SISTEM ENDOKRIN
GANGGUAN PADA SISTEM HEPATIK
DISUSUN OLEH
KELOMPOK I :
ANDRI PURWO A (010830346B)
ERIK IRHAM L (010830419B)
HALIMATUS ZAHRA (010830415B)
JAJUK RETNOWATI (010830353B)
NURUL ROSIDAH (010830429B)
SEA TANDU LANGI (010830359B)
BAB 1
PENDAHULUAN
pendidikan kesehatan yang berkelanjutan, pelaporan setiap kasus hepatitis virus kepada
Departemen Kesehatan setempat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah macam-macam penyakit, etiologi, tanda dan gejala, perjalanan penyakit,
penatalaksana Hepatitis?
2. Apakah macam-macam penyakit, etiologi, tanda dan gejala, perjalanan penyakit,
penatalaksanaan Sirosis?
3. Apakah Hepatoma dan bagaimana terjadinya?
4. Apakah Koma Hepatik dan bagaimana terjadinya?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui berbagai macam kelainan pada fungsi hati
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui
1.4 Manfaat
Melalui pembelajaran ini, kita dapat mengetahui berbagai macam penyakit yang
berhubungan dengan hati dan fungsinya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hepatitis
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi
pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler yang
khas. Sampai saat ini sudah teridentifikasi lima tipe hepatitis virus yang pasti ; hepatitis A, B,
C, D, E, F dan G serta hepatitis toksik dan hepatitis karena obat. Kemudian akibat dari
hepatitis adalah sirosis hepatis, hepatoma, dan koma hepatic.
2.1.1
-
Hepatitis A
Nama sebelumnya Hepatitis infeksiosa
Penyebabnya adalah virus hepatits A (HAV)
Cara penularannya melalui jalur fekal-oral, sanitasi yang jelek, kontak antar-manusia,
5. Pecandu narkotik
6. Golongan homoseksual
Pemberian preparat imun globulin
Pemberian ini akan meningkatkan produksi antibodi itu sendiri dan
memberikan imunitas pasif selama 6-8 minggu. Dan dapat menekan gejala
nyata penyakit tersebut
2.1.2
-
Hepatitis B
Nama sebelumnya hepatitis serum
Penyebabnya adalah virus hepatitis B (HBV)
Cara penularannya melalui parenteral atau lewat kontak dengan karier atau penderita
infeksi akut, kontak seksual dan oral, penularan perinatal dari ibu kepada bayinya,
C.
Kontak
dengan
darah
yang
terinfeksi
HGV
virus hepatitis G, termasuk famili Flaviviridae yang terdiri dari molekul RNA untai
tunggal (single stranded).
- Gejala/Tanda sering asimtomatik (tanpa gejala), tak enak badan (malaise), nyeri otot
dan kepala, gangguan pencernaan (dyspepsia), kulit/mata kekuningan (jaundice),
serum aminotransferase meningkat.
- Diagnosa metode yang digunakan untuk mendeteksi HGV sangat komplek
untuk mengetahui adanya antibodi HGV. Once antibody is present, however,
the virus itself generally has disappeared, making the test too late to be of use.
- Pengobatan tidak ada perawatan spesifik untuk penyakit hepatitis akut ini.
Penderita harus banyak istirahat, menghindari alkohol dan makan makanan
bergizi.
- Pencegahan hepatitis G ditularkan melalui darah. Pencegahannya dengan
menghindari kontak dengan darah yang terkontaminasi. Jangan gunakan jarum
suntik atau peralatan lain secara bersamaan.
2.1.8 Hepatitis Toksik
8
- Hepatitis toksik adalah zat-zat kimia tertentu memiliki efek toksik pada hati dan
diberikan per oral atau parentral dapat menimbulkan nekrosis sel hati yang akut.
- Zat yang paling sering terlibat dalan kelainan ini adalah karbon tetraklorida, fosfor,
kloroform dan senyawa emas. Banyak obat menimbulkan hepatitis meskipun lebih
bersifat sensitasi ketimbang toksik. Akibatnya adalah hepatitis yang ditimbulkan oleh
obat serupa hepatitis virus yang akut, meskipun demikian, kerusakan parenkim hati
cenderung lebih luas. Contoh obatnya adalah isoniazid, halaton, asetaminofen dan
antibiotik tertentu, antimetabolit dan obat-obat anetesi.
- Manisfestasi klinik adalah anoreksia, mual dan muntah paling sering ditemukan,
ikterus, dan hepatomegali. Jika parah, maka akan panas bertambah, lemah, muntah,
hematemesis, kelainan pembekuan darah berlangsung hebat sehingga tampak
perdarahan
meninggal.
- Penatalaksanaannya adalah memulihkan dan mempertahankan keseimbangan cairan
dan elektrolit, dan penggantian darah.
2.2 Hepatitis yang ditimbulkan oleh obat
- Penyebabnya adalah obat anastesi seperti Halothan ( Fluothan) menimbulkan
kerusakan hati yang serius dan kadang-kadang gatal, obat rematik, obat anti depresan,
obat psikotropik, ontikonvulsan, dan antituberkulosis.
- Manifestasi klinik adalah biasanya awitan hepatitis ini adalah panas, ruam, pruritus,
artralgia, anoreksia, dan mual, kemudian timbul ikterus, urin gelap, hati yang
membesar dan nyeri tekan.
- Penatalaksanaannya adalah apabila obat yang menyebabkan hepatitis ini dihentikan
pemakaiannya, gejala dapat mereda secara berangsur-angsur. Tetapi ada reaksi obat
yang hebat dan fatal meskipun obat telah dihentikan. Sebelum diberikan obat yang
membuat kontaindikasi maka pasien yang diketahui menderita penyakit hati, kasus
yang berulang misalkan, panas yang tidak diketahui penyebabnya setelah diberikan
obat Halothan untuk pertama kalinya, pasien dengan bukti riwayat sensitasi.
2.3 Sirosis Hepatitis
9
2.3.1 Ada tiga tipe sirosis atau pembentukan parut dalam hati :
- Sirosis portal laennec (alkoholik, nutrisional),dimana jaringan parut secara khas
mengelilingi daerah portal. Sirosis ini paling sering disebabkan alkoholisme kronis
dan paling sering di negara barat.
- Sirosis poscanekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai akibatlanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya.
- Sirosis bilier, dimana pembentukan jaringan parut terjadi dalam hati di sekitar saluran
empedu. Tipe ini terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan infeksi (kolangitis),
insidennya lebih rendah daripada insiden sirosis Laennec dan poscanekrotik.
10
Hipertensi portal timbul bila mekanisme kompensasi ini tidak serasi lagi akibat
meningkatnya secara patologis, baik aliran darah portal ke hati maupan tahanannya.
Akibatnya timbul kolateral porto-sistemik secara spontan, sebagai usaha untuk
menurunkan tekanan system portal maupaun vena portalnya. Namun meskipun
pintasan porto-sistemik timbul secara spontan, tekanan portal tetap bertahan tinggi,
akibat terjadinya keadaan sirkulasi yang hiperdinamik ini dipengaruhi oleh
meningkatnya kadar vasodilator endogen dalam darah dan menurunnya kepekaan
terhadap vasokonstriktor.
- Asites.
Manifestasi selanjutnya adalah kegagalan fungsi hati yang kronis dan sebagian lagi
oleh obstuksi sirkulasi portal. Semua darah dari organ-organ digestif praktis akan
berkumpul dalam vena porta dan dibawa ke hati. Karena hati yang sirotik tidak
memungkinkan pelintasan darah tersebut akan kembali ke dalam limpa dan traktus
gastrointestinal dengan konsekuensi bahwa organ-organ ini menjadi tempat kongestif
pasif yang kronis, artinya kedua orga ini akan dipenuhi oleh darah dan tidak bekerja
dengan baik, ini mengakibatkan dispepsia kronis, konstipasi atau diare. Berat badan
pasien berangsur-angsur turun. Cairan yang kaya protein akan menumpuk di rongga
peritoneal akan menyebabkan asites, ditunjukkan melalui perfusi akan adanya
shiffting dullness atau gelombang cairan. Spenomegali juga terjadi. Jaring-jaring
telangiektasis atau dilatasi arteri superfisial menyebabkan jaring berwarna kemerahan,
dapat diinspeksi pada wajah dan keseluruhan tubuh.
- Varises Gastrointestinal
Paling sedikit dibutuhkan tekanan portal sebesar 12 mmHg untuk dapat menimbulkan
varises esophagus. Progresivitas dilatasi varises selanjutnya tergantung aliran darah
portal dan factor-faktor anatomi local. Beberapa factor yang saat ini dianggap
bertanggung jawab terhadap terjadinya varises esophagus, antara lain : peningkatan
11
tahanan pembuluh darah portal, vasodilatasi splanknik dan sistemik serta perubahan
anatomi vena esophagus bagian bawah.
Meskipun pathogenesis terjadinya robekan esophagus sampai saat ini tetap belum
jelas, ada beberapa factor yang diduga dapat menjadi factor predisposisi maupun
pencetus terjadinya perdarahan varises esophagus, yaitu antara lain :
1. Membesarnya ukuran varises dan perubahan bentuk anatomi vena esophagus.
2. Meningkatnya tekanan intravarises dan tekanan portal.
3. Meningkatnya tekanan pada dinding varises yang ditandai dengan timbulnya bula
kemerahan pada pemeriksaan endoskopi, terutama pada varises yang besar.
4. Faal hati yang jelek.
Tekanan portal yang tinggi sesaat setelah terjadinya perdarahan, saat ini dianggap
sebagai factor prediktif untuk timbulnya perdarahan ulang. Erosi peptic varises
sebelumnya banyak diduga sebagai pencetus perdarahan varises. Tetapi ini ternyata
sulit dibuktikan.
12
13
hepatitis
virus,
hepatitis
toksik
karena
obat-obatan
retensi empedu.
Albumin serum : menurun karena penekanan sintesis.
Globulin (Ig A dan Ig B): peningkatan sintesis.
Darah lengkap : Hb/Ht dan SDM mungkin menurun karena perdarahan.
Masa protrombin/PTT : memanjang (penurunan sintesis protrombin).
14
ASUHAN KEPERAWATAN
2.9.1 Pengkajian
15
Aktivitas/ Istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise.
Tanda : Letargi, penurunan massa otot/tonus.
Sirkulasi
Gejala : Disrimia, bunyi jantung ekstra (S3, S4)
Tanda: Bradikardi, ikterik pada skelera, kulit, membrane mukosa.
Eliminasi
Gejala : Flatus, urine gelap, diare/konstipasi.
Tanda : Distensi abdomen (hepatomegali, splenomegali,asites), penurunan bising,
feses warna tanah liat, melena, urine gelap, pekat.
Makanan/ Cairan
Gejala : Anoreksia, penurunan berat badan atau meningkat (edema), mual, muntah,
Tanda : Penurunan berat badan, asites, kulit kering, turgor buruk, ikterik, napas
(pruritus).
Tanda : Otot tegang, gelisah, distraksi, focus pada diri sendiri.
Pernapasan
Gejala : Tidak minat/enggan merokok (perokok), dispnea.
Tanda : Takipnea, pernapasan dangkal, bunyi napas tambahan, hipoksia, ekspansi paru
terbatas.
Keamanan
Gejala : Pruritus
Tanda : Demam, urtikaria, ikterik, eritema tak beraturan-aturan, petekie,
splenomegali.
Seksualitas
Gejala : Perilaku meningkat risiko terpajan, gannguan menstruasi, impoten.
Tanda : Atrofi testis, kehilangan rambut (dada, bawah lengan, pubis).
16
3. Resiko volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan
berlebihan melalui muntah dan diare, perpindahan cairan ke area peritoneal,
ganngguan proses pembekuan.
Hasil yang diharapkan: mempertahankan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tandatanda vital stabil, turgor kulit baik, nadi perifer kuat, dan haluaran urine individu
sesuai.
Intervensi dan rasional :
- Ukur intake dan output setiap harinya.
R/ mengetahui jumlah cairan dan memberi informasi tentang penggantian efek terapi.
17
- Ukur tanda-tanda vital, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membran mukosa
R/ indikator volume sirkulasi
- Ukur lingkar abdomen dan pembentukan edema sesuai indikasi.
R/ menurunkan kemungkinan perdarahan ke dalam jaringan
- Gunakan spon dalam pembersihan mulut dan silat gigi
R/ menghindari trauma dan perdarahan gusi
- Observasi tanda perdarahan
R/ kadar protrombin menurun dan waktu koagulasi memanjang bila absorsi vitamin K
terganggu pada traktus GI dan sintesisprotrombin menurun karena mempengaruhi
hati.
- Kolaborasi dengan dokter dan petugas laboratorium untuk pengambilan dan
pemberian Hb/Ht, Na+ albumin, dan waktu dalam pembekuan
R/ menunjukkan hidrasi dan mengidentifikasi retensi natrium/kadar protein yang
dapat menimbulkan pembentukan edema.
- Kolaborasi dengan dokter dalam cairan IV dan pemberian elektrolit
R/ memberikan cairan dan penggantian elektrolit.
4. Potensial komplikasi : infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat,
malnutrisi, kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan pada patogen.
Hasil yang diharapkan : menyatakan pemahaman penyebab penyakit/faktor resiko
Intervensi dan rasional :
- Lakukan teknik isolasi untuk infeksi
R/ mencegah transmisi penyakit virus ke orang lain.
- Batasi pengunjung
R/ potensial resiko komplikasi sekunder
- Jelaskan prosedur isolasi pada pasien dan orang terdekat
R/ pemahaman alasan untuk perlindungan diri mereka sendiri dan orang lain dapat
mengurangi perasaan isolasi dan stigma.
- Berikan informasi mengenai vaksin hepatitis
R/ efektif dalam mencegah hepatitis virus pada orang terpajan.
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antivirus, interferon, dan antibiotik.
R/ pengobatan hepatitis akibat kronis, pengobatan hepatitis bakterial, dan mencegah/
membatasi infeksi sekunder.
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu dalam
jaringan.
Hasil yang diharapkan : menunjukkan perbaikan jaringan/kulit, penurunan
pruritus.
Intervensi dan rasional :
- Anjurkan mandi air dingin, batasi sabun sewaktu mandi dan lotion
R/ mencegah kulit kering berlebihan
- Anjurkan menggunakan buku-buku jari untuk menggaruk bila tidak terkontrol.
R/ menurunkan potensial cedera kulit.
18
Sirosis hepatis
1. Perubahan volume cairan lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gannguan
mekanisme regulasi dan kelebihan natrium/masukan cairan.
Hasil yang diharapkan : menunjukkan volume cairan stabil, dengan keseimbangan
pemasukan dan pengeluaran, berat badan stabil, tanda vital dalam rentang normal,
R/ meningkatkan penampilan
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hipermetabolik, gangguan
6.
pruritus.
Intervensi dan rasional :
Anjurkan mandi air dingin, batasi sabun sewaktu mandi dan lotion
R/ mencegah kulit kering berlebihan
Anjurkan menggunakan buku-buku jari untuk menggaruk bila tidak terkontrol.
R/ menurunkan potensial cedera kulit.
Hindari komentar tentang penampilan pasien
R/ meminimalkan stres psikolgis sehubungan dengan perubahan kulit
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi antihistamin dan antilipemik.
R/ menghilangkan gatal dan mencegah absorpsi dan penggunaan pada usus
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intra abdomen,
penurunan ekspansi paru, akumulasi sekret, kelemahan, dan penurunan energi.
Hasil yang diharapkan : mempertahankan pola napas efektif, bebas dispnea dan
sehingga meminimalkan
penyebab
perdarahan mukosa
- Gunakan jarum kecil untuk injeksi dan tekan lebih lama pada bagian bekas suntikan
23
25
3.
pruritus.
Intervensi dan rasional :
Anjurkan mandi air dingin, batasi sabun sewaktu mandi dan lotion
R/ mencegah kulit kering berlebihan
Anjurkan menggunakan buku-buku jari untuk menggaruk bila tidak terkontrol.
R/ menurunkan potensial cedera kulit.
Hindari komentar tentang penampilan pasien
R/ meminimalkan stres psikolgis sehubungan dengan perubahan kulit
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi antihistamin dan antilipemik.
R/ menghilangkan gatal dan mencegah absorpsi dan penggunaan pada usus
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intra abdomen,
penurunan ekspansi paru, akumulasi sekret, kelemahan, dan penurunan energi.
Hasil yang diharapkan : mempertahankan pola napas efektif, bebas dispnea dan
26
27
Edema
1. Perubahan volume cairan lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gannguan
mekanisme regulasi dan kelebihan natrium/masukan cairan.
Hasil yang diharapkan : menunjukkan volume cairan stabil, dengan keseimbangan
pemasukan dan pengeluaran, berat badan stabil, tanda vital dalam rentang normal,
28
pruritus.
Intervensi dan rasional :
Anjurkan mandi air dingin, batasi sabun sewaktu mandi dan lotion
R/ mencegah kulit kering berlebihan
Anjurkan menggunakan buku-buku jari untuk menggaruk bila tidak terkontrol.
R/ menurunkan potensial cedera kulit.
Hindari komentar tentang penampilan pasien
R/ meminimalkan stres psikolgis sehubungan dengan perubahan kulit
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi antihistamin dan antilipemik.
R/ menghilangkan gatal dan mencegah absorpsi dan penggunaan pada usus
Koma Hepatic
1. Gangguan proses berpikir berhubungan dengan perubahan fisiologis : peningkatan
kadar amonia serum, ketidakmampuan hati untuk detoksikasi enzim/obat tertentu
Hasil yang diharapkan : mempunyaiorientasi yang nyata, menunjukkan pola hidup
TRIGGER CASE
1. PENGKAJIAN
Biodata
Nama
: Tn. M
Umur
: 28 tahun
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Sepanjang sidoarjo
Pekerjaan
: jurnalis (wartawan)
MRS mulai tgl: 18 maret 2009
Pengkajian tgl : 19 maret 2009
Dx medis
: Suspect hepatitis akut
2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluhan utama :
Klien mengatakan masih lemas
Riwayat penyakit sekarang :
Klien mengatakan 2 minggu terakhir badan lemas, nafsu makan menurun,
beberapa hari terakhir makan-minum tidak teratur, badan terasa panas waktu malam
hari.
3.
Tanda: GCS 4-5-6, kesadaran : Compos mentis, sklera mata dan kulit
terlihat ikterus.
4. B4 (Bladder)
Gejala: klien mengatakan minum 8 gelas/hari, urinenya berwarna agak
gelap, berbau, frekuensi BAK 5x/hari, BAK 1 gelas/hari.
Tanda: urine berwarna gelap dan pekat, minum air putih 1800 ml/24 jam,
jumlah urine 1000 ml/24 jam.
5. B5 (Bowel)
Gejala: klien mengatakan nafsu makan menurun, ada mual dan tidak ada
muntah, makan tidak habis 1 piring dan saya sering makan di pinggir
jalan.
Tanda: palpasi hepar : hepatomegali ringan 2 cm dibawah arkus kosta
kanan, konsistensi keras, ada nyeri tekan, perkusi tympani, tidak ada
shifting dullnus, tidak ada ascites, makan setengah porsi, tidak
6.
5
5
34
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
S : klien mengatakan nafsu makan Kegagalan masukan untuk Gangguan nutrisi kurang
menurun, ada mual dan tidak ada memenuhi
PO2:85 mmHg
PCO2 :40 mmHg
HCO3:22,3
mmHg
SaO2 :98%
Hb:11,7g/L
- BUN : 20 mg/dL
S : klien mengatakan badan terasa Kelemahan tubuh
lemas
O:
- Klien terlihat lemah
- Tidak ada kelemahan otot
- Bisa melakukan aktifitas tanpa
bantuan
- Kekuatan otot :
5
5
5
5
35
Intoleransi aktifitas
Konsentrasi bilurubin
Gangguan keseimbangan
urine dan fekal
jam.
# Hasil UL :
Glukosa +1
Bilirubin +3
-
pH 6,0
Protein +3
Nitrogen +1
- Leukosit (-)
# Hasil pemeriksaan darah :
SGOT : 14,26 U/L
SGPT : 13,86
U/L
-
Bilurubin
direct
1,23
mg/dL
- Bilurubin indirect : 1,52 mg/dL
Bilurubun total : 2,75 mg/dL
S : klien mengatakan saya sering
adekuat
pengetahuan
dan
kurang
tentang
pemajanan patogen
36
U/L
-
Bilurubin
direct
1,23
mg/dL
- Bilurubin indirect : 1,52 mg/dL
Bilurubun total : 2,75 mg/dL
S : klien mengatakan badan saya Akumulasi garam
kuning semua.
O:
- sklera mata dan kulit terlihat
empedu
ikterus.
# Hasil pemeriksaan darah :
SGOT : 14,26 U/L
SGPT : 13,86
U/L
-
Bilurubin
direct
1,23
mg/dL
- Bilurubin indirect : 1,52 mg/dL
- Bilurubun total : 2,75 mg/dL
S : klien memgatakan badan saya Ganggauan
terlihat kuning semua dan saya malu fisik
ketemu dengan teman-teman kerja
dan keluarga saya.
O:
- Klien
terlihat
jarang
37
38
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pertahanan primer tidak
adekuat dan kurang pengetahuan tentang pemajanan pathogen.
Intervensi keperawatan:
- Berikan lingkungan yang tenang
R/ menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan.
- Ubah posisi setiap 2 jam
R/ meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu
untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan.
- Bantu berdiri dan ke kamar mandi
R/ tirah baring lama menurunkan kemampuan yang dapat mengganggu istirahat.
- Anjurkan klien membaca buku cerita, menonton bagian yang disukai, atau
mendengarkan siaran radio yang disukai
R/ meningkatkan relaksasi dan meningkatkan koping.
- Kolaborasi : pemberian obat antiansietas.
R/ membantu dalam manajemen tidur.
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu dalam
jaringan.
Tujuan keperawatan setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 3x24
6.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.I Simpulan
42
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada
sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas.
Sampai saat ini sudah teridentifikasi lima tipe hepatitis virus yang pasti ; hepatitis A, B, C, D,
E, F dan G serta hepatitis toksik dan hepatitis karena obat. Kemudian akibat dari hepatitis
adalah sirosis hepatis, hepatoma, hipertensi portal, asites, perdarahan GI Tract, anemia,
edema, koma hepatic, dan penurunan metabolism estrogenisme.
4.2 Saran
-
Sebaiknya sebelum tertular pasien diberi vaksin hepatitis dan ini perlu kerjasama antara
glukosa.
Higiene perorangan yang baik dengan menekankan kebiasaan mencuci tangan dengan
DAFTAR PUSTAKA
Doenges E. Marilynn, dkk, (1999). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta :
EGC.
PDSPDI, (1999). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi 3. Jakarta : FKUI.
Smeltzer C. Suzanne dan Bare G. Brenda, (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, Edisi 8, volume 2. Jakarta : EGC.
Anurogo, Dito, (2007). Referensi Praktis Hepatitis A-G. www//http: Kabar
Indonesia.com.net.id. Tanggal : 25 Maret 2009. Jam 19.00 WIB.
43