(STATUS ASMATIKUS)
Deddy Herman
Bagian Pulmonologi & Kedokteran Respirasi
FK UNAND
Asma
Penyakit yg heterogen inflamasi saluran
napas kronik
Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (Updated 2018).
Eksaserbasi Asma
Eksaserbasi episode akut/subakut peningkatan progresif dari sesak napas,
batuk, mengi, atau dada terasa berat dan penurunan progresif dari fungsi paru.
Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (Updated 2018).
Asma Akut Berat/Status Asmatikus
Suatu keadaan eksaserbasi yang mengancam
jiwa, tidak respon dengan pemberian
bronkodilator
peningkatan progresif resistensi aliran udara.
Lendir sukar dikeluarkan dan edema mukosa
Kondisinya dapat bervariasi dari bentuk ringan
sampai parah dengan dengan bronkospame,
radang saluran napas, hipoksemia, retensi CO2,
sampai gagal napas, gangguan kardiovaskular
sampai henti jantung
Keluhan
Rasa berat di dada
Sesak napas progresif cepat
Batuk kering, dan mengi dan mungkin
pasien memakai beta-2agonis dengan
jumlah banyak (baik dihirup atau
nebulisasi)
6
Etiologi
• Virus
• Alergen atau iritan yang kuat
• Berolahraga di lingkungan yang dingin
• Pengobatan tdk adekuat atau tanpa
obat anti inflamasi
• Tidak patuh menggunakan obat anti
inflamasi
Faktor Risiko Eksaserbasi yang Dapat
Mengancam Nyawa
01 02 03 04
Tidak menggunakan ICS
Serangan asma yang Intubasi karena Penggunaan SABA >1 atau tidak patuh
mengancam jiwa serangan asma cannister perbulan menggunakaan ICS
05 06 07 08
Penggunaan steroid Kunjungan ke IGD atau Tidak teratur berobat
sistemik (saat ini atau baru perawatan rumah sakit (RS) Penyakit psikiatrik atau
sesuai rencana terapi
berhenti) Karena asma dalam 12 masalah psikososial
bulan
09
Alergi makanan
Gagal jantung
Gagal napas
16
Diagnosis banding
Emfisema
Benda Asing di Jalan nafas
Penyakit Refluks Gastroesofageal
Gagal jantung
Hipertensi pulmoner Idiopatik
Cedera inhalasi
Disfungsi pita suara
Pemeriksaan penunjang
Tergantung riwayat dan kondisi pasien:
Darah lengkap
Analisis gas darah arteri (ABG)
Kadar elektrolit serum
Tingkat glukosa serum
APE
Rontgen toraks
Ekg (pada pasien yang lebih tua)
Kadar teofilin darah (jika ada)
Level IgE pada pasien tertentu
18
Staging
• Empat tahapan status asmatikus didasarkan
AGD. Pasien pada stadium 1 atau 2 dapat dirawat
di rumah sakit, tergantung pada beratnya
dispnea, penggunaan otot bantu napas
tambahan, dan nilai PEF atau FEV1 setelah
perawatan (> 50% tetapi <70% dari nilai prediksi)
• Pasien dengan karakteristik AGD stadium 3 dan 4
memerlukan perawatan ICU dan nilai PEF atau
FEV1 kurang dari 50% dari nilai prediksi setelah
perawatan.
Stadium 1
• Pasien tidak hipoksemik, pasien hiperventilasi
dan memiliki PO2 normal. Pasien bisa pulang &
dapat diberikan ipratropium melalui nebulizer
kombinasi dgn B2agonis
Stadium 2
• Mirip stadium 1, pasien hiperventilasi dan
hipoksemik. Pasien masih bisa pulang,
tergantung respons terhadap bronkodilator,
tetapi membutuhkan kortikosteroid sistemik
Stadium 3
• Pasien umumnya sakit dan memiliki PCO2
normal karena kelelahan otot pernapasan.
PCO2 pasien dianggap nilai normal-palsu dan
tanda kelelahan otot2 pernapasan& perlu
perawatan
• Umumnya merupakan indikasi untuk intubasi
elektif dan ventilasi mekanis, dan pasien perlu
masuk ICU. Indikasi utk pemberian
kortikosteroid parenteral, penggunaan agresif
bronkodilator beta-adrenergik inhalasi juga
dapat diberikan theophilin.
Stadium 4
• Tahap yang sangat serius di mana PO2 rendah
dan PCO2 tinggi, menandakan gagal napas.
FEV1<20% nilai prediksi atau dan memerlukan
intubasi dan ventilasi mekanis.
Place your screenshot here
23
Pengobatan
Hidrasi dengan salin intravena dan status
elektrolit pasien penting
Antibiotik : Pemberian antibiotik secara rutin
tidak dianjurkan hanya diberikan bila ada
bukti infeksi (misalnya, pneumonia, sinusitis)
Terapi oksigen
WSD
NO
Leukotrien
Pengobatan
B2-agonis
Non selektif B2-agonis : adrenalin, tarbutalin
Antikolinergik : ipratropium bromide
Glukokortikoid : mengurangi mukus,
meningkatkan oksigenasi, mengurangi
pemakaian B2 dan teophilin
Steroid nebulisasi
Methilxantine: teophilin dan aminophilin
MGSO4
NIV
Obat lain
• Sedative : lorazepam pengawasan khusus
• Anestesi : ketamin, halotan, isofluran
ICU
Indikasi masuk ICU :
Penurunan kesadaran
Penggunaan terapi agonis beta inhalasi secara
terus menerus
Kelelahan
hipoksemia
Meningkatnya PCO2 meskipun telah diobati
Adanya faktor risiko tinggi untuk serangan
berat
Gagal terapi walaupun sudah dgn terapi
adekuat
27
Prognosis
Secara umum baik
kecuali terdapat penyulit seperti gagal jantung
kongestif atau ppok
Keterlambatan i pengobatan merupakan faktor
prognostik buruk
Penundaan dapat disebabkan buruknya akses ke
layanan kesehatan, keterlambatan penggunaan
kortikosteroid, Pasien asma akut harus
menggunakan kortikosteroid sejak awal dan
agresif.
Tatalaksana Eksaserbasi Asma pada Layanan Primer
Tatalaksana Eksaserbasi Asma pada Layanan Primer
LAYANAN PRIMER Pasien dengan eksaserbasi asma akut/subakut
LIFE-THREATENING
Penurunan kesadaran
(tampak mengantuk, bingung)
atau ditemukannya silent
chest
URGENT
PINDAHKAN KE FASILITAS
PENANGAN AKUT (UGD/IGD)
Sembari persiapan merujuk berikan
inhalasi SABA dan ipratropium
bromide, O2, corticosteroid
sistemik
PINDAHKAN KE
TERAPI AWAL
FASILITAS PENANGAN
SABA 4–10 semprot dengan MDI +
spacer, AKUT (UGD/IGD)
ulangi tiap 20 menit selama 1 jam MEMBURUK Sembari persiapan merujuk
Prednisolone: dewasa 1 mg/kg, maks. berikan inhalasi SABA dan
50 mg, anak 1–2 mg/kg, maks. 40 mg ipratropium bromide, O2,
Oksigen (jika tersedia): target saturasi corticosteroid sistemik
93–95% (anak : 94-98%)
MEMBAIK
MEMBAIK
FOLLOW UP
Reliever: dikurangi hingga sesuai kebutuhan
Controller: lanjutkan dosis tinggi untuk jangka pendek (1–2 minggu) atau jangka panjang (3 bulan),
tergantung riwayat eksasebasi
Faktor Resiko: periksa dan modifikasi faktor resiko yang dapat menyebabkan munculnya eksaserbasi, periksa
kepatuhan dan tekhnik penggunaan inhaler
Action plan: Apakah pasien paham? digunakan dengan tepat? Apakah memerlukan modifikasi?
NO
YES
TATALAKSANA SESUAI STATUS KLINIS, Konsul ke ICU, terapi dengan SABA dan O2,
Berdasarkan gejala yang paling parah siapkan pasien untuk intubasi
Terapi yang dapat diberikan pada pasien eksaserbasi untuk mencapai perbaikan secara
cepat:
Kortikosteroid sistemik
Oksigen Kortikosteroid sistemik
Oksigen SABA 1. Diberikan jika terapi dengan SABA tidak
Untuk mencapai saturasi SABA 1. Diberikan
menunjukan jika terapi dengan SABA tidak
perbaikan
Untuk mencapai
oksigen saturasi
93-95% pada Inhalasi SABA diberikan menunjukan perbaikan
Inhalasi SABAkali
diberikan 2. Eksaserbasi terjadi saat pasien sedang
oksigen
pasien 93-95%
dewasa pada
(94-98% hingga beberapa pada 2. Eksaserbasi terjadi saat pasien sedang
hingga menggunakan OCS
pasien dewasaanak)
untuk pasien (94-98% pasienbeberapa kali pada
asma akut menggunakan OCS
untuk pasien anak) pasien asma akut 3. Telah diterapi dengan OCS pada riwayat
3. Telah diterapi
eksaserbasi dengan OCS pada riwayat
sebelumnya
eksaserbasi sebelumnya
Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (Updated 2017).
Follow up setelah eksaserbasi