HIPERBILIRUBINEMIA
Untuk memenuhi sebagian syarat kelulusan kepanitraan Klinik Bagian Ilmu
Kesehatan Anak
RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi
Disusun Oleh:
Pipit Suandari
01.211.6485
Pembimbing:
dr. Kurnia Dwi Astuti, Sp.A
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2016
LAPORAN KASUS
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
a. Nama
b. Usia
c. Jenis Kelamin
d. Pekerjaan Orangtua
e. Alamat
f. Tanggal Masuk
g. Ruang Perawatan
: By.A
: 9 hari
: Perempuan
: Buruh pabrik
: Godan 1/1 Tawang Harjo, Grobogan
: 27 Februari 2016
: Peristi level II
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesa dengan ibu pasien dan didukung
dengan catatan medis.
a. Keluhan Utama
Bayi kuning
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang ibu datang bersama bayi perempuan usia 9 hari ke poli anak
RSUD purwodadi untuk kontrol post opname. Setelah di poli dan
diperiksa dengan seksama, ibu pasien baru menyadari bahwa anaknya
kuning di daerah muka, badan, dan paha. Tetapi bagian kaki dan tangan
tidak kuning. Ibu pasien mengaku bahwa dia tidak tahu sejak kapan
anaknya kuning. Menurut orang tua bayi kulit bayi nampak kering, lemes,
tapi tidak sesak nafas. Bayi nampak malas minum ASI. Tidak ada muntah,
demam, BAB dan BAK dalam batas normal.
Bayi lahir spontan di RSUD purwodadi tanggal 18 Februari 2016
dengan usia kehamilan 39 minggu dengan bantuan bidan dan langsung
menangis dengan berat badan lahir 2900 gram. Sebelum keluar dari rumah
sakit tanggal 19 Ferbuari, dokter menyatakan bahwa bayinya sehat, tidak
kuning, dan diperbolehkan pulang. Akan tetapi, setelah melahirkan ASI
ibu belum keluar terlalu banyak, dan bayi malas menetek. Keluarga pasien
tidak ada yang mengeluh menderita penyakit seperti ini. Bayi baru
mendapat imunisasi Hep B.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
2
: 2900 gram
: 2700 gram
: 46 cm
: 33 cm
Kurva lubchenco
PEMERIKSAAN FISIK
Kesan Umum
: lemas, kurang aktif, ikterik kramer III dan malas minum
a. Tanda Vital
i. Nadi
: 138 x/menit
ii. Suhu
: 36,7 0C
iii. Pernapasan
: 42 x/menit
b. Status Generalis
i. Kepala : kesan mesocephal, lingkar kepala 33 cm, UUB masih
terbuka, tidak menonjol, serta tidak cekung.
ii. Mata
: konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (+), mata
cekung (-)
iii. Telinga : discharge (-)
iv. Hidung : secret (-), napas cuping hidung (-)
v. Mulut
: pucat (-), kering (+)
vi. Leher
: pembesaran KGB (-)
vii. Thorax
- Cor :
Inspeksi
: iktus kordis tak terlihat
Palpasi
: iktus kordis teraba linea midcalvicularis sinistra ICS V
Perkusi
: batas jantung (tidak dilakukan)
Auskultasi : suara jantung I dan II reguler, bising(-)
- Pulmo :
Inspeksi
: gerak nafas simetris/ tidak ada nafas tertinggal,
retraksi costa (-)
Palpasi
: krepitasi (-), massa (-)
Perkusi
: tidak dilakukan
Auskultasi : vesikuler seluruh lapang paru dextra et sinistra
viii.
Abdomen
Inspeksi
: datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi
: timpani (+), pekak alih (-), pekak sisi (-)
Palpasi
: massa (-), supel, defance muskular (-)
ix. Extremitas :
Sianosis
Edema
Akral dingin
Capillary refill time
Pitting edema
Kesan : normal
Superior
-/-/-/< 2/ < 2
-/-
Inferior
-/-/-/< 2/ < 2
-/-
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. 27 Februari 2016 (H1)
Pemeriksaan
Hasil
Bilirubin Total
21,0 gr/dl
Bilirubin Direk
1,8
Bilirubin Indireks
19,2
Nilai Normal
< 10 gr/dl
0,25
Mg/dl
Nilai Normal
< 10 gr/dl
0,25
Mg/dl
Nilai Normal
< 10 gr/dl
0,25
Mg/dl
IV.
-
DAFTAR MASALAH
Kuning
Kuning dari wajah, badan, hingga lutut
Bayi lemes, kurang aktif dan malas minum ASI
Peningkatan bilirubin total indirect
V.
DIAGNOSIS BANDING
- Ikterus neonatus patologis
- Ikterus neonatus fisiologis
- Neonatus infeksi
VI.
DIAGNOSIS KERJA
- Ikterus neonatus patologis
- Neonatus aterm
VII.
INISIAL PLAN
Initial plan diagnosis
- Coomb test
- Kadar G6PD
- Golongan darah
- Pemeriksaan darah tepi
- Hitung retikulosit
- CRP
Initial plan terapi
- Rawat peristi level II
- Infus KA-EN 4A 10 tpm
- Apyalis 1 x 0,3 cc drop
- ASI min 8-12 x/hari
- Foto Terapi 2x 24 jam
Initial plan monitoring
Kekuningan pada bayi post foto terapi
Cek Bil direk dan indirek post foto terapi
KU, suhu, HR, RR bayi
Pantau kenaikan BB serta frekuensi BAK dan BAB
Initial plan edukasi
Menjelaskan keluarga pasien tentang kondisi pasien dan tindakan yang
dilakukan
VIII.
PROGNOSIS
Qua ad vitam
Qua ad sanam
Qua ad fungsional
: ad bonam
: ad bonam
: ad bonam
HIPERBILIRUBIN
I.
DEFINISI
Hiperbilirubinemia adalah kadar bilirubin serum total 5 mg/dl. Ikterus
atau jaundice adalah warna kuning pada kulit, konjungtiva dan mukosa
akibat penumpukan bilirubin tak terkonjugasi pada jaringan. (IDAI,2011)
Ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai dengan
pewarnaan ikterus pada kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin tak
terkonjugasi yang berlebih. Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada
bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7
neonatologi)
II.
KLASIFIKASI
Hiperbilirubin fisiologis
2.
3.
4.
5.
Bayi
menunjukkan tanda
sakit
(muntah, letargi,
kesulitan
minum,
ETIOLOGI
Produksi berlebih
Kurang mampunya bayi untuk mengeluarkan bilirubin, ex: hemolisis
pada inkompatibilitas Rh, ABO, gol darah lain, def. G6PD, piruvat kinase,
perdarahan tertutup dan sepsis
10
IV.
PATOFISIOLOGI
11
V.
GEJALA
12
Perdarahan tertutup
Letargi
Demam> 37o
Penurunan nafsu makan
Diare
VI.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah perifer lengkap dan gambaran apusan darah tepi untuk melihat
morfologi eritrosit dan ada tidaknya hemolisis. Bisa dilengkapi dengan
hitung retikulosit
Golongan darah, rhesus, direk coombs test dari ini dan bayi untuk
mencari penyakit hemolitik. Bayi dan ibu dengan rhesuss negatif harus
menjalani pemeriksaan gol darah, rhesus, dan direk cooms test segera
setelah lahir.
VII.
TERAPI
13
tentang
14
Tranfusi Tukar
Keterangan
1. Tranfusi tukar segera direkomendasikan untuk bayi yang menunjukkan
tanda
ensefalopati
bilirubin
akut
(hipertoni,
arching,
rectocollis,
opistotonus, demam, high pitched cry) atau bila bilirubin serum total 5
mg/ dl diatas garis yang ditentukan.
2. Faktor resiko: penyakit hemolitik isoimun, defisiensi G6PD, asfiksia,
letargi, instabilitas suhu, sepsis, asidosis.
3. Periksa albumin serum dan hitung rasio bilirubin/albumin
4. Bilirubin yang digunakan adalah bilirubin serum total
VIII. KOMPLIKASI
Kern ikterus: kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada
otak
VIII.
TINJAUAN PUSTAKA
15
Dimodifikasi dari Cloherty JP, et al. Manual of Neonatal care. Edisi ke-6.
Philadelphia:Lippincot Williams &Willians: 2008 Sumber Pedoman
Pelayanam Medis IDAI. Jilid 2. hal 118. th 2011.
16