SIFAT-SIFAT TRANSPOR
BAB V
SIFAT-SIFAT TRANSPORT
Sifat-sifat transport yang dimaksudkan meliputi sifat-sifat gas, cairan, dan
padatan dimana molekul bergerak relatif satu sama lain. Kita membedakan transport
viskos atau padat dimana ada perbedaan laju makroskopis, dan transport difusif, dimana
molekul bergerak relatif satu sama lain tanpa ada perbedaan laju untuk senyawa besar
(padat).
Dalam transport viskos akan dibicarakan definisi dan penggunaan viskositas
sebagai ukuran tahanan terhadap perbedaan laju. Dalam transport difusif dibicarakan
gerakan ion dalam medan elektrik, tetapan difusi, Di, mobilitas ionic, , konduktansi
spesifik, , konduktansi molar, , dan bilangan transport ionik, t.
1. Transport Viskos (kental)
a. Definisi Viskositas; Aliran Laminar
Bila dalam cairan, padatan atau gas terdapat perbedaan laju, itu berarti bahwa
salah satu bagian dari senyawa mempunyai laju yang relatif terhadap yang lain. Bentuk
sederhana dari perbedaan laju adalah aliran laminar (aliran berlapis-lapis). Ini hanya
terjadi bila perbedaan laju tegak lurus terhadap arah aliran. Untuk aliran laminar,
transport viskos diumpamakan sebagai gerakan bidang dalam senyawa yang relatif satu
sama lain. Misalkan dua bidang A dan B, dengan jarak dx, arah aliran z.
x
v (x + dx)
z
B
dx
v (x)
z
z A
v z ( x dx ) v z ( x )
dv
. A .
dx
dx
(1)
78
N = . m2 .
m . s 1
m
Ns
Pa.s (satuan SI)
m2
Satuan cgs adalah dyne.s.cm-2 yang disebut poise (P). 1 P = 0,1 Pa.s atau 1
cP=1 mPa.s. Untuk cairan, satuan yang digunakan adalah cP atau mPa.s. Viskositas air
mendekati 1 cP. Viskositas berkisar dari 10-3 mPa.s. Untuk gas sampai ribuan Pa untuk
semi padatan dengan viskos tinggi seperti aspal. Beberapa nilai viskositas yang khas
disajikan dalam tabel berikut ini:
Zat (25C)
(mPa.s)
(Pa.s)
H2O
0,9
9.10-4
Benzena
0,6
6.10-4
Aseton
0,3
3.10-4
Etanol
1,1
1,1.10-3
O2
1,8.10-2
1,8.10-5
CO2
1,3.102
1,3.10-5
R
P2
P1
r
v(r)
tak
p = p2 p1
Gambar 2 Skema aliran Poisseuille
bergerak,
tetapi
setiap
lapisan
molekul
79
V (r )
P
(R 2 r 2 )
4l
(2)
Luas = 2r dr
Soal :
Hitung kecepatan maksimum pada pusat (r=0) dari
sebuah tabung dengan diameter 1 cm, panjang 10
m, dengan air yang sedang mengalir melalui sebuah perbedaan tekanan p = 1 atm.
Soal :
Bagaimana menghitung volume aliran, Jv (m3s1) air yang melalui tabung
di bawah kondisi ini.
Jawab :
p = 1 atm = 101.325 Pa; R = 0,005m; r = 0
= 9 x 104 Pa.s
101.325
x (0,005) 2
v(r=0) =
4
4 x 9 .10
x 10
= 70,4 ms1
Jawab :
Anggap sebuah cincin terpusat, ketebalan dr, pada jarak r dari
pusat tabung (lihat gambar di atas). Area dari cincin ini adalah
2rdr , dan volume yang mengalir dalam 1 detik melalui
permukaan ini adalah 2rdr x v(r ). Untuk mendapatkan volume
total, kita mengintegrasikan dari r = 0 ke r =R (dinding tabung).
Jv(r ) oR 2 r dr ( R 2 r 2 )
=
p
2
=
p R
p
o (R 2 r 2 ) dr
4
2
oR r dr oR r 3 dr
p
1 4
2 1
2
R . R R
2
2
4
p R 4
8
Perhatikan bahwa volume aliran bertambah dengan R4. Lebih lanjut, jadi suatu
pipa diameter 2 cm membawa 16 kali lebih banyak air pipa diameter 1 cm, untuk tekanan
yang berbeda. Dalam contoh di atas kita dapat menghitung:
Jv = 2,76 x 103 m.s1 = 2,76 L.s1 untuk pipa yang berdiameter 1 cm.
80
b. Viskositas Gas
Viskositas gas tergantung pada transfer momentum antara molekul-molekul di
dalam bidang A dan B, dari kasus kita pada aliran laminer. Transfer momentum ini akan
tergantung pada garis edar bebas bagian tengah, (ekivalen dengan jarak antar bagian A
dan B) dan jumlah tumbukan. Tanpa pembuktian lebih lanjut, kita memberikan hasil :
1
(m k T) 2
gas =
3
2 2
(3)
Dimana m adalah massa molekul, k tetapan Boltzman dan adalah diameter tumbukan.
Soal :
Untuk gas N2 diameter, = 0,43 nm2. Hitung
viskositas gas N2 pada suhu 300K.
Jawab :
m = (28 x 103)/6,02 x 1023 kg
= 0,43 nm2 = 0,43 x 1018 m2 = 4,3 x 1019 m2.
k = 8,314/6,02 x 1023 JK1 dan T = 300K
maka diperoleh:
= 5,8 x 106 Pa.s
Pertanyaan yang muncul pada viskositas gas ini adalah mengapa tekanan gas tidak
digunakan dalam penghitungan . Pada persamaan 3 di atas jelas bahwa tidak
tergantung dengan tekanan gas. Alasannya adalah pada saat tekanan bertambah, maka
jumlah tumbukan bertambah, tetapi pada saat yang sama jalan bebas rata-rata dan
transfer momentum per tumbukan berkurang. Hasil keseluruhan yang teruji secara
eksperimen diperoleh bahwa f(p). Pada persamaan 3 menunjukkan bahwa viskositas
gas bertambah dengan bertambahnya temperatur. Hal ini berlawanan dengan sifat cairan,
viskositas cairan berkurang dengan bertambahnya temperatur.
c. Viskositas Larutan Cairan
Umumnya, viskositas dari suatu larutan lebih tinggi dari pada viskositas pelarut
murni. Ini dapat dimengert jika kita mengingat bahwa molekul-molekul larutan yang
lebih besar mengisi sedikit volume dalam volume cairan (V = V terlarut/V total).
Einstein mendapatkan:
81
larutan
Istilah-istilah berikut ini adalah istilah yang umum digunakan
Viskositas larutan =
Viskositas pelarut = o
Viskositas relatif = /o
Viskositas spesifik = /o 1 = ( o)/o = sp
Menurut persamaan Einstein ( o/o = 2,5 V)
Viskositas reduksi = sp/C
Viskositas instrik = lim
sp
C
c 0
= []
Penggunaan sp/C dan [] akan dilihat pada bagian akhir bab ini.
d. Pengukuran Viskositas
Banyak metode yang digunakan untuk mengukur
viskositas
a
gas
dan
cairan,
karena
perbedaan-
82
t =
(4)
(5)
(6)
1
1
Jika kita mengukur waktu alir t2 dari fluida 2 yang tidak diketahui :
t2
2
2
1 / 1 t 1
(7)
ketika densitas dari dua cairan diperkirakan sama (misalnya ketika membandingkan
viskositas dari larutan terlarut dengan viskositas pelarut) kita mempunyai :
t 2 t1 2 1
Contoh:
Viskositas larutan gula diukur dengan viskometri
kapiler. Untuk pelarut, air, waktu alir adalah
75s, (H2O) = 0,890mPa.s, (H2O) = 0,997g/ml
larutan gula 1 % t1=99,5s; 1=1,002 g/ml
larutan gula 5 % t2=187,5s; 2=1,017 g/ml
Hitung dari kedua larutan gula tersebut.
Hitung juga sp dan sp/C masing-masing.
(8)
Jawab:
Gula 1 % t1/t0 = 10/01
1 = 99,5(1,002)/75(0,997) = 1,19 mPa.s
Gula 5 % t2/t0 = 20/02
2 = 2,27 mPa.s
sp(1%) (1/0) 1 = (1,19/0,89) 1 = 0,34
sp/C (1%) = 0,33 d(L/g)
sp(5%) (2/0) 1 = 1,55
sp/C (5%) = 0,31 d(L/g)
83
d ni
dt
(9)
d Ci
dx
(10)
Ji
Ci rendah
C1
C2
n1
n2
difusi
dapat
diukur
x
Gambar 7 Cara mengukur
Konstanta difusi, D.
Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)
84
Ji =
C C1
n
Di .A . 2
t
x
(11)
(x )
1
2
dengan
persamaan
Einstein-
Smoluchowsky:
1
(x 2 ) 2 =
(12)
2Dt
(x 2 ) 2
Gambar 9 Akar jarak kuadrat
rata-rata yang ditempuh oleh
partikel dengan D = 5 x 106 m2/s.
Perhatikan betapa lam-batnya
difusi tersebut.
contoh:
(1) untuk gas dengan D = 104 m2/s, selama 1000s
(16 menit), maka:
1
(x 2 ) 2 =
2 x 10 4 x 1000
= 0,45m
(x 2 ) 2 =
2 x 5 .10 4 x 1000
= 103m = 1 mm
(x 2 ) 2 =
2 x 10 14 x 1000
Perlu diperhatikan bahwa perhitungan ini hanya murni gerak difusif bukan konveksi
(pengalihan kalor cairan dengan gerakan molekul cair) transport.
Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)
85
Akar jarak kuadrat rata-rata, yang ditempuh partikel dengan koefisien difusi (D = 5x106
m2/s) diperlihatkan pada gambar 9. Gambar ini menunjukkan waktu yang diperlukan oleh
difusi untuk menaikkan jarak neto yang ditempuh secara rata-rata, sampai sekitar 1 cm
dalam larutan tak diaduk (itulah sebabnya maka larutan diaduk).
Einstein menghubungkan koefisien difusi (ukuran kecenderungan untuk
bergerak) D, dengan koefisien pergeseran (ukuran kecenderungan untuk tetap diam) f :
D
kT
f
(12.a)
(13)
Untuk gerakan memutar dalam fluida dengan viskositas , ahli fisika Inggris
Stokes mengemukakan :
F 6 r v
atau v 6 r
(14)
Persamaan 14 di atas dikenal sebagai Hukum Stokes. Hukum ini untuk obyek
makroskopis dimana r >> ukuran molekul, tetapi bila r ukuran molekul, persamaan 14
digunakan untuk perkiraan.
Dengan mengkombinasi persamaan 12, 13, dan 14 akan diperoleh persamaan StokesEinstein :
D
kT
6r
(15)
Jawab:
Dari persamaan 15 di atas:
r=
kT
6D
1, 38 x 10 23 x 298
6 x 3,14 x 8, 9.10 4 x 3, 5 .10 11
= 7,0 x 109m = 7 nm
Volume protein, V = 4/3 r3 = 1,4 x 1024 m3 atau 1400 nm3.
Jika diasumsikan massa jenis polimer contoh adalah 2g/mL
= 2 x 1031 g/nm3, maka massa 1 molekul protein adalah 2,8
86
b. Transport elektris
Perpindahan muatan oleh elektron disebut daya hantar elektronik. Ion juga dapat
memindahkan muatan yang disebut daya hantar elektronik. Perpindahan elektronik dan
elektrolit mengikuti hokum Ohm :
V = IR
(16)
dimana V adalah volt, I adalah ampere (= Coulomb/s) dan R adalah ohm (ohm = VA1)
dan ion negatif ke elektroda positif.
Untuk larutan elektrolit dengan beda potensial V antara dua elektroda, akan
memiliki tahanan
R = V/I (volt/ampere = ohm)
(17)
(18)
R dan G akan tergantung pada jarak antara elektroda dan lintasan elektrolit. Konduktansi
spesifik, (Kappa ) didefinisikan sebagai :
l
A
G atau G
A
l
(19)
Dengan kata lain, G meningkat bila A meningkat dan G menurun bila l meningkat.
Tahanan R yang terukur atau konduktansi G tergantung pada A dan l, tetapi tetap untuk
elektrolit tertentu dengan konsentrasi tertentu.
l
l 1
G
(ohm1m1)
A
A R
(20)
Satuan konduktansi Ohm1 juga disebut Siemens, S, sehingga satuan dapat juga S/m.
Konduktansi elektrolit diukur dalam sel konduktansi dengan ukuran yang pasti seperti
ditunjukkan di sini.
Sel biasanya dibuat dari gelas, elektroda dibuat dari platinum (untuk mencegah
elektrolisis). Sebagai pengganti arus searah (DC), digunakan arus bolak balik untuk
mencegah timbulnya gas pada elektroda (jika DC digunakan, H2O akan terelektrolisis,
dengan gas H2 pada katoda dan O2 pada anoda).
Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)
87
pasti,
tetapan
sel
didefinisikan :
= kG
(21)
dari
larutan
yang
diketahui,
Contoh:
Tahanan 0,01 M NaOH diukur dalam sel
konduktansi = 877,8 Ohm. Dalam sel yang
sama, 0,002 M KCl mempunyai tahanan
745,8 Ohm. Hitung konduktansi spesifik
0,01 M NaOH.
Jawab:
Terlebih dahulu menghitung k dari larutan KCl. Nilai ini dapat
digunakan dalam perhitungan selanjutnya dengan sel ini.
- Untuk larutan 0,02 M KCl,
G = 1/R = 1,341 103 Ohm1
k = /G = 0,2766/(1,341 103) = 206,3 m1
- Untuk larutan 0,01 M NaOH
G = 1/R = 1/877,8 = 1,139 103 Ohm1
= kG = 206,3 1,139.103 = 0,2350 Ohm1m1 (S/m)
Karena konduktansi dan oleh karena konduktan spesifik dalam larutan elektrolit
tergantung atas jumlah ion yang membawa arus, sehingga kita memperkirakan
tergantung dari konsentrasi
' const c 0
(22)
o adalah konduktan spesifik dari pelarut (misalnya air) atau tanpa elektrolit. Umumnya
kita mendefinisikan konduktan spesifik dari elektrolit itu sebagai berikut.
= 0
(23)
88
= /c
(m2/ohm.s = m2.S/s)
(24)
Catat bahwa dalam menghitung , c harus dinyatakan dalam 1 mol/m 3 ( mol/m3 = 1000
mol/L). merupakan kuantitas tereduksi , sama seperti sp/c. Dalam buku-buku dan artikel
yang lebih tua, kita akan menemukan didefinisikan sebagai konduktan ekivalen.
eq =
1
2
zi k i
Jawab:
(molar konduktansi) = /c dengan c = mol/m3
0,01 mol/L = 0,01 mol/dm3 = 10 mol/m3
KCl = 0,135/10 ohm1m2mol1 = 1,35102 ohm1m2mol1
= 1,35 10+2 ohm1cm2 mol1
Analog dengan diatas akan diketahui
K 2SO 4 = 2,76102 ohm1m2mol1 = 12,76 10+2 ohm1cm2 mol1,
Semua merupakan konduktansi molar,
Untuk KCl #ekuivalen = #mol,
ekuiv. KCl = KCl = 1,35 10+2 ohm1cm2 mol1
Untuk K2 SO4#ekuiv K2 SO4 = (2c + 2c) = 2 0,01 = 0,02 ekuiv/L
= 20 ekuiv/m3.
Lalu ekuiv.K 2SO 4 = 0,276/20 = 1,38 x 102 ohm1m2mol1
Catatan : ekuiv KCl dan K2SO4 yang berdekatan disebabkan beberapa orang masih suka
menggunakan konduktan ekuivalen, lebih mudah membandingkan perbedaan konduktan
pada elektrolit yang berbeda.
Sama seperti viskositas, kita mencatat bahwa sp/c agaknya masih tergantung
konsentrasi, demikian juga untuk elektrolit kuat kita menemukan = /c bukan konstan,
tapi sedikit menurun dengan konsentrasi. Penurunan konsentrasi yang sedikit ini terjadi
karena interaksi ion (atraksi coulombik dan efek yang lain), lambatnya pergerakan
individual ion-ion. Nilai ekstrapolasi terhadap c = 0 disebut konduktivitas molar
pembatas, o (jika ion tidak saling berinteraksi). Umumnya ekstrapolasi sebagai f (c) :
89
= o Ac
(25)
o = v+ , 0 + v , 0
(26)
dan -,o disebut sebagai limiting ionic molar conductance dari ion + dan ion .
Sebagai contoh:
untuk NaCl : , 0 = 5,01 103; , 0 = 7,63 103 ohm1 m2 s1; v+ = v = 1
dan o (NaCl) = 5,01 103 + 7,63 103 = 1,246 102 ohm1m2 mol1
untuk Na2SO4 : , 0 = 5,01 103; , 0 = 1,746 102 ohm1 m2 s1; v+ = 2; v = 1
(Na2SO4) = 2 5,01.103 + 1 1,596.102 = 2,598 102 ohm1m2 mol1
ekuiv(Na 2SO 4 )
2,598 10 2
1,399 10 2 ohm 1 m 2 mol 1
ekuiv
2
mol
Terdapat tipikal nilai o untuk anion dan kation dalam air pada 2980K.
3
Kation (10 )
o (ohm1m2
mol1)
Anion (103)
o (ohm1m2 mol1)
Li+
3,869
Cl
7,634
Na+
5,011
Br
7,840
K+
7,352
7,680
NH4+
7,340
OH
34,980
SO42-
H+
Mg
2+
10,610
2+
11,900
2+
12,730
Ca
Ba
19,830
15,960
ClO4
CH3COO
6,800
4,090
Ada sejumlah data yang menarik dari angka-angka tersebut, tapi mungkin yang
paling mengejutkan adalah panurunan o dari K+ terhadap Li+. Ini disebabkan
peningkatan hidrasi sebagai berkurangnya radius kation metal alkali. Catatan bahwa Cl
Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)
90
mempunyai konduktan yang erat dengan K+, yang menjadi dalih untuk menggunakan
KCl sebagai elektrolit konduksi dalam jembatan garam sel elektrokimia.
Contoh:
Kalkulasi o dari
Ba(OH)2
Jawab:
v+ = 1; v = 2
Nilai o elektrolit terlarut dapat digunakan untuk menghitung o elektrolit yang tak terlarut,
yang berguna ketika menentukan kelarutan dari konduktan.
Contoh:
Nilai o KCl, KNO3 dan AgNO3 =
1,499; 1,450; 1,334.102
ohm1m2mol1
Hitung o dari AgCl
Jawab:
o (KCl)
o (KNO3)
o (AgNO3)
o (AgCl)
=
=
=
=
=
o,K+ + o,Cl
= 1,499 102 (1)
o,K+ + o,NO3
= 1,450 102 (2)
+
o,Ag + o,NO3
= 1,334 102 (3)
+
o, Ag + o,NO3
= (1) (2) + (3)
2
1 2
1,383 10 ohm m mol1
Catatan : kita tak dapat menetukan nilai o(AgCl) karena kita tak dapat menyiapkan
larutan garam yang tak larut ini.
Contoh:
Konduktansi spesifik larutan jenuh
AgCl adalah 1,45 10-4 m-1. Kalkulasi sp
produk kelarutan
Jawab:
Jika kita berasumsi konsentrasinya sangat kecil, kita dapat
mengangap o
Persamaan 24 = /c; o = 1,45 104/c
Kita menemukan o sekitar = 1,383 102 ohm1 m2mol1
kenyataan
bahwa
elektrolit
lemah
HA H A
c 0 (1 )
C0
C0
[H ][A ] c 0 2
[HA]
1
(27)
91
= /o
(28)
Persamaan (28) menunjukan bahwa dapat diperoleh dari pengukuran konduktan, dan
kemudian Ka dapat dihitung dengan persamaan (27). Tapi o harus diketahui dahulu. o
diperoleh dari hokum pengenceran Ostwald : (27) + (28).
1/ = 1/o + c/Koo2
(29)
Contoh:
Dengan menggunakan
tabel, hitung
o
CH3COOH. Konduktan
asetat 0,01 M = 1,653
Hitung dan Ka.
nilai o pada
asam asetat,
spesifik asam
104 ohm1m1.
Jawab:
Dari tabel kita menemukan
o (HAc) = 34,98103 + 4,09103 = 39,07103ohm1m2 mol1
o
1,653 10 3
Ka =
c. Mobilitas elektrik
Persamaan 13 menunjukkan kenyataan bahwa untuk aliran yang terdapat
friksi,vilositas konstan dicapai jika kekuatan friksional sama dengan kekuatan yang
diterapkan.
F=f
(13)
E=
F = zi e E
(C Nm/Cm = N)
92
Muatan ion zie dalam suatu medan E akan mencapai velocity konstan :
i = iE
(30)
(31)
zi e
E
f
(32)
zi e
f
(33)
kT
f
Kita mempunyai temuan yang akhir, dengan membandingkan (5.33) dan (12.a)
i
zie
Di
kT
atau i
zi F
Di
RT
(34)
Jawab:
100
E
500 Vm -1 ; v Na Na
0,20
E = 5,10 10-8 500 = 2,55 10-5 ms-1
Dalam 1 jam (3600 s) jarak yang ditempuh
x = 2,55 10-5 3600 = 9,2 cm.
Catatan : Kita tidak mempunyai petunjuk khusus mengenai perjalanan ion. Jelasnya
kecepatan (velocity) akan berada dalam petunjuk yang sama sebagai kekuatan pada ion,
dimana persamaan zieE; tentu saja kation akan bergerak ke samping negatif, anion ke
samping positif.
Untuk momen yang tanpa bukti (tetapi dilihat di bawah), kita nyatakan hubungan
antara mobilitas elektrik i dan konduktansi molar ionic diberikan persamaan :
i = zi Fi
(35)
93
Ohm -1
Ampere Cs -1
, kemudian
Volt
V
ohm1m2mol1 = C.s1V1m2mol1
(mol.s1)
(36)
(Cs-1)
(37)
Juga, E =
V
l
ltotal = ziFciiV
Konduktansi G
A
l
(38)
A
1 total
ziFciiV
l
R
V
Konduktansi spesifik =
l
x G
A
z i F ci i A
=
i
(39)
dan
zi Fci i
i
(40)
z F c z F c
z F z F
c
(41)
94
Jawab:
z F c z F c
i
-2; dan
2 F c 2 F c
c
(41.a)
= 2F(+ + -)
Catatan : Hal ini dikarenakan merupakan nilai molar konduktan. Jika kita
akan menggunakan ekuivalen konduktan maka kita harus membuat persamaan.
ekuiv = F(+ + -)
i = ziFi
(35)
vi i vi z i F i
i
(42)
Penerapan persamaan (42) seperti contoh pada medan NaCl (41), untuk MgSO 4
persamaan (41.a).
Sebagai contoh Na2SO4 diperoleh (v+ = 2; v- = 1; z+ = 1; z- = -2, maka juga diperoleh:
= F(2+ + 2-) = 2 F (+ + -)
dan diharapkan ekuiv (Na2SO4) tetap sebanding dengan F (+ + -)
5.1. Topik Khusus : Penentuan Viskositas Larutan Polimer dan Berat Molekul
Polimer seperti polistiren, PS, tidak larut dalam air,
tetapi mudah larut dalam pelarut organik seperti
OH
O
O
OH
OH
OH
dipasarkan
berkisar
antara
100.000
sampai
95
(43)
sp
Viskositas intrinsic : [] = C
(44)
lim C 0
(45)
T(0C)
K(cm3/g)
Benzena
25
9,5103
0,74
Sikloheksana
34
8,1102
0,50
Benzena
23
8,3102
0,50
Sikloheksana
30
2,6102
0,70
0,3 MKCL/H2O
25
1,1101
0,50
Pelarut
Catatan: Satuan non-S1 untuk K(cm3/g). sp tidak memiliki satuan (ia merupakan rasio
viskositas), sehingga [ ] = sp/C satuannya C1 yang mana untuk polimer biassanya
dikenal dengan g/cm3 . g karena berat mol belum diketahui.
Berat molekul dan distribusi berat molekul adalah salah satu metode yang paling
berguna dalam mengkarakterisasi polimer komersial yang strukturnya diketahui. Metode
lain yang digunakan adalah tekanan osmotik (jarang digunakan kecuali untuk protein),
hamburan cahaya (pengukuran sejumlah kecil cahaya yang dihamburkan dari
makromolekul yang bersifat sebagai partikel dalam pelarut ), dan metode Kromatografi
Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)
96
Permasi Gel atau GPC. Namun, dari semua metode tersebut viskositas adalah yang
paling sederhana dan paling sering digunakan. Polimer biasanya adalah campuran
molekul yang memiliki perbedaan panjang dan berat mol sehingga ia disebut distribusi
berat molekul. Nilai rata-ratanya yang disebut berat molekul rata-rata viskositas yang
ditentukan dengan viskositas.
Contoh: Viskometri kapiler digunakan untuk mengukur berat molekul rata-rata
viskositas sample PS. Pengukuran dilakukan pada temperatur kamar (25C), pelarutnya
K=3,8x102cm3/g
dan
a=0,63.
0
5,5104
2,0103
4,0103
6,0103
8,0103
10,0103
6,15104
6,74104
7,35104
7,98104
8,64104
2,0103
4,0103
6,0103
8,0103
10,0103
/0
1,102
1,208
1,137
1,430
1,540
sp=(/0)1 0,102
0,208
0,137
0,430
0,540
sp/C(cm3/g) 51,0
52,0
52,8
53,8
54,9
sp/C hampir konstan, tetapi tidak betul-betul konstan. Kita dengan muda dapat
mempekirakan nilai ekstrapolasi ke C = 0 yang mendekati 50, tetapi akan lebih teliti
dibuat dalam grafik.
97
dari
sampel
polimer
dapat
dihitung :
[] = KMa log [] = log K + a log M.
[] dan K harus mempunyai satuan yang sama, dan nilai a dan K dihitung dari sampel
standar PS dengan berat mol dalam gram/mol, sehingga M dikonsversi ke gram/mol :
log 50,2 = log 0,038 + 0,63 log M log M = 4,954 M = 8,99 10 4 g/mol.
Batas kesalahan seharusnya juga dilaporkan, yang lebih mudah dilakukan dengan
menggunakan nilai ekstrim dari [] :
Log 50,02 = log 0,038 + 0,63 log M
Jadi dapat ditulis M = (8,96 + 0,03) 104 g/mol, tetapi karena hanya mempunyai dua
angka penting, akan lebih tepat ditulis M = 9,0 104 g/mol.
98
Soal-soal :
1. Air pada 20oC dialirkan melalui tabung dengan jari-jari 5,0 mm dengan kecepatan
ditengah tabung (r = 0) adalah 4,55 cm.s1. Hitung :
a. Kecepatan pada r = 2,00 mm.
b. Jv (dv/dt), laju volume aliran yang melewati tabung .
c. p = p 2 p1 , jika panjang tabung 0,50 m (M exp : 11.5).
Jawab : (a) 0,0382 m.s 1; (b) 1,79 mL.s 1; (c) 7,29 Pa (Nm 2)
2. Dalam viskometer, air membutuhkan waktu 25 s untuk mengalir melalui tanda bawah dan
atas, sedangkan cairan A membutuhkan waktu 38 s. Kerapatan air dan cairan A
masing-masing 0,9982 kg.dm3 dan 0,78945 kg.dm3. Jika air adalah 1,005 cP,
maka hitung cairan A.
Jawab : 1,208 cP
3. Jika diketahui koefisien difusi (D) polimer dalam air 4 1012m2.s1 pada 25C. ( =
4,3 104 Pa .s). Hitung :
a. Diameter dan volume protein.
b. Massa molar (Mr) polimeter, jika berat jenis polimeter 2 g/ml. (BP : 5.2.1)
4. Hantaran dari larutan 0,0075 M KCl adalah 1,49 103 S. Jika konstanta sel adalah
105 m1. Hitung :
a. Hantaran jenis.
b. Hantaran molar. (D lat. 15.2)
5. Tahanan larutan KCl 0,1 M dalam suatu sel hantaran adalah 325 S dan hantaran
jenisnya adalah 1,29 S.m1. Jika tahanan larutan NaCl 0,55 M dalam sel yang sama
adalah 752,4 S, hitung hantaran molar dari larutan tersebut (DG lat.: 15.3).
Jawab : K = 419 m1 ; = 0,557 S.m1; A = 0,011 S. m2.mol1
99
6. Larutan asam asetat 0,0185 M memiliki hantaran 2,34 102 S. Jika konstanta sel
adalah 105 m1, o (asam asetat) = 391 104 S.m2.mol1. Hitung konstanta kesetimbangan asam asetat. (DG lat. : 15 .5).
Jawab : = 1,33 103 S.m2.mol1; = 0,034; K = 2,221 105 M
7. Konstanta disosiasi n asam butirat pada 25C adalah 1,515 105, dan hantaran
molar pada pengenceran tak terhingga 382,42 105 S.m2.mol1. Hitung hantaran
jenis asam pada larutan 0,01 M.
Jawab : = 3,89 102; = 1,488 103 S.m2.mol1; k = 1,488 102 S.m1
2,8408
8,1181
17,743
31,863
(104 S.m2.mol1)
425,13
424,87
423,94
423,55
Hitung : o dan K
Jawab : o = 425,92 104 S.m2.mol1
9. Dua puluh liter gas argon bertekanan 760 mmHg dan suhu 30 oC dialirkan ke dalam
9,31 g cairan anilin (C6H7N) yang juga bersuhu 30oC. Setelah percobaan selesai,
berat anilin menjadi 9,10 g. Berapa tekanan uap anilin pada suhu 30oC, jika volume
total gas tetap. (Diasumsikan bahwa agon dijenuhkan oleh uap anilin).
Jawab : P = 2,31 mmHg.
10. Pada 293 K, waktu yang dibutuhkan air untuk melalui kapiler pada viskometer
Ostwald adalah 310 detik. Sejumlah cairan membutuhkan waktu 254 detik untuk
melewati kapiler viskometer yang sama. Hitunglah viskositas cairan itu. Massa jenis
cairan tersebut adalah 0,951 g.cm3. (Viskositas air pada 293 K = 0,0101 P dan
diasumsikan massa jenis air = 1,000 g.cm3)
11. Kaca pada suhu 1073 K mempunyai viskositas 10 6 poise dan massa jenis 3,5 g.cm 3.
Berapa waktu yang dibutuhkan bola logam dengan jari-jari 10 mm dan massa jenis
21,45 g.cm3 untuk melalui kaca cair setinggi 1,00 cm?
Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)
100
12. Dalam eksperimen aliran Poiseuille untuk mengukur viskositas udara pada 298 K,
sampel dialirkan melalui pipa 100 cm dengan diameter dalam 1,0 mm. Ujung
bertekanan tinggi pada 765 Torr dan ujung bertekanan rendah pada 760 Torr. Volume
diukur pada tekanan 760 Torr. Dalam 100 detik, volume sebesar 90,2 cm3 melewati
pipa itu. Berapakah viskositas udara pada temperatur ini?
Jawab : = 1,8 105 Kg m1 s1.
13. Konduktivitas molar 0,100 M KCl(aq) pada 298 K adalah 129 S cm 2 mol1. Tahanan
terukur dalam sel konduktivitas: 28,44 . Tahanan itu besarnya 31,60 jika sel yang
sama berisi 0,0500 M NaOH(aq). Hitunglah konduktivitas molar NaOH(aq) pada
konsentrasi itu.
Jawab : Konduktivitas molar NaOH(aq) : m = 232 S cm2 mol1.
14. Sel yang sama digunakan untuk mempelajari 0,100 M NH 4Cl(aq), dan terukur tahanan
sebesar 28,50 . Hitunglah konduktivitas molar NH4Cl(aq) pada konsentrasi ini.
Jawab : m = 129 S cm2 mol1
seperti dalam soal no.13, dan ternyata besarnya : 2220 . Carilah derajat ionisasi
asam pada konsentrasi ini dan pKa-nya.
Jawab : Ka = 1,9 105 dan pKa = 4,72.
16. Hantaran molar HCl pada 0,05 M adalah 399,09 104 m2 mho mol1, dan bilangan
transpor ion H+ pada konsentrasi ini adalah 0,829. Hitung hantaran ion H+ dan Cl.
Jawab : H+ = 330,85 104 m2 mho mol1 dan Cl- = 68,24 104 m2 mho mol1
17. Dalam viskometer Ostwald, air membutuhkan waktu 25 detik untuk mengalir
melalui tanda bawah dan atas, sedangkan cairan A membutuhkan waktu 38 detik.
Kerapatan air dan cairan pada 20oC masing-masing adalah 0,9982 dan 0,78945 kg
dm3. Jika air adalah 1,005 cP, hitung cairan A.
Jawab : cairan A adalah 1,208 cP.
= 5 108 m2 s1 V1.
101
20. Perkirakanlah konduktivitas molar khas larutan metanol elektrolit 1,1 pada 25 oC,
dengan mengasumsikan bahwa radius hidrodinamiknya sama seperti dalam air.
Jawab : om = 2 102 s cm2 mol1.
21. Hitung laju aliran (volume s-1) cairan melalui sebuah tabung dengan diameter 0,2 x
10-3 m dan panjang 1 m, = 3Pl dan p = 10 atm. Laju aliran benzen pada 25 0 C
hadala 1,5 mls-1 melalui kapiler dengan diameter 5 x 10-3 m dan panjang 0,5 m.
Hitung harga tekanan untuk mempertahankan laju aliran ini jika = 0,625 x 10 -2
P(D)
Jawab : 31,89 Nm2
22. Bandingkan waktu yang diperlukan oleh benzen dan etanol dengan volume yang
sama untuk mengalir melalui kapiler dengan diameter dan panjang tertentu. Diketahui benzene = 0,652 x 10-2 P, dan etanol = 1,2 x 10-2 P, d benzen = 0,8785 x 103
kg m-3 dan d etanol = 0,7893 x 103 . (D)
Jawab :
t benzen
0, 488
t e tan ol
23. Laju aliran cairan ( 30 P) melalui kapiler dengan d = 0,2 mm dan panjang 1,0 m
adalah 1,31 x 10-3 dm-3 s-1 untuk takanan 1 atm. Hitung laju aliran Hg pada kondisi
yang sama jika = 1,547 cP. (D)
Jawab : V(r) Hg = 2,54 m0/S
24. Hitung jarak antara elektroda jika hantaran dari larutan yang mengandung 0,00745 g
KCL dalam 100 mL air berdaya hantar adalah 0,0011 mho. Diketahui elektroda
adalah 1 cm x 1 cm. Hantaran jenis dari larutan diatas pada 18 0 C adalah 0,1227 mho
m-1 (D)
Jawab : l = 0,011 m
25. Tahanan suatu larutan yang mengandung 0,368 g KCL dalam 0,25 dm 3 air adalah ,
505 ohm, dan hantaran jenisnya adalah 0,28 mho m -1. Dalam sel berdaya hantar yang
sama tahanan larutan air dalam natrium asetat yang mengandung 0,164 g dalam 0,1
dm3 adalah 1/0,92 x 103 ohm, hitung hantaran jenis serta hantaran molar larutan
natrium asetat (D)
Handout Kimia Fisika 2 (edisi revisi 2006)
102
103