Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PERSEPTORAN

EVISERASI

OLEH
Felicya Rosari
1118011043

Perseptor:
Dr. Aryanti, Sp. M

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSIITAS LAMPUNG
RUMAH SAKIT UMUM ABDUL MULUK
BANDAR LAMPUNG
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas berjudul Diabetes Mellitus sebagai salah
satu factor resiko Glaukoma. Adapun penulisan tugas ini dibuat dengan
tujuan untuk memenuhi salah satu tugas kepaniteraan klinik bagian
Ilmu Penyakit Mata di Rumah Sakit Abdoel Moeloek.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada dokter


pembimbing yang telah bersedia memberikan bimbingan dalam
penyusunan tugas ini, juga kepada semua pihak yang telah turut serta
dalam membantu penyusunan tugas ini sehingga dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunannya laporan kasus ini


masih memiliki banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran
demi penyempurnaan laporan kasus ini. Akhirnya semoga tugas ini
dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita semua

Bandar Lampung, 29 Maret 2016

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Glaukoma adalah
kelompok penyakit yang khas, yang berhubungan dengan hilangnya lapang pandang
pengelihatan dan tekanan intraokuli yang sangat tinggi. 1 Etiologi dari glaukoma adalah
berdasarkan peningkatan Tekanan Intra Okuli (TIO) yang mengakibatkan perubahan
mekanik pada struktur lamina kribosa serta proses iskhemik yang menyebabkan
perubahan dari aliran darah.2 Faktor yang diketahui berisiko memicu dan memperburuk
glaukoma antara lain adalah umur mulai 40 tahun, keluarga yang mempunyai riwayat
glaukoma, myopia, hipermetropia, mengidap penyakit lain seperti hipertensi dan diabetes
mellitus.1,2

Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik karbohidrat, lemak dan protein, yang
disebabkan oleh berkurangnya sekresi atau resistensi insulin. Terdapat 2 jenis Diabetes
mellitus yaitu, tipe 1 (DM tipe 1) dan Diabetes mellitus tipe 2 (tipe 2 DM). Pada dasarnya
tipe 1 DM adalah proses autoimun yang menghancurkan pulau Langerhans, pada
sebagian individu tertentu.

Diabetes mellitus tipe 2 terdiri dari berbagai disfungsi

ditandai dengan hiperglikemia dan resistensi insulin, sekresi insulin yang tidak memadai,
dan sekresi glucagon yang berlebihan.3

Penyakit DM dapat merusak mata dan mengganggu penglihatan. Setiap orang yang
mengidap DM lebih dari 5 tahun harus sering memeriksakan diri ke dokter. Terdapat tiga
komplikasi utama pada mata yang disebabkan oleh DM yaitu retinopati diabetik, katarak
dan glaukoma.1

BAB II
PEMBAHASAN
Glaukoma adalah suatu neuropati optic kronik didapat yang ditandai oleh pencekungan
diskus optic dan pengecilan lapang pandang, serta biasanya disertai dengan peningkatan
tekanan intraocular. Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah
apoptosis sel ganglion retina yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan lapisan
inti-dalam retina serta berkurangnya akson di nervus optikus.1,2
Meskipun peningkatan TIO menjadi penyebab utama terjadinya kerusakan saraf optic
pada glaukoma, kerusakan saraf optic dapat pula terjadi pada pasien dengan TIO normal
atau rendah. Kerusakan dan kematian akson saraf optic dapat pula disebabkan oleh
penurunan aliran darah ocular yang berdampak pada penurunan tekanan perfusi ocular.
Penurunan aliran darah ocular ini dapat terjadi seseorang dengan kelainan vascular
seperti pada Diabetes mellitus. 2
Hiperglikemia kronik akan merangsang kerusakan endotel pembuluh darah dan suatu
keadaan iskemia, dan perubahan itu secara signifikan ditandai dengan tanda-tanda klinis
berupa: mikroaneurisma, perdarahan, flame shape hemoragic, edema retina dan eksudat

keras, cotton-wool spots, vena beading, kelainan mikrovaskuler intraretinal, edema


makula, perdarahan preretinal, neovaskularisasi, perdarahan dalam vitreous, proliferasi
jaringan fibrovascular, traksi ablasio retina. Diklasifikasikan sebagai nonproliferative
diabetes retinopathy (NPDR), Perpoliferative retinopati diabetik (PreDR)) dan diabetes
proliferative retinopati (PDR).

Di mana pada penderita diabetes dapat berkembang

menjadi glaukoma primer (terbuka atau sudut tertutup chamber), hipertensi okular dan
glaukoma sekunder (post-traumatic, neovaskular, pasca operasi, iatrogenic)2,3,4
Pada penelitian yang dilakukan Risky, dkk tentang prevalensi glaukoma akibat diabetes
mellitus yang dilakukan di poliklinik mata RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dengan
populasi penelitian adalah pasien yang didiagnosis menderita glaukoma akibat Diabetes
Mellitus di Poliklinik Ilmu Kesehatan Mata Manado dan didapatkan hasil berupa lebih
banyak pasien yang berjenis kelamin perempuan (66,7%) dibandingkan dengan laki-laki
pada penelitian tersebut.1
Sedangkan menurut penelitian Halilovic, tidak ada perbedaan prevalensi jenis kelamin
pasien Diabetes mellitus dengan glaukoma, walaupun pada jurnal dijelaskan bahwa
estrogen, progesterone, dan testoteron memilik peran penting dalam pengaturan aliran
darah pada retina dan koroid, sama seperti pada organ lainnya. Esteron memeilik peran
protektif karena hormone tersebut dapat menurunkan tahanan pembuluh darah terutama
pada pembuluh darah besar ocular.3 Beberapa peneliti bahkan mengindikasi terapi
hormonal memiliki manfaat untuk kelainan pembuluh darah ocular pada wanita yang
telah mengalami menopause.3
Berdasarkan kadar gula terkontrol dan tidak terkontrol, menurut penelitian Risky, dkk
kejadian glaukoma paling dominan terjadi pada pasien dengan kadar gula darah yang
tidak terkontrol yaitu sebanyak 80%, namun terdapat 20% pada pasien dengan kadar gula
darah terkontrol. Bila diabetes mellitus tidak di control dan tidak melakukan pengobatan
apa-apa, gula darah yang tinggi akan terus merusak sel-sel organ tubuh, termasuk

jantung, saraf, mata dan ginjal. Orang dengan diabetes mellitus empat kali lebih muda
menjadi buta dibandingkan dengan orang yang tidak diabetes mellitus.
Berdasarkan tipe DM, pada penelitian yang dilakukakan Risky, dkk glaukoma akibat DM
yang paling banyak yaitu DM tipe 2 daripada DM tipe 1. Baik DM tipe 1 maupun DM
tipe 2 keduanya beresiko terkena komplikasi retinopati diabetic, katarak maupun
glaukoma. Semakin lama penyakit diabeters, semakin muda mengalami gangguan
penglihatan.1
Diabetes Mellitus Tipe 1 yang menyebabkan glaukoma paling sering ditemukan pada
pasien dengan umur sekitar 36-45 tahun dan Diabetes Mellitus Tipe 2 yang menyebabkan
glaukoma paling sering ditemukan pada pasien dengan umur sekitar 46-55 tahun. Pada
Diabetes mellitus Tipe 1, tidak ada manifestasi klinis retinopati dalam 5 tahun pertama
setelah didagnosis DM. Setelah 10-15 tahun, 25-50% dari pasien menunjukan tandatanda retinopati. Prevalensi akan meningkat setelah 15 tahun sebesar 75-95% serta
mencapai 100% setelah 30 tahun menderita DM tipe 1.3
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Halilovic, dkk, dimana dilakukan penelitian
antara kedua jenis Diabetes, baik Diabetes tipe 1 dan Diabetes tipe 2, penelitian
dilakukan dengan jumlah 140 pasien yang dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan tipe
Diabetes dan berdasarkan tipe dari Glaukoma, baik glaukoma primer maupun sekunder,
didapatkan hasil berupa pada pasien Diabetes Tipe 1 memiliki 5,94 kali kemungkinan
untuk menjadi glaukoma sekunder dan pada pasien Diabetes Tipe 2 memiliki
kemungkinan 4.43 kali lebih banyak menjadi glaukoma sekunder dibandingkan dengan
glaukoma primer.3
Neovaskular glaukoma adalah glaukoma sekunder, dengan presentase 0,7-5,1% populasi
glaukoma di Asia. Neovaskular glaukoma paling sering disebabkan oleh iskemia retina
yang luas seperti yang seting terjadi pada retinopati diabetic stadium lanjut dan oklusi
vena centralis retinae iskemik. Glaukoma mula-mula timbul akibat sumbatan sudut oleh

membrane fibrovaskular, tetapi kontraksi membrane selanjutnya menyebabkan penutupan


sudut.4
Pada penelitian yang dilakukan Liao, dkk di layanan kesehatan tersier di China dengan
jumlah sampel pasien neovaskular glaukoma sebanyak 483 pasien didapatkan hasil
bahwa rata-rata usia pasien adalah 64 tahun dengan etiologi neovaskular glaukoma
terbanyak adalah diabetic retinopati.4
Menurut Costa, dkk, Bekas luka dan penyembuhan luka merupakan masalah besar pada
pasien dengan diabetes. Diabetes bertanggung jawab untuk perubahan sistemik pada sel
endotel vaskular di semua organ, terlebih pada mikrovaskuler struktur, seperti jantung,
ginjal dan mata.Pembentukan bekas luka di subconjunctival dan kapsul Tenon ini, setelah
operasi glaukoma, lebih dalam penderita diabetes. Meningkatnya risiko kegagalan dari
operasi glaukoma pada penderita diabetes. pasien-pasien ini memiliki tingkat TIO tinggi
setelah operasi dan membutuhkan lebih banyak obat antiglaucoma.2

BAB III
KESIMPULAN

Glaukoma adalah suatu neuropati optic kronik didapat yang ditandai oleh pencekungan
diskus optic dan pengecilan lapang pandang, serta biasanya disertai dengan peningkatan
tekanan intraocular. Berdasarkan penelitian, diabetes mellitus, baik Diabetes Mellitus tipe
1 dan Diabetes Melitus Tipe 2, merupakan salah satu factor resiko untuk terjadinya
glaukoma. Diabetes Mellitus dapat mengakibatkan terjadinya glaukoma sekunder, yaitu
glaukoma neovaskular. Dalam tindakan pembedahan pun, glaukoma neovaskular ini akan
mengalami banyak kesulitan baik dalam proses pembedahan maupun dalam proses
penyembuhan luka.

DAFTAR PUSTAKA

1. Allorerung Risky N, Saerang Josefien S, Rares Laya M. Prevalensi


Glaukoma Akibat Diabetes Melitus di Poliklinik Mata RSIP Prof. Dr.
R. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Clinic 2015; 3(3):785-8
2. Costa L, Cunha JP, Amado D, Pinto LA, Ferreira J. Diabetes
Mellitus as a Risk Factor in Glaucomas Physiopathology and
Surgical Survival time: A Literatur Review. J Curr Glaucoma Pract
2015; 9(3):81-5
3. Halilovic EA, Ljaljevic S, Alimanovic I, Mavija M, Oros A, Nisic F.
Analysis of the Influence of Type of Diabetes Mellitus on the
Development and Type of Glaucoma. Med Arh 2015; 69(1): 34-7
4. Liao Na, Li Chaohong, Jiang Huilv, Fang Aiwu, Zhou Shengjie,
Wang Qinmei. Neovascular glaucoma: a retrospective review
from a tertiary center in China. BMC Ophthalmology (2016) 16:14

Anda mungkin juga menyukai