Anda di halaman 1dari 61

CASE REPORT

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)


PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat


Untuk Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
HA LA MA N JUDUL

Disusun Oleh:
Liana Rahmawati
01.210.6208

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2016
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan kasus yang berjudul
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG
oleh
Liana Rahmawati
012106208
Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui
di depan tim penilai Puskesmas Bangetayu Kota Semarang.

Telah Disahkan
Semarang,

April 2016

Kepala Puskesmas Bangetayu Pembimbing


Puskesmas Bangetayu

Pembimbing Bagian

IKM FK Unissula

dr. Suryanto Setyo Priyadi dr. Ninik Relaningsih

dr. SuryaniYulianti,

M.Kes
Mengetahui
Kepala Bagian IKM FK Unissula

dr. Tjatur Sembodo, MS(PH)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT, yang


telah memberikan kenikmatan iman, dan sehat, sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Bangetayu Semarang.
Laporan ini dapat terselesaikan berkat kerjasama tim dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk ini kami mengucapkan
terimakasih sebesarbesarnya kepada yang terhormat :
1. dr. Tjatur Sembodo MS(PH), kepala departemen IKM FK
Unissula Semarang.
2. dr. Ratnawati selaku Koordinator Pendidikan IKM FK Unissula
Semarang.
3. dr.SuryaniYulianti M,Kes., selaku pembimbing kasus di bagian
IKM FK Unissula Semarang.
4. dr.

Suryanto

Setyo.

P,

Kepala

Puskesmas

Bangetayu

Semarang.
5. dr.Ninik

Relaningsih

selaku

koordinator

pendidikan

di

Puskesmas Bangetayu Kota Semarang.


6. Seluruh Staf Puskesmas Bangetayu Semarang.

7. Semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan


laporan kasus ini yang tidak bisa kami sebutkan satu per
satu.
Kami menyadari bahwa hasil penulisan laporan kasus ini
masih jauhdari kata sempurna karena keterbatasan waktu dan
kemampuan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
guna kesempurnaan dan perbaikan laporan kasus ini agar lebih
baik.
Akhir kata kami berharap semoga laporan Sandar Pelayanan
Minimal (SPM) di Puskesmas Bangetayu Kota Semarang ini
bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, April 2016


Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................
ii
KATA PENGANTAR....................................................................
iii
DAFTAR ISI...............................................................................
v
DAFTAR TABEL.........................................................................
vii
BAB I PENDAHULUAN............................................................
1
1.1. Latar Belakang....................................................
1

1.2. Perumusan Masalah............................................


3
1.3. Tujuan Penelitian.................................................
3
1.3.1..............................................Tujuan umum
3
1.3.2..............................................Tujuan khusus
4
1.4. Manfaat Penelitian...............................................
4
BAB II DASAR MATERI DAN ANALISIS SITUASI......................
5
2.1 Standar Pelayanan Minimal.................................
5
2.1.1...................................................Pengertian
5
2.1.2 ................................Urusan Wajib dan SPM
5
2.1.3.............Jenis Pelayanan dan Indikator SPM
8
2.1.4 .............Pentingnya SPM dan Perencanaan
Pemenuhan SPM..........................................
11

2.2 Cara Pengamatan dan Waktu Pengamatan.........


14
2.3 Profil Puskesmas Bangetayu................................
15
2.4 Visi dan Misi Puskesmas......................................
20
2.5. Data

ketenagaan

di

Puskesmas

Bangetayu

tahun 2015..........................................................
21
BAB III PEMBAHASAN...............................................................
22
3.1. Output.................................................................
22
3.2 Prioritas Masalah.................................................
23
3.2.1 ...........................................Daftar masalah
23
3.2.2 Prioritas masalah dengan metode hanloon
kualitatif.......................................................
24
3.3 Analisis Penyebab Masalah.................................
27

3.4 Analisis Akar Penyebab Masalah Berdasarkan


Pendekatan Sistem..............................................
28
3.5 Usulan pemecahan masalah...............................
29
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.............................................
31
4.1. Kesimpulan..........................................................
31
4.2. Saran...................................................................
32
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................
34

DAFTAR TABE

Tabel 2. 1. ..........................Jenis Pelayanan dan Indikator SPM


................................................................................8
Tabel 2. 2. ......................Wilayah kerja dan jumlah penduduk
..............................................................................16
Tabel 2. 3. . Data ketenagaan di Puskesmas Bangetayu tahun
2015..........................................................................
21Y
Tabel 3.1. ..........................Check list penilaian SPM Puskesmas
..............................................................................22
Tabel 3.2. ........................................................Kriteria Urgency
..............................................................................24
Tabel 3.3. .......................................................Kriteria Seriously
..............................................................................25
Tabel 3.4. ..........................................................Kriteria Growth
..............................................................................25
Tabel 3.5. ..........................................................Tabel total USG
..............................................................................26
Tabel 3.6.Analisis

Akar

Penyebab

Masalah

Berdasarkan

Pendekatan Sistem................................................28
Tabel 3.7. ............................................................Plan of Action
..............................................................................29

10

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sejalan dengan amanat Pasal 28 H, ayat (1) Perubahan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh
pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3)
dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum
yang layak. Puskesmas merupakan garda depan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan dasar. Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat,

merupakan

landasan

hukum

dalam

penyelenggaraan Puskesmas.
Puskesmas yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan

Kabupaten/Kota

kesehatan

yang

adalah

menyelenggarakan

fasilitas

pelayanan

upaya

kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat


pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan

10

11

preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat


yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan adalah tolok
ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan
ditetapkan

sebagai

acuan

dalam

perencanaan

program

pencapaian target. SPM Kesehatan secara efektif dan efisien


dengan menggunakan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang
baik diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan dasar
(Permenkes RI no 741, 2008). Kabupaten maupun kota di
Indonesia memerlukan standar pelayanan minimal yang
sama dan diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65
Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan penerapan
Standar

Pelayanan

terselenggaranya

Minimal,

urusan

maka

wajib

untuk

daerah

yang

menjamin
berkaitan

dengan hak dan pelayanan dasar kepada warga Negara perlu


ditetapkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
(Permenkes RI no 741, 2008).
Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu jenis
fasilitas

pelayanan

peranan

penting

kesehatan
dalam

tingkat pertama

sistem

kesehatan

memiliki
nasional,

khususnya subsistem upaya kesehatan. Penyelenggaraan


Pusat

Kesehatan

Masyarakat

perlu

ditata

ulang

untuk

meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan kualitas

11

12

pelayanan dalam rangka meningkatkan derajat masyarakat


serta

menyukseskan

program

jaminan

sosial

nasional

(Permenkes RI No 75, 2014). Puskesmas sebagai salah satu


fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat merupakan bagian
dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam
mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.
Dengan adanya SPM ini, pemerintah daerah dan pihak
terkait lainnya dapat dengan jelas memahami program dan
jenis pelayanan kesehatan dasar minimal serta indikator
kinerja masing-masing kegiatan, beserta target Tata Kelola
Penerapan

Standar

Pelayanan

Minimal

(SPM)

Bidang

Kesehatan untuk Kabupaten/Kota dan waktu pencapaiannya.


Implikasi lebih jauh dari adanya SPM adalah adanya tuntutan
profesionalisme dan akuntabilitas pemerintah daerah agar
menyusun langkah strategis, selaras
dalam

SPM.

SPM

memudahkan

dengan ketentuan

penyusunan

Rencana

Strategis Nasional dan Daerah (Renstranas dan Renstrada),


dengan adanya ukuran-ukuran kuantitatif dan kualitatif.
Dengan adanya SPM bidang kesehatan diharapkan pelayanan
kesehatan yang menjadi kebutuhan utama masyarakat dapat
dipenuhi pada tingkat yang ditetapkan sebagai yang paling
minimal secara nasional. Hal ini dimaksudkan agar dapat
mengurangi kesenjangan pelayanan kesehatan antar daerah,

12

13

Oleh karena itu, untuk mengetahui pencapaian standart


pelayanan minimal di bidang kesehatan, kepanitraan klinik
ilmu kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran Unissula
Semarang

ingin

mengetahui

faktor

faktor

yang

berpengaruh terhadap tidak tercapainya sistem pelayanan


minimal di bidang kesehatan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan
tersebut

diatas,

uraian
maka

dalam

latar

belakang

dapat dirumuskan

masalah

permasalahan

sebagai berikut : Faktor-faktor apa sajakah yang berpengaruh


terhadap tidak tercapaianya Standart pelayanan minimal
kesehatan tahun 2015 di Puskesmas Bangetayu Periode
2015.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan umum
Mengetahui Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
tidak

tercapaianya

sistem

pelayanan

minimal

kesehatan di Puskesmas Bangetayu Periode 2015.


1.3.2. Tujuan khusus
a Mampu menentukan SPM

yang tidak tercapai di

Puskesmas Bangetayu

13

14

b Mampu menganalisis penyebab tidak tercapainya


SPM dari yang telah ditemukan di Puskesmas
Bangetayu
c Mampu membuat alternatif pemecahan masalah
dari

masalahmasalah

yang

ditemukan

di

Puskesmas Bangetayu
d Mampu menentukan pengambilan keputusan dari
alternatif

pemecahan

masalah

di

Puskesmas

Bangetayu
1.4. Manfaat Penelitian
a Meningkatkan

pelayanan

kesehatan

masyarakat

di

Puskesmas Bangetayu
b Memberi masukan dan pertimbangan kepada beberapa
pihak dalam membuat beberapa kebijakan kesehatan
untuk tercapainya kesehatan masyarakat sesuai dengan
standar pelayanan minimal.
c Penyusunan rencana pencapaian SPM Kesehatan dan
penetapan target tahunan pencapaian SPM Kesehatan.
d Mahasiswa

Menambah

informasi

berpengaruh

terhadap

pelayanan

minimal

mengenai
tidak

faktor

yang

tercapaianya

sistem

kesehatan

di

Puskesmas

Bangetayu.

14

15

Sebagai bahan masukan dan penelitian lebih lanjut


mengenai faktor yang berpengaruh terhadap tidak
tercapaianya sistem pelayanan minimal kesehatan di
Puskesmas Bangetayu.
BAB II
DASAR MATERI DAN ANALISIS SITUASI

2.1

Standar Pelayanan Minimal


2.1.1 Pengertian

Standar Pelayanan Minimal adalah suatu standar


dengan batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja
penyelenggaraan

kewenangan

wajib

daerah

yang

berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat


yang mencakup jenis pelayanan, indikator dan nilai
(benchmark).

Standar

Pelayanan

Minimal

(SPM)

bidang

Kesehatan yang telah diatur oleh Menteri Kesehatan,


maka UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah yang baru ini telah memberikan peran yang
cukup kuat bagi provinsi untuk mengendalikan daerah-

15

16

daerah

kabupaten

dan

kota

di

wilayahnya

(Renstra,2005).
2.1.2

Urusan Wajib dan SPM

Sesuai dengan Undang undang Nomor 32 Tahun


2004 tentang Pemerintahan Daerah, daerah Kabupaten
dan Daerah Kota wajib menyelenggarakan peningkatan
pelayanan

dan

kesejahteraan

masyarakat

yang

semakin baik, pengembangan kehidupan demokrasi,


keadilan dan pemerataan serta pemeliharaan hubungan
yang serasi antara Pemerintah dan Daerah, serta antar
Daerah

dalam

rangka

menjaga

keutuhan

Negara

Kesatuan RI.

Urusan Wajib ditetapkan untuk melindungi hak-hak


konstitusional

perorangan/masyarakat,

melindungi

kepentingan nasional dalam rangka menjaga keutuhan


NKRI, kesejahteraan masyarakat, ketenteraman dan
ketertiban

umum

perjanjian/konvensi

juga

untuk

Internasional.

memenuhi

Kabupaten/Kota

melakukan urusan wajib di bidang kesehatan dengan


menyelenggarakan SPM Bidang Kesehatan. SPM Bidang

16

17

Kesehatan telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan


dengan Keputuan Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003.

SPM Bidang Kesehatan disusun dengan prinsipprinsip sebagai berikut :

1 Diterapkan pada urusan wajib. Oleh karena itu SPM


merupakan

bagian

integral

dari

Pembangunan

Kesehatan yang berkesinambungan dalam Program


Pembangunan Nasional (Propenas 2000-2005 UU
RI nomor 25 tahun 2000) dan menyeluruh, terarah
dan

terpadu

sesuai

Rencana

Pembangunan

Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.

2 Diberlakukan untuk seluruh Daerah Kabupaten dan


Daerah

Kota.

SPM

harus

mampu

memberikan

pelayanan kepada publik tanpa kecuali (tidak hanya


masyarakat miskin), dalam bentuk, jenis, tingkat
dan mutu pelayanan yang esensial dan sangat
dibutuhkan oleh masyarakat.

3 Menjamin akses masyarakat mendapat pelayanan


dasar tanpa mengorbankan mutu dan mempunyai

17

18

dampak luas pada masyarakat (Positive Health


Externality).

4 Merupakan indikator kinerja bukan standar teknis,


dikelola dengan manajerial professional sehingga
tercapai

efisiensi

dan

efektivitas

penggunaan

sumberdaya.

5 Bersifat dinamis.

6 Ditetapkan

dalam

rangka

penyelenggaraan

pelayanan dasar.

Disamping prinsip-prinsip sebagaimana tersebut di


atas,

Departemen

Kesehatan

telah

sepakat

menambahkan kriteria yang khusus yaitu:

1 Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal hanya


merupakan pelayanan yang langsung dirasakan
masyarakat,
dengan

sehingga

manajemen

pendukung

dalam

(perencanaan,
perizinan,

hal-hal

yang

dianggap

sebagai

melaksanakan

pembiayaan,

sumberdaya,

berkaitan

urusan

faktor
wajib

pengorganisasian,

sistem

dsb),

tidak

18

19

dimasukkan dalam SPM (kecuali critical support


function).

2 Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal harus


menjadi prioritas tinggi bagi Pemerintah Daerah
karena

melindungi

perorangan

dan

hak

masyarakat,

hak

konstitusional

untuk

melindungi

kepentingan nasional dan memenuhi komitmen


nasional dan global serta merupakan penyebab
utama kematian/kesakitan.

3 Urusan Wajib dan SPM berorientasi pada output


yang langsung dirasakan masyarakat.

4 Urusan Wajib dan SPM dilaksanakan secara terus


menerus (sustainable), terukur (measurable ) dan
mungkin dapat dikerjakan (feasible).
2.1.3 Jenis Pelayanan dan Indikator SPM

Dalam Permenkes 741/2008 disebutkan bahwa SPM


untuk bidang kesehatan terdiri dari 4 jenis pelayanan,
yaitu:

Pelayanan kesehatan dasar

19

20

Pelayanan kesehatan rujukan

Penyelidikan

epidemiologi

dan

penanggulanggan

kejadian luar biasa

Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

Masing-masing pelayanan tersebut diterjemahkan ke


dalam indikator khusus, yang secara total teridiri dari 18
indikator. Rincian SPM kesehatan selengkapnya adalah
sebagai berikut:

Tabel 2.1. Jenis Pelayanan dan Indikator SPM

Jenis Pelayanan
Pelayanan

Indikator SPM
1. Cakupan Kunjungan IbuHamil K4

kesehatan dasar
2. Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani
3. Cakupan pertolongan persalinan
olehtenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
4. Cakupan pelayanan nifas
5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang

20

21

Jenis Pelayanan

Indikator SPM
ditangani
6. Cakupan kunjungan bayi
7. Cakupan Desa/Kelurahan UCI
8. Cakupan pelayanan anak balita
9. Cakupan pemberian makanan
pendampingASIpada anak usia6-24 bulan
gakin
10.

Cakupan balita giziburuk mendapat


perawatan

11.

Cakupan penjaringan kesehatan


siswa Sekolah Dasar (SD) & Setingkat

12.

Cakupan peserta Keluarga Berencana


(KB) aktif

13.

Cakupan penemuan danpenanganan


penderita penyakit*)

14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar


masyarakat miskin
Pelayahan

1. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan

21

22

Jenis Pelayanan

Indikator SPM

Kesehatan rujukan

pasien masyarakat miskin


2. Cakupan pelayanan gawat darurat
level 1yang harus diberikan sarana
kesehatan (Rumah Sakit)
diKabupaten/Kota

Penyelidikan

Cakupan Desa/Kelurahan mengalami

epidemiologi

Kejadian Luar Biasa (KLB) yang dilakukan

danpenanggulanga penyelidikan epidemiologi <24jam


n kejadian
luarbiasa
Promosi kesehatan

Cakupan Desa SiagaAktif

dan pemberdayaan
masyarakat

Keterangan:

Khusus

untuk

indikator

Cakupan

penemuan

dan

penanganan penderita penyakit, diperinci lagi menjadi


5indikator,yaitu:

22

23

a. Cakupan penemuan penderita Acute Flacid Paralysis


(AFP) rateper100.000 penduduk <15tahun

b. Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita

c. Cakupan Penemuan pasien baru TB BTAPositif

d. Cakupan Penderita DBD yang ditangani

e. Cakupan Penemuan penderita diare

Sebagai

penjabaran

dari

Permenkes

741

/MENKES/PER/VII2008 ini kementerian Kesehatan telah


menerbitkan pula petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal
tertuang

Bidang

Kesehatan

dalam

DiKabupaten/Kota

keputusan

Menteri

yang

Kesehatan

No.828/MENKES/SK/IX/2008. Didalam KMK No.828tahun


2008 tersebut dijelaskan tentang pengertian, definisi
operasional, cara perhitungan atau rumus, sumber
data, rujukan, target, langkah kegiatan, serta SDM yang
dibutuhkan demi terselenggaranya SPM kesehatan.

Meskipun

telah

741/MENKES/PER/VII

ditetapkan
2008

Permenkes
dan

KMK.

23

24

No.828/MENKES/SK/IX/ 2008, tetapi pemerintah sendiri


menyadari bahwa Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan ini bersifat dinamis, artinya jenis pelayanan
beserta indikator kinerjanya perlu terus dikembangkan
melalui konsensus nasional. Disamping itu, pemerintah
pusat

juga

pemerintah

masih
daerah

memberi
untuk

keleluasaan

kepada

menyelenggarakan

jenis

pelayanan sesuai kebutuhan, karakteristik, dan potensi


daerah, diluar pelayanan wajib minimal tersebut.

Dalam

penyelenggaraannya,

adalah pihak yang bertanggung

Bupati/Walikota
jawab terhadap

kelangsungan pelayanan kesehatan minimal ini, dengan


Dinas

Kesehatan

sebagai

koordinator

operasional.

Setiap tahun Bupati /Walikota menyampaikan lanporan


teknis tahunan kinerja penerapan pencapaian SPM
kesehatan kepada Menteri Kesehatan. Berdasarkan
laporan teknis tersebut, Menteri Kesehatan, Gubernur
dan

Bupati/Walikota

pengawasan

teknis

melakukan

pembinaan

penerapan

SPM

dan

kesehatan

diwilayahnya masing-masing.

24

25

2.1.4

Pentingnya SPM dan Perencanaan Pemenuhan


SPM

Dengan adanya SPM ini, pemerintah daerah dan


pihak terkait lainnya dapat dengan jelas memahami
program dan jenis pelayanan kesehatan dasar minimal
serta indikator kinerja masing-masing kegiatan, beserta
target . Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Bidang Kesehatan untuk Kabupaten/Kota
dan waktu pencapaiannya. Implikasi lebih jauh dari
adanya SPM adalah adanya tuntutan profesionalisme
dan akuntabilitas pemerintah daerah agar menyusun
langkah strategis, selaras dengan ketentuan dalam
SPM. SPM memudahkan penyusunan Rencana Strategis
Nasional dan Daerah (Renstranas dan Renstrada),
dengan adanya ukuran-ukuran kuantitatif dan kualitatif.

Standar pelayanan minimal merupakan janji dari


satuan kerja dalam menyediakan pelayanan wajib
kepada masyarakat yang dilayani. SPM memberikan
informasi indikator kinerja dan nilai yang terukur secara
kualitas dan kuantitas Pentingnya SPM diantaranya
adalah sebagai berikut:

25

26

Sebagai tolok ukur kinerja pelayanan dasar kepada


masyarakat yang secara minimal harus disediakan
olehdaerah dalam penyelenggaraan urusan wajib.

Ketentuan tentang jenis danmutu pelayanan dasar


yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak
diperoleh setiap warga secara minimal

Faktor

penentu

serta

karakteristik

dari

jenis

pelayanan dasar, indikator dan nilai, batas waktu


pencapaian,

dan

pengorganisasian

penyelenggaraan pelayanan dasar dimaksud

Prestasi kuantitatif dan kualitatif menggambarkan


besaran sasaran yang hendak dipenuhi, berupa
masukan, proses, keluaran, hasil dan/atau manfaat
pelayanan

Adapun manfaat langsung dariadanya SPM iniadalah:

1.

Hak masyarakat untuk menerima suatu pelayanan


dasar

dari

Pemerintah

Daerah

menjadi

lebih

terjamin dengan mutu tertentu

26

27

2.

Sebagai landasan untuk menentukan perimbangan


keuangan yang lebih merata dantransparan

3.

Menentukan total anggaran yang diperlukan untuk


menyelenggarakan pelayanan dasar.

4.

Mempermudah

terselenggaranya

sistem

manajemen penganggaran berbasis kinerja

Hal tersebut sejalan dengan konsep yang diusung


oleh

undang-undang

pelayanan

publik

No.25tahun

2009. Didalam UUNo.25tahun 2009 disebutkan bahwa


Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan
pelayanan

dalam

rangka

sesuai

dengan

pemenuhan

kebutuhan

peraturan

perundang-

undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas


barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan

oleh

penyelenggara

pelayanan

publik.

Undang-undang inidilahirkan dengan maksud untuk


meningkatkan

kualitas

pelayanan publik
pemerintahan

danmenjamin

penyediaan

sesuai dengan azas-azas

dankorporasi

yang

baikserta

umum
untuk

memberi perlindungan bagisetiap warga negara dan

27

28

penduduk dari penyalahgunaan wewenang didalam


penyelenggaraan pelayanan publik. Untuk itulah setiap
penyelenggara pelayanan publik wajib menyusun dan
menetapkan standar pelayanan.

Untuk

pelayanan

bidang

kesehatan,

karena

merupakan salah satu kewenangan wajib, jenis dan


target

standar

tersentral
Permenkes

pelayanan

oleh

minimal

pemerintah

741/

pusat,

diatur

secara

yaitu

melalui

MENKES/PER/VII2008

No.828/MENKES/SK/IX/2008.

SPM

dan

bidang

KMK.

kesehatan

disusun sebagai alat Pemerintah dan Pemerintahan


Daerah untuk menjamin akses dan mutu pelayanan
kesehatan dasar kepada masyarakat secara merata.
Pencapaian SPM bidang kesehatan akan menjadi unsur
penilaian kinerja atau LPJ Kepala Daerah sehingga lebih
akurat, terukur, transparan dan akuntabel.

Penyusunan

rencana

pemenuhan

SPM

bidang

kesehatan merupakan proses penting untuk menjamin


terselenggaranya pelayanan wajib bidang kesehatan
yang

merupakan

pemenuhan

SPM

hakdasar

masyarakat.

inimenjadi

salah

Rencana
satuacuan

28

29

pemerintah daerah dalam menyusun perencanaan dan


penganggaran penyelenggaraan pemerintah daerah.
Hal ini sebagaimana tertuang dalam permendagri
54/2010 pasal 11 ayat 1 huruf c yang menyebutkan
bahwa

program

kegiatan

alokasi

dana,

sumber

pendanaan dirumuskan dalam RPJMD, RKPD, Renstra


SKPD dan Renja SKPD disusun berdasarkan urusan
wajib yang mengacu pada SPM sesuai dengan kondisi
daerah dan masyarakat atau urusan yang menjadi
tanggung
kembali

jawab
bahwa

SKPD.

Ayat

juga

perumusan capaian

menegaskan

kinerja

setiap

program dan kegiatan harus berpedoman pada rencana


pencapaian SPM berdasarkan ketentuan perundangundangan disesuaikan dengan kemampuan daerah.
2.2Cara Pengamatan dan Waktu Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan cara datang langsung ke


Puskesmas Bangetayu dan data diperoleh melalui petugas
puskesmas. Waktu pengamatan dilakukan pada tanggal 4
April 2016 22 April 2016.

29

30

2.3

Profil Puskesmas Bangetayu

1. Identitas Puskesmas

Gambar 2.1. Puskesmas Bangetayu

Puskesmas

Bangetayu

mempunyai

Puskesmas

Pembantu yaitu Pustu Kudu dan Pustu Karangroto

30

31

2. Geografis

Puskesmas Bangetayu berada pada ketinggian tanah


dari permukaan laut 1,5-2 meter. Luas wilayah Puskesmas
Bangetayu 11,67 km2, dengan julah penduduk 58015
jiwa. Yang mempunya batas-batas sebagai berikut:

Bagian utara: Kelurahan Banjardowo

Bagian selatan : Kecamatan Pedurungan

Bagian Barat: Kelurahan Muktiharjo Lor

Bagian Timur

: Kabupaten Demak

Tabel 2.2. Wilayah kerja dan jumlah penduduk

Luas
No

Kelurahan

Jumlah
Jumla

Jumla

Jumla

h RT

h RW

h KK

Wilayah(Km

Pendudu

2)
1

Bangetayu

1,7854

k
84

10

3706

15917

Kulon

31

32

Bangetayu

1,85296

69

3617

12638

Wetan
3

Sembungharjo 2,5035

62

2602

10428

Penggaron Lor

1,54174

26

1472

5781

Kudu

1,8393

48

2045

6943

Karangroto

2,14656

81

11

3352

12209

JUMLAH

11,66946

370

46

16794 63916

Sesuai dengan fungsi puskesmas, puskesmas Banget


ayu melakukan 3 fungsi pokok pelayanan yaitu:

1. Melaksanakan dan mengembangkan upaya kesehatan


dalam

rangka

meningkatkan

status

kesehatan

masyarakat

2. Mengurangi penderita sakit

32

33

3. Membina masyarakat di wilayah kerja untuk berperan


serta aktif dan diharapkan mampu menolong diri
sendiri di bidang kesehatan

Maka pelayanan kesehatan yang diberikan di


puskesmas banget ayu adalah sebagai berikut

1. Promotif

2. Preventif

3. Kuratif

4. Rehabilitative

Bertolak dari keempat pelayanan tersebut diatas


maka usaha pokok puskesmas Bangetayu bertanggung
jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan
dan upaya kesehatan masyarakat, jika ditinjau dari
system

kesehatan

nasional

merupakan

pelayanan

kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut


dikelompokan menjadi 2 yakni:

1. Upaya kesehatan wajib meliputi

33

34

a) Kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana

b) Perbaikan gizi

c) Kesehatan lingkungan

d) Pencegahan

dan

pemberantasan

penyakit

menular

e) Promosi kesehatan

f) Upaya pengobatan

2. Upaya kesehatan pengembangan meliputi:

a) Upaya kesehatan sekolah

b) Upaya perawatan kesehatan masyarakat

c) Upaya kesehatan gizi dan mulut

d) Upaya kesehatan jiwa

e) Upaya kesehatan usia lanjut

34

35

f) Upaya kesehatan inovatif

g) Rawat inap

Upaya pelayanan penunjang dari kedua pelayan


tersebut antara lain upaya laboratorium medis dan
laboratorium

kesehatan

masyarakat

serta

upaya

pencatatan pelaporan.

Seluruh masyarakat dan isntitusi terkait program


kesehatan masyarakat yang ada di wilayah kerja
puskesmas

Bangetayu

dalam

upaya

peningkatan

derajat kesehatan antara lain;

1. Meningkatkan kunjungan rawat jalan di puskesmas


>100% dari sasaran yang ditentukan

2. Meningkatkan ststus gizi masyarakat dengan

a. Penanggulangan

anemi

ibu

hamil

dengan

cakupan tab fe 30=90% dari fe 90=90%

b. Penanggulangan gizi buruk = 100%

35

36

c. Penyuluhan

kesehatan

masyarakat

dengan

terbentuknya posyandu purnama dan mandiri


40%

3. Penurunan angka kesakitan, kematian dari penyakit


menular,

mencegah

penyebaran

penyakit

dan

penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi


dengan prioritas pada bayi, anak sekolah dan ibu
hamil, sehingga tidak menjadi masalah kesehatan :

a. Menurunkan jumlah masyarakat yang terkena


DBD

<20/10000

jumlah

penduduk

dengan

jumlah angka kematian <2%

b. Menurukan penemuan kasus TBC, BTA positif


55%

c. Imunisasi

dasar

bayi

90%,

anak

sekolah

(BIAS)97,5% dan bagi ibu hamil TT1=90%,


TT2=80%

4. Pengawasan

kwalitas

air

bersih

70%,

inspeksi

sanitasi kerumah rumah, TTU 74%.

36

37

5. Meningkatnya tingkat perkembangan perilaku hidup


bersih dan sehat

6. Menurunkan

angka

kesakitan

maupun

angka

kematian bayi,anak dan ibu maternal

Adapun beberapa kegiatan yang melibatkan peran


serta masyarakat antara lain:

1. Posyandu

Adalah salah satu bentuk upaya kesehatan


bersumber daya masyarakat yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh dan bersama masyarakat
dalam

rangka

masyarakat

memberikan
dalam

kemudahan

memperoleh

kepada

pelayanan

kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan AKI


dan AKB.

2. Posbindu

Bentuk peran serta masyarakat upaya promotifpreventif untuk mendeteksi dan pengendalian dini
PTM (Penyakit Tidak Menular) secara terpadu pada

37

38

orang dewasa 25 tahun keatas melalui kegiatan


monitoring faktor resiko PTM secara rutin dan
periodik, konseling faktor resiko PTM, diet dan
aktivitas fisik.

3. PHBS (Perilaku hidup bersih dan sehat)

Sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas


dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang
menjadikan

seseorang

atau

keluarga

dapat

menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan


berperan

aktif

masyarakat.
pengetahuan,

dalam

Tujuannya
kemauan,

mewujudkan
untuk

kesehatan

meningkatkan,

kemampuan

anggota

rumah tangga untuk melaksanakan PHBS.

2.4Visi dan Misi Puskesmas

1. Visi

38

39

Terwujudnya

pelayanan

kesehatan

dasar

yang

bermutu,serta masyarakat yang mandiri dalam bidang


kesehatan

2. Misi

1. Menyelenggarakan

pelayanan

kesehatan

dasar

paripurna, bermutu, manusiawi serta terjangkau oleh


masyarakat

2. Mendorong

kemandirian

masyarakat

untuk

hidup

sehat

3. Membangun citra pelayanan dengan memberlakukan


pengguna layanan sebagai pusat perhatian

4. Membangun kemitraan dengan semua pihak terkait


dalam pelayanan kesehatan dalam pengembanan
kesehatan masyarakat

3. Motto

Ramah, Cermah, Tanggap dan Iklas

39

40

2.5. Data ketenagaan di Puskesmas Bangetayu tahun


2015

Tabel 2.3. Data ketenagaan di Puskesmas Bangetayu


tahun 2015

Jenis

SDM yang

Kebutuhan

Kekurangan

o.

Pegawai

ada

SDM

SDM

1.

Kepala
Puskesmas

2.

Dokter

Kurang 2

Umum
3.

Dokter Gigi

4.

Perawat

Kurang 2

5.

Bidan

Kurang 3

6.

Perawat Gigi

7.

apoteker

9.

A.A

11

Gizi

40

41

12

Ka Sub Bag

TU

14

Penyuluhan

Kurang 1

Kesehatan

15

Hygiene

Kurang 1

sanitasi

16

Wiyata

17

Wiyata Bakti

17

Petugas

Lapangan

(Epidemiolog
is)
18

Pengemudi

Kurang 3

41

42

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Output

Tabel 3.1. Check list penilaian SPM Puskesmas

BESAR
N
O

INDIKATOR SPM

TARGE

CAPAIA

MASALA
H

Cakupan kunjungan Ibu

97%

100%

80%

100%

97%

20%

Hamil K- 4
2

Cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani

Cakupan pertolongan

77%

persalinan oleh tenaga


kesehatan
4

Cakupan Pelayanan Nifas

86%

100%

Cakupan Neonatus

82%

100 %

dengan komplikasi yang


ditangani

42

43

BESAR
N
O

INDIKATOR SPM

TARGE

CAPAIA

MASALA
H

Cakupan Kunjungan Bayi

98%

100%

Cakupan Desa/ Kelurahan

100%

100 %

93%

100%

50%

100 %

100%

100%

98%

100 %

Universal Child
Immunization (UCI)
8

Cakupan pelayanan anak


balita

Cakupan pemberian
makanan pendamping ASI
pada anak usia 6 24
bulan keluarga miskin

10

Cakupan balita gizi buruk


mendapat perawatan

11

Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD dan
setingkat

12

Cakupan peserta KB aktif

76%

59%

13

Acute Flacid Paralysis

<2

17%

(AFP) rate per 100.000

43

44

BESAR
N
O

INDIKATOR SPM

TARGE

CAPAIA

MASALA
H

penduduk < 15 tahun


Penemuan Penderita

100%

100%

75%

100%

100%

100%

Penemuan penderita diare

100%

100%

Cakupan pelayanan

100%

100 %

100%

100 %

100%

100 %

Pneumonia Balita
Penemuan pasien baru TB
BTA Positif
Penderita DBD yang
ditangani

14

kesehatan dasar pasien


masyarakat miskin
15

Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin

16

Cakupan Pelayanan Gawat


Darurat level 1 yang
harus diberikan Sarana
Kesehatan (RS) di Kab/

44

45

BESAR
N

INDIKATOR SPM

TARGE

CAPAIA

MASALA
H

Kota
17

Cakupan Desa/kelurahan

100%

100%

100%

100 %

mengalami KLB yang


dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam
18

Cakupan Desa Siaga Aktif

3.2 Prioritas Masalah

3.2.1

1.

Daftar masalah

Cakupan jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga


kesehatan

2.

3.2.2

Cakupan peserta KB aktif

Prioritas masalah dengan metode hanloon


kualitatif

45

46

Permasalahan
kemudian

yang

ditentukan

menggunakan metode

teridentifikasi

prioritas

tersebut

masalahnya

Hanlon kualitatif

dengan

dengan 3

Kelompok kriteria :

1.

Kelompok kriteria U : Mendesak (Urgency)

Pertimbangan ini dari aspek waktu, masih dapat


ditunda atau harus segera ditanggulangi. Semakin
pendek tenggang waktunya, semakin mendesak
untuk ditanggulangi.

2.

Kelompok Kriteria S : Kegawatan (Seriousness)

Besarnya akibat atau kerugian yang dinyatakan


dalam besaran kuantitatif berapa rupiah, orang dll.

3.

Kelompok Kriteria G : Perkembangan (Growth)

Kecenderungan atau perkembangan akibat dari


suatu

permasalahan.

Semakin

berkembang,

semakin diprioritaskan

3.2.2.1 Urgency

46

47

Tabel 3.2. Kriteria Urgency

Masalah

Pertolong

Peserta

an

KB aktif

Total H

persalina
n

Pertolongan

persalinan
Peserta KB

1
0

aktif
Total V
Total H
Total

0
1
1

0
0
0

3.2.2.2 Seriously

Tabel 3.3. Kriteria Seriously

Masalah

Pertolong

Peserta

an

KB aktif

Total H

persalina
n

Pertolongan

persalinan
Peserta KB
aktif
Total V
Total H
Total

1
0

0
1
1

0
0
0

3.2.2.3 Growth

47

48

Tabel 3.4. Kriteria Growth

Masalah

Pertolong

Peserta

an

KB aktif

Total H

persalina
n

Pertolongan

persalinan
Peserta KB

1
0

aktif
Total V
Total H
Total

0
1
1

0
0
0

3.2.2.4 Tabel total USG

Tabel 3.5. Tabel total USG


Masalah
Pertolongan
persalinan

Urgensi

seriusly

Growth

Total

Prioritas

48

49

Peserta KB
aktif

Urutan

masalah

berdasarkan

prioritas

masalah

adalah

1.

Cakupan jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga


kesehatan

2.

Cakupan peserta KB aktif

49

II

3.3 Analisis Penyebab Masalah


Fishbone Analysis
Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan Fishbone Analysis
MAN

MONEY

METHODE

Kurangnya tenaga kesehatan untuk melakukan penyuluhan mengenai pentingnya persalinan di puskesmas.
Kurang optimalnya
Dukungan keluarga kurang untuk bersalin di puskesmas
Masyarakat
kelurahan
belum
memiliki
jaminan
kesehatan.
Banyaknya persalinan yang dilakukan bidan
desa sehingga
data yang
masuk
pada laporan
sangat
kecil

pelatihan

kader mengenai penyuluhan


tentang pentingnya persalinan
di puskesmas.
pertolongan
persalinan oleh tenaga
kesehatan yang
berkompeten

Jarak rumah yang jauh dengan puskesmas

Media informasi (poster/pamphlet) tentang promosi pelayanan persalinan belum maksimal

MACHINE

MATERIAL

Gambar 3.1. Diagram analisis kemungkinan penyebab masalah dengan Fishbone Analysis
50

51

3.4 Analisis

Akar

Penyebab

Masalah

Berdasarkan Pendekatan Sistem


Tabel 3.6.
Analisis
Akar
Penyebab
Masalah
Berdasarkan Pendekatan Sistem
Komponen
Kekurangan
InputMan
Kurangnya tenaga kesehatan untuk
melakukan

penyuluhan

mengenai

pentingnya persalinan di puskesmas

Dukungan keluarga kurang untuk bersalin


di puskesmas

Banyaknya

persalinan

yang

dilakukan

bidan desa sehingga data yang masuk


pada laporan sangat kecil
Masyarakat kelurahan belum seluruhnya

Money

Method

memiliki jaminan kesehatan.


Kurang
optimalnya
pelatihan

kader

mengenai penyuluhan tentang pentingnya


Machine
Material

persalinan di puskesmas
Jarak rumah yang jauh dari puskesmas
Media
informasi
(poster/pamphlet)
promosi

Proses P1

tentang

persalinan

belum maksimal
Perencanaan kegiatan dilakukan promosi
secara

berkala

masyarakat
P2

pelayanan

ke

dan

bertahap

masyarakat

dari

tentang

pentingnya persalinan di puskesmas.


Melakukan kerjasama antara bidan dan
pihak puskesmas dalam menangani ibu

P3
Lingkunga

hamil yang akan bersalin


Kegiatan pendampingan ibu hamil yang

akan bersalin ke puskesmas


Tingkat pendidikan dan pengetahuan

masyarakat yang masih rendah

Tingkat sosio-ekonomi masyarakat yang

52

Umpan
Balik

rendah
Persalinan tidak dilakukan di puskesmas

3.5 Usulan pemecahan masalah


Tabel 3.7. Plan of Action

No

Kegiatan

Tujuan

Sasaran

Lokasi

Pelaksan
a

Waktu

Tolak

Pendana

Metode

an

ukur

Tolak ukur
hasil

Kegiatan -

Pemapara

proses
Warga

as

FMM(for

n teori

masyarak

ibu hamil

Bangetay

um

tentang

at

yang

masyarak

setempa

masyara

pentingny

terutama

mempunyai

at

kat)

ibu hamil

rencana

kususnya

pertolong

sadar

akan

ibu hamil

an

akan

bersalin ke

untuk

persalinan

pentingn

puskesmas

bersalin

di

ya

di

puskesma

persalina

puskesma

n di

1 Penyuluhan

Memberi

Kader

Puskesm

tentang

informasi

kesehata

manfaat

kepada

bersalin di
puskesmas

FMM

Terdapat

puskesm
as

53

2 Konseling

Memberik

Ibu

Puskesm

Bidan

Setiap

mengenai

an dan

hamil

as

yang

perencana

melurusk

yang

an

an

Konseling

Ibu hamil

Terdapat

jam

mengenai

lebih

ibu hamil

Bangetay bertugas

kerja

permasala

selektif

yang

sedang

KIA

han dan

dalam

tertarik

persalinan

persepsi

periksa

(pelayan

sharing

memilih

untuk

pada ibu

yang

ANC

an KIA)

mengenai

tempat

melakukan

hamil

salah

rencana

bersalin

persalinan

kepada

persalinan

masyarak

di KIA

di
puskesmas

at
tentang
persalina
n oleh
tenaga
kesehata
n

54

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat merupakan bagian dari
sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya
kesehatan. Puskesmas Bangetayu memiliki visi yaitu Terwujudnya pelayanan kesehatan dasar yang
bermutu,serta masyarakat yang mandiri dalam bidang kesehatan.

Untuk mewujudkan visi tersebut SPM digunakan khususnya di wilayah kerja Puskesmas
Bangetayu. SPM Kesehatan yang belum tecapai di puskesmas Bangetayu adalah mengenai
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan cakupan peserta KB
aktif. Dari kedua SPM yang belum mencapai target nya, kami melakukan prioritas masalah dan

55

diperoleh penemuan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi menjadi prioritas yang utama.

Standart pelayanan minimal cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi di puskesmas Bangetayu 20% dari target 97%. Dari penilaian kami dari faktor
pendekatan system ditemukan adanya masalah yang menjadikan SPM cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kesehatan adalah kurangnya tenaga kesehatan
untuk melakukan penyuluhan mengenai pentingnya persalinan

dipuskesmas, dukungan keluarga

kurang untuk bersalin di puskesmas, Banyaknya persalinan yang dilakukan bidan desa sehingga data
yang masuk pada laporan sangat kecil, masyarakat kelurahan belum seluruhnya memiliki jaminan
kesehatan, kurang optimalnya pelatihan kader penyuluhan mengenai pentingnys persalinan di
puskesmas, jarak rumah yang jauh dari puskesmas, media informasi tentang promosi tentang
pelayanan persalinan belum maksimal, tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat yang masih
rendah, dan tingkat sosio-ekonomi masyarakat yang rendah Hal itulah yang menyebabkan tidak

56

tecapainya standar pelayanan minimal tentang Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kesehatan di puskemas Bangetayu.

4.2. Saran

Masalah cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kesehatan dipuskesmas yang ditemukan sesuai standar dapat diatasi melalui beberapa saran:

1. Untuk Puskesmas:

a. Mengadakan pertemuan dan diskusi berkala antara pihak puskesmas dengan kader kesehatan
atau pelayanan kesehatan di luar untuk saling bertukar informasi dan data terkait cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi

57

b. Meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya persalinan ditenaga kesehatan

c. Melakukan pencatatan, pelaporan dan pelaksanaan kegiatan persalinan di luar puskesmas baik
itu dengan menggunakan tenaga medis maupun tenaga non medis.

2. Untuk kader kesehatan:

a. Para kader kesehatan berperan aktif untuk melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan
mengenai persalinan yang aman

3. Untuk pendidikan di Puskesmas :

a. Membantu Puskesmas dalam penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
penyuluhan

58

b. Memberi kesempatan pada mahasiswa yang sedang menjalani kepanitraan untuk berinteraksi
dan memberikan penyuluhan ke masyararakat tentang pentingnya tenaga kesehatan dalam
persalinan.

c. Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk dapat membatu pelaksanaan evaluasi program
persalinan secara berkala.

59

60

DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia., Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 75 Tahun
2014, [Online], Terdapat di: http://www.depkes.go.id/resources/download/peraturan/PMK-No-75-Th2014-ttg-Puskesmas.pdf.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia., Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019.,
[Online], Terdapat di: http://www.depkes.go.id/resources/download/info-publik/Renstra-2015.pdf
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta. Masyarakat.
Simanjuntak, Eva Rotua., 2012, Pengaruh Faktor Organisasi Dan Pemberi Pelayanan Terhadap
Pemanfaatan Kembali Puskesmas Bandar Huluan Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun
Oleh Pasien Umum, [Online], Terdapat di: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/
31982/4/Chapter%20I.pdf
USAID, Tata Kelola Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Untuk Kabupaten/Kota , 2014

61

Anda mungkin juga menyukai