PRESENTASI BOKONG
Disusun oleh:
Farida Chandradewi, S.Ked
04054821517006
04054821517009
04054821517015
04054821517077
04054821517081
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kasus
Presentasi Bokong
Oleh :
Farida Chandradewi S.Ked
Maulia Wisda Era Chresia S.Ked
Kardiyus Syaputra S.Ked
Zhazha Savira Herprananda S.Ked
Desy Aryani Harahap, S. Ked
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik di Bagian/Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang Periode 7
Desember 201515 Februari 2016.
Palembang,
Januari 2015
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T. atas karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul Presentasi Bokong.
Laporan kasus ini merupakan salah satu syarat Kepaniteraan Klinik di
Bagian/Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP DR. Moh. Hoesin Palembang
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof.dr.H.Syakroni Daud,
Sp.OG(K) selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama
penulisan dan penyusunan referat ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan referat
ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.
Semoga referat ini dapat memberi manfaat bagi pembaca.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................1
BAB I
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Presentasi bokong atau biasa disebut letak sungsang adalah keadaan dimana
janin terletak memanjang, bokong sebagai bagian terendah dengan kepala di
fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah cavum uteri.
Presentasi bokong biasanya ditemukan kira-kira 3-4% kelahiran bayi
tunggal. Greenhill melaporkan 4-4,5%, Holland 2-3%, sedangkan Rumah Sakit
dr. Pirngadi Medan 4,4 % dan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung 4,6%. Dari
semua persalinan diperoleh 2,53 % merupakan persalinan presentasi bokong,
diantaranya 75% presentasi bokong sempurna dan 25% presentasi bokong tidak
sempurna seperti presentasi kaki dan lutut.
Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui, namun terdapat
beberapa faktor resiko seperti prematuritas, abnormalitas struktural uterus,
polihidramnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri, kehamilan multiple,
anomali janin, dan riwayat presentasi bokong sebelumnya.
Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi
dibandingkan letak kepala. Pada beberapa rumah sakit di Semarang, Bandung dan
Medan didapatkan angka kematian perinatal masing-masing 38,5%, 16,8% dan
29,4%. Sebab kematian perinatal yang utama adalah prematuritas dan penanganan
persalinan yang kurang sempurna, dengan akibat hipoksia atau perdarahan di
dalam tengkorak. Komplikasi lain yang dapat terjadi yaitu luka dan perdarahan
pada kepala akibat kompresi dan dekompresi yang terjadi dengan cepat.
Oleh karena dapat terjadi komplikasi yang serius pada persalinan letak
sungsang, maka penulis melaporkan kasus presentasi bokong yang ada di RSMH
beserta tinjauan pustaka dan analisisnya. Laporan kasus ini diharapkan bermanfaat
bagi praktisi kesehatan yang ingin mengkaji mengenai presentasi bokong.
BAB II
STATUS PASIEN
I.
IDENTIFIKASI
a. Nama
: Ny. R binti H
b. Umur
: 32 tahun
c. Alamat
: Jl. Mandi Aur Sekip No. 764, Rt 13 RW 04, Kel.
Sekip
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
II.
Suku
Bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
MRS
No. RM
: sedang
: menikah, 1 kali, lamanya 6 tahun
: menarche usia 12 tahun, siklus haid
28 hari, lamanya 7 hari.
HPHT 14 Maret 2015
:
Kesadaran
:Compos mentis
BB
:57 kg
TB
:156 cm
Status gizi
: IMT
Tekanan Darah
: 130/70mmHg
Nadi
Respirasi
: 20x/menit, reguler
Suhu
:36,5oC
PEMERIKSAAN KHUSUS
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Lidah
Faring/Tonsil
Kulit
: CRT < 3 s
LEHER
Inspeksi
Palpasi
THORAX
Inspeksi
Palpasi
A. PARU
Perkusi
Auskultasi
B. JANTUNG
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
ABDOMEN
Inspeksi
:Cembung
Tinggi fundus uteri 3 jari bawah processus xyphoideus (33 cm), letak
memanjang, punggung kanan, presentasi bokong, penurunan 4/5, His 3 x/10
menit/35 detik, DJJ 146 x/menit, TBJ 3100 gram.
Pemeriksaan Dalam
Vaginal touche
Portio lunak, letak anterior, eff 100 %, diameter 6 cm, presentasi bokong, H
III, penunjuk sakrum kanan depan.
IV.
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Pemeriksaan Laboratorium (dagdo...)
Pemeriksaan
Hematologi
Hb
RBC
WBC
Ht
Trombosit
Diff. Count
Kimia klinik
Bilirubin total
SGOT
SGPT
LDH
Metabolisme Karbohidrat
Glukosa sewaktu
Ginjal
Ureum
Kreatinin
Elektrolit
Kalsium (Ca)
Magnesium (Mg)
V.
Hasil
Nilai Normal
11,4 mg/dl
4,3 juta/m3
5,6 x 103/m3
43%
292.000/m3
0/1/2/68/27/2
11,2-15,5 mg/dl
4,2-4,5 juta/m3
4,5-11 x 103/m3
43-49 %
150-450/m3
0-1/1-6//2-6/50-70/25-40/2-8
0,27
19
10
395
0,1-1 mg/dl
0-32 U/l
0-31 U/l
240-480 U/l
95 mg/dl
<200 mg/dl
23
0,57
9,2
3,56
DIAGNOSIS KERJA
G3P2A0 hamil 38 minggu inpartu kala I fase aktif janin tunggal hidup
presentasi bokong.
VI.
PROGNOSIS
Prognosis Ibu :dubia ad bonam
Prognosis Janin :dubia ad bonam
Pkl. 10.00
Lahir bayi pervaginam, neonatus hidup, laki-laki, BB 2300 gr, PB: 47 cm,
Apgar Score 8/9. Dilakukan manajemen aktif kala III yaitu injeksi oksitosin
10 IU im, masase fundus uteri, peregangan tali pusat terkendali.
Pkl. 23.05
Lahir lengkap plasenta, BP 500 gram, PTP 50 cm, ukuran 18x19 cm 2.
Dilakukan eksplorasi, tidak ditemukan perluasan luka episiotomi. Luka
episiotomi dijahit secara jelujur subkutikuler dengan chromic catgut
2.0.Perdarahan aktif (-). Keadaan umum ibu post partum baik.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.
Epidemiologi
Presentasi bokong biasanya ditemukan kira-kira 3-4% kelahiran bayi
tunggal. Greenhill 4-4,5% Holland 2-3%, sedangkan Rumah Sakit dr. Pirngadi
Medan 4,4 % dan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung 4,6%. Dari semua
persalinan
diperoleh
2,53%
merupakan
persalinan
presentasi
bokong,
diantaranya 75% presentasi bokong sempurna dan 25% presentasi bokong tidak
sempurna seperti presentasi kaki dan lutut.
4.
Diagnosis
Disamping presentasi bokong ditegakkan dengan pemeriksaan luar,
Pemeriksaan Luar
Inspeksi
Umumnya secara inspeksi tidak dijumpai tanda yang spesifik. Bentuk
rahim kadang kala kelihatan dengan bentuk cekungan yang melintang di
fundus.
Palpasi
Cara palpasi yang dipakai adalah dengan cara Leopold.
Leopold I
: Teraba bagian janin yang keras dan bulat serta
mudah digerakkan (ballotement) pada fundus uteri. Kepala biasanya
terletak di daerah hypochondrium, disebabkan fleksi tulang panggul.
Kadang-kadang kepala teraba di daerah epigastrium. Jika air ketuban
sedikit dan posisi dorso posterior kepala menjadi fleksi dan tidak
mudah bergerak sehingga ballottement sukar ditemukan, juga jika air
penuh di bagian atas abdomen dan menyesak daerah ulu hati dan gerakan
terasa lebih banyak di bagian bawah abdomen.
Auskultasi
Bunyi jantung janin umumnya cenderung terdengar setinggi sekitar
umbilicus atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus.
2.
Pemeriksaan Dalam
Pada pemeriksaan dalam akan teraba tuber ossis isyii, sakrum
dengan prosessus spinosus dan anus, dan jika bokong sudah turun lebih
jauh akan dapat diraba genitalia eksterna. Pada presentasi bokong kaki
akan terba kaki di samping bokong, sedangkan pada presentasi kaki akan
teraba satu atau kedua kaki di dalam vagina.
Tanda yang sangat penting ialah meraba os sakrum yang
mempunyai deretan prosessi spinosi sebagai krista sakralis media,
sakrum merupakan penunjuk.
Kadang-kadang sukar membedakan antara bokong dan muka
terutama pada partus yang lama yang menyebabkan bokong menjadi
bengkak atau antara kaki dan tangan.
Kaki
Tangan
1. Jari
kaki
jauh
lebih
jari-jari
kaki
yaitu:
kalkaneus,
maleolus
1. Jari
tangan
hampir
sama
dapat
diregangkan.
5. Telapak
tangan
dapat
medialis et lateralis.
4. Ibu jari kaki tidak dapat
diregangkan.
5. Telapak kaki tidak dapat
diluruskan
dan
tidak
dapat salaman.
3.
USG
Ultrasonografi atau USG dapat dipergunakan untuk menentukan
lokasi kepala janin, memastikan perkiraan klinis presentasi bokong dan
untuk menentukan usia kehamilan serta kesejahteraan janin.
Apabila dipertimbangkan untuk persalinan pervaginam, tipe
presentasi bokong merupakan hal yang penting diperhatikan, serta ada
tidaknya fleksi dari kepala janin. Peran Pelvimetri radiologik dalam
menentukan tindakan persalinan sungsang masih menjadi kontroversial.
6.
Prognosis
Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi
perdarahan pada kepala akibat kompresi dan dekompresi yang terjadi dengan
cepat.
7.
Penatalaksanaan
Mengingat bahayanya persalinan letak sungsang sebaiknya persalinan ini
dihindari. Untuk itu pada pemeriksaan antenatal dan dijumpai letak sungsang
maka sebaiknya dilakukan versi luar sehingga menjadi presentasi kepala. Versi
luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan antara 34-38 minggu dengan
memperhatikan indikasi dan kontraindikasinya. Sebelumnya diperiksa denyut
jantung janin dalam keadaan baik, apabila bokong telah turun, pastikan apakah
bokong dapat dikeluarkan atau tidak dari rongga panggul, jika bokong tidak dapat
dikeluarkan maka versi luar tidak ada gunanya.
Pada persalinan letak sungsang dibutuhkan kesabaran dan ketelitian. Selama
terjadi kemajuan pada persalinan dan tidak ada tanda-tanda bahaya yang
mengancam kehidupan janin, maka penolong tidak perlu melakukan tindakan
yang bertujuan mempercepat kelahiran janin. Dilakukan pemeriksaan ada
tidaknya tanda-tanda untuk dilakukan seksio sesarea, antara lain kesempitan
panggul, plasenta previa, atau ada tumor pada jalan lahir. Jika tidak didapatkan
kelainan dan diperkirakan dapat dilahirkan pervaginam maka dilakukan
pengawasan kemajuan persalinan.
Untuk melahirkan presentasi bokong ada beberapa cara:
1. Persalinan pervaginam
Persalinan Spontan secara Bracht
Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri.
Manual Aid (Ekstraksi Partial)
Janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan
sebagian lagi dengan tenaga penolong. Indikasi ekstraksi parsial
antara lain, bila pertolongan cara bracht gagal dan indikasi elektif
karena sejak semula direncanakan pertolongan dengan manual aid.
Ekstraksi Total
Janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong. Cara
ini dilakukan hanya bila terjadi fetal distress atau ada indikasi untuk
menolong persalinan dengan ekstraksi total.
2. Persalinan perabdominam
Ada beberapa tahapan dalam persalinan dengan presentasi bokong,
yaitu:
1. Fase lambat: yaitu mulai lahirnya bokong sampai pusat. Disebut fase
lambat karena fase ini hanya untuk melahirkan bokong, yaitu bagian
janin yang tidak berbahaya.
2. Fase cepat: yaitu mulai dari lahirnya pusar sampai lahirnya mulut.
Disebut fase cepat karena pada fase ini kepala janin mulai masuk pintu
atas panggul, sehingga kemungkinan tali pusat terjepit. Oeh karena itu
fase ini harus segera diselesaikan dan tali pusat segera dilonggarkan.
3. Fase lambat: yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir.
Disebut fase cepat lambat karena kepala akan keluar dari ruangan yang
bertekanan tinggi, ke dunia luar yang tekanannya lebih rendah, sehingga
kepala harus dilahirkan secara perlahan-lahan untuk menghindari
terjadinya perdarahan intrakranial.
Memimpin persalinan dengan metode spontan Bracht. Cara ini
merupakan cara yang paling mendekati persalinan fisiologis sehingga
mengurangi trauma pada janin dan mengurangi kemungkinan infeksi karena
tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir.
Adapun teknik persalinan spontan bracht yang dilakukan pada janin
yaitu dengan cara:
pada
fundus
uteri
dimulai
bersamaan
dengan
tindakan
hiperlordosis.
Letakkan bayi di atas perut ibu, bungkus bayi dengan handuk
hangat, bersihkan jalan nafas bayi oleh asisten, tali pusat dipotong.
Anak lahir sampai pusat tak maju lagi, metode Bracht dinyatakan
gagal dan bahu dapat dilahirkan secara klasik, Muler atau Lovset
serta kepala bayi secara Mauriceau.
- Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara klasik ini ialah melahirkan
lengan belakang lebih dahulu, karena lengan belakang berada
diruangan yang lebih luas (sakrum), baru kemudian melahirkan lengan
depan yang berada dibawah simfisis. Tetapi bila lengan depan sukar
dilahirkan, maka lengan depan diputar menjadi lengan belakang, yaitu
dengan memutar gelang bahu lalu kearah belakang dan kemudian
lengan belakang dilahirkan.
- Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong pada
pergelangan kakinya dan dielevasi keatas sejauh mungkin, sehingga
perut janin mendekati perut ibu.
- Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan kedalam jalan
lahir dan dengan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampa
pada fossa cubiti kemudian lengan dengan gerakan seolah-olah lengan
bawah mengusap muka janin.
- Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada kaki janin diganti
dengan tangan kiri penolong, dan ditarik curam kebawah sehingga
punggung janin mendekati punggung ibu.
- Dengan cara yang sama lengan depan dilahirkan.
- Bila lengan depan sukar dilahirkan, maka lengan depan diputar
menjadi lengan belakang, yaitu dengan memutar gelang bahu lalu
kearah belakang dan kemudian lengan belakang dilahirkan.
b. Cara Muller
c. Cara Lovset
seolah-olah janin dalam posisi menunggan kuda. Jari telunjuk dan jari
ketiga yang lain memegang leher dari arah punggung.
- Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah disertai
dengan asisten melakukan ekspresi kristeller. Lalu berturut-turut lahir
dagu, muka, dahi dan ubun-ubun besar maka lahirlah kepala janin.
8.
Komplikasi
Sufokasi
Bila sebagian besar badan janin telah lahir, terjadilah pengecilan rahim
sehingga terjadi gangguan sirkulasi plasenta dan menimbulkan anoksia
janin. Keadaan ini menimbulkan rangsangan bayi untuk bernapas,
sehingga darah, mukosa, cairan amnion dan mekonium teraspirasi yang
dapat menimbulkan sufokasi. Keluarnya sebagian badan janin juga
merangsang janin untuk bernapas.
Asfiksia Fetalis
Bahaya terjepitnya tali pusat pada waktu kepala masuk ke panggul.
Kerusakan jaringan otak
Trauma pada otak janin dapat terjadi karena panggul sempit, servik
yang belum terbuka lengkap, kepala janin yang lahir secara mendadak
sehingga dekompresi.
Fraktur pada tulang-tulang janin
Kerusakan dapat berupa:
- Fraktur tulang-tulang kepala.
- Fraktur tulang humerus ketika menarik lengan.
- Fraktur tulang klavikula ketika melahirkan bahu.
- Paralisis brachialis.
- Fraktur femur.
- Dislokasi bahu/panggul.
- Hematoma oto-otot.
Mengingat faktor penyulit pada persalinan pervaginam maka perlu
dievaluasi dengan teliti, sebelum memutuskan untuk melahirkan janin
pervaginam. Jika memutuskan untuk menolong persalinan pervaginam
penolong dituntut memiliki ketrampilan yang baik. Cara ekstraksi total
merupakan cara persalinan dengan resiko 3 kali lebih besar dari persalinan
spontan. Kematian perinatal pada presentasi bokong lebih besar 5 kali
dibandingkan presentasi kepala.
BAB IV
ANALISIS KASUS
Ny.R usia 32 tahun G3P2A0 dengan hamil cukup bulan dirujuk ke RSMH
oleh bidan tanpa didampingi bidan. Tindakan bidan dalam kasus ini kurang tepat,
seharusnya bidan mendampingi pasien pada saat merujuk. Pentingnya dampingan
bidan adalah agar bidan dapat memantau kondisi ibu dan janin selama
diperjalanan serta dapat membantu memberikan informasi lengkap mengenai
kehamilan pasien (termasuk hasil kegiatan ANC pasien selama hamil ini) pada
petugas RS rujukan. Selain itu, bidan seharusnya tidak langsung merujuk ke
RSMH, karena sesuai dengan prosedur perujukan, pasien sebaiknya dirujuk ke
rumah sakit tipe C dan tipe B terdekat yang memiliki dokter spesialis Obstetri dan
Ginekologi serta fasilitas yang memadai.
Pada riwayat perjalanan penyakitnya didapatkan sejak 6 jam SMRS pasien
meneluh perut mulas yang menjalar ke pinggang makin lama makin sering dan
kuat. Riwayat keluar darah lendir (+), hal ini menunjukkan bahwa pada pasien
telah terlihat adanya tanda-tanda inpartu. Keluar air-air (-), hal ini menunjukkan
ketuban kemungkinan belum pecah, untuk menyingkirkan kemungkinan adanya
ketuban pecah dini (KPD). Riwayat trauma (-), post coital (-), minum jamujamuan (-), keputihan (-), perut diurut-urut (-), demam (-) menyingkirkan
kemungkinan adanya penyulit lain. Pasien juga mengaku hamil cukup bulan dan
gerakan janin masih dirasakan, hal ini menunjukkan kemungkinan janin hidup.
Dari keterangan Ny.R dapat diketahui bahwa ANC pada pasien ini tidak
berjalan dengan baik karena keadaan letak sungsang yang tidak segera dilaporkan
kepada dokter yang kompeten. Seharusnya, pada kunjungan ANC di bidan, bidan
memberikan edukasi pada ibu untuk merencanakan persalinannnya di rumah sakit
karena persalinan letak sungsang bukan kompetensi bidan. Seharusnya kejadian
presentasi bokong ini dapat dideteksi pada usia kehamilan yang lebih muda
sehingga dapat dilakukan pertolongan awal seperti versi luar yang berguna untuk
membuat posisi terbawah dari janin adalah kepala.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F.G et al. 2005. Breech Presentation and Delivery In: Williams
Obstetrics. 22st edition. New York: Mc Graw Hill Medical Publising
Division, 509-536.
De Cherney, Alan H. 2003.Current Obstetric and Gynecologic Diagnmosis and
Treatment. 9thEdition. India: The McGraw Hill Companies Inc.
Kampono, Nugroho, dkk. 2008. Persalinan Sungsang. Available from:
http://geocities.com/abudims/cklobpt9.html.
Krishadi, Sofie R.et all. editor. 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan
Ginekologi Rumah Sakit Dr.Hasan Sadikin.Bagian Pertama. Bandung.
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad, Perjan RSHS.
Saifuddin AB. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo.
Sastrawinata, et all. editor. 2003. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri Patologi
Edisi 2. Jakarta: EGC.
Supono. 1985. Ilmu Kebidanan: Bagian Patologi. Edisi Pertama. Palembang.
Bagian Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum FK Unsri.