Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah bahwa setiap daerah diwajibkan untuk menyusun dokumen
perencanaan pembangunan daerah baik dokumen rencana tahunan RKPD maupun dokumen
rencana jangka menengah lima tahunan (RPJMD) dan jangka panjang dua puluh tahunan
(RPJPD). Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan penjabaran tahunan dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam periode Tahun
2011-2016, oleh karenanya tingkat keberhasilan dari rencana tahunan ini akan menentukan
keberhasilan dari pemerintahan selama periode tahun 2011-2016.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,
prioritas pembangunan daerah, rencana kerja pendanaannya, baik yang dilaksanakan
langsung oleh pemerintah daerah maupun yang dilakukan dengan bantuan dari pemerintah
provinsi dan pemerintah pusat. Berkenaan dengan hal tersebut, maka RKPD Kota Batam
Tahun 2014 menjadi pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan
Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2014, dalam rangka penyusunan RAPBD
Kota Batam tahun 2014 yang penetapannya dilakukan secara bersama-sama dengan DPRD
Kota Batam. Secara normatif penyusunan RKPD Kota Batam tahun 2014 mempunyai tiga
fungsi utama yaitu :
1. Fungsi alokasi yaitu pembiayaan untuk kegiatan pembangunan yang tidak mungkin
dilaksanakan oleh masyarakat / swasta karena bersifat pelayanan publik seperti
penanganan prasarana dasar dan penyediaan infrastruktur;
2. Fungsi distribusi yaitu pembiayaan diarahkan untuk pemerataan, keadilan sosial dan
mengurangi kesenjangan, yang antara lain meliputi penanganan masalah kemiskinan,
pengembangan wilayah tertinggal dan lainnya.
3. Fungsi stabilisasi yaitu pembiayaan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,
perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat serta stabilitas
keamanan dan ketertiban.

RKPD Kota Batam Tahun 2014 disusun dengan skala prioritas pembangunan, dengan
mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah yang dijabarkan dalam program dan
kegiatan. Sebagai dokumen perencanaan tahunan maka proses penyusunan RKPD Kota
Batam tahun 2014 dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Persiapan penyusunan RKPD meliputi pembentukan Tim Penyusun RKPD, orientasi
mengenai RKPD, menyusun agenda kerja, serta penyiapan data dan informasi
pembangunan daerah
2. Penyusunan Rancangan Awal RKPD Kota Batam Tahun 2014
3. Melakukan Musrenbang Kelurahan, Penyusunan Rancangan Renja SKPD, Musrenbang
Kecamatan, Pembahasan Rancangan Renja SKPD pada saat pelaksanaan Forum SKPD.
4. Pelaksanaan Musrenbang RKPD tingkat Kota Batam
5. Perumusan Rancangan Akhir RKPD Kota Batam
6. Penetapan Peraturan Walikota RKPD dan Penetapan Renja SKPD
1.2 Dasar Hukum Penyusunan
Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD) Kota Batam Tahun 2014 adalah:
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 1999 sebagaimana terakhir diubah
dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak,
Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3968);
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 111, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4237);
4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
7. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4437); sebagaimana telah diubah dengan UU No 8 tahun 2005 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No 3 tentang Perubahan UU No 32/2004
tentang Pemerintahan Daerah menjadi UU (LNRI 2005/108, TLNRI 4548)
8. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130);
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi
Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139)
11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4405 );
12. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4406);
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 48 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 140);
16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2014 Indonesia Tahun 2005 Nomor 150
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah
Kabupaten Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2007 tentang pengelolaan Keuangan
Negara/Daerah;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan tugas pembantuan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
23. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014
24. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana

Pembangunan

Daerah

dan

Pelaksanaan

Musyawarah

Perencanaan

Pembangunan Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2006 Nomor 2
Seri E Tambahan Lembaran Daerah Nomor 37).
25. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2006 Nomor 7 Seri A);
26. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 16 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum
(Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah
Kota Batam Nomor 55);
27. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2009 tentang Kerjasama Pemerintah
Daerah dan Badan Usaha (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 58 )
28. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 5 Tahun 2009 tentang Retribusi Penggunaan Tanah
dan / atau Bangunan yang dikuasai Pemerintah Daerah untuk Pemasangan Reklame
(Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota
Batam Nomor 61);
29. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 8 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
Administrasi Kependudukan di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009
Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 64);

30. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 12 Tahun 2009 tentang Retribusi Izin Usaha di
Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan
Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 66 );
31. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2010 tentang Urusan Pemerintah yang
menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam
Tahun 2010 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 67 );
32. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2011 tentang Bea Perolehan Hak Atas
Tanah dan Bangunan (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2011 Nomor 1, Tambahan
Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 71 )
1.3 Hubungan Antar Dokumen
RKPD Kota Batam Tahun 2014 merupakan dokumen perencanaan teknis tahunan dan
merupakan penjabaran tahun ke-tiga dari RPJMD 2011-2016. Penyusunan dokumen RKPD
dimaksudkan sebagai upaya untuk mewujudkan perencanaan pembangunan. Oleh karena itu,
substansi penyusunan RKPD harus selaras dengan dokumen perencanaan lain.Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam Tahun 2011-2016 merupakan
penjabaran dari visi, misi dan program dari Kepala Daerah terpilih yang penyusunannya
antara lain berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota
Batam Tahun 2005 2025, dan merupakan kelanjutan dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam Tahun 2006-2011. Secara diagram hubungan antara
dokumen RKPD Kota Batam dengan dokumen Perencanaan lainnya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
1.4 Sistematika Penulisan RKPD
Penyusunan RKPD Kota Batam Tahun 2014 ini secara hierarki berpedoman pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Daerah.
1.5 Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Batam Tahun
2014 adalah untuk mewujudkan sinergitas perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
daerah antar wilayah antar bidang pembangunan dan antar Satuan Kerja Perangkat Daerah
dalam rangka melaksanakan rencana pembangunan tahunan sebagai penjabaran tahun keempat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam Tahun
2011-2016.
Tujuan penyusunan dokumen RKPD Kota Batam Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

1) Sebagai pedoman bagi Pemerintah Kota Batam dalam penyusunan Kebijakan Umum
Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2014, RAPBD
dan APBD Kota Batam tahun 2014.
2) Menjamin keterkaitan dan konsistensi dokumen RPJMD Kota Batam Tahun 2011-2016
dengan dokumen perencanaan pembangunan tahunan, sekaligus juga sebagai pedoman
dalam melihat dan memelihara konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan.
3) Sebagai pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dijajaran Pemerintah Kota
Batam dalam memanifestasikan kegiatan pembangunan di Kota Batam dalam menyusun
Rencana Kerja Pembangunan (Renja) tahun 2014 dan dalam rangka menjabarkan visi dan
misi Walikota Batam, sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergitas pemahaman antar
pelaku pembangunan, baik secara lintas ruang (spasial), maupun lintas kegiatan
(sektoral).
4) Menyediakan

informasi

bagi

pemenuhan

laporan

Evaluasi

Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah yang perlu disampaikan Kepada Pemerintah Pusat.

BAB II
EVALUASI KINERJA PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah


Aspek Geografi
Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu berada di
jalur pelayaran dunia internasional dengan garis lintang dan bujur terletak antara 0 25 29 1 15' 00 Lintang Utara dan 103 34'35 - 104 26' 04 Bujur Timur dengan luas wilayah
Kota Batam 426.563,28 Ha, terdiri dari luas wilayah darat 108.265 Ha dan luas wilayah
perairan/laut 318.298.28. Wilayah Kota Batam meliputi lebih dari 400 (empat ratus) pulau,

329 (tiga ratus dua puluh sembilan) pulau diantaranya telah mempunyai nama, termasuk di
dalamnya pulau-pulau terluar di wilayah perbatasan Negara yang berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Singapura dan Malaysia
Sebelah Selatan:Kabupaten Lingga
Sebelah Barat :Kabupaten Karimun dan Laut Internasional
Sebelah Timur : Kabupaten Bintan dan Kota Tanjung Pinang
Wilayah Kota Batam seperti daerah lainnya di Provinsi Kepulauan Riau, juga
merupakan bagian dari paparan kontinental. Pulau-pulau yang tersebar di daerah ini
merupakan sisa-sisa erosi atau penyusutan daratan protersier yang membentang dari
Semenanjung Malaysia/Singapura di bagian utara sampai dengan pulau Moro dan Kundur
serta Karimun di bagian selatan. Singapura dan Malaysia yang berada di sebelah utara Kota
Batam, secara ekonomi makro memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam
perekonomian Batam. Letak strategis Batam telah menjadi daya tarik bagi Singapura untuk
merelokasikan aktivitas industri mereka ke Batam karena ketersediaan lahan yang cukup dan
kemudahan investasi yang diberikan. Sebelah selatan Kota Batam berbatasan dengan wilayah
Kabupaten Lingga dan sebelah barat dengan Kabupaten Karimun serta laut internasional,
Kota Tanjung Pinang dan Kabupaten Bintan terletak di sebelah timur Kota Batam. Kedua
daerah ini memiliki keterkaitan emosional dan kultural dengan Kota Batam. Kota Tanjung
Pinang sekaligus merupakan ibukota Provinsi Kepulauan Riau sehingga menjadi pusat
pemerintahan Provinsi. Kota ini juga memiliki potensi wisata yang cukup besar baik wisata
bahari dan terutama wisata sejarah.
Topografi dan Kemiringan Lereng Wilayah Kota Batam relatif datar dengan variasi
berbukit-bukit di tengah pulau, ketinggian antara 7 hingga 160 mdpl. Wilayah yang memiliki
elevasi 0 hingga 7 mdpl terdapat di pantai utara dan pantai selatan Pulau Batam dan sebelah
timur Pulau Rempang serta sebelah utara, timur dan selatan Pulau Galang. Sedangkan pulaupulau kecil lainnya sebagian besar merupakan kawasan hutan mangrove. Wilayah yang
memiliki ketinggian sampai 100 mdpl dengan topografi berbukit-bukit yang sangat sesuai
untuk kawasan resapan air untuk cadangan air baku, umumnya berada di bagian tengah Pulau
Batam, Rempang dan Galang serta Galang Baru. Wilayah Kota Batam yang memiliki
kemiringan lereng 0 3% tersebar di pesisir pantai di Teluk Senimba, Teluk Jodoh, Teluk
Tering dan Teluk Duriangkang. Wilayah yang memiliki kemiringan lereng 3 10% tersebar
hampir diseluruh Pulau Batam mulai dari Perbukitan Dangas Pancur di Sekupang dan
Tanjung Uncang ke sebelah timur, dari Teluk Jodoh sampai Duriangkang dan terus ke pesisir

timur, sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan perkotaan. Lereng antara 10 20%
sebagian besar berada di daerah kaki bukit dengan relief relatif rendah tersebar dibagian
tengah Pulau Batam dan pulau-pulau besar lainnya. Lereng 20 40% sebaran luasnya
membentuk jalur sempit di punggung bukit sepanjang Bukit Dangas Pancur dan Bukit
Senyum. Sementara itu wilayah dengan kelerengan di atas 40% berada di sepanjang Bukit
Dangas Pancur.
Aspek Demografis
Penduduk Kota Batam bersifat heterogen terdiri dari multi suku yang ada di
Indonesia, dengan penduduk aslinya adalah suku Melayu. Penduduk Kota Batam hingga
bulan Desember 2012 tercatat sebanyak 1.235.651 jiwa terdiri dari 638.404 jiwa atau 51,67%
laki-laki dan 597.247 jiwa atau 48,33% perempuan. Pada tahun 2012 telah terjadi
peningkatan pertambahan penduduk sebesar 8,62% yang disebabkan oleh faktor migrasi
penduduk ke Kota Batam. Sedangkan seecara rinci sebaran penduduk sampai dengan Maret
2013 menurut jenis kelamin dan kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Sebaran
penduduk Kota Batam terpadat sampai pada Maret tahun 2013 masih berada di wilayah
Mainland yaitu Kecamatan Sagulung dan Batam Kota sedangkan untuk sebaran jumlah
penduduk yang terendah berada pada wilayah hinterland yaitu Kecamatan Bulang dan
Galang. Jika dilihat dari komposisi penduduk, ratio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Kota
Batam adalah 106,89 yang berarti setiap 107 orang penduduk laki-laki terdapat 100 orang
penduduk perempuan. Dengan perkataan lain saat ini jumlah penduduk laki-laki sedikit lebih
banyak dibanding penduduk perempuan.
Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Pola Konsumsi Masyarakat. Kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari pola
pengeluaran konsumsi masyarakat. Pengeluaran konsumsi digolongkan menjadi dua jenis,
yaitu konsumsi makanan dan bukan makanan. Awalnya pengeluaran untuk memenuhi
kebutuhan makanan menjadi prioritas utama dalam kehidupan keluarga, dengan
meningkatnya pendapatan secara perlahan pengeluaran non makanan akan menggeser
pengeluaran untuk makanan. Perubahan ini dapat diartikan sebagai peningkatan
kesejahteraan. Dari tabel. 4 dapat dilihat, walaupun sangat lambat, terjadi pergeseran porsi
pola konsumsi masyarakat dari makanan ke non makanan. Pada tahun 2012, proporsi
pengeluaran untuk makanan sebesar 37,90 persen dan non makanan sebesar 62,10 persen,
dimana hal ini berarti proporsi pengeluaran untuk makanan di Kota Batam jauh lebih baik

dari rata-rata nasional dan pada tahun 2013 dipekirakan juga mengalami hal yang sama yaitu
adanya kenaikan konsumsi masyarakat untuk pengeluaran makanan dan pengeluaran non
makanan.
Pendidikan. Salah satu hal dasar dan menjadi faktor penting yang menunjang
kemajuan di bidang pendidikan adalah tersedianya sarana ataupun fasilitas pendidikan,
karena akses terhadap fasilitas tersebut memberikan pengaruh tersendiri terhadap tingkat
partisipasi sekolah di suatu daerah. Sampai tahun 2012 jumlah bangunan sekolah di Kota
Batam sebanyak 837 unit yang terdiri dari 310 unit gedung TK, 317 unit gedung SD/MI, 124
unit gedung SLTP/Mts dan 86 buah gedung SMA/MA/SMK.
2.2 Evaluasi pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun Lalu dan Realisasi RPJMD
2.3 Permasalahan pembangunan Daerah
Pendidikan
Capaian pembangunan di bidang pendidikan menunjukan hasil yang cukup baik akan
tetapi jika dilihat dari data capaian indikator di bidang pendidikan, diperoleh
permasalahan Masih rendahnya Kualitas dan Akses Jangkauan Pendidikan serta
terdapatnya kesenjangan antara Kabupaten/Kota. Kondisi pendidikan di Kota Batam
masih relatif rendah, dapat dilihat dari angka partisipasi sekolah (APS) di tingkat
pendidikan SLTA hanya sekitar 54.90 persen. Hal ini dapat dilihat dari angka rata-rata
lama bersekolah yang berarti penduduk Kota Batam rata-rata hanya tamat SMP.
Disamping hal tersebut, rendahnya APS di tingkat pendidikan SLTA juga disebabkan
angka kelulusan SMP yang masih rendah. Walaupun angka indikator di tingkat
pendidikan sudah cukup baik, tetapi capaian di tiap Kabupaten/Kota belum merata (masih
terdapat kesenjangan). Hal tersebut antara lain disebabkan masih kurangnya untuk
beberapa jenis guru, khususnya guru eksakta dan penyebaran tenaga guru juga belum
merata. Secara keseluruhan tenaga guru jumlahnya sudah cukup memadai dengan rasio
yang tergolong baik. Demikian juga dengan prasarana dan sarana belajar baik kuantitas

dan kualitasnya masih perlu ditingkatkan, terutama untuk daerah pesisir dan Hinterland
Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, permasalahan dirasakan adalah Masih rendahnya Akses
terhadap Pelayanan Kesehatan antar Wilayah yang diindikasikan dengan kurangnya
tenaga medis dan prasarana/sarana kesehatan terutama di Desa dan Kecamatan. Jumlah
tenaga medis seperti Dokter, Perawat dan Bidan masih terbatas, demikian juga dengan
peralatan dan obat-obatan. Untuk itu maka jangkauan pelayanan kesehatan harus
diperluas dan kualitas pelayanannya ditingkatkan. Disamping itu angka kematian bayi

dan ibu melahirkan terutama di daerah yang terisolir dan kawasan kumuh (slum) di
perkotaan masih cukup tinggi walaupun secara keseluruhan Kota Batam berada dibawah
rata-rata nasional. Selain itu, jaminan pembiayaan kesehatan dan kurangnya pemanfaatan
teknologi di bidang kesehatan masih kurang. Penyakit infeksi menular seperti demam
berdarah dengue (DBD), HIV/AIDS, tuberculosis dan malaria masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang menonjol. Saat ini Pemerintah Daerah Kota Batam telah
memiliki Rumah Sakit Umum Daerah yang telah ditingkatkan menjadi kategori rumah
sakit rujukan tipe B, dimana kedepannya tetap akan terus ditingkatkan dengan tambahan

sarana dan prasarana operasional RSUD serta tambahan SDM untuk pengelolaannya.
Bidang Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi di Kota Batam sampai dengan tahun 2012 menunjukkan hasil
yang bagus. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian perekonomian Kota Batam yang selalu
diatas Pertumbuhan Perekonomian Nasional. Melihat dari potensi perekonomian yang ada
di Kota Batam, dapat dikatakan bahwa pencapaian pertumbuhan ekonomi tersebut belum
optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: Belum Dikelolanya Sumber
Daya Kelautan dan Perikanan Secara Maksimal, Belum Optimalnya Pelaksanaan Industri
Pengolahan yang Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal, Masih Kurang Maksimalnya
Pemberdayaan Masyarakat sebagai Pelaku dan Penggerak Ekonomi dan Peningkatan
Usaha Kecil dan Menengah, Masih Tingginya Angka Pengangguran dan Angka
Kemiskinan

Infrastruktur
Masalah infrastruktur yang dihadapi adalah masih kurangnya infrastruktur dasar yang ada
di Kota Batam dan masih belum selesainya pusat pemerintahan Kota Batam.
Permasalahan infrastruktur ini perlu ditanggulangi untuk mengatasi kesenjangan
pembangunan antar wilayah Kabupaten/Kota dalam hal ketersediaan infrastruktur darat
berupa jalan dan jembatan, infrastruktur laut berupa pelabuhan, dermaga dan kapal
angkutan serta infrastruktur udara berupa penambahan dan peningkatan sarana bandara.
Penyediaan infrastruktur tersebut secara bertahap diharapkan dapat mendorong
pemanfaatan sumber daya alam yang ada di masing-masing pulau dan tumbuhnya pusatpusat pertumbuhan ekonomi baru di Kota Batam. Sedangkan masalah mendesak terkait
dengan penyediaan infrastruktur yang dihadapi adalah belum selesainya perumahan

rakyat, penyediaan air bersih dan listrik serta pembukaan akses terhadap daerah terisolir.
Pulau pulau Terdepan
Kota Batam mempunyai 4 pulau terdepan yang berbatasan langsung dengan Negara
Tetangga yaitu pulau Batu Berhenti, pulau Putri, pulau Pelampung dan pulau Nipah serta

dengan adanya rencana penambahan 2 (dua) pulau terluar lagi yaitu pulau Karang Helen
Mars dan Karang Banteng. Kurangnya pemanfaatan pulau-pulau terdepan menjadi isu
strategis pada tahun 2013 sehingga wacana pembentukan satuan kerja perangkat daerah
(SKPD) yang khusus mengurusi masalah perbatasan sangat mendesak untuk didirikan.
Pemanfaatan pulau-pulau terdepan di Kota Batam hendaknya menjadi perhatian
mengingat banyak dari pulau terdepan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan.
Disamping itu, hampir semua pulau terdepan hingga saat ini kebanyakan hanya menjadi
pulau untuk pengawasan dalam hal perbatasan dan praktek ilegal fishing, dengan
demikian masih banyak potensi Kelautan dan Perikanan Kepulauan yang belum

dimanfaatkan.
Kinerja Pemerintahan
Pemerintah Kota Batam mempunyai komitmen untuk mewujudkan tata kepemerintahan
yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government) dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Isu strategis yang muncul terkait hal ini adalah
perlunya Meningkatkan kinerja Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa sehingga
kelemahan penyediaan data perlu diatasi agar lebih optimal dalam proses perencanaan
dan evaluasi dalam pelaksanaan pemerintahan.

BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN
DAERAH

3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah


Kondisi perekonomian secara nasional pada tahun 2013 diperkirakan akan meningkat
seiring dengan prediksi pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2013 yang diperkirakan
meningkat diatas 6%. Hal ini berimbas pada alokasi transfer dana ke daerah yang juga
diprediksi akan meningkat dibandingkan pada tahun 2012 yang sebesar 40,1 triliun rupiah.
Kondisi ekonomi daerah Kota Batam dilihat berdasarkan perkembangan indikator ekonomi
antara lain seperti Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), PDRB per Kapita, Pendapatan
Regional per Kapita, konstribusi sektoral, laju pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah

BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan


Dengan tetap mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Batam tahun 2011-2016, Pemerintah Kota Batam mempunyai Visi
Terwujudnya Kota Batam sebagai Bandar Dunia Madani yang Modern serta Menjadi
Andalan Pusat Pertumbuhan Perekonomian Nasional.
Guna mewujudkan Visi Kota Batam di atas yang telah dicanangkan sejak tahun
2011, kemudian ditetapkan Misi beserta tujuan dan sasaran pembangunan untuk 5 (lima)
tahunan. Tujuan dan sasaran pembangunan pada setiap Misi yang akan dijalankan akan
memberikan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan Pemerintah Daerah.
Berdasarkan pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan, hasil evaluasi
pelaksanaan pembangunan tahun 2013 serta perumusan permasalahan dan tantangan pada
tahun 2014 yang merupakan tahun ketiga pelaksanaan RPJMD, maka ditetapkan isu

strategis:
1. Penyediaan pelayanan infrastruktur kota yang prima
2. Peningkatan kualitas dan pencegahan degradasi lingkungan hidup kota
3. Pengendalian perusakan dan pencemaran lingkungan hidup
4. Peningkatan kemitraan atau kerjasama dengan Pengelola Kawasan Batam
5. Peningkatan aksesibilitas antar wilayah di Kota Batam
6. Peningkatan kegiatan ekonomi rakyat dan meningkatkan keterkaitannya dengan
aktivitas industri yang berkembang.
7. Optimalisasi manajemen pemerintahan kota
8. Pengendalian laju pertumbuhan penduduk.
9. Meminimalisir ekses negatif dari pelaksanaan pembangunan.
Isu strategis tersebut secara fungsional saling berhubungan satu dengan yang lainnya,
sehingga upaya penanganan satu isu strategis dapat mendukung atau berdampak positif bagi
upaya penanganan isu strategis lainnya

4.2 Prioritas Pembangunan


Prioritas pembangunan Kota Batam untuk tahun 2014 merupakan tindak lanjut tahun
sebelumnya serta dalam rangka mendukung program pembangunan yang tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2011-2016. Prioritas dan
sasaran pembangunan Kota Batam Tahun 2014 dalam rangka pelaksanaan urusan wajib dan
urusan pilihan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Batam adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan

sarana

dan

prasarana

infrastruktur

jalan,

drainase,

utilitas

perkotaan, kebersihan kota dan pengendalian banjir.


2. Peningkatan Kualitas SDM melalui peningkatan infrastruktur pendidikan dan
kesehatan, peningkatan kualitas mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan, serta
peningkatan kualitas kepemudaan, peranan wanita, keluarga berencana dan
ketenagakerjaan.
3. Peningkatan sarana dan prasarana transportasi dan fasilitas sarana perhubungan lainnya.
4. Pembangunan dan pengembangan infrastruktur Kawasan Hinterland dan
pengembangan kawasan perbatasan.
5. Peningkatan pemberdayaan perekonomian masyarakat melalui optimalisasi bantuan
modal, pemanfaatan pasar pemerintah, dan meningkatkan kemudahan akses

masyarakat ke lembaga keuangan.


6. Peningkatan pengembangan kepariwisataan, fasilitas investasi dan promosi dalam
rangka meningkatkan perekonomian dan daya saing Kota Batam.
7. Pembinaan, pengendalian dan penertiban penyandang masalah kesejahteraan
sosial serta perlindungan sosial.
8. Peningkatan Kapasitas Daerah dan optimalisasi Teknologi Informasi dalam rangka
rangka

meningkatkan

pelayanan

kepada

masyarakat

dan

mewujudkan

penyelenggaraan pemerintahan yang baik.


9. Peningkatan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakkan supremasi hukum

BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Dalam RKPD yang disampaikan ini akan memuat beberapa informasi seperti
Prioritas Pembangunan Daerah, indikator hasil program penanggung jawab program dan
kegiatan. Serta rincian pembiayaan baik dari anggaran APBD Kota, APBD Provinsi,
maupun APBN. Program dan kegiatan dapat dilihat dalam matrik usulan program kegiatan
sebagai berikut:
Dinas Perhubungan Kota Batam
1.
2.
3.
4.
5.

Pembangunan sarana dan prasarana LLAJ


Pemeliharaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana transportasi laut
Pengoperasian bus sekolah diprioritaskan untuk anak-anak sekolah dasar
Tol laut yang menguhubungkan kabupaten/kota lain yang terdekat dengan kota Batam
Kereta api menguhubungkan kabupaten/kota lain yang terdekat dengan kota Batam

Dinas kebersihan dan pertamanan kota


1. Program pengelolaan dan pengurangan sampah dengan membangun bank sampah
2. Sosialisasi kebersihan, pengomposan, dan daur ulang sampah plastik
3. Pembuatan taman yang berbasis edukasi dengan akses gratis untuk semua kalangan.

Berisi alat-alat ilmu pengetahuan alam, alat olahraga dan jalur trekking untuk jogging
dan layanan wifi gratis 24 jam
4. Penanganan dan pengoptimalan kebersihan jalan dan drainase di jalan-jalan utama
kota Batam dan sekitarnya
5. Taman musik yang dapat menampung 80,000 audiens penonton live music dan
tersedia panggung terbuka, wifi diseluruh area taman dan foodcourt

Anda mungkin juga menyukai