. Kesesuaian infrastruktur
jalan dengan kelas jalan akan mendukung fungsinya supaya
berjalan dengan optimal.
Jalan Ahmad Yani merupakan jalan dengan kelas
arteri (highways) yang berarti jalan ini menghubungkan
Kota Kartasura dengan Kota Solo serta terdapat pusat-pusat kegiatan di sepanjang jalan ini. Namun sayangnya infrastruktur Jalan Ahmad Yani masih belum mendukung,
37
38
EKONOMI
DISTRIBUSI PENDAPATAN
Distribusi pendapatan digunakan untuk mengetahui pengaruh perkembangan ekonomi kota terhadap distribusi pendapatan dan melihat adanya kesenjangan antar
penduduk dan antar bagian kelurahan atau desa, distribusi
pendapatan diukur dari tingkat kemiskinan. Ukuran tingkat
kemiskinn ini dilihat dari data jumlah keluarga prasejahtera,
dan sejahtera tahap 1.
Dari table dan graik dapat dilihat bahwa kelurahan
dan desa kota Kartasura ini mengalami peningkatan keluarga miskin dari tahun 2013 ke 2014 bahwa kelurahan yang
mengalami peningkatan keluarga miskin terbanyak adalah
kelurahan Pucangan pada tahun 2013 sebanyak 730 KK
dan 2014 sebanyak 1138 KK dan yang paling rendah peningkatannya adalah Kertonatan dengan perbandingan 66
KK.
Kartasura memiliki
persentase angka kemiskinan
sebesar
14,53
Keterangan:
Table berwarna abu-abu, terletak di bawah standar
persentase, sehingga tingkat kemiskinan di wilayah ini
rendah. sedangkan table berwarna ungu terletak di atas
angka standar persentase kemiskinan sehingga tingkat kemiskinan di wilayah ini tinggi.
41
3. Pertumbuhan PDRB
Pertumbuhan PDRB dapat dilihat dari nilai
PDRB atas dasar harga konstan tahun tertentu yang
kemudian dibandingkan dengan nilai PDRB atas dasar
harga konstan pada tahun sebelumya. Pertumbuhan
yang bernilai positif menunjukkan terjadi kenaikan
ekonomi pada sektor tersebut, sedangkan pertumbuhan yang bernilai negatif menunjukkan terjadi
2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan
penurunan ekonomi pada sektor tersebut.
PDRB atas dasar harga konstan adalah PDRB yang
Perkembangan ekonomi dapat juga dilihat
sudah tidak dipengaruhi faktor inlasi sehingga nilainya di- dengan rumus Pertumbuhan Ekonomi Kota (Sukirno,
tentukan dengan menggunakan harga konstan dimana kita 2007) :
harus menentukan dahulu tahun dasar dari perhitungan,
yaitu tahun dimana perekonomian dalam keadaan stabil.
PDRB atas dasar harga konstan ini lebih tepat digunakan Keterangan:
untuk melihat perkembangan PDRB karena nilainya yang G : Pertumbuhan Ekonomi
PDRB1 : PDRB atas dasar harga konstan tahun 1
konstan dan tidak dipengaruhi inlasi.
PDRB0 : PDRB atas dasar harga konstan tahun 0
Dengan menggunakan rumus tersebut kemudian
didapat pertumbuhan PDRB setiap sektor.
42
37
SEKTOR BASIS
Analisis Local Quetient memperlihatkan sektor perdangangan, hotel & restoran memiliki angka yang lebih besar dari 1, sehingga dapat menjadi sektor basis untuk Kota
Kartasura. Walaupun sektor listrik, gas & air bersih dan
juga industri pengolahan memiliki angka LQ yang lebih besar, namun sektor perdagangan, hotel & restoran apabila
dilihat tidak hanya dari nilai LQ lebih mendominasi daripada sektor lainnya.
43
44
47
48
Kota Kartasura memiliki 2 masalah yaitu kurangnya ruang publik dan rendahnya kesadaran terhadap
lingkungan. Kurangnya ruang publik yang hanya berupa lapangan lapangan yang kurang terawat, hal ini
mengakibatkan kurangnya pusat pusat kegiatan sosial
antar masyarakatnya seharusnya dibangun alun alun,
gedung olahraga, atau masjid agung, dimana masyarakatnya dapat berinteraksi sosial dengan mudah.
Dengan adanya pusat pusat kegiatan sosial diharapkan
menumbuhkan sektor perdagangan. Namun, karena
pusat kegiatannya yang kurang maka perdagangan yang
ada hanya tumbuh linier di jalan jalan utama Kota Kartasura seperti Jalan Ahmad Yani, Jalan Slamet Riadi, dan
berpusat pada pasar kartsasura saja.
Permasalahan rendahnya kesadaran terhadap lingkungan, diakibatkan karena kesadaran penduduk dan pemerintahnya yang kurang peka terhadap lingkungan
sehingga menjadi akar permasalahan dari sampah yang
tidak tertangani dengan baik. Keadaan sampah yang tidak tertangani dapat di lihat di pasarkartasura dan sungai
mbaben.
49
50
Daftar
Pustaka
Kecamatan Kartasura dalam Angka 2011 2015
Kabupaten Sukoharjo dalam Angka 2014 2015
RDTR Kecamatan Kartasura 2010-2015
Data Sensus Penduduk Kecmatan Kartasura 2010
SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan
http://www.kartasura.sukoharjokab.go.id/