Anda di halaman 1dari 86

Kata Pengantar

Allhamdulilahi Robbilalamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Pratikum
Morfologi dan Fisiologi ini dapat diselesaikan. Tanpa rahmat dan kesehatan dari Nya
mungkin karya tulis ilmiah ini tidak akan sanggup diselesaikan dengan baik.
Laporan akhir pratikum ini berbobot 15 bab yang membahas mengenai
Sel,Plastida,Amilum,Vakuola & Zat Ergastik, Stomata, Trikom, Kolenkim, Parenkim,
Sklerenkim dan yang terakhir Struktur sel. Didalam laporan akhir ini berisi materi mengenai
pratikum morfistum mengenai jenis tumbuhan baik bentuk luarnya, bentuk dalam (anatomi)
serta penamaan dalam klasifikasi tumbuhan tersebut.
Laporan akhir ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir semester ganjil ini. Semoga laporan ini
bias menambah nilai tugas .Laporan akhir pratikum ini telah kami susun dengan usaha yang
semaksimal mungkin, namun apabila ada kesalahan dan kritik serta saran kami sangat
menghargainya.
Selanjutnya kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
serta kepada dosen pengampu kami yang telah banyak membantu selama proses
pembelajaran dan pratikum. Semoga Laporan Akhir ini bermanfaat.

Bengkulu,Januari2015

Penulis

Pendahuluan
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang secara khusus mempelajari tentang bentuk-bentuk
organ luar tubuh tumbuhan berserta fungsinya. Secara umum, organ utama pada tumbuhan
terbagi atas 3 bagian utama yaitu :
1. Akar
2. Batang
3. Daun
Ketiga bagian tersebut merupakan bagian utama, yang dapat termodifikasi menjadi organorgan sekunder sesuai dengan fungsinya. Organ-organ sekunder tersebut dapat berupa :
a. Bunga
b. Buah
c. Biji
d. Duri
e. Umbi
Bunga, buah dan biji merupakan organ reproduksi, sehingga diperlukan jika proses
reproduksi berlangsung.
Fisiologi adalah ilmu yang secara khusus mempelajari tentang bekerjanya system
kehidupan didalam tubuh tumbuhan dan tanggapan pengaruh lingkungan sekitarnya sehingga
tumbuhan tersebut dapat hidup. Objek kajian dalam fisiologi tumbuhan adalah fisika sel dan
biofisika organ, fotosintesis , transportasi hara dan hasil metabolisme, regulasi pertumbuhan
dan perkembangan, dan mekanisme respons terhadap rangsangan lingkungan.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Didalam makalah ini terdapat materi-materi yang telah kami susun, diantaranya :
Sel
Butir pati (amilum)
Plastida
Vakuola dan zat ergastik
Stomata
Trikom (rambut)
Kolenkim
Parenkim
Sklerenkim
Struktur sekresi

Daftar Isi
Kata Pengantar ..........................................................................................................................1
2

Pendahuluan ..............................................................................................................................2
Daftar Isi ...................................................................................................................................3
BAB I
( SEL).........................................................................................................................................4
BAB II
( PLASTIDA)...........................................................................................................................18
BAB III
( AMILUM)..............................................................................................................................25
BAB IV
( VAKUOLA & ZAT ERGASTIK).........................................................................................32
BAB V
( STOMATA)...........................................................................................................................43
BAB VI
( TRIKOM )..............................................................................................................................50
BAB VII
( KOLENKIM).........................................................................................................................57
BAB VIII
(PARENKIM)..........................................................................................................................66
BAB IX
(SKLERENKIM)......................................................................................................................7
4
BAB X
( STRUKTUR SEKRESI)........................................................................................................79

PRAKTIKUM I

SEL

BAB I
Judul

: Sel Hidup dan Sel Mati pada Tumbuhan

BAB II
Tujuan

:-

Mahasiswa dapat mengamati bentuk sel hidup dan sel mati


Mahasiswa dapat membedakan antara sel hidup dan sel mati
Mampu mengidentifikasi bentuk sel hidup dan sel mati melalui
pengamatan dengan mikroskop

BAB III
Dasar Teori
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti
biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Struktur sel dan
fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur
evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga
memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan
uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam
organisasi yang sangat rapi.
Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara
independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya
yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. tubuh makhluk hidup tersusun atas selsel sehingga sel disebut satuan struktural makhluk hidup. (Agus Purnomo.2003)
Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan
antara lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus
memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas
dibedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen protoplasma yaitu
terdiri atas membran sel, inti sel, dan sitoplasma (terdiri dari organel-organel hidup). (Zainal,
2000)
4

Sel hanya berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi
mati disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor lingkungan.
Sedangkan yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah sel mati karena faktor genetik,
maksudnya sel tersebut mati karena telah mencapai umur yang memang telah ditentukan
secara genetik. (Zeny, 2003)
Beberapa ahli telah mencoba menyelidiki tentang struktur dan fungsi sel, dan kemudian
muncullah beberapa teori tentang sel. Sejarah ditemukannya teori tentang sel diawali
penemuan mikroskop yang menjadi sarana untuk mempermudah melihat struktur sel.
Berbagai penelitian para ahli biologi, antara lain seperti berikut :
1. Robert hooke
Ia mencoba melihat struktur sel pada sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil
pengamatannya diketahui terlihat -rongga yang dibatasi oleh dinding tebal. Jika dilihat secara
keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga tersebut dinamakan
sel.
2. Schleiden (1804-1881) dan T. Schwann (1810-1882)
Mereka mengamati sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan. Schleiden mengadakan
penelitian terhadap tumbuhan. Setelah mengamati tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa
banyak sel yang menyusun tubuh tumbuhan. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan
terkecil dari tumbuhan adalah sel. Schwan melakukan penelitian terhadap hewan. Ternyata
dalam pengamatannya tersebut ia melihat bahwa tubuh hewan juga tersusun dari banyak sel.
Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh hewan adalah sel. Dari dua
penelitian tersebut keduanya menyimpulkan bahwa sel merupakan unit terkecil penyusun
makhlukhidup.
3. Robert Brown
Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan
melihat benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel atau
nukleus. Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat dalam sel hidup dan
kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di dalam
sel.
4. Felix Durjadin dan Johannes Purkinye
5

Pada tahun 1835, setelah mengamati struktur sel, Felix Durjadin dan Johannes Purkinye
melihat ada cairan dalam sel, kemudian cairan itu diberinya nama protoplasma.
5. Max Schultze (1825-1874)
Ia menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma
merupakan tempat terjadinya proses hidup.
Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan beberapa teori sel antara
lain:
a.
b.
c.
d.

Selmerupakan unit struktural makhluk hidup;


sel merupakan unit fungsional makhluk hidup;
sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup;
sel merupakan unit hereditas.
Sel tumbuhan terdiri terdiri dari bagian protoplasma (bagian yang hidup) dan

paraplasma/inklusio (bagian yang mati). Protoplasma adalah isi sel yang hidup terdiri dari inti
sel dan sitoplasma. Dan paraplasma terdiri dari bagian yang mati pada tumbuhan antara lain
dinding sel,zat ergastik dan pigmen.
Secara umum struktur sel tumbuhan terdiri atas :
1. Protoplasma (bagian sel yang hidup)
Protoplasma merupakan suatu bagian yang terdiri atas bahan yang kompleks dan
terlindung dengan baik. Protoplasma biasa dikenal dengan sebutan sel. Berbeda dengan
benda tak hidup atau benda mati yang tidak memiliki protoplasma. Protoplasma dibagi
menjadi :
A. Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariota,
sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Didalam sitoplasma ada organel
metabolisme dan organel non metabolisme.
a. Oraganel metabolisme berikut ini :
1. Mitokondria Penghasil energi (tempat pembentukan ATP) karena terlibat dalam
proses respirasi sel.
2. Plastida Organel yang sangat spesifik pada tumbuhan dan terdapat 3 bentuk yaitu
kloroplast, kromoplast dan leukolpast.
6

3. Ribosom Tempat sintesis protein


4. Retikulum Endoplasma Tempat melekatnya ribosom dan tempat sintesis protein.
Dan REdibedakan menjadi
Endoplasma Halus
5. Badan Golgi

: Retikulum Endoplasma Kasar dan

Retikulum

Berperan dalam ekskresi sel, pembentukan dinding sel dan

pembentukanlisosom.
6. Lisosom Menghasilkan enzim-enzim hirolitik untuk mencernamakanan yang
masukkedalam sel (pencernaan intaseluler).
7. Membran Sel Pelindung molekul sel terhadap lingkungan sekitar dan sebagai jalan
lalu lintas molekul dari luar ke dalam sel juga penerima rangsangan dari luar.
b. Organel non metabolisme berikut ini :
1. Mikrotubulus Berperan dalam pergerakan sel
2. Mikrofilamen Berperan dalam pergerakan padasel otot dan juga membentuk rangka
dalam pada sel.
3. Sentriole Membantu proses pembelahan sel
4. Vakuola Tempat penyimpanan zat makanan seperti amilum dan glukosa.

B. Nukleus (inti sel)


1. Nucleus
Inti bertugas mengendalikan semua aktivitas sel mulai metabolisme hingga pembelahan
sel. Pada sel eukariotik, inti diselubungi oleh membran inti (karioteka) rangkap dua dan
berpori, sedangkan pada sel prokariotik inti tidak memiliki membran.

2. Nukleoplasma
Di dalam inti didapati cairan yang disebut nukleoplasma, kromosom yang umumnya
berupa benang kromatin, dan anak inti (nukleolus) yang merupakan tempat pembentukan
asam ribonukleat (ARN).
2. Paraplasma(bagian sel yang mati)
1) Dinding sel
Dinding sel hanya ditemukan pada sel tumbuhan, sehingga sel tumbuhan bersifat kokoh dan
kaku atau tidak lentur seperti sel hewan. Beberapa senyawa penyusun dinding sel, antara
lain:
7

a. Hemiselulosa Polisakarida yang tersusun atas glukosa, xilosa, manosa dan asam
glukoronat. Di dalam dinding sel, hemiselulosa berfungsi sebagai perekat antar
mikrofibril selulosa.
b. Pektin Polisakarida yang tersusun atas galaktosa, arabinosa, dan asam
galakturonat.
c. Lignin Dijumpai pada dinding sel yang dewasa dan berfungsi untuk melindungi sel
tumbuhan terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan.
d. Kutin Suatu selubung atau lapisan pada permukaan atas daun atau batang dan
berfungsi untuk mencegah dehidrasi akibat penguapan dan melindungi kerusakan sel
akibat patogen dari luar.
e. Protein dan lemak Di dalam dinding sel ditemukan dalam jumlah yang sedikit.
Berdasarkan perkembangan dan struktur jaringan tumbuhan, dapat dibedakan tiga lapisan
dinding sel :
o Lamella tengah atau lapisan antar sel Terdapat diantara dua dinding primer dari dua sel
yang merupakan senyawa yang tanpa bentuk (amorf).
o Dinding primer Ddinding sel pertama yang berkembang pada sel baru.
o Dinding sekunder Dinding sekunder dibentuk di sebelah dalam dinding primer.

2) Zat Ergastik
Zat Ergastik adalah hasil metabolisme sel yang tidak terpakai lagi dan biasanya disimpan
didalam vakuola.
Didalam sel tumbuh-tumbuhan terdapat banyak benda-benda yang nonprotoplasmik atau
biasa disebut dengan benda-benda ergastik, yang biasanya berada didalam vakuola, dalam
plasma sel dan kerapkali pula dalam plastida. Benda yang nonprotoplasmik ini terdiri dari
substrak (bahan) organik dan anorganik, dapat bersifat cair maupun padat.
3) Pigmen

Pigmen dalam vakuola adalah flavonoid yaiyu antosian dan flavon yang terlarut dalam
cairan vakuola.
Pada pratikum sel ini sampel yang diujikan adalah :

Manihot utilisima

Manihot utilisima (ubi kayu) merupakan tanaman pangan pengganti nasi ,jagung,ataupun
sagu ,yang dapat hidup didaerah tropis. Ubi kayu atau Manihot utilissima adalah tumbuhan
berbatang getas (mudah patah) ,berbentuk bulat dan bergerigi.
Klasifikasi Manihot utilisima :

Kingdom
Divisi
Kelas
Ordo
Familia
Genus
Species

: Plantae
: Magnoliophyta
: Magnoliopsida
: Euphorbiales
: Euphorbiaceae
: Manihot
: Manihot utilisima

Hydrilla verticillata
Hydrilla verticillata adalah tumbuhan spermathophyta yang hidup di air, sehingga ia
memiliki bentuk adaptasi yang berbeda dengan spermatophyte darat. Dinding selnya
tebal untuk mencegah osmosis air yang dapat menyebabkan lisisnya sel.

Klasifikasi Hydrilla verticillata :

Kingdom
: Plantae
Divisio: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Hydrocharitales
Familia
: Hydrocharitaceae
Genus
: Hydrilla
Species
: Hydrilla verticillata

BAB IV
Alat Dan Bahan
Alat :
Microskop
Kaca objek (Object glass)
9

Kaca penutup (the glass)


Pipet tetes
Pinset
Pisau Silet tajam baru
Jarum pentul
Beaker glass

Bahan :
Aquades
Empelur Manihot Utilissima
Daun Hydrilla verticillata

BAB V
Prosedur Kerja
Empelur Manihot Utilissima:
1) Siapkan empelur (gabus) Manihot Utilissima
2) Irislah bagian empelur/gabus tersebut secara membujur dengan silet setipismungkin agar
mudah diamati.
3) Siapkan kaca objek dan kaca pentup.
4) Pada kaca objek , tetesi air terlebih dahulu secukupnya.
5) Kemudian letakkan irisan gabus di atas kaca objek yang telah ditetesiair dan tutup dengan
kaca penutup.
6) Letakkan objek gabus tersebut pada meja preparat.
7) Amati dengan mikroskop dengan perbesaran 10 kali pada lensaobjektif. Setelah terlihat ,
amati lagi dengan perbesaran 40 kali pada lensaobjektif.

1)
2)
3)
4)
5)

Daun Hydrilla verticillata :


Diambil sehelai daun Hydrilla verticillata
Kemudian disayat tipis
Stelah itu pindahkan menggunakan jarum pentul untuk diletakkan objek glass
Kemudian tetesi aquadest ,lalu ditutup dengan the glass
Amati dengan mikroskop dengan perbesaran 10 kali pada lensaobjektif. Setelah terlihat ,
amati lagi dengan perbesaran 40 kali pada lensaobjektif.

10

BAB VI
Hasil Pengamatan

Hasil Real
EmpelurManihot Utilissima

Hasil Pengamatan

Perbesaran 10 X 40
Hasil Real

Hasil Pengamatan

11

Daun Hydrilla verticillata

Perbesaran 10 X 40

Hasil Real
Daun Hydrilla verticillata

Hasil Pengamatan

Perbesaran 10 X 50

12

Hasil Real
Daun Hydrilla verticillata

Hasil Pengamatan

Perbesaran 10 X60
BAB VII
Pembahasan
Dengan penelitian kita dapat melakukan sebuah pembahasan pada sel mati dan sel
hidup.
1. Manihot utilisima (empelur ubi kayu)
Manihot utilisima (ubi kayu) merupakan tanaman pangan pengganti nasi ,jagung,ataupun
sagu ,yang dapat hidup didaerah tropis. Ubi kayu atau Manihot utilissima adalah tumbuhan
berbatang getas (mudah patah) ,berbentuk bulat dan bergerigi.
Sel penyusun empulur berbentuk segi enam dan memiliki ruang antar sel yang besar. Sel
tersebut bersifat mati karena hanya berupa ruang kosong. Sel empulur tersebut berasal dari
jaringan parenkim yang sudah mati. Pada beberapa tumbuhan, sel empulur dapat berfungsi
sebagai penyimpan air (teratai) dan penyimpan cadangan makanan (sagu).
Pada sel gabus ( isi sel mati ) tidak tampak nukleus, plastida, maupun vakuola sentral.
Sebagaimana pada sel hidup, antar sel mati terpisah oleh lamella tengah, hanya saja pada sel
mati lamela tengah terlihat lebih jelas. Lignifikasi telah membuat protoplas dalam sel tersebut
mati total, sel gabus itu mengeras dan menggembung (selulosa menjadi lignin), dinding
sekunder membesar (karena zat pembentuk dinding yang tersimpan dalam dinding primer)
sehingga dinding primer dan lamela tengah hanya tampak seperti garis-garis saja.

13

Pada sel Manihot Utilissima hanya terlihat sel gabus yang kosong yang berisi
air/gelembung air, tidak terlihat inti sel dan sitoplasma pada sel tersebut.
Sel dikatakan hidup apabila pada ruang sel terdapat protoplasma yang didalmnya
terdapat Inti sel,Plasma sel,Mitokondria, dan butir-butir sel , sedangkan pada sel empelur
Manihot Utilissima tidak terdapat bagian-bagian tersebut karena itu Manihot Utilissima
digolongkan kedalam sel mati atau disebut sel mati. Sel empelur ini berasal dari jaringan
parenkim yang sudah mati. Pada beberapa tumbuhan sel empelur dapat berfungsi sebagai
penyimpan air (teratai) , dan penyimpanan cadangan makanan (sagu) .
Pada sel gabus (isi sel mati) :
- Tidak tampak nucleus
- Plastid & vakuola sentral
Sebagaimana pada sel hidup antar sel mati terpisah oleh lamella tengah yang terlihat
lebih jelas. Lignifikasi telah membuat protoplasma dalam sel tersebut mati total , sel gabus itu
mengeras dan menggembung (selulosa menjadi lignin) ,dinding skunder membesar (karena
zat pembentuk dinding yang tersimpan dalam dinding primer) , sehingga dinding primer dan
lamella tengah hanya tampak seperti garis-garis saja.

2. Hydrilla verticillata(Daun Hydrilla)


Hydrilla verticillata adalah tumbuhan spermathophyta yang hidup di air, sehingga ia
memiliki bentuk adaptasi yang berbeda dengan spermatophyte darat. Dinding selnya tebal
untuk mencegah osmosis air yang dapat menyebabkan lisisnya sel.
Sel hydrilla berbentuksegi empat beraturan yang tersusun seperti batu bata ,serta
memeiliki kloroplas dan klorofil yang terdapat didalmnya. Pada daun hydrilla juga terdapat
trikoma yang berfungsi untuk mencegah penguapan berlebih.
Dari hasil pengamatan akan daun dari Hydrilla verticillata dapat dilihat dinding sel yang
sangat jelas membatasi antara sel yang satu dengan yang lain, sitoplasma, serta plastida yang
berwarna hijau atau yang biasa disebut dengan kloroplas. Sebagaimana yang telah diketahui
sel dari daun Hydrilla verticillata memiliki bagian protoplasmik yaitu yang dapat dilihat pada
saat pengamatan adalah kloroplas dan sitoplasma. Kalau dilihat dengan seksama kloroplas
tersebut melakukan gerakan, gerakannya berupa gerakan rotasi dan aliran sirkulasi, yang
artinya dia berputar searah jarum jam.
Aliran sitoplasma dalam tumbuhan akan menggerakkan plastida melewati beberapa
vakuola kesegala arah yang disebut dengan sirkulasi , aliran ini biasanya terdapat pada sel
tumbuhan yang masih muda , karena pada tumbuhan muda , sel-sel masih dalam tahap
pertumbuhan dan perkembangan , sehingga masih membutuhkan bahan-bahan organik untuk
14

sintesis komponen-komponen sel. Sedangkan aliran sitoplasma yang mengelilingi vakuola


disebut aliran rotasi ,terjadi pada sel tua ,karena sel tua tidak terlalu banyak memerlukan
senyawa organik lagi , maka bahan organik tersebut dibawah kevakuola untuk disimpan
sebagai cadangan makanan ,jika suatu saat tumbuhan membutuhkannya ,misalnya dalam
kondisi kekeringan atau pada musim kemarau .
Dari hasil pengamatan :
- Dinding sel terlihat sangat jelas membatasi antara sel yang satu denan sel lainnya
- Terdapat aktifitas sel dan sitoplasma
- Serta plastida yang berwarna hijau (kloroplas)
- Serta terdapat inti sel

BAB VIII
Kesimpulan
Sel adalah structural terkecil dan fungsionil dari suatu mahluk hidup yang secara
independen mampu melakukan metabolisme,reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang
menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut
masih menunjukkan cirri-ciri kehidupan misalnya melakukan metabolisme ,mampu
beradaptasi dengan perubahan lingkungannya ,peka terhadap rangsangan dan ciri hidup
lainnya.suatu sel hidup harus memiliki protoplasma yang berisi inti sel dan sitoplasma ,
sedangkan sel mati terdiri dari paraplasma yang berupa dinding sel,zat ergastik,dan pigmen.
Setelahmelakukan sebuah praktikkum pengamatan pada sel, kita dapat menyimpulkan
perbedaan diantara sel hidup dan sel mati, yang sebelumnya telah diamati dengan
menggunakan mikroskop. Berikut perbedaan diantara sel sel tersebut.
1. Sel hidup adalah sel yang masih memiliki peran penting dalam metabolisme
kehidupan dari mahluk hidup, hal itu ditandai dengan adanya hasil metabolisme yang
berupa bahan atau zat ergastik .
2. Sel mati adalah sel yang sudah tidak memiliki peranan dalam proses kelangsungan
kehidupan dan hanya berupa dinding sel.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan sel mati terdapat pada Empelur Manihot utilisima
(gabus pada ubi kayu) dan sel hidup terdapat pada tumbuhan Hydrilla verticillata .

15

BAB IX
Daftar pustaka
Johnson,W.H. 1965. General Biology of structural Plants Cell Rine part and Winston.
Jakarta : Cuyugoro
Sri Sabami, Soemartono, dkk. 1978. Definisi sel tumbuhan dan sel hewan I. Bandung : Seri
IPB
Stonger, Usinger. 1978. Cell Structure. Jakarta : Erlangga
Jitrosoepomo, Gembong. 1996. Taksonomi tumbuhan. Yogyakarta : Gajah mada university
press.

16

PRAKTIKUM II
PLASTIDA

BAB I
Judul : Plastida

BAB II
Tujuan praktikum

Dapat mengetahui perbedaan antara kloroplas, kromoplas, dan leukoplas


Dapat mengetahui bentuk plastida dari objek yang diamati

BAB III
Landasan teori
Plastida merupakan organel yang amat dinamis dan mampu membelah, tumbuh, dan
berdiferensiasi menjadi berbagai bentuk. Pada sel muda tumbuhan tingi, plastida biasanya tak
berwarna dan biasa disebut leukoplas atau proplastida. Plastid merupakan organel utama yang
hanya ditemukan pada tumbuhan dan alga dan sebagian kecil cyanobacteria. Plastida
berfungsi untuk membantu proses fotosintesin, dan juga untuk sintesis asam lemak yang
diperlukan untuk pertumbuhan sel tumbuhan. Tergantung pada fungsi dan morfologinya,
plastida biasanya diklasifikasikan menjadi kloroplas, leukoplas (termasuk amiloplas dan
elailoplas), atau kromoplas. Plastida merupakan devirat dari proplastid, yang dibentuk pada
bagian meristematik tumbuhan.
Berdasarkan pigmen-pigmen yang dikandungnya, plastida diklasifikasikan menjadi tiga,
yaitu:
1. Kloroplas
Kloroplas merupakan plastid yang mengandung pigmen hijau, yang sering disebut
klorofil. Didalam kloroplas terdapat klorofil dan pimen lain yang terletak pada bahan dasar
17

pada membrane atau pada bahan dasar didalam kloroplas. Bahan dasar kloroplas berupa
cairan yang disebut dengan stoma. Kloroplas terdapat pada semua bagian tumbuhan,
termasuk pada daun, batang, dan buah yang belum matang. Didalam kloroplas terdapat
pigmen klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis. Kloroplas mempunyai bentuk
seperti cakram dengan ruang yang disebut stroma. Stroma ini dibungkus oleh dua lapisan
membran. Membran stroma ini disebut tilakoid, yang didalamnya terdapat ruang-ruang antar
membran yang disebut lokuli. Didalam stroma juga terdapat lamella yang bertumpuk-tumpuk
membentuk grana (kumpulan granum).
Granum sendiri terdiri atas membran tilakoid yang merupakan tempat terjadinya reaksi
terang dan ruang tilakoid yang merupakan ruang diantara membran tilakoid. Bila sebuah
granum disayat maka akan dijumpai beberapa komponen seperti protein, klorofil a, klorofil b,
karetonoid, dan lipid. Secara keseluruhan, stroma berisi protein, enzim, DNA, RNA, gua
fosfat, riboso, vitamin-vitamin, dan juga ion-ion logam seperti seperti mangan (Mn), besi
(Fe), maupun perak (Cu). Pigmen fotosintesik terdapat pada membran tilakoid. Sedangkan
pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk
akhir berupa glukosa yang dibentuk didalam stroma. Klorofil sendiri sebenarnya hanya
merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem.
2. Leukoplas
Leukoplas merupakan plastid yang tidak berwarna, umumnya leukoplas terdapat pada
tempat yang tidak terkena sinar matahari. Misalnya pada organ tempat penyimpanan
cadangan makanan, umbi-umbian. Berdasarkan fungsinya leukoplas dibedakan menjadi tiga,
yaitu:
a. Amiloplas
Fungsi dari amiloplas ini adalah untuk menyimpan amilum atau yang sering disebut
pati. Amilum merupakan polisakarida yang banyak ditemukan dialam. Contohnya
pada batang pohon sagu, pada umbi-umbian, dan lain sebagainya.,
b. Elailoplas
Fungsi dari elailoplas/lipidoplas ini adalah untuk membentuk dan menyimpan lemak.
c. Proteoplas
Fungsi dari proteoplas ini adalah untuk menyimpan protein.
3. Kromoplas
Kromoplas merupakan pigmen yang mengandung pigmen nonfotosintesik (merah,
kuning, orange). Umumnya kromoplas ini terdapat pada mahkota bunga. Pigmen-pigmen
yang terkandung dalam kroplas ini adalah:
a. Karoten
Pigmen karoten ini mengakibatkan warna kuning pada wortel dan lain-lain.
b. Xantofil
Untuk pigmen xantofil ini dapat mengakibatkan warna kuning kecoklatan seperti pada
daun yang layu, ataupun yang sudah tua.
c. Fikosianin
Untuk fikosianin, pigmen ini dapat mengakibatkan warna biru, misalkan pada
ganggang biru.
Struktur plastida :
18

a)
b)
c)
d)
e)
f)

g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)

Membran luar : berfungsi untuk mengatur keluar masuknya zat


Mempunyai permukaan yang rata
Ruang antar membran : permeable terhadap zat yang masuk
Membran dalam : berfungsi sebagai pembungkus cairan kloroplas yang disebut dengan
stroma
Stroma : berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi gelap
Lumen tilakoid : membran dalam berlipat berpasangan yang disebut lamela. Secara
berkala lamella ini membesar membentuk gelembung pipih yang terbungkus membran
dan dinamakan tilakoid
Membran tilakoid : berfungsi untuk membantu dalam reaksi terang (terdapat enzimenzim)
Granum : merupakan tumpukan tilakoid, berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi
terang
Tilakoid/lamella: didalam tilakoid terdapat kumpulan partikel yang disebut kuantosom
(tempat klorofil) dan berfungsi sebagai penghubung antara grana
Pati : merupakan organel bahan dasar pembentukan hasil fotosintesis ; glukosa
Ribosom : tempat terjadinya sintesis protein
DNA plastida : mengatur kegiatan dalam sel
Plastogobula : semacam lipid.

Plastida yang akan diamati adalah plastida yang terdapat pada daun suji dan cabai merah.
1. Klasifikasi suji
Kingdom : plantae
Divisi
: magnoliophyta
Kelas
: liliopsida
Ordo
: liliales
Family
: liliaceae
Genus
: Ploemelle
Spesies
: Ploemelle angustifolia
2. Klasifikasi cabai merah
Kingdom : plantae
Divisi
: megnoliophyta
Kelas
: magnoliopsida
Ordo
: solanes
Family
: solanaceae
Genus
: Capsicum
Spesies
: Capsicum anum

BAB IV
Alat dan bahan
Alat
Mikroskop
Objek glass
Cover glass
Pipet tetes
19

Cutter/silet
Penjepit gabus
Jarum pentul

Bahan
Daun suji (Plomelle sp)
Cabai merah (Capsicum anum)
Aquadest

BAB V
Prosedur kerja
Untuk daun Ploemelle
1. Daun Ploemelle dipotong dengan panjang dan lebar sama (1 cm) tepat melewati
tulang daun utama
2. Hasil potongan diselipkan pada penjepit gabus
3. Disayat dengan cutter/silet
4. Hasil sayatan diambil dengan jarum pentul, lalu letakkan di atas objek glass
5. Ditetesi aquadest, lalu tutup dengan cover glass
6. Amati dibawah mikroskop
Untuk cabai merah
1. Kulit luar (epidermis) buah cabai merah disayat tipis dengan menggunakan cutter/silet
2. Hasil sayatan diambil dengan jarum pentul, lalu diletakkan diatas objek glass
3. Ditetesi dengan aquadest, lalu tuto dengan cover glass
4. Amati dibawah mikroskop

20

BAB VI
Hasil pengamatan
I. Daun Ploemelle sp
Hasil real

Hasil pengamatan

II. Capsicum anum


Hasil real

Hasil pengamatan

BAB VII
21

Pembahasan
Plastida merupakan salah satu organel yang amat dinamis dan hanya ada pada tumbuhan.
Plastida dibedakan menjadi tiga yaitu kloroplas, kromoplas, dan leukoplas. Pada praktikum
ini sampel yang di amati adalah daun dari Ploemelle (daun suji) dan Capsicum anum (cabai
merah). Kromoplas memberi warna pada berbagai alat tumbuhan. Namun tidak seluruh
warna pada tumbuhan disebabkan oleh pigmen dalam plastida, sebab dalam cairan vakuola
juga dapat ditemukan sebagai zat warna. Berdasarkan pengamatan, plastida yang terdapat
pada Capsicum anum adalah kromoplas. Capsicum anum mengandung karotenoid sehingga
menimbulkan warna jingga. Sedangkan plastida pada Ploemelle adalah kloroplas. Warna
hijau pada daun suji disebabkan karena klorofil (zat hijau daun) yang terdapat pada kloroplas
sehingga menimbulkan warna hijau.

BAB VIII
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

Plastida adalah organel penting yang terdapat pada sel tumbuhan. Plastida dibedakan
menjadi tiga yaitu kloroplas, kromoplas, dan leukoplas.
Plastida yang terdapat pada daun Ploemelle adalah kloroplas, sedangkan plastida yang
terdapat pada Capsicum anum adalah kromoplas.

BAB IX
22

Daftar pustaka
Agustina, tri wahyu. 2010. Anatomi Tumbuhan. Bandung : Penerbit Erlangga
Hidayat, estiti. 1995. Plastida Pada Tumbuhan. Bandung : Penerbit ITB
Taufiq.
2012.
Anatomi
Sel
tumbuhan
dan
Pigmen.
http://ochinokurosaki.blogspot.com/2011/10/sel-tumbuhan-dan-pigmen.html. diakses pada 04
Januari 2015 pukul 16.00 WIB

PRAKTIKUM III

23

AMILUM
BAB I
Judul

: Butir Pati ( Amilum )

BAB II
Tujuan

:
-

Dapat mengetahui jenis butir pati


Dapat membedakan jenis-jenis pati

BAB III
Dasar Teori
Amilum adalah jensi polisakarida yang banyak terdapat dalam, yaitu sebagian tumbuhan
terdapat umbi, daun, batang , dan biji-bijian (Poedjiadi,A.2009)
Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan tanaman.
Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari
produk fotositesis. Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman, dalam biji, berjari-jari teras, kulit batang,akar tanaman menahun, dan umbi.
Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering umbi kentang
(Gunawan,2004)
Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari
glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin.
a) Amilosa

: Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikaatan

1,4 glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka.


b) Amilopektin : Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan
1,4- glikosidik. Adanya ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan terjadinya cabang
sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul
amilopektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit
glukosa (Poedijiadi,A.2009)
Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut dalam air (amilosa) dan 80% bagian
yang tak larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh asam mineral menghasilkan glukosa
sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif (Gunawan,2004)
24

Bentuk sederhana amilum adalah glukosa dan rumus struktur glukosa adalah C6H1206 dan
rumus bangun dari D-glukosa
Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan
glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase, dalam air ludah dan
dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amilum
yang terdapat pada makanan kita oleh enzim amilase yang terdapat pada maltosa dalam
bentuk -maltosa (Poedijiadi,A.2009)
Amilum juga disebut pati. Pati yang diperdagangkan diperoleh dari berbagai bagian
tanaman,misalnya endosperma biji tanaman gandum,jagung, dan padi ; dari umbi kentang;
umbi akar Manihot esculenta (pati tapioca) ; batang Mextroxylon sagu (pati sagu); dan
rhizom umbi tumbuhan beristaminoida yang meliputi Canna edulis , Maranta arundinacea,
dan Curcuma angustifolia (pati umbi larut) .(Fahn,1995)
Tanaman dengan kandungan amilum yang digunakan dibidang farmasi adalah jagung ( Zea
mays) , Padi/beras (Oryza sativa), Kentang ( Solanum tuberosum), Ketela rambat (Ipomoea
batatas), Ketela pohon (Manihot utilissima). ( Gunawan,2004)
Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang diisolasi dari zea mays Linne
(Graminae), Tirticum aseticum Linne (Graminae), dan Solanum tuberosum Linne
(Solanaceae). Granul amilum jagung berbentuk polygonal , membulat atau sferoidal dan
mempunyai garis tengan 35 mm. amilum gandum dan kentang mempunyai komposisi yang
kurang seragam, masing-masing mempunyai 2 tipe granul yang berbeda. (Gunawan,2004)
Amilum digunakan sebagai baahan penyusun dalam serbuk dan sebagai bahan pembantu
dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet ,bahan pengikat, dan
bahan penghancur. Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum
terhadap keracunan iodium dan amilum gliserin biasa digunakan sebagai basis untuk
supositoria (Gunawan,2004)
Sebagai amilum normal, penggunaanya terbatas dalam industry farmasi. Hal ini disebabkan
karakteristiknya yang tidak mendukung seperti daya alir yang kurang baik, tidak mempunyai
sifat pengikat sehungga hanya digunakan sebagai pengisi tablet bagi bahan obat yang
mempunyai daya alir baik atau sebagai musilago,bahan pengikat dalam pembuatan tablet cara
granulasi basah ( Anwar,2004)

25

Amilum hidroksi-etil adalah bahan yang sistematik yang digunakan sebagai pengencer
plasma (dalam larutan 6%). Ini merupakan pengibatan tambahan untuk kejutan yang
disebabkan oleh pendarahan,luka terbakar,pembedahan ,sepsis dan trauma lain. Sediaan
amilum yang terdapat dalam pasaran adalah volex (Gunawan,2004)
Fungsi amilum dalam dunia farmasi digunakan sebagai bahan penghancur atau pengembang
(disintegrant), yang berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan
(Syamsuni H,A.2007)
Butir pati mula-mula dibentuk dalam kloroplas melalui fotosintesa. Tetapi pertumbuhannya
yang sempurna terjadi dalam leukoplas dalam sel penyimpan. Setiap butir pati terdiri dari :
1. Hilus : titik yang dikelilingi oleh lapisan /lamel. Letak hilum biasanya ditengah atau
dipinggir
2. Lamel : lapisan sebagai akibat letak molekul yang lebih padat diawal pembentukan
lapisan secara bertahap menjadi lebih renggang disebelah luar
Jenis butir pati :
1) Pati majemuk
Jika didalam plastid terbentuk lebih dari satu butir pati. Contoh butir pati gandum
(Avena) dan pati beras (Oryza sativa)
2) Pati setengah majemuk
Butir pati ini memiliki hilus berjumlah dua yang masing-masing dikelilingi oleh
lamela.Contohnya pada butir pati kentang (Solanum Tuberosum)
3) Pati tunggal
Butir pati yang hanya memiliki satu hilum dan tidak berlekatan dengan butir pati lainnya,
butir pati tunggal. Contohnya butir pati irut (Maranta)
Pada pratikum butir pati ,sampel yang digunakan :
Oryza sativa (butir pati beras)
Tepung beras mengandung pati beras ,protein ,vitamin dan lain-lain bahan yang terkandung
pada pati beras. Orang bisa juga mendapatkan tepung yang merupakan campuran dua atau
lebih pati. Kata tepung lebih berkaitan dengan komoditas ekonomis. Kerancuan
penyebutan pati dengan kanji tampaknya terjadi karena penenrjemaha.
Klasifikasi Oryza sativa :
Kingdom

: Plantae
26

Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Poales
Familia : Poaceae
Genus
: Oryza
Species : Oryza sativa L

BAB IV
Alat Dan Bahan :
Alat :
Microskop
Kaca objek (Object glass)
Kaca penutup (the glass)
Pipet tetes
Pinset
Jarum pentul
Beaker glass
Bahan :
Aquades
Oryza sativa (butir pati beras)

BAB V
Prosedur Kerja
Butir pati Oryza sativa:
1) Siapkan butir pati beras yang sudah halus menggunakan jarum pentul
2) Diletakkan diatas object glass
3) Kemudian tetesi aquadest menggunakan pipet tetes
4) Tutup dengan cover glass atau the glass
5) Kemudian amati dibawah mikroskop
6) Jika aquadest terlalu banyak ,kelebihan aquadest pada kaca object dapat diserap dengan
kertas tissue

BAB VI
Hasil Pengamatan
27

Hasil Real
Butir pati Oryza sativa

Hasil Pengamatan
Butir pati Oryza sativa

Perbesaran 10 X 40
Perbesaran 10 X 40

BAB VII
Pembahasan
Dengan penelitian kita dapat melakukan sebuah pembahasan pada penampang butir
pati (Amilum) pada pati beras.
Pati beras berwarna putih dan teksturnya halus ,pada butir pati beras mengandung :
a. Amilosa

: Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikaatan 1,4

glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka.


b. Amilopektin : Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan
1,4- glikosidik. Adanya ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan terjadinya cabang sehingga
molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih
besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa
(Poedijiadi,A.2009)

28

Pada pratikum kali ini berdasarkan hasil pengamatan yang dilihat dimikroskop bentuk
pati beras berbentuk polygonal. Dan dilihat didalam plastid terbentuk lebih dari satu butir
pati.

BAB VIII
Kesimpulan
Dapat mengetahui butir pati pada beras ,serta membedakan jenis-jenis butir pati
Jenis butir pati :
1) Pati majemuk
Jika didalam plastid terbentuk lebih dari satu butir pati. Contoh butir pati gandum
(Avena) dan pati beras (Oryza sativa)
2) Pati setengah majemuk
Butir pati ini memiliki hilus berjumlah dua yang masing-masing dikelilingi oleh
lamela.Contohnya pada butir pati kentang (Solanum Tuberosum)
3) Pati tunggal
Butir pati yang hanya memiliki satu hilum dan tidak berlekatan dengan butir pati
lainnya, butir pati tunggal. Contohnya butir pati irut (Maranta)

BAB IX
Daftar pustaka
Johnson, 1985. Anatomi Tumbuhan. Universitas Gajah Mada; Yokyakarta.
Subowo,1992.HistologiUmum.BumiAksara;Jakarta.
Syamsuri,1997.BiologiUmum.Erlangga;Jakarta.

29

PRAKTIKUM IV
VAKUOLA DAN ZAT ERGASTIK
BAB I
Judul

: Vakuola Dan Zat Ergastik

BAB II
Tujuan

Dapat mengetahui apa saja yang terdapat didalam vakuola sel tumbuhan
Memahami struktur sel tumbuhan
Mampu mengidentifikasi komponen melalu pengamatan denganmikroskop

BAB III
Dasar Teori

30

Zat Ergastik adalah hasil metabolisme sel yang tidak terpakai lagi dan biasanya
disimpan didalam vakuola.
Didalam sel tumbuh-tumbuhan terdapat banyak benda-benda yang nonprotoplasmik atau
biasa disebut dengan benda-benda ergastik, yang biasanya berada didalam vakuola, dalam
plasma sel dan kerapkali pula dalam plastida. Benda yang nonprotoplasmik ini terdiri dari
substrak (bahan) organik dan anorganik, dapat bersifat cair maupun padat.
Menurut para ahli botani, benda-benda yang nonprotoplasmik itu umumnya merupakan
cadangan makanan yang jumlahnya berlebihan atau keadaannya dalam jumlah yang besar
pada tempat-tempat penimbunan cadangan makanan seperti pada akar umbi.
Didalam sel-sel makhluk hidup khususnya sel tumbuhan selain banyak dijumpai adanya
benda-benda protoplasmik (hidup) juga terdapat benda-benda nonprotoplasmik (tak hidup)
atau disebut benda ergastik. Benda-benda ini terdiri dari substrak yang bersifat cair maupun
padat dan merupakan hasil dari metabolisme sel. Adapun benda ergastik yang bersifat padat
adalah amilim, aleuron, kristal ca-oksalat, kristal kersik, sistolit. Sedangkan benda
ergastikyang bersifat cair atau lendir dari hasil tambahan metabolisme yang bersifat organik
atau anorganik terdapat didalam cairan sel berupa zat-zat yang larut didalamnya, antara lain
asam organik, karbohidrat, protein, lemak, tann, antosian alkaloid, minyak atsiri, yang
ditemukan dalam sitoplasma atau dalam vakuola zat yang terlarut didalam cairan sel bendabenda untuk setiap sel, bahkan dalam sebuah sel komposisi zat yang terlarut di masingmasing vakuola mungkin berbeda satu sama lain.
Vakuola merupakan organela terbesar pada sel tumbuhan dewasa.
Lebih dari 90% dari volume protoplasma merupakan vakuola. Didalam vakuola terdapat
cairan vakuola yang dibatasi oleh tonoplas yang menjadi dinding vakuola. Vakuola pada sel
meristem ukurannya lebih kecil dan jumlahnya lebih banyak. Cairan vakuola terdiri dari air,
namun di dalamnya bisa terlarut zat seperti gula, garam, protein, zat penyamak dan zat warna.
Gula
Gula yang terdapat dalam vakuola adalah gula terlarut seperti glukosa, sakrosa, maltose
dan fruktosa. Inulin merupakan hasil kondensasi fruktosa yang larut dalam air terdapat
dalam vakuola tanaman arterceae. Dalam etanol, inulin menghablur sebagai sfero kristal.
Garam
Garam sering ditemukan adalah garam K, Mg dan Ca yang biasanya berikatan dengan
asam organik seperti asam oksalat, asam malat dan asam karbonat, tetapi yang paling
banyak ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi dalah Ca-oksalat. Ca sering ditemukan
berikatan sengan asam oksalat yang menghablur menjadi berbagai bentuk kristal.
Macam-macam bentuk:
31

1) Kristal berbentuk jarum (rafida)


2) Kristal drus atau agregat dan kristal prisma
3) Kristal pasir atau kristal prisma yang berukuran kecil
Protein
Di dalam protein vakuola sel beberapa macam-macam biji banyak terdapat protein.
Ketika biji ini mengering, protein mengenap diatas luar vakuola atau dalam vakuola itu
yang dinamakan butir aleuron.
Butir aleuron merupakan struktur bulat dari protein yang mengendap pada luar atau
dalam vakuola. Butiran aleuron terdiri dari globoloid dan kristoloid.
Globoloid adalah tubuh bulat yang mengandung fitin, yaitu asam heksafosfor meso
inosit. Sedangkan Kristoloid adalah krisloid adalah kristal protein.
Alkaloid
Alkoloid merupakan basa tumbuhan yang mengandung unsu N, contohnya adalah
kafein, teobromin, dan lain-lain.
Tanin
Tanin merupakan ikatan gula (glikosida) dengan asam galat. Tanin sering disebut juga
dengan zat penyamak, banyak ditemukan pada kulit kayu.
Zat warna atau Pigmen
Pigmen dalam vakuola adalah flavonoid yaiyu antosian dan flavon yang terlarut dalam
cairan vakuola. Antosian hanya ditemukan di epidermis. Warna ungu pada permukaan
bawah daun rhoe discolor disebabkan oleh antosian, flavol atau flavonol terdapat pada daun
mahkota bunga.
Klasifikasi tumbuhan
Kingdom
Sub kingdom
Divisi

: Plantae
: Tracheobionta
: Magnoliophyta

Super divisi

: Spermatophyta

Kelas
Sub kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Magnoliopsida
: Rosidae
: Myrtales
: Myrtaceae
: Psidium
: Pasidium guajava L

Kingdom
Sub kingdom
Divisi
Super divisi
Kelas
Sub kelas
Ordo

: Plantae
: Tracheobionta
: Magnoliophyta
: Spermatophyata
: Liliopsida
: Commelinidae
: Commelinales
32

Famili
Genus
Spesies

: Commelinaceae
:Rhoe
: Rhoe discolor

Kingdom
Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Plantae
: Magnoliophyta
: Magnoliopsida
: Caryophyllales
: Amaranthaceae
: Amaranthus
: Amaranthys spinosus L

Kingdom
Divisi
Kelas
Ordo
Family
Genus
Spesies

: Pplantae
: Magnoliophyta
: Liliopsida
: Liliales
: Liliaceae
: Margapluemele
: Ploemele agustifolia

Kingdom
Divisi
Kelas
Ordo
Family
Genus
Spesies

: Plantae
: Magnoliophyta
: Magnoliopsida
: Malpighiales
: Acalyphoideae
: Ricinus
: Ricinus Communis

BAB IV
Alat Dan Bahan
Alat
1) Pisau silet baru
2) Objek glass
3) Cover glass
4) Pipet tetes
5) Beaker glass
33

6) Mikroskop
Bahan
1) Daun Psidium guajava
2) Daun Rhoe discolor
3) Batang Amarantus spinosus
4) Batang Plomelle sp
5) Endosperm Ricinus communis
6) Aquadest
BAB V
Prosedur Kerja
Psidium guajava
1) Diambil daun satu helai daun psidium guajava, dipotong dengan panjang dan lebar 1
2)
3)
4)
5)
6)

cm tepat melewati tulang daun utama


Hasil potongan diselipkan pada penjepit gabus
Di sayat dengan pisau
Hasil sayatan di ambil dengan jarum pentul, lalu diletakan diatas objek glass
Ditetesi dengan aquadest, lalu ditutup dengan cover glass
Diamati di bawah mikroskop

Rhoe discolor
1) Diambil daun satu helai daun rhoe discolor, dipotong dengan panjang dan lebar 1 cm
2)
3)
4)
5)
6)

tepat melewati tulang daun utama


Hasil potongan diselipkan pada penjepit gabus
Di sayat dengan pisau
Hasil sayatan di ambil dengan jarum pentul, lalu diletakan diatas objek glass
Ditetesi dengan aquadest, lalu ditutup dengan cover glass
Diamati di bawah mikroskop

1)
2)
3)
4)
5)
6)

Amarantus spinosus
Diambil batang pada Amarantus spinosus, dipotong setipis mungkin
Hasil potongan diselipkan pada penjepit gabus
Di sayat dengan pisau
Hasil sayatan di ambil dengan jarum pentul, lalu diletakan diatas objek glass
Ditetesi dengan aquadest, lalu ditutup dengan cover glass
Diamati di bawah mikroskop

1)
2)
3)
4)

Plomelle sp
Diambil batang pada plomelle sp, dipotong setipis mungkin
Hasil potongan diselipkan pada penjepit gabus
Di sayat dengan pisau
Hasil sayatan di ambil dengan jarum pentul, lalu diletakan diatas objek glass
34

5) Ditetesi dengan aquadest, lalu ditutup dengan cover glass


6) Diamati di bawah mikroskop

1)
2)
3)
4)
5)
6)

Ricinus communis
Diambil biji pada Ricinus communis, dipotong setipis mungkin
Hasil potongan diselipkan pada penjepit gabus
Di sayat dengan pisau
Hasil sayatan di ambil dengan jarum pentul, lalu diletakan diatas objek glass
Ditetesi dengan aquadest, lalu ditutup dengan cover glass
Diamati di bawah mikroskop

BAB VI
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan

Hasil Real

Daun Psidium guajava

Daun Rhoe discolor

35

Batang Amarantus spinosus

Batang Plomelle

Endosperm Ricinus communis

BAB VII
Pembahasan

36

Epidermis pada daun rhoe discolor jaringan e[idermis daun ada 2 yaitu: epidermis atas
pada sisi adaksial dan epidermis bawah pada sisi abaksial.
Jaringan epidermis yang tersusun atas sel-sel epidermis yang berukuran seragam dan
sebagian besar hanya 1 lapis. Namun ada juga yang tersusun verlapis seperti pada daun
mentega. Pada daun jaringan epidermis nampak berlapis 2-3 lapisan, hal ini merupakan salah
satu bentuk adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan kering. Dikatakan sebagai epidermis
berlapis apabila sel-sel penyusunnya berasal dari sel inisial yang sama yaitu protoderm,
namun jika berasal dari sel inisial yang berbeda maka disebut sebagai hipodermis.
Pada jaringan epidermis daun juga ditemukan adanya derivat epidermis diantaranya:
1) Stomata
Stomata merupakan derivat epidermis yang ada pada seluruh daun pada setiap
tanaman. Stomata terdiri atas sel penjaga dan lubang stomata.
2) Sel kipas
Pada beberapa tanaman suku cyperaceae, tepi daunnya menggulung seperti pada daun
sereh.penggulungan daun ini diakibatkan karena adanya sel-sel kipas, yaitu sel-sel
epidermis yang berukuran besar.
3) Sel litosit
Derivat epidermis ini hanya terdapat pada beberapa daun saja, Sel ini berukuran besar
dan berbeda dengan sel-sel disekitarnya karena mengandung sistolit yang tersusun
atas kristal kalsium karbonat. Sistolit ini menggantung pada suatu tangkai yang
dinamakan tangkai selulosa.
4) Trikoma
Trikoma merupakan derivat epidermis yang berasal dari penonjolan sel epidermis
layaknya papila namun pada trikom tonjolan yang dibentuk lebih panjang dan dapat
lepas dari sel epidermis.
5) Sel gabus
Derivat epidermis contohnya pada epidermis tanaman tebu. Selnya mengalami
penebalan sehingga lumenya sempit.
Pada epidermis rhoe discolor hanya ada derivat epidermis yang berupa stomata. Pada
daun rhoe discolor stomatanya lebih banyak dibandingkan dengan daun pada umumnya dan
berada di bagian bawah karena termasuk tumbuhan darat.
Pada daun Suji atau plomele sp bagian tubuh penyusunnya yang diamati pada bagian
daunnya. Sel-sel yang terlihat pada mikroskop memiliki ruang yang lebih kecil, dan
berbentuk bulat sampai lonjong, dan diketahui bahwa didalamnya daun tersebut terdapat
kroloplas. Kloroplas adalah pastida yang berwarna hijau yang berperan dalam proses
fotosintesis.
37

Jaringan meristem adalah jaringan embrional (jaringan muda) yang selnya masi aktif
membelah saecara mitosis. Yang terdapat ciri-cirinya seperti:
1)
2)
3)
4)
5)

Ukuran selnya kecil


Kaya sitoplasma
Dinding selnya tipis
Ukuran nukleuos besar
Berbentuk kuboid (persegi empat atau kubus)

Epiderdermis atas terdiri dari sel-sel epidermal jelas hanya lapisan yebal sel tunggal. Selsel ini rapat berperan dalam perlindungan dari luar. Sel epidermal berisi salah satu dari
prekursor untuk kutikula.
Dibawah epidermis terdapat jaringan parenkim palisade sel mesofil. Dapat membentuk
pagar/tiang di dalamnya terdapat klorofil (sel-sel hijau daun) berisi kloroplas untuk
fotosintesis dengan menyerap sinar matahari dan mengubah air dan Co2 menjadi gula.
Tinggi tanaman Rhoe discolor 40-60 cm, daun tunggal, lonjong, ujung runcing, pangkal
memekuk batang, tepi rata, panjang 25-30 cm, lebar 3-6 cm, permukaan atas hijau,
permukaan lainnya merah kecoklatan. Bunga majemuk, bentuk mangkok, diketiak daun,
terbungkus kelopak seperti kerang, benang sari silindris, banyak, putih , mahkota bentuk
segitiga, tiga lembar, putih. Akar merupakan Serabut kecoklatan.
Pada tanaman Bayam atau amarantus spinosus L memiliki akar sistem perakaran
tunggang. Pada batang kecil berbentuk bulat, lunak dan berair. Batang tumbuh tegak bisa
mencapaisatu meter dan percabangannya monopodial. Batang berwarna merah kecoklatan
atau hijau. Daun termasuk daun tunggal berwarna kehijauan, bentuk ovalis, panjang daun 1,56,0 cm, lebar daun 0,5-3,2 cm. Bunga berkelamin tunggal, yang berwarna hijau. Buah
berbentuk lonjong berwarna hijau dengan panjang 1,5 mm. Biji berwarna hitam mengkilat
dengan panjang antara 0,8-1 mm.
Pada tanaman psidium guajava batang jelas terlihat berkayu, silindris, permukaan licin
dan trlihat lepasnya kerak (bagian kulit yang mati), batang berwarna coklat mudah. Daun
tergolong daun yang tidak lengkap karena hanya terdiri dari helaian dan tangkai saja. Daun
jambu biji ini memiliki tulang daun yang menyirip.
BAB VIII
Kesimpulan
Zat Ergastik adalah hasil metabolisme sel yang tidak terpakai lagi dan biasanya
disimpan didalam vakuola.

38

Didalam sel tumbuh-tumbuhan terdapat banyak benda-benda yang nonprotoplasmik atau


biasa disebut dengan benda-benda ergastik, yang biasanya berada didalam vakuola, dalam
plasma sel dan kerapkali pula dalam plastida.
Vakuola merupakan organela terbesar pada sel tumbuhan dewasa.
Lebih dari 90% dari volume protoplasma merupakan vakuola. Didalam vakuola terdapat
cairan vakuola yang dibatasi oleh tonoplas yang menjadi dinding vakuola. Vakuola pada sel
meristem ukurannya lebih kecil dan jumlahnya lebih banyak.

BAB IX
Daftar pustaka
Kimball, john w.1983. Biologi jilid 1.Jakarta:Erlangga
Kertassapoetra, A. G.1991. Pengantar Anatomi tumbuh-tumbuhan. Jakarta: Rineka Cipta
Woelaningsih, sri.1987. anatomi tumbuhan. Jakarta:UT

39

PRAKTIKUM X
STOMATA
BAB I
Judul : Stomata
BAB II
Tujuan praktikum

Mahasiswa padat membedakan ke empat tipe stomata pada tumbuhan dikotil

BAB III
I.
Dasar teori
Stomata merupakan celah dalam epidermis yang di batsi oleh dua sel epidermis khusus
yaitu sel penutup. Stomat merupakan drivat dari sek epidermis. Pada dikotil, berdasarkan
susunan epidermis yang ada sel penutup ada empat jenus stomata:
1. Jenis Anomositik
Sel penutup yang di kelilingi sejumlah sel yang tidak berbeda ukuran dan bentuknya
dari sel epidermis lain. Jenis ini terdapat pada daun Citrullus vulgaris
2. Jenis an-isositik
Sel penutup di kelilingi oleh 3 buah sel tetangga yang tidak sama besar. Jenis ini
terdapat pada daun kalancoa pinnata
3. Jenis paracitik
Setiap sel penutup di iringi oleh sebuah sel tetangga atau lebih dengan sumber
panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta cela. Jenis ini terdapat pada
daun Vigna sinensis
40

4. Jenis diasitik
Setiap stomata dikelilingi oleh sel tetangga. Dinding bersama dari kedua sel
tetangga tegak lurus terhadap sumbu panjang sel penutup dan celah. Jenis ini
terdapat pada daun Diantus sp
Stomata ditemukan pada daun tumbuhan. Mereka juga bisa terdapat di kedua sisi atau
hanya pada satu sisi daun. Ketika stomata yang terdapat di kedua sisi daun maka mereka
disebut amphistomatic, jika hanya terdapat pada sisi atas maka disebut epistomatic, dan jika
hanya terdapat di sisi bawah maka mereka disebut hypostomatic. Stomata ditemukan dalam
epidermis daun dan mencakup hampir 1-12% dari permukaan daun. Meskipun mereka
ditemukan pada epidermis, positioning yang tepat berbeda dari tumbuhan ke tumbuhan.
Misalnya, dalam mesophyl, stomata ditemukan dalam tingkat yang sama dari epidermis.
Dalam beberapa tumbuhan mereka bahkan terletak di atas epidermis. (Campbell, 2003)
Terlepas dari ini variasi dalam lokasi, daun dikottil punya nomor lebih dari stomata pada
permukaan atas dari yang lebih rendah, namun daun monokotil memiliki jumlah yang sama
dari stomata di bagian atas dan bawah daun. Struktur stomata terdiri dari sel ginjal berbentuk
epidermal dengan pembukaan di pusat yang dikenal sebagai pori. Dinding bagian dalam sel
penjaga menghadapi aperture dan lebih tebal dari lapisan luar. Sel penjaga juga memiliki
vakuola yang besar. Sel-sel yang mengelilingi sel penjaga dikenal sebagai anak perusahaan
atau sel aksesori.
Fungsi Stomata di Tumbuhan
Fungsiyang paling penting dan utama dari stomata adalah pertukaran gas. Secara
sederhana kita dapat mengatakan bahwa tumbuhan mengambil CO2 dari atmosfer dan
memberikan keluar O2 yang digunakan oleh hewan dan manusia. Nah ini bisa dipahami di
bawah judul berikut.
Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses manufaktur makanan di pabrik dengan bantuan sinar
matahari dioksida, karbon dan air. Tumbuhan mengambil karbon dioksida dari atmosfer yang
diambil melalui stomata. Molekul air dipecah menjadi hidrogen dan oksigen dan oksigen
yang kemudian dilepaskan di atmosfer sebagai produk-oleh. Oksigen ini juga dirilis melalui
bukaan stomata. Oleh karena itu kita dapat mengatakan bahwa media pertukaran gas adalah
stomata. Ini adalah media respirasi seluler pada tumbuhan. Pekerjaan yang hidung lakukan
bagi kita mirip dengan stomata dalam tumbuhan.
Transpirasi
Transpirasi adalah proses penguapan air dari permukaan tumbuhan. Hal ini dilakukan
melalui bukaan stomata. Hal ini membantu tumbuhan untuk mendapatkan dingin dan juga
membantu dalam transfer mineral dan bahan lainnya ke berbagai bagian tumbuhan. Sebagai
tumbuhan mengambil air dari tanah, bukaan menyerap mineral lainnya. Tapi untuk
mentransfer mineral ke permukaan tumbuhan, air di permukaan tumbuhan harus menguap.
Setelah itu menguap, maka akan mengalami tekanan yang akan memaksa akar untuk
menyerap air dari tanah dan akan ditransfer ke ujung tumbuhan. Pekerjaan utama dari
penguapan air dilakukan dengan stomata. Zainal Abidin (1984)

41

Pembukaan dan Penutupan Stomata


Terlepas dari proses transpirasi dan fotosintesis, stomata juga memiliki fungsi lain yang
sangat penting. Fungsi ini adalah untuk menyelamatkan kehilangan air. Hal ini dilakukan
oleh pembukaan dan penutupan stomata. Tumbuhan tidak bisa membuat makanan mereka di
malam hari. Hal ini karena mereka tidak mendapatkan sinar matahari yang pada gilirannya
tidak membuka stomata. Segera setelah sinar matahari pemogokan daun tumbuhan, ada
perubahan tekanan turgor. Hal ini akan memaksa sel penjaga untuk membentuk bentuk sabit
dan membuka pori-pori stomata. Hal ini membuat pori-pori terbuka dan proses fotosintesis,
transpirasi dan respirasi yang dilanjutkan. Tapi setelah matahari terbenam, sel-sel penjaga
kehilangan tekanan turgor dan hasil ini dalam penutupan stomata. Ini pembukaan dan
penutupan juga tergantung pada kondisi lingkungan. Dalam kondisi yang merugikan seperti
suhu yang sangat tinggi, stomata menutup sendiri untuk menghentikan kehilangan air.
Mereka kadang-kadang juga menjaga udara lembab ditutup dalam diri mereka untuk
mencegah jaringan tumbuhan membeku dalam dingin berlebihan. (Hopkins,2009)
Kingdom
Devisi
Klass
Ordo
Family
Genus
Spesies

:Plantae
:Mangnoliophyta
:Mangnoliopsida
:Violales
:Cucurbitaceae
:Citrullus
:Citrullus lanatus

Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Ordo

: Saxifragales

Famili

: Crassulaceae

Genus

: Kalanchoe

Spesies

: Kalanchoe pinnata (L.) Pers.

Regnum
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Plantae (Tumbuhan)
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
: Arecidae
: Pandanale
: Pandanaceae
: Pandanus
: Pandanus amaryllifolius Roxb.

42

Kingdom
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Plantae
: Tracheobionta
:Spermatophyta
: Magnoliophyta
: Magnoliopsida
: Asteridae
: Lamiales
: Lamiaceae
: Orthosiphon
: Orthosiphon aristatus

BAB IV
Alat dan bahan
1. Pisau silet baru
2. Jarum pentul
3. Objec glass
4. Cover glass
5. Gabus penutup botol
6. Pipet tetes
7. Beker glass
8. Aquadest
9. Daun semangka, daun cocor bebek, daun telang dan daun anyelir

BAB V
Prosedur kerja
1. Permukaan bawah dari masing-masing daun dikupas dengan pisau silet
2. Hasil kupasan di ambil dengan jarum pentul, lalu diletakan di atas object glass
3. Di tetesi dengan aquadest
4. Di tutup dengan cover glass
5. Diamati dibawah mikroskop
Nama

Hasil pengamatan

43

Daun Citrullus vulgaris

Daun kalancoa pinnata

Daun Clitoria ternatea

Daun Dhinthus sp

BAB VI
Hasil pengamata
BAB VII
Pembahasan
44

Stomata adalah bukaan pada epidermis yang sebagian besar terdapat pada bawah daun dan
meregulasi pertukaran gas. Stomata dibentuk oleh dua sel epidermis yang terspesialisasi yang
disebut sel penjaga yang meregulasi besarnya diameter stomata
Fungsi stomata:

Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesi


Sebagai jalan penguapan (transpirasi)
Sebagai jalan pernafasan (respirasi)

Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam
perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup.
Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis
lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan
jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup
mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding
sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis lignin.
Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga, stomata dapat dibagi
menjadi tiga tipe, yaitu:
1.
2.

Stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama.
Stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang berdekatan

3.

dengan sel induk stomata.


Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya berbeda, yang
satu atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama, sedangkan yang
lainnya tidak demikian.

Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping sel penutup
dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu:
1.

Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda ukuran dan
bentuknya dari sel epidermis lainnya. Umum pada Ranuculaceae, Cucurbitaceae,
Mavaceae.

2.

Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama besar. Misalnya
pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum.

3.

Parasitik, setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan sumbupanjang sel
tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Pada Rubiaceae, Magnoliaceae,
Convolvulaceae, Mimosaceae.

4.

Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus terhadap sumbu
panjang sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae, Acanthaceae.

45

BAB VIII
Kesimpulan

Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat


Untuk mengurangi laju transpirasi tersebut stoma akan menutup
Peristiwa membuka dan menutupnya stomata dipengaruhi oleh faktor internal dan
ekternal.

BAB IX
Daftar pustaka
Campbell, N.A, Jane B.R, Lawrence, G.M, 2003. Biologi, Edisi Kelima-jilid 2.
Penerbit Erlangga Jakarta.

Hopkins. W.G. & N.P.A. Huner. 2009. Introduction of Plant Physiology. 4th ed. London:
John Wiley & Sons Inc.

Salisbury.F.B. and Ross, C. (1998) Fisiologi Tumbuhan (terjemahan) Penerbit Erlangga.


Jakarta.

46

Sasmitamihardja, D dan Arbasyah S, 2003. Fisiologi Tumbuhan. Jurusan biologi


FMIPA-ITB. Dirjen Dikti. Depdikbud : Jakarta.

Zainal Abidin (1984) Dasar Pengetahuan Ilmu Tanaman. Penerbit Angkasa. Bandung.

PRAKTIKUM XI
TRIKOM (RAMBUT)

BAB I
1. TUJUAN PRAKTIKUM
-Mahasiswa dapat melihat berbagai bentuk trikom pada organ tumbuhan

BAB II
2.DASAR TEORI

47

Trikom adalah epidermis yang berbentuk rambut bersel atau bersel banyak. Trikom dapat
digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi tumbuhan. Beberapa family tertentu dapat
dikenal dengan mudah dari macam trikomnya.
Trikom dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan:
1) Trikoma non glandular (bukan rambut kelenjar), seperti rambut sisik,rambut bintang,
rambut bercabang, dan rambut tunggal
2) Trikoma glandular (rambut kelenjar) misalnya trikoma hidatoda, kelenjar garam, kelenjar
madu, dan rambut gatal
3) Rambut akar merupakan tonjolan epidermis akar, berdinding tipis dan bervakuola besar.
Hanya sel-sel trikoblasyang dapat membentuk rambut akar.
EXODERMIS
Exodermis terbentuk dari lapisan sel dibawah epidermis dimana diding selnya
mengalami penebalan dengan suberin dan lignin. Tebal exodermis bervariasi mulai dari satu
lapis sel sampai beberapa lapis .kadang-kadang disebelah dalam exodermis terdapat
sklerenkim sebagai jaringan penguat.
ENDODERMIS
Endodermis tersusun atas sederet sel yang membentuk silinder dan terdapat pada hampir
semua tumbuhan tinggat tinggi . silinder sel menjadi batas dalam dari korteks akar serta
melindungi bagian dalam dari akar (stele). Mula-mula sel penyusun endodermis ini
membentuk penebalan seperti pita melingkar sepanjang dinding. Sehingga dinamakan pyta
caspary. Sel endodermis yang berhadapan dengan xilem tidak segera mengalami penebalan
sehingga hanya mempunyai pita caspary. Sel-sel semacam ini disebutsel peresap karena
dianggap mampu melakukan air dan senyawa yang larut didalamnya dari korteks dan
steledan sebaliknya.
JARINGAN GABUS
Terdiri atas sel-sel mati , mempunyai penebalandinding terdiri darisuberin serta berasal
dari hasil pembelahan kambium gabus. Bentuk gabus umumnya dapat dibedakan atas dua
jenis, yaitu yang besar berdinding tipis dan yang pipih berdinding tebal. Dengan adanya
penebalan sekunder, jaringan gabus bersama jaringan lainyang berlekatan memberi
bentukritidoma (kulit kayu) yang nati akan terkelupasumumnya bagian pucuk tumbuhan yang
lika akan segera ditutupi oleh jaringan gabus luka. Dari jaringan yang hidup akan
terbentuk.folagen yang membentuk gabus untuk melindungi tubuh dari kehilangan air dan
serangan jamur atau bakteri.
Trikom dapat dibagi menjadi dua :
1. Trikom yang tidak menghasilkan secret (trikom non secresi)
a. Rambut akar
48

merupakan perpanjangan sel epidermis dalam bidang yang tegak lurus permukaan akar
b. rambut bersel satu atau banyak tidak pipih
contohnya serat kapas merupakn rambut epidermis bersel satu dari kulit biji,
panjangnya
bisa mencapai 6 cm
c. Rambut bersisik yang memipih dan bersel banyak
ditemukan pada permukaan bawah daun durian (durio zibethinus)
d. Rambut bercabang seperti bintang pada waru (hibiscus tiliaceus)
2. Trikom yang mengahasilkan secret (trikom sekresi)
c. Misalnya pada daun tembakau terdapat koleter yaitu trikom kelenjar yang
menghasilkan secret kental dan lengket biasanya terdiri dari tangkai dan kepala yang
bersel banyak
d. kelenjar cerna pada Nepenthes sp
e. Rambut gatal pada urtica urens dan laportea stimulans mensekresikan histamine dan
asetilkolin
f. nectar/ kelenjar madu yang dihasilkan oleh rambut bersel satu dan bersel banyak pada
bunga
Fungsi trikoma pada masing-masing organ:
-

Pada daun untuk mengurangi penguapan, mengurangi gangguan hewan dan manusia,

meneruskan rangsang.
Pada bunga (nektaria) mengeluarkan madu untuk menarik serangga

membantunpenyerbukan.
Pada biji untuk mencegah gangguan serangga yang akan merusak biji, menyerap air

sehingga biji menjadi lekas berkecambah dan tumbuh.


Pada batang untuk mjengurangi penguapan dan untuk memanjat (kaktus, rotan).

Untuk melihat trikom (rambut) pada daun durio zibethinus diklasifikasikan tanamannya
sebagai berikut :
Kingdom
: Plantae
sup. Divisi
: tracheobionta
Divisi
: magnoliophyta
kelas
: magnoliopsida
sub kelas
: dilleniidae
ordo
: malvales
famili
: bombacaceae
genus
:durio
spesies
: durio zibethinus murr
Untuk melihat trikom (rambut) pada daun hibiscus tiliceus diklasifikasikan tanamannya
sebagai berikut :
Kingdom
: Plantae
Divisi
: magnoliophyta
49

kelas
ordo
famili
genus
spesies

: magnoliopsida
: malvales
: bombacaceae
: hibiscus
: hibiscus tiliceus

BAB III
3. ALAT DAN BAHAN
Alat
1

Mikroskop

silet atau carter

objek glass dan deck glass

pipet tetes

tisu

Bahan
1

daun durio zibethinus

daun hibiscus tiliceus

aquades

PROSEDUR KERJA:
1. Membuat irisan paradermal dari permukaan bawah daun yang ingin diamati
2. Meletakkan hasil irisan diatas objek glass dan memberi kan setetes aquades dengan
pipet, lalu menutup dengan gelas penutup
3. Mengamati preparat dibawah lensa mikroskopdengan perbesaran lemah terlebih
dahulu kemudian bertahap dengan perbesaran yang lebih kuat hingga jelas
4. Mengamati bentuk-bentuk trikoma pada sel-sel tersebut

BAB IV
4. HASIL PENGAMATAN
NAMA

HASIL PENGAMATAN

HASIL REAL

50

Daun durio
zibethinus

Daun hibiscus
tiliceus

BAB V
5. PEMBAHASAN
Jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk
jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan
sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis. Fungsi
jaringanepidermis untuk luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk jaringan
epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder,
akar dan batangnya sudah tidak lagimemiliki jaringan epidermis. Fungsi jaringan epidermis
untuk melindungi jaringan disebelah dalamnya.
a. Ciri-ciri epidermis
letak sel rapat
selnya hidup
tidak berklorofil, kecuali sel penjaga dari stomata
51

tidak dapat di tembus air dari luar, kecuali epidermisakar muda


dapat ditembus udara
dalam hal tertentu epidermis dapat menguapkan air
b. Fungsi epidermis
sebagai pelindung
tempat masuknya air dan mineral pada akar muda
untuk keluar masuknya O2 dan CO2
epidermis daun unttuk transpirasi
c. Modifikasi epidermis
stomata
bulu daun
bulu akar
Pada pengamatan yang kita amatipada daun durio zibethinus memiliki trikoma, dinding
sel, dan sel epidermis. Dan pada daun hiscus tiliceus memiliki trikoma dan dinding sel.
Beberapa bentuk epidermis yang telah berubah struktur dan fungsinya di antaranya
stomata adalah lubang atau celahyang terdapat pada epidermis organ tumbuhan yang
berwarna hijau yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup. Stomata yang
berperansebagai tempat pertukaran gas dan uap air, trikoma adalah sebuah sel sederhana,
bercabangterdiri dari bagian tangkai dan bagian kepala. Trikoma yang berupa tonjolan
epidermisdan tersusun atas beberapa sel yang mengalami penebalan. Trikoma berperan
sebagai kelenjar yang mengeluarkan zat seperti garam dan gula. Rambut akar merupakan
tonjolan epidermis akar yang memiliki dinding sel tipis dengan vakuola besar.

BAB VI
6. KESIMPULAN
Jadi pada praktikum kali ini didapatkan :
1. Pada daun durio zibethinus didapatkan trikoma, dinding sel, dan sel epidermis
2. Pada daun hibiscus tiliceus memiliki trikoma dan dinding sel.

52

BAB VII
7. DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Arwin dan Tri Jalmo. 2002. Biologi Umum. Lampung : Universitas Lampung

Fahn. 1965. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press


Hasnunidah, Neni. 2009. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Lampung : Universitas
Lampung
Sudjadi, Bagod. 2005. Biologi Sains dalam Kehidupan. Surabaya : Yudhistira
53

PRATIKUM XII
KOLENKIM
BAB I
Judul : Kolenkim

BAB II
1. Tujuan pratikum
Mahasiswa dapat melihat ciri-ciri sel kolenkim dan berbagai macam penebalan
dinding sel kolenkim

54

BAB III
2. Dasar teori
Kolenkim

merupakan

jaringan

penyokong

pada

tumbuhan.

Secara

ontogeni,

perkembangan kolenkim mirip prokambium dan tampak pada tahap yang sangat awal dari
diferensiasi meristem atau dari sel isodiametris meristem dasar.Kolenkim terdiri atas sel
hidup yang berbentuk agak memanjang dan biasanya berdinding tebal.Kolenkim berfungsi
sebagai jaringan penyokong pada organ muda yang sedang tumbuh, pada tumbuhan herbal
(herbaceus), dan bahkan pada organ dewasa.Kolenkim bersifat plastis sehingga dapat
meregang secara irreversibel dengan adanya pertumbuhan organ.Kolenkim dewasa kurang
plastis, lebih kuat, tetapi lebih mudah rusak daripada kolenkim muda.
Ada hubungan fisiologi dan morfologi antara kolenkim dan parenkim.Pada tempat kedua
jaringan tersebut berdampingan terdapat bentuk peralihan atara tipe kolenkim dan
parenkim.Kolenkim seperti halnya parenkim dapat berisi kloroplas.Kolenkim yang mirip
dengan parenkim berisi banyak kloroplas, sedangkan kolenkim khusus yang terdiri atas sel
yang sempit memanjang, hanya sedikit atau tidak mengandung kloroplas sama sekali. Sel
kolenkim dapat juga berisi tanin.
Pada irisan melintang kolenkim segar, dinding selnya tampak seperti nakre. Dinding
kolenkim tumbuhan yang terkena angin lebih tebal.Dinding sel terdiri atas selulosa, sejumlah
besar pektin, dan hemiselulosa, tetapi tidak mengandung lignin.Senyawa pektinnya bersifat
hidrofil sehingga dinding kolenkim banyak mengandung air.Dinding kolenkim yang menebal
sekunder dapat menjadi tipis dan kemudian selnya menjadi meristematis lagi dan mulai
membelah.Hal ini terdapat pada jaringan kolenkim yang membentuk felogen.Noktah primer
sering kali terdapat dalam dinding kolenkim.
Kolenkim terdapat di dalam batang, daun, bunga, buah, dan akar.Kolenkim berkembang
terutama jika mendapat sinar.Kolenkim tidak terdapat dalam batang dan daun Monokotil
yang sklerenkimnya berkembang pada umur awal. Kolenkim biasanya dibentuk tepat di
bawah epidermis, tetapi dalam hal khusus terdapat satu atau dua lapisan parenkim diantara
epidermis dan kolenkim. Apabila kolenkim tepat berada di bawah epidermis, seringkali
dinding epidermis menebal dengan cara yang sama dengan dinding sel kolenkim.Pada
batang, kolenkim terdapat sebagai suatu silinder atau berbentuk pita memanjang
(membujur).Pada daun, kolenkim terdapat pada satu atau kedua sisi tulang daun, dan
sepanjang tepi daun.

55

Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam.Ada yang berbentuk prisma pendek, mirip sel
parenkim, atau panjang seperti serabut dengan ujung meruncing.Sel kolenkim yan terpanjang
dijumpai di daerah pusat untaian kolenkim, dan yang terpendek di daerah tepi.Hal ini dapat
diterangkan sebagai berikut, untaian kolenkim dibentuk oleh serangkaian sel yang membelah
memanjang mulai dari pusat untaian; setelah pembelahan, sel terus memanjang sehingga sel
pusat menjadi yang terpanjang karena yang pertama kali dibentuk dan meningkat sampai
panjang maksimum.Selama perkembangan untaian kolenkim ini juga terjadi pembelahan
mendatar (horisontal).
Ciri-ciri Jaringan Kolenkim
Kolenkim dewasa adalah suatu jaringan lentur yang kuat, terdiri atas sel panjang yang
tumpang tindih (panjangnya dapat mencapai 2 mm) dengan dinding tebal yang tidak
berlignin.Kekuatan meregang sel kolenkim sebanding dengan serabut.Pada bagian tumbuhan
yang tua, kolenkim menjadi keras atau dapat berubah menjadi sklerenkim dengan
pembentukan dinding sekunder yang berlignin.Terpusatnya lignin terjadi terutama pada
lapisan dinding terluar.Biasanya disimpulkan bahwa kolenkim adalah jaringan penunjang
yang muda. Apabila kolenkim terdapat pada organ yang berkanjang (persisten) untuk periode
yang lama, kolenkim akan mengalami sklerifikasi.
Pada bagian tumbuhan yang kuat, kolenkim menjadi keras atau dapat berubah menjadi
sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder yang berlignin. Pada tumbuhan dikotil
misalnya, tangkai dan batang Medicago sativa, Eryngium maritimun, Viscum album dan
Salvia officinalis kolenkim berubah menjadi sklrenkim.
Letak Jaringan Kolenkim
Kolenkim dapat ditemukan pada batang, daun, serta pada bagian bunga dan buah.Pada
akar, kolenkim bisa dibentuk, terutama bila akar didedahkan kepada cahaya.Di banyak
monokotil tak ditemukan kolenkim jika sklerenkim dibentuk sejak tanaman muda.Biasanya
kolenkim terdapat langsung di bawah epidermis.Pada batang, kolenkim bisa membentuk
silinder penuh atau tersusun menjadi berkas yang memanjang sejajar sumbu batang.Pada
daun, kolenkim terdapat di kedua sisi tulang daun utama atau pada satu sisi saja, serta
terdapat pula sepanjang tepi daun.
Struktur dan Susunan Jaringan Kolenkim dan Macam-macamnya

56

Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam.Sel dapat berupa prisma pendek atau bisa pula
panjang seperti serat dengan ujung meruncing, namun antara kedua bentuk tersebut terdapat
bentuk peralihan.
Dinding sel kolenkim terdiri atas lapisan yang berselang seling, kaya akan selulosa
dengan sedikit pektin. Air dalam seluruh dinding sel kurang lebih 67%. Roelofsen (1959)
menyatakan bahwa di dalam Petasites, dinding sel kolenkim berisi 45% pektin, 35%
hemiselulosa, dan 20% selulosa. Dinding sel kolenkim Petasites ini terdiri atas 7-20 lamela
yang bergantian/berseling antara lamela yang mengandung banyak seluosa dan lamela yang
mengandung sedikit selulosa.Semakin mendekati lumen sel, selulosanya semakin banyak.
Menurut tipe penebalan dindingnya, kolenkim dibedakan menjadi beberapa macam, sebagai
berikut:
a)

Kolenkim sudut (angular kolenkim)


Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada sudut-sudut sel. Pada penampang

melintangnya, penebalan ini tampak terjadi pada tempat bertemunya tiga sel atau lebih,
seperti yang terdapat pada tangkai Rumex, Vitis, Begonia, Coleus, Cucurbita, Morus, Beta,
dan pada batang Solanum tuberosum dan Atropa belladonna.
b) Kolenkim lamela (lamelar kolenkim) atau kolenkim papan
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding tangensial sel. Kolenkim lamela
terdapat pada korteks batang Sumbucus nigra, Rhamnus, dan tangkai Cochlearia armoracia
c)

Kolenkim lakuna (lacunar kolenkim)


Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding-dinding yang berbatasan dengan

ruang antarsel. Kolenkim lakuna terdapat pada tangkai beberapa spesies Compositae,
misalnya Salvia, Malva, Athaea, dan Asclepias dan pada batang Ambrosia

d) Kolenkim cincin
Istilah kolenkim cincin diberikan oleh Duchaigne (1995) untuk tipe kolenkim yang lumen
selnya pada penampang melintang tampak melingkar. Muller (1890) menyebutnya knorpelcollenchyma. Pengamatan terhadap kolenkim cincin dewasa tampak adanya penebalan
dinding sel secara terus menerus sehingga lumen sel akan kehilangan bentuk sudutnya.
Dinding sel kolenkim merupakan contoh dinding primer yang amat menebal, sebab
penebalan terjadi pada saat sel masih tumbuh membesar.Dinding sel meluas dan sekaligus
menebal pula.Dinding kolenkim terdiri dari lapisan yang kaya selulosa dan miskin pektin,
bergantian dengan lapisan yang miskin selulosa dan kaya pektin. Dalam bahan segar,
57

kandungan air dari seluruh dinding sekitar 67%. Hal itu disebabkan karena pektin yang
bersifat hidrofil. Pada preparat yang dibuat dari sayatan segar dan dilihat dalam air,
kandungan air menyebabkan dinding membengkak sehingga tampak amat jelas, berkilauan
seperti dinding sebelah dalam cangkang kerang (nacre).Dinding sel kolenkim terdiri atas
lapisan yang berselang-seling kaya selulosa dengan sedikit pektin, dan lapisan lain dengan
sedikit selulosa dan kaya pektin. Pada bahan segar, ai dalam seluruh dinding sel lebih kurang
67%.
Menurut Czaja (1961), lamela melintang pada penebalan dinding kolenkim pada banyak
kebanyakan tumbuhan dapat dideteksi dengan alat mikroskop cahaya terpolarisasi. Chafe
(1970) telah mengamati bahwa orientasi mikroserabut selulosa dalam lamela yang berurutan
bergantian melintang dan membujur. Selama perkembangan penebalan dinding, terjadi
penambahan lapisan mikroserabut mengelilingi seluruh sel sehingga memperluas keliling sel.
Pada sebagian besar tumbuhan Dikotil, misalnya tangkai dan batang Medicago sativa,
Eryngium maritimum, Viscum album, dan Salvia officinalis, kolenkim berubah menjadi
sklerenkim. Menurut Duchaigne (1955), sklerefikasi ini terjadi melalui pembentukan lamela
secara sentripetal dan sentrifugal. Selama pertumbuhan lamela, dibentuk lapisan yang kaya
selulosa, yang kemudian banyak mengandung lignin.Lamela yang mengandung lignin
tampak dengan arah sentrifugal mengelilingi lapisan pertama.Sebagai hasil perkembangan
sentrifugal, lamela berlignin yang mengandung senyawa pektoselulosa pada dinding
kolenkim tidak tampak.Sering kali sebagian senyawa ada yang masih tertinggal setelah
dinding mengalami sklerifikasi.Lamela tambahan berkembang ke arah sentripetal dan lumen
sedikit demi sedikit mengecil.

Struktur Sehubungan dengan Fungsi


Kolenkim tampaknya beradaptasi, terutama untuk menyokong batang serta daun yang
sedang tumbuh.Dinding sel menebal amat dini ketika pucuk berkembang, namun penebalan
itu bersifat plastis dan mampu meluas.Sebab itu, penebalannya tidak menghalangi
pemanjangan batang atau daun.Pada perkembangan selanjutnya, kolenkim dapat tetap
bertahan sebagai jaringan penyokong (terjadi pada banyak macam daun dan pada batang
beberapa tumbuhan basah) jika bagian organ tempat kolenkim berada tidak membentuk
sklerenkim. Dalam bagian tanaman yang sedang berkembang dan terdedah kepada tekanan

58

mekanik (angin, pemberian bobot yang digantungkan pada ranting), maka penebalan dinding
terjadi lebih awal serta dinding terjadi lebih awal serta dinding menjadi lebih tebal
dibandingkan dengan bagian tanaman yang tidak terpengaruh tekanan seperti itu.
Kolenkim dewasa merupakan jaringan yang kuat dan lentur, terdiri dari sel panjang yang
saling timpa (dapat mencapai panjang sampai 2 mm) dengan dinding tebal tidak
berlignin.Pada tanaman tua, dinding sel kolenkim mengeras atau berlignin serta berubah
menjadi sel sklerenkim.
Untuk melihat kolenkim pada tanaman batang Amaranthus spinosus L. Klasifikas
tanamannya sebagai berikut:
Klasifikasi Amaranthus spinosus L.
Regnum
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Caryophyllales
Famili
: Amaranthaceae
Genus
: Amaranthus
Spesies
: Amaranthus spinosus L.
Amaranthus sp (bayam) merupakan tumbuhan dikotil. Dimana tumbuhan dikotil memiliki
berkas pembuluh yang teratur sedangkan pada hasil pengamatan di dapat bahwa berkas
pembuluh pada Amaranthus sp. Terlihat tersebar. Ini merupakan bentuk anomali batang pada
Amaranthus sp. Tipe dari berkas pembuluh Amaranthus sp. Merupakan tipe kolateral terbuka
yaitu antara xilem dan floem terdapat kambium, akan tetapi pada hasil pengamatan tidak
begitu jelas adanya kambium
BAB IV
3. Alat dan Bahan
Alat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mikroskop
Pipet
Objek glas dan kaca penutup
Objek glass & deck glass
Air
Silet
Tisu atau lap

Bahan
1. Batang amaranthus spinosus

Prosedur kerja
59

1. Mengambil dan menyiapkan mikroskop, atur pencahayaannya.


2. Membuat preparat basah dengan cara membuat :
Menyayat membujur maupun melintang setiap preparat yang telah disediakan, usahakan
sayatan dibuat setipis mungkin.
3. Meletakkan sayatan atau preparat kedalam objek glass
4. Menetesi kaca preparat dengan setetes air menggunakan pipet tetes usahakan jangan ada
gelembung
5. Meletakkan objek yang akan diamati di atas kaca preparat yang sudah ditetesi air lalu
Tutup dengan mika. (Usahakan jangan sampai ada gelembung/ udara yang masuk)
6. Meletakan objek pengamatan pada meja mikroskop.
7. Mencari posisi yang tepat dan atur makrometer serta pencahayaan sampai penampang
preparat terlihat jelas lalu jepit dengan penjepit objek.
8. Mengamati dan gambar hasil pengamatan anda.

BAB IV
4. Hasil pengamatan
Nama
Batang amaranthus
spinosus

Hasil real

BAB VII
5. Pembahasan

60

Sel Kolenkim adalah sel yang memanjang dengan dinding sel tebal tidak
teratur yang memberikan dukungan dan struktur. Dinding sel tebal terdiri dari
senyawa selulosa dan pektin. Sel-sel ini sering ditemukan di bawah epidermis,
atau lapisan luar sel pada batang muda dan urat daun.
Pada pratikum kali ini menggunakan sampel Batang amaranthus spinosus untuk
mencari kolenkim sudut.Fungsi jaringan kolenkim adalah sebgaai penyokong bagian
tubuh tumbuhan muda yang sedang tumbuh
Berdasarkan penebalan dinding selnya kolenkim dibedakan atas:
a. Kolenkim angular (kolenkim sudut) adalah penebalan dinding yang
terdapat pada sudut sel dan memanjang mengikuti sumbu sel. Pada irisan
melintang, epenbalan itu terlihat di sudut sel tempat bertemunya tiga atau
lebih sel.
b. Kolenkim lemelar (kolenkim lempeng) adalah penebalan dinding sel
terutama pada dinding tengestial (sejajar permukaan organ) sehingga pada
irisan melintang terlihat seperti papan berderet-deret
c. Kolenkim lakunar adalah penebalan yang terdapat pada bagian dinding
sel yang menghadap ruang antar sel
d. Kolenkim anular (tubular) adalah penebalan dinding yang merata
sehingga ruang antar sel (lumen) menjadi bentuk pipa

BAB VIII
6. Kesimpulan
Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya
berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah
meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam proses regenerasi.
Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel
parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk kubus
atau memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang lain
adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya membulat.Pada
pengamatan sampel Batang amaranthus spinosus telah di temukan parenkim sudut

61

BAB IX
7. Daftar pustaka
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius Yogyakarta

Hidayat, Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB

Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Penerbit ITB.

62

PRATIKUM XIII
PARENKIM

BAB I
Judul : Parenkim

BAB II
1. Tujuan pratikum
Mahasiswa dapat melihat ciri-ciri parenkim dan variasi bentuk sel parenkim

BAB III
2. Dasar teori

63

Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya
berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah
meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam proses regenerasi.
Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila lingkungannya
memungkinkan. Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian kulit batang dan akar,
mesofil daun, daging buah, dan endosperma biji. Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan
lain, seperti pada parenkim xilem, parenkim floem, dan jari-jari empulur.
Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel
parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk kubus
atau memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang lain
adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karenabentukselnyamembulat.
Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi
sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel parenkim memiliki
banyak fungsi, yaitu untuk berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan
fungsi metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel
yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk
dari sel-sel parenkim semacam ini disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada
sel parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal
(amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya paling banyak menyusun
jaringan tumbuhan.
Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi menjadi
berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya menyusun jaringan
dasar pada tumbuhan, oleh karena itu disebut jaringan dasar.
Ciri-ciri jaringan parenkim adalah:
selnya hidup dan berdinding tipis serta berukuran besar
memiliki ruang antar sel sehingga letaknya tidak terlalu padat
berbentuk segi enam
memiliki banyak vakuola
mampu bersifat meristematik
1.

Struktur dan Isi Sel Parenkim


Struktur internal parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, contoh :
Sel parenkim yang berperan dalm fotosintetis, mengandung kloroplas dan membentuk
jaringan klorenkim (pada mesofil daun, korteks batang, empulur)
Sel parenkim dapat berperan menyimpan makanan cadangan yang berupa :larutan dalam
vakuola: gula terlarut dan senyawa N dalam akar Beta vulgaris.
cairan dalam plasma: protein dan minyak dalam endosperm biji Ricinus
communis.
kristal: pati dalm endosperm, kotiledon, umbi, buah.
Sel parenkim dapat berfungsi untuk menyimpan air, misalnya pada tumbuhan sukulenta.
Banyak sel parenkim mengandung tanin dan vakuolanya.
Jaringan parenkim memang lebih cocok kalau disebutkan sebagai ground tissue atau
jaringan dasar, yang berarti bahwa pada hampir setiap bagian tumbuhan akan terdapat
64

jaringan parenkim ini sebagai jaringan dasar, dimana jaringan-jaringan lain terdapat di
dalamnya. Sel-sel yang menyusun jaringan diatas terdiri dari sel-sel yang bahan-bahannya
merupakan zat setengah cair, sedangkan jaringan-jaringan lain yang terbentuk terlebih dahulu
merupakan bahan-bahan yang lebih padat.
2.
Sifat-sifat Jaringan Parenkim
Pada umumnya parenkimitu memiliki sifat-sifat yang sama ( meskipun dapat merupakan
jaringan yang heterogen dengan tugas-tugasnya yang tidak sama pula ). Sifat-sifat yang
dimiliki jaringan parenkim antara lain yang telah dapat dikemukakan oleh para ahli sebagai
hasil dari penelitiannya, yaitu :
a)
Dinding selnya tipis, dalam hal ini berlangsungnya penebalan-penebalanpun ( apabila
terjadi ) akan tipis pula, penebalan ini biasanya terdiri dari selulosa yang keadaannya masih
lentur, dan dapat dikatakan bahwa dinding selnya itu jarang sekali mengandung lignin,
kecuali pada organ yang telah tua.
b)
Dinding sel yang telah menebal biasanya mempunyai noktah-noktah yang dapat
menjamina lancarnya pertukaran zat-zat yang diperlukan tumbuhan, berupa noktah biasa
c)
Sel-sel parenkim merupakan sel-sel yang masih mempunyai kegiatan atau masih
hidup, yang dibagian ruang tengah selnya terdapat sentra vakuola yang besar, yang biasanya
penuh terisi zat-zat makanan cadangan
d)
Plastida-plastida berupa leukoplas atau kloroplas berada dalam protoplasnya, dalam
kloroplas ini terdapat butir-butir tepung, dapat pula berupa khromoplas
e)
Terdapat intercellular apaces yang berperan dalam pertukaran atau peredaran gas-gas
f)
Tentang bentuk selnya, kebanyakan sel parenkim umumnya adalah segi banyak, yang
diameternya bervariasi( polihedra )
Parenkim ini menurut para ahli dijelaskan sebagai berikut :
A.
Terdapat pada tumbuhan pada bagian :
1)
Pada batang dan akar yaitu diantara epidermis dan pembuluh angkut, sebagai korteks
2)
Pada empulur batang
3)
Merupakan mesofil ( jaringan pagar dan bunga karang )
4)
Pada daging buah, merupakan jaringan makanan cadangan
5)
Cadangan dalam endosperm biji yaitu jaringan yang menyimpan makanan cadangan
B.
Fungsinya :
1)
Berfungsi menyimpan makanan cadangan seperti halnya pada endosperm jagung atau
pda biji-biji tumbuhan lain
2)
Sebagai termpat berlangsungnya fotosintesis seperti halnya pada mesofil daun
3)
Berfungsi sebagai penyokong tubuh apabila vakuolanya berisi air, seperti misalnya
pada tumbuhan lunak ( bayam )
3.
Bentuk dan Susunan Parenkim
Sel parenkim umunya berbentuk isodiametris, tetapi ada bentuk-bentuk lain, yaitu:
Perismatis memanjang atau silindris terdapat pada parenkim palisade mesofil daun dikotil
Bercabang-bercabang, misalnya: parenkim bintang/aktinenkim pada mesofil daun canna
sp dan Juncus sp
Parenkim dengan ruang antar sel yang besar contohnya: aerenkim pada alat pengapung
tumbuhan air (Eichornia crassiper).
Parenkim dengan bentuk tidak teratur dan banyak ruang antar sel, terdapat pada mesofil
daun (parenkim spons atau parenkim bunga karang ).

65

Parenkim dengan dinding yang melekuk lekuk kearah dalam, yaitu berupa parenkim
lipatan, misalnya pada daun Pinus merkusi, Oryza sativa, Bambusa sp.
4.

Macam macam Jaringan Parenkim


Tentang fungi parenkim seperti telah dikemukakan diatas, dikenal macam-macam
parenkim :
a. Parenkim Asimilasi
Parenkim asimilasi terdiri dari sel-sel yang banyak mengandung klorofil. Parenkim ini
sangat bermanfaat bagi berlangsungnya fotosintesis ( sintesa karbohidrat ), yang terletak pada
bagian tepi dari alat-alat tumbuhan, mengingat bahwa bagi keperluan fotosintesis sangat
dibutuhkan radiasi. Parenkim asimilasi ini mengandung kloroplas dan dalam kloroplas sering
berisi butir-butir tepung asimilasi. Karena banyak mengandung klorofil, maka parenkim
asimilasi ini biasa disebut juga klorenkhim
b.

Parenkim Penimbun
Pada parenkim asimilasi kita mendapatkan warna hijau pada daun dan batang muda,
maka pada parenkim penimbun dapat dikatakan tidak berwarna. Manfaatnya yaitu sebagai
tempat menyimpan cadangan makanan, sedangkan letaknya agak lebih ke dalam
dibandingkan dengan parenkim asimilasi. Dalan hal ini misalnya pada bagian dalam akar,
umbi, buah, batang dan lain-lain. Makanan cadangan yang tersimpan dalam parenkim ini ada
yang berbentuk zat-zat yang dapat larut dalam cairan sel ( dalam vakuola ) dan yang
berwujud bahan-bahan padat ( dalam vakuola dan sitoplasma ). Bahan-bahan ini tentunya
merupakan bahan-bahan ergastik ( mati ) seperti misalnya butir-butir : tepung, kristalloid,
protein, lemak ataupun tetes-tetes minyak.
Tentang cairan selnya kemungkinan besar mengandung berbagai zat yang dapat larut
dalam air : kaarbohidrat, amide-amide, protein, misalnya :
1) Pada akar Beta vulgaris, umbi lapis dari bawang merah, dalam cairan selnya telah
terlarutkan amide-amide, kaarbohidrat dan protein
2) Pada umbi kentang, rhizome, dalam cairan selnya telah terlarutkan amide-amide dan
protein
Butir-butir protein dan tepung terdapat pula dalam sitoplasma sel-sel parenkim dari
belahan-belahan biji kacang. Sedangkan butir-butir protein dan lemak terdapat dalam
endosperm Ricinus dan belahan-belahan biji Glycinus. Butir-butir tepung banyak terdapat
dalam sel-sel parenkim dari korteks, empulur, parenkim daun yang berdaging, parenkim
berkas pembuluh, rhizoma, buah, tuber, pada keping/belahan-belahan biji serta endosperm
biji.
c. Parenkim Air
Parenkim air benar-benar digunakan sebagai jaringan penyimpan air, dimana air ini
terikat dalam vakuola dari sel-selnya secara aktif. Pada beberapa tumbuhan tertentu seperti
Cactaceae, Alow, Agave, Mesembryanthemum, sel-sel parenkim yang terdapat dalam alat-alat
fotosintesisnya tidak mengandung klorofil melainkan dipenuhi oleh air sehingga tampak
sebagai jaringan air. Jaringan air ini terdiri dari sel-sel yang aktif ( hidup ) yang berukuran
66

besar dan biasanya pula mempunyai dinding sel yang tipis. Sel-selnya sering tampak serupa
serangkaian sel yang memanjang seperti sel-sel pagar ( palisade ). Jaringan palisade ini
masing-masing selnya mempunyai sitoplasma , sebuah inti sel serta sebuah vakuola besar
dimana didalamnya terkandung air dan lendir. Manfaat dari lendir ini dapat diperkirakan akan
dapat menambah daya serap dan daya menahan air pada sel-sel sekitar protoplas dan
dindingya.
d. Parenkim Tannin
Yang dimaksud dengan tannin adalah zat penyamak. Jadi parenkin tannin terdiri dari
sel-sel parenkim yang memang berisi zat penyamak. Sel yang berisi zat-zat penyamak dalam
alat-alat tumbuhan dapat merupakan suatu sistim, sehingga terselenggaranya hubungan antara
sel-sel satu sama lainnya. Dapat pula merupakan sel yang tersendiri atau berkelompok. Sel
tannin ini dalam daun misalnya selalu tersebar pada zona-zona tertentu, sehingga dengan
demikian dapat menyebabkan kurangnya/tidak adanya hubungan diantara sel-sel yang satu
dengan yang lainnya. Sedangkan dalam batang tumbuhan, sel-sel tannin ini tampak pada
bagian luar empulur ( seludang empulur).
e. Parenkim Udara dengan Ruang Antar Sel
Parenkim udara dengan ruang antar sel yang besar, bentuk bulat (misalnya pada alat
pengapung tumbuhan air) atau bintang (pada tangkai daun bunga Canna sp).
f. Parenkim pengangkut dengan sel yang memanjang menurut arah pengangkutannya,
umumnya pada batang.
Untuk melihat parenkim pada tanaman tangkai daun Canna indica L.. Klasifikas
tanamannya sebagai berikut:

Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Zingiberales
Famili: Cannaceae
Genus: Canna
Spesies: Canna indica L.

BAB IV
3. Alat dan Bahan
Alat :
1.
Mikroskop
2.
Pipet
3.
Objek glas dan kaca penutup
4.
Objek glass & deck glass
5. Air
67

6.
7.

Silet
Tisu atau lap

Bahan
1. Tangai daun canna indica
Prosedur kerja
1. Pilihlah bahan-bahan seperti Tangai daun canna indica
2. Teteskan reagen air diatas kaca objek yang telah anda bersihkan.
3. Buatlah sayatan melintang ketiga bahan yang telah anda pilih diatas.
4. Letakkan beberapa sayatan setipis mungkin dari masing-masing bahan pada reagen
diatas kaca objek. Tutuplah dengan kaca penutup. Letakkan setiap bahan pada kaca objek
yang berbeda.
5. Amati seluruh sediaan yang telah anda siapkan dengan mikroskop mula-mula pada
pembesaran rendah dilanjutkan dengan pembesaran tinggi.
6. Gambarlah beberapa sel utuh yang berdekatan.
BAB V
4. Hasil pengamatan
Nama
Tangkai daun canna indica

Hasil real

BAB VI
5. Pembahasan
Pada pengamatan daun bunga tasbih terlihat adanya jaringan parenkim yang tipis. Selain
itu juga terlihat adanya rongga pada tangkai serta rongga antar sel. Dibagian bentuk selnya
sangat kecil dan berwarna agak kecoklat-coklatan, lalu perbedaanya antara bentuk sel
parenkim dengan yang lainnya itu adalah terdapatnya berkas pembuluh yang dimana
bentuknya itu lebih besar dari pada parenkim dan bagian noktah perbedaanya agak putih
seakan-akan ada ruangan yang agak besar. Struktur parenkim pada bunga tasbih berbentuk
68

polihedral segi enam.Sel-sel parenkim korteks pteolus bunga tasbih sel-selnya tampak lebih
rapat sehingga ruang antar selnya lebih kecil.
tangkai daun bunga kana ini terdapat aerenkim dan parenkim udara dengan penyusun
bercabang seperti bintang dengan ruang antar sel besar.
parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara
karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan
daun tumbuhan hidrofit. parenkim udara sering dijumpai pada tumbuhan angiospermae yang
hidrofit atau hidup di air, ruang-ruang antar selnya mempunyai volume yang nyatanya relatif
besar. Ruang-ruang antar sel juga saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain.
Dengan kondisi yang demikian, maka bagi tumbuhan tersebut, udara yang terdapat dalam
ruang antar sel itu tidak saja memberikan sistem aerasi yang baik, melainkan memberikan
kemampuan bagi tumbuhan agar dapat terapung dalam air. Hal ini menggambarkan bahwa
hasil pengamatan kami tidak sesuai dengan literature. Pada literature di sebutkan parenkim
udara banyak ditemukan pada tumbuhan hidrofit, sedangkan kana tidak termasuk tumbuhan
hidrofit.

BAB VII
6. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan , pada pteolus eceng gondok bentuk aerenkim dan gelembung air
lebih besar dari pada lingkaran ruang antar sel, perbedaanya terletak di dalam lingkaran eceng
gondok tersebut terdapat lingkaran agak kekuning-kuningan yang dimana lingkaran tersebut
adalah pembuluh angkut dan ada juga sedikit yang renggang yang disebut dengan noktah.
Susunannya sel aerenkim petiolus eceng gondok sangat renggang terhadap ruang antar
selnya. Struktur aerenkim pada bunga tasbih berbentuk polihedral segi enam. Sel-sel
parenkim korteks pteolus bunga tasbih sel-selnya tampak lebih rapat sehingga ruang antar
selnya lebih kecil.

69

BAB VIII
7. Daftar pustaka
Agustina, Tri Wahyu. 2012. Materi Pokok Ajar Anatomi Tumbuhan. Bandung: UIN
Sunan Gunung Djati Bandung
Hidayat, E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB
Team Dosen.2012. Buku Petunjuk Praktikum Anatomi Tumbuhan. Bandung : UIN
Sunan Gunung Djati Bandung
Hidayat, Estiti B.1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB.

70

Pratikum IX
SKLERENKIM
BAB I
Judul : Pengaamatan Sklerenkim pada Endocarp buah Malus
BAB II
Tujuan

Mahasiswa dapat melihat ciri-ciri sklerenkim


Melihat berbagai macam bentuk dari jaringan mekanik (penguat)
sklerenkim

BAB III
Dasar teori
Sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel dengan dinding sekunder yang tebal yang
dapat berligner atau tidak. Fungsi sklerenkim adalah menyokong dan pelindung, memiliki
sifat kenyal (elastis). Ciri-ciri sklerenkim : sel-selpanjang,sempit,tebal,dan mengalami
71

lignifikasi,biasanya menunjukkan pada kedua kedua ujungnya. Terdiri atas sel yang telah
mati yang tidak mengandung lagi protoplasma. Inti tidak hadir dan karenanya jaringan terdiri
dari sel-sel mati tidak mengalami pertumbuhkembangan memiliki dinding sekunder yang
tebal,kenyal dan memiliki lignin. Dinding sel secara merata menebal dengan lignin dan
kadang-kadang begitu tebalbahwa rongga sel atau lumen tidak ada bersifat sederhana, lubang
sering miring di dinding lamella tengah dinding antara sel-sel yang berdekatan adalah
mencolok.
Letak sklerenkim biasanya terdapat di bagian korteks, perisikel,serta diantara xilem dan
floem. Ada yang tersebar ,ada yang berkumpul, berunyaian satu sama lainyang tampak
seperti suatu lapisan, ada yang merupakan saluran batang.
Sklerenkim tediri dari serat dan sklereid. Serat sklerenkim adalah sel panjann berkemband
dari sel maristem. Sklereid sklerenkim adalah sel pendek berasal dari sel parenkim yang
mengalami penebalan.
Macam-macam sklereid:
1. Brasklereid
Sel yang bentuknya hampir isodiametrik, misalnya pada floem kulit kayu pohon.
2. Maso sklereid
Sel berbentuk batang misalnya pada kulit biji Leguminosea.
3. Osteusklerei
Selnya berbentuk tulang dengan ujung membeser kadang-kadang sedikit bercabang.
4. Asterosklereid
Selnya berbentuk bintang sering terdapat pada daun

BAB IV
Alat Dan Bahn
Alat :
silet
tissu
objek glass & glass
mikroskop
pipet tetes
jarum pentul
Bahan :
batang hibiscus sp
72

tangkai daun vitis sp


aquadest

BAB V
Prosedur Kerja
Permukaan bawah dari masing-masing daun dikupas dengan pisau silet
1.
2.
3.
4.

hasil kupasan diambil dengan jarum pentul, lalu diletakkan di atas objek glass
ditetesi dengan aquadest
ditutup dengan cover glass
diamati dibawah mokroskop

BAB VI
Hasil Pengamatan
Nama
I.
endocarp buah malus

Hasil pengamatan

73

BAB VII
Pembahasan
Jaringan penguat berfungsi untuk mendukung kokohnya struktur berbagai bagian
tumbuhan. Jaringan ini merupakan jaringan sederhana, karena sel-sel penyusunnya hanya
terdiri atas satu tipe sel dan merupakan jaringan yang berperan untuk menunjang bentuk
tumbuhan agar dapat berdiri dengan kokoh. Jaringan penguat memiliki dinding sel yang tebal
dan kuat serta sel-selnya yang telah mengalami spesialisasi.Jaringan penyokong terdiri dari
jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
1.kolenkim
Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dengan penebalan
dinding sel yang tidak merata dan bersifat plastis, artinya mampu membentang, tetapi tidak
dapat

kembali

seperti

semula

bila

organnya

tumbuh.Kolenkim

terdapat

pada

batang,daun,bagian-bagian bunga, buah, dan akar.

2.Sklerenkim
Sklerenkim merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel-selnya mengalami
penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan sifat elastis. Sklerenkim tersusun atas
dua kelompok sel, yaitu sklereid dan serabut. Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas
sel-sel pendek, sedangkan sel-sel serabutnya panjang, sklereidnya berasal dari sel-sel
parenkim, sedangkan serabut berasal dari maristem.Sklereid terdapat di berbagai bagian
tubuh.Sel-selnya membentuk bagian yang keras, misalnya paada tempurung kelapa,kulit biji
dan mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut
sklerenkim benyak menyusun jaringan pengangkut.

74

Pada percobaab pertama dengan preparat tempurung cocos nucifera didalamnnya terdapat
brakisklereid dan dinding sel, dan padapreparat batang hibiscus sp di dalamnnya hanya
redapat sklerenkim saja .

BAB VIII
Kesimpulan
Jaringan penguat merupakanjaringan yang memberikan kekuatan bagi tubuh tumbuhan
agar dapat melakukan pertimbanganbagi pertumbuhannya. Berdasrkan sifat dan bentuknya,
jaringan mekanik di bedakan atas jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim. Kolenkim
tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dengan penebalan dinding selyang
tidak merata dan bersifat plasti, artinya mampu membentang, tetapi tidak dapat kembali
seperti semula bila organnya tumbuh sedangkan sklerenkim merupakan jaringan penyokong
tunbuhan,yang sel-selnya mengalami penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan
sifat elastis.Sklerenkim tersusun atas dua kelompok sel, yaitu sklereid dan serabut. Sklereid
disebut juga sel batu yang tediri atas sel-sel pendek, sedangkan serabut sel-selnya panjang,
sklereidnya berasal dari sel-sel parenkim, sedangkan serabut berasal dari sel-sel maristem.
Setelah melakukan percobaan pertama dengan preparat cocos nucifera didalamnnya terdapat
braakisklereid dan dinding sel, dan percobaan dengan menggunakanbatang Hibiscus sp
didalamnnya hanya terdapat sklerenkim saja.
BAB IX
Daftar pustaka
Nugroho Hartanto, dkk, 2006; struktur dan perkembangan pertumbuhan.

Yogyakarta:

Penebar Swadaya
Hidayat Estiti B, 1995; Anatomi tumbuhan berbiji. Bandung: ITB

75

PRAKTIKUM XV
SRTUKTUR SEKRESI

BAB I
Judul : Struktur Sekresi

BAB II
Tujuan

Mahasiswa dapat melihat dan membedakan antara struktur sekresi luar dan struktur
sekresi dalam

BAB III
II. Dasar teori
Sekresi adalah peristiwah pemisahan sejumlah zat dari protoplas atau isolasinya dalam
sebagian protoplas. Zat yang di sekresikan dapat berupa ion berlebih dalam bentuk garam,
kelebihan asimilasi dalam bentuk gula, ataupun senyawa dalam dinding sel, Sekresi
merupakan aktivitas normal sel yang hidup.
Berdasarkan letaknya struktur sekresi pada tumbuhan dapat dibedakan atas 2 sebagian
stuktur sekresi dalam

A. Struktur Sekresi Luar


Dalam kelompok ini terdapat kelompok sederhana misalnya, sekelompok sel epidermis
yang bersekresi atau rambut kelenjar yang di bangun oleh epidermis. Beberapa contoh
sekresi yang termasuk pada struktur sekresi dalam
1. Rambut pensekresi tetesan minyak pucuk menthapiperta
2. Rambut gatal pada Urtica urens dan laportea stimulans menskeresikanhistamine
dan asefikolin

76

3. Sekresi disimpan dulu di antara kutikula dan dinding luar sel sebelum di bebaskan
seperti kelenjar pada Lavendula vera
4. Sel mutiara Vitis vinifera
5. Kelenjar garam pada Atriplex
6. Rambut kelenjar yang bersel banyak pada tunas muda disebut koloter. Rambut
koloter menghasilkan zat perekat yang menyelinap di antar sisik tunas muda dan
menyelimutinya
7. Nektarium
Nektarium berbeda dengan kelenjar garam, nektarium mengsekresikancairan gula. Pada
nektarium sumber bahan disekresikan adalah xylem dan floem.Nektarium terdapat
pada bunga dan disebut nektarium floral, namun juga terdapat di luar bunga dan
dinamakan nektarium ekstra floral. Nektarium floral membentuk permukaan yang
bersifat kelenjar dan ditemukan pada daun mahkota, benang sari, bakal buah, ataupun
pada dasar bunga . sedangkan nektarim ekstrafloral erdapat pada batang, daun
penumpu dan tangkai bunga.
`Sel sekresi pada nektarium menunjukkan sitoplasma padat dan vakuola kecil, dan
sering memuat tannin. Adanya mitokondria dalam jumlah besar dengan Krista yang
berkembang baik menunjukkan bahwa sel berespirasi secara itensif. Jumlah retikulum
endoplasma banyak dan jumlah maksimum tercapai ketika nectar disekresikan.
8. Osmofor
Bau harum yang dihasilkan bunga biasanya berasal dari zat yang mudah menguap seperti
minyak atsiri yang tersebar pada epidemis sebagian perhiasan bunga. Namun, pada
beberapa tumbuhan, bau harum itu berasal dari kelenjar khusus yang dianamakan
osmofor. Contoh osmofor terdapat pada cercopegia, aristolochia dan spesies aracea
dan orchidaceae.
Pada osmofor, jaringan sekresi mencakup beberapa lapis sel. Pengeluaran secret menguao
itu berlangsung singkat dan berkaitan dengan penggunaan bahan cadangan dalam
jumlah yang besar.
9. Hidatoda
Pada hidatoda air dikeluarkan oleh daun kepermukaannya. Proses ini disebut gutasi.
Hidatoda merupakan bagian daun yang termodifikasi, biasanya terdapat pada tepi
atau ujung daun, tempat air yang dibebaskan oleh xylem mencapai permukaan daun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gutasi berfungsi dalam pengeluaran zat
hara mineral jika transpirasi tertekan. Hasil gutasi dapat melukai tumbuhan bila
terjadi akumulasi atau konsentrasi atau lewat interaksinya dengan pestisida.
77

B. Struktur Sekresi Dalam


Sruktur sekresi dalam sering tampak sebagai terspesialisasi di antara sel yang tidak
terspesialisasi, Sel sekersinya di sebut dengan idiobias. Beberapa contoh tumbuhan yang
mempunyai unsur sekresi dalam.
1. Pada lauraceae, Magnoliaceae, simaburaceae dan Wintaraceae mempunyai sekresi
berisi sel minyak atsiri
2. Pada Miliaceae terdapat sekersi berisi minyak atsiri
3. Pada Cactaceae, Malvaceae dan Tiliaceae terdapat sel sendiri yang mengandung
kristal rafid
4. Pada Capparaidaceae, Brassiacaceae dan Resedaceae terdapat sel sekresi berisi
enzimmirosin
5. Pada Mirtaceae terdapat sel tanninteroksidasi menjadi floebaten coklat sampai merah
coklat
1. Litosit yaitu sel yang berisi sistolit pada Fiscus elastica
Sistolit merupakan stuktur yang bahan dinding termasuk selulosa dan kalosa yang
menyatu dengan kalsium karbonat
Ruang sekresi dan saluran sekresi dapat di bentuk 2 pristiwa yaitu scara lisogon dan scara
zisogen. Ruang sekresi dan saluran yang di bentuk scara lisigen artinya ruangan dan sluran
sekresi yang di bentuk dengan melarutkan sel seperti rongga minyak lisigen pada daun
citrus. Sedangakan pembentukan ruang dan aluran tersebuat di bentuk dengan pemisahan
sel seperti rongga minyak Zisogen dan Eucalypus.
a. Sel sekresi
Sel sekresi sering tampak sebagai sel terspesialisasi yang tersebar di antara sel kurang
terspesialisasi. Dalam hal seperti itu, sel sekresi disebut idioblas. Sel-sel ini dapat
digunakan sebagai ciri taksonomi.
b. Ruang sekresi dan saluran sekresi
Ruang dan saluran sekresi berbentuk dengan melarutnya sel, disebut ruang lisigen atau
dengan pemisahan sel, disebut ruang sizogen. Pada ruang skresi lisigen (citrus,
gossypium), sekret berbemtuk dalam sel yang akhirnya rusak dan membebaskan zat ke
dalam rongga yang terjadi karena kerusakan itu.Rongga sekresi sizogen biasanya
dilapisi oleh sel utuh, seperti pada embrio eucalyptus. Contoh saluran sizogen yang
terkenal adalah saluran harsa pada coniferae.Ruang dan saluran sekresi dapat juga
berbentuk akibat luka, namun sulit dibedakan dari yang berbentuk secara normal.
b. Latisifer

78

Latisifer adalah sel atau sejumlah sel dalam deretan memanjang yang saling
berhubungan, berisi lateks, yakni cairan yang rumit susunannya. Sebagaimana struktur
kelenjar sekresi lain, latisifer pun merupakan tempat pengumpulan zat seperti terpen dan
harsa dan sebab latisifer itu dianggap kelenjar ekskresi. Namun, dapat ditemukan pula
enzim, sehingga latisifer termasuk kelenjar sekresi.
Asal pembentukan latisifer bisa sederhana, bisa juga majemuk. Latisifer sedrhana
merupakan sel tunggal, sedangkan latisifer majemuk berasal dari sejumlah sel dalam dalam
deretan memanjang.
Latisifer dapat ditemukan di berbagai tempat dalam tumbuhan. Namun, dapat pula
terbatas pada floem. Latisifer beruas ditemukan juga dalam jaringan baru akibat diferensiasi
sel pada jaringan baru itu menjadi latisifer, di tempat pertemuannya dengan latisifer
lama.Latisifer tak beruas berkembang menjadi sel tunggal dalam embrio seperti pada
nerium oleander dan turut tumbuh memasuki jaringan yang baru dibentuk oleh meristem
apeks. Pertumbuhannya merupakan kombinasi antara pertumbuhan koordinasi dan
pertumbuhan intrusive pada ujung selnya.
Latisifer beruas pada caricaceae tidak hanya terdapat dalam floem, namun juga pada
xylem. System latisifer pada hevea brasiliensis yang terdapat dalam floem sekunder
mengahasilkan karet.
Karet dan politerpen ditemukan sebagai partikel kecil dalam sitoplasma atau dalam
vesikula kecil yang dianggap vakuola. Vakuola yang beragam ukurannya merupakan bagian
dari suatu kerangka. Tampak bahwa vakuola terbentuk sebagai pelebaran sisterna dari
reticulum endoplasma atau sebagai vesikula dari diktiosom.( Hidayat Estiti,1995)
Objek

:Rambut sekresi

Preparat

:daun Sonchus arvenis

Nama simplisia : Sonchus arvensis L.


Pembesaran

:10x40

Dengan klasifikasi
Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Super Divisi

: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas

: Asteridae
79

Ordo

: Asterales

Famili

: Asteraceae

Genus

: Sonchus

Spesies

: Sonchus arvensis L.

Objek

:Sistolit

Preparat

:daun Fiscus elastica

Nama simplisia : Ficus elastica


Pembesaran

:10x40

Dengan klasifikasi
Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom

: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi

: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas

: Dilleniidae

Ordo

: Urticales

Famili

: Moraceae (suku nangka-nangkaan)

Genus

: Ficus

Spesies

: Ficus elastica Roxb

Objek

:Sistolit

Preparat

:daun Fiscus elastica

Nama simplisia : Citrus reticulata


Pembesaran

:10x40

Klasifikasi Citrus reticulata


Subdivisio

: Angiospermae

Class

: Dicotyledonae

Ordo

: Rutales

80

Familia

: Rutaceae

Genus Spesies

: Citrus reticulata

BAB IV
III.Alat dan bahan
. Alat dan bahan
10. Pisau silet baru
11. Jarum pentul
12. Objec glass
13. Cover glass
14. Gabus penutup botol
15. Pipet tetes
16. Beker glass
17. Aquadest
18. Daun sonchus arvensis, daun Fiscus elastica, daun Citrus nobilis

BAB V
IV. Prosedur kerja
1.
2.
3.
4.
5.

Permukaan bawah dari masing-masing daun dikupas dengan pisau silet


Hasil kupasan di ambil dengan jarum pentul, lalu diletakan di atas object glass
Di tetesi dengan aquadest
Di tutup dengan cover glass
Diamati dibawah mikroskop

BAB VI
Hasil pengamatan

81

Hasil Real
Daun Sonchus arvenis

Hasil Pengamatan

Hasil Real
Daun Ficus elastica

Hasil Pengamatan

BAB VII
Pembahasan

82

A. CIRI-CIRI SEL PENYUSUN JARINGAN SEKRETORI

1. Selkelenjar
Sel kelenjar biasanya di golongkan berdasarkan isi selnya, tetapi beberapa sel kelenjar
mengandung campuran zat-zat, atau mungkin isinya tidak dapat di identifikasi. Sel
kelenjar mengandung subtansi minyak, misalnya pada suku calycanthchaceae,
lauraceae,magnoliaceae, simarubaceae, dan winteraceae. Sel-sel ini terdapat pada
jaringan dasar batang maupun daun. Pada suku klusiaceae, hipericaceae, Sel kelenjar di
sebut sel minyak. Beberapa suku dikotil mengandung resin, yang lain mengandung
lender , misalnya Cactaceae dll. Sel-sel yang berlendir sering mengandung rafida,
misalnya pada Aloe sp. Sel yang mengandung enzim Mirosinase dapat dijumpai pada
suku Capparidaceae dll.
2. Ruang dan saluran rektori
Ruang dan saluran kelenjar berbeda dengan sel kelenjar karena ruang atau saluran
dihasilkan dengan beberapa cara:
a. Secara lisigen yaitu ruang antara sel yang terjadi karena lisisnya dinding sel,
misalnya, Citrus, gossipium.
b. Secara sizogen, ruang yang terjadi karena menjauhnya sel yang satu dengan
sel yang lain. Misalnya kelanjar minyak pada embrio eucalipetus.
c. Secara sizolisigen ruang yang terjadi merupakan gabungan tipe lisigen dan
sizogen.
Saluran getah adalah sel atau deretan sel-sel yang berhubungan mengandung
getah yaitu suatu cairan yang berwarna putih mempunyai komposisi yang
rumit. Saluran getah mungkin sederhana yang bersal dari satu sel, atau berasal
dari sel-sel yang mengadakan persatuan pada dinding ujungnya dan kemudian
dinding sel. Larut disebut saluran getah beruas yang berasal dari satu sel
disebut saluran getah tidak bersambung.

C. MACAM-MACAM JARINGAN SEKRETORI


a. JaringanRekresi
Mengeluarkan senyawa yang belum melewati proses metabolisme:
83

Hidatoda merupakan struktur yng mengeluarkan air dari mesofil ke

permukaan air.
Kelenjar garam dan dapur yang berfungsi untuk mengeluarkan garam
yangterserap.

b. JaringanEkresi
Terdapat di permukaan tubuh dan produksinya dikeluarkan dari tubuh.
- Rambut kelenjar terdapat pada bagian trikoma. Fungsinya rambut kelenjar
adalahmenyaring zat-zat ekresi misalnya minyak aksiri dan mengatur
-

pengeluaranekresi lewatplasma.
Kelenjar madu terdapat pada bagian bunga, merupakan kelenjar di bagian
Pangkal dan tonjolan yang terdiri dari banyak sel diatasnya diman sel tersebut

memiliki plasma yangkental.


Osmofora adalah kelenjar yang menghasilkan minyak menguap pada bagian-

bagian bunga.
c. Jaringan sekresi
Dimana senyawa kelenjar bersal dari parenkim dasar yang mengalami diferensiasi dan
mengandung bermacam senyawa hasil metabolism contohnya: kulit kayu manis.
- Ruang kelenjar merupakan sekelompok sel yang berdinding tipis, dengan
protoplasma yang kental mengelilingi suatu ruang yang terisi senyawa yang
-

dihasilkan oleh sel-sel. Contohnya: Daun citrus.


Saluran getah terdiri dari sel-sel atu sederet sel yang mengalami fusi yang
berisi getah, membentuk suatu system jaringan yang menembus jaringanjaringan lain dalam tubuh.

d. struktur dan fungsi jaringan sekretori


a) Struktur sectori
Sekretori eksternal mempunyai sturuktur, bentuk serta ukuran yang bermacam-macam,
merupakan derifat epidermis dan lapisan subefidermal. Misalnya rambut kelenjar.
Rambut kelenjar mempunyai kepala yang mengeluarkan sekresi, dan terdiri atas satu
atau banyak sel, sedangkan tangkai terdiri dari sel-sel Yang bukan kelenjar. Rambut
kelenjar dapat mengeluarkan sekresi yang berupa:
- Minyak misalnya pada Mentha. Minyak ini berbentuk tetes kecil pada
-

Dictamnus, tetes minyak terdapat dalam plastic.


Lendir, misalnya pad tumbuhan Insektivor. Tumbuhan ini berupa lendir

berupa mukopolisakarida, berfungsi untuk menjerat serangga.


b) Nektaria(kelenjar madu)
Nektar adalah cairan yang mengadung gula terdapat pada bunga dan pada bagian
vegetative(ekstrafloral). Nektaria florai, terdapat pada daun kelopak, daun mahkota
bunga,pada benangsari, pada oparium atau pada dasar bunga. Sedangkan nektaria
84

ekstrafloral

terdapat

pada

batang,

daun,

stipula,

atau

tangkai

bunga.

Sel sekretori pada nektaria mempunyai sitoplasma yang padat dan vakuola kecil, sering
mengandung tannin.
c) Hidatoda
Hidatoda merupakan struktur pelengkap pada daun berfungsi mengeluarkan air dari
dalam ke permukaan daun. Proses ini dinamakan gutasi. Hidatoda merupakan modifikasi
dari bagian-bagian daun, terletak pada helayan daun atau pada ujungnya, dimana air dari
xilen di tinggalkan, untuk mencapai permukaan daun.

BAB VIII
Kesimpulan

sekresi adalah peristiwa pemisahan sejumlah zat dari protoplas atau isolasinya dalam
sebagian protoplas. Zat yang disekresikan dapat berupa ion berlebih yang dipisahkan dalam
bentuk garam. Peristiwa sekresi dalam tunbuhan biasanya ditunjukan pada rambut kelenjar,
nektarium, saluran harsa dan latisifer (sel getah, sel lateks). Namun, perlu disadari bahwa
kegiatan sekresi terjadi dalam semua sel hidup dan menjadi bagian metabolisme normalnya.
Struktur kelenjar sekresi dapat dibagi menjadi struktur kelenjar sekresi luar yang terdapat di
permukaan tumbuhan dan struktur kelenjar sekresi dalam, yang berada di dalam tumbuhan.

BAB IX
Daftar pustaka

Hidayat Estiti, Anatomi Tumbuhan Berbiji, (Bandung, 1995, Penerbit ITB)

Sumardi, Issirep dan Pudjoarianto , Agus. 1992. Struktur dan

Perkembangan

Tumbuhan . Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta

85

86

Anda mungkin juga menyukai