Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tujuan

pokok

dalam

pembangunan

kesehatan

adalah

pengingkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dan mengatasi sendiri


masalah kesehatan sederhana terutama melalui upaya peningkatan, pencegahan dan
penyembuhan. Peningkatan derajat kesehatan yang terdiri dari strategi yang
dihubungkan dengan gaya hidup individu dan pilihan sendiri: 1). Aktifitas fisik dan
latihan fisik, 2). Nutrisi, 3). Tembakau, 4). Alcohol dan obat terlarang lainnya, 5).
Rencana keluarga, 6). Kesehatan mental dan kerusakan mental, 7). Emosi dan
ketergantungan obat-obatan, 8). Pendidikan dan program berdasarkan komunikasi.
Tujuan itu akan dicapai antara lain melalui peningkatan dan pemantapan upaya
kesehatan. Hidup sehat merupakan kebutuhan dan tuntutan yang semakin
meningkat, walaupun pada kenyataanya derajat kesehatan masyarakat Indonesia
masih belum sesuai dengan harapan. Sementara itu pemerintah telah mencanangkan
Indonesia sehat, yang merupakan paradigm baru yaitu paradigm sehat, yang salah
satunya menekankan pendekatan dan preventif dan mengatasi permasalahan di
masyarakat. Terjadinya pergesaran paradigma dalam pemberian pelayanan
kesehatan dari model medical yang menitik beratkan pada pelayanan pada
diagnosis dan pengobatan paradigma sehat yang lebih holistik yang melihat
penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai focus pelayanan.
Perubahan paradigm pelayanan kesehatan dari kuratif kea rah promotif dan peventif
ini telah direspon leh ahli teori keperawatan Nola J. Pender dengan menghasilkan
karya tentang Health Promotion Model atau model promosi kesehatan. Makalah
ini akan mengemukakan tentang model promosi kesehatan dari Nola J. Pender serta
komponen paradigm keperawatan tentang model promosi kesehatan.

1. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum memperoleh gambaran nursing theorys dari model promosi
kesehatan dari Nola J. Pender dalam lingkup layanan keperawatan
2. Tujuan khusus
a. mendiskrisipkan Nola J. Pender
b. mendiskripsikan model promosi kesehatan Nola J. Pender
1

c. mendiskripsikan kelebihan dan kekurangan model promosi kesehatan Nola


J. Pender
d. mendiskripsikan model promosi kesehatan Nola J. Pender dalam lingkup
komponen paradigma
3. Ruang Lingkup Penulisan
Pembahasan makalah ini dibatasi pada pembahasan tentang model promosi
kesehatan dan lingkup komponen paradigma model promosi kesehatan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH NOLA J. PENDER


Nola J. Pender dilahirkan tanggal 16 Agustus 1942 di Lansig, Michigan.
Ketertarikan pada keperawatan bermula dari sejak berusia 7 tahun, pada saat
mengamati perawat yang sedang memberikan asuhan keperawatan pada bibinya di
rumah sakit. Keinginannya untuk memberikan keperawatan pada orang lain
dikembangkan melalui pengalaman dan pendidikan yang ia yakini sebagai profesi
2

yang menolong orang lain. Pada tahun 1962 meraih gelar diploma keperawatan dan
selanjutnya diterima bekerja di unit bedah RS Michigan. Tahun 1964, meraih gelar
BSN di Universitas Stated Michigan di East Lansig, dan gelar MA pada bidang
pertumbuhan dan perkembangan di Universitas Michigan diraih pada tahun 1965.
Gelar Ph. D fi bidang psikolog dan pendidikan diraih tahun 1969 dari Universitas
North Western di Efanston Illinois. Pemihakannya dengan Albert Pender seorang
asisten professor di bidang bisnis dan ekonomi memberika inspirasi menghasilkan
sebuah tulisan tentang keperawatan dalam perpektif ekonomi. Tahun 1975, Dr.
Pender mempublikasikan model konseptual kesehatan preventif. Dasar studynya
adalah bagaimana individu membuat keputusan tentang perawatan kesehatan
mereka sendiri dalam konteks keperawatan. Artikel tersebut mengidentifikasi
factor-faktor yang ditentukan dalam pengambilan keputusan dan tindakan yang
diperlukan individu dalam pencegahan penyakit. Pada tahun 1982, edisi pertama
promosi kesehatan dalam praktek keperawatan di publikasikan dengan konsep
promosi optimal tentang kesehatan dan perlunya pencegahan penyakit. Model
promosi kesehatan pertama kali diterbitkan tahun 1987 dan mengalami revisi tahun
1996.
B. PROMOSI KESEHATAN
Menurut WHO promosi kesehatan meliputi mendorong gaya hidup yang
lebih sehat, menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan, memperkuat
tindakan masyarakat, mengorientasikan kembali pelayanan kesehatan dan
membangun kebijakan public yang sehat. Kesehatan individu dan keluarga ditandai
dengan efektifnya dalam komunitas, lingkungan dan masyarakat dimana mereka
perlu hidup. Perawat mengerti , memikirkan dan usaha peningkatan derajat manusia
C. Model promosi Kesehatan dari Nola J. Pender
1. Pengertian
Pengertian Health Promotion Model atau selanjutnya disebut HPM merupakan
suatu cara untuk menggambarkan interaksi manusia dengan lingkungan fisik dan
interpersonalnya dalam berbagai dimensi. Model ini mengintegrasikan teori nilai
harapan (Expectancy-value) dan teori kognitif sosialDE (Social Cognitive Theory) yang
konsisten dengan semua teori yang memandang pentingnya promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit adalah suatu hal yang logis dan ekonomis.
2. Komponen Teori Model Promosi Kesehatan
3

Adapun komponen elemen dari teori ini adalah sebagai berikut:


a. Teori Nilai Harapan (Expectancy value Theory)
Menurut teori nilai harapan, perilaku sehat bersifat rasional dan
ekonomis. Seseorang akan mulai bertindak dari perilakunya yang akan tetap
digunakan dalam dirinya, ada 2 hal pokok yaitu :
Hasil tindakan bersifat positif
Pengambilan tidakan untuk menyempurnakan hasil yang di inginkan
b. Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory)
Teori model interaksi yang meliputi Iingkungan, manusia dan
perilaku yang saling mempengaruhi. Teori ini menekankan pada
Pengarahan diri (self direction)
Pengaturan diri (self regulation)
Persepsi terhadap kemajuan diri (self efficacy)
Teori ini mengemukakan bahwa manusia memiliki kemampuan dasar
1. Simbolisasi

yaitu

proses

dan

transformasi

pengalaman

sebagai

petunjuk untuk tindakan yang akan datang.


2. Pikiran ke depan, mengantisipasi kejadian yang akan muncul dan
merencanakan tindakan untuk mencapai tujuan yang bermutu
3. Belajar dari pengalaman orang lain. Menetapkan peraturan untuk
generasi dan mengatur perilaku melalui observasi tanpa perlu me1akukan
trial and error
4. Pengaturan diri menggunakan standar internal dan reaksi evaluasi diri
untuk memotivasi dan mengatur perilaku, mengatur lingkungan ekstemal
untuk menciptakan motivasi dalam bertindak.
5. Refleksi diri, berfikir tentang proses pikir seseorang dan secara aktif
memodifikasinya
Menurut teori ini kepercayaan diri dibentuk melalui observasi dan
refleksi diri. Kepercayaan diri terdiri dari:
1.

Pengenalan diri (self atribut)

2.

Evaluasi diri ( self evaluation)

3.

Kemajuan diri (self efficacy)


Kemajuan diri adalah kemampuan seseorang untuk melakukan

tindakan-tindakan tertentu yang berkembang melalui pengalaman, belajar


4

dari pengalaman yang lain, persuasi verbal dan respons badaniah terhadap
situasi tertentu. Kemajuan diri merupakan fungsi dari kemampuan
(capability) yang berlebihan yang membentuk kompetensi dan kepercayaan
diri. Kemajuan adalah konstruksi sentral dari HPM.
3.

Asumsi dari Model Promosi Kesehatan


a. Manusia mencoba menciptakan kondisi agar mereka tetap hidup dan
dapat mengekspresikan keunikannya
b. Manusia mempunyai kapasitas untuk merefleksikan kesadaran dirinya,
termasuk penilaian terhadap kemampuannya
c. Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang positif dan
mencoba mencapai keseirnbangan perubahan diri yang stabil.
d. Setiap individu secara aktif berusaha mengatur perilakunya.
e. Individu dalam biopsikososial yang kompleks berinteraksi dengan
lingkungannya secara terus menerus
f.

Profesional kesehatan merupakan bagian dari lingkungan interpersonal


yang perpengaruh terhadap manusia sepanjang hidupnya.

g.

Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan lingkungan adalah


penting untuk perubahan perilaku

4. Proposisi Model Pomosi Kesehatan


a. Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi
kepercayaan dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan.
b. Manusia melakukan perubahan perilaku dimana mereka mengharapkan
keuntungan yang bernilai bagi dirinya.
c. Rintangan yang dirasakan dapat menjadi penghambat kesanggupan
melakukan tindakan, suatu mediator perilaku sebagaimana perilaku nyata.
d. Promosi atau pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk
melakukan tindakan.
e. Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik dapat
menambah hasil positif.
f. Ketika eniosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan
perilaku, maka kemungkinan menambah komitmen untuk bertindak

g. Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model perilaku itu
menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat mendukung perilaku
yang sudah ada.
h. Keluarga,

kelompok

dan

pemberi

layanan

kesehatan

adalah

sumber interpersonal yang penting yang mempengaruhi, menambah atau


mengurangi keinginan untuk berperilaku promosi kesehatan.
i. Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah atau
mengurangi keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi
kesehatan.
j. Komitmen terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih
memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka
waktu yang lama.
k. Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang menunjukan
perilaku yang diharapkan apabila seseorang mempunyai kontrol yang
rendah dan kebutuhan yang diinginkan tidak tersedia.
l. Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal dan
lingkungan fisik yang mendorong rnelakukan tindakan kesehatan

D.

Penjelasan model HPM pender


A. Karakteristik dan pengalaman individu
1. Perilaku sebelumnya
Perilaku sebelumnya mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung
dalam pelaksanaan perilaku promosi kesehatan, yaitu:
Pengaruh langsung dari perilaku masa lalu terhadap perilaku promosi
kesehatan saat ini dapat menjadi pembentuk kebiasaan yang
mempermudah seseorang melaksanakan perilaku tersebut secara
otomatis.
Pengaruh

tidak langsungnya adalah melalui persepsi pada self efficacy,


manfaat, hambatan dan pengaruhi aktivitas yang muncul dari perilaku
tersebut. Pengaruh positif atau negatif dari perilaku baik sebelum, saat
itu ataupun setelah perilaku tersebut dilaksanakan akan dimasukan
kedalam memori sebagai informasi yang akan dimunculkan kembali
6

saat akan melakukan perilaku tersebut di kemudian waktu. Perawat


dapat membantu pasien membentuk suatu riwayat perilaku yang positif
bagi masa depan dengan memfokuskan pada tahap perilaku tersebut.
Membantu pasien bagaimana mengatasi rintangan dalam melaksanakan
perilaku tersebut dan meningkatkan level/ kadar efficacy dan pengaruh
positif melalui pengalaman yang sukses dan feed back yang positif.
2 Faktor Personal
Faktor personal meliputi aspek biologis, psikologis dan social budaya.
Faktor faktor ini merupakan prediksi dari perilaku yang didapat dan
dibentuk secara alami oleh target perilaku
3. Faktor Biologis Personal
Termasuk dalam faktor ini adalah umur, indeks massa tubuh, status
pubertas, status menopause, kapasitasa erobik, kekuatan, kecerdasan atau
keseimbangan.
4.

Faktor Psikologis Personal


Varibel yang merupakan bagian dari faktor ini adalah harapan diri,
motivasi, kemampuan personal, status kesehatan,dan definisi sehat

5. Faktor social kultural


Faktor ini meliputi suku, etnis, pendidikan, dan status ekonomi
B.

Perilaku Spesifik Pengetahuan dan Sikap (Behaviour-Spesific Cognitionsand


Affect)
1. Manfaat Tindakan (Perceived Benefits of Actions)
Rencana seseorang melaksanakan perilaku tertentu tergantung pada
antisipasi terhadap manfaat atau hasil yang akan dihasilkan. Antisipasi
manfaat merupakan representasi mental dan konsekuensi perilaku positif.
Berdasarkan teori expecting value.
2. Hambatan Tindakan yang dirasakan (Perceived Barriers to Actions)
Hambatan yang diantisipasi telah secara berulang terlihat dalam
penelitian empiris, mempengaruhi intensitas untuk terlibat dalam suatu
perilaku yang nyata dan perilaku actual yang dilaksanakan. Dalam
hubungannya dengan perilaku promosi kesehatan, Hambatan-hambatan ini
dapat berupa imaginasi maupun nyata. Hambatan ini terdiri atas : persepsi
7

mengenai ketidaktersediaan, tidak menyenangkan, biaya, kesulitan atau


penggunaan waktu untuk tindakan-tindakan khusus. Hambatan-hambatan
ini sering dilihat sebagai suatu blocks, rintangan dan personal cost dari
perilaku yang diberikan. Hilangnya kepuasan dalam menghindari atau
menghilangkan perilaku-perilaku yang merusak kesehatan seperti merokok
atau makan makanan tinggi lemak untuk mengadopsi perilaku / gayahidup
yang lebih sehat juga dapat menjadi suatu halangan. Halangan ini biasanya
membangunkan motivasi untuk menghindari perilaku-perilaku yang
diberikan. Bila kesiapan untuk bertindak rendah dan hambatan tinggi maka
tindakan ini tidak mungkin terjadi. Jika kesiapan untuk bertindak tinggi
dan harnbatan rendah kemungkinan untuk melakukan tindakan lebih besar.
Barier tindakan seperti yang dilukiskan dalam HPM mempengaruhi
prornosi kesehatan secara langsung dengan bertindak sebagai locks
terhadap tindakan seperti penurunan komitmen untuk merencanakan
tindakan.
3.

Kemajuan Diri (Perceived Self Efficacy)


Self

efficacy

adalah judgment

seperti

/ keputusan

didefinisikan
dari

kapabilitas

oleh
seseorang

Bandura
untuk

mengorganisasi dan menjalankan tindakan secara nyata. Judgment dari


personal efficacy dibedakan dari harapan yang ada dalarn tujuan.
Perceived self efficacy adalah judgment dari kemampuan untuk
menyelesaikan tingkat performance yang pasti, dimana tujuannya atau
harapannya adalah suatu judgment dari suatu konsekuensi (contohnya
benefit dan cost) sebanyak perilaku yang akan dihasilkan. Persepsi dari
ketrampilan

dan

kompetensi

dalam

domain

Motivasi

individu

untuk melibatkan perilaku-perilaku yang mereka lalui. Perasaan efficacy


dan ketrampilan dalam performance seseorang sepertinya mendorong
untuk melibatkan/ menjalankan perilaku yang lebih banyak daripada
perasaan ceroboh dan tidak terampil
Pengetahuan individu tentang self efficacy didasarkan pada 4 tipe
informasi :

1.

Pencapaian performance dari perilaku yang dilaksanakan secara nyata


dan evaluasi performance yang berhubungan dengan beberapa standar
pribadi atau umpan balik yang diberikan

2.

Pengalaman-pengalaman dan mengobservasi performan-ce orang lain


dan hubungannya dengan evaluasi diri sendiri dan umpan balik dan
orang lain.

3.

Ajakan secara verbal kepada orang lain bahwa mereka mempunyai


kemampuan untuk melaksanakan tindakan tertentu.

4.

Kondisi psikologis (kecemasan, ketakutan, ketenangan) di mana


seseorang menyatakan kemampuannya
Dalam HPM, self efficacy yang diperoleh dipengaruhi oleh
aktivity related affect. Makin positif affeck, makin besar persepsi
eficacynya, sebaliknya self eficacy mempengaruhi hambatan tindakan,
dimana efficacy yang tinggi akan mengurangi persepsi terhadap
hambatan untuk melaksanakan perilaku yang ditargetkan. Self efficacy
memotivasi perilaku promosi kesehatan secara langsung dengan
harapan efficacy dan secara tidak langsung dengan mempengaruhi
hambatan dan komitmen dalam melaksanakan rencana tindakan.

Activity-Related Affect (sikap yang berhubungan dengan


Aktivitas)
Perasaan subjektif muncul sebelum, saat dan setelah

suatu perilaku, didasarkan pada sifat stimulus perilaku itu sendiri.


Respon afektif ini dapat ringan, sedang atau kuat dan secara sadar
di nanti, disimpan didalam memori dan dihubungkan dengan
pikiran-pikiran perilaku selanjutnya. Respon-respon afektif
terhadap perilaku khusus terdiri atas 3 komponen yaitu :
emosional yang muncul terhadap tindakan itu sendiri (activityrelated), menindak diri sendiri (self-related), atau lingkungan
dimana tindakan itu terjadi (context-related).

Perasaan yang dihasilkan kemungkinan akan mempengaruhi


apakah individu akan mengulang perilaku itu lagi atau
mempertahankan perilaku lamanya. Perasaan yang tergantung
pada perilaku ini telah diteliti sebagai determinan perilaku
kesehatan pada penelitian terakhir. Perilaku yang berhubungan
dengan afek positif kemungkinan akan di ulang dan yang negatif
kemungkinan

akan

dihindari.

Beberapa

perilaku

bisa

menimbulkan perasaan positif dan negatif. Dengan demikian,


keseimbangan di antara afek positif dan negative sebelum, saat
dan setelah perilaku tersebut merupakan hal yang penting untuk
diketahui.
Activity-related Affect ini berbeda dari dimensi evaluasi
terhadap sikap yang dikemukakan olch Fishbein dan Ajzen.
Dimensi evaluasi terhadap sikap lebih mencerminkan evaluasi
afektif pada hasil spesifik dari suatu perilaku dari pada respon
terhadap sifat stimulus perilaku itu sendiri. Untuk beberapa
perilaku yang diberikan, rentang penuh dari perasaan negatif dan
positif harus diuraikan sehingga keduanya dapat diukur secara
akurat. Dalam beberapa instrument untuk mengukur afek,
perasaan negatif diuraikan secara lebih luas dari pada perasaan
positif. Hal ini tidak rnengherankan karena kecemasan, ketakutan
dan depresi telah diteliti lebih banyak dibandingkan perasaan
senang, gembira dan tenang. Berdasarkan teori kognitif social,
terdapat hubungan antara self-efficacy dan activity related affect.
McAulay dan Courneya menemukan bahwa respon afek
positif saat latihan merupakan predictor yang penting terhadap
Efficacy setelah latihan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Bandura bahwa respon emosional dan pengaruhnya terhadap
keadaan psikologis saat melakukan suatu perilaku berperan
sebagai sumberi informasi efficacy. Dengan demikian, activityrelated Affect dikatakan mempengaruhi perilaku kesehatan secara
langsung maupun tidak langsung melalui

self-efficacy dan

komitmen terhadap rencana tindakan.


10

Interpersonal Influences
Menurut HPM, pengaruh interpersonal adalah kesadaran

mengenai perilaku, kepercayaan atau pun sikap terhadap orang


lain. Kesadaran ini bisa atau tidak bisa sesuai dengan kenyataan.
Sumber utama pengaruh interpersonal pada perilaku promosi
kesehatan adalah keluarga (orang tua dan saudara kandung),
teman, dan petugas perawatan kesehatan. Pengaruh interpersonal
meliputi: norma (harapan dari orang-orang yang berarti),
dukungan sosial (dorongan instrumental dan emosional) dan
modeling (pembelajaran melalui mengobservasi perilaku khusus
seseorang). Tiga proses interpersonal ini pada sejumlah penelitian
kesehatan

tampak

melaksanakan

mempredisposisi

perilaku

promosi

seseorang

kesehatan.

untuk

Norma

sosial

mernbentuk standar pelaksanaan yang dapat dipakai atau ditolak


oleh individu. Dukungan social untuk suatu perilaku menyediakan
sumber-sumber dukungan yang diberikan oleh orang lain.
Modeling menggambarkan komponen berikutnyadari perilaku
kesehatan

dan

perubahan perilaku

merupakan
dalam

strategi

teori

yang

kognitif

penting

social.

bagi

Pengaruh

interpersonal mernpengaruhi perilaku promosi kesehatan secara


langsung maupun tidak langsung melalui tekanan social atau
dorongan untuk komitmen terhadap rencana tindakan
Individu sangat berbeda dalam sensitivitas mereka terhadap
harapan, contoh pujian orang lain. Namun, diberikan motivasi
yang cukup untuk berperilaku dalam cara yang konsisten dengan
pengaruh

interpersonal,

individu

mungkin

akan

melakukan perilaku-perilaku yang akan menimbulkan pujian dan


dukungan social bagi mereka.
Pengaruh Situasional (Situational Influences)
Persepsi dan kesadaran personal terhadap berbagai situasi
atau keadaan dapat memudahkan atau menghalangi suatu
perilaku. Pengaruh situasi pada perilaku promosi kesehatan
meliputi persepsi terhadap pilihan yang ada, kharakteristik
11

permintaan,

dan

ciri-ciri

estetik

dari

suatu

lingkungan

dimana perilaku tersebut dilakukan. Individu tertarik dan lebih


kompeten dalam perilakunya di dalam situasi atau keadaan
lingkungan yang mereka rasa lebih cocok dari pada lingkungan
yang tidak cocok, lingkungan yang berhubungan dari pada yang
asing, lingkungan yang aman dan meyakinkan dari pada
lingkungan yang tidak aman dan mengancarn. Lingkungan yang
menarik juga lebih diinginkan untuk melaksanakan perilaku
kesehatan
Dalarn HPM, pengaruh situasional telah dikemukakan
sebagai pengaruh langsung atau tidak langsung pada perilaku
kesehatan. Situasi dapat secara langsung mempengaruhi perilaku
dengan menyediakan suatu lingkungan yang diisi dengan
petunjuk-petunjuk yang akan menimbulkan tindakan. Sebagai
contoh, sutau lingkungan yang di tulis dilarang merokok akan
menciptakan klarakteristik perilaku tidak merokok dilingkungan
tersebut seperti yang diminta. Kedua situasi ini mendukung
komitmen untuk tindakan kesehatan. Pengaruh situasional telah
memberikan sedikit perhatian pada penelitian HPM sebelumnya
dan dapat diteliti lebih lanjut sebagai determinan yang secara
potensial penting bagi perilaku kesehatan. Mereka dapat dipegang
sebagai kunci penting dalam mengembangkan stategi baru yang
lebih efektif untuk memfasilitasi penerirnaan dan pemelihaman
perilaku kesehatan.
C.

Hasil Perilaku
Tanggung jawab untuk merencanakan tindakan (POA) merupakan awal
dari suatu peristiwa perilaku. Tanggung jawab ini akan mendorong individu ke
arah perilaku yang di harapkan
1. Tanggung Jawab Untuk Merencanakan Tindakan (POA)
Manusia umumnya meningkatkan perilaku berorganisasi dari pada tidak.
Kesengajaan adalah faktor utama yang menentukan kemauan berperilaku.
Tanggung dalam merencanakan tindakan pada HPM yang telah direvisi
menunjukkan pokok yang mendasari proses kognitif:
12

2. Tanggung jawab untuk melakukan tindakan yang spesifik pada waktu dan
tempat yang telah diberikan dengan orang-orang tertentu atau secara
sendirian, dengan mengabaikan pilihan berkompetensi
3. Mengidentifikasi strategi-strategi yang menentukan untuk mendapatkan,
membawa dan memperkuat perilaku
4. Kebutuhan mengidentifikasi strategi-strategi spesifik digunakan pada
tempat yang berbeda didalam rangkaian perilaku, kedepannya merupakan
kemungkinan yang disengaja dan yang lebih lanjut bahvva perencanaan
tindakan (POA) yang dikembangkan oleh perawat dan klien akan sukses di
implementasikan. Tanggung jawab sendiri tanpa strategi-strategi dari teman
sejawat sering mengahasilkan tujuan yang baik namun gagal membentuk
suatu nilai perilaku kesehatan
5. Kebutuhan Untuk Segera Berkompetisi dan Pilihan-Pilihan
Kebutuhan untuk segera berkompetisi atau pilihan-pilihan merujuk pada
alternatif perilaku yang memaksakan kedalam kebingungan sebagai bagian
dari yang mungkin terjadi sebelumnya dan segera diharapkan menjadi
perilaku promosi kesehatan yang direncanakan. Kebutuhan berkompetisi
dipandang sebagai perilaku alternatif dimana individu relatif memiliki
level kontrol yang rendah karena ketergantungan terhadap lingkungan
seperti bekerja atau tanggung jawab perawatan keluarga. Kegagalan
berespon terhadap suatu kebutuhan dapat memiliki efek yang tidak
menguntungkan untuk diri sendiri atau untuk hal-hal lain yang penting.
Pilihan berkompetisi dipandang sebagai alternatif perilaku dengan
kekuatan penuh yang bersifat lebih yang mana individu relatif
menggunakan level kontrol yang tinggi. Mereka dapat mengeluarkan
perilaku promosi kesehatan dan setuju menjadi perilaku kompetisi. Tingkat
dimana individu mampu Melawan pilihan kompetensi tergantung pada
kemampuannya menjadi pengatur diri. Contoh dari memberi pilihan
kompetetisi adalah memilih makanan tinggi lemak dari pada rendah lemak
karena rasa atau selera pilihan; mengemudi dengan melewati pusat
rekreasi; selalu berlatih berhenti di mall (suatu pilihan untuk melihat-lihat
atau

belanja

daripada

berolahraga).

Kedua

kebutuhan

kompetisi

dan pilihan dapat menggelincirkan suatu rencana tindakan yang salah


satunya telah dilakukan. Kebutuhan kompetisi dapat berbeda dari
13

rintangan yang harus dibawa oleh individu dan perilaku yang tidak
diantisipasi berdasarkan pada kebutuhan eksternal atau hasil yang tidak
baik/thengtintungkan dapat terjadi. Pilihan kompetisi dapat berbeda dari
rintangan seperti kekurangan waktu, karena pilihan kompetisi adalah
dorongan terakhir yang didasari pada hirarki pilihan yang menggelincirkan
suatu rencana untuk tindakan kesehatan yang positif. Ada terdapat
bermacam kemampuan individu untuk mendukung perhatian dan
menghindari

gangguan.

Beberapa

individu

dapat

mempengaruhi

perkembangan atau secara biologis menjadi lebih mudah dipengaruhi


selama tindakan daripada yang lain. Hambatan pilihan kompetensi
memerlukan latihan dari pengaturan diri sendiri. Komitmen yang kuat
untuk trieteneanikati tindakan dapat mendukung pengabdian untuk
melengkapai suatu perilaku mengingat kebutuhan akan kornpetisi atau
pilihan. Didalarn HPM, kebutuhan kompetisi dengan segera dan pilihan
secara

langsung

mempengaruhi

kemungkinan

terjadinya

perilaku

kesehatan sebagaimana penganth tanggung jawab modera


6. Perilaku Prornosi Kesehatan
Variable pada model ini telah ditujukan secara ekstensif melalui buku
sehingga disini memerlukan sedikit diskusi yang lebih jauh. Perilaku
promosi kesehatan adalah titik akhir atau hasil tindakan pada HPM.
Bagaimanapun harus dicatat bahwa perilaku promosi kesehatan pada
akhirnya adalah langsung bertujuan untuk mencapai kesehatan yang positif
bagi klien. Perilaku promosi kesehatan, khususnya ketika berintegrasi
menjadi gaya hidup sehat yang meliputi semua aspek kehidupan,
menghasilkan pengalarnan kesehatan yang positif disepanjang proses
kehidupan.

14

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian Health Promotion Model atau selanjutnya disebut HPM merupakan
suatu cara untuk menggambarkan interaksi manusia dengan lingkungan fisik dan
interpersonalnya dalam berbagai dimensi. Model ini mengintegrasikan teori nilai
harapan (Expectancy-value) dan teori kognitif sosialDE (Social Cognitive Theory) yang
konsisten dengan semua teori yang memandang pentingnya promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit adalah suatu hal yang logis dan ekonomis.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami
dan menjelaskan teori Nola J. Pender tentang model promosi kesehatan.

15

DAFTAR PUSTAKA
http://thomaz1945.blogspot.com/2013/11/teori-keperawatan-nola-j-pender.html
https://www.scribd.com/doc/139995132/90438329-31402960-Teori-Keperawatan-Nolla-jPender
http://www.academia.edu/3657714/Nursing_model
http://nolapender.weebly.com/background.html

16

Anda mungkin juga menyukai