Anda di halaman 1dari 7

Lubang Tanam, Langkah Awal Yang

Sangat Menentukan
Leira Buah Tropis
Menyaksikan tanaman buah yang tumbuh dengan sehat dan kuat serta
mampu berbunga dan berbuah dengan optimal menjadi impian yang
sangat diharapkan oleh semua orang yang menanam tanaman buah, baik
itu di halaman maupun di lahan kebun yang khusus dipersiapkan untuk
hal tersebut. Umumnya menjelang dan saat musim penghujan tiba,
pergerakan bibit tanaman akan terasa luar biasa karena berbondongbondong orang memanfaatkan momen yang bagus ini untuk segera
membeli dan menanam bibit tanaman buah, bahkan tidak sedikit orang
yang menyiapkan bibit tersebut jauh-jauh hari sebelumnya untuk
mendapatkan bibit yang tumbuh subur dan siap untuk segera dipindah
tanamkan di lahan atau kebun.
Persiapan awal yang harus dilakukan sebelum menanam selain persiapan
bibit yang baik adalah persiapan pembuatan lubang tanam yang
kelihatannya merupakan hal yang sangat sepele, namun kesalahan kecil
dalam pembuatan lubang tanam akan sangat berpengaruh terhadap
kualitas pertumbuhan tanaman selanjutnya. Pengaruh tersebut akan
berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang dan sangat
mungkin dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak sesuai dengan
yang diharapkan (pertumbuhan lambat, mal nutrisi, waktu tunggu
tanaman berproduksi menjadi lebih lama, tanaman rentan terhadap
serangan hama penyakit, dan sebagainya). Oleh karena itu lubang tanam
harus dipersiapkan dengan baik, sebaik kita mempersiapkan bibit
sebelum menanam.
Manajemen lubang tanam dimulai dengan memodifikasi ruang tumbuh
akar pada awal pertumbuhan tanaman dengan
menyediakan ruang tumbuh yang ideal, khususnya
bagi pertumbuhan akar. Bibit yang ditanam
umumnya adalah bibit yang berukuran kecil,
kurang dari 1,5 meter bahkan ukurannya bisa lebih
kecil lagi, hanya 0,5 meter misalnya. Ibarat bayi
atau balita yang sedang tumbuh, lingkungan
pertumbuhan adalah sesuatu hal yang bersifat
kritis, artinya lingkungan tumbuh yang baik akan
mendukung pertumbuhan bibit menjadi lebih baik,
begitu sebaliknya. Dengan menyediakan ruang
tumbuh yang ideal, akar tanaman akan tumbuh
dengan optimal untuk mendukung pertumbuhan
tanaman di atas tanah. Manifestasi kualitas
pertumbuhan akar yang baik tercermin pada
pertumbuhan tanaman yang sehat dan kuat, dan sebaliknya kualitas
pertumbuhan tanaman akan terlihat lambat dan jelek jika pertumbuhan
akar di dalam tanah terhambat.
Berikut langkah-langkah dalam manajemen pembuatan lubang
tanam :
Siapkan bibit tanaman buah yang hendak ditanam terlebih dahulu. Ukuran
tinggi bibit (dalam satuan meter) bukanlah hal yang mutlak, namun
Di layout oleh Ali Widodo, S. Hut (Penyuluh Kehutanan Kabupaten Jombang)

disarankan lebih baik menanam bibit


berukuran cukup besar dengan
tinggi bibit minimal 1 meter, terlebih
jika bibit tersebut hendak ditanam di
lahan atau kebun yang jauh dari
domisili tempat tinggal si penanam
dan tidak diawasi penuh setiap hari.
Bibit berukuran besar tentu saja
mempunyai batang yang relatif lebih
besar dengan sistem perakaran
yang telah tumbuh baik dan
membesar sehingga mampu menopang pertumbuhan tanaman secara
keseluruhan pasca penananaman di lahan. Namun jika hendak ditanam di
halaman depan/belakang rumah, bibit berukuran kecil pun bukan
merupakan masalah karena bisa diawasi dan
dirawat setiap hari, mulai dari penyiraman (jika
tidak ada hujan), pengendalian gulma di sekeliling
perakaran, pemupukan, maupun pengendalian
hama dan penyakit yang menyerang tanaman.

Tentukan titik letak penanaman di halaman atau


kebun dengan mempertimbangkan jarak tanam
yang dikehendaki (berkaitan dengan
populasi tanaman per satuan luas).
Bersihkan sekeliling calon lubang tanam
dari rumput, sampah, maupun batuan
yang mungkin terdapat di situ.

Gali lubang tanam dengan ukuran minimum 50x50x50 cm untuk bibit


tanaman berukuran kecil (tinggi 0,5 meter), ukuran 75x75x75 cm untuk
bibit tanaman berukuran sedang (tinggi 1 meter), dan ukuran
100x100x100 cm untuk bibit tanaman berukuran besar (tinggi 1,5 meter
atau lebih)

Di layout oleh Ali Widodo, S. Hut (Penyuluh Kehutanan Kabupaten Jombang)

Bersihkan lubang tanam yang telah jadi dari batu, kerikil, sisa akar,
maupun kotoran lainnya sehingga lubang tanam terlihat bersih dan rapi.

Taburkan pupuk fosfat dalam bentuk


Rock Phosphate (RP), Triple Super
Phosphat (TSP), atau SP36 (Super
Phosphat 36), di bagian bawah
lubang tanam sebanyak 100 gram
untuk
lubang
tanam
ukuran
50x50x50 cm, sebanyak 150 gram
untuk lubang tanam ukuran 75x75x75 cm, dan sebanyak 200 gram untuk
lubang tanam berukuran 100x100x100 cm.
Unsur fosfat sangat dibutuhkan tanaman untuk membentuk akar dan
sistem perakaran yang kuat pada awal pertumbuhan tanaman, dan
pemberian unsur fosfat dengan jumlah cukup pada saat pembuatan
lubang tanam akan sangat membantu dalam penyediaan unsur fosfat
tersebut bagi akar dan tanaman muda secara keseluruhan, sehingga
tanaman akan tumbuh lebih baik dan lebih cepat.
Siapkan pupuk kandang (pukan) dalam bentuk kotoran hewan (kohe)
matang dan terfermentasi sempurna dalam jumlah secukupnya,
tergantung pada jenis-jenis tanah setempat. Untuk jenis tanah-tanah
berat yang liat dengan kandung fraksi lempung yang tinggi, bisa
menggunakan komposisi 1 hingga 1,5 bagian pukan/kohe dicampur
dengan 3 bagian tanah. Untuk jenis tanah sedang dengan kandungan
fraksi lempung, debu, dan pasir seimbang, dapat dicampurkan 2 bagian
pukan/kohe dengan 3 bagian tanah. Sementara pada tanah-tanah dengan
kandungan fraksi pasir yang tinggi, menggunakan komposisi 2 hingga 3
bagian pukan/kohe dicampurkan dengan 3 bagian tanah.
Sebagaimana telah diulas panjang lebar pada postingan sebelumnya
(Media Tanam Tabulampot), pemberian bahan organik dalam bentuk
pukan/kohe akan sangat banyak membantu dalam menambah jumlah
bahan organik tanah, memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah
(crumb) sehingga menjadi tempat pertumbuhan akar yang sangat ideal,
perkembangan akar menjadi lebih
cepat dan bisa menyebar dengan
baik dalam waktu yang lebih singkat.
Pemberian pupuk kandang juga
dapat
menjamin
ketersediaan
pasokan hara-hara makro dan mikro
esensial dari hasil perombakan
(dekomposisi) bahan organik di awal
pertumbuhan tanaman di lahan.
Selain itu, pemberian bahan organik
berarti menciptakan lingkungan yang
sangat baik bagi mikrobia (jasad
renik), baik yang ada di dalam pukan/kohe itu sendiri maupun yang ada di
dalam tanah. Dari lingkungan yang baik tersebut akan sangat membantu
Di layout oleh Ali Widodo, S. Hut (Penyuluh Kehutanan Kabupaten Jombang)

terjadinya
proses
perombakan/peruraian
bahan
organik yang menghasilkan begitu
banyak hara-hara makro dan mikro
esensial sebagaimana yang telah
disebutkan di atas.
Tidak ada patokan jenis/macam
pukan/kohe
yang
baik
untuk
digunakan sebagai bahan campuran
tanah di dalam lubang tanam,
namun sebaiknya menggunakan pukan/kohe yang berasal dari ternak
ruminansia (sapi, kerbau, kambing, domba) maupun kuda dan kelinci.
Jangan lupa untuk menggunakan pukan/kohe
yang telah terdekomposisi sempurna (rasio
C/N
kurang dari 15%) untuk menghindari efek
terbakar
(burning
effect)
yang
bisa
menyebabkan kematian tanaman.
Jika diperlukan, lakukan penyaringan tanah
galian lubang tanam menggunakan saringan
kawat strimin dengan ukuran lubang
saringan 1 cm, gunanya untuk memisahkan
batuan kecil (kerikil) sekaligus kotorankotoran lainnya yang mungkin terdapat di
dalam tanah (sampah plastik, potongan
kayu,
dan
sebagainya)
yang
bisa
mengganggu pertumbuhan akar tanaman
muda.

Tanah
dan
pukan/kohe
dengan
perbandingan volume yang tepat
telah siap untuk diaduk

Lakukan pengadukan merata secara


manual pada saat pencampuran
tanah dan pukan/kohe dan ulangi proses pencampuran dan pengadukan
tersebut sebanyak 2 hingga 3 kali agar
tanah dan pukan/kohe dapat tercampur
sempurna membentuk campuran yang
homogen.

Di layout oleh Ali Widodo, S. Hut (Penyuluh Kehutanan Kabupaten Jombang)

Campurkan kembali pupuk yang mengandung


fosfat dalam bentuk pupuk TSP (Triple Super
Phosphat), SP36, maupun pupuk RP (Rock
Phosphat), dengan jumlah yang disesuaikan
dengan ukuran lubang tanam, berkisar antara 50
hingga 150 gram per lubang tanam, yang
diberikan pada saat pengadukan tanah dengan
pukan/kohe. Pupuk yang mengandung fosfat ini
berfungsi sebagai starter yang bagus bagi
pertumbuhan
awal
akar
tanaman
pasca
penanaman di lahan, dengan demikian akar akan
tumbuh lebih banyak dan lebih kuat untuk mendukung pertumbuhan
tanaman di lahan.

Masukkan kembali campuran tanah/kohe ke dalam lubang tanam hingga


batas tinggi leher akar bibit yang akan ditanam. Padatkan tanah pada
semua bagian sisi samping lubang untuk menghindari efek longsor jika
tersiram air atau terkena hujan deras, agar bibit yang ditanam tidak
berubah posisi setelah bibit di tanam.

Robek plastik dan keluarkan bibit dari


plastik polybag, letakkan bibit pada
bagian tengah lubang tanam dengan
kedalaman
yang
disesuaikan.
Masukkan kembali campuran tanah
dan pukan/kohe di sekeliling lubang,
menutupi semua akar tanaman hingga
batas tinggi yang disarankan adalah
sebatas leher akar bibit tersebut dan
tidak mencapai titik sambungan (jika
berasal
dari
bibit
okulasi
atau
sambung sisip atau sambung pucuk).

Padatkan tanah di sekeliling bibit agar bibit berdiri


dengan tegak, tidak miring ke salah satu sisi yang
bisa menyebabkan arah pertumbuhan tanaman
menjadi jelek pada akhirnya.

Di layout oleh Ali Widodo, S. Hut (Penyuluh Kehutanan Kabupaten Jombang)

Pemadatan tanah di sekeliling tanaman sangat diperlukan agar tanaman


dapat berdiri dengan tegak dan kokoh. Campuran tanah dan pupuk
kandang dalam jumlah cukup akan bersifat sangat gembur sehingga
meski ditekan dan diinjak-injak pada saat pemadatan, tanah akan tetap
gembur. Selain itu pemadatan tanah juga
bertujuan untuk mengisi semua ceruk di bagian
samping yang mungkin belum terisi oleh
campuran tanah dan pupuk kandang sehingga
dapat dihindari tanah yang berlubang saat lubang
tanam disiram air.

Segera siramkan air dalam volume secukupnya


(10 - 20 liter) ke tanaman agar tanah menjadi
basah
dan
jenuh
oleh
air,
sekaligus
menghindarkan
tanaman menjadi layu
pasca penanaman. Sangat disarankan untuk
mulai menanam pada awal musim penghujan
agar tanaman mendapat pasokan air secara
kontinyu sehingga tanaman dapat tumbuh
dengan
subur.
Namun
tidak
menutup
kemungkinan untuk memulai membuat lubang
tanam dan menanam pada musim kemarau
asalkan tersedia sumber air dalam jumlah yang
cukup untuk penyiraman secara teratur.

Taburkan kapur dolomit yang mengandung


unsur Calsium dan Magnesium untuk menjaga
kestabilan pH (derajat kemasaman) tanah
sekaligus memberi asupan nutrisi bagi
tanaman muda yang ditanam di lahan terbuka.
Pemberian kapur dolomit adalah hal yang
penting bagi tanaman, khususnya pada proses
pembentukan tunas-tunas baru bagi tanaman
muda serta memasok hara magnesium yang
menjadi penyusun utama klorofil di daun.
Diharapkan dengan segera agar tanaman
mampu untuk berfotosintesis secara sempurna
sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik
di lahan.
Di layout oleh Ali Widodo, S. Hut (Penyuluh Kehutanan Kabupaten Jombang)

Hal penting lainnya pasca penanaman


selesai dilakukan adalah pengendalian
gulma, terlebih jika lahan berada di
tempat yang jauh. Pertumbuhan tanaman
muda
sangat
dipengaruh
oleh
persaingannya
dengan
gulma
yang
tumbuh dengan cepat di sekeliling
tanaman muda tersebut. Persaingan tanaman muda dengan gulma lebih
ke arah perebutan hara dan air yang bersifat kritis bagi tanaman muda
tersebut. Segera kendalikan pertumbuhan gulma dengan penyiangan
manual/mekanis jika jumlah tanaman sedikit dan dekat dengan jangkauan
tempat tinggal, namun jika jumlah tanaman tergolong cukup banyak di
lahan yang jauh, lakukan pengendalian gulma secara kimiawi. Gunakan
herbisida (racun rumput) berbahan aktif isoprofil amina glifosat (contoh :
RoundUp, SunUp, Rambo, Basmilang) yang dicampur dengan herbisida
berbahan aktif 2,4D amina (contoh : DMA6, Lindomin) dengan takaran
mengikuti anjuran di label kemasan herbisida. Kombinasi dua bahan aktif
herbisida tersebut mampu mengendalikan dan menekan pertumbuhan
gulma rumput dan beberapa gulma berdaun lebar dalam kurun waktu 2
hingga 3 bulan berikutnya. Penyiangan kimiawi berikutnya dapat
dilakukan
dengan
melihat
suksesi gulma yang tumbuh
pada tempat yang sama.

Pada kasus tertentu, lubang


tanam dipersiapkan jauh lebih
awal
sebelum
musim
penghujan tiba, kira-kira 2 atau
3 bulan sebelumnya sambil
menunggu
bibit
tanaman
tumbuh menjadi lebih besar dan lebih sehat di dalam polybag. Masukkan
campuran tanah dan pupuk kandang ke dalam lubang hingga hampir
penuh, jangan dipadatkan karena media tanam akan turun dengan
sendirinya ke dalam lubang. Berikan ajir bambu bagian tengah lubang
tanam untuk menandai titik penanaman jika musim hujan telah tiba atau
pada saat bibit telah siap untuk di tanam di lahan tersebut.
Jika telah tiba waktunya untuk menanam, cabut tanda ajir bambu dan
lubangi bagian tengah sebesar ukuran polybag tanaman, masukkan
tanaman pada lubang lalu padatkan tanah sekeliling bola akar dengan
tanah. Terakhir, siram dengan air hingga jenuh dan tanaman telah siap
untuk tumbuh membesar dan sehat di lahan tersebut.

Di layout oleh Ali Widodo, S. Hut (Penyuluh Kehutanan Kabupaten Jombang)

Anda mungkin juga menyukai