Anda di halaman 1dari 5

PERANCANGAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN

KONSEP PERANCANGAN DAN PENERAPAN PENGOLAH AIR LAUT


MENJADI GARAM DAN AIR BERSIH

Oleh :
Dena Achmad Abdul Basit
240110110022

JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2014

1. Teknologi Pengolah Air Laut Menjadi Garam (yang


sudah ada)
a. Pembuatan Garam dengan Cara Konvensional
Hampir diseluruh daerah penghasil garam

dapur

di

Indonesia proses pembuatan garam dilakukan dengan cara


konvensional, yakni dengan mengandalkan proses evaporasi
alami dengan sumber panas dari matahari. Dengan cara
tersebut, petani memerlukan waktu selama 30 hari untuk
pembentukan kristal garam pada musim kemarau normal.
Garam yang dihasilkan rata-rata adalah 60-80 ton per hektar
(Sumber : Bppp, Tegal. 2013).

(Sumber : Departemen Kelautan dan Perikanan)


b. Alat Pemisah Air Garam dan Air Tawar Menggunakan Tenaga
Surya
Meskipun alat ini bukan merupakan alat dengan tujuan hasil
produknya berupa garam, namun pada teknologi tersebut
garam dapat dihasilkan karena bahan utamanya adalah air
laut, ketika air tawar terpisahkan karena proses evaporasi,
garam

akan

tertinggal

di

wadah

dan

dapat

dipanen.

Keunggulan dari alat tersebut adalah efisiensi dari lahan.


Namun pada dasarnya pada alat ini masih memerlukan tenaga

surya (Sinar matahari) untuk menguapkan air apa air laut.


Namun

panas

yang

didapatkan

dari

matahari

dapat

dimaksimalkan. Karena pada alat tersebut panas matahari


dibuat terperangkap (efek rumah kaca) dan pada lantai
terbuat dari alumunium foil, sehingga panas akan lebih efisien
dan efektif untuk menguapkan air laut.
Dari alat tersebut dapat dihasilkan garam sebanyak 600
gram/ 6 hari dengan bahan baku air laut sebanyak 20 Liter,
dan hasil air tawarnya sebanyak 1,94 Liter.

(Sumber : Rizqi, Institut Pertanian Bogor. 2011)


2. Mesin Pengolah Air Laut Menjadi Garam (Teknologi yang
Ditawarkan)
Dengan menggunakan teknologi ini, pengolahan air laut
menjadi

garam

mempertimbangkan

dapat
efisensi

dimaksimalkan
waktu,

dan

dengan

lahan.

Dengan

menggunakan mesin ini, petani garam dapat memproduksi


garam setiap waktu tanpa mempertimbangkan musim dan
cuaca. Mesin ini dapat dioperasikan didalam ruangan maupun
diluar ruangan pada saat jam operasional yang tidak terbatas.
Dengan

menggunakan

mesin,

air

laut

dapat

dihisap

dan

dikeluarkan menggunakan Fog Nozzle tipe AEROFOG AR35 yang


mampu mengeluarkan debit air dalam bentuk kabut sebanyak 20
liter/jam, lalu kabut tersebut diuapkan dengan menggunakan

pemanas induksi yang mampu memanaskan bahan hingga


2800C, sehingga garam yang dapat dihasilkan adalah sebanyak
600 gram/jam. Bila dioperasikan selama 5 jam, maka garam
yang dapat dihasilkan adalah sebanyak 600 gram x 5 = 3000
gram (3 kilogram).
Namun pada mesin pengolah air laut menjadi garam ini
memerlukan sumber tenaga listrik yang dihasilkan dari generator
listrik AC (bolak-balik) yang berbahan bakar bensin dengan daya
keluarannya

sebesar

2000

Watt.

Dengan

daya

tersebut,

kebutuhan daya yang diperlukan adalah untuk pemanas induksi


sebesar 1600 watt dan pompa hisap dengan daya sebesar 250
watt.

Gambar 1. Mesin Pengolah Air Laut Menjadi Garam


(Sumber : Dokumen Pribadi)

Gambar 2. Mesin Pengolah Air Laut Menjadi Garam


(Sumber : Dokumen Pribadi)
Tabel Perbandingan Teknologi
Perlakuan (Teknologi)
Faktor
Iklim

Konvensiona
l
Sangat

Alat Pemisah

Mesin Pengolah

Tergantung

Tidak Tergantung

Tergantung
Diperlukan

Diperlukan (Satu

(Minimal rata-

alat berdimensi

Lebih kecil dari

rata 1-3

220 cm x 120

Alat pemisah

Hektar)

cm)

Matahari

Matahari

Tenaga
Hasil

80 ton/Ha/30

Panen

hari

Lahan

Sumbe

600 gram/hari

Bahan Bakar
Minyak (Bensin)
600 gram/jam

Anda mungkin juga menyukai