Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Teori Bahan

2.1.1 Propanol
Propanol adalah alkohol primer dengan rumus molekul (C3H8O). Ia juga
dikenal sebagai propil alkohol, n-propil alkohol, n-propanol, atau hanya propanol.
Ini merupakan isomer dari 2-propanol. Propanol merupakan unsur utama minyal
fusel, yang terbentuk dari asam amino tertentu ketika kentang atau butir yang
difermentasi untuk menghasilkan etanol. Propanol ditemukan pada tahun 1853
oleh mimbar, yang diperoleh dengan penyulingan fraksional minyal fusel. Zat ini
sering digunakan sebagai bahan pelarut dalam industri farmasi, dan untuk resin
ester selulosa. Zat ini terbentuk secara alami pada jumlah yang kecil dalam bahan
bakar fosil mentah, sebagai hasil fermentasi dan dekomposisi berbagai produk
buah-buahan dan sayur-sayuran, dan merupakan bahan aditif yang ditambahkan
pada obat atau makanan sebagai aroma (flavour). Keberadaan alkohol seperti
propanol di alam ialah terdapat banyak disetiap buah dan sayur-sayuran. Propanol
adalah salah satu alkohol yang paling penting dalam industri. Secara keseluruhan,
kegunaan utamanya ialah sebagai pelarut, terutama di tinta cetak, cat, kosmetik,
dan pestisida (Asri, dkk., 2010).
Dibawah ini adalah Tabel 2.1 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Propanol :
Sifat Fisika
Berat Molekul : 60,1 gr/mol
o

Sifat Kimia
Rumus Molekul C3H8O

Titik didih : 97 C

Merupakan larutan yang tak berwarna

Titik lebur : -126,5oC

Larut sempurna dalam air

Massa Jenis : 0,8034 gr/cm3

Apabila bereaksi dengan logam aktif


maka terbentuk logam alkali dan gas

Viskositas : 1,938 cP

hydrogen
Apabila

direaksikan

dengan

Asam/Hidrogen maka akan membentuk


alkil halida dan air
(Asri.dkk., 2010)

2.1.2 Susu kental Frisian Flag (cokelat)


Susu Frisian Flag merupakan produk-produk minuman berbasis susu
persembahan Frisian Flag untuk melengkapi kebutuhan zat gizi keluarga
Indonesia. Dilengkapi dengan zat gizi berkualitas dan seimbang bagi setiap tahap
usia dan perkembangan, seluruh produk Frisian Flag telah menjadi bagian dari
perjalanan keluarga di Indonesia selama lebih dari 90 tahun. Terdiri dari : FF Kid
& School, FF Family Regular (Liquid), FF Mainstream (Powder), FF Low Fat, FF
Energo, FF SKM, Omela dan Fun 4 Kids.
PT Frisian Flag Indonesia (FFI) adalah produsen produk-produk nutrisi
berbasis susu untuk anak-anak di Indonesia dengan merek Frisian Flag, yang juga
dikenal sebagai Susu Bendera. Frisian Flag telah menjadi bagian dari
pertumbuhan keluarga Indonesia selama lebih dari 90 tahun. Selama itu pula,
Frisian Flag selalu memberikan komitmennya untuk terus berkontribusi
membantu anak-anak Indonesia meraih potensinya yang tertinggi, melalui
produk-produk bernutrisi tepat.
Semua ini dimulai ketika susu dengan merek Friesche Vlag mulai diimpor
dari Cooperatve Condensfabriek Friesland, yang kini telah menjadi Royal
FrieslandCampina, pada tahun 1922. Friesland Campina merupakan koperasi
peternak sapi perah terbesar dunia yang berpusat di Belanda dan beranggotakan
19.487 peternak yang tersebar di tiga negara, serta memiliki karyawan tak kurang
dari 19.946 orang yang bekerja di 100 perusahaan di seluruh dunia. Sebagai
bagian dari FrieslandCampina, Frisian Flag mengacu pada pengalaman global dan
kemitraan jangka panjang dengan peternak sapi perah lokal, agar dapat
menghadirkan nutrisi terbaik yang diperoleh dari susu.
Dalam memproduksi dan mendistribusikan produk-produk berbasis susu, PT
Frisian Flag Indonesia tidak hanya mengikuti standar nasional dan internasional,
namun juga mengadvokasi kepada para pemangku kepentingannya untuk
senantiasa mendukung perkembangan holistik anak dan mempromosikan ASI
eksklusif sesuai dengan petunjuk WHO (Frisian Flag Indonesia, 2015).

Komposisi Frisian Flag antara lain, susu skim bubuk, sukrosa, lemak nabati,
maltodekstrin, isomaltulosa, bubuk whey, inulin, mineral ( kalsium karbonat,
magnesium karbonat, tri kalsium fosfat, seng sulfat, natrium selenit), konsentrat
protein susu, pengemulsi lesitin kedelai, vitamin ( premix vitamin, vitamnin C, N
lasin, vitamin B12, beta karoten, vitamin B1, vitamin B2, asam folat, vitamin D3),
pengemulsi lesitin kedelai, penstabil nabati, asam dokosaheksaenoat/DHA
( mengandung antioksidan tokoferol), asam arakhidonat/AA (mengandung
antioksidan askorbil palmiat, tokoferol), kolin, pemberi rasa (cokelat), dan bubuk
cokelat (Supermetromall, 2015).

2.2

Fluida
Fluida adalah zat-zat yang mampu mengalir dan menyesuaikan diri dengan

bentuk wadah tempatnya atau zat yang akan berdeformasi terus menerus selama
dipengaruhi oleh suatu tegangan geser. Bila berada dalam keseimbangan, fluida
tidak dapat menahan gaya tangensial atau gaya geser. Semua fluida memiliki
suatu derajat kompresibilitas dan memberikan tahanan kecil terhadap perubahan
bentuk.
Fluida dapat digolongkan ke dalam cairan atau gas. Perbedaan-perbedaan
utama antara cairan dan gas adalah :
(a) cairan praktis tidak kompresibel, sedangkan gas kompresibel
(b) cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan-permukaan bebas
Sedangkan gas dengan massa tertentu mengembang sampai mengisi seluruh
bagian wadah tempatnya. Fluida memiliki sifat tidak menolak terhadap perubahan
bentuk dan kemampuan untuk mengalir (atau umumnya kemampuannya untuk
mengambil bentuk dari wadahnya). Sifat ini biasanya dikarenakan sebagai fungsi
dari ketidakmampuan fluida terhadap tegangan geser (shear stress) dalam
ekuilibrium statik. Konsekuensi dari sifat ini adalah hukum Pascal yang
menekankan pentingnya tekanan dalam mengkarakterisasi bentuk fluida
(Karyono, 2008).
2.3

Densitas

Densitas adalah jumlah suatu zat pada suatu unit volume. Nilai
densitasdapat dipengaruhi oleh temperatur semakin tinggi temperatur maka
kerapatan suatu fluida semakin berkurang karena disebabkan gaya kohesi dari
molekul molekul fluida semakin berkurang.Densitas dapat dinyatakan dalam tiga
bentuk yaitu:
1

Densitas massa adalahperbandingan jumlah massa dengan jumlah volume,


dapat dirumuskan dalam persamaan :
=

m
v

(Yatiman,

2011)
dengan m adalah massa dan v adalah volume
2

Berat spesifik adalah densitas massa dikalikan dengan gravitasi, dapat


dirumuskan dengan persamaan :
=.g

(Yatiman, 2011)

dengan unit berat spesifik adalah dan dimensi = ML-3T-2, untuk udara g = 12,07
N/m3 dan air g = 9.81 x 103N/m3.
3

Densitas relatifdisebut juga specific grqfity (s.g) yaitu perbandingan antara


densitas massa atau berat spesifik suatu zat terhadap densitas massa atau berat
spesifik suatu standard zat, yang pada umumnya standard zat tersebut adalah
air pada temperatur 4C. Densitas relatif tidak memiliki satuan.
(Yatiman, 2011).

2.4

Viskositas

2.4.1 Pengertian Viskositas


Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau
fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat seperti
air, alkohol dan bensin mempunyai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang
mengalir lambat seperti gliserin, minyak castor dan madu mempunyai viskositas
besar. Jadi viskositas tidak lain menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan.
Viskositas (kekentalan) cairan akan menimbulkan gesekan antara bagianbagian atau lapisan-lapisan cairan yang bergerak satu terhadap yang lain.

Hambatan atau gesekan yang terjadi di timbulkan oleh gaya kohesi dalam zat cair.
Sedangkan viskositas gas di timbulkan oleh peristiwa tumbukan yang terjadi
antara molekul-molekul gas (Yazid, 2005).

2.4.2 Metode Viskositas


Ada beberapa metode dalam pengukuran viskositas, antara lain :
1. Metode Ostwald
Metode ini ditentukan berdasrkan Hukum Poiseulle menggunakan alat
Viskometer Ostwald. Penetapannya dilakukan dengan jalan mengukur wktu yang
diperlukan untuk mengalirnya cairan dalam pipa kapiler dari a ke b. Sejumlah
cairan yang akan diukur viskositasnya dimasukkan ke dalam viscometer. Cairan
kemudian diisap dengan pompa sampai diatas batas a. Cairan dibiarkan mengalir
ke bawah dan waktu yang diperluka dari a ke b dicatat menggunakan stopwatch.
Viskositas dihitung menggunakan persamaan Poiselle.
P r 4 t
=
8Vl
(Yazid, 2005)
Dimna :

= Viskositas (cP)

= Volume (m3)

= Panjang pipa (m)

= jari-jari (m)

= waktu (s)

Penetapan ini dapat dilakukan dengan Viskometer Ostwald. Sejumlah zat


cair dimasukkan dalam Viskometer yang diletakkan dalam termostat. Cairan ini
dihisap dengan pompa kedalam bola b, hingga permukaan cairan di atas a. Cairan
dibiarkan mengalir ke bawah dan waktu yang diperlukan untuk mengalir dari a ke
b dicatat dengan stopwatch. Percobaan diulangi dengan cairan pembanding
setelah dibersihkan. Dengan ini dapat ditentukan t1 dan t2 (Yazid, 2005).
Di bawah ini adalah gambar viskometer Ostwald

Gambar 2.1 Viskometer Ostwald


(Yazid, 2005)
2. Metode Bola Jatuh
Jika sebuah benda berbentuk bola dijatuhkan ke dalam fluida kental,
misalnya kelereng dijatuhkan ke dalam kolam renang yang airnya cukup dalam,
nampak mula-mula kelereng bergerak dipercepat. Tetapi beberapa saat setelah
menempuh jarak cukup jauh, nampak kelereng bergerak dengan kecepatan
konstan (bergerak lurus beraturan). Ini berarti bahwa di samping gaya berat dan
gaya apung zat cair masih ada gaya lain yang bekerja pada kelereng tersebut.
Gaya ketiga ini adalah gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida.
Khusus untuk benda berbentuk bola, gaya gesekan fluida secara empiris
dirumuskan dengan persamaan berikut:
Fs = 6rv
Dimana:

(Budianto, 2008)

F = gaya (N)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
= viskositas (cP)
r = jari jari (m)
v = volume (m3)

Persamaan tersebut pertama kali dijabarkan oleh Sir George Stokes tahun
1845, sehingga disebut Hukum Stokes (Anwar, 2008).
Berdasarkan hokum Stokes. Bola dengan rapatan d dan jari-jari r dijatuhkan
ke dalam tabung berisi cairan yang akan ditentukan viskositasnya. Waktu yang
diperlukan bola untuk jatuh melalui cairan dengan tinggi tertentu kemudian
dicatat dengan stopwatch. Gaya berat yang menyebabkan bola turun ke bawah
sebesar:
Fw = 4/3 r3(db dc) g
Dimana:

= gaya (N)

= percepatan gravitasi (m/s2)

db = kerapatan bola (gr/ml)

(Yazid, 2005)

dc = kerapatan cairan (gr/ml)


r
3.

= jari jari (m)

Metode Lehman
Nilai viskositas Lehman didasarkan pada waktu kecepatan alir cairan yang

akan diuji atau dihitung nilai viskositasnya berbanding terbalik dengan waktu
kecepatan alir cairan pembanding, dimana cairan pembanding yang digunakan
adalah air. Persamaannya adalah sebagai berikut :
=

Tcairan
Tair

(Nova, 2010)
Dimana :

Tcairan = waktu kecepatan cairan (s)


Tair

= waktu kecepatan air (s)

2.4.3 Faktor- faktor yang mempengaruhi Viskositas


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi viskositas, yaitu :
1. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak
dipengaruhi oleh tekanan.
2. Temperatur
Viskositas cairan akan turun dengan naiknya temperatur, sedangkan viskositas
gas naik dengan naiknya temperatur. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul
molekulnya memperoleh energi. Molekul molekul cairan bergerak sehingga
gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan
turun dengan kenaikan temperatur.
3. Kehadiran zat lain
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan
seperti bahan suspensi (misalnya albumin dan globulin) menaikkan viskositas
air. Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan
viskositas akan turun karena gliserin ataupun minyak akan semakin encer,
waktu alirnya pun akan semakin cepat.
4. Ukuran dan berat molekul

Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol
cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi. Larutan
minyak misalnya CPO memiliki kekentalan tinggi serta laju aliran lambat
sehingga viskositas juga tinggi.
5. Bentuk molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin tinggi.
6. Kekuatan antar molekul
Viskositas air naik dengan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPO dengan
gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama.
7. Konsentrasi
Untuk suatu larutan viskositasnya bergantung pada konsentrasi atau kepekatan
larutan. Umumnya larutan yang konsentrasinya tinggi, viskositasnya juga
tinggi ( Wati, 2012).

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen5 halaman
    Bab Ii
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen3 halaman
    Bab Ii
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen9 halaman
    Bab Ii
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Aldehid Keton
    Aldehid Keton
    Dokumen3 halaman
    Aldehid Keton
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen4 halaman
    Bab Iii
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Bab II
    Bab II
    Dokumen3 halaman
    Bab II
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • BAB II Fermemtasi
    BAB II Fermemtasi
    Dokumen6 halaman
    BAB II Fermemtasi
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen1 halaman
    Abstrak
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen6 halaman
    Bab Ii
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen4 halaman
    Bab Iii
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Aldehid Keton
    Aldehid Keton
    Dokumen3 halaman
    Aldehid Keton
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Alkohol Fenol
    Alkohol Fenol
    Dokumen5 halaman
    Alkohol Fenol
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen4 halaman
    Bab Iii
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Dokumen1 halaman
    ABSTRAK
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen9 halaman
    Bab Ii
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Aldehid Keton
    Aldehid Keton
    Dokumen3 halaman
    Aldehid Keton
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Asam Sulfat
    Asam Sulfat
    Dokumen1 halaman
    Asam Sulfat
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen1 halaman
    Abstrak
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Teori Kinetik Gas
    Teori Kinetik Gas
    Dokumen10 halaman
    Teori Kinetik Gas
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Sunyono, 2010 UPI Gas Ideal PDF
    Sunyono, 2010 UPI Gas Ideal PDF
    Dokumen40 halaman
    Sunyono, 2010 UPI Gas Ideal PDF
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Seni Rupa Terapan
    Seni Rupa Terapan
    Dokumen5 halaman
    Seni Rupa Terapan
    Vanessa
    Belum ada peringkat
  • Seni Rupa Terapan
    Seni Rupa Terapan
    Dokumen5 halaman
    Seni Rupa Terapan
    Vanessa
    Belum ada peringkat