Disusun oleh :
KELOMPOK 6
Shinta (230210150011)
Baihaqi Wisnumurti W (230210150044)
Fani Wulansari (230210150046)
Kiki Zamzam M (230210150051)
Winesti Tubagus (230210150054)
Shabila Yubi M (230210150058)
Eisya Andita P (230210150068)
Reza Fadli (230210157002)
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN dan ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2016
KATA PENGANTAR
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakakang......1
B. Rumusan Masalah.....1
C. Tujuan Penulisan...........2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Sistematika Euglenophyta dan Pyrrophyta.......3
B. Morfologi Euglenophyta dan Pyrrophyta.9
C. Reproduksi Euglenophyta dan Pyrrophyta.....12
D. Peranan Euglenophyta dan Pyrrophyta...........14
BAB III KESIMPULAN.................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Euglenoid (Euglenophyta) adalah organisme uniseluler yang menunjukkan
kombinasi karakteristik seperti tanaman dan seperti
Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Bentuk tubuh
Cadangan Makanan
Alat gerak
Pigmentasi
Habitat
Filum Euglenophyta ini tersebar di berbagai perairan, seperti air tawar, air asin
(laut) dan juga air payau. Kebanyakkan habitat dari filum ini, mencari perairan yang
mengandung larutan bahan organik. Hidupnya pun berkoloni.
Struktrur tubuh
b) Stigma (Eye spot) : bintik merah yang terletak di bagian anterior dalam
tubuhnya, dan sesitif terhadap cahaya dan dianggap sebagai mata.
c) Mulut : tempat tumbuhnya flagel dan pada beberapa spesies, ada yang dapat
memasukkan makanan lewat mulutnya.
d) Vakuola kontraktil : untuk mengatur tekanan dalam sel (osmoregulator) selain
itu
dapat
pula
menjadi
tempat
pembuangan
makanan
dan
limbah
mikroorganisme.
e) Nukleus : mengatur segala metabolisme pada Euglenophyta.
f) Pelikel : pengganti dinding sel pada filum Euglenophyta yang bersifat lentur,
berfungsi sebagai pembentuk tubuh (mempertahankan bentuk tubuh).
2. Phyrrophyta
Phyrrophyta adalah satu-satunya filum alga yang hanya terdiri dari plankton, di
laut maupun di air tawar. Di laut, alga ini merupakan primary producer nomor dua
setelah Diatome.
Ciri-ciri umum
Bentuk tubuh
Dari gambar diatas, menunjukkan bahwa fitoplankton dari filum ini memiliki
bentuk sel yang beragam. Ada yang bulat sempurna, adapula yang berbentuk bintang
yang tidak asimetris. Dilengkapi dengan flagel yang melingkari tubuhnya.
Dinding sel
Alat gerak
Alat gerak berupa flagel (sesuai dengan nama lainnya, dinoflagellata) namun
berbeda dengan filum Euglenophyta, filum ini bergerak dengan cara berputar. Jumlah
flagelnya pun selalu dua banyaknya, letaknya berada pada bagian anterior kecuali pada
desmokontae dimana dua flagel ini ada pada ujung sel yang bergerombol.
Pigmen
Warna berbagai fitoplankton dari filum ini beraneka ragam, berhubung dengan
adanya macam-macam pigmen, yaitu : kuning, kuning-hijau, sawo matang, dan
kemerah-merahan.
kerongkongan/gullet.Pada
beberapa
jenis
celah
ini
berguna
untuk
memasukkan makanan berbentuk padat, tetapi pada beberapa jenis tidak demikian.
Gullet terdiri atas leher yang sempit (cytopharynx) dan bagian posterior yang membesar
berupa waduk (reservoir).Waduk berhubungan dengan vakoula kontraktil. Pada genera
tertentu pada gulletnya terdapat batang farink, terletak parallel dengan panjang gullet,
dan ujung bawahnya sampai setinggi dasar waduk atau memanjang ke ujung posterior
dari sel. Fungsi organ ini untuk menyokong sitostoma waktu menelan makanan padat.
10
Flagella dari Euglena pangkalnya tertanam pada dasar waduk dan keluar
sepanjang sitofarinx dan sitostoma.Yang mempunyai satu flagella, tumbuh ke muka.
Genera yang mempunyai dua flagella, flagellanya sama panjang dan tumbuh ke arah
depan tetapi lebih banyak genera yang flagellanya tidak sama panjang. Flagelanya
mempunyai rumbai-rumbai sepanjang batang (tipe tinsel).
Sistem pergerakan flagella pada prinsipnya sama dengan pergerakan balingbaling. Pergerakan flagellum pada 1 atau 2 bidang digunakan untuk dorongan atau
sentakan. Gelombang dari sistem undulatori ini lewatnya dari dasar ke ujung dan
langsung mengendalikan organisme dalam arah yang berlawanan atau pergerakan
gelombang lewat dari ujung ke dasar dan ini gerakan sentakan organisme.
Sel mempunyai sebuah pigmen merah menyerupai bintik mata.Pigmen merah ini
merupakan astaxanthin yang hanya dijumpai pada golongan Crustaceae. Cadangan
makanan berupa paramilum yaitu bentuk antara dari polisakharida, jadi bukan berupa
amilum seperti pada tumbuhan tinggi atau glycogen seperti pada binatang.
Euglenophyta dapat hidup secara autotrof tetapi juga secara saprofit; tidak dapat
hidup dalam medium yang hanya mengandung garam-garam anorganik, tetapi akan
cepat tumbuh bila dalam medium ditambah dengan sejumlah asam amino. Beberapa
jenis hidup secara obligat saprofit sedang yang lain obligat autotrof, disamping ada yang
hidup secara holozoik yaitu dapat menangkap dan menelan mangsanya seperti pada
binatang.
Hubungan antara Euglenophyta dengan alga lainnya masih belum jelas.Melihat
adanya persamaan dalam hal warnanya, maka diduga ada persamaannya dengan
Chlorophyta, tetapi organisasi protoplas antara keduanya jauh berbeda. Dalam
kenyataannya kelompok euglenoid ini mempunyai persamaan dengan Chrysophyta,
Dinoflagellata dan Volvox.
2. Morfologi Pyrrophyta
Pyrrophyta merupakan plankton uniselular (bersel satu) dengan dua flagel yang
berlainan, berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Mengandung
11
pigmen (klorofil A, C2 dan piridinin, sementara yang lain memiliki klorofil A, C1, C2
dan fucosantin) yang dapat berfotosintesis. Hanya dinoflagellata yang memiliki
kemampuan untuk berfotosintesis.
Plankton ini berbentuk sel tunggal dan bentuk filamennya bercabang. Anggota
yang memiliki dinding sel terdiri dari selulosa dan lempeng-lempeng. Contoh :
Glenodinium dan Peridinium terdapat lekukan pada tubuh selnya. selain itu terdapat
butir-butir kromatin yang berupa untaian (hal ini merupakan ciri khas dari alga api).
Dikelompokkan sebagai protista autotrof oleh adanya klorofil a dan c, tetapi tidak
mempunyai klorofil b pigmen xantofil yang khas yaitu peridinin, neoperidinin,
dinoxanthin dan neodinoxanthin) dan b karoten yang memberikan warna coklat atau
warna coklat emas.
Pyrrophyta memiliki alat gerak berupa flagel sebanyak 2 buah, satu buah
melingkar sedangkan satu lagi berada dibagian posterior. Ada juga flagel yang terletak
di bagian lateral. Bila flagel yang melingkar bergerak, maka sel akan berputar dan bila
flagel bagian posterior yang bergerak maka sel akan maju.
Pyrrophyta bersifat fotoautotrof atau heterotrof, sebagai saprofit, parasit, hidup
bersimbiosis atau holozoik. Karakteristik organisme ini dari eukariotik lainnya adalah
tetap memadatnya kromosom pada semua stadia sehingga dikenal dengan sifat
mesokariotik.
Yang paling umum dinoflagellata fosil yaitu dalam bentuk kista. Namun, beberapa
spesies memiliki kista dinding sel terbuat dari selulosa, yang tidak menjadi fosil.
Spesies yang menjadi fosil biasanya memiliki dinding yang terbuat dari bahan yang
mirip dengan sporopollenin.
12
Aseksual
Dengan pembelahan sel, baik waktu sedang aktif bergerak atau dalam keadaan
istirahat. Pada genera yang mempunyai lorika (pembungkus sel) protoplast membelah di
dalam lorika, kemudian salah satu anak protoplast keluar dari lorikanya dan membentuk
lorika baru, sedang yang satu tetap di dalam lorika lamanya dan tumbuh menjadi sel
baru.Pada sel yang bergerak aktif, pembelahan memanjang sel (longitudinal) dan
dimulai dari ujung anterior.
Pada genera yang mempunyai satu flagella, mula-mula blepharoplast membelah
menjadi dua, satu membawa flagelanya dan satu lagi akan menghasilkan flagella baru.
Pada yang mempunyai dua flagella, dapat terjadi salah satu sel anakan membawa dua
flagel lamanya dan sel anakan yang lain akan menghasilkan dua flagella baru atau dapat
terjadi masing-masing sel anakan membawa satu flagella dan kemudian masing-masing
menghasilkan satu flagella lagi.
Pembelahan sel pada yang tidak bergerak aktif dapat berlangsung dalam keadaan
dibungkus oleh selaput lendir.Kadang-kadang protoplast anakan tidak keluar dari
selaput pembungkusnya sebelum membelah lagi. Dalam kasus seperti ini akan terbentuk
koloni yang tidak permanen, yang pada waktu tertentu selnya akan bergerak aktif
kembali. Pada banyak genera dijumpai bentuk berupa siste berdinding tebal. Bentuk
siste ada yang menyerupai sel vegetatifnya, tetapi kebanyakan bentuknya berbeda, bulat
atau polygonal. Protoplast dapat menghasilkan sangat banyak euglenarhodone, sehingga
berwarna sangat merah.Biasanya siste berkecambah dengan keluarnya protoplast dari
dalam dinding yang tebal dan tumbuh manjadi sel baru yang bergerak aktif.
Seksual
13
anakan dalam sel), Inti hasil fusi kemudian membelah meiosis membentuk empat
nukleus yang masing-masing berkembang menjadi sel vegetatif. Hal ini pernah
dijumpai pada Phacus.
2. Reproduksi Pyrrophyta
Secara Aseksual
Yaitu dengan pembelahan sel yang bergerak. Jika sel memiliki panser, maka
selubung akan pecah. Dapat juga dengan cara protoplas membelah membujur, lalu
keluarlah dua sel telanjang yang dapat mengembara yang kemudian masing masing
membuat panser lagi. Setelah mengalami waktu istirahat zigot yang mempunyai dinding
mengadakan pembelahan reduksi, mengeluarkan sel kembar yang telanjang.
Dengan pembelahan biner, yaitu pembelahan sel dengan sel anak mendapatkan
sebagian dari sel induk (sel anak yang membentuk dinding baru). Contoh : Peridinium.
Secara Seksual
14
Dalam dunia sains, Euglena sering dijadikan sebagi objek karena ganggang ini
mudah didapat dan dibiakkan dan sebagai indikator adanya pencemaran organik.
Negatif:
2. Peranan Pyrrophyta
Pertumbuhan
yang
cepat
dari
plankton
dinoflagelata
mungkin
akan
menghasilkan warna coklat atau merah perubahan wama air disebut red tides. Red tides
biasanya terjadi pada air pesisir pantai dan muara. Beberapa dinoflagelata menghasilkan
red tides adalah luminescent. Spesics lain mungkin mengandung racun yang dapat
dilepaskan kedalam air atau terakumulasi dalam rantai makanan. Dalam beberapa kasus,
racun dapat menyebabkan kematian ikan atau menyebabkan keracunan manusia yang
makan makanan yang terkontaminasi oleh moluska atau ikan.
15
BAB III
KESIMPULAN
dapat
mengalami
kehilangan
klorofil
dan
kemampuan
untuk
berfotosintesa.
Pyrrophyta adalah plankton uniselular (bersel satu) dengan dua flagel yang
berlainan, berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran.
Mengandung pigmen (klorofil A,C2 dan piridinin,sementara yang lain memiliki
klorofil A,C1,C2 dan fucosantin) yang dapat berfotosintesis.
16
Organisme ini memiliki peranan sebagai plankton baik di air tawar dan di air
laut. Meskipun lebih bervariasi bentuk yang ditemukan di air laut. Kelas
dinophyceae motil tersusun oleh epiko dan hipokon yang terbagi secara
melintang oleh girdre (sabuk/ sigulum) Epikon dan hipokon paa umumnya
dibagi menjadi sejumlah lempengan (teka) dan jumlah serta susunan
karakterisrik pada tingkat marga sulcus letaknya membujur.
Mayoritas dari Pyrrophyta berasal dari lautan, tetapi ada beberapa spesies yang
lain yang hidup dia sungai sungai.
17
DAFTAR PUSTAKA