Anda di halaman 1dari 31

Deskripsi Disposisi Matematis Siswa

dalam Pembelajaran Socrates Kontekstual


(Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Gajah Mada Bandarlampung
Semester Ganjil
Tahun Pelajaran 2015/2016)

Skripsi
Ole
Maya
h
Andani
12130210
36

I. PENDAHULUAN
A. Latara Belakang
B. Pertanyaan
Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian

A. Latar
SebagaiBelakang
negara yang

tengah berkembang
Indonesia memerlukan sumber daya manusia
yang berkualitas agar dapat membawa Indonesia
ke arah yang lebih baik menjadi negara maju
disegala bidang.
Untuk itu, pendidikan sebagai investasi jangka
panjang harus ditingkatkan kualitasnya
agar tercipta lulusan yang mampu bersaing
secara global dalam dunia kerja.
.

Oleh karena itu, pendidikan perlu mendapatkan


perhatian yang khusus dari semua pihak, baik
yang terlibat secara langsung maupun tidak
langsung, termasuk di dalamnya pendidikan
matematika di sekolah, karena matematika
adalah salah satu mata pelajaran wajib dipelajari
di sekolah, baik Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama, maupun Sekolah Menegah
Atas.

Tersirat dalam Permendiknas no. 22 tahun 2006


tentang Standar Isi, menuliskan tujuan mata
pelajaran matematika untuk semua jenjang
pendidikan dasar dan menengah Selain
kemampuan berpikir yang baik, untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan, siswa juga
perlu mengembangkan sikap menghargai
kegunaan matematika, yaitu memiliki rasa ingin
tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.

Depdiknas (2008) menyatakan bahwa ranah


afektif menentukan keberhasilan belajar
seseorang. Salah satu afektif siswa dalam
pembelajaran matematika saat ini dikenal
dengan istilah disposisi matematis. Hal ini sesuai
dengan tujuan pendidikan matematika di jenjang
SMP menurut kurikulum 2006, yaitu
pembelajaran matematika diharapkan dapat
menumbuhkan dan mengembangkan disposisi
siswa.

Kemampuan disposisi matematis tentunya sangat


mempengaruhi
siswa
dalam
proses
pembelajaran, karena dengan kemampuan
disposisi yang baik, siswa akan menjadi lebih
percaya diri, gigih, serta ulet dalam menggali
yang
dimilikinya
dan
menyelesaikan
permasalahan dalam matematika.

Tapi pada kenyataan peran disposisi jarang


diperhatikan
karena
kebanyakan
yang
diperhatikan hanya hasil akhir. Hasil Observasi
di SMP Gajah Mada Bandarlampung Hal ini
terlihat
ketika
siswa
diberikan
pertanyaan
oleh
guru.
Mereka
menjawab pertanyaan guru dengan
tidak tegas dan lugas. Selain itu,
keinginan siswa untuk mencari tahu
jawaban dari soal yang diberikan guru
pun rendah. Tidak banyak siswa yang
mengerjakan
permasalahan
yang
diberikan guru. Selain itu ditandai pula

Saat observasi terlihat bahwa tidak ada


petanyaan mendalam dari guru yang dapat
mengembangkan disposisi matematis siswa.
Padahal Menurut (Fraenkel, 2008), jantung
strategi belajar yang efektif terletak pada
pertanyaan yang diajukan guru.
Salah satu pembelajaran yang memuat
pertanyaan-pertanyaan kritis yang dapat
meningkatkan disposisi matematis adalah
pembelajaran Socrates kontekstual.

Metode Socrates. Menurut Maxwell (2009),


Metode Socrates adalah sebuah proses
pertanyaan yang meminta penjelasan untuk
menuntun seseorang memperoleh pengetahuan
melalui langkah-langkah kecil. Sementara itu
Pendekatan Kontekstual akan mengarahkan
siswa untuk menghubungkan materi yang
dipelajari dengan kehidupan nyata yang dialami
siswa dan juga sebagai selingan agar siswa tidak
terlalu takut karena diberi pertanyaan terus.

Berdasarkan alasan tersebut maka penelitian ini


menggabungkan pembelajaran Socrates dan
pendekatan kontekstual sebagai pembelajaran
Socrates kontekstual dan peneliti berupaya
mendeskripskan tentang disposisi matematis
dalam pembelajaran Socrates Kontekstual

B. Pertanyaan
Penelitian
pertanyaan dalam penelitian ini
adalah Bagaimana disposisi
matematis siswa selama proses
pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan pembelajaran
Socrates Kontekstual di SMP
Gajah Mada Bandar Lampung?

C. Tujuan
Penelitian
penelitian yang dilakukan
bertujuan untuk
mendeskripsikan disposisi
matematis siswa selama proses
pembelajaran Socrates
Kontekstual berlangsung di
SMP Gajah Mada

E. Manfaat
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
Penelitian
memberikan informasi dalam pendidikan
Manfaat
Teoritis

Manfaat
Praktis

matematika
yang
berkaitan
engan
pembelajaran socrates kontekstual serta
hubungannya dengan kemampuan disposisi
matematis.

Penelitian ini diharapkan dapat


memberikan sumbangan bagi guru
agar lebih mempertimbangkan
disposisi matematis siswa serta bagi
peneliti diharapkan dapat menambah
pengetahuan, pemahaman dan
wawasan peneliti tentang gambaran
disposisi matematis siswa terhadap
kemampan pemahaman konsep
matematis siswa pada pembelajaran

II. TINAJAUAN
A.PUSTAKA
Disposisi
Matematis
B. Pembelajaran Socrates
kontekstual

A. Kajian
Teori
1. Disposisi Matematis
- Karlimah, 2010:10

- Ritchhart (Yunarti, 2011:23)


- Salomon (Yunarti, 2011:36)
- Maxwell 2001
-Sumarmo 2010
-Mahmudi (2010:2)
-Polking (Syaban, 2008:33)
-NCTM (2000)

Disposisi
matematis
merupakan
kecenderungan
seseorang untuk
bersikap yang
memungkinkan
sikap tersebut
muncul dengan
cara tertentu
saatmenghadapi
matematika

A. Kajian
Teori
Indikator Disposisi Matematis

Percaya diri

-Polking (Syaban, 2008:33)


- Syaban (2008:33)
-NCTM (2000)

Keingintahuan
Fleksibel
Bertekad kuat

Pembelajaran Socrates
kontekstual
1. Pendekatan Kontekstual
- Jhonson (Kunandar, 2009 : 296)
- Kunandar (2009 : 305)
- Brooks (Kunandar, 2009 : 306)

Pendekatan Kontekstual adalah konsep belajar yang


membantu guru untuk mengaitkan materi yang diajar
dengan kehidupan sehari-hari dengan cara berdialog
atau tanya jawab mengenai kejadian yang dialami siswa.
Serta mendorong siswa untuk membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya
dalam kehidupan nyata, yang melibatkan ketujuh
komponen
utama
pembelajaran
efektif
yaitu

Lanjut
an

Metode Socrates
- Maxwell (Yunarti, 2011)
- Jones, Bagford, Walen (Yunarti,
2011)
- Permalink (Yunarti, 2011)

Metode Socrates adalah pembelajaran yang dilakukan


dengan percakapan atau diskusi yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih yang dipimpin oleh guru, dimana
dalam percakapan atau diskusi tersebut memuat
pertanyaan-pertanyaan
kritis
dengan
tujuan
mebangun pemahaman konsep mereka sendiri,
sehingga siswa dapat menggali dan manganalisis
sendiri
pemahamannya,
dan
siswa
dapat

I. METODOLOGI PENELITIA
A. Metode
Penelitian
B. Setting Penelitian
C. Teknik Pengumpulan
Data
D. Instumen Penelitian
E. Teknik Analisis Data

A. Metode
Penelitian
Metode pada penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif.Bogdon dan
Tylor (Moleong, 1990:3) mendefinisikan
metodologi kualitatif sebagai prosedur
penelitian

yang

menghasilkan

data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau


lisan dari orang-orang dan perilaku yang

B. Setting
Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan

di Sekolah yang diteliti

adalah

pada

SMP

Gajah

Mada

tahun

pelajaran

2015/2016. yang terletak di Jalan Baypass Soekarno


Hatta dengan subjek siswa kelas VII B yang banyak
siswa

dikelas

ini

adalah

perempuan

dan

sekelompok

subjek

sampling

yaitu

25

44

orang
ini

dengan

siswa,

19

orang

laki-laki.

Pemilihan

menggunakan

purposive

mengacu

pada

tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian.

kriteria

C. Teknik
Pengumpulan Data

Koding Data

Catatan
Dokumentasi
Lapangan
Wawancara

D. Instrumen
Penelitian

Lembar Catatan

Lapangan
Alat Perekam
Pedoman
Wawancara

E. Tekhnik
analisis data
Reduksi data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan

IV Hasil Penelitian dan


Pembahasabn
Proses pembelajaran pada penelitian

ini

terdiri dari lima kali pertemuan dengan


menggunakan Metode Socrates dalam
Pendekatan

Kontekstual.

Pertemuan

dilaksanakan dua kali dalam seminggu


yaitu hari Senin pukul 08.05-10.15 WIB
dan hari Rabu pukul 08.05-10.15 WIB.

Secara
proses

umum

selama

pembelajaran

dilakukannya

sebagian

besar

siswa menunjukkan indikator disposisi


matematis yaitu rasa ingin tahu dan
kepercayaan
pertanyan

diri
-

saat

pertanyaan

diberikan
dalam

pembelajaran matematika. Kondisi ini


sesuai dengan pendapat G.A Brown dan
R. Edmonson (Anhar, 2015 : 3) yang

Dari seluruh siswa di kelas, indikator


Percaya diri ditunjukkan oleh M01, M02,
M06,

M07,

keingintahuan

M08,

M19.

dalam

Indikator

pembelajaran

matematika ditunjukkan oleh M01, M02,


M06,

M07,

M08,

M19,

M33,

M31.

Indikator gigih hanya ditunjukkan oleh


sebagian kecil siswa saja yaitu M01, M02,
M06, M33.

Indikator fleksibel terlihat hanya M02


yang menunjukkannya. Sedangkan untuk
M11, M14 dan M37 selama dilakukannya
proses

pembelajaran

menggunakan

Metode

Socrates

Pendekatan

Kontekstual

menunjukkan

indikator

matematis.

dengan
dan
tidak
disposisi

A. SIMPULAN
Indikator diposisi matematis siswa kelas
VII

SMP

pembelajaran

Gajah

Mada

matematika

Perbandingan

dan

menggunaakan

metode

pendekatan
banyak

dalam

Skala

kontekstual

muncul

materi
dengan

Socrates
yang

adalah

dan

paling

indikator

kepercayaan diri, dan indikator yang

B. Saran
Sebaiknya dalam pembelajaran disposisi
matematis siswa lebih diperhatikan
sehingga hasil belajar yang diinginkan
tercapai.
Pembelajaran Socrates Kontekstual ini
sebaiknya diterapkan pada kelas yang
tidak terlalu besar.
Untuk membuat siswa berani menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
dan menyatakan pendapatnya dapat
dengan cara menunjuk secara paksa
atau memberikan reward dan

Anda mungkin juga menyukai