I.
PENDAHULUAN
Penyebab munculnya kaum fundamentalis ialah diakibatkan oleh arus globalisasi yang
tidak terbendung dan tidak terfilterasi oleh masyarakat sehingga menyebabkan lahirnya perilaku
masyarakat yang amoral dan menyimpang dari norma-norma agama. Masuknya kultur luar ke
suatu daerah yang cenderung merusak tatanan hidup masyarakat yang telah terikat dengan nilainilai luhur religiositas. hal ini menyebabkan kekhawatiran akan tercabutnya akar-akar tatanan
sosial masyarakat yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional yang ada. Kaum
fundamentalis muncul sebagai penyaring dan pembendung dari hancurnya norma-norma agama.
Agama merupakan suatu prespektif dalam menilai dan memandang sesuatu yang syarat dengan
muatan moral sehingga identitas keagamaan sekaligus merupakan sebuah prespektif yang dapat
menentukan cara pandang seseorang.
II.
RUMUSAN MASLAH
PEMBAHASAN
Kristen dan Islam, Fundamentalisme juga terdapat pada agama Hindu, Budha, Yahudi dan
Konfusianisme. sehingga belum ada definisi yang jelas mengenai istilah Fundamentalisme itu
sendiri dikarenakan kemunculannya bermula pada pengistilahan yang dipakai oleh kaum
Protestan Amerika awal tahun 1900-an untuk membedakan diri dari kaum Protestan yang lebih
liberal.[2]
2. Macam-macam fundamentalisme.
Dilihat dari perkembangannya, fundamentalisme dibagi menjadi dua macam yaitu
fundamentalis yang sifatnya positif dan fundamentalisme yang sifatnya negatif.
1. Fundamentalisme positif, yaitu fundamentalisme yang menjadikan teks dan tradisi keagamaan
sebagai sumber moral dan etika kemaslahatan publik. Fundamentalisme Islam yang sifatnya
positif diterjemahkan sebagai suatu gerakan sosial, tidak sebagai gerakan Islam. Secara
umum, fundamentalisme Islam sebagai satu gerakan sosial yang berupaya memapankan (to
established) sistem kepercayaan umat Islam yang murni (the Pristine Islam) di tengah hingar
bingar hegemoni dan dominasi budaya Barat. Selain itu, mereka mengakui bahwa nilai-nilai
Islam itu hanya dapat terpelihara dengan membangun satu bentuk negara teokrasi atau agama
sebagai tandingan atas negara atau bangsa yang demokratis. Tambahan pula, para fundamentalis
sedang menggiatkan politisasi agama (atau Islam politik) untuk memperjuangkan dan membela
tujuan-tujuan sosio-ekonomi dan politik mereka tetapi tetap berasaskan dengan ajaran Tuhan
Yang Maha Esa. Dalam pengertian fundamentalisme positif dapat kita ambil contoh gerakan
orientalis dalam Kristen, gerakan hizbut tahrir dalam Islam. Untuk mendapatkan legitimasi dari
suatu Negara,mereka memasukkan ideologi mereka dengan cara apapun, baik langsung maupun
tak langsung. Dalam pergerakannya mereka tidak melakukan gerakan dengan cara fisik tetapi
kebanyakan mereka menggunakan ideologi untuk mengubah faham yang semula dianut menjadi
sesuatu yang berlainan dengan ketentuan-ketentuan yang dianut.
2. Fundamentalisme negatif, yaitu fundamentalisme yang menjadikan teks dan tradisi sebagai
sumber dan justifikasi atas kekerasan. Pada mulanya, fundamentalisme dalam tradisi Islam
adalah upaya untuk menggali dan bahkan mengembangkan dasar-dasar keagamaan, sebagaimana
terdapat dalam khazanah Ushul Fiqih. Bagi mereka yang memahami khazanah Ushul Fiqih
dengan baik, maka Islam akan berwajah progresif. Tapi sebaliknya, bagi mereka yang mendekati
teks dan doktrin keagamaan tanpa melalui media Ushul Fiqih, maka kemungkinan akan menjadi
fundamentalis yang radikal, bahkan teroristik. Dalam hal ini fundamentalisme diartikan sebagai
tindakan dalam menghadapi musuh-musuh Tuhan yaitu modernisme dan sekularisme. Oleh
karena itu, kaum fundamentalisme semacam ini dalam pergerakannya sering menggunakan
tindakan kekerasan atau yang lainnya untukmenjadikan apa yang diinginkan tercapai. Dapat
dicontohkan bahwasanya, orang barat menganggap agama Islam adalah agama yang fundamental
dan dalam setiap gerakannya menggunakan kekerasan seperti halnya : Hizbullah, Al-Qaeda,
Front Pembela Islam (FPI).[3]
Menurut Abdul Muis Naharong, fundamentalisme Islam ada dua bentuk fundamentalisme
yaitu :
1. Fundamentalisme Islam yang moderat dan
2. Fundamentalisme islam yang radikal.
Fundamentalisme Islam moderat berupaya mengislamkan masyarakat secara berangsur-angsur
(Islamisasi dari bawah), lewat jalur politik dan dakwah. Usaha mereka tidak jarang diiringi
dengan melakukan tekanan terhadap pemerintah untuk melakukan Islamisasi dari atas, seperti
memasukkan syariat Islam ke dalam Undang-undang dan sebagainya.Sementara itu,
5. Berkembangnya sains dan teknologi modern yang dianggap menyimpang atau menyeleweng
dari aturan yang telah ditetapkan oleh kitab suci.
6. Adanya penjajahan barat yang serakah, menghancurkan serta secular justru datang belakangan.
Agama yang telah mengajarkan tentang tata cara atau aturan untuk hidup yang lebih baik
yang menuju ke arah damai dijadikan sebuah kedok untuk menjalankan aksi-aksi teror yang
sekarang ini marak-maraknya terjadi. Dari segi arti agama mempunyai tujuan yang mulia,
contohnya agama Islam yang mengajarkan keselamatan, agama Kritsten yang mengajarkan kasih
sayang dan agama-agama lainnya yang mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat kebaikan.
Dalam setiap agama mempunyai aturan-aturan tersendiri yang mengharuskan para penganut
agama masing-masing berbuat kebaikan dan menjalankan kebenaran. Terjadinya perkembangan
sains atau modernisasi yang menyebabkan berubahnya aturan dalam suatu agama.
Dari sinilah kaum fundamentalisme lahir untuk menstabilkan aturan-aturan agama yang
telah terkontaminasi oleh modernisasi.Seiring dengan perkembangan kapitalisme ke arah
kapitalisme lanjut,struktur masyarakatpun kembali mengalami perubahan. Dari masyarakat
primitif, masyarakat borjuis-feodal kemasyarakat sekular. Dengan industrialisasi dan urbanisasi
serta perkembangan teknologi, secara perlahan-lahan terjadi proses tranformasi sosial. Perubahan
ini didorong oleh, di satu sisi, perkembangan teknologi dan peningkatan populasi penduduk di
kota-kota besar yang menyebabkan perubahan pola hidup masyarakat dari masyarakat agraris ke
masyarakat industri. Di sisi lain, sebagai akibat perubahan tersebut, terjadi erosi dan
kegoncangan struktur nilai sosial masyarakat, luruhnya ikatan sosial dalam komunitas pedesaan,
turunnya status agama dan merebaknya proses sekularisasi serta diabaikannya nilai-nilai moral.
Dari sinilah muncul istilah fundamentalisme.[4]
IV.
KESIMPULAN
Dari semua pembahasan yang telah di paparkan, mungkin kita dapat mengambil sebuah
kesimpulan bahwasanya Fundamentalisme di sini dimengerti sebagai sikap penganut agama yang
hanya menekankan aspek ketaatan secara harfiah atas sejumlah prinsip keagamaan yang
dianggap mendasar.Dilihat dari perkembangannya, fundamentalisme dibagi menjadi dua macam
yaitu fundamentalis yang sifatnya positif dan fundamentalisme yang sifatnya negative
Fundamentalisme positif, yaitu fundamentalisme yang menjadikan teks dan tradisi keagamaan
sebagai sumber moral dan etika kemaslahatan publik. Fundamentalisme negatif, yaitu
fundamentalisme yang menjadikan teks dan tradisi sebagai sumber dan justifikasi atas kekerasan
Adapun faktor-faktor yang melatar belakangi adanya gerakan fundamentalisme dikarenakan :
- Adanya keinginan dari sekelompok umat untuk melakukan pemurnian (purifikasi) terhadap ajaran
agama Islam yang dianggap sudah menyimpang dari sumber aslinya.
- Adanya perintah Allah di dalam Al-Quran (umatan wahidah) untuk menjadikan seluruh umat
manusia menuju jalan yang benar.
- Arus globalisasi yang tidak terbendung yang tidak terfiltrasi oleh masyarakat sehingga
menyebabkan lahirnya perilaku masyarakat yang imoral dan menyimpang dari norma-norma
agama.
- Berkembangnya sains dan teknologi modern yang dianggap menyimpang atau menyeleweng dari
aturan yang telah ditetapkan oleh kitab suci.
- Adanya penjajahan barat yang serakah, menghancurkan serta sekular
V.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang telah penulis buat, penulis sadar makalah ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kebaikan makalah
selanjutnya. Namun, penulis tetap berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
VI.
DAFTAR PUSTAKA
Nurcholish Madjid, Islam, Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah KritisTentang Masalah
Keimanan, Kemanusiaan Dan Kemodernan, Jakarta:Yayasan Wakaf Paramadina, 1992
http//fundamentalisme//javamaal.co,id