Pembimbing :
Dr. Bambang Purcahyo, Sp.JP
Penyusun:
Aema Yunita Amir
030.10.010
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Presentasi Kasus dan
Referat dengan topik Congestive Heart Failure. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas dalam kepaniteraan klinik di stase Ilmu Penyakit Dalam
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi.
Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah
ini, terutama kepada Dr. Bambang Purcahyo, Sp.JP selaku pembimbing dalam
presentasi kasus dan referat ini, para dokter dan staf Ilmu Penyakit Dalam Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Bekasi, serta rekan-rekan kepaniteraan klinik Ilmu
Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna dan
tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat berharap adanya
masukan, kritik maupun saran yang membangun. Akhir kata penulis ucapkan
terimakasih yang sebesar besarnya, semoga tugas ini dapat memberikan tambahan
informasi bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung kongestif adalah suatu
keadaan saat terjadi bendungan sirkulasi akibat gagal jantung dan mekanisme
kompensatoriknya. Gagal jantung adalah komplikasi tersering dari segala jenis
penyakit jantung kongenital maupun didapat.
Berdasarkan presentasinya, gagal jantung dibagi menjadi gagal jantung
akut, gagal jantung kronis (menahun), dan acute on chronic heart failure. Terdapat
beberapa terminologi dari gagal jantung, yaitu gagal jantung sistolik dan gagal
jantung diastolik. Kedua jenis gagal jantung ini terjadi secara tumpang tindih dan
tidak dapat dibedakan dari pemeriksaan jasmani, foto thoraks atau ekokardiografi
(EKG) dan hanya dapat dibedakan dengan eko-Doppler.
Penderita gagal jantung di dunia sekitar 20 juta jiwa. Gagal jantung lebih
sering diderita oleh pasien usia lanjut. Studi Framingham menunjukkan
peningkatan prevalensi gagal jantung, mulai 0,8% untuk orang berusia 50-59
hingga 2,3% untuk orang dengan usia 60-69 tahun. Menurut American Heart
Association pada tahun 2000 sekitar 4,7 juta jiwa penduduk Amerika Serikat (AS)
menderita gagal jantung dan setiap tahunnya diperkirakan terdapat kasus baru
sebanyak 550.000 jiwa. Di Indonesia, prevalensi gagal jantung berdasarkan pernah
didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,13 %, dan berdasarkan diagnosis dokter
atau gejala sebesar 0,3 %.
BAB II
LAPORAN KASUS
STATUS MEDIK
BAGIAN PENYAKIT DALAM RSUD KOTA BEKASI
I. IDENTITAS
Nama
: Tn. Salim
Umur
: 49 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Jawa
Status Perkawinan
: Menikah
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Wirausaha
Tanggal masuk RS
: 23 Desember 2015
No. RM
: 08687527
II. ANAMNESA
Anamnesa dilakukan pada tanggal 23 Desember 2015 secara autoanamnesa
A. Keluhan Utama
Sesak napas sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit
B. Keluhan Tambahan
Pasien mengeluh batuk disertai dahak berwarna putih, pusing yang
dirasakan seperti berputar, nyeri ulu hati, bengkak pada kaki
pasien. Riwayat alergi makanan, udara, ataupun obat tidak ada. Riwayat
operasi tidak ada.
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit jantung, kencing manis, hiperlipidemi, gangguan
fungsi ginjal dan hepar tidak dimiliki keluarga pasien.
F.
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku suka mengkonsumsi makanan yang berlemak
seperti makanan yang digoreng. Pasien jarang berolahraga. Pasien
menyangkal
mengkonsumsi
rokok,
minuman
berakohol
ataupun
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik dilakukan pada tanggal 23 Desember 2015
1. Keadaan Umum
Kesan sakit
Sikap
Status Gizi
BB
TB
BMI
2. Tanda Vital
Tekanan Darah
: 180/100 mmHg
Nadi
Pernapasan
Suhu
3. Status Generalis
Kesadaran
GCS
Kulit
Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Bibir
Uvula
Faring
Tonsil
Leher
Paru
Inspeksi
Palpasi
: 100 kali/menit
: 26 x/menit
: 36,70C
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
garis
midklavikularis kiri
- Pinggang jantung di ICS II garis parasternalis kiri
Auskultasi
: Bunyi jantung I dan II regular,
murmur (-)/(-), gallop (-)/(-)
Abdomen
Inspeksi
: Bentuk normal, tidak ada kelainan kulit
yang bermakna
Auskultasi
: Bising usus (+) 2x/menit
Perkusi
Palpasi
Ekstremitas
Atas
IV.
Bawah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
23 Desember 2015
Jenis Pemeriksaan
Leukosit
Trombosit
Hemoglobin
Eritrosit
Ureum
Kreatinin
Hasil
Nilai normal
Darah Rutin
13.500/ uL
5.000 10.000/uL
367.000/uL
150.000 400.000/uL
9.4 g/dL
13 17.5 g/dL
5.08 juta/uL
4-6 juta/uL
Fungsi ginjal
318 mg/dL
20-40 mg/dL
12.84 mg/dL 0.5-1,5 mg/dL
Interpretasi
Meningkat
Dbn
Menurun
Dbn
Meningkat
Meningkat
Natrium (Na)
Diabetes
60-110 mg/dL
Elektrolit
141 mmol/L
135-145 mmol/L
Kalium (K)
Chlorida (Cl)
3,9 mmol/L
96 mmol/L
GDS
107 mg/dL
Dbn
Dbn
3,5-4,5 mmol/L
94-111 mmol/L
Dbn
Dbn
24 Desember 2015
Jenis Pemeriksaan
Asam urat
Hasil
Nilai normal
Fungsi Ginjal
9 mg/dL
3-7 mg/dL
Profil lipid
Trigliserida
78 mg/dL
Kolesterol total
Kolesterol HDL
Kolesterol LDL
123 mg/dL
42 mg/dL
65 mg/dL
GDP
GD 2 jam PP
Interptretasi
Meningkat
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Menurun
Dbn
b. Elektrokardiografi (EKG)
23 Desember 2015
Interpretasi EKG
Komponen
Interpretasi
23 Desember 2015
Irama
Sinus
Heart Rate
100 x/menit
Regularitas
Regular
Aksis
Normal
Interval PR (0.12-0.20)
0.12 ms
Gelombang P (0.04-0.12)
0.04 ms
0.04 ms
Gelombang QRS
Q Patologis / Gelombang QS
30 ms (V5,V6)
V1,V2,V3,V4,V5,V6
ST elevasi
V1, V2, V3
ST depresi
(-)
T inverted
AVL,V4,V6
Kesan :
10
c. Foto Thoraks
Deskripsi :
Kesan
11
V.
RESUME
Tn. S, usia 49 tahun, datang ke Rumah sakit umum daerah Kota
Bekasi dengan keluhan sesak nafas sejak 1 minggu sebelum masuk rumah
sakit. Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari dan semakin
lama semakin memberat. Sesak nafas dirasakan saat pasien berjalan dan
beraktivitas, membaik saat pasien istirahat. Pada malam hari saat pasien
tidur, pasien sering terbangun karena sesak nafas yang dirasakan oleh
pasien. Pasien lebih nyaman tidur dengan menggunakan dua bantal.
Pasien mengaku nyeri ulu hati yang tidak menjalar sejak masuk
rumah sakit. Pasien mengeluh bengkak pada kedua tungkai sejak 2
minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengatakan terjadi
penurunan berat badan pasien yakni 5 kg dalam 1 bulan terakhir.
Pasien mengaku batuk disertai dahak berwarna putih sejak 2
minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengaku pusing
berputar sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Pasien memiliki riwayat kencing manis, hipertensi, dan juga
rowayat penyakit paru pada tahun 2005, rutin minum OAT dan sudah
dinyatakan sembuh
Pada pemeriksaan fisik diapatkan : Keadaan umum tampak sakit
sedang; Kesadaran Compos mentis; Tekanan Darah 180/100 ; Nadi 100
x/menit ; Pernapasan 26 x/menit ; Suhu 36,70C. Status generalis didapatkan
pada pemeriksaan toraks batas jantung kiri di ICS 5 dua jari lateral garis
Mid klavikularis kiri dan terdengar Ronkhi pada kedua basal paru. Pada
pemeriksaan ekstremitas didapatan Pitting Oedem pada kedua tungkai
pasien.
Pemeriksaan penunjang EKG didapatkan kesan STEMI anterior, Old
Myokard Infark dan Hipertrofi Ventrikel Kiri. Pada pemeriksaan Rontgen
Toraks didapatkan gambaran kardiomegali dengan kecurigaan bendungan
paru. Pada pemeriksaan Laboratorium darah didapatkan hasil Leukosit
12
DIAGNOSA KERJA
VII.
DIAGNOSA BANDING
Cor Pulmonale
XI.
Ekokardiografi
PENATALAKSANAAN
X.
Candesartan 1 x 16 mg
Lasix 2A
Digoxin 1 x tab
ISDN 3 x 10 mg
Clopidogrel 1 x 75 mg
Amlodiplin 2 x 5 mg
Atorvastatin 1 x 10 mg
PROGNOSIS
Ad Vitam
: Ad Bonam
Ad functionam
: Ad Bonam
Ad sanationam
: Ad Bonam
Follow Up
23 Desember 2015
13
SUBJECTIVE
Sesak nafas
Batuk berdahak
OBJECTIVE
KU : CM, TSS
TD : 180/100 mmHg
N : 100 x/m
RR : 26 x/m
S : 36,7 C
Mata : CA+/+, SI-/Paru : suara nafas
ASSESMENT
CHF e.c CAD
HHD
DM tipe 2
CKD
PLANNING
Candesartan 1 x
16 mg
Lasix 2A
Digoxin 1 x tab
ISDN 3 x 10 mg
Clopidogrel 1 x
75 mg
Amlodiplin 2 x 5
mg
Atorvastatin 1 x
10 mg
24 Oktober 2015
SUBJECTIVE
Sesak nafas
Batuk dahak
OBJECTIVE
KU : CM, TSS
TD : 160/80 mmHg
N : 84 x/m
RR : 24 x/m
S : 36 C
Mata : CA+/+, SI-/Paru : suara nafas
ASSESMENT
PLANNING
Candesartan 2 x
16 mg
Lasix 4 x 2A
Digoxin 1 x tab
ISDN 3 x 10 mg
Clopidogrel 1 x 75
mg
Amlodiplin 2 x 5
14
mg
Atorvastatin 1 x
10 mg
Allopurinol 1 x
300 mg
hepatomegali (-)
Ekstremitas : pitting
oedem (+)/(+)
Laboratorium (24
Desember)
Asam urat : 10.2 mg/dL
Profil lipid
Trigliserida: 78 mg/dL
Kol. total: 123 mg/dL
Kol. HDL: 42 mg/dL
Kol. LDL: 65 mg/dL
GDP 57 mg/dL
GD2PP 107 mg/dL
26 Desember 2015
SUBJECTIVE
OBJECTIVE
Sesak nafas
KU : CM, TSS
berkurang
TD : 160/100 mmHg
N : 80 x/m
RR : 24 x/m
S : 36,5 C
Mata : CA-/-, SI-/Paru : suara nafas
ASSESMENT
PLANNING
Candesartan 1 x
16 mg
Lasix 3 x 2A
Digoxin 1 x tab
ISDN 3 x 10 mg
Clopidogrel 1 x 75
mg
Amlodiplin 2 x 5
mg
Atorvastatin 1 x
10 mg
15
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Congestif Heart Failure
Gagal jantung (heart failure) merupakan sindroma klinis (sekumpulan tanda
dan gejala), ditandai oleh sesak nafas dan fatik (saat istirahat atau aktifitas) yang
disebabkan oleh kelainan struktur jantung.1
Gagal jantung kongestif adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan
fungsi jantung, sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai
peninggian volume diastolik secara abnormal. Penamaan gagal jantung kongestif
yang sering digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan sisi kanan.2
Beberapa istilah dalam gagal jantung :
16
17
Contoh gagal jantung akut adalah robekan daun katup secara tiba-tiba akibat
endokarditis, trauma, atau infark miokard luas. Curah jantung yang menurun secara
tiba-tiba menyebabkan penurunan tekanan darah tanpa disertai edema perifer.
Contoh gagal jantung kronik adalah kardiomiopati dilatasi atau kelainan
multivalvular yang terjadi secara perlahan-lahan. Kongesti perifer sangat
menyolok, namun tekanan darah masih terpelihara dengan baik.
Curah jantung yang kurang memadai, juga disebut forward failure , hampir
selalu disertai peningkatan kongesti/ bendungan di sirkulasi vena (backward
failure), karena ventrikel yang lemah tidak mampu memompa darah dalam jumlah
normal, hal ini menyebabkan peningkatan volume darah di ventrikel pada waktu
diastol, peningkatan tekanan diastolik akhir di dalam jantung dan akhirnya
peningkatan tekanan vena . Gagal jantung kongestif mungkin mengenai sisi kiri dan
kanan jantung atau seluruh rongga jantung.
2.2 Klasifikasi
Pada gagal jantung terdapat pengurangan dari fraksi ejeksi/ ejection fraction
(EF). Klasifikasi gagal jantung menurut EF menentukan prognosis, faktor komorbid
serta respons terhadap terapi. Berdasarkan guidelines dari ACCF/AHA klasikfikasi
dibagi menjadi 2, yaitu heart failure with reduced ejection fraction (HFrEF) dan
heart failure with preserved ejection fraction (HFpEF).4
Tabel 1. Klasifikasi berdasarkan Fraksi Ejeksi4
18
19
mortalitas dalam 30 hari adalah sekitar 10%, mortalitas dalam 1 tahun 20-30%, dan
mortalitas dalam 5 tahun sekitar 45-65%. Ketika penderita gagal jantung pernah
mengalami perawatan di rumah sakit, mortalitas meningkat.Sebuah studi di
Worchester, mortalitas dalam 5 tahun meningkat menjadi 75% setelah perawatan di
rumah sakit untuk pertama kalinya. Penelitian yang dilakukan di Eropa, mortalitas
dalam 1 tahun adalah 11 % dan mortalitas dalam 5 tahun adalah 41%.6
2.4 Etiologi
Etiologi dari gagal jantung dapat dibagi berdasarkan fraksi ejeksi (EF).3
Tabel 2. Etiologi Gagal Jantung berdasarkan EF3
Heart failure with reduced ejection fraction (HFrEF)
Penyakit arteri koroner
Non-Iskemik kardiomiopati dilatasi
Infark miokard
Penyakit familial/genetik
Iskemia miokard
Penyakit infiltrative
Overload tekanan kronis
Kerusakan akibat toksin atau obat
Hipertensi
Penyakit metabolik
Penyakit paru obstruktif
Viral
Overload volume kronis
Penyakit Chagas
Penyakit katup regurgitasi
Kelainan ritme dan frekuensi jantung
Shunt intrakardiak (kiri ke kanan)
Bradiaritmia kronis
Shunt ekstrakardiak
Takiaritmia kronis
Heart failure with preserved ejection fraction (HFpEF)
Hipertrofi patologis
Kardiomiopati restriktif
Primer (kardiomiopati hipertrofi)
Penyakit
infltratif
(amioloidosis,
Sekunder (hipertensi)
Penuaan (aging)
Fibrosis jantung
Penyakit Jantung Pulmonal
Kor pulmonal
Penyakit kardiovaskular pulmonal
Kondisi High-Output
Kelainan metabolik
Tirotoksikosis
Kelainan nutrisi (beriberi)
sarkoidosis)
Storage disease (hemokromatosis)
Kelainan endomiokardial
20
Pada
gagal
jantung
akut,
terdapat
mekanisme
terbatas
untuk
23
2.5.1 Angiotensin II
Peningkatan kadar Ang II yang menyebabkan peningkatan inotropik dan
peningkatan afterload, akan membuat peningkatan pengurangan energi pada miosit.
Pada penelitian yang dilakukan secara in vivo dan in vitro menunjukan bahwa Ang
II menyebabkan peningkatan kecepatan apoptosis miosit. Ang II memiliki aksi yang
sama dengan norepinefrin pada gagal jantung.9
Ang II menyebabkan hipertrofi miokardiak dan peningkatan progresivitas
penurunan fungsi otot jantung. Respon neurohumoral menyebabkan hipertrofi pada
miosit dan fibrosis interstisial, yang menghasilkan peningkatan volum miokardiak
dan peningkatan masa miokardiak.9
2.5.2 Miosit dan Remodeling Miokardiak
Pada gagal jantung, terjadi peningkatan volum miokardiak dengan
karakteristik pembesaran miosit yang menuju kegagalan pada sirkulasi. Kehilangan
miosit dan keadaan lingkungan yang stres memicu terbentuknya sel progenitor
untuk menggantikan miosit yang hilang.9
Sel progenitor menjadi tidak efektif ketika keadaan patologik pada jantung
memburuk. Remodeling ini merupakan respon adaptif dengan meningktan stroke
volum (mekanisme Frank-Starling) dan penurunan wall stress (Laplaces law) dan
lalu terjadi kegagalan dalam mekanisme tersebut yang menyebabkan kebutuhan
oksigen yang meningkat, iskemia pada miokardiak, kegagal kontraktilitas, dan
menjadi aritmia.9
Ketika terjadi kegagalan jantung untuk memompa, terjadi efek dari
vasodilator endogen, seperti nitric oxide (NO), prostaglandins (PGs), bradykinin
(BK), atrial natriuretic peptide (ANP),
24
Peningkatan tekanan dalam pengisian ventrikel merubah kurva its pressurevolume. Kondisi ini terjadi pada keadaan overload , regurgitasi valvular aku,
kegagalan ventrikel kiri yang akut, sampai miokarditis.9
Pergeseran pada kurva ventricular pressure-volume tidak hanya disebabkan
oleh peningkatan masa dan ketebalan dari otot jantung (terdapat stenosis aorta dan
riwayat hipertensi yang kronis), namun juga pada penyakit infiltratif seperti
amiloidosis, endomiokardial fibrosis dan iskemia pada miokardium.9
25
tekanan
diastolik
memicu
pengeluaran
energi
pada
mengakibatkan
ekstravasasi
cairan
ke
26
dipsnoe
Batuk
dengan
frothy-blood
Gangguan memori
Pengurangan jumlah urin
Nokturia
Tanda
Cardiac Asma
Ronki
Regurgitasi mitral
Pulsus alternans
dan
wheezing
yang
disebabkan
oleh
Gejala
Edema perifer, edema sakral, Peningkatan tekanan hidrostatis
asites atau edema anasarka
Hepatosplenomegali
balik vena
Anoreksia/ penurunan berat Kongesti pada interstisial dan hepar menurunkan
badan
nafsu makan, menurunkan absorpsi lemak, proteinwasting enteropati, peningkatan metabolisme akibat
peningkatkan konsumsi oksigen jantung dan energi
yang hilang karena dipsnoe
Tanda
Peningkatan JVP
Tanda Kussmaul
Regurgitas trikuspid
Nyeri dada
sempurna
Gagal Jantung Kiri atau Kanan
Primer iskemi miokard atau coronary artery
disease (CAD) atau sekunder akibat peningkatan
tekanan saat pengisian ventrikel, kegagalan cardiac
Palpitasi
jantung
Hipoksemia yang kronis akibat gangguan perfusi
jaringan yang mengakibatkan penurnan kekuatan
otot dan gangguan metabolisme
Tanda
S3 gallop
S4 gallop
Kardiomegali
2.7 Diagnosis
Kriteria diagnosis gagal jantung dapat menggunakan kriteria Framingham
yaitu seperti pada tabel 5.
28
29
30
2.9 Tatalaksana
Tatalaksana pada gagal jantung tergantung dari keadaan klinis. Tatalaksana
dibagi menjadi 2, yaitu untuk gagal jantung akut dan gagal jantung kronis
eksaserbasi akut, lalu gagal jantung kronis.
2.9.1 Tatalaksana Gagal Jantung Akut
Kebanyakan gagal jantung akut didasari oleh PJK. Oleh sebab itu
identifikasi PJK harus dipikirkans sejak awal untuk memilih terapi yang tepat.
target terapi awal yaitu memperbaiki gejala-gejala atau keluhan dan menstabilkan
hemodinamik.14
Oksigen diberikan secepat mungkin pada penderita hipoksemia untuk
memperoleh saturasi O2 arterial 95%, atau > 90% pada penderita PPOK.
Pemerian ventilasi non invasive (NIV) merujuk untuk memberikan bantuan nafas
tanpa memakai pipa endotrakeal. Pemakaian NIV hati-hati untuk pasien dengan
syok kardiogenik dan gagal jantung kanan.14
31
g/kg/menit
32
2.10 Komplikasi
1) Tromboemboli adalah risiko terjadinya bekuan vena (thrombosis vena dalam
atau deep venous thrombosis dan emboli paru atau EP) dan emboli sistemik tinggi,
terutama pada CHF berat. Bisa diturunkan dengan pemberian warfarin.
2) Komplikasi fibrilasi atrium sering terjadi pada CHF yang bisa menyebabkan
perburukan dramatis. Hal tersebut indikasi pemantauan denyut jantung (dengan
digoxin atau blocker dan pemberian warfarin).
3) Kegagalan pompa progresif bisa terjadi karena penggunaan diuretik dengan
dosis ditinggikan.
4) Aritmia ventrikel sering dijumpai, bisa menyebabkan sinkop atau sudden cardiac
death (25-50% kematian CHF). Pada pasien yang berhasil diresusitasi, amiodaron,
blocker, dan vebrilator yang ditanam mungkin turut mempunyai peranan
2.11 Prognosis
Pasien gagal jantung dengan kategori NYHA kelas IV, ACC/AHA stadium
D memiliki mortalitas lebih dari 50%. Pada pasien hipotensi tingkat mortalitas
mencapai 80%.
33
BAB III
KESIMPULAN
Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung kongestif adalah suatu
keadaan saat terjadi bendungan sirkulasi akibat gagal jantung dan mekanisme
kompensatoriknya. Gagal jantung adalah komplikasi tersering dari segala jenis
penyakit jantung kongenital maupun didapat.
Berdasarkan presentasinya, gagal jantung dibagi menjadi gagal jantung
akut, gagal jantung kronis (menahun), dan acute on chronic heart failure. Terdapat
beberapa terminologi dari gagal jantung, yaitu gagal jantung sistolik dan gagal
jantung diastolik. Kedua jenis gagal jantung ini terjadi secara tumpang tindih dan
tidak dapat dibedakan dari pemeriksaan jasmani, foto thoraks atau ekokardiografi
(EKG) dan hanya dapat dibedakan dengan eko-Doppler.
Penderita gagal jantung di dunia sekitar 20 juta jiwa. Gagal jantung lebih
sering diderita oleh pasien usia lanjut. Studi Framingham menunjukkan
peningkatan prevalensi gagal jantung, mulai 0,8% untuk orang berusia 50-59
hingga 2,3% untuk orang dengan usia 60-69 tahun. Menurut American Heart
Association pada tahun 2000 sekitar 4,7 juta jiwa penduduk Amerika Serikat (AS)
menderita gagal jantung dan setiap tahunnya diperkirakan terdapat kasus baru
sebanyak 550.000 jiwa. Di Indonesia, prevalensi gagal jantung berdasarkan pernah
didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,13 %, dan berdasarkan diagnosis dokter
atau gejala sebesar 0,3 %.
34
Daftar Pustaka
1. Panggabean MM. Gagal Jantung. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5 th
edition. Jakarta: Interna Publishing;2009: 1583-5
2. Mansjoer A. dkk. (Eds). Kapita Selekta Kedokteran. 3rd edition. Volume 1.
Jakarta: Media Aesculapius. 2001
3. Liwang F, Wijaya IP. Gagal Jantung.In: Kapita Selekta Kedokteran. 4 th
edition. Jakarta: Media Aesculapius. 2014
4. Yancy CW, Jessup M, Bozkurt B, Butler J, Casey DE, Drazner MH. 2013
ACCF/AHA Guideline for the Management of Heart Failure: A Report of
the American College of Cardiology Foundation/ American Heart
Association Task Force on Practice Guidelines.2013
5. Tandera M.The epidemiology of heart failure. JRAAS 2004;5suppl1:1-6
6. Bui AL, Horwich TB, Fonarrow GC. Epidemiology and risk profile of heart
failure. Nat Rev Cardiol 2011;8:30-41
7. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar: Riskesdas 2013. Available at :
depkes.go.id/downloads/riskesdas2013/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf.
Accessed May 17,2014
8. Arnold JMO. Heart Falure (HF).MSD Manual Professional Edition.
Available at: http://www.msdmanuals.com/professional/cardiovasculardisorders/heart-failure/heart-failure-hf
9. Dimitru I, Baker MM, Windle MR, Ooi HH, Brenner BE, Brown DFM, et
al.
Heart Failure. Pathophysiology. In: MedScape. Available at:
http://emedicine.medscape.com /article/163062-overview#a3
10. Figueroa MS, Peters JI. Congestif Heart Failure : Diagnosis,
Pathophysiology, Theraphy, and Implications for Respiratory Care. Resp
Care 2006;51:403-12
11. Simmons CS, Petzold BC, Pruitt BL. Microsystems for biomimetic
stimulation of cardiac cell. Lap Chip 2012;12:3235-48
12. Yelle D, Chaudhry S. Heart Failure.In: Mc Master Pathophysiology Review.
Available at: http://www.pathophys.org/heartfailure/
13. Arrol B, Doughty R, Andersen V. Clinical Review: Investigation and
management of congestive heart failure. BMJ 2010;364:190-5
14. Manurung D. Gagal Jantung Akut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5 th
edition. Jakarta: Interna Publishing;2009: 1586-95
35