Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KALIMAT EFEKTIF

Oleh:
NI KADEK WIDIRATMINI
NIM. 1403051001

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
ANALIS KIMIA
TAHUN 2014

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya dapat menyelesaikan tugas berupa penyusunan Makalah. Makalah ini dapat
penulis selesaikan dengan batas waktu yang sudah ditentukan. Dalam penyusunan Makalah
ini sudah tentu mendapat bantuan dari berbagai pihak untuk mendapatkan hasil yang sebaik
mungkin atau optimal.
Adapun penyusunan Makalah ini merupakan syarat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia. Makalah ini dibuat berdasarkan pengetahuan dan didukung datadata dari berbagai sumber. Terwujudnya Makalah ini tentunya tidak lepas dari petunjuk,
dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung
sehingga Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Melalui penulisan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Kadek Wirahyuni, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang
telah memberi saran dan petunjuk untuk membuat makalah ini.
2. Teman-teman yang selalu memberikan masukan dalam penyempurnaan makalah
Untuk penyempurnaan Makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Mengingat Makalah ini belum sempurna dan jauh dari
harapan pembaca, untuk itu penulis mengharapkan perbaikan-perbaikan demi sempurnanya
Makalah ini. Penulis mengharapkan semoga Makalah ini dapat diterima dan bermanfaat di
kalangan mahasiswa khusunya dan pembaca pada umumnya.

Singaraja, Desember 2014

Penulis

DAFTAR ISI

PRAKATA

DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Struktur Kalimat Efektif

2.1.1 Struktur Kalimat Umum 3


2.1.2 Struktur Kalimat Paralel 3
2.1.3 Struktur Kalimat Periodik
2.2 Ciri Kalimat Efektif

2.2.1 Kesatuan unity 5


2.2.2 Kehematan economy 6
2.2.3 Penekanan emphasis

2.2.4 Kevariasian variety

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan

11

11

3.2 Saran 11
DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah


Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan
sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran,
keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang
digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang
dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca.
Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca secara tepat pula. Kalau
gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar atau pembaca dapat memahami
pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh
penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai.
Misalnya ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang
diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan
gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan
eksplisit. Artinya unsur-unsur kalimat yang seharusnya ada tidak boleh dihilangkan
Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan.
Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan
komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak
memenuhi syarat sebagai Bahasa Ilmiah. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
kalimat-kalimat yang ditulis kabur, kacau, tidak logis. Dengan adanya kenyataan itu,
pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut
tidak efektif.

1.2

Rumusan Masalah
Dalam menyusun makalah ini mengemukakan beberapa rumusan masalah diantaranya :
a. Bagaimana Struktur Kalimat Efektif ?
b. Apa ciri-ciri kalimat efektif ?

1.3

Tujuan

Adapun tujuan yang dapat penulis rumuskan berdasarkan latar belakang dan
rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
a.

Untuk mengetahui bagaimana Struktur Kalimat Efektif

b.

Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri Kalimat Efektif

BAB II
2

PEMBAHASAN
Putrayasa (2007:2) mengungkapkan bahwa kalimat efektif adalah suatu kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan, informasi, dan perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi,
struktur, dan logikanya. Kalimat dikatakan efektif jika memenuhi syarat utama, yaitu (1)
struktur kalimat efektif dan (2) ciri kalimat efektif. Struktur kalimat efektif mencakup (a)
kalimat umum, (b) kalimat paralel, dan (c) kalimat periodik. Sementara itu ciri kalimat efektif
meliputi (a) kesatuan unity, (b) kehematan economy, (c) penekanan emphasis, dan (d)
kevariasian variety. Disamping syarat utama kalimat tersebut di atas, masih ada syarat awal
yang harus dipenuhi oleh kalimat efektif, yaitu diksi dan ejaan.
2.1 Struktur Kalimat Efektif
2.1.1 Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun kalimat dapat dibedakan menjadi dua yaitu unsur
wajib dan takwajib (unsur manasuka). Unsur wajib adalah unsur yang harus ada dalam
sebuah kalimat (yaitu unsur S/subjek dan P/predikat), sedangkan unsur takwajib atau unsur
manasuka adalah unsur yang boleh ada dan boleh tidak (yaitu kata kerja bantu: harus, boleh;
keterangan aspek : sudah, akan; keterangan : tempat, waktu, cara , dan sebagainnya.
2.1.2 Struktur Kalimat Paralel
Kesejajaran (paralelisme) dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa
yang sama yang digunakan dalam susunan serial. Jika sebuah ide dalam sebuah kalimat
dinyatakan dengan frase (kelompok kata), maka ide-ide sederajat harus dinyatakan dengan
frase. Jika sebuah ide dalam sebuah kalimat dinyatakan dengan kata benda (misalnya bentuk
pe-an, ke-an), maka ide-ide sederajat harus dinyatakan dengan kata benda juga. Demikian
juga halnya bila sebuah ide dalam kalimat dinyatakan dengan kata kerja (misalnya bentuk
me-kan, di-kan), maka ide lainnya yang sederajat harus dinyatakan dengan jenis kata yang
sama. Kesejajaran dalam kalimat akan membantu memberi kejelasan kalimat secara
keseluruhan. Contoh:
1. Penyakit alzheimer alias pikun adalah satu segi usia tua yang
paling mengerikan dan berbahaya.
Dalam kalimat di atas ide yang sederajat adalah kata mengerikan dan berbahaya. Oleh
karena itu, bentuk yang dipakai untuk kata-kata sederajat dalam kalimat di atas harus sama
(paralel), sehingga kalimat tersebut menjadi kalimat di bawah ini.

2. Penyakit alzheimer alias pikun adalah satu segi usia tua yang
paling mengerikan dan membahayakan.

a. Kesejajaran Bentuk
Imbuhan yang digunakan untuk membentuk kata berperan dalam menentukan
kesejajaran. Contoh yang memperlihatkan ketidaksejajaran bentuk.
(1) Tugas para pustakawan meliputi pembelian buku, membuat katalog,
dan mengatur peminjaman buku.
Ketidaksejajaran itu ada pada kata pembelian (buku) yang disejajarkan dengan kata membuat
(katalog), dan mengatur (peminjaman buku). Agar sejajar, ketiga satuan tersebut dapat diubah
menjadi nomina semua atau verba semua seperti pada ubahan kalimat (2) dan (3).
(2) Tugas para pustakawan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog,
dan pengaturan peminjaman buku.
(3)
(3) Tugas para pustakawan meliputi membeli buku, membuat katalog, dan
mengatur peminjaman buku.
Pada kemasan obat sering ditemukan penjelasan berikut.
(1) Obat ini dapat dibeli di toko obat, kelontong, jamu dan apotek.

Jika diuraikan, keterangan tempat itu akan menjadi di toko obat, di toko kelontongan, di toko
jamu, dan di toko apotek. Segera dapat diketahui ada yang tidak sejajar, karena tidak dikenal
istilah toko apotek. Karena itu, sebaiknya penjelasan itu ditulis lengkap
(2) Obat ini dapat dibeli di toko obat, toko kelontong, toko jamu dan
apotek.
b. Kesejajaran Makna
Ketidak sejajaran makna terlihat pada dua contoh berikut yaitu :
1. Dia berpukul-pukulan.
2. Adik memetiki setangkai bunga.
Pada kalimat (1) aktivitas berpukul-pukulan (saling pukul) memerlukan pelaku lebih dari satu
orang. Sementara pada kalimat (2) memetiki berarti aktivitas berulang-ulang (bukan pada

setangkai bunga). Oleh karena itu, perbaikan kedua kalimat tersebut agar menjadi kalimat
sejajar menjadi
1. Mereka berpukul-pukulan.
2. Adik memetik setangkai bunga.
c. Kesejajaran dalam Perincian Pilihan
1. Pemasangan telepon akan menyebabkan ......
a. Melancarkan tugas.
b. Untuk menambah wibawa.
c. Meningkatkan pengeluaran.
Pada contoh di atas, jawaban yang diharapkan adalah (a) tetapi kalimat pemasangan telepon
akan menyebabkan melancarkan tugas bukanlah kalimat yang baik. Pilihan (b) dan (c) justru
lebih baik susunan kalimatnya. Oleh karena itu soal (1) dapat diubah sebagai berikut.
1. Pemasangan telepon akan meningkatkan.....
a. Kelancaran
b. Wibawa
c. Pengeluaran
2.1.3 Struktur Kalimat Periodik
Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung unsur intinya, tetapi
kalau pada kalimat periodik malah sebaliknya, yaitu unsur-unsur tambahan yang terlebih
dahulu dikemukakan kemudian muncul bagian intinya. Hal ini dilakukan untuk menarik
perhatian para pembaca atau pembicara terhadap pendengarnya.
Contoh :
Kemarin bendungan itu dibuka oleh presiden.
K

2.2 Ciri Kalimat Efektif


2.2.1 Kesatuan unity
Bentuk sebuah kalimat, baik kalimat inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan
sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah ide pokok atau satu kesatuan
pikiran. Kesatuan tersebut bisa dibentuk kalau ada keselarasan antara subjek-predikat,
predikat-objek, predikat-keterangan. Dalam penulisan tampak kalimat-kalimat yang panjang
tidak mempunyai S dan P, ada pula kalimat yang secara gramatikal mempunyai subjek yang
diantarkan oleh partikel. Hal seperti ini hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat, agar
kesatuan gagasan yang hendak disampaikan dapat ditangkap dengan baik oleh pembaca atau
pendengar.
5

Contohnya:
1. Bangsa Indonesia menginginkan keamanan, kesejahteraan, dan kedamaian.
2. Kebudayaan daerah adalah milik seluruh bangsa Indonesia.
Bagian yang digaris bawahi disebut subjek, sedangkan bagian lainnya disebut predikat.
Bandingkan dengan kalimat-kalimat berikut.
1. Kepada para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat.
2. Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
3. Pada tahun ini merupakan tahun terakhir masa dinasnya sebagai pegawai negeri.
Kalimat-kalimat di atas subjeknya kurang jelas karena diantar oleh partikel (kata-kata yang
digaris bawahi). Oleh karena itu, partikel perlu dihilangkan sehingga menjadi:
1. Para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat.
2. Keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
3. Tahun ini merupakan tahun terakhir masa dinasnya sebagai pegawai negeri.
2.2.2 Kehematan economy
Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya
jangkauan makna yang diacu. Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya
sedikit, sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak. Yang utama
adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar. Dengan kata
lain, tidak usah menggunakan belasan kata, kalau maksud yang dituju bisa dicapai dengan
beberapa kata saja. Oleh karena itu, kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan. Untuk
penghematan kata-kata, hal-hal berikut perlu diperhatikan.
1. Mengulang subjek kalimat
Penulis kadang-kadang tanpa sadar sering mengulang subjek dalam satu kalimat.
Pengulangan ini tidak membuat kalimat itu menjadi lebih jelas. Oleh karena itu,
pengulangan bagian kalimat yang demikian tidak diperlukan.
a. Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan
pemimpin perusahaaan itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai memasuki
ruangan.

Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi :


a. Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin
perusahaan itu.
6

b. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui mempelai memasuki ruangan.


2. Hiponim dihindarkan
Dalam bahasa ada kata yang merupakan bawahan makna kata atau ungkapan yang
lebih tinggi. Di dalam makna kata tersebut terkandung makna dasar kelompok makna
kata yang bersangkutan. Kata merah sudah mengandung makna kelompok warna.
Kata Desember sudah bermakna bulan.
Contoh :
1. Presiden Soeharto menghadiri Rapin ABRI hari Senin lalu.
2. Bulan Maret tahun ini Presiden Soeharto akan mengadakan perjalanan muhibah ke
beberapa negara tetangga antara lain Malaysia.
3. Warna kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhum ibu mereka.
Kalimat-kalimat di atas diperbaiki dengan menghilangkan kata hari, bulan, dan warna.
3. Pemakaian kata depan dari dan daripada
Dalam bahasa Indonesia kita mengenal kata depan dari dan daripada, selain ke dan
di. Penggunaan dari dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menunjukkan arah
(tempat), asal (asal-usul), sedangkan daripada berfungsi untuk membandingkan
sesuatu benda atau hal dengan benda atau hal lainnya.
Contoh :
1. Pak Karto berangkat dari Bandung pukul 7.30.
2. Perhiasan yang indah ini terbuat dari perak.
3. Kalimat A lebih sukar daripada kalimat B.
4. Penjelasan dalam buku cetakan kedua mengenai cara menanam cengkeh lebih
mudah dipahami daripada yang terdapat dalam buku cetakan kesatu.
Contoh-contoh berikut penggunaan dari dan daripada tidak benar.
1. Anak dari tetangga saya Senin ini akan dilantik menjadi dokter.
2. Presiden menekankan bahwa di dalam pembangunan ini kepentingan daripada
rakyat harus diutamakan.
2.2.3 Penekanan emphasis
Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberi penekanan pada kalimat, antara
lain dengan cara (1) pemindahan letak frase dan (2) mengulangi kata-kata yang sama.
1. Pemindahan letak frase

Untuk memberi penekanan pada bagian tertentu sebuah kalimat, penulisan


dapat memindahkan letak frase atau bagian kalimat itu pada bagian depan kalimat.
Cara disebut juga pengutamaan bagian kalimat.
Contoh:
1. Prof. Dr. Herman Yohanes berpendapat, salah satu indikator yang
menunjukkan tidak efisiennya Pertamina adalah rasio yang masih timpaang
antara jumlah pegawai pertamina dengan produksi minyaknya.
2. Salah satu indikator yang menunjukkan tidak efisiennya Pertamina,menurut
pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes adalah rasio yang masih timpang antara
jumlah pegawai pertamina dengan produksi minyaknya.
3. Rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dan produksi
minyaknya adalah salah satu indikator yang menunjukkan tidak efisiennya
Pertamina. Demikian pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes.
Kalimat-kalimat di atas menunjukkan bahwa ide yang dipentingkan diletakkan
di bagian muka kalimat. Dengan demikian, walaupun ketiga kalimat mempunyai
pengertian yang sama tetapi ide pokok menjadi berbeda.
2. Mengulang kata-kata yang sama
Pengulangan kata dalam sebuah kalimat kadang-kadang diperlukan dengan
maksud memberi penegasan pada bagian ujaran yang dianggap penting.
Pengulangan kata yang demikian dianggap dapat membuat maksud kalimat
menjadi lebih jelas.
Contoh :
1. Dalam pembiayaan harus ada keseimbangan antara pemerintah dengan swasta,
keseimbangan domestik luar negeri, keseimbangan perbankan dengan lembaga
keuangan nonbank.
2. Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak
dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi tetapi juga dimensi politik, dimensi
sosial, dan dimensi budaya.
Kedua kalimat di atas lebih jelas maksudnya dengan adanya pengulangan pada
bagian kalimat (kata) yang dianggap penting.

2.2.4 Kevariasian variety


8

Kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur kalimat yang dipergunakan.


Ada kalimat yang pendek, dan ada kalimat yang panjang. Penulisan yang mempergunakan
kalimat dengan pola kalimat yang sama akan membuat suasana menjadi monoton atau datar
sehingga akan menimbulkan kebosanan pada pembaca. Demikian juga jika penulis terusmenerus memilih kalimat yang pendek. Akan tetapi kalimat panjang yang terus-menerus
dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok yang memungkingkan
timbulnya kelelahan pada pembaca. Oleh sebab itu, dalam penulisan diperlukan pola dan
bentuk kalimat yang bervariasi.
Kevariasian ini tidak kita temukan dalam kalimat per kalimat, atau pada kalimatkalimat yang dianggap sebagai struktur bahasa yang berdiri sendiri. Ciri kevariasian akan
didapatkan kalau kalimat yang satu dibandingkan dengan kalimat yang lain. Kemungkinan
variasi kalimat tersebut seperti berikut :
1. Variasi dalam pembukaan kalimat
Ada beberapa kemungkinan untuk memulai kalimat demi efektivitas yaitu dengan
variasi pada pembukaan kalimat. Dalam variasi pembukaan kalimat, sebuah kalimat
dapat dimulai atau dibuka dengan : (1) frase keterangan (waktu, tempat, cara), (2)
frase benda, (3) frase kerja, (4) partikel penghubung dan sebagainya.
Contoh:
a.

Gemuruh suara teriakan serempak penonton ketika penyerang tengah menyambar


umpan dan menembus jala kiper pada menit kesembilan belas. (frase keterangan
cara)

b. Mang Usil dari kompas menganggap hal ini sebagai satu isyarat sederhana untuk
bertransmigrasi. (frase benda)
c. Dibuangnya jauh-jauh pikiran yang menghantuinya selama ini. (frase kerja)
d. Karena bekerja terlalu berat, ia jatuh sakit. (partikel penghubung)
2. Variasi dalam pola kalimat
Untuk efektivitas kalimat dan untuk menghindari suasana monoton yang dapat
menimbulkan kebosanan, pola kalimat subjek-predikat-objek dapat diubah menjadi
predikat-objek-subjek atau yang lainnya.
Contoh :
a. Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju.
S

b. Sebelum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu.


9

c. Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal.


S
3.

Variasi dalam jenis kalimat


Untuk mencapai efektivitas sebuah kalimat berita atau pertanyaan, dapat dikatakan
dalam kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh :
Presiden sekali lagi menegaskan perlunya kita lebih hati-hati memakai bahan bakar
dan energi dalam negeri. Apakah kita menangkap makna peringatan tersebut?
Dalam kutipan di atas terdapat satu kalimat yang dinyatakan dalam bentuk tanya.
Penulis itu tentu dapat mengatakannya dalam kalimat berita. Akan tetapi untuk
mencapai efektivitas ia memakai kalimat tanya

4. Variasi bentuk aktif-pasif


Contoh :
1. Pohon pisang itu cepat tumbuh. Kita dengaan mudah dapat menanamnya dan
memeliharanya. Lagi pula kita tidak perlu memupuknya. Kita hanya menggali
lubang, menanam, dan tinggal menunggu buahnya.
Bandingkan dengan kalimat berikut.
2.

Pohon pisang itu cepat tumbuh. Dengan mudah pohon pisang itu dapat ditanam
dan dipelihara. Lagi pula tidak perlu dipupuk kita hanya menggali lubang,
menanam, dan tinggal menunggu buahnya.

Kalimat-kalimat pada paragraf (1) semuanya berupa kalimat aktif, sedangkan pada
paragraf (2) berupa kalimat aktif dan pasif. Dapat dikatakan bahwa kalimat-kalimat
pada paragraf (1) tidak bervariasi sedangkan paragraf (2) bervariasi, namun hanya
variasi aktif-pasif.

10

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1

Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah
suatu kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan, informasi, dan perasaan dengan
tepat ditinjau dari segi diksi, struktur, dan logikanya.
Kalimat dikatakan efektif jika memenuhi syarat utama, yaitu (1) struktur
kalimat efektif dan (2) ciri kalimat efektif. Struktur kalimat efektif mencakup (a)
kalimat umum, (b) kalimat paralel, dan (c) kalimat periodik. Sementara itu ciri kalimat
efektif meliputi (a) kesatuan unity, (b) kehematan economy, (c) penekanan
emphasis, dan (d) kevariasian variety.

3.2

Saran
Untuk dapat membentuk kalimat efektif yang mampu menyampaikan pikiran
dan perasaan, penulis atau pembicaraan dengan jelas kepada pembaca atau pendengar.
Maka penulis atau pembicara harus memperhatikan syarat utama, yaitu (1) struktur
kalimat efektif dan (2) ciri kalimat efektif. Struktur kalimat efektif mencakup (a)
kalimat umum, (b) kalimat paralel, dan (c) kalimat periodik. Sementara itu ciri kalimat
efektif meliputi (a) kesatuan unity, (b) kehematan economy, (c) penekanan
emphasis, dan (d) kevariasian variety. Selain itu, penulis atau pembicara harus
mampu membedakan dan memahami kalimat efektif yang baik dan intensif

11

Anda mungkin juga menyukai