Shanada/15411098 GBHN 19993 mengamanatkan, bahwa sasaran pembangunan dalam PJP II adalah menciptakan kualitas manusia dan masyarakat yang maju dan mandiri. Dimana titik berat pembangunan diletakkan pada bidang ekonomi seiring dengan peningkatan kualitas manusia. Upaya pembangunan melalui berbagai sektoral dan daerah selama PJP II telah mengurangi kesenjangan antardaerah, antara perkotaan dan perdesaan, serta antargolongan masyarakat. Pembangunan melalui pertumbuhan selama ini diyakini sebagai strategi pembangunan yang dalam jangka panjang taraf hidup masyarakat dapat sekaligus terangkat melalui trickling down-effect. Namun, berbagai fakta menunjukkan bahwa manfaat dari pertumbuhan ekonomi kurang menyentuh pada kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah ataupun wilayah-wilayah yang kurang berkembang. Kenyataan lain juga mengindikasikan adanya pertumbuhan ekonomi yang tidak merata antar wilayah/propinsi di Indonesia. Dalam upaya penanggulangan kemiskinan, khususnya, yang menggunakan pendekatan sektoral, regional, dan khusus, telah berhasil menekan jumlah penduduk miskin secara mengesankan, yakni dari 70 juta (60%) pada 1970 menjadi 27,2 juta (15,1%) pada 1990. Secara kewilayahan, kondisi desa-desa telah membaik, karena makin tersedia berbagai prasarana dan sarana sosial perekonomian, sehingga pada 1993 jumlah desa tertinggal yang berhasil didata mencapai 20.633 desa. Namun, demikian, berbagai keberhasilan itu belum dapat menyelesaikan permasalahan kemiskinan. Karenanya, dalam PJP II pendekatan penanggulangan kemiskinan yang telah dilaksanakan selama ini perlu dilanjutkan dan disempurnakan serta dikembangkan lebih jauh melalui program khusus seperti Program Pengembangan Wilayah (PPW) dengan waktu pelaksanaan lebih dari satu tahun, Program Pengembangan Kawasan Terpadu (PKT), Repelita VI, serta Inpres Desa Tertinggal (IDT), yang menitikberatkan pada prinsip keterpaduan, keswadayaan, partisipasi aktif masyarakat dan desentralisasi pembangunan. Program-program penanggulangan kemiskinan itu perlu lebih didasarkan pada strategi pengembangan wilayah yang pelaksanaannya diarahkan untuk menangani daerah-daerah tertinggal, terpencil, kritis, minus dan daerah terbelakang lainnya. Selain itu, juga dikembangkan program-program kegiatan penanggulangan kemiskinan melalui pengembangan perekonomian masyarakat dengan mengembangkan kelompok-kelompok usaha dalam masyarakat (community-based development). Program
penanggulangan kemiskinan dengan pengembangan kelompokkelompok masyarakat ini akan lebih berhasil jika memanfaatkan lembaga-lembaga masyarakat desa yang ada.