Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN

1. Bauhinia acuminata L.
Bauhinia acuminata dikenal sebagai bunga panawar saribu (Sunda).
jenis tanaman ini (asli) di daerah dengan curah hujan yang tinggi (Benua)
Asia Tenggara, dan bagian yang lebih kering dari Jawa, Di Jawa Barat
ekstrak dingin dari akar digunakan suntuk mengatasi batuk. Bauhinia
acuminata secara luas ditanam sebagai tanaman hias. Kategori tanaman
bauhinia acuminata adalah tumbuhan obat.
a. Morfologi akar
Akarnya berupa akar lutut. Yakni bagian akar dari tanaman keben ini
tumbuh keatas kemudian membengkok lagi masuk ke dalam tanah,
sehingga membentuk gambaran seperti lutut yang dibengkokkan. Akar ini
sesuai dengan daerah pertumbuhan tanaman keben ini yaitu di tepi
pantai yang rendah berlumpur dan akar ini berguna untuk kepentingan
pernafasan.
b. Morfologi batang
Tanaman penawar seribu memiliki batang berkayu (lignosus), yaitu
batang yang biasa keras dan kuat karena sebagian besar terdiri dari kayu.
Bentuk batang pada tanaman keben ini berbentuk bulat dan permukaan
batangnya memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu. Arah tumbuh
batang tanaman keben tegak lurus yaitu arah tumbuhnya lurus ke atas.
c. Morfologi daun
Bentuk daunnya membulat (rotundatus) pada daun-daun bangun
bulat, jorong dan seperti bulat telur tetapi bagian yang lebar terdapat
dekat ujung daun, ujung daunnya tumpul tetapi tidak terbentuk sudut
sama sekali. memiliki tulang daun menyirip (penninervis) dan memiliki ibu
tulang (costa) yang terdapat ditengah-tengah membujur dan merupakan
terusan tangkai daun, Tepi daunnya rata (integer)

2. Caesalpinia ferrea Mart. (Fabaceae)


Caesalpinia ferrea mart dikenal sebagai tanaman pohon macan tutul
(leopard). Pohon Leopard tumbuh hingga 15m, membentuk luas, datar
puncak mahkota. Secara tradisional, C. ferrea telah digunakan di Brasil
untuk pengobatan diabetes mellitus, biasanya menggunakan teh yang
terbuat dari batang.
a. Mofologi akar

Akarnya berupa akar lutut, dan cara hidup C. Ferrae akar nafas
(pneumatophora) yakni cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus ke
atas hingga muncul permukaan tanah, akar ini mempunai banyak liang
atau celah-celah untuk jalan masuknya udara yang diperlukan dalam
pernafasan. Akar ini terdapat pada tumbuhan di tepi pantai yang rendah
berlumpur, dan berguna pula untuk kepentingan pernafasan.
b. Morfologi batang
Tanaman C. Ferrea memiliki batang berkayu (lignosus), yaitu batang
yang biasa keras dan kuat karena sebagian besar terdiri dari kayu. Bentuk
batang pada tanaman keben ini berbentuk bulat dan permukaan
batangnya memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu. Arah tumbuh
batang tanaman keben tegak lurus yaitu arah tumbuhnya lurus ke atas.
Dan batangnya biasanya pendek serta bercabang sering dekat dengan
basis
c. Morfologi daun
Bentuk daunnya membulat dan termasuk daun majemuk (folium
compositum) pada tangkai daunnya terdapat bercabang-cabang , dan
padang cabang tangkai ini terdapat helaian daun. Tepi daunnya bertepi
rata, permukaan daunnya licin (nitidus) dan terlihat mengkilat dan daun
majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus).
3. Cynometra cauliflora L.
Cynometra cauliflora L. Dikenal sebagi tumbuhan nam-nam (manado),
kopi anjing (jawa) terdapat di daerah dataran rendah tropik basah
biasanya tumbuh secara liar dihutan-hutan di sulawesi, perbanyakan
tanaman biasanya dilakukan dengan menyemaikan bijinya walaupun cara
cangkok dan pentunasan juga bisa dilakukan . nam-nam dikategorikan
sebagai buah-buahan, pohon kopi anjing bagus untuk tanaman hias
dikebun-kebun atau dibuat bonsai dipot-pot. Serta buahnya bisa dimasak
atau dibuat salad
a. Morfologi akar
Akarnya berupa akar serabut. akar pohon kopi anjing cara hidupnya
termasuk akar penghisap (haustorium), yaitu akar-akar yang terdapat
pada tumbuhan yang hidup sebagai parasit dan berguna untuk menyerap
air maupun zat makanan.
b. Morfologi batang
Pohon kopi anjing termasuk batang berkayu (lignosus). Perdu atau
pohon kecil, tinggi 3 - 15 m, bertajuk agak padat dengan percabangan
yang berbiku-biku. Bentuk batangnya bulat (teres), arah cabangnya tegak
(fastigiatus) suduh antara batang dan cabang amat kecil, sehingga arah

tumbuh cabang hanya pada pangkalnya dan sedikit serong keatas.


Percabangannya simpodia.
c. Morfologi daun
Bentuk daunnya jorong (ovalis/ellipticus). Daun berpasangan dengan 1
pasang anak daun; anak daun bundar telur lonjong, tidak simetris, terdiri
atas helaian saja dan dapat mempunyai pangkal yang demikian lebarnya
atau disebut juga daun duduk (sessilis). Ujung daunnya meruncing
(acuminatus), pangkal daunnya tumpul (obtusus), tepi daunnya bertepi
rata serta tulang daunnya menyirip.

d. Morfologi buah
Buah polong, berbentuk ginjal, panjang 3 - 9 cm dan lebar 2 - 6 cm,
coklat. Biji berbentuk ginjal gepeng dan coklat, panjang 3 - 6 cm dan lebar
2 - 4 cm. Buah yang masih muda sangat asam, tetapi dengan bertambah
masaknya buah maka keasamannya akan menurun. Buah masak dapat
dimakan segar atau dimasak dengan menambahkan gula sehingga terasa
manis
e. Morfologi bunga
Perbungaan kauliflori, 4 - 5 tandan kecil mengelompok bersama-sama
pada benjolan-benjolan batang di atas tanah, panjang rakis 0,5 - 3 cm,
kelopak bunga putih pink, mahkota putih, benang sari 8 - 10.
4. Kalappia celebica konsterm
Kalappia celebica konsterm pohon ini disukai karena nuansa kuat pada
pohon yang telah berukuran besar, Disukai karena warna kemerah
merahan yang kuat menempel pada daun, dan tetap bertahan walaupun
sampai berumur tua, dan berukuran besar, Batang bisa menjadi besar,
dan kayunya cukup keras dan kuat, serta daunnya memiliki warna hijau
yang kuat.terdapat daerah hutan di sulawesi.
a. Morfologi akar
Sistem akarnya termasuk akar serabut, kalappia celebica cara
hidupnya dengan akar tunjang, yaitu akar-akar yang tumbuh dari bagian
bawah batang ke segala arah dan seakan-akan menunjang batang agar
tidak rebah.
b. Morfologi batang
Batangnya termasuk batang berkayu (lignosus), batangnya besar,
keras dan kuat karena sebagian besar terdiri atas kayu. Bentuk batangnya

bulat (teres), arah tumbuh batangnya tegak lurus (erectus), batang


percabangannya simpodial, cabang batangnya tegak (fastigiatus).
c. Morfologi daun
Memiliki ujung daun (Apex Folli) runcing, yakni jika kedua tepi daun di
kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas dan
pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip. Pangkal
daun (Basis Foli) juga runcing. Bertulang daun menyirip dan bertepi daun
rata.

d.

Anda mungkin juga menyukai