Istilah flora mikroba normal merujuk pada populasi sekelompok
mikroorganisme yang mendiami kulit dan selaput mukosa hewan dan manusia yang normal serta sehat. Masih diragukan apakah ad flora virus normal pada manusia. Kulit dan selaput mukosa selalu mengandung berbagai mikroorganisme yang dapat dikelompokkan dalam dua golongan: (1) Flora menetap yang terdiri atas mikroorganisme yang jenisnya relative tetap dan biasa biasa ditemukan di daerahdaerah tertentu pada umur tertentu; bila terganggu, mikroorganisme itu tumbuh kembali dengan segera. (2) Flora sementara yang terdiri atas mikroorganisme nonpatogen atau potensial pathogen yang mendiami kulit atau selaput mukosa selama beberapa jam, hari atau minggu; mikroorganisme ini berasal dari lingkungan sekitarnya, tidak menimbulkan penyakit , dan tidak menetap secara permanen pada permukaan kulit. Anggota flora sementara umumnya kurang berarti apabila flora penghuni normal tetap utuh. Akan tetapi, bila flora yang menetap terganggu, mikroorganisme sementara dapat berkoloni, berproliferasi dan menimbulkan penyakit. Organisme sering ditemukan pada bahan yang diperoleh dari berbagai bagian tubuh manusia-dan dianggap flora normal- dicantumkan pada table 11-1. Klasifikasi flora bakteri anaerob normal dibahas dalam Bab 22. PERAN FLORA PENETAP Mikroorganisme yang secara tetap terdapt pada permukaan tubuh merpakan komensal. Mikroorganisme dapat tumbuh subur pada daerah tertentu, bergantung pada factor-faktor fisiologik, suhu, kelembaban, serta adanya zat-zat makanan dan zat-zat penghambat tertentu. Keberadaan miroorganisme iini tidak pemting untuk kehidupan sebab hewan bebas-bakteri dapat dipelihara tanpa kehadiran flora mikroba normal. Flora yang menetap pada daerah0daerah tertentu memegang peranan dalm mempertahankan kesehatan dan fungsi normal. Anggota-anggota flora penetap dalam saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan membantu absorbs zat-zat makanan. Pada selaput mukosa dankulit, flora penetap dapat mencegah kolonisasi oleh bakteri pathogen dan kemungkinan timbulnya penyakit melaluui interfensi bakteri. Mekanisme interfensi bakteri ini tidak jelas, dapat berupa persaingan untuk mendapatkan reseptor atau tempat ikatan pada sel-sek inang, persaingan mendapatkan makanan, saling menghambat melalui hasil metabolic atau racun, saling menghambat dengan zat-zat antibiotika bakteriosin, atau mekanisme lainnya. Penekanan flora normal jelas menimbulkan sebagian kekosngan local yang cenderung diisi oleh organism dari lingkunagn atau dari bagian tubuh lain. Organisme ini berlaku sebagia oportunis dan dapat menjadi pathogen. Sebaliknya, anggota flora normal sendiri dapat menimbulkan penyakit dalam keadaan teretentu. Organisme-organisme inin menyesuaikan diri terhadap cara
kehidupan tidak invasive karenan adanya pembatasan lingkungan. Bila dengan
paksa disingkirkan dari lingkkungan yang terbatas ini dan dimasukkan ke dalam aliran darah atau jaringan, organism-organisme ini dapat menjadi pathogen. Misalnya Streptokokus golongan viridians merupakan organism penetap yang paling sering ditemukan pada saluran pernapasan bagian atas. Bila sebagian besar bakteri dimasukkan ke dalam aliran darah (misalnya setelah ekstraksi gigi atau tonsilektomi), bakteri dapat tinggal pada katup-katup jantung yang abnormal dan dapt menimbulakan endikarditis onfektif subakut. Sejumlah kecil bakteri untuk sementara berada dalam aliran darah bila terjadi trauma kecil (misalnya pembersihan karang gigig atau gosok gigig yang kuat). Bacteroides adalah bakteri penetap usus besar yang paling sering ditemukan namun tidak berbahaya bila berada di tempat ini. Bila masuk ke rongga peritoneum atau ke dalam jaringan pelvis bersamam dengan bakteri lainnya sebagai akibat trauma, bakteri ini menyebabkan supurasi dan bakterimia. Spiroketa, fusobakteria (basil fusiform), dan Bacteroides melaninogenicus adalah penghuni mulut yang normal. Bila terjadi kerusakan jaringan akibat trauma, defisiensi gizi, atau infeksi, bakteri ini berproliferasi dengan cepat dalam jaringan nekrotik dan menimbulkan penyakit fusospiroketa. Ada banyak contoh lainnya, tetapi yang penting adalah bahwa mikroorganisme flora penetap normal tidak berbahaya dan mungkin bermanfaat bila berada di tempay menetapnya dan bila tidak ada kelainan-kelainan. Bakteri inin dapat menimbulan penyakit bila dalam jumlah besar masuk ke tempat asing dan bila terdapat factor-faktor predisposisi. FLORA NORMAL PADA URETRA Uretra anterior pria dan wanita mengandung sedikit mikroorganisme yang berjenis sama seperti yang terdapat pada kulit dan perineum. Mikroorganisme tersebut biasanya terdapat dalam air kemih normal yang dikeluarkan dalam jumlah 102 - 104 /ml. FLORA NORMAL PADA VAGINA Segera setelah lahir, laktobasil aerob terdapat dalam vagina dan menetap selama pH tetap asam (beberapa minggu). Ketika pH menjadi netral (tetap demikian sampai pubertas), terdapat flora campuran kokus dan basil. Pada waktu pubertas, laktobasil aerob dan anaerob ditemukan kembali dalm jumlah besar danmempertahankan keasaman pH melalui pembentukan asam dan karbohidrat, khususnya glikogen. Tampaknya hal ini merupkan mekanisme penting untuk mencegah menetapnya mikroorganisme lain, yang mungkin merugikan, dalm vagina. Bila laktobasil ditekan dengan pemberian bat-obat antimikroba, jumlah ragi atau bakteri lannya akan bertambah dan menyebabkan iritasi dan peradangan. Setelah menopause, laktobasil kembali berkurang jumlahnyadan flora campuran muncul kembali. Dalam flora vagina normal juga ditemukan streptokokus hemolitik golongan B, streptokokus anaerob (peptostreptokokus), spesies Bacteroides, klostridia, Gardnerella (Haemophillus) vaginalis, Ureaplasma urealyticum, dan
kadang-kadang Listeria atau spesies Mobilunculus. Lendir serviks mempunyai
aktivitas antimikroba dan mengandung lisozim. Pada beberapa wanita, introitus vagina mengandung banyak flora yang menyerupai flora daerah perineum dan perianal. Hal ini mungkin merupakan factor predisposisi terjadinya infeksi salurankemih yang berulang. Mikroorganisme vagina yang terdapat pada saat melahirkan dapat menimbulkan infeksi pada bayi yang baru lahir (misalnya, sterptokokus golongan B)