Anda di halaman 1dari 4

Seminar Nasional Sains dan Teknik 2012 (SAINSTEK 2012)

Kupang, 13 Nopember 2012

PENGUJIAN ARUS BOCOR ISOLATOR 20 KV BERBAHAN POLIMER EPOXY RESIN


DENGAN MEMPERTIMBANGKAN TEKANAN DAN KELEMBABAN

Sudirman S. dan Sri Kurniati A.

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknik Undana


Jl. Adisucipto, Penfui-Kupang- Nusa Tenggara Timur-Indonesia
Email: sridirman@yahoo..com dan sri_kurniatia@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja isolator polimer jenis epoksi resin 20 kV. Pengukuran dilakukan
dalam suatu kamar kabut (Test Chamber) yang temperaturnya diatur menjadi 3 tingkatan, yakni tingkat rendah (00
250 C), sedang (250 350 C) dan tinggi (350- 450). Kemudian dilakukan pengukuran arus bocor baik dalam
kondisi kabut bersih maupun kabut garam dengan mengambil sampel isolator polimer dalam kondisi bersih dan
berpolutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja isolator sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan baik
kondisi kering maupun kondisi basah. Dalam hal ini adanya perubahan suhu, kelembaban, tekanan dan tingkat
polusi dimana isolator dipasang sangat berpengaruh terhadap kinerja isolator. Hasil penelitian lain dilaporkan
bahwa peningkatan arus bocor pada isolator yang terjadi pada lingkungan kabut garam lebih tinggi dibandingkan
dengan lingkungan kabut bersih, sedangkan tegangan flashover yang dapat ditahan isolator pada kondisi kering
lebih besar dibanding dengan kondisi basah.

Kata Kunci: Arus Bocor, Flashover, Polimer

1. PENDAHULUAN dan dielektrik yang baik, ringan, kekuatan mekanik


Isolator pasangan luar merupakan komponen yang lebih baik dibandingkan dengan keramik atau
yang sangat penting pada sistem tenaga listrik seperti gelas [Salama, 2000]. Meskipun demikian material
pada gardu induk, jaringan transmisi dan distribusi. polimer umumnya rentan terhadap pengaruh
Umumnya isolator pasangan luar (outdoor) yang lingkungan (intensitas radiasi Ultra Violet,
dipakai di Indonesia mempunyai bahan dasar yang temperatur, kelembaban, atau hujan) dan polusi
terbuat dari bahan keramik, gelas dan porselin. Bahan tinggi dan terpaan medan listrik yang dapat
tersebut mempunyai kelemahan apabila keadaan menyebabkan degradasi dan selanjutnya
lembab atau hujan akan basah permukaannya, karena mengakibatkan penuaan (aging). Oleh karena itu,
bahan dari keramik, gelas dan porselin mempunyai sebelum diaplikasikan perlu dilakukan pengujian
sifat tolak air kecil dengan sudut kontak terhadap air isolator terhadap berbagai faktor lingkungan buatan
lebih kecil 300. Efek kelembaban memberi pengaruh yang mendekati kondisi sebenarnya di laboratorium.
yang signifikan bagi kenaikan arus bocor pada
isolator baik dalam keadaan bersih maupun terpolusi 2. METODE PENELITIAN
[W. Wiratma dan Suwarno, 2000 dan Abdul Syakur,
dkk, 2012]. Pada kondisi lingkungan dengan polusi 1.2 Bahan dan Alat yang Digunakan
tinggi dan kelembaban tinggi, lapisan polutan yang Bahan Pengujian
menempel pada permukaan terjadi pembasahan Bahan pengujian meliputi semua bahan yang
sehingga arus bocor yang mengalir dapat diperlukan untuk melakukan pengujian, baik sebagai
menyebabkan pemanasan polutan pada lapisan. bahan uji maupun yang membantu pengujian. Bahan
Lapisan ini dapat membentuk pita kering (dry band) pengujian ini terdiri dari isolator uji, bahan pengotor,
akibat dialiri arus bocor yang terus menerus. Kondisi bahan pelapis (coating), pelarut pelapis (solvent) dan
ini pada tegangan tertentu dapat menyebabkan air distilasi. Bahan kontaminan dibuat dari campuran
pelepasan muatan melintasi pita kering. Busur sejumlah garam laut dengan bahan tak larut berupa
pelepasan muatan dapat memanjang sehingga terjadi 40 gram kaolin untuk setiap 1 liter air destilasi dan
flashover yang melalui seluruh permukaan isolator. bahan kontaminan semen kupang.
Pada beberapa tahun terakhir ini, bahan polimer Alat Pengujian
secara bertahap mulai dikembangkan dan digunakan 1. Peralatan pengujian tegangan tinggi, peralatan
untuk keperluan isolator pasangan luar. Hal ini pengujian tegangan tinggi terdiri dari trafo uji
dikarenakan berbagai keunggulan yang dimilikinya dan panel pengendali. Alat yang digunakan
antara lain, hidrofobik (sifat tolak air), sifat termal dalam penelitian ini berupa satu unit alat uji

T-27
Seminar Nasional Sains dan Teknik 2012 (SAINSTEK 2012)
Kupang, 13 Nopember 2012

tegangan tinggi 220V/100kV, berkapasitas 5 memperlihatkan pengujian arus bocor pada isolator
kVA beserta beberapa peralatan lain yang yang mengalir pada isolator 20 kV pada pengujian
terhubung. kabut bersih dengan tegangan kerja 12 kV. Terlihat
2. Pembagi tegangan yang berfungsi bahwa kelembaban rendah mempunyai arus bocor
membagitegangan agar teganganyang masuk yang kecil dibanding kelembaban tinggi. Ini juga
sesuai dengan kemampuan osiloskop. Adapun disebabkan karena pada kelembaban tinggi, isolator
rangkaian pengukuran tegangan kritis flashover menjadi konduktif akibat adanya uap air pada
AC dan rangkaian pengukuran arus bocor seperti permukaan isolator.
yang terlihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.
Tabel 1 Pengukuran Arus Bocor Pengujian Kabut
Bersih dengan Tegangan 12,5 kV

No. Tingkat Kelembaban Temperatur Arus Bocor


1. Rendah (50%-60%) 0 - 250 20,3 uA
2. Sedang (65% - 75%) 250 - 350 23,8 uA
3. Tinggi (80% - 95%) 350 - 450 22,5uA

Tabel 2 Pengukuran Arus Bocor Pengujian Kabut


Bersih, Isolator Polutan Ringan 300 S/cm
Gambar 1 Rangkaian Pengukuran Tegangan Kritis
Flashover AC No. Tingkat Kelembaban Temperatur Arus Bocor
1. Rendah ( 50%-60%) 0 - 250 22,8 uA
2. Sedang (65% - 75%) 250 - 350 21,3 uA
3. Tinggi (80% - 95%) 350 - 450 32,5uA

Tabel 3.3 Pengukuran Arus Bocor Pengujian Kabut


Bersih, Isolator Polutan Ringan 600 S/cm

No. Tingkat Kelembaban Temperatur Arus Bocor


(Imax)
1. Rendah ( 50%-60%) 0 - 250 28,8 uA
2. Sedang (65% - 75%) 250 - 350 31,3 uA
3. Tinggi (80% - 95%) 350 - 450 37,1uA

Dari Tabel 1, 2 dan 3 terlihat bahwa untuk


Gambar 2 Rangkaian Pengukuran Arus Bocor kelembaban rendah, diperoleh arus bocor yang lebih
tinggi dibanding pada kelembaban sedang dan
3. Chamber pengujian, merupakan tempat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa apabila
pengujian isolator. kelembaban semakin tinggi akan mempercepat
4. Thermometer, barometer, dan hygrometer, terjadinya tegangan lewat denyar (flashover). Dengan
digunakan untuk mengetahui kondisi lingkungan kata lain, semakin banyak polutan menempel di
saat pengujian. permukaan isolator maka arus bocor yang mengalir di
5. Seperangkat alat pembasahan, menggunakan permukaan isolator akan semakin besar. Kemudian
sprayer, kompresor dan alat pembantu Gambar 4 memperlihatkan pengujian arus bocor
penyemprotan. dimana setiap kenaikan tegangan uji pada isolator
6. Sela jarum untuk melindungi pembagi tegangan bersih, isolator terpolutan ringan dan isolator
dan osiloskop apabila terjadi flashover. terpolutan sedang dengan kelembaban rendah sampai
kelembaban tinggi mengalami kenaikan sesuai
3. HASIL DAN DISKUSI mengikuti kenaikan tegangan uji. Dari grafik tersebut
membuktikan bahwa kelembaban temperatur akan
3.1 Pola Arus Bocor dengan Kenaikan Tegangan mempengaruhi kinerja dari suatu isolator.
Uji
Bila dibandingkan nilai-nilai arus bocor pada
kelembaban rendah, sedang dan tinggi,
perbedaaannya tidaklah begitu mencolok, ini
disebabkan karena isolator epoxy resin masih
mempunyai sifat hidrofobik yang baik. Pada Tabel 1

T-28
Seminar Nasional Sains dan Teknik 2012 (SAINSTEK 2012)
Kupang, 13 Nopember 2012

3.3 Pengujian Kabut Garam


Kabut garam yang digunakan pada pengujian
ini dilewatkan melalui nozzle ke dalam ruang uji.
Konduktivitas kabut menengah (800 S/cm) dan
konduktivitas kabut sangat berat (2100 S/cm)
digunakan untuk pengujian ini. Untuk kelembaban
rendah, kabut garam disemprotkan dulu ke dalam
ruang uji, sebelum pengujian dilakukan, karena
apabila dilewatkan melalui nozzle bersamaan dengan
pengujian, kelembaban ruang uji menjadi meningkat,
sehingga kelembaban rendah tidak memungkinkan
terjadi.

Gambar 3 Pengujian Tegangan 12,5 kV 3.4 Pola Arus Bocor dengan Kenaikan Tegangan
Uji
3.2 Pola Arus Bocor dengan Kenaikan Dalam pengujian dengan kabut garam digunakan
Temperatur tegangan uji yang berbeda, dan diperoleh pengujian
Pada pengujian ini temperatur ruang uji disetting arus bocor yang lebih besar dibanding dengan
mulai dari temperatur ruang (25oC) sampai dengan pengujian kabut bersih. Hal ini disebabkan karena
45oC dengan menggunakan heater. Kelembaban adanya partikel-partikel garam dari kabut yang
tinggi dipilih dalam pengujian ini, sedangkan mempengaruhi unjuk kerja permukaan isolator uji.
tegangan kerja 12,5 kV digunakan dalam pengujian
ini. Semakin naik temperatur, nilai arus bocor yang Tabel 4 Pengukuran Arus Bocor Pengujian Kabut
mengalir di permukaan semakin besar, apalagi Garam dengan Tegangan 12,5 kV
didukung oleh kelembaban tinggi. Dengan semakin
dinaikkannya temperatur, uap air di dalam ruang uji No. Tingkat Kelembaban Temperatur Arus Bocor
semakin banyak, dan kaca penutup ruang uji menjadi 1. Rendah ( 50%-60%) 0 - 250 22,4 uA
2. Sedang (65% - 75%) 250 - 350 24,6 uA
berembun karena uap air panas menempel di
3. Tinggi (80% - 95%) 350 - 450 26,5uA
permukaan kaca. Permukaan isolator semakin banyak
ditutupi oleh uap air, isolator menjadi konduktif, nilai
Tabel 5 Pengukuran Arus Bocor Pengujian Kabut
arus bocor yang mengalir di permukaan isolator Garam, Isolator Polutan Ringan 300 S/cm
semakin besar dan gelombang arus bocor yang
dihasilkan menuju ke sinusoidal murni. Gambar 5 No. Tingkat Kelembaban Temperatur Arus Bocor
memperlihatkan perubahan arus bocor yang 1. Rendah ( 50%-60%) 0 - 250 30,8 uA
dihasilkan dari kenaikan temperatur pada kelembaban 2. Sedang (65% - 75%) 250 - 350 35,3 uA
tinggi untuk isolator bersih berpolutan ringan dan 3. Tinggi (80% - 95%) 350 - 450 40,5uA
sedang.
Tabel 6 Pengukuran Arus Bocor Pengujian Kabut
Bersih, Isolator Polutan Sedang 600 S/cm

No. Tingkat Temperatur Arus Bocor


Kelembaban (Imax)
1. Rendah ( 50%-60%) 0 - 250 25,07 uA
2. Sedang (65% - 250 - 350 32,3 uA
75%)
3. Tinggi (80% - 95%) 350 - 450 38,1uA

Untuk melihat besar arus bocor setiap kenaikan


tegangan uji pada isolator bersih, isolator terpolutan
ringan dan terpoluan menengah dengan kabut garam
yang mempunyai konduktivitas 300S/cm dan 600
S/cm dengan kelembaban rendah sampai
Gambar 4 Pengukuran Arus Bocor dengan
Berbagai Tingkatan Temperatur kelembaban tinggi, dapat dilihat dalam Tabel 7.
Seperti pada pengujian kabut bersih, pada kabut

T-29
Seminar Nasional Sains dan Teknik 2012 (SAINSTEK 2012)
Kupang, 13 Nopember 2012

garam kenaikan arus bocor akan naik sesuai dengan 2. Kinerja isolator sangat dipengaruhi oleh faktor
kenaikan tegangan uji. lingkungan baik kondisi kering maupun basah
yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya
4. KESIMPULAN tegangan flashover.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan 3. Tegangan flashover yang dapat ditahan isolator
maka dapat disimpulkan bahwa: pada kondisi kering lebih besar dibanding dengan
1. Kinerja isolator polimer sangat terpengaruh kondisi basah.
terhadap kondisi kabut garam dan dapat
meningkatkan arus bocor dibanding dengan
dengan kondisi kabut bersih.

Tabel 7 Pengujian Arus Bocor pada Pengujian Kabut Garam dengan Kelembaban Berbeda dengan Tegangan
Uji yang Bervariasi

Teg. Isolator Bersih Isolator dengan Isolator dengan


Uji polutan 300 S/cm polutan 600 S/cm
Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi
(uA) (uA) (uA) (uA) (uA) (uA) (uA) (uA) (uA)
5,5 24 25 21 19 23 23 26 18 18
10 28 29 22 21 26 24 28 22 23
12,5 28 30 27 24 29 26 31 23 24
15 29 33 26 27 30 26 25 23 21
20 32 33 27 29 29 28 26 27 27

DAFTAR PUSTAKA Polimer. Proceeding Seminar Nasional dan Workshop


Abdul Syakur, dkk . Unjuk Kerja Isolator 20 kV Bahan Tegangan Tinggi III. Universitas Indonesia. 2000.
Resin Epoksi Silane Silika Kondisi Basah dan Kering.
Available online at TRANSMISI Website http: // Wayan Wiratmaja , Suwarno. Pengaruh Temperatur dan
ejournal. undip.ac.id / index.php / transmisi Kelembaban Terhadap Arus Bocor pada isolator
TRANSMISI, 14 (2), 2012, pp 68-72. Keramik Jenis Pospin 20 kV untuk Berbagai Jenis
Polusi. Proceeding Seminar Nasional dan Workshop
Salama, K.T. Sirait, Suwarno, Cyntia Radiman. Analisa Tegangan Tinggi III. Universitas Indonesia. 2000
SEM dan Spektroskopi IR untuk Investigasi Pengaruh
Lingkungan Terhadap Penuaan Material Isolasi

T-30

Anda mungkin juga menyukai