Anda di halaman 1dari 8

PERTEMUAN II

DESAIN PENELITIAN DAN STUDI KEPUSTAKAAN


2.1 DESAIN PENELITIAN
2.1.1 Umum
Untuk menerapkan metode ilmiah dalam praktek penelitian maka diperlukan suatu
desain penelitian, yang sesuai dengan kondisi, seimbang dengan dalam dangkalnya
penelitian yang akan dikerjakan. Desain penelitian harus mengikuti metode penelitian.
Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian yang lebih sempit, desain penelitian hanya
mengenai pengumpulan dan analisa data saja. Dalam pengertian yang lebih luas, desain
penelitian mencakup proses-proses berikut:
a. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.
b. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan
dengan penelitian sebelumnya.
c. Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, ruang
lingkup (scope) dan hipotesa untuk diuji.
d. Membangun penyelidikan atau percobaan.
e. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel.
f. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan.
g. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.
h. Membuat coding, serta mengadakan editing dan prosesing data.
i. Menganalisa data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi
serta inferensi statistik.
j. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta interpretasi data,
generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa
saran-saran dan kerja penelitian yang akan dating (rekomendasi).
Dari proses di atas, jelas terlihat bahwa proses tersebut terdiri atas dua bagian,
yaitu:
a. Perencanaan penelitian, dan
b. Pelaksanaan penelitian atau proses oprasional penelitian.
Proses perencanaan penelitian dimulai dari identifikasi, pemilihan serta
rumusan masalah sampai dengan perumusan hipotesa serta kaitannya dengan teori
dan kepustakaan yang ada. Proses selebihnya merupakan tahap operasional dari
penelitian.
Desain penelitian tidak pernah dilihat sebagai ilmiah atau tidak ilmiah, tetapi dilihat
dari segi baik atau tidak baik saja. Karena desain juga mencakup rencana studi maka di
dalamnya selalu ada trade off antara kontrol atau tanpa kontrol, antara objektivitas dengan
subjektivitas. Desain tergantung pada derajat akurasi yang diinginkan, level pembuktian
dari tingkat perkembangan dari bidang ilmu yang bersangkutan.
Desain yang tepat sekali tidak pernah ada. Hipotesa dirumuskan bisa dalam bentuk
alternative, karena itu desain juga, dapat berbentuk alternatif-alternatif. Desain yang dipilih
biasanya merupakan kompromi, yang banyak ditentukan oleh pertimbangan-petimbangan
praktis.

2.1.2 Desain Dalam Merencanakan Penelitian


Dalam merencanakan penelitian, desain dimulai dengan mengadakan penyelidikan dan
evaluasi terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui dalam memecahkan
masalah. Dari penyelidikan itu, akan terjawab bagaimana hipotesa dirumuskan dan diuji
dengan data yang diperoleh untuk memecahkan suatu masalah. Dari sini pula dapat dicari
beberapa petunjuk tentang desain yang akan dibuat untuk penelitian yang akan
dikembangkan. Pemilihan desain biasanya dimulai ketika seseorang peneliti sudah mulai
merumuskan hipotesa-hipotesanya. Tetapi aspek yang paling penting adalah berkenaan
dengan apakah suatu hipotesa yang khas diterjemahkan ke dalam fenomena-fenomena
yang diamati dan apakah metode penelitian yang akan dipilih akan dapat menjamin
diperolehnya data yang diperlukan untuk menguji hipotesa tersebut. Sampai pada taraf ini,
si peneliti dihadapkan kepada pilihan metode yang akan dipakai dalam penelitian. Apakah
akan digunakan metode survei, metode eksperirnen ataukah metode kualitatif yang tidak
berstruktur. Juga telah dapat dipertimbangkan apakah dengan biaya yang tersedia serta
jumlah serta ketrampilan dari orang-orang yang akan dilibatkan dalam penelitian sudah
cukup tersedia untuk melaksanakan penelitian. Desain untuk perencanaan penelitian
bertujuan untuk melaksanakan penelitian, sehingga dapat diperoleh suatu logika, baik
dalam pengujian hipotesa, maupun dalam membuat kesimpulan. Desain rencana penelitian
yang baik akan dapat menterjemahkan model-model ilmiah ke dalam operasional
penelitian secara praktis. Tiap langkah dari desain perencanaan penelitian memerlukan
pengambilan keputusan yang tepat oleh si peneliti. Keputusan yang diambil harus
merupakan kompromi antara penggunaan metode ilmiah yang sangat sukar dan kondisi
sumber yang tersedia. Kompromi-kompromi ini dapat menghasilkan rencana penelitian
yang cocok dengan masyarakat ilmiah setempat serta taraf pengembangan ilmu itu sendiri.

2.1.3 Desain Pelaksanaan Penelitian


Desain pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan ataupun pengamatan
serta memilih pengukuran-pengukuran variabel, memilih prosedur dan teknik sampling,
alat-alat untuk mengumpulkan data kemudian membuat coding, editing dan memproses
data yang dikumpulkan. Dalam pelaksanaan penelitian termasuk juga proses analisa data
serta membuat pelaporan. Oleh Suchman (1967)1 desain dalam pelaksanaan penelitian
dibagi atas:
a. Desain Sampel. Desain sampel yang akan digunakan dalam operasional penelitian amat
bergantung pada pandangan efisiensi. Dalam desain sampling ini termasuk:
mendefinisikan populasi,
menentukan besarnya sampel dan,
menetukan sampel yang representatif.
Definisi dari sampling sangat bergantung pada hipotesa. Dalam menentukan besar
sample, pemilihannya perlu dihubungkan dengan tujuan penelitian serta banyaknya
variable yang ingin dikumpulkan.
Dalam merencanakan desain dari sampling diperlukan teknik-teknik untuk memperoleh
sampling yang representatif. Memang terdapat perbedaan pendapat apakah sampling
yang diambil harus probability sampling, atau judgemental sampling, tetapi perbedaan
1

E.A., Suchman, The Principle of Research Design and Administration, Appleton Century Crofts, 1967.

di atas baru perlu dipertimbangkan untuk disesuaikan dengan kesimpulan yang akan
diambil serta inferensi statistik yang akan dibuat. Kombinasi kedua teknik sampling di
atas dapat juga dilaksanakan.
Jika metode penelitian yang dipilih adalah metode eksperimnetal, maka dalam masalah
desain sampling, penekanan lebih diarahkan kepada pemilihan desain percobaan yang
cocok. Dalam pemilihan desain percobaan ini si peneliti selalu dituntun oleh derajat
akurasi yang ingin dicapai, validitas yang ingin diperoleh serta error yang ingin
diminimasikan. Kondisi homogenitas dari media percobaan juga menentukan desain
percobaan mana yang lebih baik dan lebih efisien untuk digunakan.
b. Desain dari Instrumen atau Alat. Yang dimaksud dengan alat di sini adalah alat untuk
mengumpulkan data. Walau metode penelitian apa saja yang digunakan, masalah
desain terhadap alat untuk mengumpulkan data sangat menentukan sekali dalam
pengujian hipotesa. Alat yang digunakan dapat saja sangat berstruktur (seperti check
list dari questionair atau schedule), kurang berstruktur seperti interview guide ataupun
suatu outline biasa di dalam mencatat pengamatan langsung. Pemilihan alat harus
dievaluasikan sebaik mungkin sehingga alat tersebut cocok dengan informasi yang
diinginkan untuk memperoleh data yang cukup reliabel. Kecuali dalam penelitian
percobaan, maka alat yang digunakan dalam penelitian sosial sukar menjamin
terdapatnya validitas mutlat dari observasi data.
c. Desain analisa. Secara ideal desain analisa sudah dikerjakan lebih dahulu sebelum
pengumpulan data dimulai. Jika desain dalam memformulasikan hipotesa sudah cukup
baik, maka desain analisa secara paralel dapat dikembangkan dari desain merumuskan
hipotesa tersebut. Hipotesa tersebut dianggap baik jika ia konsisten dengan analisa
yang akan dibuat.
Dalam desain analisa, maka diperlukan sekali alat-alat yang digunakan untuk
membantu analisa. Penggunaan statistik, formula-formula matematik dan asumsiasumsi yang tepat yang sesuai dengan keperluan analisa harus dipilih sebaik-baiknya.

2.1.4 Jenis-Jenis Desain Penelitian


Pengelompokan desain percobaan yang menyeluruh belum dapat dibuat dewasa ini, karena
masing-masing ahli mengelompokkan jenis desain penelitian sesuai dengan kondisi dari
ilmuwan sendiri. Namun, bila semua pengelompokan jenis desain tersebut disimak dengan
baik, maka desain penelitian hanya dapat dibagi menjadi 6 jenis yaitu:
a. Desain untuk penelitian yang ada kontrol. Desain penelitian ini adalah desain
percobaan atau desain bukan percobaan. Kedua desain tersebut mempunyai kontrol.
Dalam desain percobaan, beberapa variable dikontrol dan beberapa merupakan kontrol.
Dalam percobaan, si peneliti mengadakan manipulasi terhadap beberapa variabel atau
faktor yang merupakan fenomena yang menyebabkan munculnya hasil yang sedang
diteliti. Desain percobaan ini biasanya dipakai untuk meneliti fenomena natura.
Di lain pihak, terdapat kesulitan untuk mengadakan percobaan jika objeknya adalah
manusia. Dalam hal ini, maka percobaan sejati tidak bisa dilakukan. Karena itu, si
peneliti mengadakan percobaan semu dengan kontrol yang tidak berapa ketat. Kontrol
ini dapat dilaksanakan dengan randominasi, manipulasi melalui pemilihan kelompok
yang mempunyai sifat atau karakter yang berbeda dan dengan mengontrol secara
statistik.
b. Desain penelitian deskriptif-analisis. Penelitian yang noneksperimental dapat dibagi
atas penelitian deskriptif dan penelitian analitis. Penelitian deskriptif adalah studi untuk
menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat. Dalam desain studi deskriptif ini,

termasuk desain untuk formulatif dan eksploratif yang berkehendak hanya untuk
mengenal fenomena-fenomena untuk keperluan studi selanjutnya.
Disamping penelitian deskriptif, terdapat juga desain untuk penelitian analitis.
Walaupun sangat kecil perbedaan antara studi deskriptif dan analitis, tetapi pada studi
analitis, analisa ditujukan untuk menguji hipotesa-hipotesa dan mengadakan
interpretasi yang lebih dalam tentang hubungan-hubungan. Desain studi analisa lebih
banyak dibatasi oleh keperluan-keperluan pengukuran-pengukuran, dan menghendaki
suatu desain yang menggunakan model seperti pada desain percobaan.
c. Desain penelitian lapangan atau bukan. Desain untuk penelitian percobaan lebih
banyak dilakukan di lapangan. Keadaan serta tingkat kontrol yang dapat dilakukan juga
dipengaruhi oleh ada tidaknya kerja lapangan dalam penelitian.
Metode survei menggunakan kombinasi dari teknik yang mencakup sample yang cukup
besar sampai teknik pengamatan yang kurang formal dengan sample kecil dan
kualitatif, ataupun studi yang cukup intensif mengenai suatu fenomena. Metode survei
dilaksanakan di lapangan, karenanya desain untuk penelitian survey sangat bergantung
pada pemilihan responden, pemilihan alat mengumpulkan data, prosedur-prosedur yang
dilaksanakan serta kondisi di lapangan.
Desain percobaan dengan mempertimbangkan ada tidaknya penelitan lapangan sangat
erat hubungannya dengan ada tidaknya kontrol dalam mengumpulkan data. Peneliti
dapat membuat kontrol yang ketatpada percobaan laboratorium. Kemampuan memakai
kontrol sedikit berkurang jika desain percobaan dilakukan di lapangan.
d. Desain penelitian dalam hubungannya dengan waktu. Dalam desain survei, masalah
waktu yang digunakan dalam mengumpulkan data perlu sekali diperhatikan. Jika data
dikumpulkan dengan cara cross section, maka penelitian dinamakan one time cross
sectional study. Tetapi jika data dikumpulkan untuk suatu periode tertentu, dan
responden yang digunakan pada periode lain adalah kelompok yang tidak serupa
dengan kelompok pada pengumpulan data pertama, maka desain tersebut dinamakan
desain studi panel. Jika data dikumpulkan pada lebih dari dua tim waktu dengan
menggunakan kelompok responden yang sama, maka desain studi dinamakan studi
longitudinal.
Jika data dikumpulkan beberapa kali dengan interval yang regular yang memakai suatu
interval yang lama, maka penelitian tersebut dinamakan studi time series, atau studi
trend.
e. Desain dengan tujuan evaluatif atau bukan. Dalam suatu horizon penelitian, maka
dapat dipikirkan suatu penelitian yang melulu dengan tujuan mengumpulkan
pengetahuan atau penelitian dasar, dan pada ujung yang horizon lain adanya penelitian
tindakan yang bertujuan terapan yang hasilnya dengan segera diperlukan untuk
merumuskan kebijakan. Kemudian terdapat pula suatu penelitian yang dinamakan
penelitian evaluatif, yang merupakan penelitian yang berhubungan keputusan
administrative terhadap aplikasi hasil penelitian.
Penelitian evaluatif dapat didefinisikan sebagai penentuan (apakah berdasarkan pada
opini, catatan, data subjektif, atau objektif) hasil (apakah baik atau tidak baik,
sementara atau permanent, segera atau ditunda) yang diperoleh dengan beberapa
kegiatan (suatu program, sebagian dari program, dan sebagainya) yang dibuat untuk
memperoleh suatu tujuan tentang nilai atau perfomansi.
Orientasi dari penelitian evaluatif adalah assesmen atau appraisal dari kualitas dan
kuantitas kegiatan serta meneliti faktor-faktor yang membuat kegiatan tersebut
berhasil.
Dalam penelitian evaluatif ini, peneliti harus membuat desain sehingga pertanyaanpertanyaan tentang aspek evaluasi dapat terjawab. Misalnya, pertanyaan tentang

kualitas dan kuantitas upaya, hasil dari upaya, efisiensi, spesifikasi mengapa dan
bagaimana program tersebut sukses dan sebagainya.
Desain harus berisi analisa, bisa di lapangan atau tidak di lapangan.
Desain penelitian evaluatif harus selalu mengenai perubahan yang terjadi menurut
waktu.
f. Desain peneltian dengan data primer/sekunder. Sebagaian besar dari tujuan desain
penelitian adalah untuk memperoleh data yang relevan, dapat dipercaya, dan valid.
Dalam mengumpulkan data, maka si peneliti dapat bekerja sendiri untuk
mengumpulkan data atau menggunakan data orang lain. Jika data primer yang
diinginkan, maka si peneliti dapat menggunakan teknik dan alat untuk mengumpulkan
data seperti observasi langsung (participant atau nonparticipant), menggunakan
informan, menggunakan questionair, schedule atau interview guide, dan sebagianya.
Jika data yang diinginkan adalah data primer, maka desain yang dibuat harus menjamin
pengumpulan data yang efisien dengan alat dan teknik serta karakteristik dari
responden. Jika peneliti ingin menggunakan data sekunder, maka si peneliti harus
mengadakan evaluasi terhadap sumber, keadaan data sekundernya dan juga si peneliti
harus menerima limitasi-limitasi dari data tersebut.
Desain penelitian merupakan perpaduan antara keputusan dan revisi, dimana suatu
keputusan yang diambil selalu diiringi dengan pengaruh adanya keseimbangan dalam
proses. Sudah terang tiap keputusan harus disandarkan kepada metode ilmiah, tetapi
menterjemahkan keputusan tersebut dalam suatu prosedur operasional yang khas
memerlukan seni dan ketrampilan. Desain yang ideal sekurang-kurangnya harus
mempunyai cirri-ciri berikut ini:
a. Dibentuk berdasarkan pada metode ilmiah
b. Dapat dilaksanakan dengan data dan teknik yang ada.
c. Cocok untuk tujuan penelitian, dalam artian harus menjamin validitas penemuan untuk
memecahkan masalah.
d. Harus ada originalitas dalam membuat desain yang inventif sifatnya.
e. Ada keindahan dalam desain, dalam artian bahwa desain tersebut seimbang.
f. Desain harus cocok dengan biaya penelitian, dan dengan kemampuan sumber daya
manusia.

2.2 STUDI KEPUSTAKAAN


2.2.1 Umum
Mengadakan survei terhadap data yang ada merupakan langkah yang penting
sekali dalam metode ilmiah. Memperoleh infomasi dari penelitian terdahulu harus
dikerjakan, tanpa memperdulikan apakah sebuah penelitian menggunakan data
primer atau data sekunder, apakah penelitian tersebut menggunakan penelitian
lapangan maupun laboratorium atau di dalam museum. Menelusuri literatur yang
ada serta menelaahnya secara tekun merupakan kerja kepustakaan yang sangat
diperlukan dalam mengerjakan penelitian.
Survei terhadap data yang telah tersedia dapat dikerjakan setelah masalah penelitian
dipilih atau dilakukan sebelum masalah dipilih. Jika studi kepustakaan dilakukan sebelum
pemilihan masalah, penelaahan kepustakaan termasuk memperoleh ide tentang masalah
apa yang paling up to date untuk dirumuskan dalam penelitian.
Dengan mengadakan survei terhadap data yang telah ada, si peneliti bertugas

menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang


berkepentingan, mencari metode-metode serta teknik penelitian, baik dalam
mengumpulkan data atau dalam menganalisa data, yang telah pernah digunakan
oleh peneliti-peneliti terdahulu; memperoleh orientasi yang lebih luas dalam
permasalahan yang dipilih, serta menghindarkan terjadinya duplikasi-duplikasi yang tidak
diinginkan. Studi literatur, selain dari mencari sumber data sekunder yang akan
mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai ke mana ilmu yang
berhubungan dengan penelitian telah berkembang, sampai ke mana terdapat
kesimpulan dan degeneralisasi yang telah pernah dibuat, sehingga sitasi yang
diperlukan dapat diperoleh. Dengan mengadakan studi terhadap literatur yang telah
ada, si peneliti juga dapat belajar secara lebih sistematis lagi tentang cara-cara menulis
karya ilmiah, cara mengungkapkan buah pikiran yang akan membuat si peneliti lebih
kritis dan analitis dalam mengerjakan penelitiannya sendiri.

2.2.2 Mengenal Perpustakaan


Dalam rangka menelusuri literatur serta menelaah studi yang ada pada perpustakaan,
maka si peneliti harus lebih dahulu mengenal perpustakaan secara lebih baik, termasuk
sistem pelayanan, sistem penyusunan literatur dan klasifikasi buku yang dianut oleh
perpustakaan tersebut. Beberapa hal yang perlu diketahui tentang suatu perpustakaan
yaitu antara lain:
a. Sistem pelayanan. Sistem pelayanan perpustakaan secara umum dapat dibagi atas dua
jenis, yaitu:
sistem tertutup, dan
sistem terbuka.
b. Sistem Klasifikasi. Dalam mengenal perpustakaan, si peneliti juga harus
mengetahui sistem klasifikasi buku/literatur yang dianut oleh perpustakaan
tersebut, dalam mengatur buku-bukunya. Sistem klasifikasi diatur menurut jumlah
bahan bacaan yang ada, mulai dari yang tersulit sampai kepada yang cukup
standar, ataupun yang sederhana. yang disesuaikan dengan kondisi perpustakaan
yang sedang dibina.
Dalam klasifikasi standar, maka ada dua sistem umum klasifikasi yang dianut, yaitu:
Sistem Library of Congress (LC)
Sistem Dewey Decimal (DD)
2.2.3 Sumber Bacaan
Sumber bacaan banyak sekali, dari buku teks sampai dengan surat kabar. Dalam penelitian
ilmiah, selain dari buku referensi, digunakan juga sumber-sumber berikut:
a. Buku Teks, adalah tulisan ilmiah yang dijilid rapi yang diterbitkan dengan interval
yang tidak tentu. Buku teks berkenaan dengan suatu bidang ilmu yang isinya
menyeluruh dan biasanya digunakan sebagai buku wajib dalam mata kuliah tertentu.
Contoh dari buku teks adalah sebagai berikut:
Pengantar Ekonomi Pertanian, karangan Mubyarto. Diterbitkan oleh Lembaga
Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3S), Jakarta, tahun
1977).
Experimental Design, Procedures for the Behavioral Sciences, karangan Robert
R. Kirk, diterbitkan oleh Brooks/Cole Publishing Co., Belmont, California, tahun

1968.
b. Jurnal, ialah majalah ilmiah yang berisi tulisan ilmiah atau hasil-hasil seminar yang
diterbitkan oleh Himpunan Profesi Ilmiah. Biasanya terbit sekali tiga bulan, atau
sekitar 3-4 jilid setahun. Contoh:
Journal of Economic Entomology, diterbitkan oleh Entomological Society
of America.
Journal of Animal Science, diterbitkan oleh American Society of Animal Science.
c. Review Journal, adalah majalah ilmiah yang berisi artikel-artikel yang dipersingkat
dalam suatu cabang pengetahuan. Singkatan artikel bukan saja berisi ikhtisar dari hasil
penemuan tetapi dimulai dari masalah dan termasuk metode penelitian. Review Journal
diterbitkan secara berkala. Contoh:
Science Progress
Biological Review
Botanical Review
Quarterly Review of Biology
Economic Review
Abstract Journal.
d. Abstact Journal, adalah majalah ilmiah yang berisi singkatan atau ikhtisar dari artikelartikel dari jurnal-jurnal terbaru. Artikel singkatan berisi judul, metode serta
kesimpulan. Artikel yang disingkatkan tidak lebih dari artikel yang baru diterbitkan
oleh jurnal-juarnal, antara 8-10 bulan yang lampau.
e. Periodical, adalah majalah ilmiah yang diterbitkan secara berkala oleh lembagalembaga baik pemerintah atau swasta yang bersisi hasil penelitian yang dikerjakan.
Banyak periodical diterbitkan oleh Perguruan Tinggi.
f. Yearbook, adalah buku mengenai fakta-fakta dan statistik setahun yang diterbitkan
tiap tahun oleh lembaga pemerintah atau swasta, yang diterbitkan tiap tahun. Ada
kalanya tiap tahun yearbook yang dikeluarkan membahas suatu masalah bidang
ilmu.
g. Buletin, adalah tulisan ilmiah pendek yang terbit secara berkala yang berisi
catatan-catatan ilmiah ataupun petunjuk-petunjuk ilmiah tentang satu kegiatan
operasional. Biasanya dikeluarkan oleh Lembaga Negara ataupun oleh Himpunan
Profesi Ilmiah. Tiap buletin biasanya berisi satu artikel saja.
h. Circular, adalah tulisan ilmiah pendek dan praktis biasanya di keluarkan oleh
Lembaga Negara atau swasta seperti Universitas, Lembaga Penelitian, Dinas-dinas,
dan sebagainya. Cilcular diterbitkan tidak dengan interval tertentu.
i. Leaflet, berisi karangan kecil yang sifatnya ilmiah praktis. Diterbitkan oleh Lembagalembaga Negara atau swasta, dengan interval yang tidak tetap.
j. Annual Review, berisi ulasan-ulasan tentang literatur yang telah diterbitkan selama
masa setahun atau beberapa tahun yang lampau. Dalam menggunakan Annual Review
ini, maka carilah Annual Review yang terbaru, kemudian baru mundur ke jilid-jilid
sebelumnya.
Di samping dari bentuk-bentuk sumber bacaan seperti yang diterangkan di atas,
banyak lagi sumber-sumber lain yang tidak dapat diturunkan satu persatu. Tetapi beberapa
di antaranya dicoba menurunkannya sebagai berikut:
a. Off Print. Adakalanya perpustakaan mendapat kiriman artikel dari pengarang yang
terlepas dari majalah atau dari buku teks. Bahan demikian dinamakan off print.
b. Reprint. Jika satu dari artikel yang sudah dimuat dalam satu majalah ilmiah dan
dicetak ulang oleh penerbit secara terpisah dan diberi sampul, bahan demikian
dinamakan reprint.

c. Recent Advances, adalah sejenis majalah ilmiah yang berisi artikel-artikel yang
tidak diperoleh dalam Review Journals.
d. Bibliografi, adalah buku yang berisi judul-judul artikel yang membahas bidang
ilmu tertentu. Dalam buku tersebut diberikan judul, pengarang, tahun penerbitan,
nama penerbitan serta halaman dan sumber di mana artikel tersebut dimuat.
Bibliografi ini merupakan buku referensi pada perpustakaan, dan pembaca dengan
membaca Buku Bibliografi ini memperoleh pertunjuk tentang artikel-artikel yang
berguna dalam bidang ilmu tertentu, dan dalam buku atau majalah ilmiah mana
artikel tersebut dapat diperoleh.
e. Handbook adalah buku kecil yang diterbitkan oleh Lembaga Negara atau swasta
yang biasanya berisi petunjuk-petunjuk ten-tang suatu masalah tertentu, ataupun
tentang suatu fenomena yang bersifat umum. Handbook ini bisa saja mempunyai
pengarang, ataupun tanpa pengarang tetapi dikumpulkan oleh suatu instansi
tertentu.
f. Manual, adalah buku petunjuk tentang mengerjakan atau melakukan sesuatu secara
terperinci. Biasanya mengenai suatu masalah praktis. baik dalam mengukur, melakukan
kegiatan atau memakai sesuatu secara benar.

Anda mungkin juga menyukai