Anda di halaman 1dari 26

BAB V.

SIFAT-SIFAT TRANSPOR

BAB V
SIFAT-SIFAT TRANSPORT
Sifat-sifat transport yang dimaksudkan meliputi sifat-sifat gas, cairan, dan
padatan dimana molekul bergerak relatif satu sama lain. Kita membedakan transport
viskos atau padat dimana ada perbedaan laju makroskopis, dan transport difusif, dimana
molekul bergerak relatif satu sama lain tanpa ada perbedaan laju untuk senyawa besar
(padat).
Dalam transport viskos akan dibicarakan definisi dan penggunaan viskositas
sebagai ukuran tahanan terhadap perbedaan laju. Dalam transport difusif dibicarakan
gerakan ion dalam medan elektrik, tetapan difusi, Di, mobilitas ionic, , konduktansi
spesifik, , konduktansi molar, , dan bilangan transport ionik, t.
1. Transport Viskos (kental)
a. Definisi Viskositas; Aliran Laminar
Bila dalam cairan, padatan atau gas terdapat perbedaan laju, itu berarti bahwa
salah satu bagian dari senyawa mempunyai laju yang relatif terhadap yang lain. Bentuk
sederhana dari perbedaan laju adalah aliran laminar (aliran berlapis-lapis). Ini hanya
terjadi bila perbedaan laju tegak lurus terhadap arah aliran. Untuk aliran laminar,
transport viskos diumpamakan sebagai gerakan bidang dalam senyawa yang relatif satu
sama lain. Misalkan dua bidang A dan B, dengan jarak dx, arah aliran z.
x

v (x + dx)
z

B
dx

v (x)
z

z A

Tenaga yang melawan gerakan B


relatif terhadap A disebut "tenaga
pemotong"

Gambar 1 Aliran laminar

Viskositas didefinisikan sebagai tetapan perbandingan antara tenaga pemotong


dan laju, per area:
Tenaga = . A .

v z ( x dx ) v z ( x )
dv
. A .
dx
dx

Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

(1)

78

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

N = . m2 .

m . s 1
m

Ns
Pa.s (satuan SI)
m2

Satuan cgs adalah dyne.s.cm-2 yang disebut poise (P). 1 P = 0,1 Pa.s atau 1
cP=1 mPa.s. Untuk cairan, satuan yang digunakan adalah cP atau mPa.s. Viskositas air
mendekati 1 cP. Viskositas berkisar dari 10-3 mPa.s. Untuk gas sampai ribuan Pa untuk
semi padatan dengan viskos tinggi seperti aspal. Beberapa nilai viskositas yang khas
disajikan dalam tabel berikut ini:
Zat (25C)

(mPa.s)

(Pa.s)

H2O

0,9

9.10-4

Benzena

0,6

6.10-4

Aseton

0,3

3.10-4

Etanol

1,1

1,1.10-3

O2

1,8.10-2

1,8.10-5

CO2

1,3.102

1,3.10-5

Mengapa viskositas aseton lebih


tinggi daripada etanol padahal berat
molekulnya sama ?

Viskositas, walaupun ditentukan dari gradien-gradien kecepatan makroskopis,


tetap tergantung pergerakan relatif molekul-molekul antara satu sama lainnya. Di dalam
hal cairan, setiap molekul berada sebuah sangkar (cage) terhadap molekul yang
berdekatan dan pergerakannya dibatasi oleh interaksinya dengan molekul-molekul yang
mengelilinginya. Dalam hal etanol, adalah sebuah molekul dengan ikatan hydrogen, dan
ikatan hydrogen yang kuat dalam cairan, membuat pergerakan molekul-molekul relatif
satu sama lain lebih sulit. Aseton tak mempunyai ikatan hydrogen dan tentu saja
memiliki viskositas yang lebih rendah.
t

Hal yang kusus dari aliran laminar adalah

aliran cairan atau gas yang mealui sebuah tabung

R
P2

P1
r

v(r)

silindris atau pipa. Ketika cairan atau gas mengalir


melalui sebuah pipa dengan aliran laminar, kita
mengasumsikan bahwa molekul di dinding tabung

tak

Penampakan muka kecepatan

berikutnya bergerak dengan kecepatan yang lebih

p = p2 p1
Gambar 2 Skema aliran Poisseuille

bergerak,

tetapi

setiap

lapisan

molekul

tinggi sampai didapatkan kecepatan maksimum di


pusat pipa. Situasi ini disebut aliran Poisseuille,

Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

79

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

setelah fisikawan Perancis Poisseuille mendapatkan:


R

V (r )

P
(R 2 r 2 )
4l

(2)

Dimana r adalah jarak dari titik pusat sebuah


Jv = 2r dr x v(r)

Luas = 2r dr

tabung dengan jejari R, P adalah perbedaan


tekanan dan l adalah panjang tabung.

Gambar 3 Penampang aliran Poisseuille

Soal :
Hitung kecepatan maksimum pada pusat (r=0) dari
sebuah tabung dengan diameter 1 cm, panjang 10
m, dengan air yang sedang mengalir melalui sebuah perbedaan tekanan p = 1 atm.

Soal :
Bagaimana menghitung volume aliran, Jv (m3s1) air yang melalui tabung
di bawah kondisi ini.

Jawab :
p = 1 atm = 101.325 Pa; R = 0,005m; r = 0
= 9 x 104 Pa.s
101.325
x (0,005) 2
v(r=0) =
4
4 x 9 .10
x 10
= 70,4 ms1

Jawab :
Anggap sebuah cincin terpusat, ketebalan dr, pada jarak r dari
pusat tabung (lihat gambar di atas). Area dari cincin ini adalah
2rdr , dan volume yang mengalir dalam 1 detik melalui
permukaan ini adalah 2rdr x v(r ). Untuk mendapatkan volume
total, kita mengintegrasikan dari r = 0 ke r =R (dinding tabung).
Jv(r ) oR 2 r dr ( R 2 r 2 )

=
p
2
=

p R
p

o (R 2 r 2 ) dr
4
2

oR r dr oR r 3 dr

p
1 4
2 1
2
R . R R
2
2
4

p R 4
8

Perhatikan bahwa volume aliran bertambah dengan R4. Lebih lanjut, jadi suatu
pipa diameter 2 cm membawa 16 kali lebih banyak air pipa diameter 1 cm, untuk tekanan
yang berbeda. Dalam contoh di atas kita dapat menghitung:
Jv = 2,76 x 103 m.s1 = 2,76 L.s1 untuk pipa yang berdiameter 1 cm.

Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

80

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

b. Viskositas Gas
Viskositas gas tergantung pada transfer momentum antara molekul-molekul di
dalam bidang A dan B, dari kasus kita pada aliran laminer. Transfer momentum ini akan
tergantung pada garis edar bebas bagian tengah, (ekivalen dengan jarak antar bagian A
dan B) dan jumlah tumbukan. Tanpa pembuktian lebih lanjut, kita memberikan hasil :
1

(m k T) 2
gas =
3
2 2

(3)

Dimana m adalah massa molekul, k tetapan Boltzman dan adalah diameter tumbukan.
Soal :
Untuk gas N2 diameter, = 0,43 nm2. Hitung
viskositas gas N2 pada suhu 300K.

Jawab :
m = (28 x 103)/6,02 x 1023 kg
= 0,43 nm2 = 0,43 x 1018 m2 = 4,3 x 1019 m2.
k = 8,314/6,02 x 1023 JK1 dan T = 300K
maka diperoleh:
= 5,8 x 106 Pa.s

Pertanyaan yang muncul pada viskositas gas ini adalah mengapa tekanan gas tidak
digunakan dalam penghitungan . Pada persamaan 3 di atas jelas bahwa tidak
tergantung dengan tekanan gas. Alasannya adalah pada saat tekanan bertambah, maka
jumlah tumbukan bertambah, tetapi pada saat yang sama jalan bebas rata-rata dan
transfer momentum per tumbukan berkurang. Hasil keseluruhan yang teruji secara
eksperimen diperoleh bahwa f(p). Pada persamaan 3 menunjukkan bahwa viskositas
gas bertambah dengan bertambahnya temperatur. Hal ini berlawanan dengan sifat cairan,
viskositas cairan berkurang dengan bertambahnya temperatur.
c. Viskositas Larutan Cairan
Umumnya, viskositas dari suatu larutan lebih tinggi dari pada viskositas pelarut
murni. Ini dapat dimengert jika kita mengingat bahwa molekul-molekul larutan yang
lebih besar mengisi sedikit volume dalam volume cairan (V = V terlarut/V total).
Einstein mendapatkan:

larutan = pelarut (1 + 2,5 V)


sebab V sebanding dengan konsentrasi, viskositas bertambah

Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

81

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

laru tan pelarut


pelarut

2,5 V dan kuantitas ini adalah sebanding dengan konsentrasi

larutan
Istilah-istilah berikut ini adalah istilah yang umum digunakan
Viskositas larutan =
Viskositas pelarut = o
Viskositas relatif = /o
Viskositas spesifik = /o 1 = ( o)/o = sp
Menurut persamaan Einstein ( o/o = 2,5 V)
Viskositas reduksi = sp/C
Viskositas instrik = lim

sp
C

c 0

= []

Penggunaan sp/C dan [] akan dilihat pada bagian akhir bab ini.
d. Pengukuran Viskositas
Banyak metode yang digunakan untuk mengukur
viskositas
a

gas

dan

cairan,

karena

perbedaan-

perbedaan metode dan instrumen yang digunakan


tergantung pada sample yang di ukur. Metode yang

sederhana digunakan untuk cairan dengan viskositas


rendah yang merupakan viscometer kapiler. Metode
yang sama seperti digambarkan di bawah ini, dapat
digunakan untuk mengukur viskositas gas. Dalam
sebuah viscometer kapiler cairan mengalir dari
reservoir kecil yang letaknya lebih tinggi ke reservoir
yang lebih rendah melalui pipa kapiler dengan
panjang 10-20 cm.

Bentuk khas dari viscometer

Ostwald ditunjukkan disini. Aliran melalui kapiler


Gambar 4 Viskosimeter Ostwald,
waktu mengalir cairan diukur antara a dan b.

adalah laminar, dan waktu alir akan sebanding


dengan viskositas :

Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

82

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

t =

(4)

Waktu alir sebanding dengan perbedaan tekanan,


tetapi berbanding terbalik, dan perbedaan tekanan
sebanding dengan densitas cairan :
t ' '.

(5)

Sebagai hasilnya dapat ditulis


t
Gambar 5 Viskometer drum yang
berotasi, tenaga putar pada drum dalam
diamati,
ketika
wadah
luarnya
dirotasikan.

(6)

Besaran / disebut viskositas kinematik.


Viskometer kapiler adalah alat yang relatif: viskositas
dari fluida kalibrasi k harus diketahui. Jika kita
mempunyai suatu kalibrasi fluida l, misalnya air,
maka waktu alirnya:
t1

1
1

Jika kita mengukur waktu alir t2 dari fluida 2 yang tidak diketahui :
t2

2
2

Maka viskositas kinematik fluida 2 :


2 / 2 t 2

1 / 1 t 1

(7)

ketika densitas dari dua cairan diperkirakan sama (misalnya ketika membandingkan
viskositas dari larutan terlarut dengan viskositas pelarut) kita mempunyai :
t 2 t1 2 1
Contoh:
Viskositas larutan gula diukur dengan viskometri
kapiler. Untuk pelarut, air, waktu alir adalah
75s, (H2O) = 0,890mPa.s, (H2O) = 0,997g/ml
larutan gula 1 % t1=99,5s; 1=1,002 g/ml
larutan gula 5 % t2=187,5s; 2=1,017 g/ml
Hitung dari kedua larutan gula tersebut.
Hitung juga sp dan sp/C masing-masing.

Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

(8)
Jawab:
Gula 1 % t1/t0 = 10/01
1 = 99,5(1,002)/75(0,997) = 1,19 mPa.s
Gula 5 % t2/t0 = 20/02
2 = 2,27 mPa.s
sp(1%) (1/0) 1 = (1,19/0,89) 1 = 0,34
sp/C (1%) = 0,33 d(L/g)
sp(5%) (2/0) 1 = 1,55
sp/C (5%) = 0,31 d(L/g)

83

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

Pengaruh konsentrasi terhadap sp/C sangat kecil. Ia merupakan kuantitas


ternormalisasi. Selanjutnya dalam bab ini akan digunakan viskositas larutan untuk
menentukan berat molekul polimer.
2. Transport Difusif
a. Difusi
Difusi adalah proses penyebaran molekul karena perbedaan besarnya konsentrasi
yang didefinisikan sebagai fluks (= aliran melalui daerah A per satuan waktu) spesies :
Ji

d ni
dt

(9)

Hukum Fick menyatakan bahwa Ji sebanding dengan perbedaan besarnya konsentrasi :


J i D x . A .

d Ci
dx

(10)

Tanda negatif menunjukkan arah Ji yang berlawanan dengan dci/dx.


Difusi selalu dari konsentrasi tinggi ke rendah. D

Ji

adalah koefisien difusi. Satuan SI-nya adalah m2s1.


Satuan konsentrasi adalah mol.m3.
Ci tinggi

Ci rendah

Gambar 6 Proses difusi

Nilai khas D adalah :


Gas : D 104 m2/s,

Cairan : D 1010 m2/s,

Padat : D 1012 1016 m2/s.


Konstanta

C1

C2

n1

n2

difusi

dapat

diukur

dengan menentukan perubahan konsentrasi


Daerah A

dalam dua reservoir dengan konsentrasi


yang berbeda yang dipisahkan oleh kapiler
dengan ukuran yang diketahui atau dengan

x
Gambar 7 Cara mengukur
Konstanta difusi, D.
Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

frit berpori, dengan menganggap reservoir


teraduk dengan baik:

84

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

Ji =

C C1
n
Di .A . 2
t
x

(11)

n dan t diukur, A diketahui, x, panjang kapiler diketahui; jadi D dapat ditentukan. n


diperoleh dari C V untuk satu atau kedua reservoir.
2

(x )

Dengan adanya gradien konsentrasi, maka

1
2

rata-rata molekul bergerak ke arah gradien.


Bagaimanapun, tanpa gradien konsentrasi molekul
secara individu tetap bergerak dengan cara
random. Pergeseran ini disebut self-diffusion

Gambar 8 Gerak molekul


secara random

(difusi sendiri). Pada cair dan gas merupakan ide


untuk menempatkan sedikit tahap pada arah acak.
Untuk proses semacam ini, rata-rata pergeseran
diberikan

dengan

persamaan

Einstein-

Smoluchowsky:
1

(x 2 ) 2 =

(12)

2Dt

Dimana ( x 2 ) 2 adalah akar kuadrat dari rata-rata


pergeseran dan t adalah waktu. Dengan demikian
1

memiliki satuan m (meter). Sebagai

(x 2 ) 2
Gambar 9 Akar jarak kuadrat
rata-rata yang ditempuh oleh
partikel dengan D = 5 x 106 m2/s.
Perhatikan betapa lam-batnya
difusi tersebut.

contoh:
(1) untuk gas dengan D = 104 m2/s, selama 1000s
(16 menit), maka:
1

(x 2 ) 2 =

2 x 10 4 x 1000

= 0,45m

(2) untuk cair dengan D = 5 x 1010 m2/s, selama 1000s, maka:


1

(x 2 ) 2 =

2 x 5 .10 4 x 1000

= 103m = 1 mm

(3) untuk padat dengan D = 1014 m2/s, selama 1000s, maka:


1

(x 2 ) 2 =

2 x 10 14 x 1000

= 4,5 x 106m atau 4,5 m (4500 nm)

Perlu diperhatikan bahwa perhitungan ini hanya murni gerak difusif bukan konveksi
(pengalihan kalor cairan dengan gerakan molekul cair) transport.
Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

85

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

Akar jarak kuadrat rata-rata, yang ditempuh partikel dengan koefisien difusi (D = 5x106
m2/s) diperlihatkan pada gambar 9. Gambar ini menunjukkan waktu yang diperlukan oleh
difusi untuk menaikkan jarak neto yang ditempuh secara rata-rata, sampai sekitar 1 cm
dalam larutan tak diaduk (itulah sebabnya maka larutan diaduk).
Einstein menghubungkan koefisien difusi (ukuran kecenderungan untuk
bergerak) D, dengan koefisien pergeseran (ukuran kecenderungan untuk tetap diam) f :
D

kT
f

(12.a)

f adalah koefisien pergeseran yang menghubungkan laju konstan dengan tenaga


yang digunakan, F :
F = f.v

(13)

Untuk gerakan memutar dalam fluida dengan viskositas , ahli fisika Inggris
Stokes mengemukakan :
F 6 r v

atau v 6 r

(14)

Persamaan 14 di atas dikenal sebagai Hukum Stokes. Hukum ini untuk obyek
makroskopis dimana r >> ukuran molekul, tetapi bila r ukuran molekul, persamaan 14
digunakan untuk perkiraan.
Dengan mengkombinasi persamaan 12, 13, dan 14 akan diperoleh persamaan StokesEinstein :
D

kT
6r

(15)

Persamaan 15 digunakan untuk memperkirakan D bila (dari pelarut) dan r (dari


molekul yang berdifusi) diketahui dan persamaan ini juga sering digunakan untuk
menghitung ukuran molekul (r) dari pengukuran koefisien difusi. Ini adalah metode
standar untuk mendapatkan berat molekul tak diketahui atau polimer protein baru.
Contoh:
Perkirakan diameter dan volume suatu
protein dengan koefisien difusi D = 3,5
1011 m2/s dalam air pada 25C ( = 8,9
104 Pa.s).

Jawab:
Dari persamaan 15 di atas:
r=

kT
6D

1, 38 x 10 23 x 298
6 x 3,14 x 8, 9.10 4 x 3, 5 .10 11

= 7,0 x 109m = 7 nm
Volume protein, V = 4/3 r3 = 1,4 x 1024 m3 atau 1400 nm3.
Jika diasumsikan massa jenis polimer contoh adalah 2g/mL
= 2 x 1031 g/nm3, maka massa 1 molekul protein adalah 2,8

Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

86

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

x 1019 g, dan berat molekul, M = 2,8 . 1019 x 6,02 . 1023


= 170.000 g/mol.

b. Transport elektris
Perpindahan muatan oleh elektron disebut daya hantar elektronik. Ion juga dapat
memindahkan muatan yang disebut daya hantar elektronik. Perpindahan elektronik dan
elektrolit mengikuti hokum Ohm :
V = IR

(16)

dimana V adalah volt, I adalah ampere (= Coulomb/s) dan R adalah ohm (ohm = VA1)
dan ion negatif ke elektroda positif.
Untuk larutan elektrolit dengan beda potensial V antara dua elektroda, akan
memiliki tahanan
R = V/I (volt/ampere = ohm)

(17)

dan daya hantar


G = 1/R = I/V (ohm1)

(18)

R dan G akan tergantung pada jarak antara elektroda dan lintasan elektrolit. Konduktansi
spesifik, (Kappa ) didefinisikan sebagai :

l
A
G atau G
A
l

(19)

Dengan kata lain, G meningkat bila A meningkat dan G menurun bila l meningkat.
Tahanan R yang terukur atau konduktansi G tergantung pada A dan l, tetapi tetap untuk
elektrolit tertentu dengan konsentrasi tertentu.

l
l 1
G
(ohm1m1)
A
A R

(20)

Satuan konduktansi Ohm1 juga disebut Siemens, S, sehingga satuan dapat juga S/m.
Konduktansi elektrolit diukur dalam sel konduktansi dengan ukuran yang pasti seperti
ditunjukkan di sini.
Sel biasanya dibuat dari gelas, elektroda dibuat dari platinum (untuk mencegah
elektrolisis). Sebagai pengganti arus searah (DC), digunakan arus bolak balik untuk
mencegah timbulnya gas pada elektroda (jika DC digunakan, H2O akan terelektrolisis,
dengan gas H2 pada katoda dan O2 pada anoda).
Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

87

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

Karena l dan A tidak dapat diukur


dengan

pasti,

tetapan

sel

didefinisikan :

= kG

(21)

k ditentukan dengan mengukur R atau


G

dari

larutan

yang

diketahui,

misalnya 0,02 M KCl mempunyai =


0,2766 S/m. G larutan ini dalam sel
diukur dan dengan nilai yang
Gambar 10 Konduktivitas larutan elektrolit diukur
dengan membuat sel sebagai salah satu sisi jembatan
tahanan. Titik keseimbangan diperoleh jika tahanan
memenuhi R1/R2 = R3/R4 (atau, karena arus ini merupakan bolak balik, maka terdapat hubungan yang serupa
untuk impedansi

diketahui, k dapat dihitung (pers. 21).


Kemudian R atau G dari larutan tak
diketahui diukur, dan lagi dengan
persamaan 21, larutan yang tak
diketahui dapat ditentukan.

Contoh:
Tahanan 0,01 M NaOH diukur dalam sel
konduktansi = 877,8 Ohm. Dalam sel yang
sama, 0,002 M KCl mempunyai tahanan
745,8 Ohm. Hitung konduktansi spesifik
0,01 M NaOH.

Jawab:
Terlebih dahulu menghitung k dari larutan KCl. Nilai ini dapat
digunakan dalam perhitungan selanjutnya dengan sel ini.
- Untuk larutan 0,02 M KCl,
G = 1/R = 1,341 103 Ohm1
k = /G = 0,2766/(1,341 103) = 206,3 m1
- Untuk larutan 0,01 M NaOH
G = 1/R = 1/877,8 = 1,139 103 Ohm1
= kG = 206,3 1,139.103 = 0,2350 Ohm1m1 (S/m)

Karena konduktansi dan oleh karena konduktan spesifik dalam larutan elektrolit
tergantung atas jumlah ion yang membawa arus, sehingga kita memperkirakan
tergantung dari konsentrasi
' const c 0

(22)

o adalah konduktan spesifik dari pelarut (misalnya air) atau tanpa elektrolit. Umumnya
kita mendefinisikan konduktan spesifik dari elektrolit itu sebagai berikut.

= 0

(23)

Kita mengharapkan /c konstan. Konstanta ini disebut molar konduktansi, .


Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

88

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

= /c

(m2/ohm.s = m2.S/s)

(24)

Catat bahwa dalam menghitung , c harus dinyatakan dalam 1 mol/m 3 ( mol/m3 = 1000
mol/L). merupakan kuantitas tereduksi , sama seperti sp/c. Dalam buku-buku dan artikel
yang lebih tua, kita akan menemukan didefinisikan sebagai konduktan ekivalen.
eq =

1
2

zi k i

Dimana zi adalah muatan ion, misalnya NaCl z+ = +1, z = +1 dan


zi ci cNaCl = ( (1 x cNa+ + 1 x cCl ) dan cNa+ = cCl = cNaCl, tetapi untuk H2SO4
jumlah ekivalen = zi ci = 2 x cH2SO4 : (1 x 2cH2SO4 + 2 x cH2SO4)
Contoh:
Konduktansi spesifik KCl 0,01
M dan K2SO4 0,01 M masingmasing 0,135 ohm1m1 dan
0,276 ohm1m1. Kalkulasi
dan ekuiv dari kedua larutan
tersebut.

Jawab:
(molar konduktansi) = /c dengan c = mol/m3
0,01 mol/L = 0,01 mol/dm3 = 10 mol/m3
KCl = 0,135/10 ohm1m2mol1 = 1,35102 ohm1m2mol1
= 1,35 10+2 ohm1cm2 mol1
Analog dengan diatas akan diketahui
K 2SO 4 = 2,76102 ohm1m2mol1 = 12,76 10+2 ohm1cm2 mol1,
Semua merupakan konduktansi molar,
Untuk KCl #ekuivalen = #mol,
ekuiv. KCl = KCl = 1,35 10+2 ohm1cm2 mol1
Untuk K2 SO4#ekuiv K2 SO4 = (2c + 2c) = 2 0,01 = 0,02 ekuiv/L
= 20 ekuiv/m3.
Lalu ekuiv.K 2SO 4 = 0,276/20 = 1,38 x 102 ohm1m2mol1

Catatan : ekuiv KCl dan K2SO4 yang berdekatan disebabkan beberapa orang masih suka
menggunakan konduktan ekuivalen, lebih mudah membandingkan perbedaan konduktan
pada elektrolit yang berbeda.
Sama seperti viskositas, kita mencatat bahwa sp/c agaknya masih tergantung
konsentrasi, demikian juga untuk elektrolit kuat kita menemukan = /c bukan konstan,
tapi sedikit menurun dengan konsentrasi. Penurunan konsentrasi yang sedikit ini terjadi
karena interaksi ion (atraksi coulombik dan efek yang lain), lambatnya pergerakan
individual ion-ion. Nilai ekstrapolasi terhadap c = 0 disebut konduktivitas molar
pembatas, o (jika ion tidak saling berinteraksi). Umumnya ekstrapolasi sebagai f (c) :

Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

89

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

= o Ac

(25)

c tergantung prediksi dengan teori konduktan elektrolit Debye-Hickel-Onsagen. A


adalah koefisien yang tergantung pada stoikiometri elektrolit (apakah elektrolit itu
berbentuk MA, atau M 2A, dan seterusnya) ketimbang pada identitas spesifiknya. o
dapat dianggap terdiri dari kontribusi bebas anion dan kation (tidak saling berinteraksi),
,0

o = v+ , 0 + v , 0
(26)
dan -,o disebut sebagai limiting ionic molar conductance dari ion + dan ion .

Sebagai contoh:
untuk NaCl : , 0 = 5,01 103; , 0 = 7,63 103 ohm1 m2 s1; v+ = v = 1
dan o (NaCl) = 5,01 103 + 7,63 103 = 1,246 102 ohm1m2 mol1
untuk Na2SO4 : , 0 = 5,01 103; , 0 = 1,746 102 ohm1 m2 s1; v+ = 2; v = 1
(Na2SO4) = 2 5,01.103 + 1 1,596.102 = 2,598 102 ohm1m2 mol1

ekuiv(Na 2SO 4 )

2,598 10 2
1,399 10 2 ohm 1 m 2 mol 1
ekuiv
2
mol

Terdapat tipikal nilai o untuk anion dan kation dalam air pada 2980K.
3

Kation (10 )

o (ohm1m2
mol1)

Anion (103)

o (ohm1m2 mol1)

Li+

3,869

Cl

7,634

Na+

5,011

Br

7,840

K+

7,352

7,680

NH4+

7,340

OH

34,980

SO42-

H+
Mg

2+

10,610

2+

11,900

2+

12,730

Ca
Ba

19,830
15,960

ClO4

CH3COO

6,800

4,090

Ada sejumlah data yang menarik dari angka-angka tersebut, tapi mungkin yang
paling mengejutkan adalah panurunan o dari K+ terhadap Li+. Ini disebabkan
peningkatan hidrasi sebagai berkurangnya radius kation metal alkali. Catatan bahwa Cl
Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

90

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

mempunyai konduktan yang erat dengan K+, yang menjadi dalih untuk menggunakan
KCl sebagai elektrolit konduksi dalam jembatan garam sel elektrokimia.
Contoh:
Kalkulasi o dari
Ba(OH)2

Jawab:
v+ = 1; v = 2

Dan 0 ( Ba(OH)2 ) = 1,273 102 + 2 1,98 102 = 5,23 102 ohm1m2mol1

Juga, untuk ekuiv, o kita menemukan ekuiv = x 5,23 x 102 ohm1m2mol1


= 2,61 x 102 ohm1m2ekuiv1

Nilai o elektrolit terlarut dapat digunakan untuk menghitung o elektrolit yang tak terlarut,
yang berguna ketika menentukan kelarutan dari konduktan.
Contoh:
Nilai o KCl, KNO3 dan AgNO3 =
1,499; 1,450; 1,334.102
ohm1m2mol1
Hitung o dari AgCl

Jawab:
o (KCl)
o (KNO3)
o (AgNO3)
o (AgCl)

=
=
=
=
=

o,K+ + o,Cl
= 1,499 102 (1)
o,K+ + o,NO3
= 1,450 102 (2)

+
o,Ag + o,NO3
= 1,334 102 (3)

+
o, Ag + o,NO3
= (1) (2) + (3)
2
1 2
1,383 10 ohm m mol1

Catatan : kita tak dapat menetukan nilai o(AgCl) karena kita tak dapat menyiapkan
larutan garam yang tak larut ini.
Contoh:
Konduktansi spesifik larutan jenuh
AgCl adalah 1,45 10-4 m-1. Kalkulasi sp
produk kelarutan

Jawab:
Jika kita berasumsi konsentrasinya sangat kecil, kita dapat
mengangap o
Persamaan 24 = /c; o = 1,45 104/c
Kita menemukan o sekitar = 1,383 102 ohm1 m2mol1

Ekuivalen atau konduktan molar elektrolit


lemah menurun drastis dengan konsentrasi. Ini
karena

kenyataan

bahwa

elektrolit

lemah

terionisasi sebagian, dan karenanya konsentrasi


ion lebih rendah daripada konsentrasi molar.
Contoh untuk asam lemah HA seperti HAc :
Gambar 11 Ketergantungan
konduktivitas
molar
pada
konsentrasi
(a)
umumnya
elektrolit kuat (b) umumnya
elektrolit lemah
Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

HA H A

c 0 (1 )

C0

C0

[H ][A ] c 0 2

[HA]
1

(27)

91

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

Pada larutan sangat encer = 1, maka:

= /o

(28)

Persamaan (28) menunjukan bahwa dapat diperoleh dari pengukuran konduktan, dan
kemudian Ka dapat dihitung dengan persamaan (27). Tapi o harus diketahui dahulu. o
diperoleh dari hokum pengenceran Ostwald : (27) + (28).
1/ = 1/o + c/Koo2

(29)

Buktikan bahwa plot 1/ vs 1/c akan berekstrapolasi dengan 1/o ketika c = 0

Contoh:
Dengan menggunakan
tabel, hitung
o
CH3COOH. Konduktan
asetat 0,01 M = 1,653
Hitung dan Ka.

nilai o pada
asam asetat,
spesifik asam
104 ohm1m1.

Jawab:
Dari tabel kita menemukan
o (HAc) = 34,98103 + 4,09103 = 39,07103ohm1m2 mol1
o

1,653 10 4 (ohm -1m -1 )

1,653 10 3 ohm -1 m 2 mol -1


c
0,01 1000 mol.m 3

dengan persamaan (28)

1,653 10 3

0,0423 (tanpa unit)


o
39,07 10 3
Dari persamaan (27)
0,01 (0,0423) 2
1,87 10 5 mol.L1 atau pKa
1 0,0423
= 4,73

Ka =

c. Mobilitas elektrik
Persamaan 13 menunjukkan kenyataan bahwa untuk aliran yang terdapat
friksi,vilositas konstan dicapai jika kekuatan friksional sama dengan kekuatan yang
diterapkan.
F=f

(13)

F adalah koefisien friksional. Untuk sebuah pergerakan ion dalam elektrolit


supaya menerapkan (pers. 13) harus menerapkan gaya dalam unit SI (N).
l

Andai voltase antara dua elektroda adalah V, dan


+

E=

jarak l, medan E = V/l = Volt/m mempunyai unit


J/C (C = coulomb ). Gaya dalam suatu muatan zie
adalah :

Gambar 12 Kuat medan antara


dua elektroda

F = zi e E

Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

(C Nm/Cm = N)
92

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

Muatan ion zie dalam suatu medan E akan mencapai velocity konstan :

i = iE

(30)

i dikenal mobilitas elektrik dari ion i, unitnya m2volt-1s-1


Sebagai kemungkinan lain kita menerapkan persamaan 13
zi e E = f i
vi

(31)

zi e
E
f

(32)

Dan kita menemukan


i

zi e
f

(33)

Dari persamaan Einstein (12.a) Di =

kT
f

Kita mempunyai temuan yang akhir, dengan membandingkan (5.33) dan (12.a)
i

zie
Di
kT

atau i

zi F
Di
RT

(34)

Juga diketahui sebagai persamaan Nernst-Einstein.


Contoh:
Mobilitas elektrik ion Na+ adalah 5,10 10-8
m2 V-1s-1. Hitung perpindahan jarak selama 1 jam
ion tersebut dalam pengujian elektroforesis.
Diketahui V = 100 V dan jarak antara elektrolit
20 cm

Jawab:
100
E
500 Vm -1 ; v Na Na
0,20
E = 5,10 10-8 500 = 2,55 10-5 ms-1
Dalam 1 jam (3600 s) jarak yang ditempuh
x = 2,55 10-5 3600 = 9,2 cm.

Catatan : Kita tidak mempunyai petunjuk khusus mengenai perjalanan ion. Jelasnya
kecepatan (velocity) akan berada dalam petunjuk yang sama sebagai kekuatan pada ion,
dimana persamaan zieE; tentu saja kation akan bergerak ke samping negatif, anion ke
samping positif.
Untuk momen yang tanpa bukti (tetapi dilihat di bawah), kita nyatakan hubungan
antara mobilitas elektrik i dan konduktansi molar ionic diberikan persamaan :

i = zi Fi

(35)

Persamaan 35 juga dari analisis berikut :


Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

93

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

Ohm -1

Ampere Cs -1

, kemudian
Volt
V

ohm1m2mol1 = C.s1V1m2mol1

E = C.mol1 ; = V1m2s1, lalu


C.s1m2V1mol1 = C.mol1m2V1s1 dan unit analisis yang ditunjukkan persamaan 35
adalah benar. Sehingga mobilitas elektrikal dari ion-ion dapat dikalkulasi dari i seperti
dalam bentuk tabel halaman sebelumnya.
Bukti langsung dari pers. 35 adalah sebagai berikut :
Vi = i E
Ji = civi A = cii E A

(mol.s1)

(36)

Arus yang dibawa dengan aliran Ji persamaan ziF.Ji


Ii = ziFcii E A

(Cs-1)

(37)

Total arus adalah ltotal = li z i Fci i E A


i

Juga, E =

V
l

ltotal = ziFciiV

Konduktansi G

A
l

(38)

A
1 total

ziFciiV
l
R
V

Konduktansi spesifik =

l
x G
A

(sama dengan persamaan 19)

z i F ci i A
=
i

(39)

dan

zi Fci i
i

(40)

Dimana ci adalah konsentrasi ion , c adalah konsentrasi larutan elektrolit.


Sebagai contoh, untuk elektrolit 1 : 1 adalah AX A+ + X ; cA+ = cx = cAx = c
dan
=

z F c z F c
z F z F
c

Jika kita menjadikan, Z+ = 1, dan Z- = -1 , sehingga diperoleh persamaan


= F (+ + )
Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

(41)
94

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

Dimana + dan merupakan nilai mutlak dari mobilitas elektrik.


Contoh:
Buktikan untuk MgSO4,
( = 2F(+ + )

Jawab:

z F c z F c
i

dengan c+ = c = c, tetapi z+ = +2 dan z =

-2; dan

2 F c 2 F c
c

(41.a)

= 2F(+ + -)

Catatan : Hal ini dikarenakan merupakan nilai molar konduktan. Jika kita
akan menggunakan ekuivalen konduktan maka kita harus membuat persamaan.
ekuiv = F(+ + -)

Untuk hubungan molar konduktan menjadi :

i = ziFi

(lihat pers. 35 sebelumnya)

(35)

vi i vi z i F i
i

(42)

Penerapan persamaan (42) seperti contoh pada medan NaCl (41), untuk MgSO 4
persamaan (41.a).
Sebagai contoh Na2SO4 diperoleh (v+ = 2; v- = 1; z+ = 1; z- = -2, maka juga diperoleh:
= F(2+ + 2-) = 2 F (+ + -)
dan diharapkan ekuiv (Na2SO4) tetap sebanding dengan F (+ + -)
5.1. Topik Khusus : Penentuan Viskositas Larutan Polimer dan Berat Molekul
Polimer seperti polistiren, PS, tidak larut dalam air,
tetapi mudah larut dalam pelarut organik seperti

aseton atau toluene. Bila suatu polimer dilarutkan


dalam pelarut, viskositas larutan meningkat, sebab

OH

sangat panjang, umumnya berat molekul PS yang


c

O
O

OH

OH

OH

gaimana yang diharapkan. Rantai polimer dapat

Gambar 13 (a) polistiren, (b) polivinil


alkohol, (c) polietilen oksida.

dipasarkan

berkisar

antara

100.000

sampai

1.000.000 g/mol. Beberapa polimer dapat larut


dalam air, seperti polivinil alkohol, polietilen

Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

95

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

oksida, juga polimer alam seperti polisakarida,


peptida, protein, dan sebagainya.
Cara yang lebih sederhana dengan memanfaatkan viskositas larutan dapat
digunakan untuk menentukan berat molekul polimer. Berdasarkan definisi jenis
viskositas.
Viskositas spesifik : sp = /o 1

(43)

sp
Viskositas intrinsic : [] = C

(44)

lim C 0

Viskositas intrinsic dapat ditentukan dengan mengukur viskositas suatu larutan


polimer, menghitung sp dan sp/C, kemudian mengekspolasi sp/C ke C = 0 untuk
memperoleh nilai batas [ ], yang disebut viskositas intrinsik. Viskositas intrinsik
diketahui memiliki hubungan dengan berat molekul berupa hubungan yang semi-empiris
yang disebut persamaan Mark-Houwink (persamaan M-H).
[] = K Ma
Polimer
Polistirena
Poliisobutilena
Amilosa

(45)
T(0C)

K(cm3/g)

Benzena

25

9,5103

0,74

Sikloheksana

34

8,1102

0,50

Benzena

23

8,3102

0,50

Sikloheksana

30

2,6102

0,70

0,3 MKCL/H2O

25

1,1101

0,50

Pelarut

Catatan: Satuan non-S1 untuk K(cm3/g). sp tidak memiliki satuan (ia merupakan rasio
viskositas), sehingga [ ] = sp/C satuannya C1 yang mana untuk polimer biassanya
dikenal dengan g/cm3 . g karena berat mol belum diketahui.
Berat molekul dan distribusi berat molekul adalah salah satu metode yang paling
berguna dalam mengkarakterisasi polimer komersial yang strukturnya diketahui. Metode
lain yang digunakan adalah tekanan osmotik (jarang digunakan kecuali untuk protein),
hamburan cahaya (pengukuran sejumlah kecil cahaya yang dihamburkan dari
makromolekul yang bersifat sebagai partikel dalam pelarut ), dan metode Kromatografi
Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

96

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

Permasi Gel atau GPC. Namun, dari semua metode tersebut viskositas adalah yang
paling sederhana dan paling sering digunakan. Polimer biasanya adalah campuran
molekul yang memiliki perbedaan panjang dan berat mol sehingga ia disebut distribusi
berat molekul. Nilai rata-ratanya yang disebut berat molekul rata-rata viskositas yang
ditentukan dengan viskositas.
Contoh: Viskometri kapiler digunakan untuk mengukur berat molekul rata-rata
viskositas sample PS. Pengukuran dilakukan pada temperatur kamar (25C), pelarutnya
K=3,8x102cm3/g

toluene, dengan kombinasi polimer-pelarut

dan

a=0,63.

Data yang diperoleh:


C(g/cm3)
(Pa s)

0
5,5104

2,0103

4,0103

6,0103

8,0103

10,0103

6,15104

6,74104

7,35104

7,98104

8,64104

Hitung penurunan viskositas untuk masing-masing konsentrasi, buatlah grafik sp/C vs C


dan ekstrapolasikan ke C = 0 untuk mendapatkan kemudian hitung berat molekul
rata-rata viskositas dari sampel PS.
Jawab:
Nilai untuk C = 0 adalah 0 dari pelarut toluene. Kemudian sp dan sp/C untuk
masingmasing larutan di hitung.
C(g/cm3)

2,0103

4,0103

6,0103

8,0103

10,0103

/0

1,102

1,208

1,137

1,430

1,540

sp=(/0)1 0,102

0,208

0,137

0,430

0,540

sp/C(cm3/g) 51,0

52,0

52,8

53,8

54,9

sp/C hampir konstan, tetapi tidak betul-betul konstan. Kita dengan muda dapat
mempekirakan nilai ekstrapolasi ke C = 0 yang mendekati 50, tetapi akan lebih teliti
dibuat dalam grafik.

Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

97

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

Sebagai mana diduga, mungkin ada sedikit kesalahan percobaan dalam


memperoleh nilai yang terukur, tetapi kita masih dapat memperkirakan nilai yang
diekstrapolasi ke C = 0 (sp/C)c = 0 = [] = 50,2 cm3/g
Untuk lebih teliti, nilai yang dilaporkan adalah 50,2 + 0,2 cm3/g
Dengan menggunakan persamaan MarkHowinik (pers. 45), berat molekul rata-rata
fiskositas

dari

sampel

polimer

dapat

dihitung :
[] = KMa log [] = log K + a log M.

[] dan K harus mempunyai satuan yang sama, dan nilai a dan K dihitung dari sampel
standar PS dengan berat mol dalam gram/mol, sehingga M dikonsversi ke gram/mol :
log 50,2 = log 0,038 + 0,63 log M log M = 4,954 M = 8,99 10 4 g/mol.
Batas kesalahan seharusnya juga dilaporkan, yang lebih mudah dilakukan dengan
menggunakan nilai ekstrim dari [] :
Log 50,02 = log 0,038 + 0,63 log M

log M = 4,951; M = 8,93104 g/mol.

Jadi dapat ditulis M = (8,96 + 0,03) 104 g/mol, tetapi karena hanya mempunyai dua
angka penting, akan lebih tepat ditulis M = 9,0 104 g/mol.

Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

98

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

Soal-soal :
1. Air pada 20oC dialirkan melalui tabung dengan jari-jari 5,0 mm dengan kecepatan
ditengah tabung (r = 0) adalah 4,55 cm.s1. Hitung :
a. Kecepatan pada r = 2,00 mm.
b. Jv (dv/dt), laju volume aliran yang melewati tabung .
c. p = p 2 p1 , jika panjang tabung 0,50 m (M exp : 11.5).

Jawab : (a) 0,0382 m.s 1; (b) 1,79 mL.s 1; (c) 7,29 Pa (Nm 2)

2. Dalam viskometer, air membutuhkan waktu 25 s untuk mengalir melalui tanda bawah dan
atas, sedangkan cairan A membutuhkan waktu 38 s. Kerapatan air dan cairan A
masing-masing 0,9982 kg.dm3 dan 0,78945 kg.dm3. Jika air adalah 1,005 cP,
maka hitung cairan A.
Jawab : 1,208 cP

3. Jika diketahui koefisien difusi (D) polimer dalam air 4 1012m2.s1 pada 25C. ( =
4,3 104 Pa .s). Hitung :
a. Diameter dan volume protein.
b. Massa molar (Mr) polimeter, jika berat jenis polimeter 2 g/ml. (BP : 5.2.1)
4. Hantaran dari larutan 0,0075 M KCl adalah 1,49 103 S. Jika konstanta sel adalah
105 m1. Hitung :
a. Hantaran jenis.
b. Hantaran molar. (D lat. 15.2)

Jawab : (a) k = 0,1565 S.m 1; (b) A = 0,021 S.m2.mol

5. Tahanan larutan KCl 0,1 M dalam suatu sel hantaran adalah 325 S dan hantaran
jenisnya adalah 1,29 S.m1. Jika tahanan larutan NaCl 0,55 M dalam sel yang sama
adalah 752,4 S, hitung hantaran molar dari larutan tersebut (DG lat.: 15.3).
Jawab : K = 419 m1 ; = 0,557 S.m1; A = 0,011 S. m2.mol1

Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

99

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

6. Larutan asam asetat 0,0185 M memiliki hantaran 2,34 102 S. Jika konstanta sel
adalah 105 m1, o (asam asetat) = 391 104 S.m2.mol1. Hitung konstanta kesetimbangan asam asetat. (DG lat. : 15 .5).
Jawab : = 1,33 103 S.m2.mol1; = 0,034; K = 2,221 105 M

7. Konstanta disosiasi n asam butirat pada 25C adalah 1,515 105, dan hantaran
molar pada pengenceran tak terhingga 382,42 105 S.m2.mol1. Hitung hantaran
jenis asam pada larutan 0,01 M.
Jawab : = 3,89 102; = 1,488 103 S.m2.mol1; k = 1,488 102 S.m1

8. Data untuk larutan HCl pada 25oC adalah :


C (103 M)

2,8408

8,1181

17,743

31,863

(104 S.m2.mol1)

425,13

424,87

423,94

423,55

Hitung : o dan K
Jawab : o = 425,92 104 S.m2.mol1

9. Dua puluh liter gas argon bertekanan 760 mmHg dan suhu 30 oC dialirkan ke dalam
9,31 g cairan anilin (C6H7N) yang juga bersuhu 30oC. Setelah percobaan selesai,
berat anilin menjadi 9,10 g. Berapa tekanan uap anilin pada suhu 30oC, jika volume
total gas tetap. (Diasumsikan bahwa agon dijenuhkan oleh uap anilin).
Jawab : P = 2,31 mmHg.

10. Pada 293 K, waktu yang dibutuhkan air untuk melalui kapiler pada viskometer
Ostwald adalah 310 detik. Sejumlah cairan membutuhkan waktu 254 detik untuk
melewati kapiler viskometer yang sama. Hitunglah viskositas cairan itu. Massa jenis
cairan tersebut adalah 0,951 g.cm3. (Viskositas air pada 293 K = 0,0101 P dan
diasumsikan massa jenis air = 1,000 g.cm3)

Jawab : 1 = 0,00787 poise atau 0,000787 N det m 2.

11. Kaca pada suhu 1073 K mempunyai viskositas 10 6 poise dan massa jenis 3,5 g.cm 3.
Berapa waktu yang dibutuhkan bola logam dengan jari-jari 10 mm dan massa jenis
21,45 g.cm3 untuk melalui kaca cair setinggi 1,00 cm?
Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

100

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

Jawab : Waktu yang dibutuhkan = 255,7 detik.

12. Dalam eksperimen aliran Poiseuille untuk mengukur viskositas udara pada 298 K,
sampel dialirkan melalui pipa 100 cm dengan diameter dalam 1,0 mm. Ujung
bertekanan tinggi pada 765 Torr dan ujung bertekanan rendah pada 760 Torr. Volume
diukur pada tekanan 760 Torr. Dalam 100 detik, volume sebesar 90,2 cm3 melewati
pipa itu. Berapakah viskositas udara pada temperatur ini?
Jawab : = 1,8 105 Kg m1 s1.

13. Konduktivitas molar 0,100 M KCl(aq) pada 298 K adalah 129 S cm 2 mol1. Tahanan
terukur dalam sel konduktivitas: 28,44 . Tahanan itu besarnya 31,60 jika sel yang
sama berisi 0,0500 M NaOH(aq). Hitunglah konduktivitas molar NaOH(aq) pada
konsentrasi itu.
Jawab : Konduktivitas molar NaOH(aq) : m = 232 S cm2 mol1.

14. Sel yang sama digunakan untuk mempelajari 0,100 M NH 4Cl(aq), dan terukur tahanan
sebesar 28,50 . Hitunglah konduktivitas molar NH4Cl(aq) pada konsentrasi ini.
Jawab : m = 129 S cm2 mol1

15. Tahanan larutan 0,0100

CH3COOH(aq) diukur pada 298 K dalam sel yang sama

seperti dalam soal no.13, dan ternyata besarnya : 2220 . Carilah derajat ionisasi
asam pada konsentrasi ini dan pKa-nya.
Jawab : Ka = 1,9 105 dan pKa = 4,72.

16. Hantaran molar HCl pada 0,05 M adalah 399,09 104 m2 mho mol1, dan bilangan
transpor ion H+ pada konsentrasi ini adalah 0,829. Hitung hantaran ion H+ dan Cl.
Jawab : H+ = 330,85 104 m2 mho mol1 dan Cl- = 68,24 104 m2 mho mol1

17. Dalam viskometer Ostwald, air membutuhkan waktu 25 detik untuk mengalir
melalui tanda bawah dan atas, sedangkan cairan A membutuhkan waktu 38 detik.
Kerapatan air dan cairan pada 20oC masing-masing adalah 0,9982 dan 0,78945 kg
dm3. Jika air adalah 1,005 cP, hitung cairan A.
Jawab : cairan A adalah 1,208 cP.

18. Perkirakanlah mobilitas ion dalam air pada 25oC.


Jawab :

Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

= 5 108 m2 s1 V1.
101

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

19. Perkirakanlah konduktivitas pembatas larutan berair -1,1 pada 25oC.


Jawab : om = 1 102 S m2 mol1.

20. Perkirakanlah konduktivitas molar khas larutan metanol elektrolit 1,1 pada 25 oC,
dengan mengasumsikan bahwa radius hidrodinamiknya sama seperti dalam air.
Jawab : om = 2 102 s cm2 mol1.

21. Hitung laju aliran (volume s-1) cairan melalui sebuah tabung dengan diameter 0,2 x
10-3 m dan panjang 1 m, = 3Pl dan p = 10 atm. Laju aliran benzen pada 25 0 C
hadala 1,5 mls-1 melalui kapiler dengan diameter 5 x 10-3 m dan panjang 0,5 m.
Hitung harga tekanan untuk mempertahankan laju aliran ini jika = 0,625 x 10 -2
P(D)
Jawab : 31,89 Nm2

22. Bandingkan waktu yang diperlukan oleh benzen dan etanol dengan volume yang
sama untuk mengalir melalui kapiler dengan diameter dan panjang tertentu. Diketahui benzene = 0,652 x 10-2 P, dan etanol = 1,2 x 10-2 P, d benzen = 0,8785 x 103
kg m-3 dan d etanol = 0,7893 x 103 . (D)
Jawab :

t benzen
0, 488
t e tan ol

23. Laju aliran cairan ( 30 P) melalui kapiler dengan d = 0,2 mm dan panjang 1,0 m
adalah 1,31 x 10-3 dm-3 s-1 untuk takanan 1 atm. Hitung laju aliran Hg pada kondisi
yang sama jika = 1,547 cP. (D)
Jawab : V(r) Hg = 2,54 m0/S

24. Hitung jarak antara elektroda jika hantaran dari larutan yang mengandung 0,00745 g
KCL dalam 100 mL air berdaya hantar adalah 0,0011 mho. Diketahui elektroda
adalah 1 cm x 1 cm. Hantaran jenis dari larutan diatas pada 18 0 C adalah 0,1227 mho
m-1 (D)
Jawab : l = 0,011 m

25. Tahanan suatu larutan yang mengandung 0,368 g KCL dalam 0,25 dm 3 air adalah ,
505 ohm, dan hantaran jenisnya adalah 0,28 mho m -1. Dalam sel berdaya hantar yang
sama tahanan larutan air dalam natrium asetat yang mengandung 0,164 g dalam 0,1
dm3 adalah 1/0,92 x 103 ohm, hitung hantaran jenis serta hantaran molar larutan
natrium asetat (D)
Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

102

BAB V. SIFAT-SIFAT TRANSPOR

Jawab : = 6,1 S m2 mol-1

Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)

103

Anda mungkin juga menyukai