KALIMAT EFEKTIF
Oleh:
NI KADEK WIDIRATMINI
NIM. 1403051001
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya dapat menyelesaikan tugas berupa penyusunan Makalah. Makalah ini dapat
penulis selesaikan dengan batas waktu yang sudah ditentukan. Dalam penyusunan Makalah
ini sudah tentu mendapat bantuan dari berbagai pihak untuk mendapatkan hasil yang sebaik
mungkin atau optimal.
Adapun penyusunan Makalah ini merupakan syarat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia. Makalah ini dibuat berdasarkan pengetahuan dan didukung datadata dari berbagai sumber. Terwujudnya Makalah ini tentunya tidak lepas dari petunjuk,
dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung
sehingga Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Melalui penulisan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Kadek Wirahyuni, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang
telah memberi saran dan petunjuk untuk membuat makalah ini.
2. Teman-teman yang selalu memberikan masukan dalam penyempurnaan makalah
Untuk penyempurnaan Makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Mengingat Makalah ini belum sempurna dan jauh dari
harapan pembaca, untuk itu penulis mengharapkan perbaikan-perbaikan demi sempurnanya
Makalah ini. Penulis mengharapkan semoga Makalah ini dapat diterima dan bermanfaat di
kalangan mahasiswa khusunya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
PRAKATA
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
11
11
3.2 Saran 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
1.2
Rumusan Masalah
Dalam menyusun makalah ini mengemukakan beberapa rumusan masalah diantaranya :
a. Bagaimana Struktur Kalimat Efektif ?
b. Apa ciri-ciri kalimat efektif ?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan yang dapat penulis rumuskan berdasarkan latar belakang dan
rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
a.
b.
BAB II
2
PEMBAHASAN
Putrayasa (2007:2) mengungkapkan bahwa kalimat efektif adalah suatu kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan, informasi, dan perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi,
struktur, dan logikanya. Kalimat dikatakan efektif jika memenuhi syarat utama, yaitu (1)
struktur kalimat efektif dan (2) ciri kalimat efektif. Struktur kalimat efektif mencakup (a)
kalimat umum, (b) kalimat paralel, dan (c) kalimat periodik. Sementara itu ciri kalimat efektif
meliputi (a) kesatuan unity, (b) kehematan economy, (c) penekanan emphasis, dan (d)
kevariasian variety. Disamping syarat utama kalimat tersebut di atas, masih ada syarat awal
yang harus dipenuhi oleh kalimat efektif, yaitu diksi dan ejaan.
2.1 Struktur Kalimat Efektif
2.1.1 Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun kalimat dapat dibedakan menjadi dua yaitu unsur
wajib dan takwajib (unsur manasuka). Unsur wajib adalah unsur yang harus ada dalam
sebuah kalimat (yaitu unsur S/subjek dan P/predikat), sedangkan unsur takwajib atau unsur
manasuka adalah unsur yang boleh ada dan boleh tidak (yaitu kata kerja bantu: harus, boleh;
keterangan aspek : sudah, akan; keterangan : tempat, waktu, cara , dan sebagainnya.
2.1.2 Struktur Kalimat Paralel
Kesejajaran (paralelisme) dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa
yang sama yang digunakan dalam susunan serial. Jika sebuah ide dalam sebuah kalimat
dinyatakan dengan frase (kelompok kata), maka ide-ide sederajat harus dinyatakan dengan
frase. Jika sebuah ide dalam sebuah kalimat dinyatakan dengan kata benda (misalnya bentuk
pe-an, ke-an), maka ide-ide sederajat harus dinyatakan dengan kata benda juga. Demikian
juga halnya bila sebuah ide dalam kalimat dinyatakan dengan kata kerja (misalnya bentuk
me-kan, di-kan), maka ide lainnya yang sederajat harus dinyatakan dengan jenis kata yang
sama. Kesejajaran dalam kalimat akan membantu memberi kejelasan kalimat secara
keseluruhan. Contoh:
1. Penyakit alzheimer alias pikun adalah satu segi usia tua yang
paling mengerikan dan berbahaya.
Dalam kalimat di atas ide yang sederajat adalah kata mengerikan dan berbahaya. Oleh
karena itu, bentuk yang dipakai untuk kata-kata sederajat dalam kalimat di atas harus sama
(paralel), sehingga kalimat tersebut menjadi kalimat di bawah ini.
2. Penyakit alzheimer alias pikun adalah satu segi usia tua yang
paling mengerikan dan membahayakan.
a. Kesejajaran Bentuk
Imbuhan yang digunakan untuk membentuk kata berperan dalam menentukan
kesejajaran. Contoh yang memperlihatkan ketidaksejajaran bentuk.
(1) Tugas para pustakawan meliputi pembelian buku, membuat katalog,
dan mengatur peminjaman buku.
Ketidaksejajaran itu ada pada kata pembelian (buku) yang disejajarkan dengan kata membuat
(katalog), dan mengatur (peminjaman buku). Agar sejajar, ketiga satuan tersebut dapat diubah
menjadi nomina semua atau verba semua seperti pada ubahan kalimat (2) dan (3).
(2) Tugas para pustakawan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog,
dan pengaturan peminjaman buku.
(3)
(3) Tugas para pustakawan meliputi membeli buku, membuat katalog, dan
mengatur peminjaman buku.
Pada kemasan obat sering ditemukan penjelasan berikut.
(1) Obat ini dapat dibeli di toko obat, kelontong, jamu dan apotek.
Jika diuraikan, keterangan tempat itu akan menjadi di toko obat, di toko kelontongan, di toko
jamu, dan di toko apotek. Segera dapat diketahui ada yang tidak sejajar, karena tidak dikenal
istilah toko apotek. Karena itu, sebaiknya penjelasan itu ditulis lengkap
(2) Obat ini dapat dibeli di toko obat, toko kelontong, toko jamu dan
apotek.
b. Kesejajaran Makna
Ketidak sejajaran makna terlihat pada dua contoh berikut yaitu :
1. Dia berpukul-pukulan.
2. Adik memetiki setangkai bunga.
Pada kalimat (1) aktivitas berpukul-pukulan (saling pukul) memerlukan pelaku lebih dari satu
orang. Sementara pada kalimat (2) memetiki berarti aktivitas berulang-ulang (bukan pada
setangkai bunga). Oleh karena itu, perbaikan kedua kalimat tersebut agar menjadi kalimat
sejajar menjadi
1. Mereka berpukul-pukulan.
2. Adik memetik setangkai bunga.
c. Kesejajaran dalam Perincian Pilihan
1. Pemasangan telepon akan menyebabkan ......
a. Melancarkan tugas.
b. Untuk menambah wibawa.
c. Meningkatkan pengeluaran.
Pada contoh di atas, jawaban yang diharapkan adalah (a) tetapi kalimat pemasangan telepon
akan menyebabkan melancarkan tugas bukanlah kalimat yang baik. Pilihan (b) dan (c) justru
lebih baik susunan kalimatnya. Oleh karena itu soal (1) dapat diubah sebagai berikut.
1. Pemasangan telepon akan meningkatkan.....
a. Kelancaran
b. Wibawa
c. Pengeluaran
2.1.3 Struktur Kalimat Periodik
Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung unsur intinya, tetapi
kalau pada kalimat periodik malah sebaliknya, yaitu unsur-unsur tambahan yang terlebih
dahulu dikemukakan kemudian muncul bagian intinya. Hal ini dilakukan untuk menarik
perhatian para pembaca atau pembicara terhadap pendengarnya.
Contoh :
Kemarin bendungan itu dibuka oleh presiden.
K
Contohnya:
1. Bangsa Indonesia menginginkan keamanan, kesejahteraan, dan kedamaian.
2. Kebudayaan daerah adalah milik seluruh bangsa Indonesia.
Bagian yang digaris bawahi disebut subjek, sedangkan bagian lainnya disebut predikat.
Bandingkan dengan kalimat-kalimat berikut.
1. Kepada para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat.
2. Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
3. Pada tahun ini merupakan tahun terakhir masa dinasnya sebagai pegawai negeri.
Kalimat-kalimat di atas subjeknya kurang jelas karena diantar oleh partikel (kata-kata yang
digaris bawahi). Oleh karena itu, partikel perlu dihilangkan sehingga menjadi:
1. Para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat.
2. Keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
3. Tahun ini merupakan tahun terakhir masa dinasnya sebagai pegawai negeri.
2.2.2 Kehematan economy
Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya
jangkauan makna yang diacu. Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya
sedikit, sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak. Yang utama
adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar. Dengan kata
lain, tidak usah menggunakan belasan kata, kalau maksud yang dituju bisa dicapai dengan
beberapa kata saja. Oleh karena itu, kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan. Untuk
penghematan kata-kata, hal-hal berikut perlu diperhatikan.
1. Mengulang subjek kalimat
Penulis kadang-kadang tanpa sadar sering mengulang subjek dalam satu kalimat.
Pengulangan ini tidak membuat kalimat itu menjadi lebih jelas. Oleh karena itu,
pengulangan bagian kalimat yang demikian tidak diperlukan.
a. Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan
pemimpin perusahaaan itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai memasuki
ruangan.
b. Mang Usil dari kompas menganggap hal ini sebagai satu isyarat sederhana untuk
bertransmigrasi. (frase benda)
c. Dibuangnya jauh-jauh pikiran yang menghantuinya selama ini. (frase kerja)
d. Karena bekerja terlalu berat, ia jatuh sakit. (partikel penghubung)
2. Variasi dalam pola kalimat
Untuk efektivitas kalimat dan untuk menghindari suasana monoton yang dapat
menimbulkan kebosanan, pola kalimat subjek-predikat-objek dapat diubah menjadi
predikat-objek-subjek atau yang lainnya.
Contoh :
a. Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju.
S
Pohon pisang itu cepat tumbuh. Dengan mudah pohon pisang itu dapat ditanam
dan dipelihara. Lagi pula tidak perlu dipupuk kita hanya menggali lubang,
menanam, dan tinggal menunggu buahnya.
Kalimat-kalimat pada paragraf (1) semuanya berupa kalimat aktif, sedangkan pada
paragraf (2) berupa kalimat aktif dan pasif. Dapat dikatakan bahwa kalimat-kalimat
pada paragraf (1) tidak bervariasi sedangkan paragraf (2) bervariasi, namun hanya
variasi aktif-pasif.
10
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah
suatu kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan, informasi, dan perasaan dengan
tepat ditinjau dari segi diksi, struktur, dan logikanya.
Kalimat dikatakan efektif jika memenuhi syarat utama, yaitu (1) struktur
kalimat efektif dan (2) ciri kalimat efektif. Struktur kalimat efektif mencakup (a)
kalimat umum, (b) kalimat paralel, dan (c) kalimat periodik. Sementara itu ciri kalimat
efektif meliputi (a) kesatuan unity, (b) kehematan economy, (c) penekanan
emphasis, dan (d) kevariasian variety.
3.2
Saran
Untuk dapat membentuk kalimat efektif yang mampu menyampaikan pikiran
dan perasaan, penulis atau pembicaraan dengan jelas kepada pembaca atau pendengar.
Maka penulis atau pembicara harus memperhatikan syarat utama, yaitu (1) struktur
kalimat efektif dan (2) ciri kalimat efektif. Struktur kalimat efektif mencakup (a)
kalimat umum, (b) kalimat paralel, dan (c) kalimat periodik. Sementara itu ciri kalimat
efektif meliputi (a) kesatuan unity, (b) kehematan economy, (c) penekanan
emphasis, dan (d) kevariasian variety. Selain itu, penulis atau pembicara harus
mampu membedakan dan memahami kalimat efektif yang baik dan intensif
11