Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor

Kecamatan Tomohon Selatan


Oleh:
Fandy Gerungan
Nim: 09 302 258
Hp: 081244704547
Pembimbing I
Ventje Senduk

Pembimbing II
Marietje Keintjem

ABSTRAKSI
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Komunikasi
Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Tomohon
Selatan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, yakni untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi
tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.
Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan antara Variabel Komunikasi
Organisasi (X) terhadap Variabel Kinerja Pegawai (Y), di mana r s atau koefisien
korelasinya sebesar 0,65. Sedangkan r2 atau koefisien determinannya sebesar 42,25%
hal ini berarti bahwa 42,25% Kinerja Pegawai dipengaruhi oleh Komunikasi Organisasi
dan 57,75% disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak diangkat dalam penelitian ini.
Penelitian ini menunjukkan bahwa Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Kecamatan
Tomohon Selatan dipengaruhi oleh Komunikasi Organisasi. Atas dasar ini, diharapkan
kepada para pegawai dapat mempraktekkan Komunikasi Organisasi yang efektif agar
meningkatkan Kinerja mereka.
Kata Kunci: Komunikasi Organisasi, Kinerja Pegawai

PENDAHULUAN
Setiap organisasi baik yang bersifat profit oriented maupun non profit oriented
harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini menjadi kebutuhan
yang mendesak. Organisasi akan terus tumbuh dan berkembang jika digerakan oleh
manusia/karyawan yang memiliki sumber daya yang berkualitas.
Gambaran jelas untuk mengukur seberapa berkualitas karyawan yaitu dari
kinerjanya. Kinerja karyawan merupakan suatu tolak ukur dalam keberhasilan suatu
organisasi. Kinerja merupakan suatu hal yang sangat penting, karena pencapaian tujuan
suatu organisasi sangat ditentukan oleh kinerja atau prestasi karyawan. Keberhasilan
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya akan tergambar dalam kinerjanya.
Maluyu S.P. Hasibun (2001:34) mengemukakan Kinerja (Prestasi Kerja) adalah suatu
hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi kinerja karyawan seperti yang
diungkapkan Gibson yang dikutip oleh Soekidjo Notoatmojo (2004:124).
a. Faktor Individu
b. Faktor Organisasi
c. Faktor Psikologis
Hal ini semakin menegaskan bahwa kinerja pegawai bukan hanya dipengaruhi
oleh faktor individu dan faktor psikologis saja, tapi kinerja karyawan dipengaruhi juga
oleh faktor organisasi yaitu komunikasi organisasi. Dalam rangka mencapai
optimalisasi kinerja karyawan, organisasi membutuhkan komunikasi organisasi yang
efektif. Interaksi yang tercipta di dalam sebuah organisasi antara pimpinan dan
bawahan, ataupun juga bawahan dengan bawahan harus didukung oleh komunikasi
organisasi yang baik. Komunikasi yang tercipta hendaknya komunikasi timbal balik
two-way communications. Pimpinan punya kewenangan untuk memberikan instruksi
kepada pegawai, tapi juga pegawai diberi kebebasan untuk menyampaikan aspirasinya
kepada atasan. Dan juga bawahan diberi ruang untuk membangun komunikasi dengan
sesama rekan kerja.
Tomohon Selatan adalah sebuah kecamatan di Kota Tomohon, Sulawesi Utara.
Sebagai perangkat daerah Kota Tomohon, Kecamatan Tomohon Selatan (dalam hal ini
camat dan perangkat kecamatan) memiliki peran dan fungsi yang krusial dalam
meningkatkan taraf hidup guna mensejahterahkan masyarakat di seluruh kecamatan
Tomohon Selatan.
Untuk merealisasikan tugas pokok dan fungsi, tentu saja camat dan pegawaipegawai dalam lingkup kantor Kecamatan Tomohon Selatan harus bekerja berdasarkan
standar kerja yang telah ditetapkan. Standar kerja itu menjadi acuan bagi kinerja
pegawai. Untuk mencapai standar kerja itu, dibutuhkan iklim organisasi yang positif.
Dan iklim organisasi yang positif tentu saja harus didukung oleh komunikasi organisasi
yang efektif. Pada kenyataannya terdapat korelasi yang jelas antara komunikasi
organisasi terhadap pencapaian tujuan organisasi, Mifta Thoha (2008). Itu berarti
komunikasi yang efektif jika berhasil dipraktekkan oleh para pegawai akan mampu
memberikan efek positif terhadap kinerja mereka. Sebab karyawan yang memiliki
informasi yang lebih baik akan menjadi karyawan yang baik pula, Pace & Faules
(2006).
Berdasarkan pengamatan dan interview yang dilakukan penulis didapati bahwa,
kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Tomohon Selatan masih rendah.

Komunikasi yang terjalin antar pegawai, maupun pegawai dengan pimpinan


belum optimal sebab sering terjadi keterlambatan pemberian informasi dari atasan
kepada pegawai. Informasi penting yang seharusnya disampaikan kepada pegawai
sebelumnya tapi baru disampaikan kemudian. Misalnya: informasi tentang pembuatan
program kerja per unit kerja. Makanya didapati bahwa sering terjadi keterlambatan
pembuatan program kerja. Dan ini tentu saja berimbas pada terlambatnya pelaksaanaan
kerja.
Ada kecenderungan pegawai yang satu kurang mau membagi informasi kepada
pegawai lain. Sebagai sesama rekan kerja dalam satu instansi, harusnya pegawai yang
satu membagi informasi kepada pegawai lain. Tapi nyatanya sering terjadi bahwa
informasi-informasi penting hanya dikonsumsi secara pribadi/individual, sekalipun ada
instruksi dari pimpinan untuk menyampaikannya kepada pegawai lain.
Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa saluran komunikasi yang tercipta
masih sebatas pada saluran komunikasi formal.
Pegawai sering menerima informasi kerja yang kurang jelas dari pimpinan atau
sesama rekan kerja. Informasi yang kurang jelas mengakibatkan pekerjaan tertunda dan
bahkan tidak selesai.
Atas uraian ini penulis tertarik mengadakan penelitian tentang Pengaruh
Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Kecamatan Tomohon
Selatan
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Komunikasi
Littlejohn (1999:21) mengatakan, berdasarkan metode penjelasan serta cakupan
objek pengamatan, secara umum teori-teori komunikasi dapat dibagi dalam dua
kelompok. yaitu ;
a. TeoriTeori Umum
1. Teori-Teori Fungsional dan Struktural.
Ciri dan jenis teori ini dibangun berdasarkan asumsi dasar teori, yaitu; 1.
masyarakat adalah organisme kehidupan, 2. masyarakat memiliki sub-sistem
kehidupan, 3. masing-masing subsistem memiliki fungsi yang berbeda, 4.
fungsi-fungsi subsistem saling memberi kontribusi kepada subsistem lainnya,
2. Teori-Teori Behavioral dan Cognitive
Teori ini memusatkan pengkajian nya pada diri manusia secara individual.
Salah sutu konsep pemikiran nya yang terkenal adalah tentang model S-R
(stimulus respon) dalam proses informasi.
3. Teori Konvensional dan Interaksional
Teori ini berpandangan bahwa kehidupan sosial merupakan suatu proses
interaksi yang membangun, memelihara serta mengubah kebiasaan-kebiasaan
tertentu termasuk dalam hal ini bahasa dan simbol-simbol.
4. Teori-Teori Kritis dan Interpretatif.
Mengacu pandangan Sendjaja (1994:25) bahwa kelompok teori ini
gagasan-gagasan nya banyak berasal dari berbagai tradisi, seperti sosiologi
interpretative
(interpretative
sociology),
pemikiran
Max
Weber,
Phenomenology dan Hermeneutics, Marxisme dan aliran Frankfurt School
serta pendekatan tekstual, seperti teori-teori retorika, Biblical, dan
Kesusastraan.
b. Teori-Teori Kontekstual

Sendjaja (1994:26) berdasarkan konteks atau tingkatan analisisnya, teori


komunikasi secara umum dibagi menjadi, yaitu;
1. Komunikasi intra-pribadi (intra-personal communication)
2. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication)
3. Komunikasi kelompok (group communication)
4. Komunikasi organisasi (organization communication)
5. Komunikasi massa (mass communication)
B. Konsep Organisasi
Organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu
hierarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan
bersama. Salah satu sifat organisasi yaitu fleksibel, artinya organisasi merupakan
satu sistem yang dapat berubah sesuai dengan tuntutan saman, perkembangan
teknologi, hukum, peraturan dan lain-lain. Sejalan dengan ini maka teori organisasi
tentu saja mengalami perubahan. Gibson, Ivancevich, Donnelly (1991: 35-37) akan
menjelaskan secara singkat perkembangan teori organisasi dari waktu ke waktu.
1. Teori Organisasi Klasik.
Konsep tentang organisasi telah berkembang mulai 1880-an dan dikenal
sebagai teori klasik (classical theory). Dampak teori ini terhadap organisasi
masih sangat besar. Sebagai contoh organisasi yang didasarkan birokrasi dan
banyak bagian dari teori klasik. Menurut teori organisasi klasik, rasionalitas,
efisiensi, dan keuntungan ekonomis merupakan tujuan organisasi. Teori ini juga
menyatakan bahwa manusia diasumsikan bertindak rasional sehingga secara
rasional dengan menaikkan upah, produktivitas akan meningkat.
2. Teori Tradisional (Teori peralihan)
Teori tradisional muncul sebagai reaksi atas konsep-konsep yang
dikemukakan oleh para ahli teori klasik meskipun tidak sepenuhnya
mengabaikan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh teori klasik. Pendekatan
yang dilakukan oleh ahli teori ini adalah pendekatan perilaku atau bahavioral
approach (human relation approach). Pendekatan ini dilakukan dengan
mengadakan eksperimen yang dikenal dengan Hawthorne Experiment yang
secara garis besar dibagi dalam 4 tahap.
a. Mengkaji efek lingkungan dari produktivitas pekerja
b. Melakukan konsultasi dengan pekerja yang ikut eksperimen
c. Melakukan wawancara dengan pekerja (yang tidak ikut eksperimen) melalui
pertanyaan terbuka
d. Eksperimen yang dikenal dengan bank - wiring - room experiment.
3. Teori Mutakhir
Teori mutakhir atau modern merupakan pengembangan aliran hubungan
manusiawi sekaligus sebagai pandangan baru tentang perilaku manusia dan
sistem sosial. Dalam teori ini konsep manusia yang mewujudkan diri (motivasi
manusia) sangat penting bagi manajemen organisasi.
Terdapat empat prinsip dasar perilaku organisasi, yaitu :
a. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik secara ketat
(peranan, prosedur, dan prinsip)
b. Manajemen harus sistematis dan pendekatan yang digunakan dengan
pertimbangan secara hati-hati
c. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual
dalam pengawasan harus sesuai dengansituasi

d. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap


tujuan organisasi sangat perlu.
C. Komunikasi Organisasi
1. Definisi Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi merupakan salah satu bagian tak terpisahkan dari
sebuah organisasi. Sebab komunikasi merupakan dasar dari human organizing
(http://perilakuorganisasi.com/karl-e-weick-teori-enactment.html). Pencapaian
tujuan organisasi yang tercermin dari kinerja pegawainya tak lepas dari
pengaruh komunikasi organisasi yang berlangsung. Hal ini jelas sebab setiap
aktivitas organisasi selalu diwarnai oleh aktivitas komunikasi yang dilaksanakan
oleh setiap anggota organisasi. Berikut ini akan disebutkan definisi-definisi
mengenai komunikasi organisasi yang dikemukakan oleh para ahli, seperti yang
tertulis dalam buku Muhammad Arni (2004: 67):
Menurut Redding dan Sanborn, komunikasi organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks.
Meliputi: komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan
pengelola, komunikasi downward, komunikasi upward, komunikasi horizontal,
keterampilan berkomunikasi, menulis dan komunikasi evaluasi program.
Menurut Katz dan Khan, komunikasi organisasi merupakan arus
informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi.
Menurut Greenbaunm, komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi
formal dan informal dalam organisasi. Dia membedakan komunikasi internal
dan eksternal dan memandang peranan komunikasi terutama sebagai koordinasi
pribadi dan tujuan organisasi dan masalah menggiatkan aktivitas.
Menurut Zelko dan Dance, komunikasi organisai dibagi menjadi dua:
Komunikasi internal, komunikasi dalam organisai itu sendiri seperti komunikasi
dari bawahan keatasan dan sebaliknya serta komunikasi diantara sesama
bawahan.
Menurut Wiryanto, komunikasi organisasi adalah pengiriman dan
penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun
informal dari suatu organisasi.
2. Aliran Komunikasi Organisasi
Menurut Pauce and Faules (2006), aliran komunikasi tergolong dalam
empat jenis arah aliran komunikasi.
a. Komunikasi ke bawah
Komunikasi ini biasanya terjadi dari seseorang yang otoritasnya lebih
tinggi kepada bawahannya.
b. Komunikasi ke atas
Komunikasi ini terjadi dari seseorang yang otoritasnya yang lebih
rendah kepada atasannya. Beberapa jenis informasi yang biasanya
dikomunikasikan pada atasan.
c. Komunikasi Horisontal
Komunikasi ini terjadi antar orang dalam unit kerja yang sama dan
jabatan yang sama. Komunikasi ini juga biasa terjadi antara bawahan dan
bawahan yang memiliki pimpinan yang sama. Tujuan dari komunikasi
horisontal.
d. Komunikasi Lintas Saluran

Komunikasi ini terjadi antara atasan dan bawahan yang berada dalam
divisi pekerjaan yang berbeda.
3. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Sendjaja (1994) pada bukunya yang berjudul Teori Komunikasi
menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
a. Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan
informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat
melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.
b. Fungsi regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam
suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif,
yaitu:
- Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu
mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi
yang disampaikan. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada
dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian
peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
c. Fungsi persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak
akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya
kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi
bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan
secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih
besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan
kewenangannya.
d. Fungsi integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang
memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan
baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut,
yaitu: a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam
organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. b.
Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa
istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata.
Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi
yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
D. Konsep Kinerja
1. Definisi Kinerja
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2005:9) adalah kualitas
kerja dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Definisi
kinerja yang dikemukakan oleh Bambang Kusriyanto yang dikutip oleh Anwar
Prabu Mangkunegara (2005:9) adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan
peran serta tenaga persatuan waktu.
Kemudian, menurut Mahsun (2006:25) Kinerja (performance) adalah
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan kebijakan

dalam mewujudkan sasaran, tujuan. Misi dan visi organisasi yang tertuang
dalam strategic planning suatu organisasi.
Selanjutnya Melayu S.P Hasibuan (2001:25) mengemukakan kinerja
(Prestasi Kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Sedangkan menurut Veizal Rivai (2004:309) mengemukakan kinerja
merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja
yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.
Pengertian kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau
tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
2. Indikator Kinerja Karyawan
Berhasil tidaknya kinerja yang telah dicapai oleh organisasi tersebut
dipengaruhi oleh tingkat kinerja karyawan secara individual maupun secara
kelompok. Dengan asumsi semakin baik kinerja karyawan maka mengharapkan
kinerja organisasi akan semakin baik. Berikut ini akan dikemukakan beberapa
pendekatan untuk mengukur sejauh mana karyawan mencapai suatu kinerja
secara individual, menurut Bernardin yang dikutip oleh Mohammad Mahsun
(2006:72-73).
a. Kualitas
b. Kuantitas
c. Ketepatan Waktu
d. Efektifitas
e. Kemandirian
3. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah proses menilai hasil karya personel dalam suatu
organisasi melalui instrument penilaian kinerja. Penilaian kinerja merupakan
proses yang berkelanjutan untuk menilai kualitas kerja personel dan usaha untuk
mempertinggi kerja personel dalam organisasi. Penilaian kinerja adalah proses
penelusuran kegiatan personel pada masa tertentu yang menilai hasil karya yang
ditampilkan terhadap pencapaian sasaran system manajamen.
Penilaian kinerja merupakan suatau evaluasi terhadap penampilan kerja
personel dengan membandingkan standar baku penampilan. Kegiatan penilaian
kinerja ini membantu dalam pengambilan keputusan oleh manajer dan memberi
umpan balik kepada personel tentang pelaksanaan pekerjaannya. Melalui
penilaian ini manajer akan mengetahui apakah pekerjaan itu sudah sesuai atau
belum dengan uraian tugas yang telah disusun sebelumnya. Dengan melakukan
penilaian yang demikian seorang pemimpin akan menggunakan uraian tugas
sebagai tolak ukur. Bila pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan uraian tugas,
berarti pekerjaan itu berhasil dilaksanakan dengan baik, bila di bawah standar
uraian tugas tersebut berarti pelaksanaan pekerjaan tersebut kurang baik.
Pernyataan ini dipertegas oleh pendapat Kuswadi yang menyatakan bahwa ada
variabel yang secara bersama-sama berpengaruh besar terhadap kenerja
karyawan, yaitu kompentensi, kebutuhan tugas atau persyaratan kerja, gaya
manajemen dan iklim organisasi.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah Metode Deskriptif. Pengertian metode deskriptif
menurut Sugiyono (2004:21) adalah sebagai berikut: Metode deskriptif adalah metode
yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi
tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.
Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah variabel bebas
yaitu variabel yang menjadi timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel
terikat). Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas, Sugioyono (2007:3).
1. Variabel komunikasi organisasi merupakan variabel bebas (X) atau independen
Komunikasi organisasi pada penelitian ini adalah proses komunikasi yang
berlangsung pada pegawai di kantor Kecamatan Tomohon Selatan tersebut.
Indikator-indikatornya menurut Suranto AW (1994:46)
- Pemahaman
- Kesenangan
- Pengaruh pada sikap
- Hubungan yang makin baik
- Tindakan
2. Variabel kinerja karyawan sebagai variabel terikat (Y) atau dependen
Kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dalam
kurun waktu tertentu berdasarkan standar kerja yang ditetapkan organisasi. Kinerja
karyawan menurut Bernardin dalam Mohammad Mahsun (2006:72-73) dapat diukur
melalui indikator sebagai berikut :
- Kualitas
- Kuantitas
- Ketepatan Waktu
- Efektifitas
- Kemandirian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staf pegawai pada kantor
Kecamatan Tomohon Selatan berjumlah 27 orang. Sedangkan sampel menurut Arikunto
yang dikutip oleh Sinaga (2009:27) apabila populasinya kurang dari 100 orang lebih
baik diambil semuanya sehingga, penelitian ini merupakan penelitan populasi. Ini
berarti jumlah sampel merupakan keseluruhan jumlah pegawai di Kantor Kecamatan
Tomohon Selatan yang berjumlah 27 orang. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
penulis adalah observasi, wawancara, dan kuesioner, dimana kuesioner yang menjadi
instrumen utama.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis koefisien korelasi rank
spearman dengan rumus:
2
2
2
X + Y d 1
rs =
2 X 2 Y 2
(Husein Umar, 2005: 325)

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA


Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan 27 kuesioner yang terdiri dari 10
pertanyaan untuk masing-masing variabel (Variabel X dan Variabel y).
Pada masing-masing pertanyaan terdapat lima alternative jawaban yang
mengacu pada teknik skala Likert, yaitu:
8

Sangat Setuju
(SS) = 5
Setuju
(S)
=4
Netral
(N)
=3
Tidak Setuju
(TS) = 2
Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
Berdasarkan pedoman di atas dan hasil pengumpulan data, maka diperoleh
faktor koreksi Tx dan Ty adalah:
Tx : 22,5
Tx : 26,5
Sedangkan Rank Varibel X dan Variabel Y seperti dalam tabel berikut ini:
N

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Jumlah

41
37
40
50
46
50
46
37
45
40
41
41
40
50
46
45
45
45
37
40
46
42
43
39
43
42
39

Tabel 1 Rank Variabel X dan Y


Y
X1
Y1
36
36
39
49
44
49
49
38
42
43
39
38
44
42
41
42
43
43
42
40
43
39
40
41
42
39
38

17
26
20.5
2
5.5
2
5.5
26
9.5
20.5
17
17
20.5
2
5.5
9.5
9.5
9.5
26
20.5
5.5
21.5
12.5
23.5
12.5
21.5
23.5

26.5
26.5
20.5
2
4.5
2
2
24
12
7.5
20.5
24
4.5
12
15.5
12
7.5
7.5
12
17.5
7.5
20.5
17.5
15.5
12
20.5
24

di

di2

-9.5
-0.5
0
0
1
0
3.5
2
-2.5
13
-3.5
-7
16
-10
-10
-2.5
2
2
14
3
-2
1
-5
8
0.5
1
-0.5

90.25
0.25
0
0
1
0
12.25
4
6.25
169
12.25
49
256
100
100
6.25
4
4
196
9
4
1
25
64
0.25
1
0.25
1115

Sumber: Hasil Olahan

Berdasarkan data-data di atas maka diperoleh perhitungan faktor koreksi

n(n 1)
12

27 27
12

TX

22.5

= 1615.5

n(n 1)
12

27 27
12

TX

26.5

= 1611.5

Korelasi Rank Kembar Spearman


2

X + Y d 1

rs =

2 X 2 Y 2

rs =

1615.5+1611.51115
2 1615.51611.5

rs =

2112
1615.51611.5
2

2112
rs = 3226.997521
rs = 0. 654478346
rs = 0. 65
Koefisien Determinasi Kd = r2 x 100%
2
Kd = 0.65 x 100%
Kd = 0.4225 x 100%
Kd = 42,25%
Untuk menguji hipotesis yang dikemukakan, penulis menggunakan rumus
signifikan dari Sugioyono (2007:357), berikut rumus yang dipakai:
n2
t = rs 1r 3

272
t = 0.65 10.652

10

25
t = 0.65 10.652
t = 0.65 (6.565321622)
t = 4.27

PEMBAHASAN HASIL ANALISIS


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diketahui bahwa
terdapat pengaruh yang positif antara Komunikasi Organisasi dengan Kinerja pegawai.
Hal ini jelas terlihat dari nilai koefisien korelasi sebesar 0,65. Hubungan ini
dikategorikan dalam hubungan yang kuat karena berada dalam rentang nilai 0,60-0,799.
Ini berarti semakin efektif Komunikasi Organisasi yang dipraktekkan oleh Pegawai di
Kantor Kecamatan Tomohon Selatan, maka semakin tinggi pula kualitas Kinerja
mereka.
Di samping itu penelitian ini menghasilkan koefisien determinasi yang cukup
berarti sebesar (42,25%) karena termasuk dalam rentang interpretasi koefisien
determinasi 17%-49%.
Penelitian ini juga menghasilkan nilai uji hipotesis dengan penggunaan uji t
yang bernilai 4,27 dengan tingkat signifikan sebesar 0,05 dan tingkat kebebasan 25
maka t table bernilai 1,71. Berdasarkan penilaian t hitung > t table (4, 27 > 1, 71), maka
sangat jelas bahwa hipotesis yang dikemukakan dapat diterima yaitu Komunikasi
Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut.
1. Komunikasi Organisasi yang efektif akan meningkatkan Kinerja pegawai.
2. Komunikasi Organisasi dapat meningkatkan Kinerja pegawai pada Kantor
Kecamatan Tomohon Selatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis, di mana
koefisien korelasi diperoleh nilai r = 0, 65 ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
yang bersifat positif antara Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja pegawai.
3. Koefisien Determinasi (r2) menunjukkan 42,25%, yang berarti bahwa 42,25% Kinerja
pegawai pada kantor Kecamatan Tomohon Selatan dipengaruhi oleh Komunikasi
Organisasi, Sedangkan 57,75% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diangkat
dalam penelitian ini.
4. Hasil pengujian hipotesis dengan penggunaan uji t yang bernilai 4,27 dengan tingkat
signifikan sebesar 0,05 dan tingkat kebebasan 25 maka t table bernilai 1,71.
Berdasarkan penilaian t hitung > t table, (4, 27 > 1, 71) maka sangat jelas bahwa
Komunikasi Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada
Kantor Kecamatan Tomohon Selatan.
B. Saran
Bertolak dari pembahasan dan kesimpulan yang ada, maka dapat dikemukakan
saran-saran sebagai berikut:

11

1. Disarankan kepada pimpinan dan para pegawai di Kantor Kecamatan Tomohon


Selatan untuk menciptakan dan merawat komunikasi yang baik antara pimpinan dan
pegawai, serta pegawai dengan pegawai lain. Pimpinan hendaknya dapat membuka
ruang komunikasi yang efektif dengan pegawai. Begitupun pegawai yang satu
diharapkan dapat membangun komunikasi yang baik dengan rekan kerja lain.
Komunikasi yang tercipta hendaknya berjalan dua arah, baik dari pengirim pesan dan
tentu saja diharapkan ada feedback dari penerima pesan. Hal ini dibutuhkan untuk
membangun situasi kerja yang kondusif, sebab situasi kerja yang kondusif akan
mempercepat terlaksananya rencana kerja dan tujuan organisasi.
2. Disarankan kepada para pegawai pada Kantor Kecamatan Tomohon Selatan untuk
mau membagi informasi kepada pegawai lain, apalagi informasi-informasi penting
berkaitan dengan pemerintahan. Kemudian diharapkan kepada pimpinan dan pegawai
agar dalam menyampaikan informasi kepada sesama rekan kerja, atau bahkan kepada
masyarakat harus jelas supaya tidak menimbulkan ambiguitas.
3. Disarankan kepada para pegawai untuk memberikan pelayanan yang lebih optimal
pada warga masyarakat Kecamatan Tomohon Selatan di bidang pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan agar supaya dapat meningkatkan partisipasi dan
kesadaran masyarakat.
Daftar Pustaka
Arni, Muhamad. 2004. Komunikasi Organisasi: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT.
Prehalindo
AW. Suranto. 1994. Strategi Komunikasi. Bandung : Amico
Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1991 Organisasi,Perilaku, Struktur dan Proses, Jilid II
edisi kelima. Jakarta: Erlangga
Hasibuan, Melayu, S, P. 2001. Manejemen SDM. Bandung. Pustaka Setia
http://perilakuorganisasi.com/karl-e-weick-teori-enactment.html
Littlejohn, Stephen. 1999. Theories of Human Communication, Wadsworth Publishing
Company.
Mahsun, Mohammad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta
Mangkunegara, Anwar, Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Miftah, Thoha. 2008. Perilaku Organisasi; konsep dasar dan aplikasinya. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Notoatmojo, Soekidjo. 2004. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka
Cipta
Rival, Veitzal. 2004. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
R. Wayne Pace dan Don F. Faules. 2006. Komunikasi Organisasi; strategi
meningkatkan kinerja perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sendjaja.1994. Teori-Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sinaga. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfa Beta
Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfa Beta
Umar, Husein. 2005. Korelasi Rank Spearman. Bandung : Rosda Karya

12

Anda mungkin juga menyukai