Hukum Naegele
Contoh
Tgl
Bln
Thn
HPHT (Hari
13
06
2012
+7
-3
+1
20
2013
+14
-3
+1
Pertama Haid
Terakhir)
Siklus 28 hari
Untuk Siklus 35
Hari
Tanda-tanda mungkin :
Pembesaran, perubahan
bentuk & konsistensi rahim
Perubahan pada serviks
Kontraksi Braxton Hicks
Balotemen
Meraba bagian anak
Pemeriksaan biologis
Pembesaran perut
Keluarnya kolostrum
Hiperpigmentasi
Tanda Chadwick
Amenore
Mual-muntah
Ibu merasa
pergerakan anak
Sering kencing
Perasaan dada berisi
& agak nyeri
TANDA-TANDA
KEHAMILAN
Tanda pasti :
1. Terdengarnya
denyut
jantung janin melalui
auskultasi/ Doppler.
2. Gerak
janin
yang
dirasakan ibu mulai usia
gestasi 16-20 minggu
3. Gambaran USG yang
mengkonfirmasi adanya
kehamilan
1. Amenorhea
2. Perubahan
payudara
dan puting (tegang,
membesar dan sensitif)
3. Hiperpigmentasi
kulit
(kloasma
gravidarum,
linea nigra,
4. Pembesaran uterus
5. Mual muntah/ morning
sickness
6. Fatique
TANDA LAINNYA:
-
Tanda Chadwick:
kebiruan pada vulva,
vagina dan serviks.
Tanda Goodell:
perubahan konsistensi
serviks
Tanda Hegar:
pelunakan dan
kompresibilitas ismus
serviks
Tanda Piskacek:
pembesaran uterus
yang asimetris
Kontraksi Braxton
Hicks: terjadi akibat
peregangan
miometrium karena
pembesaran uterus;
Antenatal care
Dokter/ bidan
Minimal 4 kali: (trim. I 1x,
trim. II 1x dan trim III 2x),
termasuk minimal 1 kali
kunjungan diantar suami
atau keluarga ke dokter
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum (tanda vital, TB, BB,
jantung paru, payudara, dsb)
Pemeriksaan abdomen (inspeksi,
palpasi, auskultasi)
Pemeriksaan Obstetri (Leopold)
Pemeriksaan inspekulo
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (Hb, MCV, Gol. darah, hitung jenis,
GDS, HbsAg, HIV/ VDRL, antibodi Rubella, urinalisis,
feses lengkap) dan USG
Situs
Sumbu tubuh fetus dibandingkan dengan
sumbu tubuh ibu
Letak memanjang
Letak melintang
Letak oblik
Presentasi
Bagian terbawah janin
Posisi
Hubungan antara bagian tertentu fetus
(ubun-ubun kecil, dagu,mulut, sakrum,
punggung) dengan bagian kiri, kanan,
depan,belakang, atau lintang, terhadap jalan
lahir
Fase Persalinan
Kala 1
His
: Diukur dalam 10 menit.
Amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik
Kala 2
Kala 3
Kala 4
Masalah kala I:
Gangguan His/ Power:
Inersia uteri persalinan
lama
Kontraksi uterus hipertonik
Inkoordinasi kontraksi uterus
Gangguan Passage
Disproprosi kepala-panggul
Gangguan Passenger
Malposisi, malpresentasi
Disproporsi kepala-panggul
Induksi Persalinan
Stimulasi tanda-tanda persalinan dari sebelumnya tidak ada menjadi ada
Indikasi: Adanya gawat janin atau gawat maternal
Metode:
Surgikal
Melepaskan / memisahkan selaput kantong ketuban dari segmen bawah uterus (stripping)
Manual (jari tengah/telunjuk)
Foley cathether
UTEROTONIKA
1.Network SMaNC. Queensland Maternity and Neonatal Clinical Guideline. Primary postpartum
haemorrhage. Queensland: Queensland Government; 2012.
Gangguan Persalinan
Komplikasi
Janin: edema scalp, (hilang 1-2 hari), sefal hematom
(hilang 3-4 minggu), aberasi dan laserasi kulit kepala serta
perdarahan intrakranial (sangat jarang).
Ibu: robekan jalan lahir
Perdarahan Antepartum
Perdarahan Antepartum
< 28 minggu
Abortus
Mola hidatidosa
TFU > UK
Massa seperti mata ikan
USG: Honeycomb / snowstorm
appearance
>28 minggu
KET
Plasenta previa
Painless
Plano test (+)
Causeless
Recurrence
Solutio plasenta
Darah kehitaman
Abortus
Tatalaksana
Abortus imminens: Tirah baring dan pil progesteron
Abortus insipiens dan inkomplit: Evakuasi dengan kuretase (kuretase tajam maupun kuretase
hisap/suction) atau dilakukan histerektomi jika pasien sudah tidak menghendaki untuk
memiliki keturunan.
Mola Hidatidosa
Klinis:
Ukuran uterus yang lebih
besar dibanding usia
kehamilannya
Kadar beta-hCG yang amat
tinggi (Menyebabkan HEG,
hipertensi, dan proteinuria)
Adanya benjolan karena kista
theca lutein ovarium
Perdarahan, dengan riwayat
keluar jaringan seperti mata
ikan
USG: gambaran sarang lebah/
honeycomb ataupun
gambaran menyerupai badai
salju/ snowstorm
Tatalaksana
Evakuasi mola dengan
kuretase (kuretase tajam
maupun kuretase hisap/
suction) atau dilakukan
histerektomi jika pasien
sudah tidak menghendaki
untuk memiliki keturunan.
Lakukan pemeriksaan -HCG
ulang, jika tetap tinggi setelah
kuretase > Choriocarcinoma
Kemoterapi pada tahap awal
biasanya dilakukan secara
profilaksis dengan
aktinomisin D.
Karakteristik
Mola Komplit
Mola Parsial
Jaringan
Embrionik/
Fetal
Tidak
ditemukan
Ditemukan,
tidak
sempurna
Pembengkakan Difus
hidatidiform vili
korionik
Fokal
Hiperplasi
tropoblas
Difus
Fokal
Scalloping
korionik
vili Tidak
ditemukan
Ditemukan
Ditemukan
Ultrasonografi
Mola Komplit
Ditemukan gambaran sarang
lebah/ honeycomb ataupun
gambaran menyerupai badai
salju/ snowstorm (lihat
gambar) yang merupakan
karakteristik pembengkakan
vili korionik yang difus dan
vesikuler.
Mola Parsial
Ditemukan gambaran kistik
pada jaringan plasenta dan
pemanjangan diameter
transversa dari kantong
gestasional.
Tatalaksana
Manajemen Awal
Bedah: evakuasi dengan
laparotomy atau dilakukan
histerektomi jika pasien
sudah tidak menghendaki
untuk memiliki keturunan.
Plasenta Previa
Letak plasenta yang abnormal,
yaitu pada segmen bawah
uterus, sehingga dapat
menutupi sebagian atau
seluruh jalan lahir (pada
keadaan normal, plasenta
terletak di bagian fundus atau
segmen atas uterus). Dapat
terjadi bila keadaan
endometrium kurang baik.
Plasenta tumbuh luas hingga
menutupi atau dekat ostium
internum, misalnya pada
multipara (dengan jarak
kehamilan pendek), mioma
uteri, kuretase berulang.
Klinis:
Tatalaksana
Evakuasi
SC
Pembagian :
1. Plasenta previa totalis :
Seluruh ostium internum tertutup oleh plasenta
(lebih sering terjadi)
2. Plasenta previa lateralis :
Hanya sebagian ostium tertutup oleh plasenta
3. Plasenta previa marginalis :
Hanya pada pinggir ostium terdapat jaringan
plasenta
serviks
Lateral
Pembukaan >
Pembukaan
Perdarahan
Amnion
Segmen bawah
Serviks
Perdarahan
Solusio Plasenta
Pelepasan sebagian atau seluruh
placenta yang normal
implantasinya antara minggu
ke22 sampai lahirnya anak
Klinis:
Nyeri abdomen, dapat disertai
perdarahan atau tidak.
Palpasi sukar karena abdomen
terus menerus tegang dan adanya
nyeri tekan. Fundus uteri lamalama menjadi naik.
Rahim keras seperti papan.
Anemi dan syok, beratnya anemi
dan syok sering tidak sesuai
dengan banyaknya darah yang
keluar.
Pada toucher teraba ketuban yang
tegang terus-menerus karena isi
rahim bertambah.
Darah berwarna merah
tua/kehitaman.
Tatalaksana
Evakuasi
SC
Vasa Previa
Letak vasa yang abnormal, yaitu
pada segmen bawah uterus.
Klinis:
Perdarahan per vaginam, merah
segar dan tidak nyeri
DJJ lambat atau tidak beraturan
Pembuluh janin dapat terpalpasi
pada pemeriksaan vagina
Tatalaksana
Evakuasi
SC
1. Ringan :
- Perdarahan keluar kurang dari 100-200 cc
- Uterus tidak tegang
- Belum ada tanda renjatan
- kadar fibrinogen plasma lebih dari 250 mg%
2. Sedang
- Perdarahan lebih dari 200 cc
- Uterus tegang
- Teradapat tanda renjatan
- Gawat janin atau mati
- Kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%
3. Berat
- Uterus tegang dan kontaksi tetanik
- Terdapat renjatan
- Janin biasanya sudah mati
Perdarahan tersembunyi
Perdarahan keluar
Definisi Fungsional
Setiap kehilangan darah yang
memiliki potensial untuk
menyebabkan gangguan
hemodinamik
Etiologi
Tone
Atoni
uterus
Tissue
Sisa
plasenta/bekuan
Trauma
laserasi,
ruptur, inversio
Thrombin
koagulopati
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS KERJA
Uterus
tidak
berkontraksi
dan Syok
Atonia uteri
lembek Perdarahan segera setelah Bekukan darah pada serviks atau
anak lahir
posis terlentang akan menghambat
aliran darah ke luar
Darah segar yang mengalir segera Pucat
setelah bayi lahir
Lemah
Uterus kontraksi dan keras
Menggigil
Plasenta lengkap
Plasenta belum lahir setelah
menit
Perdarahan segera (P3)
Uterus berkontraksi dan keras
Neurogenik syok
Pucat dan limbung
Inversio uteri
plasenta
Sub-involusi uterus
Anemia
Nyeri tekan perut bawah dan pada Demam
uterus
Perdarahan
Lokhia mukopurulen dan berbau
Atonia Uteri
Miometrium tidak
berkontraksi Uterus
menjadi lunak dan
pembuluh darah pada
daerah bekas
perlekatan plasenta
terbuka lebar. Penyebab
tersering perdarahan
postpartum
Tatalaksana
Oksotosin
Ergometrin
misoprostol
Dosis lanjutan
Ulangi 0,2 mg IM
400 mg 2 4 jam
setelah 15 menit.
setelah dosis awal
Bila masih diperlukan
beri IM/IV setiap 2 -4
jam
Total 1 mg atau 5
dosis
Pemberian IV secara
cepat atau bolus
Preeklamsi, vitium
kordis, hipertensi
Perdarahan Uteri
Hiperplasia endometrium
Penebalan endometrium akibat
penambahan/pembesaran kelenjar
endometrium, merupakan prekursor
dari keganasan endometrium.
Dicurigai pada wanita pasca
menopause (50-60 thn) dengan
perdarahan uterus yang banyak,
lama, dan sering (<21 hari) atau
perdarahan uterus yang tidak teratur
pada wanita menopause, atau
menjelang menopause.
Setelah disingkirkan adanya
keganasan
Myoma uteri
Neoplasma jinak otot polos yang
berasal dari myometrium dengan
gejala klinis adanya perdarahan per
vaginam, menorrhagia, dismenore,
dan infertilitas
Endometriosis
Kelainan ginekologi jinak di mana
terdapat kelenjar endometrium dan
stroma di luar lokasi kavum uteri.
Endometriosis di myometrium
dinamakan adenomyosis
Klinis: Nyeri yang sangat hebat saat
menstruasi
Tatalaksana: bedah, Nonbedah Gonadotropin-releasing
hormone agonists, Danazol,
Norethindrone, Gestrinone
Hiperemesis Gravidarum
Grade
Tingkat 1: lemah, napsu makan, BB,nyeri
epigastrium, nadi,turgor kulit berkurang,TD
sistolik, lidah kering, mata cekung.
Tingkat 2: apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering
dan kotor, mata sedikit ikterik, kadang suhu
sedikit , oliguria, aseton
tercium dalam
hawa pernafasan.
Tingkat 3: KU lebih lemah lagi, muntah-muntah
berhenti, kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma, nadi lebih cepat, TD
lebih turun.
Komplikasi: Ensefalopati Wernicke: nystagmus,
diplopia, perubahan mental, ikterik
Tatalaksana
Rawat inap di RS, rehidrasi IV dengan cairan NaCL
atau RL
Penghentian makanan per oral selama 24-48 jam,
pemberian antiemetik
Penambahan glukosa, multivitamin, magnesium,
pyridoxine, atau tiamin perlu dipertimbangkan.
Cairan dekstrosa dapat menghentikan pemecahan
lemak.
Untuk pasien dengan defisiensi vitamin, tiamin
100 mg diberikan sebelum pemberian cairan
dekstrosa.
Penatalaksanaan dilanjutkan sampai pasien dapat
mentoleransi cairan per oral dan didapatkan
perbaikan hasil labor
Kontrasepsi
Kontrasepsi
Tanpa Alat
Koitus
Interuptus
Dengan Alat
Metode
Kalender
Mekanik
Hormonal
AKDR
Kondom
Metode KB
Alamiah
Pantang Berkala (Rhythm Method), OginoKnaus
Daur menstruasi
Wanita daur haidnya relatif teratur, masa
subur : 48 jam sebelum ovulasi dan berakhir
24 jam setelah ovulasi. (H-2 sampai H+1)
Kegagalan : terutama apabila wanita yang
memiliki siklus haid yang tidak teratur
Metode KB Barier
Kondom
Tidak menimbulkan resiko terhadap kesehatan
Efektif, praktis, murah & dapat dipakai secara
umum
Memberi dorongan bagi pria untuk berpartisipasi
dalam kontrasepsi
Dapat mencegah ejakulasi dini
Metode kontrasepsi sementara bila metode
kontrasepsi lainnya harus ditunda
Diafragma
Tidak menimbulkan resiko terhadap kesehatan
Segera dirasakan efektivitasnya
Dapat dikontrol oleh klien sendiri
Sebagai metode kontrasepsi sementara yang
baik setelah metode lain ditunda
Dapat mencegah kanker servix
Spermisida
Kontrasepsi busa, tablet dan krim dapat efektif
bila digunakan dengan atau tanpa kontrasepsi
lain
Kurang efektif Kegagalan (pemakaian
benar?)
Harus menunggu sekitar 7 10 menit
Hanya efektif dalam 1-2 jam
Metode KB Hormonal
Pil KB (dosis rendah estrogen & progesteron)
Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur)
Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga
menghalangi masuknya sperma
Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil
pembuahan
Jenis :
Pil kombinasi
Pil sekunseal
Once a month pil
Pil mini
Morning after pil
Suntik KB
Depo provera (medroxyprogestin acetate)
Cyclofem (medroxyprogesteron acetate dan
estrogen)
Noresterat (Norethindrone enanthate) derivat
testosteron.
Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan
Menghalangi pengeluaran FSH dan LH
Mengentalkan lender serviks
Merubah suasana endometrium
Implan
Kontrasepsi implant mekanisme kerjanya
adalah menekan ovulasi membuat getah
serviks menjadi kental dan membuat
endometrium tidak sempat menerima hasil
konsepsi.
Sangat efektif untuk masa 3 tahun (untuk jenis 1
dan 2 batang) dan 5 tahun (untuk jenis 6
batang).
Transdermal
IUD
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba
falopii
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum
uteri
Mencegah sperma dan ovum bertemu
Jenis:
a.Lippes-Loop
b. Saf-T-Coil
c. Dana-Super
d. Copper-T (Gyne-T)
e. Copper-7 (Gravigard)
f. Multiload
g. Progesterone IUD
Infertilitas
Oligozoospermia
Astenozoospermia
Teratozoospermia
Carcinoma Cervix
Ca Cervix
Pembentukan
Zona Transformasi
dan perubahan
serviks sesuai
tahapan usia
Zona Transformasi/TZ
merupakan tempat
karsinoma skuamosa
serviks.
Etiologi
HPV
(Human Papilloma Virus)
Terutama tipe risiko tinggi
memiliki kemampuan
untuk menonatifkan p53
dan pRb epitel serviks
berperan sebagai
penghambat
kelangsungan siklus sel.
Patofisiologi
Infeksi HPV
Tipe Infeksi
Kondisi Infeksi
Gejala
Risiko Progresi
Transien
Laten
Tanpa lesi
Produktif
LSIL
Rendah
Abortif
Sedang
Laten
Tanpa lesi
Produktif
LSIL berlangsung
lebih dari 2
tahun
Rendah
Abortif
HSIL
Tinggi
Persisten
Patofisiologi
Hubungan Seksual
HPV risiko tinggi
Infeksi persisten
HSIL
LSIL
Klasifikasi
Pemeriksaan
Inspeksi Visual
Asam Asetat (IVA)
Digunakan apabila fasilitas kesehatan
terbatas untuk seleksi perujukan Pap
smear.
Pemeriksaan
Pap smear
Rekomendasi pelaksanaan skrining terkini:
Wanita < 21 tahun: tidak direkomendasikan
21 29 tahun: pemeriksaan sitologi setiap 3 tahun
30 65 tahun: pemeriksaan sitologi setiap 3 tahun atau
pemeriksaan sitologi ditambah dengan tes HPV setiap 5
tahun (lebih dianjurkan)
> 65 tahun: tidak direkomendasikan skrining jika
skrining sebelumnya negatif dan tidak termasuk
kelompok berisiko tinggi.
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Kolposkopi
Mempelajari serviks saat hasil Pap mendeteksi
sel abnormal.
Menentukan area abnormal dan mengambil
biopsi.
Mengetahui luas lesi abnormal.
Operasi konservatif dengan panduan
kolposkopi.
Tindak lanjut/follow up setelah terapi
konservatif.
Pemeriksaan
Biopsi Cone
Prosedur diagnostik dan terapeutik
Pemeriksaan
HPV DNA testing
Meningkatkan sensitifitas hingga 96% bersama
dengan Pap Smear.
HPV tidak dapat dikultur di laboratorium sehingga
digunakan teknologi molekuler untuk mendeteksi
DNA HPV dari sampel servikal, misalnya, dengan PCR.
Prevensi
Vaksin Bivalen (HPV2) 16 & 18 (Cervarix)
Vaksin Kuadrivalen (HPV4) 6, 11, 16, 18
(Gardasil)
Diberikan sebelum aktif secara seksual dan
diharapkan memberikan perlindungan 70%
Rekomendasi vaksinasi:
Vaksinasi rutin dilakukan pada usia 11 12 tahun baik dengan HPV2 & HPV4.
HPV4 untuk anak laki-laki rutin pada usia 11 12 tahun.
HPV4 untuk laki-laki usia 9 26 tahun guna pencegahan kondiloma akuminata.
Hipertensi Gestasional :
Didapatkan desakan darah 140/90 mmHg untuk pertama kalinya pada kehamilan diatas 20
minggu , tidak disertai dengan proteinuria dan desakan darah kembali normal < 12 minggu
pasca persalinan.
Preeklamsi :
Kriteria minimum: Desakan darah 140/ 90 mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu,
disertai dengan proteinuria 300 mg/24 jam atau dipstick 1+
Eklamsi :
Kejang-kejang pada preeklamsi disertai koma
Hipertensi kronik :
Ditemukannya desakan darah 140/ 90 mmHg, sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan
20 minggu dan tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan.
Sindrom HELLP
Hemolysis, Elevated Liver enzymes, Low Platelets
Hipertensi Kronik
Jika tekanan darah diastolik > 110 mmHg atau tekanan sistolik 160 mmHg, berikan anti
hipertensi. Obat pilihan adalah metildopa. ACE-I dan ARB dikontraindikasikan pada hipertensi
dalam kehamilan, karena dapat menyebabkan agenesis ginjal pada janin.
Pencegahan PreEklampsia
Antioksidan vit E, beta carotene
PREEKLAMPSIA RINGAN
Jika kehamilan < 35 minggu dan tidak terdapat tanda perbaikan, lakukan penilaian 2 kali
seminggu secara rawat jalan
Jika kehamilan > 35 minggu, pertimbangkan terminasi kehamilan
Diabetes Gestasional
Definisi
Keadaan intoleransi glukosa yang dialami
hanya pada saat kehamilan
Lakukan skrining toleransi glukosa pada :
Riwayat IUFD
Riwayat melahirkan bayi dengan malformasi
kongenital
Riwayat keluarga dengan diabetes mellitus
pada relasi tingkat pertama.
Obesitas sebelum hamil
Riwayat menderita diabetes gestasional dan
glukosuria (>2+)
Klinis
DM gestasional tegak jika minimal 2 kriteria
ini dipenuhi.