ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja isolator polimer jenis epoksi resin 20 kV. Pengukuran dilakukan
dalam suatu kamar kabut (Test Chamber) yang temperaturnya diatur menjadi 3 tingkatan, yakni tingkat rendah (00
250 C), sedang (250 350 C) dan tinggi (350- 450). Kemudian dilakukan pengukuran arus bocor baik dalam
kondisi kabut bersih maupun kabut garam dengan mengambil sampel isolator polimer dalam kondisi bersih dan
berpolutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja isolator sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan baik
kondisi kering maupun kondisi basah. Dalam hal ini adanya perubahan suhu, kelembaban, tekanan dan tingkat
polusi dimana isolator dipasang sangat berpengaruh terhadap kinerja isolator. Hasil penelitian lain dilaporkan
bahwa peningkatan arus bocor pada isolator yang terjadi pada lingkungan kabut garam lebih tinggi dibandingkan
dengan lingkungan kabut bersih, sedangkan tegangan flashover yang dapat ditahan isolator pada kondisi kering
lebih besar dibanding dengan kondisi basah.
T-27
Seminar Nasional Sains dan Teknik 2012 (SAINSTEK 2012)
Kupang, 13 Nopember 2012
tegangan tinggi 220V/100kV, berkapasitas 5 memperlihatkan pengujian arus bocor pada isolator
kVA beserta beberapa peralatan lain yang yang mengalir pada isolator 20 kV pada pengujian
terhubung. kabut bersih dengan tegangan kerja 12 kV. Terlihat
2. Pembagi tegangan yang berfungsi bahwa kelembaban rendah mempunyai arus bocor
membagitegangan agar teganganyang masuk yang kecil dibanding kelembaban tinggi. Ini juga
sesuai dengan kemampuan osiloskop. Adapun disebabkan karena pada kelembaban tinggi, isolator
rangkaian pengukuran tegangan kritis flashover menjadi konduktif akibat adanya uap air pada
AC dan rangkaian pengukuran arus bocor seperti permukaan isolator.
yang terlihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.
Tabel 1 Pengukuran Arus Bocor Pengujian Kabut
Bersih dengan Tegangan 12,5 kV
T-28
Seminar Nasional Sains dan Teknik 2012 (SAINSTEK 2012)
Kupang, 13 Nopember 2012
Gambar 3 Pengujian Tegangan 12,5 kV 3.4 Pola Arus Bocor dengan Kenaikan Tegangan
Uji
3.2 Pola Arus Bocor dengan Kenaikan Dalam pengujian dengan kabut garam digunakan
Temperatur tegangan uji yang berbeda, dan diperoleh pengujian
Pada pengujian ini temperatur ruang uji disetting arus bocor yang lebih besar dibanding dengan
mulai dari temperatur ruang (25oC) sampai dengan pengujian kabut bersih. Hal ini disebabkan karena
45oC dengan menggunakan heater. Kelembaban adanya partikel-partikel garam dari kabut yang
tinggi dipilih dalam pengujian ini, sedangkan mempengaruhi unjuk kerja permukaan isolator uji.
tegangan kerja 12,5 kV digunakan dalam pengujian
ini. Semakin naik temperatur, nilai arus bocor yang Tabel 4 Pengukuran Arus Bocor Pengujian Kabut
mengalir di permukaan semakin besar, apalagi Garam dengan Tegangan 12,5 kV
didukung oleh kelembaban tinggi. Dengan semakin
dinaikkannya temperatur, uap air di dalam ruang uji No. Tingkat Kelembaban Temperatur Arus Bocor
semakin banyak, dan kaca penutup ruang uji menjadi 1. Rendah ( 50%-60%) 0 - 250 22,4 uA
2. Sedang (65% - 75%) 250 - 350 24,6 uA
berembun karena uap air panas menempel di
3. Tinggi (80% - 95%) 350 - 450 26,5uA
permukaan kaca. Permukaan isolator semakin banyak
ditutupi oleh uap air, isolator menjadi konduktif, nilai
Tabel 5 Pengukuran Arus Bocor Pengujian Kabut
arus bocor yang mengalir di permukaan isolator Garam, Isolator Polutan Ringan 300 S/cm
semakin besar dan gelombang arus bocor yang
dihasilkan menuju ke sinusoidal murni. Gambar 5 No. Tingkat Kelembaban Temperatur Arus Bocor
memperlihatkan perubahan arus bocor yang 1. Rendah ( 50%-60%) 0 - 250 30,8 uA
dihasilkan dari kenaikan temperatur pada kelembaban 2. Sedang (65% - 75%) 250 - 350 35,3 uA
tinggi untuk isolator bersih berpolutan ringan dan 3. Tinggi (80% - 95%) 350 - 450 40,5uA
sedang.
Tabel 6 Pengukuran Arus Bocor Pengujian Kabut
Bersih, Isolator Polutan Sedang 600 S/cm
T-29
Seminar Nasional Sains dan Teknik 2012 (SAINSTEK 2012)
Kupang, 13 Nopember 2012
garam kenaikan arus bocor akan naik sesuai dengan 2. Kinerja isolator sangat dipengaruhi oleh faktor
kenaikan tegangan uji. lingkungan baik kondisi kering maupun basah
yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya
4. KESIMPULAN tegangan flashover.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan 3. Tegangan flashover yang dapat ditahan isolator
maka dapat disimpulkan bahwa: pada kondisi kering lebih besar dibanding dengan
1. Kinerja isolator polimer sangat terpengaruh kondisi basah.
terhadap kondisi kabut garam dan dapat
meningkatkan arus bocor dibanding dengan
dengan kondisi kabut bersih.
Tabel 7 Pengujian Arus Bocor pada Pengujian Kabut Garam dengan Kelembaban Berbeda dengan Tegangan
Uji yang Bervariasi
T-30