Disusun Oleh
KELOMPOK 6
Adithya Fernando Sitorus
Fakhri Rafiki
Sonia Limoes
Ulina Ayu Pangesti
1306447764
1306447751
1306412142
1306447726
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisikan
tentang laporan percobaan pada praktikum Tray Drying pada mata kuliah
Praktikum Unit Operasi Bioproses. Percobaan ini dilakukan di Laboratorium
Proses, Departemen Teknik Kimia, Universitas Indonesia.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen kami yang kami hormati Eny
Kusrini selaku pembimbing mata kuliah Praktikum Unit Operasi Bioproses yang
telah membimbing kami selama pembuatan makalah ini; asisten laboratorium dan
teman-teman Departemen Teknik Kimia khususnya angkatan 2013 yang selalu
mendukung dan membantu proses penyelesaian makalah ini; dan semua pihak
yang terlibat dalam pembuatan makalah yang tidak dapat kami sebutkan satu per
satu di sini.
Semua ide dan isi dari karya ini terinspirasi dari keadaan masyarakat
Indonesia dan kami bermaksud untuk meningkatkan kualitas lingkungan di
Indonesia. Semoga makalah ini akan
Depok,
April 2016
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I - PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................ 2
1.4 Manfaat......................................................................................................... 2
BAB II - TEORI DASAR .................................................................................. 3
2.1 Definisi dan Mekanisme Pengeringan ......................................................... 3
2.2 Tray Drying .................................................................................................. 4
2.3 Persamaan Tray Drying................................................................................. 6
2.4 Kurva Pengeringan........................................................................................ 7
BAB III - PERCOBAAN ................................................................................... 8
3.1. Alat dan Bahan ............................................................................................ 8
3.2 Variabel-Variabel dalam Percobaan ............................................................. 8
3.3 Prosedur Percobaan ...................................................................................... 9
BAB IV - DATA DAN PENGOLAHAN DATA ................................................ 11
4.1 Pengaruh ukuran partikel terhadap pengeringan .......................................... 11
4.2 Pengaruh kecepatan udara terhadap pengeringan ........................................ 18
4.3 Pengaruh Perubahan suhu terhadap Pengeringan ....................................... 25
BAB V ANALISIS........................................................................................... 32
5.1 Analisis pengaruh ukuran partikel terhadap laju pengeringan...................... 32
5.2 Analisis pengaruh kecepatan udara terhadap laju pengeringan..................... 37
5.3 Analisis pengaruh suhu terhadap laju pengeringan....................................... 40
BAB VI - KESIMPULAN ................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 43
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Percobaan ini berkaitan dengan teknik pengeringan dengan judul Tray
Drying. Pengeringan adalah proses untuk menghilangkan sejumlah cairan volatil
yang terdapat dalam padatan dengan cara evaporasi. Di Industri kimia proses
pengeringan adalah salah satu proses yang penting. Proses pengeringan ini
dilakukan biasanya sebagai tahap akhir sebelum dilakukan pengepakan suatu
produk ataupun proses pendahuluan agar proses selanjutnya lebih mudah,
mengurangi biaya pengemasan dan transportasi suatu produk dan dapat
menambah nilai guna dari suatu bahan. Dalam industri makanan, proses
pengeringan
ini
digunakan
untuk
pengawetan
suatu
produk
makanan.
2
3
BAB 2
TEORI DASAR
2.1 Teori Pengeringan
Pengeringan adalah suatu peristiwa perpindahan massa dan energi yang
terjadi dalam pemisahan cairan atau kelembaban dari suatu bahan sampai batas
kandungan air yang ditentukan dengan menggunakan gas sebagai fluida sumber
panas dan penerima uap cairan (Sumber: Treybal, 1980) . Dasar proses
pengeringan adalah terjadi penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan
uap air antara udara dan bahan yang dikeringkan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengeringan ada 2 golongan yaitu faktor yang berhubungan
dengan udara pengering seperti suhu, kecepatan udara, kelembapan, dimana
makin tinggi udara pengering makin cepat pula proses pengeringan berlangsung
dan faktor yang berhubungan dengan bahan yang dikeringkan seperti ukuran
bahan, kadar air awal bahan. Pengeringan secara mekanis dapat dilakukan dengan
2 metode yaitu:
1. Continuous drying
Suatu pengeringan bahan dimana pemasukan dan pengeluaran bahan
dilakukan terus menerus.
2. Batch drying
Suatu pengeringan dimana bahan masuk ke alat pengering sampai pengeluaran
hasil kering, kemudian baru dimasukkan bahan yang berikutnya.
Menurut system proses pengeringan dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Direct drying
Pada system ini bahan dikeringkan dengan cara mengalirkan udara pengering
melewati bahan sehingga panas yang diserap diperoleh dari sentuhan langsung
antara bahan dengan udara pengering, biasanya disebut dengan pengeringan
konveksi.
2. Indirect drying
Pada system ini panas pengeringan di dapat dari dinding pemanas yang
bersentuhan dengan bahan yang dikeringkan secara konduksi.
Pengeringan biasanya merupakan langkah terakhir dari sederetan operasi
dan hasil pengeringan biasanya siap dikemas. Kandungan zat cair dalam bahan
yang dikeringkan berbeda dari satu bahan ke bahan lain. Ada bahan yang tidak
mempunyai kandungan zat cair sama sekali (bone dry). Pada umumnya zat padat
selalu mengandung sedikit fraksi air sebagai air terikat. Zat padat yang akan
dikeringkan biasanya terdapat dalam bentuk serpih,
lempeng, atau lembaran sinambung dengan sifat-sifat yang berbeda satu sama
lain. Zat cair yang akan diuapkan bisa terdapat pada permukaan zat padat seperti
pada kristal, dapat pula seluruh zat cair terdapat di dalam zat padat seperti pada
pemisahan pelarut dari lembaran polimer, atau dapat pula sebagian zat cair di luar
dan sebagian di dalam. Jika ditarik garis besarnya, tujuan pengeringan antara lain:
1.
2.
3.
4.
ukuran partikel yang dikeringkan. Perpindahan massa terjadi bila terdapat kontak
antara solid dan udara pengering. Prosesnya adalah terjadi perpindahan massa dari
permukaan pertikel kedalam aliran udara pengering.
2.2 Tray Drying
Dalam percobaan ini pengeringan akan dilakukan untuk mengeringkan
suatu umpan solid/butiran padat berupa pasir dengan berbagai ukuran
menggunakan unit operasi yang dinamakan tray dryer. Tray dryer adalah alat
pengering yang dirancang untuk pengeringan bahan yang membutuhkan
wadah/pan. Pada alat ini terdapat tray-tray yang digunakan sebagai tempat umpan
yang dikeringkan. Proses pengeringan dilakukan pada tray kedua dari atas.
Pengeringan dilakukan dengan mengalirkan udara yang dipanaskan dengan heater
dan kemudian mengalir ke arah tray-tray umpan. Udara panas inilah yang akan
menguapkan air yang terkandung dalam umpan hingga kering.
Alat pengering tipe rak (tray dryer) mempunyai bentuk persegi dan di
dalamnya berisi rak-rak yang digunakan sebagai tempat bahan yang akan
dikeringkan. Pada umumnya rak tidak dapat dikeluarkan. Beberapa alat pengering
jenis itu rak-raknya mempunyai roda sehingga dapat dikeluarkan dari alat
pengering. Ikan-ikan diletakkan di atas rak yang terbuat dari logam dengan alas
yang berlubang-lubang. Kegunaan dari lubang tersebut untuk mengalirkan udara
panas dan uap air.
Alat tersebut juga digunakan untuk mengeringkan hasil pertanian berupa
biji-bijian. Bahan diletakkan pada suatu bak yang dasarnya berlubang-lubang
untuk melewatkan udara panas. Bentuk bak yang digunakan ada yang persegi
panjang dan ada juga yang bulat. Bak yang bulat biasanya digunakan apabila alat
pengering menggunakan pengaduk, karena pengaduk berputar mengelilingi bak.
Kecepatan pengadukan berputar disesuaikan dengan bentuk bahan yang
dikeringkan, ketebalan bahan, serta suhu pengeringan. Biasanya putaran pengaduk
sangat lambat karena hanya berfungsi untuk menyeragamkan pengeringan.
Keuntungan dari alat pengering jenis tray ini adalah : laju pengeringan lebih cepat,
kemungkinan terjadinya over drying lebih kecil, dan tekanan udara pengering
yang rendah dapat melalui lapisan bahan yang dikeringkan.
Alat pengering tipe bak terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut :
1. Bak pengering yang lantainya berlubang-lubang serta memisahkan bak
pengering dengan ruang tempat penyebaran udara panas (plenum chamber).
2. Kipas, digunakan untuk mendorong udara pengering dari sumbernya ke
plenum chamber dan melewati tumpukan bahan di atasnya.
5
(1)
dengan
Xi
Ws
(2)
dengan,
dengan,
(5)
2.4 Kurva Pengeringan
Karakteristik proses pengeringan suatu bahan bergantung pada waktu yang
diperlukan, sehingga kurva kandungan air bahan terhadap waktu yang diperlukan
untuk mengeluarkan air dari bahan tersebut dapat digambarkan seperti dalam
Gambar 2, yang dinamakan kurva pengeringan. Pada proses pengeringan berlaku
dua proses, yaitu pada permulaan proses air dipermukaan bahan akan diuapkan,
seperti yang digambarkan pada kurva pengeringan yang berkemiringan rendah,
kemudian barulah berlaku proses pemindahan air dari bahagian dalam bahan ke
permukaaannya. Semakin lama semakin sedikit air yang diuapkan. Proses ini
berlangsung sampai air yang terikat saja yang tinggal di dalam bahan tersebut,
seperti digambarkan oleh kurva asimptot di sebelah kanan grafik.
BAB 3
PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
3.1.2 Bahan
Pasir dengan 3 ukuran (0.3 mm, 0.5 mm, dan 0.7 mm)
Air
10
BAB 4
DATA DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Data dan Pengolahan Pengaruh Diameter Partikel terhadap Laju
Pengeringan
Tujuan Percobaan
Mengamati pengaruh ukuran partikel terhadap laju pengeringan.
Data Percobaan
a. Luas Tray (AT)
Panjang
: 30 cm
Lebar
: 16 cm
2
= 7 mm
= 20
= 152 gr
= 464 gr
= 478 gr
= 14 gr
= W st W t =312 gr
Tabel 4.1. Tabel Data Pengamatan Percobaan Variasi Diameter (0,3 mm)
Waktu
Berat
(menit)
(gram)
3
6
9
12
15
476
475
474
473
472
Suhu (oC)
Upstream
Downstream
Kering Basah Kering Basah
33.0
27.0
36.0
27.0
36.0
27.5
36.0
27.5
36.5
28.0
37.0
28.0
36.5
28.5
36.5
28.0
37.0
28.0
37.0
28.0
= 7 mm
11
2
2.6
2.7
3.0
2.8
2.4
3
2.7
2.8
2.6
2.8
2.6
4
2.1
1.8
2.0
1.9
1.8
5
2.3
2.4
2.1
2.2
2.2
ii)
iii)
iv)
v)
vi)
vii)
= 20
= 152 gr
= 488 gr
= 501 gr
= 13 gr
= W st W t =336 gr
Tabel 4.2. Tabel Data Pengamatan Percobaan Variasi Diameter (0,5 mm)
Suhu (oC)
Upstream
Downstream
(gram) Kering Basah Kering Basah
Berat
Waktu
(menit)
499
36.0
28.5
36.0
28.5
498
36.0
28.0
37.0
28.0
497
36.5
28.0
36.5
28.0
12
496
37.0
28.5
36.5
28.0
15
496
37.5
28.5
36.5
28.0
Laju Udara
1
2.
2
2.
3
2.
4
1.
4
2.
5
2.
5
2.
8
1.
3
2.
7
3.
7
2.
9
2.
2
2.
0
3.
9
2.
0
1.
4
2.
0
3.
6
2.
9
1.
5
2.1
2.2
2.2
2.2
2.1
12
3
6
9
12
15
476
475
474
473
472
464
464
464
464
464
312
312
312
312
312
(g)
499
498
497
496
496
0.0385
0.0353
0.0321
0.0288
0.0256
488
488
488
488
488
336
336
336
336
336
0.0327
0.0298
0.0268
0.0238
0.0238
t (menit)
3
6
9
12
15
d = 0.3 mm
d = 0.5 mm
0.0385
0.0353
0.0321
0.0288
0.0256
0.0327
0.0298
0.0268
0.0238
0.0238
0.03
0.03
0.02
10
11
12
13
14
15
16
t (menit)
Xi d = 0.3 mm
Xi d = 0.5 mm
13
= laju pengeringan (kg air/menit.cm2).
Wi
As
(kg
Wi
As
(kg
(g)
(g)
(cm2)
H2O/menit.cm2)
(g)
(g)
(cm2)
H2O/menit.cm2)
476
475
474
473
472
2
1
1
1
1
480
480
480
480
480
0.00139
0.00069
0.00069
0.00069
0.00069
499
498
497
496
496
2
1
1
1
0
480
480
480
480
480
0.00139
0.00069
0.00069
0.00069
0
d = 0.3 mm
d = 0.5 mm
d = 0.3 mm
d = 0.5 mm
0.0385
0.0353
0.0321
0.0288
0.0256
0.0327
0.0298
0.0268
0.0238
0.0238
0.00139
0.00069
0.00069
0.00069
0.00069
0.00139
0.00069
0.00069
0.00069
0
14
0
0
0
0
0
0.02
0.02
0.02
0.03
0.03
0.03
0.03
0.03
0.04
0.04
0.04
Gambar 4.2 Kurva Laju Pengeringan (R) Terhadap Kandungan air (Xi)
c. Laju Penguapan terhadap Kandungan Air
Laju penguapan () dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut:
mi=V i . . A .( H )
Dimana:
15
v rata-
v rata-
(menit
rata
rata
(m/s)
(cm/s)
2.38
238
2.46
(g/cm3)
As
(cm2
)
Kering
Basah
0.00117
480
33
27
246
0.00117
480
36
2.4
240
0.00117
480
12
2.38
238
0.00117
15
2.24
224
0.00117
H Upstream
H Downstream
mi (g/s)
Kering
Basah
0.0295
36
27
0.0442
-0.01
-1.971
27.5
0.0404
36
27.5
0.0404
36.5
28
0.0414
37
28
0.0439
-0
-0.329
480
36.5
28.5
0.0393
36.5
28
0.0418
-0
-0.329
480
37
28
0.047
37
28
0.047
mi (g/s)
v rata-
v rata-
(menit
rata
rata
(m/s)
(cm/s)
2.26
226
2.36
(g/cm3)
As
(cm2
)
Kering
Basah
0.00117
480
36
28.5
236
0.00117
480
36
2.46
246
0.00117
480
12
2.42
242
0.00117
15
2.4
240
0.00117
H Upstream
H Downstream
Kering
Basah
0.0388
36
28.5
0.0388
28
0.0397
37
28
0.0446
-0
-0.657
36.5
28
0.0404
36.5
28
0.0404
480
37
28.5
0.0411
36.5
28
0.0411
480
37.5
28.5
0.0439
36.5
28
0.0414
0.002
0.3285
(g/s)
d = 0.3 mm
d = 0.5 mm
d = 0.3 mm
d = 0.5 mm
0.0385
0.0353
0.0321
0.0288
0.0256
0.0327
0.0298
0.0268
0.0238
0.0238
-1.971
0
-0.329
-0.329
0
0
-0.657
0
0
0.329
16
(g/s)
-1
-1.5
-2
-2.5
d = 0.3 mm
d = 0.5 mm
Gambar 4.3 Kurva Laju Penguapan (m) Terhadap kandugan air (Xi)
17
pengaruh
kecepatan
udara
pengering
terhadap
laju
pengeringan.
Data Percobaan
a. Luas Tray (AT)
Panjang
: 30 cm
Lebar
: 16 cm
2
2
A T =30 16=480 cm =0.048 m
b. Variasi Kecepatan level 6
Tabel 4.9. Tabel Data Pengamatan Percobaan Variasi Kecepatan (level 6)
Ukuran Partikel
Laju Udara
Variasi 1 (level 6)
Pemanas
Jumlah Semprotan
Suhu ('C)
Waktu Berat
Upstream
Downstream
Basa
(menit) (gr)
Kering
Kering
h
3
511
36
28.5
36
6
509
36
28
36
9
508
36.5
28
36
12
507
37
29
36.5
15
506
36.5
29
36.5
0.5
lv. 6
lv. 6
20
Tray Kosong
Tray + Pasir Kering
Tray + Pasir Basah
Tebal pasir
152
498
512
0.8
Gr
Gr
Gr
Cm
28
28
28
28.5
28.5
2.7
2.6
3
3.7
3.1
3.3
3.1
3.1
3.2
3.2
3.2
3.1
3.3
3.3
3.4
2.5
2.3
2.6
2.4
2.7
2.8
2.6
2.7
2.6
2.7
0.5
lv. 8
lv. 6
20
Tray Kosong
Tray + Pasir Kering
Tray + Pasir Basah
Tebal pasir
152
503
518
0.8
Gr
Gr
Gr
Cm
28
28
28
28
4.1
4.1
3.7
3.7
5.1
4.8
4.4
4.2
4.2
4.2
4.3
4.2
3.1
3.2
3.7
3.3
3.6
3.9
3.6
3.7
18
15
507
36
28
34
28
3.5
4.3
3.9
3.5
3.8
511
498
346
509
498
346
508
498
346
12
507
498
346
15
506
498
346
Xi
0.0375
7
0.0317
9
0.0289
0.0260
1
0.0231
2
Xi
516
503
351
0.03704
514
503
351
0.03134
513
503
351
0.02849
512
503
351
0.02564
507
503
351
0.0114
Xi
v = lv.6
19
v = lv. 8
3
6
9
12
15
0.03757
0.03179
0.0289
0.02601
0.02312
0.03704
0.03134
0.02849
0.02564
0.0114
Xi 0.02
0.01
0
10
12
14
16
t (menit)
v = lv.6
v = lv. 8
Wi
W As
(g)
(g)
(kg Wi
20
W As
(g)
Ri
(kg
(cm2) H2O/menit.cm2)
0
3
6
9
12
15
3
3
3
3
3
3
512
511
509
508
507
506
0
1
2
1
1
1
480
480
480
480
480
480
0
0.00069
0.00139
0.00069
0.00069
0.00069
518
0
2
2
1
1
5
516
514
513
512
507
480
480
480
480
480
480
0
0.00139
0.00139
0.00069
0.00069
0.00347
Xi
Ri
v = lv.
v = lv.6
0.03757
0.03179
0.0289
12
0.02601
15
8
0.0370
4
0.0313
4
0.0284
9
0.0256
4
0.02312 0.0114
v = lv.6
v = lv.
8
0.00069 0.00139
0.00139 0.00139
0.00069 0.00069
0.00069 0.00069
0.00069 0.00347
Ri (kg H2O/menit.cm2) 0
0
0
0.01 0.02 0.02 0.03 0.03 0.04 0.04
Xi
Ri v = lv.6
21
Ri v = lv. 8
Gambar 4.5 Kurva Laju Pengeringan (R) Terhadap Kandungan air (Xi)
c. Laju Penguapan
Laju penguapan () dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
mi=V i . . A .( H )
Dimana:
. cp . T
Vi
Dimana:
c p = specific heat capacity udara (1000 kJ/kg.oC untuk suhu ruangan).
T
v
ratarata
(m/s)
v
ratarata
(cm/s
)
290
274
294
304
302
(g/cm3)
As
(cm2
)
Suhu
Downstream
Down-
(C)
Kerin
stream
Basa
0.03026
0.03416
0.03383
0.03079
0.02906
g
36
36
36
36.5
36.5
h
28
28
28
28.5
28.5
Suhu Upstream
(C)
Kering
H UpBasa
h
28.5
28
28
29
29
stream
mi (g/s)
0.03228
0.03416
0.03184
0.03079
0.03099
-0.002
0
0.00199
0
-0.0019
-0.3285
0
0.32854
0
-0.3285
mi (g/s)
3
2.9
6
2.74
9
2.94
12
3.04
15
3.02
Laju Udara = lv.8
t
v
v
0.00117
0.00117
0.00117
0.00117
0.00117
480
480
480
480
480
36
36
36.5
37
36.5
As
Suhu Upstream
H Up-
Suhu
(menit
(g/cm3)
(cm2
(C)
stream
Downstream
Down-
rata-
rata-
22
)
3
6
9
12
15
rata
(m/s)
4.02
4.04
3.94
3.82
3.8
rata
(cm/s
)
402
404
394
382
380
)
0.00117
0.00117
0.00117
0.00117
0.00117
480
480
480
480
480
Kering
35
35
35.5
35
36
Basa
(C)
Kerin
Basa
h
28.5
28
28.5
28.5
28
g
34
34
34
34
34
h
28
28
28
28
28
0.01892
0.02027
0.02079
0.01991
0.02463
stream
0.01746
0.01738
0.01782
0.01838
0.01847
0.00146
0.0029
0.00297
0.00153
0.00616
23
0.32854
0.65707
0.65707
0.32854
1.31414
Xi
(menit
)
mi (g/s)
v = lv.6
0.03757
0.03179
0.0289
12
0.02601
15
v = lv.
8
0.0370
4
0.0313
4
0.0284
9
0.0256
4
0.02312 0.0114
v = lv.6
v = lv.
8
-0.3285
0.32854
0.65707
0.32854 0.65707
0
0.32854
-0.3285
1.31414
mi (g/s)
0.5
0
0.01
0.02
0.02
0.03
0.03
0.04
0.04
-0.5
Xi
v = lv.6
v = lv. 8
Gambar 4.6 Kurva Laju Pengeringan (R) Terhadap Kandungan air (Xi)
24
: 30 cm
Lebar
: 16 cm
A T =30 16=480 cm 2=0.048 m2
b. Variasi Suhu Pemanas Level 5
Kecepatan udara: level 5
Ukuran Partikel 0,5 mm
i)
Tebal Pasir
ii)
Jumlah Semprotan Air
iii)
Berat Tray Kosong (Wt)
iv)
Berat Tray dan Pasir Kering (Wst)
v)
Berat Tray dan Pasir Basah (Wswt)
vi)
Berat Air (Ww)
vii)
= 4 mm
= 10
= 152 gr
= 387 gr
= 395 gr
= 8 gr
= W st W t =237 gr
Berat
(gra
m)
393
392
391
391
391
Suhu (oC)
Upstream
Downstream
Kerin
Bas
Kerin
Basa
g
33
33
33
33
33
ah
28
27.5
28
28
28
g
33
33
33
33
33
h
27.5
27.5
27.5
27.5
27
1
2.8
2.8
2.9
3
2.6
2
3.3
3.3
3.6
3.6
3.3
= 4 mm
= 10
= 152 gr
25
3
3.3
3.2
3.5
3.4
3.1
4
2.4
2.2
2.5
2.4
3
5
2.8
2.6
2.7
2.7
2.7
iv)
v)
vi)
vii)
Wakt
u
Suhu
Downstrea
Berat
Upstream
Kerin Basa
Laju Udara
m
Kerin Basa
1
2.
2
3.
3
3.
4
2.
5
2.
315
39
28.5
40
29
8
2.
2
3.
1
3.
6
2.
8
2.
314
40.5
30
41
30
2
3.
5
3.
4
2.
5
2.
313
41
30.5
42
30.5
3
2.
1
3.
3
3.
6
3.
7
2.
12
312
41
30.5
40
30.5
8
2.
1
3.
3
3.
2
2.
7
2.
15
311
41
30.5
42
30.5
Pemanas Level 5
Pemanas Level 8
26
u
(men
it)
3
6
9
12
15
Wi
Ws
Wst
(g)
(g)
(g)
393
392
391
391
391
235
235
235
235
235
387
387
387
387
387
Xi (gr air/gr
padatan
kering)
0.026
0.021
0.017
0.017
0.017
Wi
Ws
Wst
(g)
(g)
(g)
315
314
313
312
311
159
159
159
159
159
311
311
311
311
311
Xi (gr air/gr
Data yang diperoleh kemudian di plot kedalam grafik Kurva Kandungan Air
() Terhadap Waktu (Menit).
Tabel 4.17 Tabel Data Pengamatan Percobaan Variasi Suhu untuk Grafik
t (menit)
Pemanas
Pemanas
3
6
9
12
15
Level 5
0.026
0.021
0.017
0.017
0.017
Level 8
0.025
0.019
0.013
0.006
0.000
0.02
0.01
Lv 5
Lv 8
0.01
0
10
0 20
waktu (menit)
padatan
kering)
0.025
0.019
0.013
0.006
0.000
W 1 |W iW i1| 1
. =
.
t As
|t iti 1| A s
Dimana:
(men
(men
it)
it)
3
6
9
12
15
3
3
3
3
3
Suhu Level 5
Rt (g
Wi
H2O/menit
(g)
cm2)
393
0.00139
392
0.00069
391
0.00069
391
0.00000
391
0.00000
Wi
Suhu Level 8
Rt (g
(g)
315
314
313
312
311
H2O/menit
cm2)
0.00139
0.00069
0.00069
0.00069
0.00069
Pemanas
Pemanas
(kg H2O/menit.cm2)
Pemanas
Pemanas
Level 5
0.026
0.021
0.017
0.017
0.017
Level 8
0.025
0.019
0.013
0.006
0
Level 5
0.00139
0.00069
0.00069
0
0
28
Level 8
0.00139
0.00069
0.00069
0.00069
0.00069
0.000
0.010
0.020
0.030
Lv 8
. cp . T
Vi
Dimana:
29
cp
Upstream
Laju
(cm/
(g/cm3
Kerin
Basa
upstre
Kerin
Basa
Downs
s)
am
tream
33
28
68.3
33
27.5
65.4
2.9
4.7506
33
27.5
65.4
33
27.5
65.4
33
28
68.3
33
27.5
65.4
2.9
4.8161
33
28
68.3
33
27.5
65.4
2.9
4.9472
33
28
68.3
33
27
62.7
5.6
9.5532
2.9
2.86
2.94
12
3.02
15
3.02
0.0011
77
0.0011
77
0.0011
77
0.0011
77
0.0011
77
Downstream
Vt
H
H
Pengua
pan, m
(g/s)
Tabel 4.21 Tabel Data Hasil Perhitungan Laju Penguapan Pemanas level 8
Wakt
u
(men
it)
Downstrea
Vt
(cm/
(g/cm3
upstre
s)
am
2.9
2.86
2.94
12
3.02
15
3.02
0.0011
77
0.0011
77
0.0011
77
0.0011
77
0.0011
77
Upstream
Keri
Bas
ng
ah
39
28.5
40.5
Laju
H
Downstre
am
Penguap
an, m
(g/s)
Keri
Bas
ng
ah
45.3
40
29
44
1.3
2.1296
30
46.4
41
30
44.8
1.6
2.5849
41
30.5
46.8
42
30.5
43.5
3.3
5.4804
41
30.5
46.8
40
30.5
50.3
3.5
5.9707
41
30.5
46.8
42
30.5
43.5
3.3
5.6296
30
m (g/cm2)
Pemanas Level
Pemanas Level
Pemanas
Pemanas
5
0.026
0.021
0.017
0.017
0.017
Level 8
0.026
0.021
0.017
0.017
0.017
Level 5
4.7506
0
4.8161
4.9472
9.5532
2.1296
2.5849
5.4804
5.9707
5.6296
6
4
Lv 5
Lv 8
2
0
0.000 0.020 0.040
Kandungan Air (gr air/gr padatan)
31
BAB 5
ANALISIS
5.1 Analisis Percobaan Pengaruh Diameter Partikel terhadap Pengeringan
5.1.1 Analisis Percobaan
Percobaan Tray Drying dengan variasi ukuran partikel bertujuan untuk
mempelajari operasi pengeringan dengan menggunakan tray drier dan
menentukan kondisi suatu variabel untuk melakukan operasi pengeringan secara
optimum. Pada percobaan ini, variabel yang diamati dalam pengaruhnya terhadap
proses pengeringan adalah ukuran partikel yang dikeringkan dan airflow. Pada
percobaan pertama digunakan 2 (dua) jenis ukuran partikel (pasir) yaitu 0,3 mm
dan 0,5 mm.
Berbagai pengukuran awal dilakukan untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam pengolahan data agar pengamatan dan analisis dapat
berlangsung. Data yang diukur antara lain berat tray kosong yang ditimbang untuk
membantu pengukuran berat pasir kering dan berat kandungan air dan diukur luas
dari tray sebagai luas permukaan pengeringan atau area penguapan (As), kemudian
tray yang diisi pasir kering ditimbang untuk mendapatkan berat dari pasir kering
yang digunakan, dan ditimbang kembali setelah dilakukan penyemprotkan air
untuk
memperoleh
berat
kandungan
air
sebelum
proses
pengeringan.
32
Data yang diambil pada setiap pengukuran adalah suhu aliran, baik dry
maupun wet pada upstream dan downstream, serta laju udara pengering diukur
pada 5 (lima) titik. Pengukuran laju udara dilakukan pada titik-titik dengan skema
yang digambarkan pada gambar XX, karena diperlukan suatu pengambilan ratarata sebagai suatu asumsi laju udara pengering seragam disemua titik, sehingga
tidak bisa dilakukan pengukuran laju di satu atau dua titik saja. Suhu dry maupun
wet diukur untuk memperoleh nilai kelembaban aliran udara dan perbedaan
kelembaban udara pada upstream dan downstream.
33
kandungan
air
dalam
partikel
terus
berkurang
seiring
34
Pada grafik yang dihasilkan, dapat dilihat bahwa penurunan kandungan air
benar-benar mengalami perubahan yang sama hingga pada menit ke 15 dimana
perununan secara konstan tetap terjadi seperti pada menit-menit sebelumnya untuk
partikel berukuran 0.3 mm, namun pada partikel berukuran 0.5 mm tidak terjadi
penurunan air yang diindikasikan nilai Xi yang sama dengan menit ke-12-nya.
Perbedaan ini menunjukan bahwa semakin kecil ukuran partikel, maka nilai
kandungan air dalam partikel pasir juga semakin kecil dalam interval waktu
proses pengeringan. Nilai penurunan kandungan air yang lebih konstan tersebut
menunjukkan banyaknya kandungan air yang teruapkan selama proses
pengeringan dan mengalami perpindahan massa ke udara, dengan perbandingan
5:4 untuk partikel berukuran 0.3 mm dan 0.5 mm. Hal ini disebabkan oleh ukuran
partikel yang lebih kecil memiliki kandungan bounded water lebih sedikit
daripada partikel dengan ukuran lebih besar sehingga akan lebih cepat
menguapkan kandungan airnya. Selain itu, partikel halus memiliki luas
permukaan kontak yang lebih besar dibandingkan dengan partikel sedang dan
besar sehingga kontak antara air yang ada dalam partikel dan udara panas yang
dialirkan pun akan semakin banyak. Hal ini tentunya dapat mempercepat proses
pengeringan yang dilakukan.
Perhitungan Laju Pengeringan terhadap Kandungan Air
Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa trend yang diperoleh untuk kedua
ukuran partikel kembali menunjukkan pola yang sama. Pada data pun terlihat
adanya penurunan konstan untuk kedua variasi ukuran partikel. Namun, pada
ukuran 0.5 mm yang mengandung air 1 gram lebih sedikit dari variasi ukuran
partikel 0.3 mm, pada akhir proses pengeringan mengalami penurunan laju
pengeringan (Ri) hingga bernilai 0. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil
kandungan air dalam pasir maka semakin kecil juga laju pengeringannya. Hal ini
disebabkan karena semakin sedikitnya partikel air yang terkandung dalam pasir
maka udara akan semakin sulit mengambil partikel air di dalam pasir. Turunnya
laju pengeringan dapat disebabkan karena semakin kecilnya jumlah kandungan air
dalam partikel sehingga jumlah air yang dapat diuapkan oleh udara panas yang
dialirkan pun menjadi semakin kecil.
35
Analisis Kesalahan
Pada percobaan ini, perhitungan laju penguapan menggunakan metode
upstream dan downstream. Seharusnya, suhu upstream akan selalu lebih tinggi
dibandingkan suhu downstream. Hal ini dikarenakan udara kering yang melewati
tray akan menyerap air dari partikel pasir sehingga suhu udara yang mengalir ke
downstream akan mengalami penurunan. Akan tetapi, pada percobaan ini, suhu
upstream yang didapat tidak selalu lebih tinggi dibandingkan downstream. Hal ini
yang mungkin menyebabkan grafik laju penguapan yang didapat mengalami
fluktuasi sehingga kurang tepat dan kurang valid. Pengukuran suhu dilakukan
dengan thermometer alkohol. Kondisi ruangan praktikum dengan kondisi suhu
upstream maupun downstream berbeda beberapa derajat Celcius sehingga pada
saat pengukuran suhu diperlukan waktu yang cukup lama sampai suhu yang
ditunjukan thermometer konstan
5.2 Analisis Percobaan Pengaruh Laju Alir Udara terhadap Pengeringan
5.2.1 Analisis Percobaan
Percobaan dengan variasi laju udara bertujuan untuk menentukan kurva
pengeringan berdasarkan laju pengeringan. Pada percobaan ini, variabel yang
divariasikan adalah laju udara sedangkan variabel lainnya dibiarkan sama yaitu
pemanas pada level 6, ukuran partikel 0.5 mm dan jumlah semprotan sebanyak 20
sehingga nanti akan didapatkan pengaruhnya terhadap proses pengeringan dalam
tray dryer. Laju udara yang digunakan adalah dengan level 6 dan level 8 yang
dapat diatur pada tray ryer.
Terdapat beberapa data yang diambil sebelum percobaan dilakukan seperti
luas permukaan tray, berat tray, berat tray dan pasir kering serta berat tray dan
pasir yang sudah dibasahi dengan semprotan air yang merata pada setiap bagian
tray. Data-data ini akan membantu pengolahan data terutama saat melakukan
perhitungan kandungan air, laju pengeringan maupun laju penguapan.
Setelah mengatur semua variabel pada alat, percobaan dilakukan selama
15 menit dengan pengambilan data, seperti suhu aliran pada upstream maupun
downstream, berat tray, dan laju udara pada 5 titik, setiap 3 menit tanpa
menghentikan kerja alat agar perubahan dapat terus terjadi sebelum terjadi
kesetimbangan antara udara dan air dalam pasir. Data yang dihasilkan adalah 5
data dalam sekali percobaan. Setiap data akan menunjukkan perubahan yang
terjadi setiap jangka waktunya.
37
5.2.2
kandungan air, laju pengeringan dan laju penguapan untuk mencapai suatu
kesimpulan bagaimana laju udara berpengaruh pada proses pengeringan dalam
tray dryer. Secara umum, dari data yang didapatkan dari percobaan ini berat tray
dan pasir terus berkurang dengan bertambahnya waktu menunjukkan massa air
yang hilang selama proses pengeringan. Suhu upstream dan downstream baik
suhu kering dan basah hanya memiliki perbedaan yang sangat kecil dan secara
umum menunjukkan suhu upstream lebih tinggi dibanding suhu downstream
karena suhu upstream menunjukkan suhu yang lebih dekat dari sumber pemanas
dan juga belum dilalui suatu penghalang yang dapat menurunkan suhunya seperti
yang terjadi pada suhu downstream. Perubahan suhu upstream dan downstream
juga lebih terlihat pada laju udara level 8 dikarenakan kemampuan udara yang
lebih cepat dapat lebih baik memindahkan massa air ke udara sehingga suhu udara
berubah menjadi lebih basah.
Perhitungan kandungan air bertujuan untuk mengetahui pengaruh laju alir
udara pengering terhadap kandungan air pada pasir dalam tray. Untuk perhitungan
kandungan air, dapat dilihat dari data tabel dan grafik pada kedua level laju udara
bahwa kandungan air secara umum menurun terhadap waktu pada kedua variabel
laju udara. Perubahan kandungan air pada level 8 sampai pada menit ke 15
menunjukkan perubahan yang lebih besar dibanding pada level 6 dikarenakan
jumlah massa air yang berpindah terbawa oleh udara lebih besar terjadi pada laju
udara level 8 sehingga kandungan air pada pasir menjadi lebih kecil. Hal ini
sesuai dengan teori bahwa pada suhu pemanas yang sama, aliran udara dengan
laju yang lebih besar akan membawa massa air lebih banyak dari aliran udara
dengan laju yang lebih rendah.
Grafik menunjukkan penurunan kandungan air pada kedua laju udara.
Berdasarkan teori, laju udara yang lebih tinggi seharusnya menunjukkan gradien
penurunan kandungan air lebih besar daripada laju udara yang lebih lambat.
Grafik hasil percobaan menunjukkan gradien yang hampir sama mulai dari menit
3 sampai 9, hanya saja pada laju level 8 dimulai dari menit 12 gradiennya menjadi
38
lebih besar dibanding dengan pada laju level 6 menunjukkan hal yang sesuai
dengan teori.
Perhitungan laju pengeringan bertujuan untuk mengetahui pengaruh laju
udara terhadap laju pengeringan. Berdasarkan teori, laju udara yang lebih tinggi
menghasilkan laju pengeringan yang lebih tinggi juga karena banyaknya massa air
yang terbawa oleh udara.
Ri=
W 1 |W iW i1| 1
. =
.
t As
|t iti 1| A s
Berdasarkan hasil percobaan dan grafik, dapat dilihat bahwa kedua laju
udara tidak menunjukkan gradien yang begitu jelas. Namun, laju pengeringan
pada laju udara level 8 berada di atas laju udara level 6 menunjukkan laju
pengeringan yang lebih besar dan sesuai dengan teori.
Perhitungan laju penguapan bertujuan untuk mengetahui pengaruh laju
udara terhadap laju penguapan. Berdasarkan teori, laju alir udara berbanding lurus
dengan laju penguapan sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi laju alir
udara maka semakin tinggi juga laju penguapan yang dihasilkan karena udara
yang membantu mempercepat proses penguapan air.
mi=V i . . A .( H )
Berdasarkan hasil percobaan dan grafik, laju penguapan laju alir udara
level 8 berada di atas laju penguapan pada laju udara level 6 menunjukkan laju
penguapan yang lebih besar pada laju udara yang lebih tinggi yaitu laju udara
level 8 sesuai dengan teori.
5.2.3
Analisis Kesalahan
Terdapat beberapa kesalahan yang mungkin terjadi selama percobaan
sehingga hasil percobaan yang dihasilkan juga tidak begitu akurat. Adapun
kesalahan yang mungkin terjadi adalah ketidakakuratan dan pembacaan skala
(paralaks error) suhu pada termometer oleh praktikan, pengambilan data yang
tidak begitu tepat pada setiap 3 menit percobaan dikarenakan harus menunggu
perubahan suhu pada termometer sampai titik yang sesuai.
39
meningkat, kelembaban relative akan berkurang, dan hal ini adalah driving force
dari proses penguapan air. Penguapan yang terjadi pada permukaan pasir
dikendalikan oleh peristiwa difusi uap dari permukaan pasir ke lingkundan melalui
lapisan film tipis udara. Proses difusi dapat terjadi karena kandungan air pada pasir
berada di bawah titik jenuh atmosferik dan pasir dengan air di dalam sistem berifat
mutually soluble, sehingga dapat terpisah.
41
BAB 6
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:
1. Partikel dengan ukuran lebih kecil membutuhkan waktu pengeringan lebih
sebentar. Semakin besar ukuran partikel, laju pengeringannya semakin
cepat mencapai batas pengeringan. Pada perhitungan, partikel ukuran 0,5
mm memang memiliki laju pengeringan yang lebih besar dibandingkan
dengan 0,3 mm, namun perbedaannya tidak begitu kentara, sehingga bisa
dikatakan laju pengeringan pada partikel 0,3 mm dan 0,5 mm perobaan ini
relatif sama.
2. Pengaruh perubahan laju alir menghasilkan kenaikan laju pengeringan.
Semakin besar laju alir maka semakin besar laju pengeringan. Pada hasil
percobaan didapatkan laju pengeringan terbesar pada skala laju alir level 8.
Hal ini disebabkan oleh terjadinya kontak yang lebih baik pada laju alir
yang lebih besar dan juga besar kalor yang terpindahkan semakin besar
3.
42
DAFTAR PUSTAKA
Tindaon, Westryan. "Teknik Kimia: Pengeringan". Westryantindaon.blogspot.
co.id. N.p., 2013. Web. 12 Apr. 2016.
Dwiyanti, Kristina, and Nia Maulia. PENGARUH UKURAN PARTIKEL
TERHADAP LAJU PENGERINGAN PUPUK ZA DI DALAM TRAY DRYER. 1st
ed. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, 2016. Web. 12
Apr. 2016.
Tim Penulis. Modul Praktikum Unit Operasi Biproses II. Departemen Teknik
Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.
Geankoplis, J. 1983. Mass Transfer Operation 2nd Edition. Tokyo: Allyn and
Bacon Inc.
43