Anda di halaman 1dari 10

Tinjauan pustaka

Rhinosinusitis Maxillaris Akut


Welhan CHAU / 102013338 / C6
welhan.2013fk338@civitas.ukrida.ac.id
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021)5694-2061, fax : (021) 563-1731
Pendahuluan
Rhinosinusitis atau lebih sering kita kenal dengan sinusitis adalah peradangan pada
salah satu sinus paranasal dan dianggap sebagai salah satu penyebab gangguan kesehatan
tersering di seluruh dunia. Penyebab utamanya ialah virus yang selanjutnya dapat diikuti oleh
infeksi bakteri.
Sinus yang paling sering terkena adalah sinus maksila dan etmoidal. Sinusitis bisa
terbagi menjadi akut, subakut, dan kronis. Pemeriksaannya bisa dengan pemeriksaan fisik
seperti inspeksi dan palpasi untuk melihat apakah ada pembengkakkan dan nyeri tekan, serta
beberapa pemeriksaan penunjang seperti transiluminasi, sinuskopi, rhinoskopi, dan
pemeriksaan radiologik.
Skenario
Seorang perempuan usia 28tahun dating kepoliklinik THT dengan keluhan pilek tidak
sembuh-sembuh sejak 2minggu yang lalu.
Anamnesis
Anamnesis atau wawancara medis merupakan tahap awal dari rangkaian pemeriksaan
pasien, baik secara langsung pada pasien yang bersangkutan (auto-anamnesis) atau melalui
keluarga maupun relasi terdekatnya (allo-anamnesis). Yang didapatkan adalah data subyektif
pasien. Tujuan anamnesis adalah untuk memperoleh informasi menyeluruh dari pasien yang
bersangkutan. Data anamnesis meliputi identitas dasar pasien meliputi nama lengkap, umur,
alamat, dan pekerjaannya. Selanjutnya keluhan utama pasien, riwayat penyakit sekarang
(RPS), riwayat penyakit terdahulu (RPD), riwayat kesehatan keluarga, serta riwayat pribadi,
social ekonomi dan budayanya.
Yang perlu ditanyakan saat anamnesis adalah :
1. Secret
Apakah dari satu sisi atau keduanya?
Lamanya? Terus menerus atau intermiten, dan bagaimana terjadinya? Usia saat

awitan?
Apakah encer atau kental? Purulent atau berdarah?
1

Apakah ada hubungan dengan perubahan lingkungan atau musim?


2. Hidung tersumbat
Apakah satu sisi atau keduanya?
Lamanya? Terus menerus atau intermiten, dan bagaimana terjadinya? Usia saat

awitan?
Adakah riwayat trauma?
Adakah riwayat operasi hidung atau eprasi THT lainnya?
Adakah gangguan alergi terutama yang berkaitan dengan perubahan musim? Bila

iya, maka diperlukan riwayat alergi yang lengkap


Apakah pasien menggunakan semprot hidung atau obat obatan?
3. Perdarahan
Berapa lama? Frekuensi? Kapan serangan yang terakhir?
Apakah perdarahan unilateral atau bilateral?
Apakah perdarahan dari nares anterior, posterior atau keduanya?
Apakah hanya terjadi pada musim dingin?
Adakah riwayat trauma?
Apakah pasien mempunyai kecendrungan berdarah?
Apakah pasien menggunakan suatu pengobatan?
Apakah ada hipertensi?
4. Kehilangan atau perubahan dalam menghidu (Anosmia)
Apakah berkaitan dengan trauma, infeksi saluran napas bagian atas, atau pen yakit

sistemik?
Apakah kehilangan atau perubahan penghiduan sebagian atau sama sekali?
Adakah riwayat penyakit hidung atau sinus?

Apakah ada gejala sistemik lainnya?1,2

Pemeriksaan Fisik
Untuk mengetahui adanya kelainan pada sinus paransal dilakukan inspeksi, palpasi,
rinoskopi anterior, rinoskopi posterior, transiluminasi, pemeriksaan radiologic, dan sinoskopi.

Inspeksi : Yang diperhatikan ialah

adanya pembengkakan pada muka.

Pembengkakan di pipi sampai kelopak mata bawah yang berwarna kemerahmerahan

mungkin menunjukkan sinusitis maksila akut. Pembengkakan pada

kelopak mata atas mungkin menunjukkan sinusitis frontal akut.Sinusitis etmoid


menyebabkan pembengkakan di luar, kecuali bila telah terbentuk abses.

Palpasi : Nyeri tekan pada pipi dan nyeri ketuk di gigi menunjukkan adanya
sinusitis maksila. Pada sinusitis frontal terdapat nyeri tekan pada dasar sinus
frontal, yaitu pada bagian medial atap orbita. Sinusitis etmoid menyebabkan rasa
nyeri tekan di daerah kantus medius.2

Rhinoskopi : Pada rinoskopi anterior mengunakan speculum dan penlight, biasa


akan didapatimukosa konka hiperemis, dan edema. Pada sinusitis anterior tampak
mukopus atau nanah di meatus. Pada rinoskopi posterior menggunakan spatel
lidah, biasanya tampak nanah atau mukopus di nasofaring (post nasal drip).

Pemeriksaan Penunjang

Transiluminasi : mempunyai manfaat yang terbatas, hanya dapat dipakai untuk


memeriksa sinus maksila dan sinus frontal, bila pemeriksaan radiologik tidak
tersedia.

Bila ada pemeriksaan transiluminasi

tampak gelap di daerah

infraorbita, mungkin berarti antrum terisi oleh pus atau mukosa antrum menebal
atau terdapat neoplasma di dalam antrum. Bila terdapat kista yang besar di dalam
sinus maksila, akan tampak terang pada pemeriksaan transiluminasi, sedangkan
pada foto rontgen tampak adanya perselubungan berbatas tegas di dalam sinus.

Pemeriksaan Radiologi : Bila dicurigai adanya kelainan di sinus paranasal, maka


dilakukan pemeriksaan radiologik. Posisi rutin yang dipakai ialah posisi Waters,
PA(Cadwell method) dan lateral. Posisi Waters terutama untuk melihat adanya
kelainan di sinus maksila, frontal, dan etmoid. Posisi PA untuk menilai sinus
frontal dan posisi lateral untuk menilai sinus frontal, sphenoid, dan etmoid.
Metode mutakhir yang lebih akurat untuk melihat kelainan sinus paranasal adalah
pemeriksaan CT Scan. Potongan CT Scan yang rutin dipakai adalah koronal dan
aksial.

Indikasi utama CT Scan hidung dan sinus paranasal adalah sinusitis

kronik, trauma (fraktur frontobasal), dan tumor.

Kelainan akan terlihat

perselubungan, batas udara-cairan (air fluid level) atau penebalan mukosa. CT


Scan sinus merupakan gold standard diagnosis sinusitis karena mampu menilai
anatomi hidung dan sinus, adanya penyakit dalam hidung dan sinus secara
keseluruhan dan perluasannya. Namun karena mahal hanya dikerjakan sebagai
penunjang diagnosis sinusitis kronik yang tidak membaik dengan pengobatan atau
pra-operasi sebagai panduan operator saat melakukan operasi sinus.
Diagnosis Kerja
Sinusitis adalah kondisi klinis yang karakteristiknya berupa radang pada mukosa
sinus paranasalis. Sinusitis diberi nama sesuai dengan sinus yang terkena. Bila mengenai
beberapa sinus disebut multisinusitis. Bila mengenai semua sinus paranasalis disebut
pansinusitis.

Rhinosinusitis maksilaris adalah peradangan pada mukosa sinus maksilaris yang


disertai rhinitis. Sinusitis maksilaris diklasifikasikan menjadi akut, sub akut dan kronik.
Sinusitis akut bila gejalanya berlangsung beberapa hari sampai 4 minggu. Sinusitis subakut
bila berlangsung dari 4 minggu sampai 3 bulan dan sinusitis kronis bila berlangsung lebih
dari 3 bulan. Sinusitis akut bila terdapat tanda-tanda radang akut, sinusitis subakut bila tandatanda radang akut sudah reda dan sinusitis kronik bila terjadi perubahan histologis mukosa
sinus yang irreversible, sehingga untuk menentukan sinusitis tersebut akut, subakut atau
kronik diperlukan pemeriksaan histopatologis.3
Diagnosis Banding
Rhinosinusitis Etmoidalis
Rhinosinusitis etmoidalis akut terisolasi lebih lazim pada anak, seringkali
bermanifestasi sebagai selulitis orbita yang disertai rhinitis. Pada dewasa, seringkali bersamasama dengan sinusitis maksilaris, serta dianggap sebagai penyerta sinusitis frontalis yang tak
dapat dielakkan. Gejala berupa nyeri dan nyeri tekan di antara kedua mata dan di atas
jembatan hidung, drainase, dan sumbatan hidung.
Pengobatan

rhinosinusitis

etmoidalis

berupa

pemberian

antibiotic

sistemik,

dekongestan hidung, dan obat semprot atau tetes vasokonstriktor topical. Ancaman terjadinya
komplikasi atau perbaikan yang tidak memadai merupakan indikasi untuk etmoidektomi.
Rhinosinusitis Frontalis
Rhinosinusitis frontalis akut hampir selalu bersama sama dengan infeksi sinusitis
etmoidalis anterior yang disertai rhinitis. Penyakit ini terutama ditemukan pada dewasa, dan
selain gejala infeksi yang umum, pada sinusitis frontalis terdapat nyeri kepala yang khas.
Nyeri berlokasi di atas alis mata, biasanya pada pagi hari dan memburuk menjelang tengah
hari, kemudian perlahan lahan mereda hingga menjelang malam. Pasien biasanya
menyatakan bahwa dahi terasa nyeri bila disentuh, dan mungkin terdapat pembengkakan
supraorbital. Tanda patognomonik adalah nyeri yang hebat pada palpasi atau perkusi di atas
daerah sinus yang terinfeksi.
Pengobatan berupa pemberian antibiotic yang tepat, dekongestan, dan tetes hidung
vasokonstriktor. Kegagalan penyembuhan segera atau timbulnya komplikasi memerlukan
drainase sinus frontalis dengan teknik trepanasi.2,3
Epidemiologi
Sinusitis adalah penyakit yang banyak ditemukan di seluruh dunia, terutama di tempat
dengan polusi udara tinggi. Iklim yang lembab, dingin, dengan konsentrasi pollen yang
4

tinggi terkait dengan prevalensi yang lebih tinggi dari sinusitis. Sisnusitis maksilaris adalah
sinusitis dengan insiden yang terbesar. 4
Di Amerika Serikat, lebih dari 30 juta orang menderita sinusitis.

Virus adalah

penyebab sinusitis akut yang paling umum ditemukan. Namun, sinusitis bakterial adalah
diagnosis terbanyak kelima pada pasien dengan pemberian antibiotik.

5 milyar dollar

dihabiskan setiap tahunnya untuk pengobatan medis sinusitis, dan 60 milyar lainnya
dihabiskan untuk pengobatan operatif sinusitis di Amerika Serikat.4
Etiologi
Beberapa faktor etiologi dan predisposisi antara lain ISPA akibat virus, bermacam
rhinitis terutama rhinitis alergi, rhinitis hormonal pada wanita hamil, polip hidung, kelainan
anatomi seperti deviasi septum atau hipertrofi konka, sumbatan kompleks ostio-meatal
(KOM), infeksi tonsil, infeksi gigi ( penyebab tersering adalah ekstraksi gigi molar dan sinus
maksilaris ikut terangkat), infeksi nasofaring, kelainan imunologik.
Menurut berbagai penelitian, bakteri utama yang ditemukan pada sinusitis akut adalah
Streptococcus pneumonia (30 50%), Haemophylus influenza (20 40%), dan Moraxella
catarrhalis (4%). Pada anak, M. catarrhalis lebih banyak ditemukan (20%).
Faktor lain yang juga berpengaruh adalah lingkungan berpolusi, udara dingin dan
kering, serta kebiasaan merokok. Keadaan ini lama lama menyebabkan perubahan mukosa
dan merusak silia.5
Patofisiologi
Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium ostium sinus dan lancarnya klirens
mukosiliar (mucociliary clearance) di dalam KOM. Mucus juga mengandung substansi
antimikroba dan zat zat yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap
kuman yang masuk bersama udara pernafasan.
Pada saat terjadi infeksi baik infeksi virus dan bakteri,akan terjadi reaksi radang yang
salah satunya berupa edema. Edema tersebut terjadi di daerah kompleks ostiomeatal yang
sempit. Mukosa yang saling berhadapan akan saling bertemu sehingga silia tidak dapat
bergerak dan lendir tidak dapat dialirkan. Maka terjadi gangguan drainase dan ventilasi di
dalam sinus, lendir yang diproduksi oleh mukosa sinus akan menjadi kental. Lendir yang
kental tersebut menjadi media yang baik bagi pertumbuhan bakteri patogen. Bila sumbatan
berlangsung terus menerus maka akan terjadi hipoksia dan retensi lendir sehingga timbul
infeksi oleh bakteri anaerob.

Pada infeksi virus, virus juga memproduksi enzim dan neuraminidase yang
mengendurkan mukosa sinus dan mempercepat difusi virus pada lapisan mukosilia. Hal ini
menyebabkan silia menjadi kurang aktif dan sekret yang diproduksi sinus menjadi lebih
kental, yang merupakan media yang sangat baik untuk berkembangnya bakteri pathogen. 6,7
Manifestasi Klinis
Keluhan utama rhinosinusitis akut ialah hidung tersumbat disertai rasa nyeri/rasa
tekanan pada muka dan ingus purulent, yang seringkali turun ke tenggorok (post nasal drip).
Dapat disertai gejala sistemik seperti demam dan lesu. Serta gejala lain seperti sakit kepala
dan anosmia.5
Keluhan nyeri atau rasa tekanan di daerah sinus yang terkena merupakan ciri khas
sinusitis akut. Nyeri pipi menandakan sinusitis maksila, nyeri di antara atau di belakang
kedua bola mata menandakan sinusitis etmoid, nyeri di dahi atau seluruh kepala menandakan
sinusitis frontalis, dan pada sinusitis sfenoid nyeri dirasakan di vertex, oksipital, belakang
bola mata, dan mastoid. Pada sinusitis maksila kadang kadang ada nyeri alih ke gigi dan
telinga.5
Dapat disertai gejala :

Demam, malaise.

Nyeri kepala yang tak jelas yang biasanya reda dengan pemberian aspirin. Sakit
dirasa mulai dari pipi ( di bawah kelopak mata ) dan menjalar ke dahi atau gigi.
Sakit bertambah saat menunduk.

Wajah terasa bengkak dan penuh.

Nyeri pipi yang khas : tumpul dan menusuk, serta sakit pada palpasi dan perkusi.

Kadang ada batuk iritatif non-produktif.

Sekret mukopurulen yang dapat keluar dari hidung dan kadang berbau busuk.

Adanya pus atau sekret mukopurulen di dalam hidung, yang berasal dari metus
media, dan nasofaring.

Penurunan atau gangguan penciuman.

Penatalaksanan
Tujuan terapi sinusitis adalah 1) mempercepat penyembuhan, 2) mencegah
komplikasi, dan 3) mencegah perubahan menjadi kronik. Prinsip pengobatan ialah membuka
sumbatan di KOM sehingga drenase dan ventilasi sinus-sinus pulih secara alami.5
6

Terapi Medikamentosa
o Antibiotik (diberikan minimal 2minggu):
Lini pertama:
Amoxycilline 3x500mg.
Cotrimoxazole 2x1tablet.
Erythromycine 4x500mg.
Lini kedua:
Bila ditemukan kuman menghasilkan enzim beta-laktamase
diberikan kombinasi Amoxycilline+Clavulanic acid, cefaclor
atau cephalosporine generasi II atau III oral
o Dekogestan
Topikal:

Solusio Efedrin 1% tetes hidung


Oxymethazoline 0,025% tetes hidung untuk anak, 0,05% semprot
hidung. Jangan digunakan lebih dari 5 hari

Sistemik:
Fenil Propanolamine
Pseudoefedrine 3x60mg
o Mukolitik: N-acetytilcystein, bromhexine
o Analgesik/antipiretik (bila perlu):
Parasetamol 3x500mg
Metampiron 3x500mg
o Antihistamin (diberikan pada penderita dengan latar belakang alergi)
CTM (Chlorpheniramin Maleat)
Loratadine

Tidakan Pembedahan
Bedah Sinus Endoskopi Fungsional (BSEF/FESS) merupakan operasi terkini untuk

sinusitis kronik yang memerlukan operasi. Tindakan ini telah menggantikan hampir semua
jenis bedah sinus terdahulu karena memberikan hasil yang lebih memuaskan dan tindakan
yang lebih ringan dan tidak radikal. Indikasinya berupa sinusitis kronik yang tidak membaik
setelah terapi adekuat, sinusitis kronik disertai kista atau kelainan yang ireversibel, polip
ekstensif, adanya komplikasi sinusitis serta sinusitis jamur.5
Komplikasi

Selulitis orbita dan abses


Komplikasi ini terjadi secara langsung melalui atap rongga sinus maksilaris atau
karena penjalaran infeksi melalui sinus etmoid dan sinus frontalis. Rasa nyeri
disekitar mata diikuti pembengkakan kelopak mata dan konjunctiva, gerakan bola
mata terbatas. Pasien mengeluh rasa sakit yang hebat dan bila mengenai N. Optikus

akan menyebabkan kebutaan. Apabila tidak dilakukan perawatan, selulitis orbita ini
akan menjadi abses.

Meningitis
Biasanya disebabkan karena perluasan langsung dari sinusitis maksilaris atau
tromboflebitis yang menyebar.

Abses otak
Merupakan kelanjutan peradangan otak, biasanya ditandai dengan adanya gangguan
ingatan, sikap dan tingkah laku serta sakit kepala yang hebat.

Mukokel
Terjadi akibat adanya penimbunan dan retensi sekresi mukus dan mukoid sehingga
terjadi penyumbatan osteum sinus. Jika terdapat pus didalam sinus dikenal sebagai
mukokel atau piokel.

Trombosis sinus cavemosus


Keadaan ini terjadi akibat adanya infeksi melalui vena, memiliki tanda yang mirip
dengan abses orbita, biasanya meliputi kedua sisi. Penyebaran infeksi ini berlangsung
cepat dan pasien dapat meninggal.

Fistula oro antral


Fistula ori antral didefinisikan sebagai lubang sinus yang bertahan selama lebih dari
48 jam, lubang ini terbentuk setelah pembedahan (sengaja atau tidak sengaja) dan
akibat trauma pada sinus dan jarang sekali disebabkan cacat perkembangan atau
infeksi. Tidak semua lubang kearah antrum akan menyebabkan fistula. Fistula lebih
mungkin terjadi bila lubang yang terbentuk lebih dari 3 mm dan melibatkan dasar,
adanya sinusitas serta bila perawatan yang dilakukan tidak memadai. Keluhan pasien
biasanya adalah masuknya isi rongga mulut kedalam hidung, keluarnya udara
kedalam mulut dan rasa tidak enak. Rasa sakit jarang dikeluhkan kecuali bila ada
infeksi. 3,7

Pencegahan
Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terkena sinusitis.
Bagi perokok lebih baik menurangi rokok karena asap dapat mengiritasi saluran hidung dan
meningkatkan kemungkinan infeksi. Alergi hidung bisa memicu infeksi sinus, juga. Dengan
mengidentifikasi alergen (zat yang menyebabkan reaksi alergi) dan menghindari hal itu,
Jika memiliki kemacetan dari pilek atau alergi, berikut ini dapat membantu
mengurangi risiko mengembangkan sinusitis:
8

Minum banyak air. Hal ini menipis sekresi hidung dan membuat membran mukosa

lembab.
Menggunakan uap untuk menenangkan bagian hidung. Tarik napas panjang sambil
berdiri di mandi air panas, atau menghirup uap dari baskom berisi air panas sambil

memegang handuk di atas kepala.


Hindari membuang ingus dengan kekuatan besar, yang dapat mendorong bakteri ke
dalam sinus.

Beberapa dokter menyarankan periodik pencucian rumah hidung untuk membersihkan


sekresi. Hal ini dapat membantu mencegah, dan juga mengobati, infeksi sinus.6,7

Prognosis
Individu dengan sinusitis akut tanpa komplikasi dapat mengharapkan pemulihan penuh
dan kembali bekerja . Sekitar 70 % dari sinusitis bakteri akut sembuh spontan tanpa
antibiotik, penggunaan antibiotik meningkatkan persentase ini pemulihan sampai 85 %
( Orlandi ) . Jarang, sinusitis rumit oleh penyebaran infeksi ke tulang wajah atau otak akan
memperpanjang waktu pengobatan dan memerlukan pemulihan yang lebih panjang . Sinusitis
jamur jarang terjadi tetapi dapat menyebar dengan cepat dan mengakibatkan kematian pada
individu immunocompromised ( misalnya , pasien kanker , pasien HIV / AIDS , atau diabetes
yang tidak terkontrol atau pasien dialisis ) .
Sinusitis kronis bervariasi dalam ketajaman antara individu tetapi membutuhkan
pengobatan jangka panjang yang berkelanjutan untuk peradangan dan pengobatan berkala
akut flare-up. Individu dengan tidak ada penyakit yang mendasari signifikan dapat pulih
sepenuhnya. Individu dengan penyakit inflamasi, sistem kekebalan tubuh, atau kondisi alergi
tunduk pada episode sinusitis bakteri akut. Individu yang membutuhkan pembedahan sinus
dapat berharap untuk kembali ke aktivitas normal dalam waktu 5 sampai 7 hari pasca operasi
dan untuk mencapai pemulihan penuh di sekitar 4 sampai 6 minggu . Pengobatan gagal pada
sekitar 10 % sampai 25 % dari pasien.7
Kesimpulan
Rinosinusitis makilaris akut merupakan pradangan pada sinus maksilaris yang disertai
dengan gejala rinitis yang berlangsung kurang dari 4 minggu. Gejala klinis dapat berupa
demam dan rasa lesu. Hidung tersumbat disertai rasa nyeri/rasa tekanan pada muka dan ingus
purulent, yang seringkali turun ke tenggorok. Penciuman terganggu dan ada perasaan penuh
dipipi waktu membungkuk ke depan. Pada pemeriksaan tampak pembengkakan di pipi dan
kelopak mata bawah. Pada rinoskopi anterior tampak mukosa konka hiperemis dan edema.
9

Pada rinoskopi posterior tampak mukopus di nasofaring (post nasal drip). Terapi
medikamentosa berupa antibiotik selama 10-14 hari. Pengobatan lokal dengan inhalasi,
pungsi percobaan dan pencucian.
Daftar Pustaka
1. Abdurrahman N, dkk. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisis. Jakarta : Interna Publishing
FKUI 2007.
2. George L. Adams, Lawrence R. Boies, Peter H. Higler. Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC 2013.
3. Soetjipto Damayanti. Patogenesis, Diagnosis dan Penatalaksanaan Medik Sinusitis,
disampaikan dalam: Simposium Penatalaksanaan Otitis Media Supuratifa Kronik,
Sinusitis dan Demo Timpanoplasti 22-23 Maret 2003, Denpasar, Bali.
4. Musher DM. Moraxella Catarrhalis and Other Moraxella Species.. In: Kasper DL,
Braunwald E, Fauci AS, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, editors. Harrisons Principle
of Internal Medicine. 16th ed. New York, NY: McGraw Hill; 2005.h.862-3
5. Soepardi E A, Iskandar N, Bashiruddin J, et al. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung
tenggorok kepala & leher. Fakultas kedokteran universitas indonesia. 7th ed. Jakarta;
2015.h.122-53.
6. Shames Richard S, Kishiyama Jeffrey L. Disorders of the Immune System, in: McPhee
Stephen J, Lingappa Vishwanath R, Ganong William F, editors. Pathophysiology of
Disease: An Introduction to Clinical Medicine 4th editions. Mc Graw Hill, Philadelphia,
2003.
7. Siswantoro,Pawarti D, Soerarso Bakti. Pedoman Diagnosis dan Terapi SMF Ilmu
Penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorok RSUD Dr. Soetomo. Edisi 3. Surabaya, 2005.

10

Anda mungkin juga menyukai