Anda di halaman 1dari 23

Laporan R-Lab

Calory Work
Nama NPM Fakultas Departemen Kode Praktikum Tanggal Praktikum : Devi : 1206243601 : Teknik : Teknik Kimia : KR02 : 28 Februari 2013

Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar (UPP - IPD)

Universitas Indonesia
Depok

Calory Work
I. Tujuan Percobaan
Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor.

II.

Peralatan
1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan 2. Kawat konduktor ( bermassa 2 gr ) 3. Termometer 4. Voltmeter dan Ampmeter 5. Adjustable power supply 6. Camcorder 7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

III. Landasan Teori


1. Usaha (Work) Usaha atau kerja (W) merupakan sesuatu yang dilakukan akibat adanya gaya tertentu (F) pada suatu benda sehingga benda tersebut berpindah dengan jarak tertentu (s). Apabila gaya (F) bernilai konstan (baik besar maupun arahnya) dan benda yang dikenai gaya bergerak pada lintasan lurus dan searah dengan arah gaya yang bekerja maka usaha dapat dinyatakan dalam sebuah persamaan, yaitu :

W=Fs
Apabila gaya konstan tetapi memiliki arah yang tidak sama dengan perpindahan, seperti pada gambar di bawah ini, maka usaha yang dilakukan oleh gaya pada benda dinyatakan dengan perkalian antara perpindahan dengan komponen gaya yang searah dengan perpindahan. Komponen gaya yang searah dengan perpindahan adalah F.cos teta (dengan teta diukur dari sumbu x positif). Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
F sin F

F cos

W = F s cos
Usaha merupakan salah satu besaran skalar. Besaran ini hanya memiliki panjang, tetapi tidak memiliki arah meskipun merupakan hasil perkalian antar vektor. Satuan Usaha dalam Sistem Internasional (SI) adalah Newton-meter. Satuan Newton-meter juga biasa disebut Joule dimana 1 Joule memiliki nilai yang sama dengan 1 N.m. Dalam sistem CGS (Centimeter Gram Sekon), satuan usaha dikenal sebagai erg, dimana nilai 1 erg = 1 dyne.cm. Dalam sistem British, usaha diukur dalam foot-pound (kaki-pon / ft.lb), nilai 1 Joule = 107 erg = 0,7376 ft.lb.

2. Energi Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Dalam satuan SI, kerja dan energi diukur dalam joule (1J = 1N.m). Energi diperlukan oleh semua makhluk hidup untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari. Manusia dan hewan membutuhkan energi yang diperolehnya dari makanan yang ia konsumsi. Demikian pula dengan tumbuhan yang mendapat bahan fotosintesis dari energi mathari, air, pupuk dan sebaginya. Namun, benda mati hasil ciptaan manusia sebagian besar juga membutuhkan energi untuk melakukan kerja. Contohnya, alat-alat elektronik yang membutuhkan listrik untuk dapat dioperasikan, kendaraan bermotor yang memerlukan bahan bakar seperti bensin atau solar. Energi memenuhi suatu hukum yang dikenal dengan Hukum Kekekalan Energi. Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan. Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain.

E awal = E akhir
Terdapat banyak jenis energi yang dikenal saat ini, antara lain : Energi cahaya, yaitu energi yang dihasilkan oleh benda yang bercahaya. Energi bunyi, yaitu energi yang yang dihasilkan dari benda yang bergetar/sedang bergerak. Energi panas/kalor, yaitu energi yang dimiliki oleh suatu benda karena keadaan temperaturnya (benda yang panas). Energi listrik, yaitu energi yang dihasilkan oleh arus listrik.

Energi kinetik/energi gerak, yaitu energi yang dimiliki oleh benda-benda yang sedang bergerak.

Energi nuklir, yaitu energi yang dihasilkan oleh bahan radioaktif . Energi ini tersimpan dalam elemen.

Energi potensial, yaitu energi yang dimiliki oleh suatu benda karena kedudukannya. Energi ini termasuk dalam energi yang tersimpan.

Energi potensial, gravitasi yaitu energi yang tersimpan pada benda yang berada pada ketinggian tertentu.

Energi kimia, yaitu energi yang tersimpan dalam suatu zat, dalam bentuk ikatanikatan kimia pada kehidupan sehari-hari.

Energi potensial pegas, yaitu energi yang tersimpan dalam pegas. Energi ini akan tersimpan dalam benda yang dapa melenting/per. Jika benda yang memiliki per dilepas maka energy potensial yang dimiliki akan berubah menjadi energi kinetik.

Berkaitan dengan topik percobaan ini, kita akan membahas dua jenis energi, yaitu : energi panas (kalor) dan energi listrik. a) Energi listrik Kita mengenal energi listrik sebagai energi yang dibutuhkan berbagai peralatan listrik untuk beroperasi. Energi listrik diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan usaha listrik atau kemampuan untuk memindahkan muatan dari satu titik ke titik yang lain. Kelistrikan merupakan sifat benda yang muncul karena sifat dasar benda yang tersusun atas proton, elektron, dan neutron. Partikel-partikel ini merupakan partikel yang bermuatan listri, kecuali neutron. Elektron bermuatan -1 dan proton bermuatan +1. Kelebihan dan kekurangan elektron di dalam suatu benda menyebabkan benda tersebut dikatakan bermuatan listrik. Ketika suatu benda bermuatan positif, maka berarti benda tersebut kekurangan elektron, begitupun sebaliknya. Sedangkan, apabila muatan keduanya sama maka benda dikatakan bermuatan netral. Untuk memahami pengertian energi listrik, perlu diketahui bahwa di dalam sumber arus listrik terdapat muatan proton dan elektron. Kecenderungan elektron untuk bergerak dari potensial rendah ke potensial tinggilah yang menyebabkan munculnya energi listrik. Sedangkan, aliran listrik bergerak dari potensial tinggi ke potensial rendah.

Energi listrik dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu konduktor yang mempunyai
resistansi dinyatakan dengan persamaan berikut ini.

W = Q.V
Keterangan: W = Energi Listrik (Joule) Q = Muatan Listrik (Coulomb) V = Beda Potensial (Volt) Perlu diketahui juga bahwa I = , sehingga persamaan W di atas juga ditulis sebagai :

W = V.I.t
Dimana W = Energy listrik (Joule) v = Tegangan listrik (Volt) i = Arus listrik (Ampere) t = Waktu / lama aliran listrik (sekon)

Persamaan lain juga dapat digunakan ( I =

), untuk mendapatkan persamaan :

W = I2.R.t
Satuan energi listrik yang sering digunakan selain Joule adalah kalori. 1 Joule = 0,24 kalori

Selain itu, energi listrik juga menggunakan satuan kWh (kiloWatt jam). Energi Kalor Energi kalor adalah energi yang dihasilkan karena adanya perbedaan suhu dalam dua benda. Sama seperti air yang mengalir, energi kalor cenderung mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang terutama dalam energi kaor adalah adanya perbedaan suhu atau temperatur. Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda bergantung pada massa zat, jenis zat (kalor jenis) dan perubahan suhu. Hal ini dapat dituliskan secara sistematis dalam persamaan di bawah ini :

Q = m c (Ta-T)
Dimana Q = Jumlah kalor yang diperlukan (kalori) m = Massa zat (gram) c = kalor jenis zat ( kal/gr C) Ta = suhu akhir zat (K) T = suhu mula-mula (K) Pada persamaan di atas kita menemukan sebuah besaran yaitu kalor jenis zat dan energi kalor dinyatakan berbanding lurus dengan besaran ini. Sebenarnya apakah kalor jenis itu? Tidak sama dengan besaran fisika lainnya yang dapat kita lihat, besaran ini tidak dapat kita lihat, tetapi dapat kita amati melalui pengaruhnya terhadap besaran lain. Kalor jenis zat didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan tiap 1 gram suatu zat tertentu untuk menaikkan suhunya sebesar 1C. Di bawah ini praktikan menampilkan table beberapa jenis zat agar dapat digunakan segai pembanding dengan hasil percobaan nanntinya.

Tabel 1 Kalor Jenis Beberapa Zat Selain kalor jenis, adapula besaran yang dikenal sebagai kapasitas kalor. Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan zat untuk menaikkan suhunya sebesar 1C. Suatu zat yang sama belum tentu memiliki kapasitas kalor yang sama karena besaran ini dipengaruhi oleh massa benda. Kapasitas kalor dilambangkan dengan (C).

C = m c
Dimana C = kapasitas kalor (J/C) m = massa (kg) c = kalor jenis zat (J/kgC) Oleh karena itu rumus energi kalor di atas dapat ditulis sebagai berikut :

Q = C (Ta-T)

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kalor dapat berpindah dari satu benda ke benda lain karena adanya perbedaan suhu di antara keduanya, dapat disimpulkan bahwa energi panas yang disebut juga kalor adalah energi yang dihasilkan oleh benda yang menimbulkan panas. Perlu diingat bahwa : 1 kalori = 0,24 Joule dan 1 Joule = 4,2 kalori

3. Hubungan Energi Kalor dan Energi Listrik Pada percobaan ini, kita melihat adanya hubungan antara energi listrik dan energi kalor. Hukum Kekekalan Energi juga berlaku di sini. Di dalam hukum tersebut dinyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan dimusnakan, energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Energi listrik yang diberikan pada kawat penghantar menyebabkan molekul-molekul dalam bahan konduktor tersebut memiliki energi yang lebih besar, sehingga getaran yang terjadi semakin kuat. Getaran inilah yang menyebabkan munculnya panas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada percobaan ini terjadi pengkonversian energi listrik menjadi energi kalor. Energi listrik dapat diubah menjadi energi kalor dan juga sebaliknya. Di bawah ini adalah hubungan antara energi kalor dan energi listrik.

Q = m.c. (t2 - t1)


Dan sesuai dengan hukum kekekalan energi maka berlaku persamaan:

W=Q V.I.t = m.c.(t2 - t1) = H. (t2 - t1) I2.R.t = m.c.(t2 - t1) = H. (t2 - t1)

Keterangan: I = Kuat arus listrik (A)

V = Tegangan (volt) R = Hambatan (ohm) t = Waktu yang dibutuhkan (sekon)

m = Massa (kg) c = Kalor jenis (J/ kg C)

H = kapasitas kalor (J/C) t1 = Suhu mula - mula (C) t2 = Suhu akhir (C)

IV. Prosedur Percobaan


1. Mengaktifkan web cam (meng-klik icon video pada halaman web rLab). 2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor. 3. Menghidupkan power supply dengan mengklik radio button di sebelahnya. 4. Mengambil data perubahan temperatur , tegangan dan arus listrik pada kawat konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara mengklik icon ukur. 5. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di web cam, menunggu hingga mendekati temperatur awal saat diberikan V0. 6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3.

Susunan alat percobaan Calory Work

V.

Hasil dan Evaluasi


Data Percobaan Percobaan mengenai Calory Work yang dilakukan, merupakan percobaan yang

menggunakan tegangan sebagai variabel yang diubah-ubah. Tegangan yang digunakan di sini, antara lain : V0, V1,V2, dan V3. V0 sebesar 0 Volt, V1 sebesar 0,67 Volt, V2 sebesar 1,63 dan yang terakhir V3 sebesar 1,09 Volt, serta tegangan awal sebesar suhu awal T0 sebesar 22,3C. Hasil Pengamatan dengan Tegangan V0 No. Waktu (sekon)
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

Arus Listrik (miliAmpere) 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tegangan Listrik (Volt) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Suhu (C) 22.0 22.0 22.1 22.1 22.1 22.1 22.1 22.1 22.1 22.1

Hasil Pengamatan dengan Tegangan V1 No. Waktu (sekon) 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 Arus Listrik (miliAmpere) 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 Tegangan Listrik (Volt) 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 Suhu (C) 22.3 22.4 22.6 22.8 22.9 23.1 23.3 23.4 23.6 23.7

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Hasil Pengamatan dengan Tegangan V2

No.

Waktu (sekon) 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

Arus Listrik (miliAmpere) 52.02 52.02 52.02 52.02 52.02 52.02 52.02 52.02 52.02 52.02

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tegangan Listrik (Volt) 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63

Suhu (C) 22.1 22.6 23.6 24.7 25.8 26.7 27.6 28.3 28.9 29.6

Hasil Pengamatan dengan Tegangan V3 No. Waktu (sekon) 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 Arus Listrik (miliAmpere) 42.66 42.55 42.55 42.66 42.55 42.55 42.55 42.55 42.55 42.55 Tegangan Listrik (Volt) 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 Suhu (C) 22.7 22.9 23.4 23.9 24.3 24.8 25.1 25.4 25.8 26.0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Grafik Hasil Percobaan 1. Pada Tegangan V0 ( 0,00 Volt) Waktu (sekon)


3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

Suhu (C) 22.0 22.0 22.1 22.1 22.1 22.1 22.1 22.1 22.1 22.1

Hubungan Waktu dengan Suhu pada Tegangan V0


22.14 22.12 22.1 22.08 22.06 22.04 22.02 22 21.98 21.96 21.94 21.92 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 y = 0.009x + 22.02

Suhu (C)

Hubungan T dengan t

Linear (Hubungan T dengan t)

Waktu (s)

2. Pada Tegangan V1 (0,67 Volt) Waktu (sekon) 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 Suhu (C) 22.3 22.4 22.6 22.8 22.9 23.1 23.3 23.4 23.6 23.7

Hubungan Waktu dengan Suhu pada Tegangan V1


24 y = 0.161x + 22.12 23.5 Suhu (C) 23
Hubungan T dengan t

22.5 22 21.5
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

Linear (Hubungan T dengan t)

Waktu (s)

3. Pada Tegangan V2 (1,63 Volt) Waktu (sekon) 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 Suhu (C) 22.1 22.6 23.6 24.7 25.8 26.7 27.6 28.3 28.9 29.6

Hubungan Waktu dengan Suhu pada Tegangan V2


35 30 25 Suhu (C) 20
Hubungan T dengan t

y = 0.877x + 21.16

15 10 5 0
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

Linear (Hubungan T dengan t)

Waktu (s)

4. Pada Tegangan V2 (1,63 Volt) Waktu (sekon) 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 Suhu (C) 22.7 22.9 23.4 23.9 24.3 24.8 25.1 25.4 25.8 26.0

Hubungan Suhu dengan Waktu pada Tegangan V3


27 26 25 Suhu (C) 24 Hubungan T dengan t 23 22 21 20 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Linear (Hubungan T dengan t)

y = 0.388x + 22.29

Waktu (s)

Penentuan Kalor Jenis Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi yang telah kita bahas di atas, pada eksperimen ini kita dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :

Elistrik = Ekalor V I t = m c ( Ta T ) c=
()

C=m c

No.

Waktu (sekon)
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

Arus Listrik (miliAmpere)


23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84

Tegangan Listrik (Volt)


0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Suhu (C) 22.0 22.0 22.1 22.1 22.1 22.1 22.1 22.1 22.1 22.1

Perubahan Massa Suhu (C) (kg)


-0.3 -0.3 -0.2 -0.2 -0.2 -0.2 -0.2 -0.2 -0.2 -0.2 2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-3

Kalor Jenis (J/kgC)


0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pada table di atas didapatkan bahwa :

c rata-rata = =

= 0 J/kgC

No.

Waktu (sekon) 3 6

Arus Listrik (miliAmpere) 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48

1 2 3

Tegangan Listrik (Volt) 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67

Suhu (C) 22.3 22.4 22.6 22.8 22.9 23.1 23.3 23.4 23.6 23.7

Perubahan Suhu (C) 0 0.1

Massa (kg)
2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-3

Kalor Jenis (J/kgC) 0 713.148 = 7 x 102 356.574 = 4 x 102 285.2592=3 x 102 297.145 =3 x 102 267.4305= 3 x 102 249.6018=2 x 102 259.3265=2 x 102 246.8589= 2x 102 254.6957=2 x 102

9 4 12 5 15 6 18 7 21 8 24 9 27 10 30

0.3
2 x 10-3

0.5
2 x 10-3

0.6
2 x 10-3

0.8
2 x 10-3

1
2 x 10-3

1.1
2 x 10-3

1.3
2 x 10-3

1.4

c rata-rata = =
No. Waktu (sekon)

= 293.0040 J/kgC = 3x102 J/kgC J/kgC


Tegangan Listrik (Volt) 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 Suhu (C) Perubahan Suhu (C) Massa (kg)
2 x 10-3

Arus Listrik (miliAmpere)

Kalor Jenis (J/kgC) -635.945 = - 6 x 102 847.926 = 8 x 102 293.512.8 = 3 x 102 211.9815 = 2 x 102 181.6984 = 2 x 102

1 3 2 6 3 9 4 12 5 15 52.02 25.8 3.5 52.02 24.7 2.4 52.02 23.6 1.3 52.02 22.6 0.3 52.02 22.1 -0.2

2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-3

6 18 7 21 8 24 9 27 10 30 52.02 1.63 28.9 29.6 6.6 52.02 1.63 28.3 6 52.02 1.63 27.6 5.3 52.02 1.63 26.7 4.4

2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-3

c rata-rata = =

52.02 1.63
.

7.3

173.4394 = 2 x 102 167.9853 = 2 x 102 169.5852 = 2 x 102 173.4394=2 x 102 174.2314=2 x 102

= 175.7855 J/kgC = 2x102 J/kgC J/kgC

No.

Waktu (sekon) 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

c rata-rata = =

Arus Listrik Tegangan (miliAmpere) Listrik (Volt) 42.66 1.09 42.55 1.09 42.55 1.09 42.66 1.09 42.55 1.09 42.55 1.09 42.55 1.09 42.55 1.09 42.55 1.09 42.55 1.09
.

Suhu (C) 22.7 22.9 23.4 23.9 24.3 24.8 25.1 25.4 25.8 26.0

Perubahan Suhu (C) 0.4 0.6 1.1 1.6 2 2.5 2.8 3.1 3.5 3.7

Massa (kg)
2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-3 2 x 10-3

Kalor Jenis (J/kgC) 174.3728=2x102 231.8975=2x102 189.7343=2x102 174.3728=2x102 173.9231=2x102 166.9662=2x102 173.9231=2x102 179.5335=2x102 178.8924=2x102 188.025=2x102

= 183.1641 J/kgC = 2x102 J/kgC

Berdasarkan perhitungan di atas kita dapat menghitung nilai kalor jenis rata-rata kawat konduktor yang digunakan di dalam percobaan, sebagai berikut : c = (c1 + c2 +c3) / 3 = (293.0040 +175.7855 +183.1641) / 3 J/kgC

= 228.1698 J/kgC = 2 x 102 J/kgC Sehingga dapat disimpulkan bahwa kawat konduktor yang digunakan merupakan kawat konduktor yang berbahan perak yang memiliki kalor jenis sebesar 230 J/kgC. Kesalahan yang terjadi pada percobaan ini, yaitu : Kesalahan Literatur =|
. // /

| x 100 % = 0,8 %

Kapasitas kalor (C) = m c = 2 x 10-3 kg x 228.1698 J/kgC = 0.4563396 J/C = 0.5 J/C

Analisis Percobaan dengan kode KR02 dan judul Calory Work yang telah saya laksankan menggunakan prinsip dasar, yaitu Hukum Kekekalan Energi. Pada percobaan ini energi listrik yang berasal dari power supply diubah menjadi energi kalor seiring perubahan waktu yang dicatat setiap selang waktu 3 detik selama 30 detik. Hal ini dapat terjadi karena ketika power supply dinyalakan terjadilah perbedaan potensial. Akibat adanya perbedaan potensial ini, arus listrik pun bergerak dari kutub positif ke kutub negatif. Sedangkan, elektron yang terkandung di dalam kawat konduktor mengalir dengan arah sebaliknya. Sehingga data kita simpulkan bahwa adanya energi listrik mengakibatkan terjadinya energi kinetik atom-atom dalam kawat konduktor. Semakin cepat gerak energi kintik tersebut, energi kalor yang semakin besar akan dihasilkan. Kita dapat mengilustrasikan pergerakan elektron sebagai pergerakan kedua telapak tangan kita. Semakin cepat kita menggerakan keduanya secara berlawanan, kita akan merasakan panas. Dapat dilihat pada instrument percobaan yang ditampilkan di atas, voltmeter terpasang secara paralel pada filament dan ampermeter secara seri. Selain itu, pada filament juga dipasang sebuah thermometer yang berfungsi untuk mengukur suhu filamen. Pada percobaan pertama dengan tegangan listrik sebesar 0 Volt, terlihat bahwa sebagian besar data mencatat bahwa suhu filament adalah sebesar 22,1C. Padahal, suhu awal ketika praktikan mengklik video pada halaman web rLab, thermometer mencatat suhu sebesar

22,3C. Secara teoritis, ketika diberi tegangan 0 Volt, tidak ada perubahan energi ke dalam bentuk apapun. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kemungkinan terjadi kesalahan yang disebabkan oleh berbagai factor. Karena adanya penyimpangan pada kedua data awal, yaitu pada menit ketiga dan keenam, persamaan yang dihasilkan ketika kesepuluh data dibuat ke dalam bentuk grafik adalah y = 0,009x + 22,02. Meskipun arus listrik yang diberikan sebesar 23,,84 mAmpere, tetapi karena tegangan listrik yang berbanding lurus dengan kalor jenis bahan maka tetap dihasilkan nilai c sebsar 0 Volt. Pernyataan ini tidak menyatakan bahwa pada saat itu bahan yang digunakan berkalor jenis 0 J/kgC tetapi semata-mata hanya disebabkan karena tidak ada tegangan yang diberikan. Pada percobaan selanjutnya yaitu percobaan yang menggunakan tegangan 0,67 Volt, mengalir arus listrik sebesar 35,48 mAmpere dan seiring berjalannya waktu hasil bacaan temperature terus meningkat. Hal ini menadakan bahwa tegangan listrik menyebabkan adanya perubahan energi dari energi listrik menjadi energi panas. Dan berdasarkan data yang diperoleh, grafik yang dapat dibuat memenuhi persamaan y = 0,161x + 22,12. Selain itu, melalui pengolahan data berdasarkan persamaan energi kalor dan listrik yang telah didapat di atas, kalor jenis rata-rata yang diperoleh pada nilai tegangan ini adalah sebesar 293.0040 J/kgC atau sebesar 3 x 102 J/kgC apabila dibulatkan berdasarkan aturan angka penting. Selanjutnya, instrument percobaan dihubungkan ke tegangan listrik sebesar 1,63 Volt dan dialiri arus listrik sebesar 52,02 mAmpere. Pada percobaan ini tetap terlihat bahwa seiring bertambahnya waktu, suhu yang terbaca di thermometer semakin tinggi. Kesepuluh data yang telah dicatat, kemudian dituangkan ke dalam bentuk grafik oleh praktikan dan menghasilkan grafik yang memiliki persamaan, yaitu : y = 0,877x + 21,16 dan memiliki kalor jenis rata-rata sebesar 175.7855 J/kgC mendekati 2x102 J/kgC J/kgC. Pada percobaan terakhir yang menggunakan tegangan V3 sebesar 1,09 Volt dan tegangan yang berubah-ubah antara 42,55 dan 42,66 mAmpere. Persamaan garis yang dibentuk kesempuluh garis tersebut adalah y = 0,388x + 22,29 dan menghasilkan nilai c (kalor jenis) sebesar 183.1641 J/kgC atau mendekati 2x102 J/kgC. Keempat grafik yang dapa dibuat di atas memiliki gradient positif, membentuk suat garis yang ditarik dari kiri bawah ke kanan atas. Hal ini menunjukkan bahwa besaran di kedua sumbu

sebanding. Untuk mengetahui nilai kalor jenis yang merupakan bahan kawat konduktor, kemudian dilakukan suatu proses merata-rata ketiga kalor jenis rata-rata dari masing-masing V1, V2, dan V3. c rata-rata = (c1 + c2 +c3) / 3 Dan didapatkan bahwa c rata-rata nya mendekati 228.1698 J/kgC. Nilai tersebut mendekati nilai kalor jenis perak yaitu sebesar 230 J/kgC. Dengan demikian, kesalahan literature dapat dihitung, yaitu sekitar 0,9%. Kesalahan yang terjadi pada percobaan ini dapat berupa kesalahan pengolahan data, khususnya pembulatan sesuai angka penting, kesalahan pencatatan data, dan ketidaksabaran praktikan dalam melakukan percobaan (menunggu bacaan pada thermometer kembali ke angka semula sebelum dioperasikan).

VI. Kesimpulan
1) Hasil percobaan memenuhi teori mengenai Hukum Kekekalan Energi, karena besar energi listrik sama dengan besar energi kalor yang dihasilkan. 2) Semakin lama arus mengalir (akibat adanya beda potensial yang disebabkan karena adanya tegangan), energi listrik yang diubah menjadi energi kalor semakin banyak. 3) Kawat konduktor yang digunakan dalam percobaan ini adalah perak dengan kalor jenis sebesar kurang lebih 230 J/kgC. 4) Kalor jenis sebanding dengan tegangan listrik, arus listrik dan waktu, tetapi berlawanan dengan massa dan perubahan suhu yang dialami benda tersebut.

VII. Referensi
Giancoli, D.C. 2001. Physics Principles with Application, 5th Edition. Jakarta : Erlangga.

Halliday, Resnick, Walker. 2005. Fundamentals of Physics, 7th Edition. Jakarta : Erlangga. Modul Praktikum Fisika Dasar Mekanika Universitas Indonesia.

VIII. Lampiran
Data yang praktikan gunakan adalah data yang diambil pada tanggal 5 Maret 2013 pada pukul 18.21 WIB. Berikut adalah data tersebut : No. Waktu (sekon)
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

Arus Listrik (miliAmpere) 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

3 6 9 12 15 18 21 24

Tegangan Listrik (Volt) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67

Suhu (C) 22.0 22.0 22.1 22.1 22.1 22.1 22.1 22.1 22.1 22.1 22.3 22.4 22.6 22.8 22.9 23.1 23.3 23.4

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

35.48 35.48 52.02 52.02 52.02 52.02 52.02 52.02 52.02 52.02 52.02 52.02 42.66 42.55 42.55 42.66 42.55 42.55 42.55 42.55 42.55 42.55

0.67 0.67 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09

23.6 23.7 22.1 22.6 23.6 24.7 25.8 26.7 27.6 28.3 28.9 29.6 22.7 22.9 23.4 23.9 24.3 24.8 25.1 25.4 25.8 26.0

Anda mungkin juga menyukai